34 A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Bank Umum Syariah
Bank umum syariah (BUS) adalah bank yang secara penuh bertransaksi secara syariah dan bukan merupakan unit usaha. Bank umum pertama yang menggunakan sistem syariah di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi pada 1992. Baru pada 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di Indonesia. Selanjutnya menyusul kemunculan PT. Bank Mega Syariah pada 2001.
Memasuki tahun 2009 ini bank-bank baru memasuki pasar perbankan syariah yaitu PT. Bank Bukopin Syariah, PT. Bank Panin Dubai Syariah dan PT. BRI Syariah. Di tahun 2010 jumlah Bank Umum Syariah semakin pesat dengan bertambahnya 5 bank, yakni BNI Syariah, BCA Syariah, BJB Syariah, Bank Victoria Syariah, dan Maybank Syariah Indonesia. Walaupun tidak seluruh Bank Umum Syariah ini merupakan bank baru, melainkan juga ada yang berasal dari spin-off dan konversi. Hingga tahun 2018 jumlah dari Bank Umum Syariah bertambah, dengan masuknya Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah serta Bank Aceh Syariah dan yang terakhir BPD Nusa Tenggara Barat Syariah.
2. Bank Muamalat Indonesia
a. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us
Tsani 1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan produk-produk keuangan syariah antara lain melalui pendirian Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan Multifinance Syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia.
Selain itu produk Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia serta layanan
e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk
syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah. Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Sumber : www.muamalatbank.co.id
c. Produk dan Layanan
Sebagai perusahaan yang berkecimpung dalam industri perbankan, Bank Muamalat Indonesia yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip Syariah, menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menjalankan kegiatan usaha pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Disamping melakukan transaksi antar bank berdasar Prinsip Syariah, Bank juga melakukan transaksi pembayaran dan perdagangan nasional dan internasional, yang mencakup jasa kiriman uang, inkaso/ collection, transaksi valuta asing, dan pembiayaan eksporimpor dalam bentuk letter of credit (L/C) yang memberikan pendapatan imbal jasa/komisi kepada Bank. Adapun Tabel Produk Layanan di Bank Muamalat Indonesia :
Tabel 4.1. Produk Layanan di Bank Muamalat Indonesia
Produk Layanan
Pendanaan Pembiayaan
Konsumen Modal kerja Investasi Giro Muamalat KPR iB Muamalat iB Modal Kerja iB Investasi SME Remittance Tabungan iB Muamalat iB Muamalat
Umroh iB Rekening Koran Muamalat iB Properti Bisnis Muamalat Incoming Muamalat Tabungan iB Muamalat Dollar iB Muamalat Koperasi Karyawan iB Muamalat Usaha Mikro Remittance iB
Tabungan Muamalat iB Haji dan Umrah iB Muamalat Multiguna Trade Finance Tabungan iB Muamalat Rencana iB Muamalat Pensiun Klaim Bank Garansi TabunganKu iB Pembiayaan Autoloan Standby L/C Tabungan iB Muamalat Prima Transfer aTM Muamalat
Deposito Mudharabah Muamalat Mobile
Internet Banking Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK) Muamalat Muamalat Cash Management System SalaMuamalat
Bank Garansi Deposito Plus AR Financing Buyer Financing Sumber : (Sari, 2018)
d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan Bank Muamalat Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.2. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia Periode Desember 2016-2017
Gambar 4.3. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Muamalat Indonesia Periode Desember 2017-2018
Sumber : www.muamalatbank.co.id
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 0,22%; 0,11%; dan 0,08%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 3,00%; 0,87% dan 1,16%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai ROA terus mengalami penurunan dari tahun 2016 hingga Desember tahun 2018. Sedangkan nilai ROE mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2017 dan mulai meningkat pada Desember tahun 2018.
3. Bank Syariah Mandiri
a. Sejarah singkat Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut “Mandiri Syariah” atau “Bank) didirikan pertama kali dengan nama PT Bank Industri Nasional disingkat PT BINA atau disebut juga PT National Industrial Banking Corporation Ltd., berkantor pusat di Jakarta, berdasarkan Akta No. 115 tanggal 15 Juni 1955 dibuat di hadapan Meester Raden Soedja, S.H.,
Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman Republik Indonesia) berdasarkan Surat Keputusan No. J.A.5/69/23 tanggal 16 Juli 1955, dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1810 tanggal 6 Oktober 1955 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 8 Mei 1956, Tambahan No. 390.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 7 tanggal 7 Juli 1999 dibuat di hadapan Machrani Moertolo Soenarto, S.H., Notaris di Jakarta, yang diubah berturut-turut dengan Akta Berita Acara Rapat No. 6 tanggal 22 Juli 1999 dan Akta Berita Acara No. 9 tanggal 23 Juli 1999, keduanya dibuat di hadapan Hasanal Yani Ali Amin, S.H., Notaris di Jakarta, serta Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 23 tanggal 8 September 1999 dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 16495.HT.01.04. TH.99 tanggal 16 September 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 31 Oktober 2000, Tambahan No. 6588, nama Bank diubah dari PT Bank Syariah Sakinah Mandiri menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Gambar 4.4. Keterangan perubahan nama Bank Mandiri Syariah Sumber : www.syariahmandiri.co.id
b. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Sumber : www.syariahmandiri.co.id
c. Produk dan Layanan
Adapun Tabel Produk Layanan di Bank Syariah Mandiri : Tabel 4.2. Produk Layanan di Bank Syariah Mandiri
Pendanaan Pembiayaan Layanan
Tabungan BSM BSM Pembiayaan Mudharabah BSM Card BSM Tabungan Berencana BSM Pembiayaan Musyarakah BSM ATM
BSM Tabungan Simpatik BSM Pembiayaan Murabahah BSM CALL 14040 BSM Tabungan Mabrur BSM Pembiayaan Istishna’ Safe Deposit Box BSM Tabungan Mabrur
Junior Pembiayaan dengan skema IMBT
BSM Mobile Banking
BSM Tabungan Dollar PKPA BSM Mobile Banking
Multi Platform BSM Tabungan
Perusahaan BSM Implan BSM Net Banking
Sukuk Negara Retail BSM Pmbiayan Pemilikan Rumah Sejahtera Syariah Tapak
MBP (Multi Bank Payment) Reksa Dana BSM Pembiayaan Griya PUMP-KB BPI (BSM Pembayaran
Institusi) Tabungan Saham Syariah BSM Optima Pembiayaan
Pemilikikan Rumah BPR Host to Host BSM Tabungan Pensiun BSM Pensiun BSM E-Money
BSM Tabunganku BSM Alat Kedokteran Transfer D.U.I.T
BSM Deposito BSM Oto Transfer Valas
BSM Deposito Valas BSM Eduka Western Union
BSM Giro Pembiayaan Dana Berputar Fer Nusantara BSM Giro Valas Pembiayaan Umrah Multibiller BSM Giro Singapore
Dollar
Pembiayaan dengan Agunan Investasi Terikat Syariah Mandiri
Pengembangan Fitur-fitur E-Channel BSM Giro Euro BSM Pembiayaan Warung Mikro Layanan Zakat BSM Simpanan Pelajar Gadai Emas BSM
Tabungan Saham Syariah Cicil Emas BSM Sumber : (Sari, 2018)
d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan Bank Syariah Mandiri yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.6. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Syariah Mandiri Periode Desember 2016-2017
Sumber : www.syariahmandiri.co.id
Gambar 4.7. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Syariah Mandiri Periode Desember 2017-2018
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 0,59%; 0,59%; dan 0,08%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 5,81%; 5,71% dan 8,21%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai ROA terus stabil dari tahun 2016 sampai Desember tahun 2017 dan mengalami peningkatan pada desember tahun 2018. Sedangkan nilai ROE mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2017 dan mulai meningkat pada Desember tahun 2018.
4. BNI Syariah
a. Sejarah singkat BNI Syariah
Pada tahun 2000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) dengan lima kantor cabang yakni di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin dan menghasilkan laba pertama sebesar Rp875 juta dengan dukungan 7 (tujuh) kantor cabang, dan pada tahun 2002- 2004 UUS BNI secara berturut-turut mendapatkan penghargaan The Most Profitable Bank di antara dua Bank Umum Syariah (BUS) dan delapan UUS. BNI Syariah resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 19 Juni 2010 dengan 27 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
Pada akhir Desember 2010 berhasil membukukan aset Rp6,4 triliun, naik 21% dari Juni 2010. Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 3 Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point. Selain itu, nasabah BNI Syariah juga dapat memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI Konvensional (Sharia
Channelling Office/SCO) yang tersebar di 1.584 outlet di seluruh wilayah
b. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.8. Struktur Organisasi BNI Syariah Sumber : www.bnisyariah.co.id
c. Produk dan Layanan
Adapun Tabel Produk Layanan di BNI Syariah:
Tabel 4.3. Produk Layanan di BNI Syariah
Pendanaan Pembiayaan Layanan
Tabungan BNI IB Hasanah Pembiayaan BNI Griya iB Hasanah Hasanah Debit Silver Tabungan BNI IB Hasanah
Mahasiswa
Pembiayaan BNI Griya
Musyarakah Mutanaqisah (Griya-MMQ)
iB Hasanah
Hasanah Debit Gold
Tabungan BNI IB Hasanah (Pegawai atau anggota)
Pembiayaan BNI Oto iB Hasanah Zamrud Card Tabungan BNI IB Hasanah
classic
Pembiayaan Rahn Emas iB Hasanah
Kartu Haji dan Umroh Indonesia
Tabungan BNI IB Bisnis Hasanah
Pembiayaan BNI Emas iB Hasanah Kartu Migran Hasanah Tabungan BNI IB Prima
Hasanah
Pembiayaan BNI Emas iB Hasanah Tunas Card BNI Tabunganku IB
Hasanah
Tabungan BNI IB Tapenas Hasanah
Pembiayaan BNI Cash Collateral Financing iB Hasanah
Hasanah Debit GPN Tabungan BNI IB Tapenas
kolektif Hasanah
BNI Mikro 2 iB Hasanah Multiprolink Tabungan BNI IB
Baitullah Hasanah
BNI Rahn Mikro Investalink Tabungan BNI IB Tunas
Hasanah
BNI Mikro 3 iB Hasanah Bancassurance In Branch Tabungan simple BNI IB
Hasanah
BNI Griya Swakarya iB Hasanah Transaksi Forex Value Today maupun Spot Tabungan BNI IB Dollar
Hasanah
Pembiayaan BNI Wirausaha iB Hasanah
Transaksi Banknotes BNI Giro IB Hasanah Pembiayaan BNI Tunas Usaha iB
Hasanah
Deposito BNI IB Hasanah Pembiayaan BNI Linkage Program iB Hasanah
BNI Giro Investasi Terikat iB Hasanah
Pembiayaan Koperasi Karyawan / Koperasi Pegawai iB Hasanah BNI Deposito Investasi
Terikat iB Hasanah
Pembiayaan Usaha KeciL iB Hasanah
Pembiayaan Usaha Besar iB Hasanah
Pembiayaan BNI Sindikasi iB Hasanah
Pembiayaan Multifinance BNI iB Hasanah
Pembiayaan BNI Griya Konstruksi iB Hasanah
Anjak Piutang iB Hasanah Penjaminan iB Hasanah
Pembiayaan Kepada Penyelenggara Haji Khusus iB Hasanah
Sumber : www.bnisyariah.co.id (data diolah) d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan BNI Syariah yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.9. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BNI Syariah Periode Desember 2016-2017
Sumber : www.bnisyariah.co.id
Gambar 4.10. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BNI Syariah Periode Desember 2017-2018
Sumber : www.bnisyariah.co.id
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 1,44%; 1,31%; dan 1,42%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 11,94%; 11,42% dan 10,53%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa
nilai ROA mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai Desember tahun 2017 dan kembali mengalami peningkatan pada desember tahun 2018. Sedangkan nilai ROE mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai tahun 2018.
5. BRI Syariah
a. Sejarah Singkat BRI Syariah
Pada 19 Desember 2008, Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah. Proses
spin off tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009 dengan
penandatanganan yang dilakukan oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRISyariah. Aktivitas
PT Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRISyariah.
Untuk semakin memperkuat citranya di mata seluruh pemangku kepentingan, sejak tahun 2016 BRIsyariah kembali mencatatkan sejarah penting dalam perjalanan bisnisnya. Proses rebranding logo dilakukan, untuk menumbuhkan brand equity BRISyariah semakin kuat seiring diraihnya predikat sebagai bank syariah keempat terbesar berdasarkan jumlah aset. Pada tahun 2017, BRIsyariah menjadi bank syariah pertama yang menyalurkan KUR syariah sebesar Rp58,1 milar dengan jumalah nasabah sebanyak 2.578 nasabah. Bank juga ditunjuk oleh Kementerian Keuangan RI sebagai bank penerima pajak Negara secara elektronik melalui Modul Penerimaan Negara (MPN) Generasi kedua bagi nasabah korporasi maupun perorangan. Pada tahun 2018, BRIsyariah mengambil
langkah lebih pasti lagi dengan melaksanakan Initial Public Offering pada tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia.
b. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.11. Struktur Organisasi BRI Syariah Sumber : www.brisyariah.co.id
c. Produk dan Layanan
Adapun Tabel Produk Layanan di BRI Syariah:
Tabel 4.4. Produk Layanan di BRI Syariah
Produk Layanan
Pendanaan Pembiayaan
Konsumen Modal kerja Tabungan Faedah
BRISyariah iB
KPR BRISyariah iB (Kepemilikan Rumah)
Multifinance Employee benefit Program (EmBP)
Tabungan Haji BRISyariah iB
KPR Sejahtera BRISyariah iB
Koperasi karyawan Kegiatan Valuta Asing Tabungan Impian BRISyariah iB KKB (Kepemilikan Kendaraan Bermotor) BMT (Baitul Mal waTamwil) Payment Point PPOB BRISyariah TabunganKu BRISyariah iB
Gadai Mikro 25 iB Layanan Laku
Pandai BRISSMART Tabungan Mikro BRISyariah iB Pembiayaan Umroh BRISyariah iB
Mikro 75 iB Debit BRIS TabunganKu iB Pembiayaan
Kepemilikan Emas (PKE) BRISyariah iB
Mikro 200 iB BRIS Cash Management System (CMS BRIS) Tabungan Simpanan Pelajar iB (SimPel)
KMF BRISyariah iB KUR Mobile Banking BRIS Giro Faedah Wadiah BRISyariah iB KMF Pra Purna BRISyariah iB Pembiayaan Linkage - Channeling BRIS iB Internet Banking BRIS Giro Faedah Mudharabah BRIsyariah iB KMF Purna BRISyariah iB Pembiayaan SME 200-500 BRIS IB Virtual Account Online Deposito BRISyariah iB
IMBT Konsumer BRIS iB Pembiayaan SME > 500BRIS iB Layanan Pembayaran SPP Simpanan Faedah BRIsyariah iB Pembiayaan Modal Kerja Revolving (PMKR) BRIS iB Multi Billing Payment Bank Garansi Agen Penjual Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan. Sumber : (Sari, 2018)
d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan BRI Syariah yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.12. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BRI Syariah Periode Desember 2016-2017
Sumber : www.brisyariah.co.id
Gambar 4.13. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BRI Syariah Periode Desember 2017-2018
Sumber : www.brisyariah.co.id
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 0,95%; 0,51%; dan 0,43%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar
7,40%; 4,10% dan 2,49%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai ROA mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018. Sebanding dengan nilai ROE yang juga mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018.
6. Bank Syariah Bukopin
a. Sejarah Singkat Bank Syariah Bukopin
PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan) merupakan bank umum yang beroperasi dengan prinsip syariah. Perseroan sebelumnya bernama PT Bank Persyarikatan Indonesia yang menjalankan usaha konvensional. Legalitas Perseroan didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP.GBI/ DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin. SK Gubernur BI tersebut diterbitkan setelah Perseroan diakusisi oleh PT Bank Bukopin Tbk secara bertahap sejak 2005 hingga 2008. Perseroan secara resmi mulai efektif beroperasi pada tanggal 9 Desember 2008.
Pada tahun 2009, penggabungan Unit Usaha Syariah PT Bank Bukopin Tbk. ke dalam PT Bank Syariah Bukopin disetujui oleh Bank Indonesia melalui surat No. 11/842/DPbS tanggal 30 Juni 2009. Pengalihan hak dan kewajibannya dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2009 dan telah dituangkan ke dalam akta pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Bukopin Tbk. sebagaimana akta nomor 18 tanggal 18 Juni 2009 oleh Notaris Rakhmat Syamsul Rizal, SH. MH.
Sampai dengan akhir Desember 2018, Perseroan memiliki jaringan kantor yaitu 1 Kantor Pusat dan Operasional, 11 Kantor Cabang, 6 Kantor Cabang Pembantu, 4 Kantor Kas, 6 unit mobil kas keliling, dan 97 Kantor Layanan Syariah, serta 33 mesin ATM BSB dengan jaringan Prima BCA dan ATM Bersama.
b. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.14. Struktur Organisasi Bank Syariah Bukopin Sumber : www.syariahbukopin.co.id
c. Produk dan Layanan
Adapun Tabel Produk Layanan Bank Syariah Bukopin:
Tabel 4.5. Produk Layanan di Bank Syariah Bukopin
Pendanaan Pembiayaan Layanan
Tabungan iB SiAga
Pembiayaan iB Jual-Beli (Murabahah) Safe Deposit Box iB (SDB iB) Tabungan iB
Haji
Pembiayaan iB Bagi Hasil (Musyarakah) Transfer Tabungan iB
Rencana
Pembiayaan iB Bagi Hasil (Mudharabah)
Kliring Tabungan iB
SiAga Bisnis
Mudharabah iB Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
Real Time Gross System (RTGS)
TabunganKu iB Pembiayaan iB Pinjaman (Qardh) Kontra Bank Garansi Tabungan
SimPel iB
Pembiayaan iB Istishna’ Kartu ATM Bank Syariah Bukopin
Tabungan iB SiAga Pensiun
Pembiayaan iB Istishna’ Pararel Hallo BSB 1500 666 Deposito iB Pembiayaan iB Kepemilikan Mobil (iB Cash Management
KPM)
Giro iB Pembiayaan iB Kepemilikan Rumah (iB KPR)
Wakaf Uang Giro iB Matic Pembiayaan iB Kepada Koperasi
Karyawan/Pegawai untuk Anggota (iB K3A)
Short Message Services Banking (SMS Banking) Pembiayaan iB Jaminan Tunai BSB M-BSB
Pembiayaan iB Pola Channeling Bank Persepsi Pembiayaan iB SiaGa Emas (Gadai) Transfer Valas Pembiayaan iB Kepemilikan Emas
(Murabahah Emas)
Wstern Union Pembiayaan iB SiAga Pendidikan fer Nusantara Pembiayaan iB SiAga Pensiun Multibiller Sumber : (Sari, 2018)
d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan Bank Syariah Bukopin yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.15. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Syariah Bukopin Periode Desember 2016-2017
Gambar 4.16. Laporan Rasio Keuangan Triwulan Bank Syariah Bukopin Periode Desember 2017-2018
Sumber : www.brisyariah.co.id
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 0,76%; 0,02%; dan 0,02%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 5,15%; 0,20% dan 0,26%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai ROA mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018. Sebanding dengan nilai ROE yang juga mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018.
7. BCA Syariah
a. Sejarah Singkat BCA Syariah
Berdasarkan akta akusisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, PT. Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengkuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT. Bank UIB No 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H . Tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan usaha dan
perubahan nama dari PT. Bank UIB menjadi PT. Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusanya No. AHU-01929. AH 01.02 tanggal 14 januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 april 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.
b. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi dapat dilihat dibawah ini :
Gambar 4.17. Struktur Organisasi BCA Syariah Sumber : www.bcasyariah.co.id
c. Produk dan Layanan
Adapun Produk Layanan di BCA Syariah :
Gambar 4.18. Produk Layanan di BCA Syariah Sumber : www.bcasyariah.co.id
d. Laporan Rasio Keuangan
Penelitian ini menggunakan data atau informasi yang tersaji di dalam laporan keuangan triwulan periode 2016 sampai dengan laporan keuangan triwulan periode 2018. Data yang dilampirkan adalah laporan rasio keuangan dan laporan statistik tingkat suku bunga, karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ROA dan ROE yang terdapat dalam laporan rasio keuangan dan tingkat suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa laporan rasio keuangan BCA Syariah yang digunakan dalam penelitian ini:
Gambar 4.19. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BCA Syariah Periode Desember 2016-2017
Sumber : www.bcasyariah.co.id
Gambar 4.20. Laporan Rasio Keuangan Triwulan BCA Syariah Periode Desember 2017-2018
Dari gambar-gambar yang tersaji di atas didapatkan informasi Nilai ROA berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 0,76%; 0,02%; dan 0,02%. Sedangkan Nilai ROE berturut-turut pada desember 2016, desember 2017 dan desember 2018 sebesar 5,15%; 0,20% dan 0,26%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nilai ROA mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018. Sebanding dengan nilai ROE yang juga mengalami penurunan dari tahun 2016 sampai desember tahun 2018.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pemilihan variabel penelitian dalam penelitian ini, ditentukan bahwa untuk variabel dependen pada penelitian ini berupa data Return On Asset (ROA) dan data Return On Equity (ROE). Data ROA yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang telah disajikan di laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sedangkan, Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data nilai tingkat suku bunga (BI 7-Day (Reverse) Repo Rate) yang disajikan oleh Bank Indonesia.
Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria berupa Bank Umum Syariah yang secara rutin mempublikasikan laporan keuangan triwulan I 2016 hingga triwulan IV 2018 serta memiliki kelengkapan data ROA dan ROE.
Berdasarkan prosedur yang telah dilakukan, ditentukan Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri , BNI Syariah, BRISyariah, Bank Syariah Bukopin dan BCA Syariah sebagai sampel penelitian ini (dapat dilihat pada lampiran 1), dengan ROA dan ROE sebagai variabel dependen dan tingkat suku bunga (BI 7-Day (Reverse) Repo Rate) sebagai variabel independen, sehingga didapatkan data penelitian (lampiran 2).
1. Uji Asumsi Klasik
Pada model regresi sederhana yang bertujuan untuk menguji hipotesis nilai parameter, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini digunakan untuk mengetahui nilai-nilai koefisien agar tidak bias. Berikut macam-macam uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingakan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Rahmawati, 2017). Berikut merupakan hasil uji normalitas :
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
ROA
N 72
Kolmogorov-Smirnov Z 0,783 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,571
ROE
N 72
Kolmogorov-Smirnov Z 0,758
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,613
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil uji, dari tabel One-Kolmogorov-Smirnov Test ( Lampiran 3 ) , diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,783
untuk ROA dan 0,758 untuk ROE dengan signifikansi 0,571 dan 0,613 lebih besar dari α 0,05, menunjukkan bahwa data variabel penelitian yang akan diuji berdistribusi normal. Jika dilihat dari diagram scatter, data variabel ini juga berdistribusi normal yang dapat dilihat dari penyebaran titik-titik data berada di sekitar garis lurus diagonal mendekati 45°, seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 4.21. Diagram Scatter untuk ROA ( kiri ) dan ROE ( kanan) Sumber : data diolah menggunakan Aplikasi SPSS Statistics 21
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana terdapat faktor yang memiliki varians variabel dalam model regresi tidak sama (konstan) antara pengamatan satu dengan pengamatan yang lain (Rahmawati, 2017). Berikut merupakan hasil uji Heteroskedastisitas :
Tabel 4.7. Hasil Uji Glejser
Model Sig
ROA Constant 0,158
Tingkat Suku Bunga 0,935
ROE Constant 0,337
Tingkat Suku Bunga 0,734 Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil uji glejser (Lampiran 4) di atas menunjukkan bahwa signifikansi terhadap variabel bernilai 0,935 untuk variabel ROA dan 0,734 untuk variabel ROE dimana nilai tersebut lebih dari α 0,05, sehingga variabel independen penelitian ini terbebas dari heterokedastisitas.
c. Uji Auto Korelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat kebebasan data. Kebebasan disini berarti data untuk suatu observasi tertentu tidak dipengaruhi oleh data observasi sebelumnya. Salah satu metode untuk menguji autokorelasi ini adalah metode durbin watson.
Pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut :
1) Tidak terjadi autokorelasi jika du < dw < 4-du;
2) Terjadi autokorelasi positif jika dw < dl, koefisien korelasinya lebih besar dari nol;
3) Terjadi autokorelasi negatif jika dw > 4-dl, koefisien korelasinya lebih kecil dari nol; dan
4) Jika dw terletak antara dl < dw < du atau 4-du dan 4-dl, hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Karena hasil uji tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti, maka peneliti menggunakan Transformasi cochrane orcutt untuk variabel-varibel yang digunakan dalam penelitian ini, dan selanjutnya digunakan pengujian Durbin-Watson kembali. Didapat hasil uji Auto korelasi sebagai berikut:
1) Uji Autokorelasi untuk tingkat suku bunga terhadap ROA
Tabel 4.8. Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,075a ,006 -,009 ,21103 2,155
a. Predictors: (Constant), LAG_X b. Dependent Variable: LAG_Y
Sumber : data diolah menggunakan Aplikasi SPSS Statistics 21
Dari hasil uji diatas didapat nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,155 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,645 dan kurang dari (4-du) 4 – 1,645 = 2,354. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala auotokorelasi.
2) Uji Autokorelasi untuk tingkat suku bunga terhadap ROE Tabel 4.9. Hasil Uji Durbin-Watson
Sumber : data diolah menggunakan Aplikasi SPSS Statistics 21
Dari hasil uji diatas didapat nilai Durbin-Watson (d) sebesar 2,154 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,645 dan kurang dari (4-du) 4 – 1,645 = 2,354. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau gejala auotokorelasi.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana merupakan analisis statistik yang hanya menggunakan variabel terikat (Y) dan satu variabel bebas (X). untuk itu penulis akan sajikan hasil dari uji analisis regresi linear sederhana berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.10. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Model Unstandardized coefficients t Sig B ROA (Constant) 0,489 0,992 0,311
Tingkat Suku Bunga 0,057 0,507 0,55
ROE (Constant) 3,749 1,021 0,325
Tingkat Suku Bunga 0,382 0,601 0,614 Sumber : data diolah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,055a ,003 -,011 1,55234 2,154
a. Predictors: (Constant), LAG_X b. Dependent Variable: LAG_Y
Pada output diatas dapat dilihat nilai koefisien dari regresi dalam kasus ini adalah:
Y = a + βX Dimana :
Y = Nilai Variabel Dipenden X = Tingkat suku bunga a = Konstanta Persamaan
β = Koefisien Variabel Independen
Dari output didapatkan model persaman regresi
Y = 0,489 + 0,057 X (untuk ROA) Y = 3,749 + 0,382 X (untuk ROE)
Koefisien-koefisien persamaan regesi linear sederhana (Lampiran 5) di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 0,489 untuk ROA dan 3,749 untuk ROE menunjukan bahwa jika variabel tingkat suku bunga bernilai nol atau tetap, maka akan meningkatkan nilai ROA sebesar 0,489 satuan dan akan meningkatkan nila ROE sebesar 3,749.
Variabel Tingkat suku bunga 0,057 dan 0,382 menunjukan bahwa jika variabel tingkat suku bunga meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan pengaruh terhadap nilai ROA sebesar 0,057 satuan dan meningkatkan pengaruh terhadap nilai ROE sebesar 0,382.
b. Pengujian Hipotesis (uji-t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen atau digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial atau tidak. Berdasarkan tabel 4.10 (lampiran 5) dari hasil uji t yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Tingkat suku bunga memiliki nilai t-hitung sebesar 0,507 < t-tabel sebesar 1,994 dan nilai signifikan sebesar 0,55 lebih besar dari α 0,05, sehingga menyatakan bahwa H1 diterima dan H2 ditolak yang berarti Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat ROA secara parsial selama periode 2016 – 2018.
2) Tingkat suku bunga memiliki nilai t-hitung sebesar 0,601 < t-tabel sebesar 1,994 dan nilai signifikan sebesar 0,614 lebih besar dari α 0,05, sehingga menyatakan bahwa H3 diterima dan H4 ditolak yang berarti Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat ROE secara parsial selama periode 2016 – 2018.
3. Diskusi Hasil penelitian
Dari hasil penelitian mulai dengan uji asumsi klasik, dapat diketahui bahwa semua data dalam penelitian ini telah lolos dari uji, sehingga dapat dilanjutkan dengan melakukan uji analisis regresi linear sederhana. Dari hasil Untuk hasil uji t didapatkan hasil bahwa untuk variabel tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap variabel ROA, sebanding dengan variabel tingkat suku bunga juga tidak berpengaruh terhadap variabel ROE. Berikut adalah uraiannya:
a. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap ROA
Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap ROA secara parsial selama periode 2016 – 2018. Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian (Wibowo, 2012). BI 7-Day (Reverse) Repo Rate adalah suku bunga yang mencerminkan suatu sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI 7-Day (Reverse) Repo Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat dewan gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (Alim, 2014).
Pada saat terjadinya krisis moneter, bank syariah tidak mengalami pergerakan negatif seperti halnya bank konvensional. Hal ini dikarenakan Bank syariah merupakan lembaga keuangan pencari laba, namun dilarang
berusaha dengan riba dan terlibat dengan perdagangan yang dilarang dan tidak sesuai dengan prinsip syariah. Sehingga dalam setiap transaksi keuangannya Bank Syariah tidak menggunakan suku bunga sebagai acuan, dan menyebabkan kinerja keuangan Bank Syariah tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan tingkat suku bunga. Hal ini disebabkan naiknya BI 7-Day
(Reverse) Repo Rate akan memengaruhi kegiatan operasional Bank
Syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana, Namun sebagai lembaga keuangan, perubahan suku bunga akan berpengaruh pada resiko operasional bank syariah walaupun tidak secara signifikan. (Alim, 2014).
Dari analisis yang telah dilakukan, perlunya Bank Indonesia merumuskan suatukebijakan yang bersifat ekspansif terhadap keberadaan bank syariah di Indonesia agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan lain dalamsistem keuangan dan perbankan nasional.
b. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap ROE
Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap ROE secara parsial selama periode 2016 – 2018. Hasil yang didapat sejalan dengan penelitian (Febrina & Prima, 2009). ROE yang merupakan rasio yang banyak diteliti oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham pada bank tersebut (jika bank tersebut telah (go public).
Dalam praktiknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya (Irfan, 2015).
Dengan demikian, rasio ROE yang merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Irfan, 2015).
Meningkatnya suku bunga BI akan diikuti peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan mengakibatkan nasabah memindahkan dananya
ke bank konvensional, untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi. Naiknya suku bunga bank konvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah yaitu dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Oleh sebab itu, naiknya BI 7-Day (Reverse) Repo Rate akan memengaruhi kegiatan operasional Bank Syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dananya saja, Namun sebagai lembaga keuangan, perubahan suku bunga akan berpengaruh pada resiko operasional bank syariah walaupun tidak secara signifikan. (Alim, 2014).
Dari analisis yang telah dilakukan, bank syariah hendaknya meningkatkan kinerja tiap tahunnya agar mampu bersaing dalam memperoleh kepercayaan investor.