Laporan Akhir
III - 1
BAB
III
ARAHAN STRATEGIS
NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
UNTUK KAB. KENDAL
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)
Arahan Rencana Tata Ruang Pulau
Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Jawa Tengah
Arahan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah
Kabupaten Kendal
3.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan
sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah
provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Sesuai dengan definisi dalam RTRWN, Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa
provinsi. Dengan pengertian ini, suatu PKN harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang jangkauan
pelayanannya minimal meliputi lebih dari satu provinsi, seperti misalnya pelabuhan laut berskala
internasional atau nasional, baik kelas utama ataupun pengumpan, atau juga bandar udara
internasional ataupun nasional, atau juga kegiatan industri manufaktur yang proses
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
2) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
3) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi
skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penetapan perkotaan Kendal sebagai PKN tercakup dalam kawasan metropolitan
Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga dan Purwodadi). RTRWP
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 juga menetapkan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) di
Kabupaten Kendal, yaitu: Kendal, Weleri, Boja, Kaliwungu, dan Sukorejo.
Merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/2009 yang
menyebutkan bahwa rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan menjadi pusat-pusat
permukiman dengan memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL), serta pusat
kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah kabupaten yang kewenangan
penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi;
2) Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat pelayanan lingkungan (PPL);
dan
3) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi
satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
Selain itu juga dapat ditetapkan adanya:
1) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL (dengan
notasi PKLp);
2) Pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK);
dan
3) Pusat kegiatan pada angka 1) harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan
mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan pemanfataan ruangnya, agar
pertumbuhannya dapat didorong untuk memenuhi kriteria PKL.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, selanjutnya dapat ditetapkan struktur ruang
Laporan Akhir
III - 3
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) ditetapkan di perkotaan Kendal, sesuai dengan penetapan di
RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009 – 2029 dalam ruang lingkup Kedungsepur yang berfungsi
sebagai pelayanan pusat kawasan ekonomi strategis dan industri.
2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) ditetapkan di perkotaan Kendal, Kaliwungu, Weleri, Sukorejo dan
Boja. Fungsi dari masing-masing perkotaan tersebut adalah:
Perkotaan Kendal dengan fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan tingkat
kabupaten, pusat perdagangan regional, pendidikan;
Perkotaan Kaliwungu dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat industri, kawasan
ekonomi strategis, perdagangan dan jasa;
Perkotaan Weleri dengan fungsi dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat
perdagangan dan jasa;
Perkotaan Sukorejo dengan fungsi pusat agropolitan, pertanian, peternakan dan
konservasi;
Perkotaan Boja dengan fungsi pusat pelayanan sebagai pusat kegiatan pertanian
penyangga agropolitan, perdagangan dan jasa.
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) ditetapkan di perkotaan Pegandon dengan fungsi sebagai
penyangga perkotaan Kendal dan difokuskan sebagai pusat pelayanan kawasan yang ada di
sekitarnya. Ditetapkan sebagai PPK, dengan alasan Kecamatan Pegandon merupakan
wilayah dengan prasarana dan sarana lebih lengkap daripada wilayah lain yang berada di
daerah tengah Kabupaten Kendal. PPK Pegandon ini memiliki wilayah pelayanan, melliputi:
Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Ngampel.
4. PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan), yaitu wilayah – wilayah yang belum tercakup di dalam
poin 1 sampai 4 diatas. PPL merupakan pengembangan fasilitas perkotaan berupa
perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, olah raga, dan peribadatan. PPL ini meliputi
wilayah Kecamatan Cepiring, Patebon, Gemuh, Rowosari, Kangkung, Pageruyung, Patean,
Singorojo, Limbangan, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Plantungan, Ringinarum, dan
Ngampel.
Pembagian penyebaran Pusat Kegiatan dan Pusat Pelayanan di wilayah Kabupaten
Laporan Akhir
III - 5
3.2 Arahan Rencana Tata Ruang Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari
RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM
Kabupaten Kendal adalah:
1) Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan
pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang
terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
2) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana
yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
Sesuai dengan arahan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali, Kabupaten Kendal termasuk ke dalam
Kawasan Andalan Kedungsepur (Kendal – Demak – Ungaran – Semarang - Purwodadi) dan
diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Adapun tujuan Penataan Ruang Pulau Jawa – Bali antara lain adalah sebagai berikut :
1) Lumbung pangan utama nasional;
2) Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;
3) Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;
4) Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara
berkelanjutan;
5) Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secara berkelanjutan;
6) Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;
7) Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);
8) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk
pembangunan;
9) Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan
memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan
10) Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.
Berikut adalah Strategi Operasionalisasi Perwujudan Struktur Ruang dan Pola Ruang,
Pulau Jawa Bali terhadap Kabupaten Kendal sebagai bagian dari Kawasan Andalan
1) mengendalikan perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan
pertanian tanaman pangan;
2) mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan
industri jasa hasil pertanian tanaman pangan;
3) mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian
tanaman pangan;
4) mengendalikan perkembangan PKN dan PKW melalui optimalisasi pemanfaatan ruang
secara kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup;
5) mengendalikan perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan bencana;
6) mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan
industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan;
7) mengembangkan PKN sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional
sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
8) mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi,
dan pameran;
9) mengembangkan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan,
dan minim limbah.
10) memantapkan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa dan jaringan jalan pengumpan Pulau
Jawa yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan Perkotaan
Kedungsepur;
11) memantapkan jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan
Kedungsepur dengan Pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara Udara Ahmad Yani;
12) memantapkan Jaringan Jalur Kereta Api Lintas Utara Pulau Jawa pada lintas Jakarta –
Cikampek – Jatibarang – Cirebon – Tegal – Pekalongan – Semarang – Kudus – Rembang –
Bojonegoro - Surabaya yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
13) mengembangkan dan memantapkan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN Kawasan
Perkotaan Kedungsepur untuk mendukung pergerakan orang dan barang secara massal,
cepat, aman, dan efisien
14) mengembangkan jaringan jalur kereta api cepat antarkota yang menghubungkan
Jakarta-Semarang- Surabaya untuk meningkatkanketerkaitan PKN Kawasan Perkotaan
Laporan Akhir
III - 7
Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila) serta
meningkatkan daya saing perekonomian Pulau Jawa
15) memantapkan pelabuhan penyeberangan di Kabupaten Kendal dan Kota Semarang yang
terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Jawa, jaringan jalur kereta api perkotaan
di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur
16) memantapkan lintas penyeberangan Kendal-Kumai (Pulau Kalimantan),
Semarang-Banjarmasin (Pulau Kalimantan), Sampit (Pulau Kalimantan), serta
Semarang-Pontianak (Pulau Kalimantan) yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau
Jawa, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN
Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
17) memantapkan Pelabuhan Tanjung Emas untuk meningkatkan kegiatan ekspor-impor yang
mendukung perkembangan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
18) memantapkan Pelabuhan Tanjung Emas yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara
Pulau Jawa, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN
Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
19) memantapkan Bandar Udara Ahmad Yani yang terpadu dengan Jaringan Jalan Lintas Utara
Pulau Jawa, jaringan jalan pengumpan Pulau Jawa yang menghubungkan
Semarang-Ungaran, jaringan jalan bebas hambatan, dan jaringan jalur kereta api perkotaan di PKN
Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
20) memantapkan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Semarang-Cirebon untuk
meningkatkan pelayanan wilayah jaringan distribusi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
21) mengembangkan jaringan pipa transmisi minyak dan gas bumi Semarang-Gresik dan
Kalimantan Timur-Semarang untuk meningkatkan pelayanan wilayah jaringan distribusi PKN
Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
22) merehabilitasi jaringan transmisi tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali pada Jaringan Transmisi
Pantai Utara Jawa dan Jaringan Transmisi Pengumpan Selatan-Utara Jawa yang melayani
PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur;
23) mengendalikan perkembangan jaringan transmisi tenaga listrik bertegangan tinggi dengan
memperhatikan kawasan perkotaandan kawasan permukiman tingkat kepadatan tinggi di
PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur
24) merehabilitasi dan meningkatkan fungsi jaringan terestrial pada Jaringan Pelayanan Pusat
Pertumbuhan di Pantai Utara Jawa untuk menghubungkan antarpusat perkotaan nasional
yang meliputi PKN Cilegon-PKN Serang-PKN Kawasan Perkotaan Jabodetabek-PKW
Kawasan Perkotaan Kedungsepur-PKW Kudus-PKW Tuban-PKN Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila-PKW Probolinggo-PKW Banyuwangi
25) mengembangkan jaringan terestrial pada jaringan pelayanan pengumpan (feeder) di Pulau
Jawa yang menghubungkan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur-PKN Yogyakarta
26) mengembangkan jaringan satelit untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
27) mendayagunakan sumber air berbasis pada WS strategis nasional pada WS Jratunseluna
(Provinsi Jawa Tengah) yang melayani PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
28) mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya (Waduk Butak, Waduk
Kaliombo, Waduk Kenteng, Waduk Nglangon, Waduk Rawa Pening, Waduk Sanggeh, dan
Waduk (simo) untuk mempertahankan daya tampung air sehingga berfungsi sebagai
pemasok air Baku bagi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
29) meningkatkan keterkaitan PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan Kawasan
Andalan Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur) dengan
sektor unggulan pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan serta Kawasan Andalan
Karimun Jawa dan Sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan, pertambangan, dan
pariwisata ;
30) mengembangkan fungsi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai pusat permukiman
dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi yang kecenderungan
pengembangan ruangnya ke arah vertikal ;
31) merevitalisasi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai simpul utama kegiatan
ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional ;
32) merevitalisasi PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur sebagai simpul utama transportasi
skala internasional, nasional, dan/atau regional ;
33) membatasi intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKN Kawasan
Perkotaan Kedungsepur ;
34) menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan
gangguan terhadap berfungsinya PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur ;
Laporan Akhir
3.3 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah
a. Rencana Struktur Ruang Wilayah
Sebagaimana RTRWN dan RTR Pulau Jawa-Bali, maka arahan yang terkandung dalam
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Tengah, ditetapkan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kedungsepur, yang meliputi
wilayah perkotaan Kendal, Ungaran, Demak, Semarang, Purwodadi.
Di Kawasan Kedungsepur, kota-kota yang ada berdasarkan skala pelayanannya
dikelompokkan ke dalam skala pelayanan nasional, skala pelayanan wilayah, dan skala
pelayanan lokal. Sistem perkotaan tersebut adalah:
1) Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Nasional (PKN): Kota Semarang;
2) Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (PKW): Koridor Kota
Ungaran-Bawen-Ambarawa, Kota Salatiga;
3) Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Lokal (PKL): Kota Kendal, Kota Demak, Kota
Purwodadi, Kota Ambarawa, Kota Bawen.
Kawasan Strategis Kedungsepur merupakan salah satu kawasan strategis di Provinsi Jawa
Tengah, yang terdiri dari 6 (enam) kabupaten/kota. Kawasan ini memiliki posisi yang
strategis dalam pengembangan perwilayahan Provinsi Jawa Tengah maupun dalam konteks
perwilayahan yang lebih luas. Posisi strategis ini antara lain meliputi:
Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Sebagai ibu kota Provinsi, Kota Semarang merupakan pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, sosial
dan budaya bagi wilayah lainnya di Provinsi Jawa Tengah.
Berada di Jalur Utara Pulau Jawa yang merupakan penghubung Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Jawa Barat. Letak ini akan memberikan peluang di bidang perdagangan,
jasa, pariwisata, atau kegiatan lain.
Dilalui oleh jalur utama Provinsi Jawa Tengah, yaitu jalur Semarang – Bawen, Bawen
– Surakarta, dan Bawen – Magelang – Yogyakarta. Jalur ini merupakan jalur yang
menghubungkan Jawa Tengah bagian utara (Semarang, Kudus, Pekalongan, Tegal, dan
sekitarnya) dan bagian selatan sampai barat (Surakarta, Magelang, Purwokerto dan
sekitarnya).
Dilalui oleh jalur-jalur nasional. Di Kota Semarang terdapat pelabuhan laut skala nasional sehingga mempermudah pula hubungan dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Laporan Akhir
III - 11
dikembangkan Pelabuhan Samudra yang merupakan pelabuhan dengan skala
internasional. Di bidang transportasi udara, telah tersedia Bandara Ahmad Yani di Kota
Semarang sebagai bandar udara nasional yang menghubungkan kota-kota besar di
Indonesia.
Memiliki akses pada pergerakan internasional. Pada Kota Semarang terdapat Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas. Kedua fasilitas ini merupakan akses
penghubung Kawasan Kedungsepur menuju arus pergerakan internasional. Karenanya
Kawasan Kedungsepur memiliki potensi pengembangan yang besar.
Merupakan salah satu kawasan pusat pengembangan di Provinsi Jawa Tengah selain
Kawasan Joglosemar. Kawasan Strategis Kedungsepur juga berimpit dengan
kawasan-kawasan andalan yang ditetapkan dalam RTRW Nasional (Subosuka). Hal ini akan
memberikan peluang bagi perkembangan sektor-sektor perekonomian, seperti pertanian,
perdagangan, jasa, industri, dan pariwisata.
Melingkupi kawasan-kawasan strategis yang mempunyai peran penting dalam skala
regional, yaitu diantaranya kawasan industri sepanjang jalur Semarang – Demak;
Semarang – Kendal; dan Ungaran – Bawen; kawasan pariwisata berkembang seperti
Bandungan, Rawa Pening, Ungaran, Kopeng dan sekitarnya; dan kawasan potensial
produksi buah-buahan dan sayur-sayuran seperti Bandungan, Ungaran, Ambarawa
dan sekitarnya.
Memliki cukup banyak obyek wisata yang tersebar pada daerah Kabupaten/Kota di Kedungsepur, diantaranya Kota Lama Semarang, Rawa Pening, Museum Kereta Api
Ambarawa, Jalan KA Tuntang-Ambarawa-Bedono, Masjid Agung Demak, dan Bledug
Kuwu. Hal ini dapat menjadi potensi pengembangan wilayah bila disediakan sarana dan
prasarana pendukung. Selain itu, dapat juga ditawarkan paket wisata terpadu antar lokasi
wisata yang ada, sehingga hasil yang didapat tidak hanya dinikmati oleh satu daerah saja,
tapi dinikmati bersama.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peluang-peluang yang dimiliki berkaitan
dengan kedudukan Kawasan Strategis Kedungsepur adalah cukup besar, terutama
peluang perekonomian yang bersifat sekunder dan tersier (industri, perdagangan, dan
Laporan Akhir
PETA RENCANA HIRARKI PE RKOTAAN KAWAS AN KEDUNGS EP UR
BANTEK PENYUSUNAN RTR DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
3.4 Arahan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Kendal
3.4.1 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kendal
Skenario utama pengembangan struktur ruang di Kabupaten Kendal adalah:
Daerah utara difokuskan pada pengembangan pertanian dan daerah selatan difokuskan pada perlindungan alam/ pelestarian kawasan lindung, dengan demikian
pengembangan permukiman difokuskan pada daerah tengah Kabupaten Kendal.
Untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal diperlukan kebijakan
yang mendukungnya. Kebijakan penataan ruang Kabupaten Kendal antara lain:
1. Pengembangan dan pemantapan kawasan industri pesisir timur;
2. Pengembangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan industri;
3. Pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian utara;
4. Pengembangan agropolitan di bagian selatan;
5. Pengembangan minapolitan di bagian utara;
6. Pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu;
7. Pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan;
8. Pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhierarki;
9. Pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah;
10. Pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di bagian tengah;
11. Pengendalian secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian selatan; dan
12. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan
negara.
3.4.2 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kendal
Kebijakan yang sudah ditetapkan diatas sebagai salah satu langkah untuk mencapai
tujuan penataan ruang Kabupaten Kendal harus ditunjang dengan strategi, sehingga kebijakan
yang sudah ditetapkan dapat dilaksanakan. Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal
sebagai berikut:
a. Strategi Pemantapan Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Industri di Pesisir
Timur Kabupaten Kendal
Strategi pemantapan pengembangan dan pemantapan kawasan industri di pesisir timur
Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mengarahkan seluruh kegiatan industri baru di kawasan peruntukan industri Kaliwungu;
Laporan Akhir
III - 15
yang dibentuk berdasarkan pertimbangan efisiensi biaya produksi, biaya keseimbangan
lingkungan dan biaya aktivitas sosial;
3) Membangun sarana dan prasarana dasar kawasan; dan
4) Membangun fasilitas penunjang berupa pusat perdagangan sebagai sarana promosi
produk insdustri dan perumahan khusus untuk pekerja industri.
b. Strategi Pemantapan Pengembangan Sarana Prasarana Wilayah untuk Mendukung
Kegiatan Industri
Strategi pemantapan pengmebangan sarana prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan
industri, meliputi:
1) Meningkatkan akses dari kawasan industri ke pelabuhan dan pasar;
2) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kawasan industri; dan
3) Mengembangkan trayek angkutan penumpang ke kawasan industri.
c. Strategi Pemantapan Pengembangan Kegiatan Pertanian Produktif dan Prospektif di
Bagian Utara Kabupaten Kendal
Strategi pemantapan pengembangan kegiatan pertanian produktif dan prospektif di bagian
utara Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mempertahankan secara ketat dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian produktif;
2) Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi teknis bagian utara;
3) Meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan
kawasan pertanian terpadu dengan sistem pengolahan dan pemasaran;
4) Menetapkan kawasan lahan pertanian perkelanjutan; dan
5) Meningkatkan fungsi prasarana irigasi yang sudah ada.
d. Strategi Pemantapan Pengembangan Agropolitan di Bagian Selatan
Strategi pemantapan pengembangan agropolitan di bagian selatan Kabupaten Kendal,
meliputi:
1) Mengembangan kawasan agrapolitan, meliputi:
(i) Kecamatan sukorejo;
(ii) Kecamatan boja; dan
(iii) Kecamatan limbangan.
2) Mengembangkan komoditi unggulan pertanian sesuai dengan potensi kawasan.
e. Strategi Pemantapan Pengembangan Minapolitan di Bagian Utara
Strategi pemantapan pengembangan minapolitan di bagian utara Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mengembangan kawasan minapolitan dan dilengkapi dengan sistem minabisnis; dan
f. Strategi Pemantapan Pengembangan Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan Hasil Non
Kayu
Strategi pemantapan pengembangan kawasan budidaya tanaman tahunan hasil non kayu
untuk mendukung sistem agropolitan di kawasan penyangga Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mengganti tanaman semusim dengan tanaman tahunan;
2) Mengembangkan tanaman tahunan dengan hasil non kayu yang memiliki nilai ekonimi
tinggi; dan
3) Mengembangkan sistem tumpang sari untuk meningkatkan fungsi ekonomi dan
konservasi lahan;
g. Strategi Pemantapan Pengembangan Kegiatan Peternakan di Bagian Selatan
Kabupaten Kendal
Strategi pemantapan pengembangan kegiatan peternakan di bagian selatan Kabupaten
Kendal, meliputi:
1) Mengembangkan hijauan pakan ternak;
2) Mengembangan fasilitas pemasaran hasil ternak; dan
3) Pengembangan peternakan modern.
h. Strategi Pemantapan Pengembangan Pusat-Pusat Pelayanan Secara Berhirarki
Strategi pemantapan pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki di Kabupaten
Kendal, meliputi:
1) Menetapkan hirarki pelayanan kota sesuai peran dan fungsi;
2) Memantapkan pusat pelayanan lingkungan; dan
3) Memacu pertumbuhan permukiman baru di sekitar PPK.
i. Strategi Pengembangan dan Pemantapan Sistem Prasarana Wilayah Kabupaten Kendal
Strategi pengembangan dan pemantapan sistem prasarana wilayah Kabupaten Kendal,
meliputi:
1) Mengintegrasikan perencanaan pembangunan prasarana antar perkotaan dan antar
sektor dalam wilayah Kabupaten yang efektif, efisien dan terpadu;
2) Mengembangkan keterpaduan jaringan drainase dan air minum antar wilayah Kabupaten;
dan
3) Meningkatkan kerjasama dan integrasi dalam pengelolaan dan penanganan limbah baik
Laporan Akhir
III - 17 j. Strategi Pemantapan Pengembangan Kelengkapan Sarana Prasarana Permukiman di
Bagian Tengah Wilayah Kabupaten Kendal
Strategi pemantapan pengembangan kelengkapan sarana prasarana permukiman di wilayah
bagian tengah Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mengarahkan pertumbuhan baru permukiman ke bagian tengah, meliputi:
i. Kecamatan Ringinarum;
ii. Kecamatan Pegandon;
iii. Kecamatan Ngampel; Dan
iv. Kecamatan Gemuh.
2) Meningkatkan dan memberbaiki prasarana jalan yang menuju bagian tengah Kabupaten
Kendal;
3) Menyediakan prasarana dan sarana pendukung permukiman;
k. Strategi Pemantapan Pengendalian Secara Ketat Terhadap Kawasan Lindung di Bagian
Selatan Wilayah Kabupaten Kendal
Strategi pemantapan pengembangan secara ketat terhadap kawasan lindung di bagian
selatan Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mempertahankan dan memulihkan fungsi hutan lindung;
2) Memulihkan kawasan lindung resapan air;
3) Meningkatkan memulihkan kawasan lindung setempat;
4) Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung cagar budaya dan cagar alam;
5) Mempertahankan luasan kawasan lindung ;
6) Mengembangkan program pengelolaan hutan bersama masyarakat;
7) Meningkatkan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan hutan lindung;
8) Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung; dan
9) Meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan.
l. Strategi Peningkatan Fungsi Kawasan Pertahanan untuk Kepentingan Pertahanan dan
Keamanan Negara
Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan negara di Kabupaten Kendal, meliputi:
1) Mengembangkan kawasan lindung dan/atau budidaya di luar kawasan pertahanan dan
keamanan;
2) Mengembangkan peruntukan budidaya di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan
secara selektif; dan
3.4.3 Kawasan Strategis Kabupaten Kendal
a. Kawasan Strategis Ekonomi
Kawasan Strategis Ekonomi adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi
perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan Strategis Ekonomi dikembangkan
melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan
berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang
memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Kawasan Strategis EKonomi dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki
keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing
internasional. Setiap wajib pajak yang melakukan usaha di Kawasan Strategis Ekonomi
diberikan insentif berupa pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain insentif pajak daerah dan
retribusi daerah, pemerintah daerah dapat memberikan kemudahan lain. Di Kawasan
Strategis Ekonomi diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kawasan Strategis Ekonomi terdiri atas satu atau beberapa Zona:
1) Zona pengolahan ekspor” adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan logistik dan
industry yang produksinya ditujukan untuk ekspor.
2) Zona Logistik; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan,
penyortiran, pengepakan, pendistribusian, perbaikan, dan perekondisian permesinan dari
dalam negeri dan dari luar negeri.
3) Zona Industri; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan industri yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi, serta
agroindustri dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri yang produksinya untuk ekspor dan/atau
untuk dalam negeri.
4) Zona Pengembangan teknologi; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan riset dan
teknologi, rancang bangun dan rekayasa, teknologi terapan, pengembangan perangkat
lunak, serta jasa di bidang teknologi informasi.
5) Zona Pariwisata; adalah area yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha pariwisata untuk
Laporan Akhir
III - 19
6) Zona Energi; adalah area yang diperuntukkan antara lain untuk kegiatan pengembangan
energi alternatif, energi terbarukan, teknologi hemat energi, dan pengolahan energi
primer.
7) Zona ekonomi lain : antara lain dapat berupa Zona industri kreatif dan Zona olahraga.
Penetapan batas wilayah kawasan strategis ekonomi Kabupaten Kendal didasarkan pada
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Industri Kaliwungu Kendal yang merupakan bagian dari pengembangan area
yang terdapat di kawasan industri Kaliwungu Kendal. Kawasan ini dialokasikan berada di
selatan kawasan Pelabuhan Kendal. Selain itu kawasan strategis ekonomi Kabupaten Kendal
juga ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Kawasan Strategis Ekonomi adalah kawasan dengan karakteristik yang khas yaitu kawasan
dimana diberikan kemudahan-kemudahan baik berupa insentif maupun pembebasan pajak
untuk komoditas perdagangan tertentu. Pembangunan Kawasan Strategis Ekonomi ini
nantinya diharapkan mampu meingkatkan daya saing kawasan industri Kaliwungu sehingga
dapat mempercepat pertumbuhan kawasan ini.
Kawasan Strategis Ekonomi direncanakan berada di Kecamatan Kaliwungu, tepatnya di 4
(empat) desa, yaitu: Desa Mororejo, Desa Wonorejo, sebagian Desa Krajan Kulon, dan
sebagian Desa Kutoharjo dengan luas kurang lebih 1064 Ha. Kawasan Strategis Ekonomi ini
rencananya berada di dalam Kawasan Industri Kaliwungu. Rencana penempatan Kawasan
Strategi Ekonomi ini dilakukan atas dasar pertimbangan kemudahan akses dari pelabuhan
Kendal yang nantinya akan menjadi pintu gerbang bagi distribusi barang yang akan masuk ke
Kawasan Industri maupun ke Kabupaten Kendal.
Penetapan kawasan ini sebagai kawasan strategis ekonomi tentu akan membawa implikasi
yang sangat luas terhadap perekonomian dan perubahan lingkungan. Hal ini menuntun
adanya ketersediaan acuan perencanaan pemanfaatan ruang yang lebih detai untuk
mengarahkan perkembangan kawasan sesuai dengan peran, fungsi tetapi tidak melampaui
daya dukung dan daya tampungnya.
b. Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup diantaranya adalah kawasan
strategis topografis yang merupakan daerah dengan kelerengan lebih dari 40% dan kawasan
Cekungan Air Tanah (CAT). Kawasan topografi lebih dari 40% meliputi Kecamatan
sebagian wilayah Kecamatan Limbangan dan Boja dengan luas kurang lebih 17.876,85 Ha.
Pada kawasan tersebut perlu dilakukan pembatasan dan pelarangan pengembangan
kegiatan untuk menjaga kelestarian kawasan, penetapan fungsi lindung dan tidak boleh
dialihfungsikan sebagai kawasan budidaya. Termasuk dalam kategori kawasan strategis
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah daerah kritis di pegunungan selatan yang
rentan terhadap bencana longsor dan mengakibatkan bahaya banjir di bagian hulu atau
bagian bawah. Kondisi ini menuntut perlakuan yang lebih arif terhadap upaya pemanfaatan
lahan di kawasan ini melalui penyusunan rencana yang lebih rinci.
c. Kawasan Strategis Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan/atau Teknologi Tinggi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah Pasal 102 yang menyebutkan bahwa kawasan
panas bumi Gunung Ungaran termasuk dalam satuan wilayah Kabupaten Kendal merupakan
kawasan strategis pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi.
Kawasan panas bumi Gunung Ungaran ditetapkan sebagai kawasan strategis Kabupaten
Kendal perlu didukung dengan penyusunan rencana rinci untuk menangani dan mengelola
kawasan secara lebih baik dan berkelanjutan karena terkait dengan kawasan yang ada di
sekitarnya yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung.
Berikut ditampilkan peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kendal, untuk melihat sebaran
Laporan Akhir
III - 21