• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII SPEKTEK KEJARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB VII SPEKTEK KEJARI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS

1. URAIAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Type 36 dan

Pembangunan Pagar Rumah Dinas Kejaksaan Negeri

Pangkalpinang

1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada : a. Rencana kerja dan syarat-syarat

b. Bestek, detail dan gambar kerja c. Risalah Aanwizjing

d. Keputusan Direksi lapangan

1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi

1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/ bahan/ barang sebelum digunakan/ dipasang di lapangan

2. LINGKUP PEKERJAAN 2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak

2.2. Lingkup pekerjaan adalah :

a.Pekerjaan Persiapan / Bongkaran b.Pekerjaan galian dan urugan c. Pekerjaan Pondasi dan Beton d. Pekerjaan dinding

(2)

g. Pekerjaan Plafond h. Pekerjaan Lantai

i. Pekerjaan Sanitary

j. Pekerjaan Finnishing dan Pengecatan k. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

3. SITUASI 3.1 Lokasi Pekerjaan Jl. Pahlawan 12 Rumah Dinas Kejaksaan

Negeri Pangkalpinang

3.2. Pekerjaan / Pembangunan yang akan dilaksanakan terdiri :

Pekerjaan Pembangunan Rumah Dinas Type 36 dan

Pembangunan Pagar Rumah Dinas Kejaksaan Negeri

Pangkalpinang

3.3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukan pekerjaan yang akan dilaksanakan, untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan rencana

3.4. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak rekanan.

4. UKURAN TINGGI DAN PATOK

4.1. Satuan

Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter) untuk ukuran baja dalam mm atau inch.

(3)

4.3. Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.

4.4. Mengukur letak bangunan

Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan pengawasan pihak Direksi, pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur THEODOLITE dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran

5. PEKERJAAN PERSIAPAN

5.1. Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/ dibereskan dari segala hal yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas pekerjaan, sesuai arahan/ petunjuk pihak Direksi.

5.2. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/ kedalaman galian/timbunan tanah yang direncanakan.

5.3. Pada tanah yang berhumus atau masih terdapat tumbuhan, maka permukaan tanah (top soil) harus dikupas dan dibuang setebal 10 cm.

5.4. Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah milik pemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana.

6. DIREKSI KEET/ LOS KERJA

(4)

6.2. Seluruh kelengkapan/ hal lain yang diperlukan dalam membangun dan opersional direksi keet/ los kerja/ gudang adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak pemborong 6.3. Bangunan sementara ini menjadi milik dan tanggung jawab

sepenuhnya pemborong.

7. PEMASANGAN BOWPLANK

7.1. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as/sumbu-sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.

7.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan-papan harus lurus diserut rata, permukaan papan harus “WATERPASS” DENGAN PIEL LANTAI + 0,00. Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca.

7.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis bangunan terluar, untuk mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi.

7.4. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi. 7.5. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan + 0,30 m dari

muka tanah yang ada sekarang. 8. PEKERJAAN TANAH

DAN URUGAN PASIR

8.1. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir dengan penyelesaian dan pembentukan galian/urugannya harus mengikuti kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana,

8.2. Pekerjaan galian tanah meliputi :

a. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi, lubang-lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut kondisinya memerlukan adanya galian tanah.

(5)

c. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih baik, maka dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

d. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, kontraktor harus melaksanakan penimbunan kembali

serta dipadatkan sesuai dengan persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.

e. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/pengawas lapangan.

8.3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi : a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa

pondasi, peninggian tanah untuk nol lantai dan pada bagian-bagian pekerjaan yang kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.

b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah atau kotoran lainnya, bila terlalu basah harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila terlalu kering harus dengan air sesuai persyaratan.

c. Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis serta diikuti pemadatan, ketebalan perlapis urugan maximal 20 cm. Pemadatan disyaratkan harus memakai alat pemadatan STAMPER, dengan mencapai kepadatan maximal. Dan hasil akhir dari pekerjaan ini harus diperiksa/dilaporkan kepada direksi lapangan.

8.4. Urugan pasir

a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/bawah pasangan pondasi batu kali atau pondasi lainnya sesuai gambar

b. Ketebalan urugan pasir sesuai dengan gambar bestek untuk dibawah pondasi

(6)

d. Pasir urug yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/humus-humus.

9. PEKERJAAN

PASANGAN PONDASI

DAN TEMBOK PENAHAN TANAH

9.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada : a.

b.

Pasangan pondasi batu kali.

Pasangan Tembok

9.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3), diantaranya :

a. PC/semen : digunakan sejenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan organic/kotoran yang merusak kondisi campuran. c. Batu belah/batu kali/batu gunung : digunakan batuan

keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai permukaan yang kasar.

d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang merugikan pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya.

9.3. Pemakaian jenis adukan :

(7)

Tabel jenis adukan

JENIS ADUKAN

(SPESI)

PERBANDINGAN BAHAN

DIGUNAKAN UNTUK

1.

M2 1 pc : 3 pc

1. Pondasi batu kali setebal 60 cm dibawah permukaan sloof.

2. Lapisan plester beton pada kolom, sloof, ring balk dan pembalokan yang permukaannya akan tampak.

3. Pasangan batu kedap air.

2. M2 1 pc : 4 pc

1. Semua pasangan pondasi batu kali yang bukan kedap air.

2. Semua pasangan dinding dan plesteran bata bukan kedap air.

3. Pasangan ubin/tegel semua ruangan. 4. Lantai kerja dibawah pasangan keramik

3. Pasangan batu kosong, tanpa adukan

Sebagian dasar dari bagian pondasi batu kali setebal 15 cm.

9.4 Cara pelaksanaan :

a. Pasangan batu kosong/Aanstamping

1). Dilaksanakan pada dasar pondasi batu kali setelah lapisan urugan pasir dibawahnya rata dan padat.

2). Pemasangan batu kosong harus disusun tegak bersilang saling menggigit,dan pada rongga-rongga pertemuan batu harus diisi dengan pasir hingga padat. Dalam hal ini bisa dibantu disiram air hingga merata.

b. Pasangan batu kali :

(8)

2). Batu belah sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.

3) Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian adukan harus penuh berisi/tidak boleh ada yang berongga.

4). Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari 0,50 m’ pada setiap harinya.

5). Bagian pasangan batu kali harus diplester kaprot sesuai dengan jenis adukan yang dipakai pasangan.

6). Proses pengeringan pasangan harus dibantu dengan siraman air.

7). Selama pasangan batu kali belum secara utuh selesai (persekian meter), lobang pondasi tidak dibenarkan diurug.

10 PEKERJAAN BETON 10.1 Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada : a.

b. c.

Pekerjaan Kolom Praktis Pekerjaan Sloof

Pekerjaan Balok

10.2

a.

Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :

 PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA

RODA atau yang memenuhi persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

 Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya,tidak

diperkenankan untuk digunakan.

 Tempat penyimpenan semen harus diusahakan

(9)

 Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang

disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk pengambilan

contoh-contoh tersebut,semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan/diafkir

 Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan

tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban kontraktor.

b. Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan – bahan organis, Lumpur dan lain sebagainya, serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum dalam NI – 2 PBI 1971.

c. Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971, koral yang digunakan ukuran 2/3 cm

d. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan-bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang pertlu Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemerisaan bahan yang resmi atas biaya pemborong.

(10)

Konsultan Pengawas berhak meminta kepada kontraktor, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk persetujuan konsultan pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti

tercantum dalam gambar rencana

f. Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat-cacat seperti serpih-serpih, karat dan zat kimia lainnya yang dapat mengurangi/merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

g. Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.diameter besi ulir adalah diameter dalam.

10.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

Kelas dan Mutu Beton

a. Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia NI-2, PBI-1971

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘BK’ (kekuatan tekan beton kareteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan.

Komposisi Campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang ditentukan sebelumnya.

(11)

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang disyaratkan/ditentukan dalam spesipikasi ini,harus dipakai ‘campuran yang direncanakan’ (MIX DESIGNED) c. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton untuk

bagian-bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui

ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton

yang dipakai untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

f. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,maka factor air semen ditentukan sebagai berikut:

 Faktor air semen Untuk pondasi

sloof,Poer,maksimum 0,65

 Faktor air semen untuk kolom balok,plat lantai,

tangga, dinding beton, dan listplank/parapet maksimum 0,60

 Faktor air semen untuk konstruksi plat atap, dan

(12)

h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton,dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan factor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan

additive tersebut harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas/direksi.

i. Pengujian beton akan dilakukan oleh konsultan pengawas pekerjaan atas biaya kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran beton jika dipandang perlu harus diubah untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-benda Uji Beton

a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (Mixer).

Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali tidak diperkenankan.

Keseragaman Konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.

(13)

b. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2, PBI– 1971.Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.

c. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh konsultan pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus ukuran 15x15cm, dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971 Kontraktor pelaksana harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representative.

Baja Tulangan

a. Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar–gambar konstruksi

Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin,pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh konsultan pengawas

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton dengan bantalan beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,sehingga tidak ada batang yang turun.

(14)

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan perhitungan,apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari

konsultan pengawas.

Selimut Beton

Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian–bagian konstruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana,maka tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebgai berikut :

a. Balok Sloof = 4,00 cm b. Kolom = 3,00 cm c. Balok = 2,50 cm Sambungan Baja Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukan pada gambar–gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh konsultan pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang yang dipakai/digunakan, kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawas.

Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.

(15)

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘ Batch Mixer’. Konsultan pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan

kekentalan dan warna yang merata dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan,kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyerpurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.

Messin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diganti.

Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan

Suhu

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.

Bila suhu dari Beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C,beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

(16)

Rencana Cetakan

Cetakan harus sesuai dengan bentuk,dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana.

Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai.

Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas biaya sendiri.

Konstruksi Cetakan

a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau gerakan selama /sesudah pengecoran beton.

b. Sebelum beton dicor,permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan memudahkan dalam pembongkaran cetakan beton.

Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

Pengangkutan Beton

Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diingikan dapat dibawa ke tempat pekerjaan,tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

(17)

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai gambar rencana/pelaksanaan,pemasangan sparing-sparing

instalasi, penyokong, pengikat dan lain-lainnya selesai dikerjakan sebelum pengecoran dimulai permukaan –

permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

b. Segera sebelum pengecoran beton dimulai ,semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,reruntuhan atau bahan lepas.

Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter,semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.Konsultan pengawas berhak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal 50 cm,tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras berlangsung sehingga spesikasi mortar terpisah dari agregat kasar.

(18)

e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil,dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan matrial yang diletakan

Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton,kepala alat

penggetar( Vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah.Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya, semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroprasi dengan kecepatan paling sedikit 3000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton

f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan pengawas pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja,dan persiapan betul-betul telah memadai.

Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk konsultan pengawas, pekerjaan ini harus dikerjakan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada beton.

(19)

b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua (2) hari sebelum cetakan-cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan – cetakan samping lainnya,tujuh (7) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan

kolom.

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah sebagai berikut:

Struktur Pengerasan Normal Kolom dan Dinding 4 hari

Plat Lantai / Atap 28 hari

Balok 28 hari

Perawatan ( Curing )

a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA. Konsultan pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian–bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit/karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan melakukan penggenangan dengan air terus menerus pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari

(20)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan,atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan,atau ternyata ada permukaan yang rusak,hal itu dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh kontraktor atas bebannya sendiri.

Kecuali bila konsultan pengawas memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak,dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalm pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos, ketidak rataan / pembengkakan harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat ditempatnya. Semua lobang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

(21)

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas tolleransi kelurusan (Pencekungan/pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

11 PEKERJAAN DINDING

DAN PLESTERAN

11.1 Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran

Meliputi :

a. Pasangan dinding bata

b. Plesteran dan Acian dinding bata

c. Keramik dinding 25/40 cm setara “ MULIA ”

11.2 Persyaratan Bahan :

a. Bata merah bermutu baik,dengan pembakaran sempurna dan merata,bebas dari cacat dan retak minimum telah menjadi dua (2) bagian,produk local dan memenuhi standar “Persyaratan Bahan-bahan PUBB 1970”

b. Pasir dari kualitas baik,bersih dan bebas dari Lumpur,bahan organis,batu-batuan harus diayak.Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.

c. Semen yang dipakai standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut ASTM-150

d. Keramik dinding yang digunakan harus bermutu baik standard SNI setaraf “ Roman”Dn Bercorak,sebelum dipasang di dinding keramik harus direndam dulu dalam air supaya keramiklebih rekat dengan campuran adukan dinding

e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh Direksi.

11.3 Adukan dan Campuran

a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc:3ps, dilaksanakan untuk :

 Semua pasangan bata yang masuk dalam tanah

(22)

 Pasangan batu/bata sisi saluran,bak control,serta

tempat lain yang diperlukan sesuai gambar rencana

 Plesteran dinding bata yang masuk kedalam tanah

seluruhnya pasangan trasraam,plint plesteran,aferking permukaan beton dan plesteran seluruh pasangan

bata perbandingan 1pc : 3ps

 Plesteran topi turap ( Dinding Penahan Tanah).

 Kolom

b. Adukan perbandingan 1pc : 4ps dilaksanakan untuk :

 Pasangan dinding batu/bata dan plesteran yang bukan

trasraam seperti tercantum di di atas

 Adukan semen,digunakan untuk siar benam batu kali.

11.4 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan pasangan dinding batu/bata harus terkontrol waterpast baik arah vertical maupun horizontal.

Pada setiap 8 baris bata harus dipasang angker besi dan kolom.

Pelaksanaan pasangan dinding bata/batu tidak boleh melibihi ketinggian 1m setiap hari sebelum dipasangkan batu/bata terlebih dahulu dibasahi air dengan cara direndam.

b. Sebelum dinding bata dipleter siar harus dikorek sedalam 1cm untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang plestran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.

(23)

d. Untuk finishing beton expose,sebelum diperhalus/aferking permukaan beton perlu dikasarkan/pahat dulu kemudian disiram Portland cement untuk mendapatkan ikatan yang baik

e. Keramik yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan

baik sehingga bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak,pecah-pecah,sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.

g. Pada pasangan dinding trasraam diatas lantai,sampai ketinggian 30 cm plesteran dilaksanakan dengan adukan 1pc: ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk kemudian dihaluskan/diaci dengan adukan semen kemudian di finishing dengan cat minyak

h. Pada pasangan dinding Keramik dipasang dengan campuran 1pc:2ps terisi penuh dengan jarak yang rapat dan neut diisi dengan semen warna sesuai dengan warna keramik yang ditentukan.

Keramik yang akan dipasang terlebih dahulu diseleksi kondisi permukaan,sudut dan pinggiran yang lurus dan halus.

i. Pasangan dinding bata dipasang dengan campuran 1pc:2ps terisi penuh dengan jarak yang rapat dan neut diisi dengan semen warna gelap,pasangan harus mempunyai jarak yang sama dan tekstur,bentuk yang rapih.

12 PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA

12.1 Persyaratan Bahan

(24)

b. Rangka Pintu Panel, Bahan kayu harus memenuhi persyaratan baik tebal dan lebar yang disyaratkan sesuai dengan gambar bestek.

c. Rangka Daun Jendela Panel Kaca, Bahan kayu harus memenuhi persyaratan baik tebal dan lebar yang

disyaratkan sesuai dengan gambar bestek.

d Seluruh sambungan kayu pada kusen dan daun Pintu, jendela, harus menyudut, rapih, sesuai gambar rencana. e. Semua bahan kusen mengacu pada persyaratan

Pekerjaan kayu SNI.

12.2 Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.

b. Tipe Pintu/Jendela atau dinding partisi yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sebagai berikut

c. Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu, jendela, bovenlicht yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi

d. Disyaratkan dipasang angker/fisher pada kusen pintu, jendela dan bovenlicht.

Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen jendela dan bovenlicht, minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu dan masing-masing kusen terluar. Ukuran dan jarak penempatan sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.

(25)

f. Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus benar-benar tegak lurus, kokoh dan tidak dapat digerak-gerakkan, serta pengerjaannya harus rapi sesuai gambar kerja atau petunjuk konsultan pengawas/Direksi.

Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak

memenuhi persyaratan seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

Perbaikan, Perubahan, dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.

13 PEKERJAAN KUNCI,ALAT-ALAT PENGGANTUNG DAN KACA

13.1 Persyaratan Bahan Pekerjaan Kunci

a. Seluruh Kunci menggunakan kunci tanam dengan sistim penguncian ganda (double slaag) setaraf ‘ROYAL’ dengan kualitas baik (SII)

Penggantung daun pintu Menggunakan engsel kupu-kupu ukuran ±10 cm dengan tebal 1,2 mm, Penggantung daun Jendela menggunakan Engsel Kupu-kupu ukuran 5 Cm dengan ketebalan 1,2 mm produksi dalam negeri dengan kualitas baik,sebanyak 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.

Pekerjaan Kaca

Jenis yang digunakan adalah Kaca Polos/ribren dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana yaitu:

(26)

14 PEKERJAAN ATAP 14.1 Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Rumah Dinas type 36 Kejaksaan Negeri Pangkalpinang

14.2 Persyaratan Bahan dan Teknis

a. Semua bahan Rangka atap menggunakan kayu kls II

b. Semua bahan baja harus memenihu standard mutu kayu c. Setiap sambungan kayu harus kuat bila diperlukan

menggunakan baut sebagai pengunci sesuai Gambar Kerja.

d. Penutup atap menggunakan asbes gelombang sejenis harplex

e. Bubungan atap menggunakan bubungan genteng beton f. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus

diperoleh dari leveransir yang dikenal dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan tidak cacat.

g. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.

(27)

i.. Perubahan bahan/detail karena alas an tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi

kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

j. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian Konstruksi baja.

14.3 Persyaratn Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan rangka Kusen dilaksanakan, pelaksana wajib memberikan soft drawing yang sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui pihak direksi dan konsultan perencana

b. Pembuatan dan pemasangan rangka kusen dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai gambar design yang telah dihitung

c. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja

d. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan / disediakan / dikerjakan

(28)

15 PEKERJAAN PLAFOND

15.1 Lingkup Pekerjaan a. Rangka Plafond b. Penutup Plafond

15.2 Persyaratan Bahan dan Teknis

a. Semua bahan rangka plafond menggunakan kayu kls III sesuai gambar rencana

c. Penutup Plafond Ruang bersih menggunakan bahan eternit sekualitas / setara Penutup plafond yang dipasang harus dalam keadaan baik dan tanpa cacat atau noda lainnya( air,minyak,dan kotoran lainnya).

15.3 Persyaratan Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar Kerja dan memeriksa keadaan di tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan serta mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu: Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :

 Perpipaan Instalasi air

 Dan instalasi listirik

 Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam

Gambar Rencana langit-langit, maka Kontraktor harus meneliti gambar kerja disiplin yang bersangkutan.

 Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus

melaporkan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi, untuk mendapatkan keputusan yang harus dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada di bawah petunjuk dan pengarahan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

 Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standar

(29)

b. Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka langit-langit disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi

c. Bahan untuk semua kayu list plafon yang dipakai adalah kayu Kamper Samarinda yang memenuhi persyaratan

d. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan jarak pemakuan maksimum 20 cm, berseling diantara pemakuan langit-langit. Lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul, kemudian diratakan dengan permukaan memakai ampelas halus.

e. Setiap pertemuan sudut harus diadu manis. Setiap perselingan dan pertemuan harus tegak lurus dan rapi. f. Disyaratkan tidak ada sambungan sepanjang kayu utuh

yaitu minimal 300 cm.

16 PEKERJAAN LANTAI 16.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan lantai keramik, 30/30,40/40 atau 60/60 setara ESSENZA, Kamar mandi 20/20

b. Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang c. Pekerjaan rabat

d. Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

16.2 Persyaratan Bahan

a. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan seperti terurai dalam pasal pekerjaan beton di buku RKS ini

b. Keramik 20 x 20 cm digunakan untuk lantai dan pelapis KM/WC, meja dapur sesuai gambar kerja.

(30)

16.3 Persyaratn Pelaksanaan

a. Tanah urug sebagai lapisan dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan rata waterpass, kemudian dipasang urugan pasir padat tebal 10 cm.

b. Landasan konstruksi lantai bawah adalah plat beton 1:3:5 tebal 7 cm dengan cara pemasangan harus memenuhi persyaratan pekerjaan beton dalam pasal lain Buku RKS ini.

Untuk pemasangan penutup lantai atas, sebelum pemasangan keramik harus terlebih dahulu diberi pasir urug setebal 5 cm.

Aduk pemasangan untuk ubin keramik adalah 1PC:3PS, dengan tebal adukan pemasangan minimal adalah 3 cm diatas pasir (lantai atas) dan pada plat beton (lantai bawah).

Jarak antara ubin keramik atau siar lebar adalah 2 mm. c. Pola pemasangan dan awal pemasang harus sesuai

dengan Gambar Kerja dengan mengikuti pola corak masing-masing ubin keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

d. Ujung lantai teratas yang berhubungan dengan trap tangga dan setiap ujung tangga harus dipasang keramik alur anti slip ukuran 8/30 cm sebagai penutup.

17 PEKERJAAN PENGECATAN

17.1 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

a. Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond b. Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC

(31)

17.2 Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk cat-cat kayu/besi setaraf SEIV. Dempul yang digunakan harus satu produk dengan cat yang digunakan.

b. Bahan cat dinding jenis Emulsion setaraf MOWILEX, dempul yang digunakan harus satu produk

c. Bahan didatangkan langsung dari toko. Tiba di Tapak/Site konstruksi masih harus tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat, serta disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

17.3 Persyarat Teknis

a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape, dan sebagainya; l harus tersedia dari kualitas baik dan jumlahnya cukup.

b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat dasar untuk komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

17.4 Persyaratan Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pengecatan Metal

Semua metal seperti tersebut diatas seperti tercantum dalam gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut:

 Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish.

(32)

b. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.

Semua dinding/permukaan pasangan batu/beton & plafond yang tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu

Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu kasar seperti tercantum dalam gambar kerja sesuai ketentuan sebagai berikut :

 Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :

 Cat finish warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya

 Cat finish jenis clear untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya sesuai dengan ketentuan di Gambar Kerja.

 Semua permukaan yang tidak ditampakkan/unexposed dicat hanya sampai dengan cat dasar.

 Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan dilakukan dengan residu (ketentuan ini tidak berlaku).

d. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC

Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam gambar Kerja ditampakkan.

(33)

f. Pekerjaan Pengecatan Dinding

Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan dahulu bebas dari minyak, kotoran, kapur dan kontaminasi-kontaminasi lainnya yang tidak diinginkan. Apabila permukaan memakai dempul maka hasil dempulan harus

sudah dalam keadaan halus dan bersih dari debu dan kotoran.

Tingginya kelembaban serta keberadaan kandungan garam di dalam zat pada umumnya menyebabkan kegagalan pengecatan :

 Tebal lapisan kering 25-30 micron  Tebal lapisan basah 71,5 – 85,8 micron

 Daya sebar teoritis pada tebal lapisan yang dianjurkan 11,7-14,0 m2/ltr

 Daya sebar praktek (dengan factor kerugian sebesar 20 %) 9,4-11,2 m2/ltr

 Kering sentuh 15 – 20 menit

 Pengecatan dilakukan dengan 3 (tiga) kali (3

lapis).

 Kering untuk dilapisi ulang min 1 – 3 jam setelah lapisan pertama

 Kering sempurna min 3 – 6 jam g. Pekerjaan Pengecatan Metal

 Seluruh metal harus dicat dasar dengan zinchromate, baik yang ekspos (tampak) ataupun yang tidak tampak.

 Persiapan sebelum pengecatan

(34)

 Pekerjaan Cat Primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material Metal terpasang.

h. Pekerjaan Cat baja/Besi

 Lapisan pertama

Cat primer jenis QD Metal Primer Red Lead. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 50 mikron atau daya sebar per liter 8 – 10 m2. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

 Lapisan kedua

Cat dasar jenis undercoat, pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 35 mikron atau daya sebar per liter 10 – 13 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

 Lapisan ketiga

Cat akhir/finish/jenis synthetic super gloss. Pelaksanaan

pekerjaan dengan kuas. Ketebalan 30 mikron atau daya sebar perliter 15 – 17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.

 Laburan solignem konstruksi atap

Konstruksi atap yang dilabur dengan solignem adalah konstruksi kuda-kuda, gording ikatan angin, balok tembok (Muurplaat), Pengaku Horizontal, balok jurai, Usuk dan reng.

Laburan solignem harus dikerjakan dengan seksama, sehingga seluruh permukaan kayu terlabur dengan rata.

18 PEKERJAAN

SANITARY DAN INSTALASI AIR

18.1 Lingkup Pekerjan

Lingkup Pekerjaan Ini meliputi pengadaan dan pemasangan antara lain:

a. Pemasangan Sanitary

(35)

18.2 Persyaratan Umum

Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan Normalisasi di Indonesia diantaranya :

 Pedoman Pelambing Indonesia 1979

 Standard Industri Indonesia

 Peraturan PDAM tentang Instalasi Air minum

 British Standard (BA) untuk bahan-bahan

 Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan

Bahan, material, peralatan yang tidak disertai dengan data lengkap (Brosur), tidak di Izinkan untuk dipasang dan harus diganti yang baru.

Sistem Instalasi Air Bersih

a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari Tanki Air ke Instalasi dalam

b. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain) serta pemasangan dan pengujian instalasinya.

c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan dengan pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

d. Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh system jaringan pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya. e. Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan

dan mengadakan pengamatan sampai system itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai perencanaan)

f. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing beserta kelengkapannya

(36)

a. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatnnya yang berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain, ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).

b. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.

c. Pengujian system instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh system jaringan pipa secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya

d. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air buangan beserta kelengkapannya

e.  Bila Pembuangan air kotor dialirkan ke saluran air kotor

PDAM (Riol Kota) yang pelaksanaannya dilakukan oleh petugas bagian air kotor. Segala biaya yang muncul menjadi tanggung jawab Kontraktor termasuk Biaya Penyambungan (BP).

 Air Kotor dialirkan ke septiktank Existing. 

f. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan pembersihan site oleh Kontraktor.

Kemampuan Operasi System Air Bersih

(37)

System Instalasi Air Buangan dan Air Kotor

a. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain-lain pada setiap lantai ke

saluran pipa pembuang utama (pipa tegak). Yang selanjutnya dimasukkan ke dalam saluran pipa air kotor PDAM Kota.

b. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.

Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan : Sistem Instalasi air Bersih

Pipa

a. Pipa saluran air bersih dari Tangki air atas kedalam gedung

Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan PVC Class AW.

b. Pipa di dalam Gedung

Diameter pipa antara dia. 1” s/d dia. 3” baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC

Diameter pipa ¾” kebawah yaitu pipa cabang menuju ke Fixture unit terbuat dari bahan PVC

Accessories

Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan material pipa yaitu PVC

(38)

Pipa

Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat didalam gedung, demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC class AW, dari buatan WAVIN atau yang setara, yang disetujui Konsultan

Pengawas/ Direksi lapangan.

Semua pipa PVC, pipa penyambung, joint, fitting, adalah PVC kelas AW ( heavyduty) seri s 12,5 memenuhi Standard SII, berasal dari Pabrik yang sama, Produk WAVIN atau setara, ukuran sesuai gambar rencana. Katup dan Strainer,katup penutup harus jenis Gate Valve dipasang setiap titik air sebelum masuk ke bangunan atau sesuai gambar.

Accessories

 Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama

dengan pipa, yaitu PVC Class 5 Bar

 Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan

Stainless Steel sesuai dengan daftar merk. Alat Sanitary

 Pekerjaan Alat sanitair Pemasangan Kloset Jongkok,

kloset duduk dan Washtafel yang digunakan adalah sekualitas merk ‘TOTO”

 Bak mandi yang digunakan adalah bak mandi fiber

(39)

 Floor Drain dipasang pada setiap KM/WC seperti

ditunjukan dalam gambar,kualitas yang disyaratkan adalah yang memenuhi standard SSI.

 Kran dan stop kran yang digunakan adalah Kran logam

lapis vernikel setara INA,standar SII,setiap kran

dipasang pada tempat ketinggian seperti yang ditunjuk pada gambar rkerja.Stop krasn dipasang pada pipa diluar bangunan sebelum masuk kejaringan pemakai dengan penempatan sesuai gambar kerja.

 Septiktank dibuat dari pasangan bata/beton dengan

adukan 1pc : 3psr bagian dalam septiktank diplester luar dalam dengan adukan yang sama,kemudian diaci dengan adukan semen.Septiktank ditutup dengan plat beton bertulang adukan 1pc;2psr;3kr dan dilengkapi dengan pelepas bau dari bahan galvanis dia 1” dengan ketinggian minimal 2,5 m

 Bak Resapan dibuat dari pasangan bata dan pipa-pipa

PVC 4” yang berlubang ukuran sesuai gambar Pekerjaan Instalasi Air Bersih

 Seluruh Instalasi Air Bersih untuk di luar dan dalam bangunan menggunakan PIPA PVC klas AW ,semua pemipaan dalam banguan dipasang secara inbow,pelaksanaannya harus dikerjakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya,sehingga kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi dat dihindari .sistim pemasangan pipa adalah ditanam (pada dinding)/bawah lantai.

(40)

c. Pekerjaan Instalasi Air kotor

Seluruh instalasi air kotor menggunakan pipa PVC kelas AW sekualitas WAVIN,Air kotor dari kloset Menggunakan pipa 4” yang langsung dialirkan ke bak control dan diteruskan ke septiktank.Instalasi air kotor dari

Floordrain/Washtafel menggunakan pipa dia 2” yang dialirkan ke bak resapan atau kesaluran pembuangan yang ada

d. Pekerjaan Saluran Pembuang Air Hujan

 Saluran pembuang air hujan terbuat dari pasangan

Grevel beton U dia30 cm diperkuat dengan ban dari pasangan batu/bata adukan 1pc;3ps dan pada tempat –tempat tertentu dipasang bak penampungan pasir/bak control yang terbuat dari pasangan bata adukan 1pc;3ps

 Permukaan Bak penampungan dan ban penggapit

saluran yang terlihat harus diplester dan diaci dengan semen

 Kemiringan saluran minimal 1% dan dibuat sedemikian

rupa sehingga air dapat mengalir tanpa hambatan.

19 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

19.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan Elektrikal meliputi pekerjaan – pekerjaan pemasangan ;

a. Instalasi listrik 19.2 Instalasi Penerangan

Kabel yang digunakan adalah kabel yang telah memenuhi SPLN dan LMK yang ditandai adanya tulisan pada kabel tersebut,jenis kabel yang digunakan adalah sebagai berikut ;

 Untuk Instalasi Titik lampu/saklar adalah jenis kabel NYM

(41)

Untuk instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi dengan pipa PVC listrik dia 5/8” dan diklem pada dinding bata

Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm merk yang dapat digunakan adalah merk SUPREME,PRIMA atau

setaraf.Penyambungan kabel menggunakam Terminal Box dan dengan sistim Terminal.

Untuk jaringan kabel luar bangunan dipergunakan kabel NYY yaitu kabel distribusi antara main panel ke pembagi dengan ukuran sesuai gambar kerja.Penarikan kabel harus dilaksanakan sedemikian rupa,sehingga rapih dan teratur .stop kontak dan Saklar yang digunakan adalah setaraf merk BROCO dan dipasang dengan system ‘inbow’.Sistem pentanahan untuk seluruh stop kontak pada setiap bangunan adalah terpusat pada arde panel bangunan tersebut.

19.3 Panel Penerangan dan Daya

Panel Penerangan dipasang pada setiap bangunan dengan jumlah group pada setiap panel,sesuai yang tercantum dalam gambar kerja .setiap panel dilengkapi dengan kabel Arde BC-16 mm2,tertanam ditanah sehingga mempunyai tahanan pentanahan maksimal 2 ohm.

Full Breaker yang digunakan adalah Type MCB (Magnetic Circuit Breaker) lengkap dengan Box pengaman dengan kapasitas sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja dan Komponen-komponen panel yang digunakan adalah produksi Merlin Gerin atau General Electric

19.4 Persyaratan Umum

(42)

Instalasi Listrik yang dipasang dipersiapkan untuk menahan tegangan sebesar 220 volt. Masa pemeliharaan pekerjaan listrik adalah selama 3 bulan, terhitung sejak dilakukan penyerahan pertama pekerjaan listrik secara keseluruhan.selama masa pemeliharaan tersebut Instalatur listrik berkewajiban untuk

melaksanakan perbaikan /penyerpurnaan atas kerusakan /cacat yang timbul selama masa pemeliharaan.

Pekerjaan Elektrikal dapat diterima oleh konsultan pengawas, apabila disertai dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan.

19.5 Persyratan Pelaksanaan

a. Untuk pemasangan kabel-kabel dan komponene-komponen lainnya yang harus tertanam di dalam dinding/plesteran dilaksanakan pipa-pia jalur kabel pada balok beton,harus disiapkan sebelum pengecoran balok beton dilaksanakan

b. Untuk Kabel daya Pendistribusian dari Main Panel ke Panel pembagi/distribusi ke titik DAya yang harus melewati tanah,harus dipasang tertanam dan terlindungi sesuai gambar kerja.Kabel Daya/tanah digunakan Label NYY+Sparing Pipa PVC.

20. PEKERJAAN SARANA LUAR

20.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Rabat beton keliling bangunan

20.2 Persyaratan Bahan

 Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas Lumpur, tanah liat, kotoran organic dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat lobang sebesar 10 mm.

(43)

 Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi, bahan tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.  Semua bahan yang akan dipasang harus telah dilakukan

pengetesan uji material oleh laboratorium yang ditunjuk pihak Direksi dan Konsultan Pengawas.

20.3 Adukan

 Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 3 Psr dipakai untuk pemasangan Grevel U 20 cm dalam ketebalan adukan maksimal 3 cm.

 Pada sisi yang berbatasan dengan saluran dibuat pasangan pembatas terbuat dari pasangan bata daerah dengan perbandingan 1PC : 5PS, diplester pada bagian yang terlihat, kemudian diaci.

20.4 Pekerjaan Pemasangan Rabat Beton dan Grevel Keliling Bangunan

Persyratan umum/bahan

Segala sesuatu Pekerjaan /jenis pekerjaan yang ada dalam Lingkup pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang telah tercatum sebelumnya dalam buku RKS ini Semua bahan-bahan yang dipakai untuk jenis pekerjaan yang telah diuraikan/sama dengan pekerjaan sebelumnya harus memenuhi semua persyaratan bahan-bahan dalam buku RKS ini

Persyaratan Pelaksanaan

Pekerjaan rabat Keliling Bangunan

(44)

Saluran Air Hujan

Saluran air hujan keliling bangunan,menggunakan dinding penahan saluran dari pasangan bata /batu dengan campuran 1pc ; 3ps yang diplester dengan adukan 1pc ; 3ps pada bagian yang permukaannya terlihat dan bagian

bawah saluran menggunakan Grevel dengan dimeter 30 cm,kemiringan saluran minimal 1% dengan arah kemiringin disesuaikan dengan arahnya aliran air atau disesuaikan dengan gambar kerja.

Saluran air hujan dalam tapak menggunakan dinding penahan saluran dari pasangan batu kali dengan campuran 1pc;3ps bagian bawah saluran menggunakan rabat beton 1pc;3ps;5kr dengan ketebalan 5 cm dengan lebar dan kedalaman sesuai gambar

22. PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN

22.1. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab kontraktor

22.2. Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan sebagainya,harus dikeluarkan dari tapak/site konstruksi.

22.3. Selama pembangunan berlangsung,kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material ,barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima

23. PEKERJAAN LAIN -LAIN

(45)

23.2 Sebelum penyerahan pertama,kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna,dan harus segera diperbaiki,semua ruangan harus bersih,halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.Pemberesan halaman ini harus dilaksanakan sesuai

petunjuk konsultan pengawas.

23.3 Meskipun telah ada pengawas dan unsure-unsur lainnya ,semua penyimpangan dari ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab Pelaksana,untukitu Pelaksana / pemborong harus menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin

24. PENUTUP 24.1 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwiijzing),dan akan dituangkan / dimuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

24.2 Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek

24.3 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama konsultan perencana

Gambar

Tabel jenis adukan

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari mechanical property serat pelepah pisang semakin banyak jumlah helai serat pada komposit maka nilai kekuatn tarik semaikn tinggi hal ini menyebabkan

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah

The numerical values shown on the first graph in Figure 79 describe the power ratio of pyramidal horn antenna, while other two graphs represent values of return loss and VSWR....

Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manunsia yang mendidik untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri

Adapun besarnya sumbangan pengaruh yang diberikan variabel point of purchase, discount dan store atmosphere secara bersama-sama terhadap impulse buying konsumen

Waktu pengaliran dapat diperoleh sebagai pendekatan dengan membagi panjang aliran maksimum dari saluran samping dengan kecepatan rata-rata aliran pada saluran tersebut..

Penerapan Algoritma Topsis untuk Sistem Pendukung Keputusan Penerima bantuan bedah pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Deli Serdang yang berjalan

Hasil kajian menunjukkan bahwa valuasi ekonomi sumber daya genetik padi penting untuk dilakukan supaya dapat menjadi acuan bagi para pemulia padi dalam merakit varietas