PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Laporan Keuangan
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2016
Jl. Jend.Ahmad Yani No 21 Tanjungpinang 29124
Telp: (0771) 4500150,4500155/Fax: (0771) 4500157
email:
bps2100@bps.go.id
Kata Pengantar i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Tanjungpinang, 25 Januari 2017 Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau
Panusunan Siregar NIP 195803141983021001
Daftar Isi ii Hal
Kata Pengantar i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii
Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik
Daftar Singkatan Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan
ii iii iv v vi
Pernyataan Tanggung Jawab viii iv Ringkasan 1
Ringkasan Laporan Keuangan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3 3
II. Neraca 4 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 7 5
A. Penjelasan Umum 7
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 24
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 32
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 43
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 49
F. Pengungkapan Penting Lainnya 52
VI. Lampiran dan Daftar
Lampiran A1 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap 59
Daftar Tabel
iiiDAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Penggolongan Kualitas Piutang 19
Tabel 2 Tabel 3
: :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
21 22 Tabel 4 : Komposisi Anggaran Awal dan Anggaran Setelah Revisi Tahun 2016 24 Tabel 5 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 24 Tabel 6 : Rincian Realisasi PNBP per 31 Desember 2016 25 Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 dan 2015 26 Tabel 8 : Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Tahun 2016 27 Tabel 9 : Perbandingan Realisasi Belanja Tahun 2016 dan 2015 28 Tabel 10 : Perbandingan Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 29 Tabel 11 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015 30 Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Tahun 2016
dan 2015
30 Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung&Bangunan Tahun 2016
dan 2015
31 Tabel 14 : Rincian Belanja Dibayar di Muka per 31 Desember 2016 dan 31 Desember
2015
32 Tabel 15 : Perbandingan Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2016 dan 31
Desember 2015
32 Tabel 16 : Perincian Piutang PNBP per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 33 Tabel 17 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak 34 Tabel 18 : Rincian Persediaan per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 35 Tabel 19 : Rincian Saldo Tanah per 31 Desember 2016 36 Tabel 20 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016 39 Tabel 21 : Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2016 40 Tabel 22 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per 31
Desember 2016
41 Tabel 23 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 31 Desember 2016 42 Tabel 24 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak per 31 Desember 2016 dan 2015 43 Tabel 25
Tabel 26 : :
Rincian Beban Pegawai per Tahun 2016 dan 2015
Rincian Beban Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015
44 45 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 : : : : : : : : : :
Rincian Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2016 dan 2015 Rincian Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2016 dan 2015 Rincian Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2016 dan 2015
Rincian Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat Tahun 2016 dan 2015
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi 31 Desember 2016 dan 2015 Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih per 31 Desember 2016 dan 2015
Rincian Kegiatan Non Operasional per 31 Desember 2016 dan 2015 Rincian Koreksi Lain Lain Tahun 2016
Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas Tahun 2016
45 46 46 47 47 48 48 49 50
http://kepri.bps.go.id
Halaman
1.
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Per 31 Desember 2016 27Daftar Grafik
iv
APBN
:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN-P
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
BPK
: Badan Pemeriksa Keuangan
BUN
: Bendahara Umum Negara
DIPA
: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
LRA
: Laporan Realisasi Anggaran
MA
: Mata Anggaran Penerimaan / Pengeluaran
SIMAK-BMN
: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
SAIBA
: Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual
SAP
: Standar Akuntansi Pemerintahan
SKPA
: Surat Kuasa Pengguna Anggaran
UP
: Uang Persediaan
TA
: Tahun Anggaran
TAB
: Tahun Anggaran Berjalan
TAYL
: Tahun Anggaran Yang Lalu
TGR
: Tuntutan Ganti Rugi
TPA
: Tagihan Penjualan Angsuran
UP
: Uang Persediaan
BPS
: Badan Pusat Statistik
KUN
: Kas Umum Negara
PDRB
: Pendapatan Domestik Regional Bruto
Daftar Singkatan
v
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Halaman
Catatan B.1 Pendapatan 24
Catatan B.2 Belanja 27
Catatan B.3 Belanja Pegawai 28
Catatan B.4 Belanja Barang 29
Catatan B.5 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 30
Catatan B.6 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
NERACA
31
ASET
Catatan C.1 Belanja Dibayar Di Muka (Prepaid) 32 Catatan C.2 Piutang Bukan Pajak 32 Catatan C.3 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak 33
Catatan C.4 Persediaan 35
Catatan C.5 Tanah 35
Catatan C.6 Peralatan dan Mesin 36
Catatan C.7 Gedung dan Bangunan 38
Catatan C.8 Aset Tetap Lainnya 38
Catatan C.9 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 39
Catatan C.10 Aset Tak Berwujud 39
Catatan C.11 Aset Lain lain 40
Catatan C.12 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 41 KEWAJIBAN
Catatan C.13 Utang Kepada Pihak Ketiga 41 EKUITAS
Catatan C.14 Ekuitas 42
Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan
vi
INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN OPERASIONAL Halaman
Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 43
Catatan D.2 Beban Pegawai 43
Catatan D.3 Beban Persediaan 44
Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 45
Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 45
Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 46
Catatan D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan kepada Masyarakat 46
Catatan D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi 47
Catatan D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 47
Catatan D.10 Kegiatan Non Operasional 48
Catatan D.11 Beban Pos Luar Biasa 48
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Catatan E.1 Ekuitas Awal 49
Catatan E.2 Surplus/Defisit LO 49
Catatan E.3 Penyesuaian Nilai Aset 49
Catatan E.4 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 49
Catatan E.5 Koreksi Lain Lain 49
Catatan E.6 Transaksi Antar Entitas 50
Catatan E.7 Ekuitas Akhir
PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
51
Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 52
Catatan F.2 Pengungkapan Lain Lain 52
Indeks Catatan Atas Laporan Keuangan
vii
Telp: (0771) 4500150,4500155/Fax: (0771) 4500157
email:
bps2100@bps.go.id
http://Kepri.bps.go.id
Pernyataan Tanggung Jawab viii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahunan 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Tanjungpinang, 25 Januari 2017 Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau,
Panusunan Siregar NIP 195803141983021001
Ringkasan Laporan Keuangan
1
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran
2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran
dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja
selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara Tahun 2016 adalah berupa Pendapatan Negara
Bukan Pajak sebesar Rp87.299.552,00.
Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp9.806.222.374,00 atau mencapai 84,61 persen dari alokasi anggaran sebesar
Rp11.590.032.000,00
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada 31 Desember 2016 .
Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp24.469.635.107,00
yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp96.821.400,00; Aset Tetap (neto) sebesar
Rp23.705.261.627,00; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp667.552.080,00
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp257.856.732,00 dan
Rp24.211.778.375,00
3.
LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai
Ringkasan Laporan Keuangan
2
dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp9.709.552,00, sedangkan jumlah
beban adalah sebesar Rp12.504.502.277,00 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan
Operasional senilai Rp12.494.792.725,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos-pos
Luar Biasa masing-masing surplus sebesar Rp44.738.022,00 dan Rp0,00 sehingga
entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp12.450.054.703,00
4.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01
Januari 2016 adalah sebesar Rp27.539.538.080,00 dikurangi Defisit-LO sebesar
Rp12.450.054.703,00 ditambah dengan koreksi-koreksi senilai (Rp253.554.229,00)
kemudian ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp9.375.849.227,00 sehingga
Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp24.211.778.375,00
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan
oleh
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan
keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Laporan Keuangan BPS Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2016 (Unaudited)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 3
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
31 Desember 2015
ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN B.1
Pendapatan Negara Bukan Pajak B.1 0 87.299.552 0,00 52.797.619 JUMLAH PENDAPATAN 0 87.299.552 0,00 52.797.619
BELANJA B.2.
Belanja Operasi
Belanja Pegawai B.3 5.924.737.000 5.662.596.784 95,58 5.224.982.908 Belanja Barang B.4 5.445.295.000 3.925.638.920 72,09 5.255.374.586 Jumlah Belanja Operasi 11.370.032.000 9.588.235.704 84,33 10.480.357.494
Belanja Modal
Belanja Peralatan dan Mesin B.5 0 0 #DIV/0! 4.245.632.258 Belanja Gedung dan Bangunan B.6 220.000.000 217.986.670 99,08 2.040.022.000 Jumlah Belanja Modal 220.000.000 217.986.670 99,08 6.285.654.258 JUMLAH BELANJA 11.590.032.000 9.806.222.374 84,61 16.766.011.752
% thd Angg CATATAN
URAIAN 31 Desember 2016
Laporan Keuangan BPS Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2016 (Unaudited)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 4
II. NERACA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah) CATATAN 31 Desember 2016 31 Desember 2015
Belanja Dibayar Di Muka C.1 0 15.871.000 Piutang Bukan Pajak C.2 82.190.113 134.360.113 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak C.3 (82.190.113) (83.966.657) Persediaan C.4 96.821.400 568.808.763 Jumlah Aset Lancar 96.821.400 635.073.219 Tanah C.5 3.483.280.000 3.483.280.000 Peralatan dan Mesin C.6 13.557.234.040 14.316.157.767 Gedung dan Bangunan C.7 15.685.040.536 15.722.453.866 Aset Tetap Lainnya C.8 460.874.261 360.243.530 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.9 (9.481.167.210) (7.232.600.684) Jumlah Aset Tetap 23.705.261.627 26.649.534.479
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.10 1.207.218.524 378.165.024 Aset Lain-Lain C.11 587.834.612 436.928.542 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.12 (1.127.501.056) (327.683.157) Jumlah Aset Lainnya 667.552.080 487.410.409
JUMLAH ASET 24.469.635.107 27.772.018.107
Utang kepada Pihak Ketiga C.13 257.856.732 232.480.027 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 257.856.732 232.480.027
257.856.732 232.480.027 Ekuitas C.14 24.211.778.375 27.539.538.080 JUMLAH EKUITAS 24.211.778.375 27.539.538.080 24.469.635.107 27.772.018.107 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
Laporan Keuangan BPS Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2016 (Unaudited)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 5
III. LAPORAN OPERASIONAL
KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1 9.709.552 17.667.660 9.709.552
17.667.660
Beban Pegawai D.2 5.689.042.108 5.259.243.860 Beban Persediaan D.3 380.030.778 439.600.829 Beban Barang dan Jasa D.4 1.732.662.707 1.615.525.933 Beban Pemeliharaan D.5 408.413.800 316.391.255 Beban Perjalanan Dinas D.6 1.473.094.138 2.582.797.507 Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat D.7 0 92.433.973
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 2.823.035.290 2.333.154.102 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 (1.776.544) 83.966.657
12.504.502.277
12.723.114.116 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (12.494.792.725) (12.705.446.456)
D.10 SURPLUS/DEFISIT PELEPASAN ASET NON LANCAR
Pendapatan Pelepasan Aset Nonlancar 25.420.000 19.750.000 Beban Pelepasan Aset Non Lancar 14.064.286 (59.532.835) Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar 11.355.714 79.282.835 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan dari kegiatan non operasional lainnya 47.217.400 131.970.241 Beban dari kegiatan non operasional lainnya 13.835.092 0 Jumlah Surplus/Defisit dari kegiatan non
operasional lainnya 33.382.308 131.970.241 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL 44.738.022 211.253.076
POS LUAR BIASA D.11
Beban Pos Luar Biasa 0 0
SURPLUS/DEFISIT DARI POS LUAR BIASA 0 0
SURPLUS/DEFISIT LO (12.450.054.703) (12.494.193.380)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Laporan Keuangan BPS Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2016 (Unaudited)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 6
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
KANTOR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
31 Desember 2016
31 Desember 2015
EKUITAS AWAL
E.1
27.539.538.080 20.521.120.630
SURPLUS/DEFISIT LO
E.2
(12.450.054.703)
(12.494.193.380)
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
0
0
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
(253.554.229)
85.734.215
PENYESUAIAN NILAI ASET
E.3
-
9.505.800
KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI
E.4
(255.537.723)
62.778.584
KOREKSI LAIN-LAIN
E.5
1.983.494
13.449.831
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
E.6
9.375.849.227
19.426.876.615
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
(3.327.759.705)
7.018.417.450
EKUITAS AKHIR
E.7
24.211.778.375
27.539.538.080
Catatan atas Laporan Keuangan
7
A. PENJELASAN UMUM
A.1. DASAR HUKUM
Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang
Penerapan Standar Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 386/KM.6/2016 tentang Modul Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran Data Barang Milik Negara.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2015
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan
8
dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. 16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.
18. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.
19. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
20. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
25. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga. 26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel
Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
28. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
29. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas
Catatan atas Laporan Keuangan
9
Entitas danRencana Strategis
Pemerintah Pusat.
30. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan.
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.
33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
34. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.
35. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
RENCANA STRATEGIS BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Rencana Strategis Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau (Renstra BPS Provinsi Kepulauan Riau) Tahun 2015–2019 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPS Provinsi Kepulauan Riau untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun berdasarkan Rencana Strategis Badan Pusat Statistik (Renstra BPS) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015.
Untuk menyongsong pembangunan nasional jangka menengah tahun 2015– 2019, BPS Provinsi Kepulauan Riau menyusun Rencana Strategis yang mencerminkan upaya peningkatan dan kemampuan BPS menyediakan data statistik yang berkualitas, serta upaya untuk menjalankan perannya sebagai pembina dan koordinator kegiatan statistik dalam kerangka pembangunan Sistem Statistik Nasional (SSN) secara lebih efektif. Sebagai cerminan dari
Catatan atas Laporan Keuangan
10
upaya ini, BPS telah menetapkan visi “Pelopor data statistik terpercaya untuk semua”. Untuk dapat mewujudkan visi ini, BPS telah merumuskan 3 pernyataan misi, yakni: (1) menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi, berstandar nasional dan internasional; (2) memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik; dan (3) membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Melalui pernyataan visi dan misi tersebut, BPS Provinsi Kepulauan Riau memiliki aspirasi untuk mencapai sejumlah tujuan strategis di tahun 2019, yaitu: (1) peningkatan kualitas data statistik; (2) peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik; dan (3) peningkatan birokrasi yang akuntabel. Tujuan strategis ini mencerminkan fokus perubahan yang akan dilakukan oleh BPS dalam periode Renstra 2015–2019, yakni bahwa BPS Provinsi Kepulauan Riau berupaya terus-menerus untuk meningkatkan: (1) kualitas dari produk yang dihasilkannya (data stastistik); (2) kualitas dari pelayanan untuk mendiseminasi data statistik kepada penggunanya; dan (3) kualitas dari proses tata kelola (governance) di dalam organisasinya.
Keseluruhan tujuan strategis tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam 5 sasaran strategis, yang masing-masing memiliki target indikator untuk mengukur keberhasilan dari sasaran strategis yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis diwadahi dalam sejumlah program, yakni: (1) Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (PPIS); (2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS (DMPTTL); dan (3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA).
Dalam mencapai tujuannya BPS Provinsi Kepulauan Riau memiliki Visi dan Misi sebagai berikut :
Visi BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Dalam mendukung Visi Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025 yaitu “Kepulauan Riau berbudaya, maju, dan sejahtera” dan visi pembangunan Kepulauan Riau seperti tertuang di dalam RPJMD ke-2 2011-2015 adalah “terwujudnya Kepulauan Riau sebagai bunda tanah melayu
Catatan atas Laporan Keuangan
11
yang sejahtera, berakhlak mulia dan ramah lingkungan”. BPS Provinsi Kepulauan Riau berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Dengan memperhatikan misi pembangunan daerah dan pencapaian BPS Provinsi Kepulauan Riau pada Pembangunan Jangka Menengah Daerah periode kedua 2011-2015, BPS Provinsi Kepulauan Riau menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua”
(“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS Provinsi Kepulauan Riau sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional maupun internasional.
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS Provinsi Kepulauan Riau sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS Provinsi Kepulauan Riau juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Misi BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Misi BPS Provinsi Kepulauan Riau dirumuskan dengan memperhatikan misi BPS, misi RPJMD 2011-2015 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS Provinsi Kepulauan Riau. Perumusan misi BPS Provinsi Kepulauan Riau juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang
Catatan atas Laporan Keuangan
12
akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Misi BPS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2015-2019 yakni:
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik.
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
Tujuan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standardisasi dalam penyelenggaraan statistik.
Adapun tujuan BPS Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka mencapai Visi BPS Provinsi Kepulauan Riau dan mewujudkan Misi BPS Provinsi Kepulauan Riau untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik, terkait dengan:
Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional, Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait dengan :
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
3. Tujuan 3 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS Provinsi Kepulauan Riau untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan menerapkan program Statcap CERDAS
Catatan atas Laporan Keuangan
13
(Statistical Capacity Building – Change and Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas.
Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
Sasaran Strategis BPS
Sasaran strategis merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh BPS Provinsi Kepulauan Riau yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari satu atau beberapa program BPS. Program BPS terdiri dari program teknis yang merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada masyarakat (pelayanan eksternal) dan program generik merupakan program-program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung dan atau administrasi BPS (pelayanan internal).
Secara ringkas rumusan indikator pada sasaran strategis pembangunan statistik nasional Indonesia dalam rangka mencapai Visi BPS Provinsi Kepulauan Riau dan mewujudkan Misi BPS Provinsi Kepulauan Riau untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Sasaran strategis dari tujuan pertama: ”Peningkatan kualitas data statistik”, adalah:
1.1. Meningkatnya kepercayaan pengguna terhadap kualitas data statistik dengan indikator sasaran:
1.1.1. Persentase konsumen yang merasa puas dengan kualitas data
Catatan atas Laporan Keuangan
14
statistik
1.1.2. Persentase konsumen yang selalu menjadikan data dan informasi statistik BPS sebagai rujukan utama
1.1.3. Persentase pemutakhiran data MFD dan MBS 1.1.4. Jumlah release data statistik yang tepat waktu
1.1.5. Jumlah publikasi/laporan yang yang terbit tepat waktu 1.1.6. Jumlah publikasi/laporan sensus yang terbit tepat waktu 1.2. Meningkatnya kualitas hubungan dengan sumber data (respondent engagement) dengan indikator sasaran:
1.2.1. Persentase pemasukan dokumen pendekatan rumah tangga (response rate) survei dengan
1.2.2. Persentase pemasukan dokumen pendekatan usaha (response rate) survei dengan
1.2.3. Persentase pemasukan dokumen (response rate) survei dengan pendekatan non rumah tangga dan non usaha 2. Sasaran strategis dari tujuan kedua: ”Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik”, adalah:
2.1. Meningkatnya kualitas hubungan dengan pengguna data (user engagement) dengan indikator sasaran:
2.1.1. Persentase kepuasan konsumen terhadap pelayanan data BPS 2.1.2. Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan informasi
statistik melalui website
2.1.3. Persentase konsumen yang puas terhadap akses data BPS
2.1.4. Persentase pengguna layanan yang merasa puas terhadap pemenuhan sarana dan prasarana BPS
3. Sasaran strategis dari tujuan ketiga: ”Peningkatan birokrasi yang akuntabel”, adalah:
3.1. Meningkatnya kualitas manajemen sumber daya manusia BPS dengan indikator sasaran:
3.1.1. Persentase Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu 3.1.2. Persentase pegawai yang berpendidikan minimal Diploma IV atau Strata I
3.2. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur BPS dengan indikator sasaran:
3.2.1 Hasil Penilaian SAKIP oleh Inspektorat
Catatan atas Laporan Keuangan
15
Struktur Organisasi BPS Provinsi Kepulauan RiauBerikut ini adalah struktur organisasi BPS Provinsi Kepulauan Riau:
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan
16
Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepualauan Riau dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statitistik yang merupakan entitas pelaporan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau. Disamping itu, dalam
Catatan atas Laporan Keuangan
17
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut:
Pendapatan-LRA
(1) Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan
Pendapatan-LO (2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Catatan atas Laporan Keuangan
18
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban (4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito
Catatan atas Laporan Keuangan
19
dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Penggolongan Kualitas Piutang Kualitas
Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5% Kurang
Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua
tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100% 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
Catatan atas Laporan Keuangan
20
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD
Catatan atas Laporan Keuangan
21
PenyusutanAset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan
setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Catatan atas Laporan Keuangan
22
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, piutang jangka panjang dan Cadangan pemerintah. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Aset Tak Berwujud, Kemitraan dengan Pihak Ketiga dan Aset Lain-lain serta Kas yang Dibatasi Penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa,
Perlindungan Varietas Tanaman Semusim. 20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak
Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak
Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I
70
Catatan atas Laporan Keuangan
23
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban (6). Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan
24
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Komposisi Anggaran Awal dan Anggaran Setelah Revisi Tahun 2016
ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Pendapatan Perpajakan -
-Pendapatan Bukan Pajak -
-Jumlah Pendapatan - -Belanja Belanja Pegawai 5.106.953.000 5.924.737.000 Belanja Barang 7.613.030.000 5.445.295.000 Belanja Modal 220.000.000 220.000.000 Jumlah Belanja 12.939.983.000 11.590.032.000 2016 Uraian Realisasi Pendapatan Rp87.299.552 ,00 B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp87.299.552,00. Pendapatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari pendapatan bukan pajak. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Tahun 2016
Pendapatan Perpajakan 0 0 #DIV/0!
Pendapatan Bukan Pajak 0 87.299.552 -100
Jumlah 0 87.299.552 -100
Uraian
Tahun 2016
Anggaran Realisasi % Realisasi
Anggaran
Pada Tahun 2016, BPS Provinsi Kepulauan Riau memperoleh Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp87.299.552,00 yang terdiri dari :
1. Pendapatan dari penjualan publikasi sebesar Rp140.000,00
2. Pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya sebesar
Catatan atas Laporan Keuangan
25
Rp25.420.000,00 yang berasal dari penjualan lelang barang milik negara berupa mesin genset, mesin ketik manual, meja kerja kayu,kursi,external dan server.
3. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan sebesar Rp8.838.426,00 yang berasal dari sewa rumah dinas.
4. Penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu sebesar Rp4.320.000,00 yaitu pengembalian tunjangan struktural dua orang pegawai.
5. Penerimaan kembali belanja modal tahun anggaran yang lalu sebesar Rp47.850.000,00 yaitu pengembalian kerugian negara sebesar Rp 37.850.000,00 a.n CV Minda Zuriat selaku konsultan pengawas pembangunan gedung BPS Provinsi Kepulauan Riau dan cicilan pengembalian kerugian negara a.n PT Paku Bangun Jaya selaku kontraktor pembangunan gedung kantor BPS Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp10.000.000,00
6. Pendapatan dari penerimaan kembali persekot/uang muka gaji sebesar Rp731.126,00 berupa pengembalian utang sewa rumah dinas.
Rincian realisasi PNBP dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 6
Rincian Realisasi PNBP per 31 Desember 2016
Kode Uraian Anggaran
Realisasi Pendapatan
423116 Pendapatan dari penjualan publikasi - Rp 140.000
423129
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN lainnya
- Rp 25.420.000
423141 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan - Rp 8.838.426
423951 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL - Rp 4.320.000
423953 Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL - Rp 47.850.000
423991 Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji - Rp 731.126
Jumlah Rp - Rp 87.299.552
Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 65,3 persen dibandingkan Tahun 2015. Hal ini disebabkan karena pada Tahun 2016 terdapat pembayaran kerugian negara atas pekerjaan konsultan pengawas dan kontraktor pembangunan gedung kantor BPS Provinsi Kepulauan Riau.
Catatan atas Laporan Keuangan
26
Tabel 7
Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun 2016 dan 2015
URAIAN 31/12/2016 31/12/2015 NAIK
(TURUN) %
Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, Survey, Pemetaan, dan Hasil Cetakan Lainnya
140.000
3.880.000 (96,4)
Pendapatan dari pemindahtangan BMN Lainnya 25.420.000 19.750.000 28,7
Pendapatan Sew a Tanah, Gedung dan Bangunan
8.838.426
8.743.740 1,1
Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
0 5.043.920 (100,0)
Pendapatan penyelesaian tuntutan perbendaharaan
0 13.449.831 (100,0)
Penerimaan Kembali Belanja Pegaw ai Pusat TAYL
4.320.000
681.628 533,8
Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 47.850.000 0 #DIV/0!
Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 0 1.248.500 (100,0)
Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 731.126 0 #DIV/0!
Jum lah Pendapatan 87.299.552 52.797.619 65,3
Berdasarkan Tabel 7 Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. BPS Provinsi Kepulauan Riau mengalami penurunan dalam penjualan publikasi sebesar Rp3.740.000,00
2. Terjadi kenaikan pendapatan dari pemindahtanganan BMN sebesar Rp5.670.000,00. Hal ini disebabkan pada tahun 2016 BPS Provinsi Kepulauan Riau melakukan penjualan lelang barang milik negara yang nilainya cukup besar.
3. Terjadi kenaikan dari pendapatan dari sewa rumah dinas BPS Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp94.686,00
4. Terjadi penurunan pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp5.043.920,00
5. Terjadi penurunan pendapatan penyelesaian tuntutan perbendaharaan sebesar Rp13.449.831,00
6. Penerimaan kembali belanja pegawai TAYL mengalami peningkatan sebesar Rp3.638.372,00
7. Terjadi peningkatan penerimaan kembali belanja modal TAYL sebesar Rp47.850.000,00.
8. Terjadi penurunan penerimaan kembali belanja barang TAYL sebesar Rp1.248.500,00
9. Terjadi kenaikan penerimaan kembali persekot/uang muka gaji sebesar Rp731.126,00
Catatan atas Laporan Keuangan
27
Realisasi Belanja Negara Rp9.806.222. 374,00 B.2 BelanjaRealisasi Belanja pada BPS Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 adalah sebesar Rp9.806.222.374,00 atau 84,61% dari anggaran belanja sebesar Rp11.590.032,00.Rincian anggaran dan realisasi belanja Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Tahun 2016
Belanja Pegawai 5.924.737.000 5.672.321.269 95,74 Belanja Barang 5.445.295.000 3.935.691.310 72,28
Belanja Modal 220.000.000 217.986.670 99,08
Total Belanja Kotor 11.590.032.000 9.825.999.249 84,78
Pengembalian - (19.776.875) #DIV/0!
Jumlah 11.590.032.000 9.806.222.374 84,61
Uraian
Tahun 2016
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
Dibandingkan dengan Tahun 2015, Realisasi Belanja Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 41,51%. Hal ini disebabkan pada Tahun 2015 terdapat pencairan belanja modal penambah nilai gedung bangunan kantor serta pencairan belanja modal peralatan dan mesin yang nilainya cukup besar.
0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Anggaran Belanja
Catatan atas Laporan Keuangan
28
Belanja Pegawai Rp5.662.596. 784,00 Tabel 9Perbandingan Realisasi Belanja Tahun 2016 dan 2015
URAIAN Realisasi Belanja Tahun 2016 Realisasi Belanja Tahun 2015 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 5.662.596.784 5.224.982.908 8,38 Belanja Barang 3.925.638.920 5.255.374.586 (25,30) Belanja Modal 217.986.670 6.285.654.258 (96,53) Jumlah 9.806.222.374 16.766.011.752 (41,51)
Sedangkan rincian anggaran dan realisasi belanja per program Tahun 2016 adalah sebagai berikut:
No Jenis Anggaran/ Program Belanja Anggaran Realisasi Netto
1 Dukungan Manajem en dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya BPS 7.590.936.000 7.226.138.147
1.1. Belanja Pegawai 5.924.737.000 5.662.596.784
1.2. Belanja Barang 1.666.199.000 1.563.541.363
1.3. Belanja Modal 0 0
2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
BPS 220.000.000 217.986.670
1.1. Belanja Pegawai 0 0
1.2. Belanja Barang 0 0
1.3. Belanja Modal 220.000.000 217.986.670
3 Penyediaan dan Pelayanan Inform asi
Statistik BPS Provinsi 3.779.096.000 2.362.097.557 1.1. Belanja Pegawai 0 0 1.2. Belanja Barang 3.779.096.000 2.362.097.557 1.3. Belanja Modal 0 0 11.590.032.000 9.806.222.374 Jumlah B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp5.662.596.784,00 dan Rp5.224.982.908,00. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja pegawai Tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 8,38
Catatan atas Laporan Keuangan
29
BelanjaBarang Rp3.925.638. 920,00
persen dari Tahun 2015.
Hal ini disebabkan antara lain :
1. Adanya penambahan pegawai dalam rangka mendukung program maupun kegiatan dalam beberapa tahun mendatang.
2. Adanya pembayaran gaji ke 13
3. Adanya pembayaran Tunjangan Hari Raya
Tabel 10
Perbandingan Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015
URAIAN JENIS BELANJA Realisasi Tahun 2016 Realisasi Tahun 2015 Naik
(Turun) %
Belanja Gaji Pokok PNS 2.142.272.700 1.950.481.700 9,83
Belanja Pem bulatan Gaji PNS 29.645 31.438 (5,70)
Belanja Tunjangan Suam i/ Is tri
PNS 146.288.980 139.799.110 4,64
Belanja Tunjangan Anak PNS 45.366.128 44.278.834 2,46 Belanja Tunjangan Struktural PNS 267.600.000 274.990.000 (2,69) Belanja Tunjangan Fungs ional
PNS 15.680.000 16.405.000
-Belanja Tunjangan PPh PNS 30.070.602 52.184.072 (42,38) Belanja Tunjangan Beras PNS 119.420.580 116.873.300 2,18 Belanja Uang Makan PNS 303.486.000 296.534.000 2,34 Belanja Tunjangan Um um PNS 35.755.000 38.335.000 (6,73) Belanja Pegawai (Tunj
Khus us /Kegiatan) 2.566.351.634 2.298.067.975 11,67
Jumlah Belanja Kotor 5.672.321.269 5.227.980.429 8,50
Pengem balian Belanja Pegawai (9.724.485) (2.997.521) 224,42
Jumlah Belanja Bersih 5.662.596.784 5.224.982.908 8,38
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp3.925.638.920,00 dan Rp5.255.374.586,00
Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 25,30% dari Realisasi Belanja Barang Tahun 2015. Hal ini antara lain disebabkan karena pada Tahun 2016, anggaran terkait kegiatan Sensus Ekonomi 2016 sudah terdapat di anggaran masing masing satker di wilayah BPS Provinsi Kepulauan Riau.