• Tidak ada hasil yang ditemukan

Febriana Adam, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Febriana Adam, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATERI HIDROKARBON PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE

DAN LEARNING CYCLE 5 FASE-RECIPROCAL TEACHING BAGI SISWA KELAS X MAN MALANG 1

Febriana Adam, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Email: febrianaadams@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching pada materi hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu dengan model post-test only control group design. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas X MAN Malang 1 pada tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 8 kelas. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X-E sebagai kelas eksperimen, dan kelas X-D sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diajarkan materi hidrokarbon dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching, sedangkan pada kelas kontrol diajarkan materi hidrokarbon dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam Learning Cycle 5 fase dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase. Hasil keterlaksanaan pembelajaran kedua kelas berjalan dengan baik dengan presentase skor penilaian 84,38% untuk kelas kontrol, dan 87,05% untuk kelas eksperimen. Hasil belajar afektif siswa menunjukkan nilai rata-rata 76 untuk kelas eksperimen dan 73 untuk kelas kontrol.

Kata kunci: Reciprocal Teaching, Learning Cycle 5 fase, hasil belajar, hidrokarbon.

Abstrak: This study aimed to investigate the students’ learning fulfillment and achievement who are taught using 5 Phase Learning Cycle-Reciprocal Teaching Strategy on the material of hydrocarbon. The design of the study was quasy experimental using post-test only control group design. The population of the study was all the tenth graders of MAN 1 Malang in the 2012/2013 academic year which contained of 8 classes. The samples taken were 2 classes which were X-E as the experiment class and X-D as the control class. The experiment class would be taught using 5 Phase Learning Cycle-Reciprocal Teaching Strategy on the material of hydrocarbon while the control class using 5 phase learning cycle. The result of the study showed that there was significant difference on the students who were taught using 5 Phase Learning Cycle-Reciprocal Teaching Strategy and those who were taught using 5 phase learning cycle.The students’ learning fulfillment was good by the percentage of 84,38 for the control class and 87,05 for the experiment class. The result of the affectife study showed the percentage of 73 for the control class and 76 for the experiment class.

Kata kunci: 5 Phase Learning Cycle, Reciprocal Teaching, Students’ Achievement, Hydrocarbon

Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang didapatkan seorang individu melalui proses pembelajaran. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan pemahaman baru mengenai sesuatu hal

(2)

(Andriani, dkk, 2011). Dalam rangka menciptakan suatu pembelajaran yang efektif, perlu dikembangkan kemampuan berfikir kritis siswa (Qing, dkk, 2010:1429). Ilmu kimia merupakan ilmu yang mengandung materi-materi bersifat abstrak dan deskriptif, sehingga diperlukan pembelajaran yang efektif untuk membangun motivasi dan kemampuan siswa (Omari, dkk, 2010:26). Oleh karena itu, diperlukan model-model pembelajaran yang dapat mengkonstruk pemahaman siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengkonstruk pemahaman siswa adalah Learning Cycle yang dikembangkan oleh Karplus dan Thier pada program Science Curriculum Improvement Study (SCIS) (Hanuscin, dkk, 2007).

Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan

pada keaktifan siswa untuk belajar mengkonstruk dan memahami suatu konsep secara mendalam (Abdulkadir, dkk, 2013:2). Learning Cycle 5 fase dikembangkan oleh Robert Bybee dengan fase sebagai berikut: fase engagement, fase exploration, fase explanation, fase elaboration, dan fase evaluation. Setiap fase merupakan tahapan yang harus ditempuh siswa dalam pembelajaran Learning

Cycle, dan memiliki tujuan masing-masing. Fase engagement bertujuan untuk

menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Fase exploration bertujuan untuk memberi kesempatan pada siswa mengeksplorasi pengetahuan mengenai materi yang dipelajari. Fase explanation bertujuan agar siswa dapat menjelaskan dan memberikan argumentasi ilmiah dari konsep yang telah dipelajari. Fase

elaboration bertujuan untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam

situasi yang berbeda tetapi masih dalam bahasan yang sama. Fase evaluation

bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa dari konsep yang telah dipelajari (Elvan, 2005:34).

Pada pembelajaran Learning Cycle 5 fase sangat dianjurkan adanya kegiatan diskusi kelompok agar siswa menjadi lebih aktif. Selama ini diskusi kelompok yang dilakukan dalam pembelajaran Learning Cycle tidak berpola sedangkan saat ini telah banyak model pembelajaran kooperatif yang berpola seperti STAD, Jigsaw, dan Reciprocal Teaching. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle yang digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif seperti jigsaw dan STAD pada materi kimia tertentu.

Model pembelajaran Reciprocal Teaching atau disebut juga pembelajaran timbal balik merupakan variasi dari pembelajaran kooperatif karena melibatkan 4 orang yang belajar bersama dalam suatu kelompok (Iskandar, 2011:91). Model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu topik, dengan guru dan murid memegang peranan pada tahap dialog tentang topik tersebut. Model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi

(prediction), membuat pertanyaan (questioning), meringkas (summarizing) dan

menemukan serta menjelaskan kata sulit (clarifing) (Ahmad, dkk, 2011:2). Dengan pembelajaran Reciprocal Teaching, guru mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca suatu topik (Freihat, dkk, 2012:1).

Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pembelajaran di MAN Malang 1 masih sering menggunakan metode konvensional dan tidak berpusat pada keaktifan siswa sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik pada proses pembelajaran. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran Reciprocal Teaching, yaitu pertanggung jawaban individu, pembelajaran tersebut dapat digabungkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase menjadi satu model

(3)

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi hidrokarbon pada siswa. Peneliti memilih materi hidrokarbon karena dianggap materi hidrokarbon sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan digabungkannya model pembelajaran Reciprocal Teaching pada model pembelajaran Learning Cycle 5 fase diharapkan siswa lebih mudah mengkonstruk pengetahuan dan pemahamannya tentang materi hidrokarbon. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar materi hidrokarbon pada penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase dan Learning Cycle 5

fase-Reciprocal Teaching bagi siswa kelas X MAN Malang 1.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu dengan model post-test only control group design karena pada prosesnya tidak dilakukan randomisasi sampel secara sesungguhnya. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara undian kelas. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan yang sama dari segi materi dan alokasi waktu pembelajaran. Perbedaannya adalah dari segi model pembelajaran yang diterapkan. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran

Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching dan pada kelas kontrol diberikan

perlakuan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran

Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching yang diperlakukan pada kelas

eksperimen dan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase yang diperlakukan pada kelas kontrol, variabel kontrol penelitian ini adalah waktu pembelajaran, materi ajar, sumber belajar, dan guru yang memberikan materi, sedangkan variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X MAN Malang 1 yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

Rancangan penelitian eksperimental semu dengan model post-test only

control group design ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rancangan Penelitian Model Post-Test Only Control Group Design

Subyek Perlakuan Post test

Kelas eksperimen Kelas kontrol X1 X2 O1 O2 (Sugiyono, 2010:115) Keterangan:

X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching

X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu pembelajaran menggunakan model

Reciprocal Teaching

O1 : Tes untuk kelas eksperimen O2 : Tes untuk kelas kontrol

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN Malang 1 yang memiliki kemampuan sama. Sampel penelitian diambil dua kelas siswa kelas

(4)

X MAN Malang 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan kelas dilakukan dengan cara undian. Untuk kelas eksperimen adalah siswa kelas X-E sebanyak 31 siswa sedangkan kelas kontrol adalah siswa kelas X-D sebanyak 30 siswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu instrumen perlakukan yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan instrumen pengukuran yang meliputi tes, lembar observasi, dan kuis. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dan nilai afektif siswa. Tes berisi soal-soal yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa. Sebelum digunakan untuk pengambilan data, soal tes divalidasi dan dianalisis terlebih dahulu. Hasil uji coba selanjutnya dianalisis untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas.

Hasil uji tingkat kesukaran butir soal menunjukkan 20 soal kriteria mudah, 19 soal kriteria sedang, dan 1 soal kriteria sukar. Uji daya beda butir soal menunjukkan 5 soal kriteria jelek. 5 soal yang memiliki daya beda jelek tetap digunakan dan diperbaiki. Uji validitas dari 40 soal menunjukkan bahwa 4 soal tidak valid. Soal-soal yang tidak valid tetap digunakan dan diperbaiki. Hasil uji reliabilitas soal diperoleh nilai sebesar 0,93 dan dikategorikan sangat tinggi. Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan meliputi melakukan observasi ke sekolah yang akan digunakan sebagai penelitian, menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dan telah divalidasi, menentukan kelas sampel yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian, menyusun, memeriksa dan mempersiapkan instrumen dengan cara memperbanyak instrumen yang disesuaikan dengan banyaknya siswa pada sampel penelitian, mengumpulkan data kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi-materi sebelumnya yang didapat dari dokumen sekolah. Tahap pelaksanaan meliputi melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen dan kegiatan pembelajaran Learning Cycle 5 fase pada kelas kontrol pada materi hidrokarbon, melaksanakan tes uji kompetensi dengan instrumen tes yang telah dibuat pada materi hidrokarbon untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, memberikan nilai afektif dan proses siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Tahap penutup meliputi merekap data tentang keterlaksanaan proses pembelajaran, nilai kognitif, afektif, dan kuis siswa, menganalisis data nilai kuis siswa menggunakan teknik rata-rata, menganalisis data penilaian keterlaksanaan proses pembelajaran, dan afektif, menggunakan teknik persentase, menganalisis data nilai ulangan harian untuk uji hipotesis secara statistik, dan mengolah seluruh data menjadi hasil penelitian.

(5)

Keterlaksanaan dengan Model Pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching dan Model Learning Cycle 5 Fase

Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching untuk kelas eksperimen dan model Learning

Cycle 5 Fase untuk kelas kontrol diperoleh dari penilaian oleh observer selama

pelaksanaan kegiatan pembelajaran berlangsung. Persentase Keterlaksanaan pembelajaran model Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching dan model

Learning Cycle 5 fase dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan grafik persentase

(6)

Tabel 2 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Model Learning Cycle 5 Fase- Reciprocal Teaching dan model Learning Cycle 5 Fase.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Keterlaksanaan proses pembelajaran Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam 85,0% 88,7% 86,2% 90,2% 83,7% 87,5% 80,2% 88,1% 85,5% 86,8% 76,3% 89,4% Rata-rata 86,88% 84,38%

Gambar 1 Grafik Persentase Rata-Rata Keterlaksanan Proses Pembelajaran

Tabel 2 dan Gambar 1 tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dikedua kelas dengan nilai persentase keterlaksanaan pembelajaran berkisar 80%.

Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa

Data kemampuan awal diperoleh dari nilai UAS semester 1 mata pelajaran kimia. Data kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Kemampuan Awal Siswa

Kelas Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Kontrol 30 89 60 72,47 Eksperimen 31 95 65 76

Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai kemampuan awal dari kedua kelas yang diambil sebagai sampel. Analisis data kemampuan awal siswa meliputi uji prasyarat dan uji kesamaan dua rata-rata. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP 4 RPP 5 RPP 6 P e r se n tas e H as il K e te r lak san aan P e m b e lajar an

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(7)

normalitas dan uji homogenitas. Data hasil uji normalitas kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa

Kelas Asymp.Sig. α Kesimpulan

Kontrol 0,907 0,05 Normal

Eksperimen 0,053 0,05 Normal

Tabel 4 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai sebaran yang normal karena nilai signifikansinya >0,05. Data hasil uji homogenitas varian kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Data Hasil Uji Homogenitas Varian Kemampuan Awal Siswa Kelas Signifikansi Kesimpulan Kontrol

0,291 Homogen

Eksperimen

Tabel 5 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa mempunyai varian yang homogen karena nilai signifikansinya >0,05. Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data kemampuan awal siswa normal dan homogen maka digunakan uji-t untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas sama atau tidak. Data hasil uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Data Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji-t Kesimpulan

Df Signifikansi Ho diterima (kemampuan awal kedua kelas sama)

57 0,130

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya >0,05 sehingga disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa sama.

Deskripsi dan Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai ulangan harian dan nilai kuis sedangkan hasil belajar afektif diperoleh dari hasil observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar kognitif (ulangan harian) dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Belajar Kognitif (Ulangan Harian) Kelas Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Rendah Nilai rata-rata K 30 95 47,5 80,56 E 31 95 57,5 74,58

Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Hasil belajar yang berupa nilai kuis digunakan sebagai pendukung hasil ulangan harian siswa kelas kontrol dan

(8)

kelas eksperimen. Nilai kuis siswa dapat dilihat pada Tabel 8, sedangkan grafik nilai kuis siswa dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 8 Nilai Kuis Siswa

Kuis Nilai Kuis Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam 80,42 82,52 81,55 87,58 71,87 81,09 80,06 82 81,17 83 69,17 78,37 Rata-rata 80,83 78,96

Gambar 2 Grafik Nilai Kuis Siswa

Tabel 8 dan Gambar 2 menunjukkan bahwa persentase nilai kuis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hasil belajar afektif siswa meliputi beberapa aspek yang dinilai antara lain bertanya, bekerja sama, teliti, jujur, dan berpendapat atau menyumbangkan ide. Hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 9, sedangkan grafik hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 9 Hasil Belajar Afektif Siswa

Rata-rata Kontrol Eksperimen

73 76 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3 Kuis 4 Kuis 5 Kuis 6

N il ai R ata -R ata K u is S is w a KUIS Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(9)

Gambar 3 Grafik Hasil Belajar Afektf Siswa

Tabel 9 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa hasil belajar afektif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Hasil belajar yang dianalisis secara statistik adalah hasil belajar kognitif yang berupa ulangan harian. Analisis data yang dilakukan meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

Data hasil uji normalitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Data Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa

Kelas Asymp.Sig. Taraf Signifikansi Kesimpulan

Kontrol 0,405 0,05 Normal

Eksperimen 0,585 0,05 Normal

Tabel 10 menunjukkan bahwa data hasil belajar siswa mempunyai sebaran yang normal karena nilai signifikansinya >0,05.

Data hasil uji homogenitas varian hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Data Hasil Uji Homogenitas Varian Hasil Belajar

Kelas Signifikansi Kesimpulan Kontrol

0,311 sama

Eksperimen

Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mempunyai varian yang sama karena nilai signifikansinya >0,05.

Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa sebaran data hasil belajar siswa normal dan homogen maka digunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Data hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Data Hasil Uji Hipotesis

Uji-t Kesimpulan Df Signifikansi Ho ditolak 59 0,040 10 30 50 70 90 N il ai R ata -R ata H as il B e lajar A fe k ti f S is w a

Hasil Belajar Afektif

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(10)

Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai signifikansinya <0,05 sehingga disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

PEMBAHASAN

Keterlaksanaan dengan Model Pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching dan Model Learning Cycle 5 Fase

Pembelajaran materi hidrokarbon dilaksanakan 8 kali tatap muka dengan 6 RPP. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan dua model yang berbeda. Model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase untuk kelas kontrol dan Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching untuk kelas eksperimen. Keterlaksanaan pembelajaran secara umum berlangsung dengan baik di kedua kelas tersebut.

Hasil Belajar Siswa

Pembahasan mengenai hasil belajar siswa meliputi kemampuan awal siswa, hasil belajar kognitif dan afektif siswa.

Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai UAS semester 1 mata pelajaran kimia. Uji analisis statistik nilai kemampuan awal siswa berupa uji prasyarat dan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai kemampuan awal siswa yang diajar dengan model Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching dan siswa yang diajar denganmodel Learning Cycle 5 Fase

terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi >0,05, berturut-turut 0,053 dan 0,907. Hasil uji homogenitas ditunjukkan pada Tabel 5 dimana kemampuan awal siswa memiliki varian yang sama karena nilai signifikansinya >0,05 yaitu 0,291. Berdasarkan hasil uji prasyarat tersebut, maka digunakan uji-t untuk menguji kesamaan dua rata-rata kemampuan awal siswa. Dari tabel 6 menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama karena nilai signifikansinya >0,05 yaitu 0,130.

Hasil Belajar Kognitif Siswa

Hasil belajar kognitif siswa meliputi nilai ulangan harian dan nilai kuis yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP yaitu sebanyak enam kali pada setiap akhir pertemuan. Hasil belajar kognitif yang berupa nilai ulangan harian dianalisis secara statistik sedangkan nilai kuis dianalisis secara deskriptif. Hasil nilai ulangan harian dianalisis secara statistik yang meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari kedua kelas terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,585 untuk siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching dan 0,405 untuk siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. Hasil uji homogenitas ditunjukkan pada Tabel 11 dimana hasil belajar siswa memiliki varian yang sama karena nilai signifikansinya >0,05 yaitu 0,311. Berdasarkan hasil uji prasyarat tersebut, maka digunakan uji-t untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dari tabel 12

(11)

menunjukkan bahwa nilai signifikansinya <0,05 yaitu 0,040 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Tabel 7 juga menunjukkan bahwa

rata-rata nilai ulangan harian siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching lebih tinggi daripada siswa yang

diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase. Akan tetapi, perbedaan hasil belajar dikedua kelas tidak terlalu tinggi. Adanya perbedaan dikedua kelas terjadi karena pada model pembelajaran Learning Cycle

5 Fase, pada fase eksplorasinya hanya dikelompokan biasa dan tidak berpola sehingga terdapat beberapa siswa yang dominan lebih memahami materi yang diajarkan dan terdapat beberapa siswa lain yang masih belum mengerti materi yang diajarkan. Hal tersebut menyebabkan rata-rata nilai ulangan hariannya lebih rendah. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching, pada fase eksplorasinya digunakan model pembelajaran

Reciprocal Teaching sehingga tiap-tiap siswa memiliki tugas masing-masing

dalam memahami handout. Perbedaan yang tidak terlalu tinggi dari kedua kelas dimungkinkan terjadi karena siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching, tidak diacak pemberian tugasnya

pada fase eksplanasi. Setiap siswa hanya dituntut untuk dapat menjelaskan atau memberikan argumen sesuai tugasnya masing-masing, sehingga beberapa siswa belum benar-benar menguasai materi dalam handout. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal

Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan memberikan perbedaan

hasil belajar yang tidak terlalu tinggi.

Kuis dilaksanakan sebanyak 6 kali setelah proses pembelajaran selesai. Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kuis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching (80,83) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase saja (78,96), tetapi perbedaan nilai kuis dikedua kelas tidak terlalu tinggi. Nilai kuis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase lebih rendah karena pada fase eksplorasi cukup banyak siswa yang tidak terlalu memahami materi, sehingga tidak dapat bekerja sama secara kooperatif dengan anggota kelompoknya. Perbedaan yang tidak terlalu tinggi dari kedua kelas dimungkinkan terjadi karena siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching, tidak diacak pemberian tugasnya

pada fase eksplanasi. Setiap siswa hanya dituntut untuk dapat menjelaskan atau memberikan argumen sesuai tugasnya masing-masing, sehingga beberapa siswa belum benar-benar menguasai materi dalam handout.

Hasil Belajar Afektif

Hasil belajar afektif siswa meliputi beberapa aspek yang dinilai antara lain bertanya, bekerja sama, teliti, jujur, dan berpendapat atau menyumbangkan ide. Hasil belajar tersebut dinilai oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung. Nilai berupa skor 2 untuk siswa yang aktif dan skor 1 untuk siswa yang pasif. Skor yang diperoleh siswa dihitung rata-rata dan persentasenya seperti yang tertera pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar afektif

(12)

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching (76) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Learning Cycle 5 Fase saja (73). Hal tersebut disebabkan karena pada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5

Fase-Reciprocal Teaching, pada fase eksplorasi tiap siswa dalam kelompoknya

memiliki tugas masing-masing yaitu memprediksi, mengklasifikasi, membuat pertanyaan, dan meringkas sehingga tiap siswa lebih aktif berdiskusi.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching maupun pembelajaran dengan model Learning Cycle

5 fase pada materi hidrokarbon berlangsung dengan sangat baik dan sudah sesuai RPP. Keterlaksanaan pembelajaran ditunjukkan dengan persentase yang diberikan observer yaitu 86,88% untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching dan 84,38% untuk kelas yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase-Reciprocal Teaching dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5 fase pada materi hidrokarbon.

Saran

Terdapat beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching, pada fase eksplanasinya dianjurkan agar tiap siswa tidak hanya dapat menjelaskan tugas masing-masing individu tetapi juga dapat menjelaskan tugas temannya yang lain sehingga tiap siswa dalam kelompok mendapatkan pemahaman yang sama.

2. Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching

harus digunakan pada materi yang sesuai yaitu materi-materi kimia yang bersifat deskriptif.

3. Pengelolaan waktu dalam penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching perlu memerlukan waktu yang cukup panjang. 4. Model pembelajaran Learning Cycle 5 Fase-Reciprocal Teaching ini dapat

digunakan oleh guru untuk meingkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi.

DAFTAR RUJUKAN

Abdulkadir dan Ahmet. 2013. The Effect Of 5e Learning Cycle Model In Teaching Trigonometry On Students’ Academic Achievement And The Permanence Of Their Knowledge. International Journal on New Trends in

(13)

Education and Their Implications, 4 (1): 2-5 (http://ijonte.org/file upload/ks63207/file/07.tuna. pdf), diakses 28 Maret 2013.

Ahmad, N., Tan, K., Tan, C. 2011. Effects of Reciprocal Teaching Strategies on Reading Comprehension, The Reading Matrix, (Online), 11 (2): 2-3 (http://readingmatrix.com/articles/april_2011/choo_eng_ahmadpdf), diakses 28 Maret 2013.

Andriani, N., Imron, H, dan Lia, N. 2011. Efektifitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Jurnal

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains Bandung,

Indonesia, (Online), (http://portal.fi.itb.ac.id), diakses 21 April 2012.

Elvan. 2011. Effectiveness Of 5e Learning Cycle Model On Students’

Understanding Of Acid-Base Concepts. A Thesis Submitted To The

Graduate School Of Natural And Applied Sciences Of Middle East TechnicalUniversity,(Online),16(1):34-37

(http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/12605747/index), diakses 28 Maret 2013.

Freihat, S., dan Khalaf, A. 2012. The Effect of the Reciprocal Teaching Procedure (RTP) on Enhancing EFL Students' Reading Comprehension Behavior in a University Setting. International Journal of Humanities and Social Science, (Online)2(5):1-3,(http://www.ijhssnet.

com/journals/Vol_2_No_5_March_2012/34.pdf), diakses 23 Maret 2013.

Hanuscin, D, L. & Lee, M, H. 2007. Using a Learning Cycle Approach to

Teaching the Learning Cycle to Preservice Elementary Teachers. Makalah

disajikan pada the Annual meeting of the Association for Science Teacher Education, Clearwater, FL, pada tahun 2007. (Online), (http://web.missouri.edu/~hanuscind/aste20075E.pdf), diakses tanggal 28 Maret 2013

Iskandar, S, M. 2011. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. Bayumedia. Malang.

Omari, H, A dan Weshah, H, A. 2010. Using the Reciprocal Teaching Method by Teachers at Jordanian School. Jurnal European Social Science, 15 (1): 26-39, (Online), (http://europeanjournalof social science.com/ejss_15_1.html), diakses 8 Agustus 2012.

Qing, Z., Gu, J., Liu, Y., Wang, T. 2010. Promoting preservice teachers’ critical thinking Disposition by inquiry-based chemical experiment. Jurnal

Procedia Social and Behavioral Sciences, (Online), 9 (1): 1429-1436,

(http://sciencedirect.com), diakses 21 April 2012.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

(14)

Gambar

Tabel 2  Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Model Learning Cycle 5 Fase- Reciprocal  Teaching dan model Learning Cycle 5 Fase
Tabel 8 Nilai Kuis Siswa
Gambar 3 Grafik Hasil Belajar Afektf Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Bila sudah ditunjukkan bahwa kedua langkah tersebut benar maka sudah terbukti bahwa p ( n ) benar untuk semua bilangan bulat... Tuliskan fog sebagai himpunan

Analisis Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH .... Penilaian

Sebagian besar jalur pedestrian pada sisi-sisi jalan di Kawasan Kota Lama Manado sudah tersedia dengan kualitas yang cukup baik, namun masih terdapat beberapa bagian

 Menurut ekonomi neo-klasik  penilaian individu terhadap suatu barang atau jasa merupakan selisih antara WTP dengan biaya yang diperlukan untuk mensuplai

Kemunculan etika kedokteran atau kode etik kedokteran adalah untuk mengawal profesi para dokter yang mempunyai tujuan mulia yaitu

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah atau Negara dalam periode tertentu, kenaikan produksi ini bisa

Beberapa jurus ia memandang kepadaku. Dan melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang yang mesra yang berlimpah-limpah tercurah dari hatinya ke

Abstrak: Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha dan Penerapannya dalam Undang- Undang Perkawinan di Dunia Islam. Artikel ini mengulas pendapat para ulama mazhab tentang batas