DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
Studi Kasus pada Perusahaan Food and Baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2004-2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Nama : Agnes Natalia Ernaningrum Nim : 04 2214 011
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
Tahun 2004-2006
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Nama : Agnes Natalia Ernaningrum Nim : 04 2214 011
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
“ Tanpa perjuangan, Tak mungkin ada Kemajuan ”
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya,
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meniggal,
Ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang di tanam;
Ada waktu untuk merombak ada waktu untuk membangun;
Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk menari ……….
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka.
( Pengkhotbah 3:11)
Karya ini kupersembahkan untuk:
v
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juni 2009
Penulis
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Agnes Natalia Ernaningrum
Nomor Mahasiswa : 04 2214 011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
Studi Kasus pada Perusahaan Food and Baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2004-2006
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Juli 2009 Yang menyatakan
vi ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
Studi kasus pada Perusahaan Food and Baverages tahun 2004-2006
Agnes Natalia Ernaningrum 042214011
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Yogyakarta
2009
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT Aqua Golden Mississipi Tbk., PT Fast Food Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk tahun 2004 sampai dengan 2006.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Economic Value Added. Tujuan menggunakan metode ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan yang di teliti dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan, apabila nilai EVA positif berarti perusahaan dapat dikatakan sehat, apabila EVA negatif berarti perusahaan belum mampu menghasilkan nilai tambah
vii
FINANCIAL PERFOMANCE ANALYSIS USING ECONOMIC
VALUE ADDED METHOD
Case Study in Food and Baverages Industry from 2004 to 2006
Agnes Natalia Ernaningrum 042214011
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009
The purpose of the study was to analyze financial performance of PT. Aqua Golden Mississipi Tbk, PT Fast Food Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Mkmur Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk., from 2004 to 2006.
Data analysis technique in this study was Economic Value Added Method. The Method was used to identify the value added of those companies. If those companies had positive value added, it means that they were health.
viii
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi
pada program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyusun hingga menyelesaikan skripsi ini penulis tidak lepas dari
bimbingan serta bantuan yang diberikan oleh semua pihak, untuk itu penulis secara
tulus mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing, menuntun, dan menyertai
dalam setiap langkah penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. V. Mardi Widyadmono, S.E.,MB.A., selaku ketua program studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyusun
skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyusun
ix
penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
7. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan smangat, dorongan, dukungan dalam
semua hal, terima kasih atas semuanya
8. Buat adikku yang selalu memberikan semanagat, dorongan, dan dukungan
9. Yustinus Andri Susanto yang telah memberikan kasih, sayang, dorongan,
semangat dan dukungannya dalam semua hal.
10. Semua teman dan sahabatku : Arda, Foni, Laras, Titi, Manajemen angktan ‘04
11. Semua teman-teman kerjaku “ex Cnv’s flexi Divre IV Kandatel YK” apa kabar
teman-teman semua??? Kalo ada lowongan lagi kasih tau ya………Heee
12. Semua sahabat-sahabatku yang ada di Kost Trembuku I : Santi, Nova, Anne,
Atik, Ani, Shinta, Ririn, Mbak uci.
13. Semua keluarga yang ada di Bantul (simbah putri, simbah kakung,
paklik-paklik dan bulik-bulik, semua keponakan dan sepupu yang telah memberikan
bantuan, semangat, dukungan dan dorongan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang
ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
x
Penulis
xi
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Pengertian Kinerja Keuangan ... 6
B. Pengertian Laporan Keuangan ... 7
C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 9
D. Economic value Added... 9
xii
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
C. Populasi dan Sampel ... 19
D. Data yang diperlukan ... 20
E. Objek Penelitian ... 21
F. Variabel Penelitian ... 21
G. Metode Pengumpulan Data ... 21
H. Definisi Operasional ... 21
I. Metode Analisis Data... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 27
A. Sejarah Bursa Efek Jakarta... 27
B. PT Aqua Golden Mississipi Tbk ... 32
C. PT Fast Food Indonesia Tbk ... 34
D. PT Indofood Sukses Makmur Tbk ... 36
E. PT Mayora Indah Tbk ... 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Diskripsi Data ... 43
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 44
xiii
B. Keterbatasan Penelitian... 73
C. Saran... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xiv
Tabel V.2 Perhitungan Biaya Hutang sebelum pajak tahun 2005 ... 45
Tabel V.3 Perhitungan Biaya Hutang sebelum pajak tahun 2006 ... 46
Tabel V.4 Biaya Hutang setelah Pajak tahun 2004... 47
Tabel V.5 Biaya Hutang setelah Pajak tahun 2005... 47
Tabel V.6 Biaya Hutang setelah Pajak tahun 2006... 48
Tabel V.7 Beta tahun 2004, 2005, 2006... 51
Tabel V.8 Hasil Perhitungan Biaya Modal/Ekuitas ... 53
Tabel V.9 Struktur Modal Perusahaan tahun 2004 ... 55
Tabel V.10 Struktur Modal Perusahaan Tahun 2005... 57
Tabel V.11 Struktur Modal Perusahaan Tahun 2006... 58
Tabel V.12 Biaya Modal Rata-rata tetimbang tahun 2004 ... 59
Tabel V.13 Biaya Modal Rata-rata tertimbang tahun 2005 ... 60
Tabel V.14 Biaya Modal Rata-rata tertimbang tahun 2006 ... 62
Tabel V. 15 Hasil Perhitungan EVA tahun 2004... 63
Tabel V.16 Hasil Perhitungan EVA tahun 2005... 66
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan pada umumnya untuk memperoleh laba yang
optimal. Dengan laba tersebut perusahaan dapat mempertahankan dan
mengembangkan usahanya. Untuk itu manajemen harus memperhatikan kinerja
suatu perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
salah satunya aspek keuangan. Untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
perusahaan diperlukan suatu analisis, sehingga bisa diketahui apakah tindakan
atau kebijakan perusahaan yang ditempuh sudah tepat atau belum.
Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila posisi keuangan perusahaan
dapat digunakan untuk bertahan dan bersaing, maka perusahaan menetapkan
tujuan yang tepat, dan lebih memperhatikan keadaan keuangan perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba melalui kegiatan operasinya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena laba
perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban bagi penyandang dananya yang merupakan elemen dalam penciptaan
nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan
datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek,
diantaranya Gross Profit Margin, Operating Income Ratio, Return on Investment,
dan Return On Equity. Walaupun telah banyak digunakan sebagai salah satu dasar
dalam melakukan penilaian kinerja keuangan karena mengabaikan biaya modal,
sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil
menciptakan nilai atau tidak. Hal ini disebabkan karena penggunaan analisis rasio
keuangan tidak dapat diukur apakah tingkat keuntungan yang telah dicapai
perusahaan memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya.
Beberapa tahun terakhir ini telah bertambah suatu metode atau pendekatan
baru dalam menilai kinerja suatu perusahaan, salah satunya adalah Economic
Value Added(EVA) yang dicetuskan pertama kali oleh G. Bennet Stewart dan Joel
M Sterm tahun 1980. Konsep EVA pada dasarnya adalah mengurangi pendapatan
perusahaan dengan biaya modal termasuk di dalamnya biaya dari modal yang di
setor oleh pemilik perusahaan (Edward, 1996: 66). Keunggulan dari EVA
dibanding dengan alat analisis rasio adalah pihak manajer lebih memberanikan
diri melihat berbagai alternatif investasi yang diperkirakan akan meningkatkan
nilai sebuah perusahaan, keunggulan lainnya EVA dapat digunakan sebagai
penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut di
fokuskan pada penciptaan nilai. Konsep yang mendasari EVA yakni bahwa kita
dapat mengetahui apakah operasi perusahaan benar-benar menciptakan nilai
tambah bagi perusahaan sampai perusahaan benar-benar menciptakan nilai
sesungguhnya dari Cost Of Capital (COC) dari seluruh modal yang di tanam.
Melalui konsep EVA kita dapat mengukur berapa besarnya profit yang
sesungguhnya dari operasi perusahaan, manfaat lain dari penggunaan EVA akan
dalam neraca terletak pada bagian pasiva yang terdiri dari pertimbangan
kewajiban jangka panjang dan Ekuitas/modal sendiri. Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
Studi Kasus pada perusahaan Food and Baverages yang terdaftar di BEI tahun
2004-2006.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan diajukan
oleh penulis adalah :
Bagaimana kinerja keuangan PT Aqua Golden Mississipi Tbk, PT Fast Food
Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk,
jika di hitung dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA)?
C. Batasan Masalah
1. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah laporan neraca dan laporan
laba/rugi PT Aqua Golden Mississipi Tbk, PT Fast Food Indonesia Tbk, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk yang terdaftar di
BEI tahun 2004 sampai dengan 2006.
D. D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan PT Aqua Golden Mississipi Tbk, PT
Fast Food Indonesia Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Mayora
Indah Tbk berdasarkan metode EVA.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai informasi bagi perusahaan tentang kinerja keuangan perusahaan dan
sebagai pertimbangan bagi manajer dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Investor
Sebagai masukan bagi para investor untuk mengetahui seberapa besar risiko
apabila menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.
3. Bagi Universitas
Untuk menambah koleksi dan referensi bacaan di perpustakaan Universitas.
4. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan dapat memperdalam ilmu yang
F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tenyang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai
dasar pembahasan permasalahan yang ada.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, data-data yang diperlukan dalam
penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan
data, definisi operasional, dan metode analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang data perusahaan yang akan diteliti.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis terhadap data-data yang diperoleh selama
penelitian atas dasar metode analisis yang ditentukan.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
6
A. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan
dalam satu kurun waktu tertentu yang dapat mencerminkan tingkat perkembangan
perusahaan. Berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (1995:7), pengertian kinerja
adalah Info kerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Info kinerja adalah penting dalam hal ini, info kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumberdaya
yang ada. Di samping itu, info tersebut juga berguna dalam memanfaatkan
tambahan sumberdaya.
Pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria dan informasi
yang dihasilkan dapat dibagi menjadi dua yaitu pengukuran kinerja keuangan dan
pengukuran kinerja non keuangan. Pengukuran kinerja keuangan biasanya
menjabarkan tentang kinerja dari semua produk dan aktivitas jasa yang dihasilkan
oleh sebuah perusahaan. Dasar dari pengukuran kinerja keuangan biasanya
didapatkan dari laporan keuangan perusahaan, baik dari laporan neraca, laporan
laba/rugi, maupun laporan arus kas. Pengukuran kinerja non keuangan
mempunyai pendekatan lain dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran
sering kali dikumpulkan bersama dengan data informasi bagi pengukuran kinerja
keuangan.
B. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagaian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahaan
posisisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagaian integral dari laporan keuangan. (IAI, 1999: 2)
Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
pengambil keputusan, terutama pihak luar perusahaan mengenai posisi keuangan
dan hasil perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, dan
laporan arus kas (soemarsono, 2002:34)
Secara umum ada 4 (empat) macam jenis laporan keuangan perusahaan,
yaitu (Brigham dan Houston, 2004:38):
1. Neraca
Neraca adalah laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu
waktu tertentu, sisi kiri neraca menunjukkan aktiva perusahaan, sedangkan
sisi kanan neraca menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap
aktiva tersebut.
2. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan
beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya
mencapi tujuannya.
Unsur-unsur Laporan Laba/Rugi adalah :
a. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan
usaha atau pelunasan utangnya selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau kegiatan lain
yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
b. Biaya
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya
utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan
barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama badan usaha.
c. Penghasilan atau Income
Penghasilan adalah pendapatan sesudah dikurangi biaya atau penerimaan
atas penjualan terhadap barang-barang dan jasa-jasa.
3. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan menunjukkan total laba ditahan (yang ada di dalam
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi,
investasi dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama periode
akuntansi.
C. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsurnya, menelaah masing-masing
unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman
yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo, 2005:56)
Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
yang bersangkutan (Munawir, 1999:31).
Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk
memprediksi masa depan dalam menentukan nilia saham dan obligasi perusahaan,
sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan
untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan, yang lebih penting
sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa
di masa depan (Brigham dan Houston, 2001:78)
D. Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) adalah nilai tambah kepada pemegang
saham oleh manajemen dalam suatu periode tertentu. Metode ini memfokuskan
estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan,
dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. EVA menunjukkan sisa laba
setelah semua biaya modal, termasuk modal, ekuitas, dikurangkan, sedangkan
laba akuntansi ditentukan tanpa memperhitungkan modal ekuitas (Brigham dan
Houston, 2001:51).
EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – (Capital x c* ) atau
EVA = EBIT (1 – T) – (Capital x c* )
Keterangan :
EVA : Economic Value Added
NOPAT : Net Operating Profit After Tax / Laba bersih operasi setelah
pajak
Capital : Jumlah modal yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka
panjang
EBIT : Earning Before Interest and Tax / Laba sebelum bunga dan
pajak
C* : Cost of Capital / Biaya modal
Kriteria penilaian (Widayanto, 1993: 51-52)
1. EVA > 0
Artinya pihak manajemen mampu menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan melalui kegiatan operasionalnya sehingga bukan saja mampu
untuk membayar seluruh kewajibannya kepada penyandang dana dan
pemerintah melainkan juga mampu menyisakan laba bagi perusahaan. Dengan
kata lain perusahaan memiliki EVA positif adalah perusahaan sehat.
2. EVA = 0
Artinya pihak manajemen hanya mampu untuk membayar seluruh
kewajiban perusahaan kepada penyandang dana dan pemerintah.
3. EVA < 0
Artinya pihak manajemen tidak mampu menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan karena laba yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan untuk
membayar seluruh kewajibannya kepada penyandang dana dan pemerintah.
E. Perhitungan Economic Value Added
Menghitung EVA suatu perusahaan, komponen yang ditentukan terlebih
dahulu adalah biaya modal (cost of capital). Biaya modal (cost of capital) adalah
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham pemilik
atas investasinya. Biaya modal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko
(risk) dan tingkat pengembalian (return), di mana semakin besar risiko yang
dikehendaki sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya
modal yang timbul.
Komponen biaya modal terdiri dari biaya ekuitas dan biaya utang. Kedua
komponen biaya modal ini digunakan untuk menentukan biaya modal tertimbang
rata-rata yang dikenal sebagai Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau c*
dalam perhitungan EVA.
WACC (Weighted Average Cost of Capital) merupakan biaya modal yang
tepat untuk melakukan penganggaran modal. WACC menggambarkan tingkat
pengembalian investasi minimum untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor yaitu kreditor dan pemegang saham.
Penjelasan mengenai biaya utang dan biaya ekuitas adalah sebagai berikut:
1. Biaya Hutang (cost of debt)
Biaya hutang adalah tingkat pengembalian sebelum pajak yang
dibayar perusahaan kepada pemberi pinjamannya (Young dan O’Byrne,
2001:150). Biaya hutang didefinisikan sebagai tarif yang harus dibayar oleh
perusahaan dimasa sekarang, untuk mendapatkan hutang jangka panjang.
Biaya hutang sebelum pajak dapat dirumuskan sbb (Husnan dan
Pudjiastuti, 1996: 48):
kd =
Panjang jangka
g Hu
Bunga Biaya
Keterangan :
=
kd biaya hutang sebelum pajak
Apabila tingkat pajak diperhitungkan maka biaya hutang setelah pajak
adalah (Brigham dan Houston, 2001:408):
) 1 ( * kd T kd = − Keterangan:
kd : biaya hutang setelah pajak
kd : biaya hutang sebelum pajak
T : tingkat pajak
Dalam perhitungan biaya modal, komponen hutang jangka pendek
tidak dimasukkan karena perhitungan biaya modal digunakan terutama untuk
pengambilan keputusan mengenai investasi jangka panjang, oleh karena itu
investasi jangka panjang seharusnya dibiayai dengan dana jangka panjang
(Riyanto,___:257)
2. Biaya Ekuitas/Biaya Modal Sendiri (Cost of equity)
Menurut Stewart dan Stern (dikutip dalam jurnal Akuntansi dan keuangan
Vol I : 37) biaya ekuitas atau Cost of Equity adalah tingkat pengembalian yang
dikehendaki investor karena ketidakpastian laba. Kewajiban membayar bunga
dan pokok hutang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi (naik turun)
Dalam penelitian ini biaya modal dapat dicari dengan menggunakan
model CAPM (Capital Asset Pricing Model). CAPM merupakan model
pengharapan yang mengestimasi nilai-nilai yang belum terjadi. Namun, estimasi
terhadap nilai-nilai pengharapan tersebut tentunya sangat sulit dilakukan sebab
lebih bersifat subyektif. Menurut model CAPM, biaya saham biasa adalah
tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemegang saham atas dana yang
diinvestasikannya pada saham tersebut.
Biaya modal dengan persamaan CAPM (Jogiyanto, 2003: 358):
Ri = RBR+ βi x (RM – RBR)
Keterangan :
Ri : Return Sekuritas ke-i
RBR : Return aktiva Bebas Risisko
RM : Return Portofolio Pasar
β i : Beta Sekuritas ke-i
Nilai RBR (rate of free risk return) dapat menggunakan nilai tingkat suku bunga
Bank Indonesia (SBI) sedangkan nilai RM (indeks pasar) dapat diwakili oleh
nilai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) berdasrkan data tahunan, bulanan
maupun mingguan. Risiko dalam lingkup CAPM disimbolkan dengan β(Beta)
yang merupakan ukuran kepekatan tingkat keuntungan suatu saham terhadap
sistematis atau risiko pasar. Perhitungan nilai beta ini dimaksudkan untuk
mengetahui besarnya biaya ekuitas (Ke). Nilai beta dapat dihitung dengan
menggunakan data pasar. Beta yang dihitung dengan menggunakan data pasar
dapat diestimasi dengan beberapa cara. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dilakukan dengan
menerapkan return-return sekuritas sebagai variabel dependen dan return-return
pasar sebagai variabel idependen. Menurut Jogiyanto untuk mengaplikasikan
model CAPM ini ke persamaan regresi dalam menentukan nilai beta, maka nilai
RBR perlu dipindahkan dari sebelah kanan ke sebelah kiri persamaan, sehingga
diperoleh :
Ri-RBR = βI x ( RM-RBR)
Keterangan :
Ri : Return Sekuritas ke- i
RBR : Return Aktiva Bebas risiko
RM : Return Portofolio Pasar
βI : Beta sekuritas ke-i
Berdasarkan persamaan yang di bentuk, maka variabel dependen persamaan
regresinya adalah sebesar Ri-RBR dan variabel independennya adalah RM-RBR.
Nilai tiap simbol di atas (RM, Ri, RBR) dapat diketahui berdasarkan data yang
1
IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan Tahun t-1
RMT : Return pasar pada waktu t
Perhitungan beta dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 11.
Setelah semua komponen didapatkan maka biaya ekuitas (Ke) dapat dihitung
dengan metode CAPM dengan persamaan
Br
K : Return bebas risiko
M
K : Return portofolio pasar
β : Beta saham i
F. Kelebihan dan kelemahan metode ROI menurut Hansen dan Mowen 1. Kelebihan ROI
a. Mendorong para manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara
penjualan, beban, dan investasi sebagaimana diharapkan dari seorang
manajer pusat investasi.
b. Mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi
dan efisiensi bagaian penjualan sehingga dapat meningkatkan efisiensi
biaya.
c. Mencegah kelebihan investasi di aktiva operasi.
2. Kelemahan ROI
a. Membuat manajer tidak ingin melakukan investasi pada proyek-proyek
yang akan mengurangi keuntungan untuk tiap divisi tetapi akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
b. Adanya fluktuasi nilai dari uang.
c. Para manajer akan fokus pada jangka pendek dengan mengorbankan
jangka panjang.
1. Kelebihan EVA
a. Memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan
biaya modal sebagai konsekuensi investasi
b. Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan. Hanya yang menjadi persoalan
adalah perhitungan biaya modal memerlukan data yang lebih banyak dan
analisis lebih mendalam
c. EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding
seperti standar industri atau data perusahaan lain, sebagaimana konsep
penilaian dengan menggunakan analisis rasio dan dalam prakteknya data
pembanding ini, sering kali tidak tersedia.
2. Kelemahan EVA
a. Hanya mengukur hasil akhir, konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu seperti loyalitas dan tingkat konsumen.
b. Terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk
menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang
justru lebih dominan.
c. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan
EVA secara akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang
19
METODE PENELITIAN A Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yaitu penelitian terhadap
suatu objek tertentu. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan yang dapat memberikan masukan bagi perusahaan
tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Pojok BEI USD, UKDW, UII
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember tahun 2008
C.Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian
dan elemen populasi itu merupakan satuan analisis (Diah Utari, 2005 :13).
Populasi dalam penelitian ini adalah suluruh data keuangan perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar di BEI. Sampel adalah bagian dari populasi yang
menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Sampel dalam penelitian
ini adalah PT Aqua Golden Missisipi Tbk, PT Fast Food Indonesia Tbk, PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Mayora Indah Tbk. Teknik pengambilan
dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan
adalah perusahaan Food and Beverages yang memiliki kriteria :
1. Tercantum biaya bunga
2. Pada periode 2004-2006 mengeluarkan laporan keuangan beserta
penjelasannya
3. Saham perusahaan merupakan saham yang aktif.
D. Data yang diperlukan
Data yang diperlukan, diperoleh melalui internet, ICMD, buku-buku maupun
publikasi melalui internet.
Data tersebut terdiri dari:
1. Gambaran umum perusahaan
2. Laporan laba/rugi tahun 2004 sampai 2006
3. Neraca tahun 2004 sampi 2006
4. Harga saham perusahaan tahun 2004 sampai 2006
5. Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2004 sampai 2006
6. Sertifikat Bank Indonesia tahun 2004 sampai 2006.
E. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah laporan keuangan yang
F. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Soegiyono, 2000:31)
Variabel dalam penelitian ini adalah laba operasi bersih setelah pajak, biaya
modal, modal yang terdiri atas ekuitas dan hutang, total asset yang merupakan
total aktiva , yaitu jumlah aktiva lancar dan aktiva tetap.
G. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang diperlukan bersifat kuantitatif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara memperoleh melalui
dokumentasi. Data-data yang diperoleh adalah data yang telah dipublikasikan dan
dikumpulkan oleh suatu organisasi atau pihak lain.
H. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kinerja atau
operasi yang dapat diuji secara khusus (Cooper dan Emory, 1996: 37)
1. Kinerja dalam penelitian ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba secara efektif dan efisien.
2. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi keuangan yang dicapai
perusahaan.
3. Metode EVA merupakan suatu alat ukur kinerja perusahaan yang dapat
modal dari seluruh modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut.
I. Metode Analisis Data
Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana
tingkat kinerja keuangan perusahaan berdasar metode EVA. Langkah- langkah
untuk menghitung EVA adalah sbb:
1. Menghitung biaya hutang tahunan
a. Biaya hutang tahunan sebelum pajak dihitung dengan rumus (Husnan dan
Pudjiastuti, 1996:48)
kd =
panjang jangka
g hu
bunga biaya tan
Keterangan :
Kd = biaya hutang sebelum pajak
b. Biaya utang setelah pajak dihitung dengan rumus (Brigham & Huston,
2001:408)
kd* = kd (1-T)
Keterangan :
Kd* = biaya utang setelah pajak
kd = biaya utang sebelum pajak
2. Menghitung biaya Ekuitas/Biaya modal sendiri.
Berdasar CAPM (Jogiyanto, 1999) sebelum menghitung biaya ekuitas /biaya
modal sendiri, return saham individual (Ri), return pasar (RM) maka tingkat
suku bunga bebas resiko (RBR) harus ditentukan terlebih dahulu untuk
mengestimasi beta. Adapun ketiga komponen (Ri, RM, RBR) dapat dihitung
dengan melakukan langkah-langkah sbb:
a. Return saham
b. Menghitung return pasar (Rmt) (Jogiyanto, 1999:2004)
c. Tingkat suku bunga bebas risiko (RBr)
Tingkat suku bunga SBI yang digunakan dalam menentukan beta
perusahaan merupakan tingkat suku bunga SBI bulanan.
d. Menghitung beta tahunan (βi)
Setelah nilai ketiga komponen diketahui, maka beta dapat ditentukan
dengan melakukan regresi terhadap tiga komponen tersebut dengan
pendekatan CAPM.
e. Perhitungan biaya modal/biaya ekuitas (ke)
Dengan berdasar ke 3 data tersebut (RM, Ri, & RBr) diketahui maka biaya
modal sendiri dapat dicari dengan menggunakan persamaan CAPM.
Ke = KBr + βi x (KM-KBr)
Keterangan :
Ke : Return saham ke-i
KBr : Return Aktiva Bebas Risiko
KM : Return Portofolio pasar
βi : Beta sekuritas ke-i
3. Menganalisis struktur modal
Struktrur modal dapat dihitung melalui penjumlahan hutang jangka panjang
dihitung dengan membagi hutang jangka panjang dengan jumlah modal,
sedangkan proporsi ekuitas (We) dapat dihitung dengan membagi ekuitas
dengan jumlah modal.
a. Proporsi Ekuitas (We)
Ekuitas
b. Proporsi Utang (Wd)
Panjang
4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
WACC= (We . Ke) + (Wd . Kd*)
5. Menghitung EVA (Economic Value Added) digunakan rumus:
EVA = NOPAT – (Capital x c* )
atau
EVA = EBIT (1 – T) – (Capital x c* )
Keterangan :
EVA : Economic Value Added
NOPAT : Net Operating Profit After Tax / Laba bersih operasi setelah
pajak
Capital : Jumlah modal yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka
EBIT : Earning Before Interest and Tax / Laba sebelum bunga dan
pajak
C* : Cost of Capital / Biaya modal
27
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan
berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat
1.14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya
4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata)
dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang
diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan
kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong
10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal.
11.1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum
dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
12.1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
13.2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya
terdiri dari broker dan dealer.
14.Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
15.16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
16.13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
17.22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
18.10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
19.1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
20.2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
21.2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
22.2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bertepatan dengan peringatan 30 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar
Modal di Indonesia, akan memasuki satu babak baru dalam perjalanan Bursa Efek
di Indonesia, yaitu dengan adanya penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam
Bursa Efek Jakarta, yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (Indonesia
Stock Exchange). Perubahan ini mencerminkan kepentingan pasar modal secara
nasional.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang
dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007, para pemegang saham kedua Bursa
Efek telah menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam
telah dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka persiapan penggabungan
khususnya yang menyangkut aspek legal dan pengesahan Anggaran Dasar dari
Departemen Kehakiman dan HAM. Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007
secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek ini akan memfasilitasi
perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan
derivatif (derivative instruments). Hadirnya Bursa Efek tunggal ini diharapkan
akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah
daya tarik untuk berinvestasi.
Melalui penggabungan ini harapannya adalah pasar modal menjadi lebih
kuat dan efisien. Para pelaku pasar hanya mengenal satu Bursa Efek yang
memfasilitasi seluruh segmen pasar. Efisiensi tercapai karena Perusahaan Efek
cukup menjadi anggota di satu bursa. Demikian pula bagi emiten, cukup tercatat
di satu Bursa Efek. Hal lain yang tidak kalah penting adalah infrastruktur
perdagangan menjadi terintegrasi dan memfasilitasi seluruh instrumen yang
diperdagangkan. Sinergi merger, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
kapitalisasi pasar yang mampu bersaing dalam skala regional, peningkatan
pemodal baik asing maupun lokal. Secara singkat, pasar modal tidak saja sebagai
alternatif bagi pendanaan dan sarana berinvestasi, namun mampu menjadi cermin
pergerakan ekonomi nasional. Salah satu aspek penting peran yang dijalankan
Bursa Efek yaitu penyebaran informasi kepada pelaku dan masyarakat luas. Jika
Indonesia menjadi sentral bagi penyebaran informasi bursa dan keterbukaan
emiten kepada Publik.
B. PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk (AQUA)
1. Sejarah singkat PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk
Aqua lahir atas ide almarhum Tirto Utomo (1930-1994). Beliau
menggagas lahirnya industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia
melalui PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI pada tanggal 23 Februari 1973.
kegiatan fisik perusahaan di mulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan
pembangunan pabrik di Kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produk
komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6
juta liter setahun. Produk utamanya adalah AQUA botol kaca 950 ml yang
kemudian di susul dengan kemasan AQUA 5 galon, pada waktu itu juga
masih dibuat dari kaca. Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa
sulit karena masih rendahnya permintaan masyarakat terhadap produk AQUA.
Dengan berbagai upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyrakat,
sehingga penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil
dicapai pada tahun 1978. Saat itu merupakan titik awal perkembangan pesat
produk AQUA yang selanjutnya terus berkembang hingga sekarang. Semula
produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah atas, baik
kemasan baru : 1500ml, 500ml, 220ml, dari kemasan plastic mulai diproduksi
sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat luas, karen
mudahnya transpotasi dan harga terjangkau.
PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk didirikan berdasarkan akta
notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Februari 1973. Akta pendirian
ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan
No.Y.A.5/213/22 tanggal 19 juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara No.84 tanggal 19 Oktober 1973. Anggaran dasar Perusahaan
telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta notaris
Lindasari Bachroem, SH No.25 tanggal 12 Mei 1977 dalam rangka
penyesuaian dengan Undang-Undang No.1 tahun 1995 tentang perseroan
terbatas dan Undang-Undang pasar Modal No.8 tahun 1995. perubahan ini
telah disahkan oleh menteri kehakiman dalam surat keputusan No. C2-4579.
HT.01. 04. TH. 97 tanggal 3 juni 1997 serta diumumkan dalam Tambahan
Berita Negara No. 84 tanggal 21 Oktober 1997.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo
Lentut No.3 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik perusahaan
berlokasi di Bekasi, Cietureup, dan Mekarsari, Jawa Barat.
Induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah perusahaan
2. Susunan Pengurus Perusahaan
PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Dewan Komisaris
Berdiri : 23 Februari 1973
Alamt : Jl. Pulo Lentut No.3 Kawasan Industri
Pulogadung, Jakarta
Komisaris Utama : Lisa Tirto Utomo
Komisaris Independen : R. Soekardi
Komisaris : Janto Utomo
Dewan Direksi
Direktur Utama : Willy Sidharta
Direktur : John Abdi
Direktur : Dra. Tanti Irawati
C. PT FAST FOOD INDONESIA Tbk
1. Sejarah singkat PT FAST FOOD INDONESIA Tbk (FAST)
PT Fast Food Indonesia (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta
No.20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat dihadapan Sri Rahayu, S.H., Notaris
di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
melalui surat keputusan No.Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979 dan telah di
1979, dimuat dalam tambahan No.682 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.90 tanggal 9 November 1979
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir No.75 tanggal 13 Juni 1997 dari Notaris Poerbaningsih
adi Warsito, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan anggaran dasar
Perusahaan yang di sesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas
No.1 tahun 1995 dan Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun1995. Akta ini
juga memuat perubahan nama Perusahaan dengan menambahkan kata Tbk.
pada akhir nama Perusahaan untuk selanjutnya menjadi PT Fast Food
Indonesia Tbk. Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran.
Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun1979. Pemegang saham
utama Perusahaan adalah PT Galael Pratama dan PT Megah Eraraharja.
2. Penawaran Efek Umum Perusahaan
Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum kepada
masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar
Rp 4.462.500. Sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan yang telah
ditawarkan kepada masyarakat telah dicatat di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun
2000 Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari
3. Susunan pengurus Perusahaan PT FAST FOOD INDONESIA T.bk
Berdiri : 19 Juni 1978
Alamat : Jl. MT Haryono, Jakarta
Komisaris Utama : Andree Halim
Wakil Komosaris Utama : Ny. Elisabeth Gelael
Komisaris Independen : Anton Aditya Subowo
D. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (INDF)
1. Sejarah singkat PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (INDF)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia
pada tanggal 14 Agustus tahun 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma,
berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No.228. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No.12 Tambahan No.611 tanggal 11
Februari 1992. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali mengalami
perubahan, yang terakhir sehubungan dengan perubahan salah satu anggota
Dewan Komisaris sebagaimana tertuang dalam akta notaris Benny Kristianto,
S.H. No.43 tanggal 24 juni 2005. Perubahan tersebut telah diterima dan
dicatat menurut surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup
Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie, penggilingan tepung,
kemasan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Saat ini,
Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan
tepung terigu.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Gedung Ariobimo Sentral,
Lantai 12, Jl. H.R. Rasuna Said X-2, Kav. 5, Jakarta, Indonesia, sedangkan
pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1990.
2. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1994, Perusahaan melaksanakan penawaran umum 21,0
juta saham baru kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp
6.200 per saham. Kemudian pada tahun 1996, Rp 1.000 per saham menjadi
Rp 500 per saham. Sehubungan dengan hal, jumlah modal dasar Perusahaan
meningkat dari 763,0 juta saham menjadi 1.526,0 juta saham pada tanggal 31
Desember 1996.
Pada tahun 1997, jumlah modal dasar Perusahaan meningkat dari 2,0
miliar saham menjadi 6,0 miliar saham. Perusahaan juga melaksanakan
Penawaran Umum Terbatas Pertama, di mana setiap pemegang saham berhak
untuk memesan satu (1) saham baru atas saham lima(5) saham yang di miliki,
dengan harga penawaran sebesar Rp 3.300 per saham. Jumlah saham baru
adalah 305.2 juta saham. Hal ini menyebabkan jumlah saham yang diterbitkan
menjadi 1.831,2 juta saham pada tanggal 31 Desember 1997.
Pada bulan Juli 2000, para pemegang saham juga menyetujui
pemecahan nilai nominal saham (stock Split) dari Rp 500 per saham menjadi
Rp 100 per saham. Dengan demikian, jumlah modal dasar Perusahaan
meningkat dari 6,0 miliar saham menjadi 30,0 miilar saham, sedangkan
jumlah saham ditempatkan Perusahaan juga meningkat dari 1.831,2 juta
saham menjadi 9.156,0 juat saham.
3. Susunan Pengurus Perusahaan
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
Berdiri : 14 Agustus 1990
Alamat : Jl. H.R Rasuna Said X-2, Kav 5, Jakarta
Komisaris Utama : Manuel V. Pangilinan
Komisaris : Benny Setiawan Santoso
: Edward A. Tortorici
: Ibrahim Risjad
: Albert del Rosario
: Robert Charles Nicholson
Komisaris Independen : Utomo Josodirjo
: Wahjudi Prakarsa
E. PT MAYORA INDAH Tbk (MYOR)
PT MAYORA INDAH Tbk (Perusahaan) didirikan dengan akta No.
204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti
dari Ridwan Suselo, S.H., notaries di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 39
tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 448
tanggal 27 Juni 1997 dari Adam Kasdarmadji, S.H., notaries di Jakarta,
mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan agar sesuai dengan
Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang-Undang-Undang Pasar Modal. Perubahan
Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-620.HT.01.04. Th.98 tanggal 6
Februari 1998 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
102 tanggal 22 Desember 2000.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri,
perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang
usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual
produknya di pasar lokal dan luar negeri.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978.
Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No.
2. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 25 Mei 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 3.000.000
saham Perusahaan seharga Rp 1.000per saham kepada masyarakat dan telah
dicatatkan pada Bursa Efek Pada tanggal 4 Juli 1990.
Pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK)
dengan surat No. S-171/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum terbatas
atas 63.000.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 30
Desember 1992
Pada tanggal 7 Februari 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan
efektif dari ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan surat No.
S-219/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas 24.570.000
saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah di catatkan pada Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 maret 1994
Pada tanggal 31 Desember 2006, seluruh saham Perusahaan atau
sejumlah 766.584.000 saham telah dicatat pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Pada tanggal 27 Juni 2003, Perusahaan memperoleh
penawaran umumobligasi kepada masyarakat sebesar Rp 200.000.000.000
dengan tingkat bunga tetap sebesar 14 % per tahun. Seluruh obligasi dijual
sebesar nilai nominal dan telah dicatatkan pada bursa.
3. Susunan pengurus Perusahaan
PT MAYORA INDAH Tbk
Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja
Komisaris : Hendrawan Atmadja
Komisaris Independen : Agustian Widjonarko
Direktur Utama : Gunawan Atmadja
Direktur : Gunawan Atmadja
Andre Sukendra Atmadja
Ongkie Tedjasurya
4. Anak Perusahaan
PT Mayora Indah Tbk, memiliki 5 anak perusahaan diantaranya, PT Sinar Pangan Barat (SPB) yang berdomisili di Medan dengan Jenis Usaha
Industri Makanan dan Olahan, PT Sinar Pangan Timur (SPT) yang
berdomisili di Surabaya dengan Jenis Uasaha Industri makanan dan olahan,
PT Torabika Eka Semesta (TES) yang berdomisili di Tangerang dengan Jenis
Usaha Industri pengolahan kopi bubuk dan instant, PT Kakao Mas Gemilang
yang berdomisili di Tangerang dengan Jenis Usaha Industri pengolahan biji
kakao, dan PT Mayora Nederland B.V yang berdomisili di Belanda dengan
5. Produk Perusahaan
Perusahaan saat ini menjalankan bidang usaha industri makanan,
kembang gula dan bikuit. Perusahaan menjual produksinya di pasar lokal dan
luar negeri.
43
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari
Perusahaan PT AQUA GOLDEN MISSISSIPI Tbk yang kemudian akan
disingkat AQUA, PT FAST FOOD INDONESIA Tbk yang kemudian akan
disingkat FAST, PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk yang kemudian akan
disingkat INDF, dan PT MAYORA INDAH Tbk yang kemudian akan disingkat
MYOR yang disusun secara per periode dan telah diaudit oleh akuntan publik
untuk tahun 2004, 2005, dan 2006. Adapun Laporan yang di maksud adalah
sebagai berikut :
1. Laporan laba/rugi tahun 2004 sampai 2006
2. Neraca tahun 2004 sampi 2006
3. Harga saham perusahaan tahun 2004 sampai 2006
4. Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2004 sampai 2006
5. Sertifikat Bank Indonesia tahun 2004 sampai 2006
Adapun data yang digunakan untuk metode dalam Analisis Data ini adalah
Metode Economic Value Added, yang terdiri atas beberapa komponen yaitu :
2. Cost of Capital atau lebih di kenal dengan WACC (Weighted Average
Cost of Capital)
Komponen ini terdiri dari biaya hutang dan biaya ekuitas. Dalam
perhitungan biaya hutang diperlukan data biaya bunga dan hutang jangka
panjang selama periode penelitian. Sedangkan biaya ekuitas/modal sendiri
dihitung dengan pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
Digunakan CAPM dalam perhitungan biaya modal karena perusahaan
yang diteliti adalah perusahaan yang telah go public. Risiko dalam CAPM
disimbolkan dengan β (beta) yang merupakan ukuran kepekaan tingkat
keuntungan suatu saham terhadap perubahan pasar.
3. Capital yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka panjang.
B. Analisis Data dan Pembahasan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menghitung metode Economic
Value added adalah sebagai berikut,:
1. Biaya hutang sebelum pajak dirumuskan sebagai berikut:
panjang jangka
g hu
bunga biaya kd
tan
=
Berdasarkan rumus diatas, biaya hutang sebelum pajak untuk tahun 2004, 2005,
Tabel V.1
Perhitungan Biaya Hutang sebelum pajak (kd) untuk tahun 2004
Nama
Perusahaan
Biaya Bunga
Hutang jangka
Panjang
Kd (%)
AQUA 242.999.802 222.699.180.110 0,11%
FAST 509.095.000 33.863.295.000 1,50%
INDF 943.855.000.000 6.390.075.000,000 14,77%
MYOR 40.185.544.444 272.157.090.535 14,77%
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2004-2006 Data sekunder diolah
Tabel V.2
Perhitungan Biaya Hutang sebelum pajak (kd) untuk tahun 2005
Nama
Perusahaan
Biaya Bunga
Hutang Jangka
Panjang
kd
AQUA 260.934.545 257.954.933.586 0,10%
FAST 635.946.000 38.958.064.000 1,63%
INDF 827.817.000.000 5.636.222.000.000 14,69%
MYOR 35.830.000.000 356.658.122.005 10,05%
Tabel V.3
Perhitungan Biaya Hutang sebelum pajak (kd) untuk tahun 2006
Nama
Perusahaan
Biaya Bunga
Hutang Jangka
Panjang
kd
AQUA 972.208.493 269.501.461.324 0,36%
FAST 561.733.000 47.321.814.000 1,19%
INDF 816.208.000.000 4.247.287.000.000 19,22%
MYOR 40.656.241.664 358.772.236.359 11,33%
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2004-2006 Data sekunder diolah
Setelah menghitung biaya hutang sebelum pajak, maka biaya hutang setelah
pajak dapat dihitung, sebagai berikut:
kd* = kd (1-T)
Dimana biaya hutang sesudah pajak (kd*) didapat dari mengalikan biaya
hutang sebelum pajak (kd) dengan tarif pajak (1-T). Pajak (T) dalam
perhitungan ini diperoleh dari rata-rata perhitungan pajak (beban pajak
penghasilan tahun berjalan dibagi laba sebelum beban pajak). Hasil perhitungan
Tabel V.4
Biaya hutang setelah pajak (Kd*) tahun 2004
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2004 Data sekunder diolah
Tabel V.5
Biaya hutang setelah pajak (kd*) tahun 2005
FAST 0,22% 99,78% 1,63% 0,016287948 1,63%
INDF 0,63% 99,37% 14,69% 0,14594914 14,59%
MYOR 0,43% 99,57% 10,05% 0,100028371 10,00%
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2005 Data sekunder diolah
Tabel V.6
Biaya hutang setelah pajak (Kd*) tahun 2006
Nama
perusahaan
Tingkat
pajak
(T)
Tax
Saving
(1-T)
kd kd*
kd*
(%)
AQUA 0,38% 99,62% 0,36% 0.003593725 0,36%
FAST 0,24% 99,76% 1,19% 0,011841998 1,18%
INDF 0,37% 99,63% 19,22% 0,19146058 19,15%
MYOR 0,29% 99,71% 11,33% 0,11299185 11,30%
Sumber: Laporan Keuangan tahun 2006 Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel V.6 di atas hasil perhitungan biaya hutang setelah pajak pada
tahun 2004 untuk AQUA adalah sebesar 0,11%. Biaya hutang setelah pajak
menggunakan dana dari hutang jangka panjang sebesar Rp 222.699.180.110,-.
Untuk tahun 2005 biaya hutang setelah pajak adalah sebesar 0,10% ini
merupakan biaya yang harus ditanggung oleh AQUA karena menggunakan
dana dari hutang jangka panjang sebesar
Rp 257.954.933.586,-. Untuk tahun 2006 biaya hutang setelah pajak sebesar
0,36% ini merupakan biaya yang harus ditanggung oleh AQUA karena
menggunakan dana dari hutang jangka panjang sebesar Rp 269.501.461.324,-
Hasil perhitungan biaya hutang setelah pajak pada tahun 2004 untuk FAST
adalah sebesar 1,50 %. Biaya hutang setelah pajak sebesar 1,50 % ini
merupakan biaya yang harus ditanggung FAST karena menggunakan dana dari
hutang jangka panjang sebesar Rp 33.863.295.000 ,-. Untuk tahun 2005 biaya
hutang setelah pajak adalah sebesar 1,63 %, biaya hutang setelah pajak sebesar
1,63% ini merupakan biaya yang harus ditanggung oleh FAST karena
menggunakan dana dari hutang jangka panjangnya sebesar Rp
38.958.064.000,-. Untuk tahun 2006 biaya hutang setelah pajak untuk FAST adalah sebesar 1,18
%, biaya hutang setelah pajak sebesar 1,18% ini merupakan biaya yang harus
ditanggung oleh FAST karena menggunakan dana dari hutang jangka panjang
sebesar Rp 47.321.814.000,-.
Untuk perusahaan INDF biaya hutang sebelum pajak pada tahun 2004 adalah
sebesar 14,72%. Biaya hutang sebelum pajak sebesar 14,72% merupakan biaya
yang harus ditanggung oleh INDF, karena telah menggunakan dana dari hutang
Rp 6.390.075.000.000,-. Untuk tahun 2005 biaya hutang setelah pajak sebesar
14,59%. Biaya hutang sebelum pajak sebesar 14,59% merupakan biaya yang
harus ditanggung oleh INDF karena telah menggunakan dana dari hutang
jangka panjang sebesar Rp 5.636.222.000.000,-. Untuk tahun 2006 biaya hutang
setelah pajak pada perusahaan INDF adalah sebesar 19,15 %, biaya hutang
setelah pajak sebesar 19,15% merupakan biaya yang harus ditanggung oleh
INDF karena telah menggunakan dana dari hutang jangka panjangnya sebesar
Rp 4.247.287.000.000,-
Hasil perhitungan biaya hutang setelah pajak MYOR pada tahun 2004 adalah
sebesar 14,74 %, biaya hutang sebelum pajak sebesar 14,74% ini merupakan
biaya yang harus ditanggung oleh MYOR karena MYOR menggunakan dana
dari hutang jangka panjang sebesar Rp 272.157.090.535,-. Untuk tahun 2005
biaya hutang setelah pajak MYOR sebesar 10,00%, biaya hutang setelah pajak
sebesar 10,00% ini merupakan biaya yang harus ditanggung oleh MYOR karena
menggunakan dana dari hutang jangka panjang sebesar Rp 356.658.122.005,-.
Tahun 2006 MYOR memiliki biaya hutang setelah pajak sebesar 11,30%, biaya
hutang setelah pajak sebesar 11,30% harus ditanggung MYOR karena MYOR
menggunakan dana dari hutang jangka panjang sebesar Rp 358.772.236.359,-.
3. Menghitung biaya ekuitas atau biaya biaya modal sendiri
Untuk perhitungan Rit tahun 2004, 2005 dan 2006 dapat dilihat pada
lampiran 1.
b.Menghitung Return Pasar (Rmt)
Rmt =
c.Menghitung Return Bebas Risiko (RBr )
Untuk menghitung Return Bebas Risiko menggunakan Sertifikat Bank
Indonesia dapat dilihat pada lampiran 3.
d. Menghitung beta tahunan βi dan biaya modal sendiri ke
1) Menghitung Beta Tahunan βi
Menghitung beta tahunan dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS 11 pada masing-masing perusahaan.
2) Menghitung biaya modal sendiri:
ke = kbr + βi x (KM −KBr) Tabel V.7
Beta tahun 2004, 2005, dan 2006
Lihat lampiran Data sekunder diolah
kbr untuk tahun 2004 = 7,29%, untuk tahun 2005 = 12,83%, dan untuk
tahun 2006 = 9,75%. (Lihat Lampiran 3)
km tahun 2004 =
Contoh perhitungan tabel V.8 ( Perusahaan AQUA tahun 2004)
km = 43,96%
pengembalian yang dikehendaki investor karena ketidakpastian laba.
Untuk perusahaan berikutnya dan tahun berikutnya digunakan rumus
yang sama dalam perhitungannya.
Tabel V.8
Hasil perhitungan biaya modal/ekuitas (ke)
MYOR 0,581 34,73%
Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel V.8 di atas tingkat suku bunga SBI (kbr) yang digunakan
dalam perhitungan biaya modal atau biaya ekuitas merupakan tingkat suku
bunga SBI bulan terakhir yang digunakan dalam periode penelitian, yaitu
bulan Desember tahun 2004, 2005, dan 2006. Beta didapat dari persamaan
regresi dengan menggunakan metode CAPM. CAPM merupakan model
pengharapan yang mengestimasi nilai-nilai yang belum terjadi. Namun,
estimasi terhadap nilai-nilai pengharapan tersebut tentunya sangat sulit
dilakukan sebab lebih bersifat subjektif (Maria Lusiana Anzela, 2006:19),
sedangkan return pasar didapat dari IHSG pada akhir tahun 2004, 2005, dan
2006.
4. Menganalisis struktur modal
Struktrur modal dapat dihitung melalui penjumlahan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri (ekuitas). Proporsi hutang jangka panjang (Wd) dapat
dihitung dengan membagi hutang jangka panjang dengan jumlah modal,
sedangkan proporsi ekuitas (We) dapat dihitung dengan membagi ekuitas
dengan jumlah modal.
a. Proporsi Ekuitas (We)
Ekuitas
Panjang
Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
WACC= (We . Ke) + (Wd . Kd)
Contoh perhitungan Tabel V.9 ( Perusahaan AQUA Tahun 2004)
Diketahui : Total Ekuitas : Rp 355.337.659.675,-
Hutang Jangka Panjang : Rp 222.699.180.110,-
Rumus: We (Proporsi Ekuitas)
We =
Untuk perusahaan berikutnya ditahun yang sama menggunakan rumus
dan cara perhitungan yang sama pula.
Tabel V.9
Nama Perusahaan
Total Ekuitas Hutang Jangka panjang
We (%) Wd (%)
AQUA 355.337.659.675 222.699.180.110 61,47% 38,53%
FAST 194.597.287.000 33.863.295.000 85,18% 14,82%
INDF 4.189.916.000.000 6.390.075.000.000 39,60% 60,40%
MYOR 869.241.630.852 272.157.090.535 76,16% 23,84%
Data sekunder diolah
Data diperoleh dari laporan keuangan tahun 2004
Contoh perhitungan Tabel V.10 ( Perusahaan AQUA Tahun 2005)
Diketahui : Total Ekuitas : Rp 405.323.830.253,-
Hutang Jangka Panjang : Rp 257.954.933.586,-
Rumus: We (Proporsi Ekuitas)