• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik : studi kasus pada siswa/siswi SMP Negeri 6 (Jetis, Yogyakarta) - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik : studi kasus pada siswa/siswi SMP Negeri 6 (Jetis, Yogyakarta) - USD Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

 

ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK

Studi Kasus pada Siswa/Siswi SMP NEGERI 6 (Jetis, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh ; Leta Devianna NIM : 072214017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i  

ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK

Studi Kasus pada Siswa/Siswi SMP NEGERI 6 (Jetis, Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh ; Leta Devianna NIM : 072214017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv  

MOTTO dan PERSEMBAHAN

Seribu perkataan dan pengetahuan tidak berarti tanpa ada satu tindakan yang nyata.

Ketakutan dan kekhawatiran akan lenyap pada saat kebodohan dihapus oleh pengetahuan.

Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus 2. Papaku dan Alm Mamaku yang telah membesarkanku hingga sampai sekarang ini. 3. DP 1Bpk Hendra dan Bpk Yudi yang telah membantu dan membimbing skripsi saya menjadi sempurna

(6)

v  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK

Studi kasus pada Siswa/Siswi SMP Negeri 6 (Jetis,Yogyakarta) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 Agustus 2011 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003,pasal 25 dan pasal 70)

Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Leta Devianna

Nomor Induk Mahasiswa : 072214017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK.” Studi Kasus pada Siswa/Siswi SMP Negeri 6 (Jetis, Yogyakarta) Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 Agustus 2011 Yang menyatakan

(8)

vii  

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Alasan Pelajar Menggunakan Jasa Angkuatan Publik: Studi Kasus pada SMP Negeri 6 Jetis,Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.Y.P. Supardiyono,M.Si., Akt. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak V.Mardi Widyadmono, S.E.,M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto g,M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati. 4. Bapak A.Yudi Yuniarto,S.E.,M.B.A., selaku dosen pembimbing II, yang

telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

(9)

viii  

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

7. Bapak Martoyo, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 6 (Jetis,Yogyakarta) yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian. 8. Semua responden yaitu SMP Negeri 6 (Jetis,Yogyakarta)

9. Papa dan alm.mamaku (Agus Sugeng Lukito dan Vivi Pujianti),yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak bagiku. Serta adiku (Vera Deviaanna) terimakasih atas doanya.

10.Buat pacarku tersayang (Ivan Christian Fandi) termakasih atas bantuannya, pengertiannya, nasehatnya, semangat dan doanya.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, sekali lagi terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

(10)

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMANPERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

(11)

x  

1. Pemasaran ... .. 5

a. Pengertian Pemasaran ... 5

b. Pengertian Konsep Pemasaran ... 6

c. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

d. Pengertian Perilaku Konsumen ... 8

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 8

f. Proses Pengambilan Keputusan ... 12

2. Definisi Pelajar ... 13

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 24

1. Filipus Puspa Kelana Enggar Jati ... 24

2. Irene Ngongo ... 25

3. Monika Ike Dewi ... 26

C. Kerangka Konseptual ... 27

D. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subjek dan Objek penelitian ... 30

(12)

xi  

D. Variabel Penelitian... 31

E. Definisi Operasional ... 32

F. Populasi dan Sampel ... 32

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 34

H. Sumber Data ... 34

I. Teknik Pengumpulan Data ... 35

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 35

K. Profil Responden ... 37

I. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 ... 42

1. Latar Belakang Sejarah Bangunan SMP Negeri 6 ... 42

2. Deskripsi Bangunan ... 43

3. Fasilitas Ruang yang tersedia di SMP Negeri 6 Yogyakarta ... 45

4. Visi dan Misi SMP Negeri 6 ... 47

5. Tujuan Pendidikan SMP Negeri 6 ... 47

6. Wawasan Wiyatamandala ... 48

7. Jumlah Pelajar SMP Negeri 6 dari tahun 2008-2011 ... 50

8. Kegiatan Extra Kurikuler di SMP Negeri 6 Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 50

(13)

xii  

10. Nama-nama Kepala Sekolah Smp Negeri 6 Yogyakarta ... 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penjelasan Penelitian ... 53

B. Pengujian Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Realibilitas ... 55

C. Profil Responden ... 56

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 56

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57

D. Analisis Data ... 57

E. Pembahasan ... 60

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

C. Keterbatasan ... 65

(14)

xiii  

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

IV.1 Jumlah Pelajar SMP Negeri 6 dari tahun 2008-2011... 50

IV.2 Sertifikat dan Penghargaan Pelajar SMP Negeri 6 dari tahun 2010-2011 ... 51

V.I Hasil Uji Validitas ... 54

V.2 Hasil Uji Realibilitas ... 55

V.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

V.4 Identitas Responden Berdasarkan Kelas ... 56

V.5 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 57

(15)

xiv  

DAFTAR GAMBAR

(16)

xv  

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 68

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kota Yogyakarta ... 71

Lampiran 3 Surat Keterangan Bukti Penelitian SMP Negeri 6 ... 72

Lampiran 4 Jawaban Responden ... 73

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ... 75

Lampiran 6 Hasil Uji Realibilitas ... 76

Lampiran 7 Hasil Uji Cochran Q-Test ... 78

Lampiran 8 Tabel Korelasi Pearson Product Moment ... 79

Lampiran 9 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat ... 80

(17)

xvi  

ABSTRAK

ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK Studi Kasus pada Siswa/ i SMP Negeri 6 (Jetis,Yogyakarta)

Leta Devianna Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

(18)

xvii  

ABSTRACT

THE REASONOF STUDENTS USE THE PUBLIC TRANSPORT SERVICES

A case study of SMP Negeri 6 (Jetis,Yogyakarta)

Leta Devianna Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

(19)

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Yogyakarta merupakan Kota Pendidikan. Sekarang ini

pendidikan di kota Yogyakarta berkembang dengan pesat, relatif signifikan dan

tidak pernah redup menarik banyak pelajar untuk datang menggali ilmu di kota

Yogyakarta. Ketika berbicara mengenai pendidikan kata pertama yang muncul

dibenak pikiran kita adalah pelajar, karena pelajar identik dengan pendidikan,

apalagi Kota Yogyakarta juga sebagai “Kota Pelajar”.

Transportasi sangat dibutuhkan bagi para pelajar, karena dengan

adanya transportasi pelajar dapat sampai di sekolah dan rumah mereka

masing-masing. Sarana tranportasi publik digunakan untuk membantu para pelajar yang

tidak memiliki kendaraan pribadi serta tidak ada yang mengantar jemput di

sekolah.

Melihat arus lalu lintas di Kota Yogyakarta sekarang ini semakin padat

dan banyak dipenuhi oleh kendaraan pribadi seperti: mobil dan sepeda motor

yang banyak ditemui di jalanan Kota Yogyakarta, sehingga menimbulkan

kemacetan bagi pengguna lalu lintas di jalan. Untuk itu pemerintah Kota

Yogyakarta membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dengan cara

menyediakan jasa angkutan publik. Terutama di kota Yogyakarta sendiri

(20)

operasi bus trans jogja. Angkutan publik terdiri dari: kopata, kobutri, damri dan

trans jogja. Selain itu pemerintah Kota Yogyakarta juga membuat kebijakan

harga khusus, untuk pengguna jasa angkutan publik yang relatif lebih murah

dan dikhususkan bagi para pelajar bila dibandingkan dengan masyarakat

umum. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan jasa angkutan publik

bagi para pelajar.

Sekarang ini masih banyak dijumpai orang yang memilih dan

menggunakan jasa angkutan publik, tetapi juga masih ada yang menggunakan

kendaraan pribadi. Mereka yang memilih menggunakan angkutan publik harus

rela menunggu lama, mereka juga harus berdesak-desakan pada saat dalam

angkutan, merasakan panas, dan juga kemacetan di jalan raya. Oleh karena

itu, banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi terutama sepeda

motor dan mobil sebagai sarana transportasi mereka..

Berdasarkan fenomena yang sudah terpapar di atas maka penulis

merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ALASAN PELAJAR MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PUBLIK: Studi kasus pada pelajar di SMP NEGERI 6 (Jetis, Yogyakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanlatar belakang masalah tersebutmaka dapat diambil suatu

rumusan permasalahan yaitu :

1. Apa saja yang menjadi alasan pelajar SMP NEGERI 6 (Jetis, Yogyakarta)

(21)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 1 sampai 5 November

2010, maka alasan yang diteliti yaitu kondisi ekonomi yang kurang mampu,

tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah, adanya peraturan sekolah untuk

tidak boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau bagi kalangan

pelajar, belum memiliki SIM, pelajar tidak ada yang mengantar jemput,

kemudahan pelajar dalam mengakses jalur angkutan publik, pengalaman

keseharian pelajar, kemudahan untuk mencari dan mendapatkan jasa angkutan

publik, hanya karena coba-coba ingin merasakan naik angkutan publik, ingin

menambah teman.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan pelajar

menggunakan jasa angkutan publik.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian ini dapat

bermanfaat bagi:

1. Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi dasar agar pemerintah lebih menggalakan

(22)

2. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dan refrensi perpustakaan

Universitas Sanata Dharma bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi

untuk penelitian lebih lanjut

3. Peneliti

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah

dipelajari ke dalam praktek sehingga dapat menambah wawasan dan

(23)

5

Pemasaran merupakan faktor yang paling penting bagi perusahaan

dalam era persaingan saat ini. Kegiatan pemasaran yang baik dan tepat

sasaran akan membantu perusahaan untuk menghadapi persaingan.

Sehingga perusahaan mampu berkembang dan produk yang dihasilkan

dapat diterima oleh konsumen.

Untuk mencapai semua itu perlu adanya interaksi antara penjual

dan pembeli sehingga menimbulkan transaksi yang mungkin terjadi.

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau

organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan dan penukaran nilai dengan orang lain. (Kotler dan Armtrong,

2008:6). Sedangkan menurut The American Marketing Association (dikutip dalam Swastha, 2007:7), pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang

mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau

pemakai. Dari pengertian tersebut pemasaran bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses sosial dan manajerial

dengan kegiatan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang

nilainya sama. Pemasaraan juga mengandung pengertian yang lebih luas

(24)

kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem sehingga harus

dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik.

b. Pengertian Konsep Pemasaran

Menurut Swastha (2002:17), konsep pemasaran adalah sebuah

falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen

merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Sedangkan konsep pemasaran menurut Kotler dan Armstrong

(2001:23) menyatakan bahwa tujuan organisasi tergantung pada

pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan

kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik dari pada pesaing. Dengan

demikian terlihat jelas bahwa tujuan konsep pemasaran ini adalah untuk

memuaskan konsumen.

Dalam konsep pemasaran, ada tiga unsur yang mendasar (Swastha,

2002:18-21) yaitu :

1). Orientasi pada konsumen

a) Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

b) Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran dalam penjualan

c) Menentukan produk dan program sasarannya.

d) Mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur,

menilai, dan menafsirkan keinginan, sifat dan perilaku konsumen.

e) Menentukan dan melaksanakan stategi yang paling baik apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang rendah atau

(25)

2). Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua

elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan

diintegrasikan. Di samping itu, juga harus dihindari adanya

pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan

pasarnya, sehingga setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan

turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk

memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat

direalisir.

3). Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

Tujuan menggunakan konsep pemasaraan ini adalah untuk

memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik

sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan

laba. Salah satu tujuan semua perusahaan pada umumnya adalah

mengoptimalkan laba. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat

memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen serta

dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

c. Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:8), manajemen pemasaran

adalah analisis, implementasi, dan pengendalian dari program-program

yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

(26)

pemasaran adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik

individu maupun kelompok dengan berusaha untuk memuaskannya.

d. Perilaku Konsumen

Menurut Swastha dan Handoko (2000:10), perilaku konsumen

adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Engel (1992:3), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalammendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusul penentuan kegiatan tersebut.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Berdasarkan kedua pengertian tersebut ada dua hal penting dalam perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam penilaian, menurut Swastha dan Handoko (2000:17), faktor–faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:

1) Faktor-faktor ekstern

Perilaku pelajar sangat dipengaruhi oleh berbagai lapisan

masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Hal ini berarti

(27)

yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap

dan selera yang berbeda-beda. Faktor – faktor ekstern tersebut antara

lain:

a) Kebudayaan

Menurut Mowen (dikutip dalam Sustina, 2000:223)

budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial

diaalirkaan secara simbiolis melalui bahasa dan cara-cara lain

pada anggota masyarakat tertentu. Dan definisi tersebut

menunjukkan bahwa perilaku manusia ternyata sangat ditentukan

oleh kebudayaan yang melingkupinya. Namun, pengaruh budaya

tersebut akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan

perkembangan jaman dari masyarakat tersebut. Perilaku pelajar

yang ditentukan oleh kebudayaan ini tercemin dari cara hidup,

kebiasaan dan tradisi dalam permintaan terlebih pada gaya hidup,

dan kebiasaan.

b) Kelas sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

homogeny dan permanen, yang tersusun secara hirarki dan yang

anggotanya menganut nilai-nilai, amanat dan perilaku yang serupa

(Kotler, 2000:186). Sebagai contoh dengan adanya nasib sosial

yang berbeda diantara individu akan menimbulkan suatu perasaan

tertentu terhadap produk.

Setiap kelas sosial mempunyai karakteristik tersendiri,

(28)

sosial menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang secara

umum mempunyai perbedaan dalam hal gaya hidup dan

kecenderungan konsumsi. Kelas sosial ini biasa ditunjukkan oleh

perbedaan gaya hidup yang terjadi pada populasi penduduk,

karena setiap penduduk mempunyai gaya hidup yang

berbeda-beda. Adanya lapisan-lapisaan sosial dalam masyarakat dapat

terjadi dengan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat dapat

terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat

itu, tetapi ada pula yang sengaja disusun untuk mengejar suatu

tujuan bersama.

c) Kelas sosial dan refrensi

Kelompok-kelompok sosial adalah kekuatan sosial yang

menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain,

karena adanya hubungan diantara mereka (Swastha dan Handoko,

2000:66)

Dari definisi terdebut dapat disimpulkan bahwa kelompok

sosial dan refrensi mempengaruhi perilaku seseorang dan dapat

dijadikan pedoman oleh pelajar dalam melakukan keputusan

dalam memilih jasa angkutan publik. Karena adanya faktor harga

yang murah, kemudahan transaksi pembayaran, efisien dan

efektif.

d). Keluarga

Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang

(29)

mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam menentukan

macam jasa angkutan publik yang akan digunakannya sesuai

dengan selera dan keinginannya. Serta karena adanya faktor

ekonomi atau keuangan yang berbeda antara keluarga yang satu

dengan yang lainnya.

Faktor-faktor intern menyangkut psikologis pribadi

seseorang yang pengaruhnya sangat besar terhadap perilaku

pelajar dalam memilih dan menggunakan jasa angkutan publik .

2). Faktor-faktor intern tersebut antara lain:

a). Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada setiap

waaktu tertentu. Kebutuhan berasal dari keadaan psikologis

mengenai ketegangan seperti kebutuhan akan pengakuan,

penghargaan. Suatu dorongan adalah suatu kebutuhan yang cukup

mendorong seseorang untuk bertindak dan memuasakan

kebutuhan tersebut sehingga mengurangi rasa ketegangannya.

b). Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan dalam arti proses seorang

individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang

bermakna tentang dunia (Kotler, 1994:248). Persepsi tidak hanya

tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan

yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

(30)

c). Kepribadian dan konsep diri

Orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kita

mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik psikologi yang

berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif

konsisten dan tetap terhadap lingkungannya. Kepribadian

biasanya dijelaskaan dengan ciri-ciri bawaan sikap, kondisi sosial,

dan kemampuan beradaptasi.

d). Proses belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan

perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman

(Swastha dan Handoko, 2000:86). Dalam hal perubahan perilaku

tersebut bersifat tetap atau permanen dan bersifat lebih fleksibel.

Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia

yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan tertentu.

e). Sikap

Sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah

terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap lingkungan,

yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang

tersebut. Sikap biasaanya memberikan penilaian (menerima atau

menolak) terhadap obyek atau produk yang dihadapinya (Swastha

(31)

f. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:22) proses pengambilan

keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu:

a. Tahap pengenalan kebutuhan

Tahap proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen mengenali masalah atau kebutuhan.

b. Tahap pencarian informasi

Tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen telah

tertarik untuk mencari lebih lanjut informasi. Dalam tahap ini,

konsumen hanya mungkin meningkatkan perhatian atau mungkin aktif

mencari informasi.

c. Tahap evaluasi berbagai alternatif

Tahap dalam pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek

alternatif dalam satu susunan pilihan.

d. Tahap keputusan pembelian

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen benar-benar membeli produk.

e. Tahap perilaku pasca pembelian

Dalam proses pengambilaan keputusan pembelian dimana

konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

(32)

2. Definisi Pelajar

Pelajar adalah siswa atau siswi yang masih menempuh pendidikan

disekolah, terutama pada tingkat sekolah dasar sampai dengan menengah atau

dari SD samapai dengan SMU. Yang usia mereka masih tergolong remaja dan

memiliki tujuan untuk menggali ilmu dan pengetahuan di sekolah.

3. Jasa

a. Definisi Jasa

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak

berwujud dan cepat hilang, lebih cepat hilang, lebih dapat dirasakan

daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam

proses mengkonsumsi jasa tersebut (Supranto, 1997).

Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati dengan

baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang.

Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung

pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan

oleh pihak produsen.

1). Pengertian Pemasaran Jasa

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak

berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki,

serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses

(33)

Menurut Yaskid (1999), pemasaran jasa adalah perencanaan

yang bergerak dari fokus pada transaksi menjadi hubungan jangka

panjang dengan pelanggan. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001),

pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh suatu

pihak kepihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.

Sedangkan menurut Umar (2002), pemasaran jasa adalah

pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan saat konsumen berhadapan dengan produsen.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa

adalah suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen pada konsumen

dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau

diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi

2) Pengertian karakteristik jasa

Jasa mempunyai banyak arti, mulai pelayanan operasional

(Personal Service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha mendefinisikan

pengertian jasa. Beberapa pendapat para ahli tentang jasa yaitu:

Menurut Berry dalam Yasid (2005) menyatakan “jasa itu sebagai deeds (tindakan, prosedur, aktivitas); prosedur, dan unjuk kerja yang intangible.” Mudrick dalam Yasid (2005) mendefinisikan jasa dari sisi penjualan dan konsumsi secara kontras dengan barang. Sedangkan

(34)

yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.

Jasa adalah intangible (seperti kenyamanan, hiburan, kecepatan, kesenangan dan kesehatan) dan perishable (jasa tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau

dikonsumsi pada saat diperlukan). Jasa diciptakan dan dikonsumsi

secara simultan”.

Berbagai riset dan literature manajemen dan pemasaran jasa

mengungkapkan bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang

membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma

HIP:Intangibility, Heterogenety, Inseparability (Lovelock dan Gummesson dalam Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2005) a) Intangibility Jasa bersifat Intangibility artinya jasa tidak dapat,

dilihat dirasa didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.

Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa

sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Apabila

pelanggan membeli jasa tertentu maka ia hanya menggunakan,

memanfaatkan, menyewa jasa tersebut, namun tidak memiliki jasa

yang dibelinya.

b) Heterogeneity. Jasa bersifat Heterogenety karena merupakan non

standardized output artinya terbanyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut

(35)

I meminta model yang sama tidak akan mendapatkan hasil yang

seratus persen sama.

c) Inseparability. Jasa bersifat Inseparability artinya jasa dijual

terlebih dahulu kemudian baru akan diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama. Berbeda dengan produk yang

biasanya diproduksi terlebih dahulu baru dapat dikonsumsi.

d) Perishability. Jasa bersifat Perishability artinya jasa merupakan

komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk

pemakaian ulang diwaktu yang akan datang, dijual kembali atau

dikembalikan.

Berdasarkan klasifikasi organisasi perdagangan dunia (dalam

Lupiyoadi dan Hamdani 2006:7) ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa

meliputi:

a). Jasa bisnis

b). Jasa komunikasi

c). Jasa konstruksi dan jasa teknik

d). Jasa distribusi

e). Jasa pendidikan

f). Jasa lingkungan hidup

g). Jasa keuangan, jasa kesehatan, dan jasa sosial

h). Jasa kepariwasitaan dan jasa perjalanan

i). Jasa rekreasi, budaya, dan olah raga

(36)

Dalam bisnis jasa, kualitas pelayanan merupakan suatu hal

yang penting harus dikerjakan dengan baik, karena aplikasi kualitas

sebagai sifat dan penampilan produk atau kinerja merupakan bagian

utama strategi dalam perusahaan dalam rangka meraih keunggulan

yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun

sebagai strategi untuk terus tumbuh.

Sedangkan menurut Gariffin dalam Lupiyoadi (2001)

menyebutkan. Karakteristik jasa, yaitu:

a) Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

didengar, atau diraba, dan dicium, sebelum jasa itu dibeli. Nilai

penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami

konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.

b) Unstorability Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah diselesaikan. Karakteristik ini disebut juga

tidak dapat (inseparability) dipisahkan mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama.

c) Customization Jasa juga sering kali didesain khusus untuk keutuhan

pelanggan, sebagai mana pada jasa asuransi dan kesehatan.

3) Komponen jasa

Ada tiga elemen utama yang berhubungan dengan

pelanggan dalam proporsi yang sama ketika membeli atau

(37)

a). Produk

Produk adalah jasa utama yang ditawarkan perusahaan

sebagai produk jasa sehingga kualitas dari produk menjadi sangat

penting dan membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuan.

b). Lingkungan

Lingkungan adalah yang dapat dikontrol oleh perusahaan.

c). Jasa atau service

Jasa terdiri dari faktor-faktor non fisik dan atribut yang

tidak dapat diraba. Komponen ini sangat tergantung dari elemen

yang bersifat personal yang disediakan oleh karyawan (sikap

ramah, kecepatan, respon).

4). Kualitas jasa

Kualitas menurut Goetsch dan Davis dalam suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (dikutip dalam

Tjiptono dan Anastasia Diana, 2003:4). Menurut Zenithal dimensi

kualitas jasa, yaitu (dikutip dalam umar,2001:8).

(a) Tangibles yaitu penampilan fisik, seperti gedung dan ruangan

front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan

(38)

(b) Realiability yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan janji-janji yang ditawarkan.

(c) Responsiveness respon atau kesiapan karyawan dalam membantu

pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,

meliputi kesiapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan

karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan

pelanggan atau pasien.

(d) Assurance yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian,

dan kesiapan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam

memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan

keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan.

(e) Empathy yaitu perhatian individual yang diberikan perusahaan

pada pelanggan, seperti kemudahaan untuk menghubungi

perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan

pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami kebutuhan dan

(39)

b. Definisi Jasa Pelayanan

Olsen dan Wyckoff 1978 (dalam Zulian Yamit, 2000:22)

mendefinisikan jasa pelayanan sebagai sekelompok manfaat yang berdaya

guna baik. Secara eksplisit maupun implisit atas kemudahan untuk

mendapatkan barang maupun jasa pelayanan.

Collier, 1978 (dalam Zulian Yamit: 22) memiliki pandangan lain

dari kualitas jasa pelayanan, yang lebih menekankan pada kata pelanggan,

pelayanan, kualitas, level atas tingkat kualitas pelayanan terbaik pada

pelanggan (excellrent) dan tingkat kualitas pelayanan merupakan cara terbaik yang konsisten untuk dapat mempertemukan harapan dan sistem

kinerja pelayanan.

4. Definisi Angkutan Publik

Angkutan publik adalah kendaraan bermotor yang dipergunakan

untuk kegiatan pengangkutan orang atau barang yang disediakan untuk

umum. Yang bertujuan sebagai sarana pemindahan orang atau barang dari

satu tempat ke tempat yang lain. Dan juga sebagai alat transportasi yang biasa

digunakan masyarakat desa maupun kota, karena jasa angkutan publik

digunakan sebagai alat transportasi yang memudahkan orang untuk

berkunjung ke tempat tujuan yang dituju serta dapat berkeliling kota. Untuk

memudahkan jasa angkutan publik beroperasi maka disediakan bangunan

seperti halte untuk tempat menunggu jasa angkutan publik serta terminal

sebagai tempat pemberhentian jasa angkutan publik. Hal ini bertujuan agar

(40)

dan terpenuhi serta menciptakan ketertiban, kenyamanan, kemudahan, dan

ketepatan waktu. Dengan adanya jasa angkutan publik maka seseorang dapat

sampai pada tempat atau lokasi yang dituju. Karena akan mengurangi dan

menghindari kemacetan di jalan dan dapat memperbaiki infrastruktur daerah

setempat.

5. Alasan Pelajar

Alasan adalah sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan

kegiatan. Alasan menggunakan jasa angkutan publik sebagai sarana transportasi yang sangat membantu pelajar untuk sampai di sekolah dan mengantarkan pelajar ke rumah mereka.

Alasan-alasan pelajar dalam menggunakan jasa angkutan publik adalah:

a. Orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi

Para pelajar yang berasal dari ekonomi keluarga kelas menengah ke bawah memilih kendaraan angkutan publik dikarenakan harga yang dapat terjangkau oleh mereka. Disamping itu para pelajar juga ingin meringankan biaya ekonomi keluarganya.

b. Tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah

(41)

c. Adanya peraturan sekolah untuk tidak boleh membawa kendaraan pribadi Dengan adanya peraturan yang diberlakukan oleh pihak sekolah para pelajar tidak boleh membawa kendaraan bermotor sendiri, dengan alasan keselamatan pelajar. Sehingga para pelajar harus menaati peraturan sekolah yang ada dan lebih menggunakan jasa angkutan publik.

d. Harga terjangkau bagi kalangan pelajar

Dengan adanya jasa angkutan publik ini memudahkan pelajar yang berasal dari kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, karena untuk tarif harga pelajar Rp 1.000,00. Apabila pelajar harus memilih menggunakan sarana transportasi yang lain.

e. Belum memiliki SIM

Melihat usia pelajar SMP yang rata-rata berusia 13 sampai 15 tahun, maka belum boleh memiliki SIM menurut peraturan yang ditetapkan negara.

f. Pelajar tidak ada yang mengantar jemput

Tidak ada yang mengantar jemput hal ini dikarenakan kesibukan orang tua pelajar yang memiliki pekerjaan dan aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan dan karena di rumah pelajar tidak memiliki kendaraan pribadi yang biasa digunakan untuk mengantar jemput.

g. Kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur angkutan publik

(42)

h. Pengalaman keseharian pelajar

Pelajar sebelumnya sudah pernah memiliki pengalaman naik angkutan publik, dan pelajar menyukai naik angkutan publik karena memberikan kenyamanan tersendiri baginya. Sehingga hal ini membuat pelajar memilih angkutan publik sebagai sarana transportasi.

i. Kemudahan untuk mencari dan mendapatkan jasa angkutan publik

Jasa angkutan publik mudah untuk didapat dan ditemui di sepanjang jalan, baik di jalanan depan rumah pelajar maupun sekolah, dan angkutan publik melewati jalan menuju rumah pelajar dan sekolah pelajar sehingga hal ini yang membuat pelajar memilih angkutan publik sebagai sarana transportasi.

j. Hanya karena coba-coba ingin merasakan naik angkutan publik

Pelajar ingin mencoba merasakan naik angkutan publik, karena adanya rasa penasaran ingin mencoba serta diajak teman untuk menemani di dalam angkutan publik.

k. Ingin menambah teman di dalam angkutan publik

(43)

B. Penelitian – Peneletian Sebelumnya

1. Filipus Puspa Kelana Enggar Jati (2005)

Filipus mengangkat masalah Alasan Konsumen Memelih Bus Trans

Jogja Sebagai Sarana Transportasi Kota Yogyakarta. (Studi Kasus pada Halte

Bus Trans Jogja).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan konsumen memilih bus trans Jogja sebagai sarana transportasi kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang responden. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis persentase untuk mengetahi karakteristik konsumen dan analisis Cochran-Q test untuk mengetahui alasan konsumen menggunakan bus trans Jogja.

(44)

2. Irene Ngongo (2006)

Irene mengangkat masalah Alasan Konsumen dalam Melakukan

Pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta. (Studi

Kasus pada Super Market Carrefour Plaza Ambarukmo Plaza).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang melakukan pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta dan menetahui apa saja alasan konsumen dalam melakukan pembelian di Super Market Carrefour Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling, dengan menggunakan teknik sampling diatas 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis presentase untuk mengetahui karakteristik konsumen dan analisis Cochran Q- test untuk mengetahui alasan konsumen melakukan pembelian.

(45)

3. Monika Ike Dwi Fatmawati (2006)

Ike mengangkat masalah Alasan-Alasan Pembelian Produk Fashion

Secara Online (Studi Kasus pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, Kampus 1 Mrican).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan-alasan konsumen dalam melakukan pembelian produk fashion secara online. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang sudah melakukan pembelian secara online. Sampel yang diteliti sebanyaak 100 responden dan teknik sampling yang digunakan Accidental

sampling. Uji validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan

Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase untuk mengetahui identitas responden, dan analisis Cochran Q-test untuk mengetahui alasan-alasan konsumen melakukaan pembelian produk fashion secara online.

(46)

C. Kerangka Konseptual

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

Dari kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mendorong alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik berdasarkan hasil survey awal yang dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 November 2010, antara lain:

A1. Orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi

A2. Tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah

A3. Adanya peraturan sekolah untuk tidak boleh membawa kendaraan pribadi

A4. Harga terjangkau bagi kalangan pelajar

A5. Belum memiliki SIM

A6. Pelajar tidak ada yang mengantar jemput

A7. Kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur angkutan publik.

A8. Pengalaman keseharian pelajar

Keputusan

Menggunakan

A1 A2 A3 A4 An.... Alasan –alasan pelajar

(47)

A9. Kemudahan untuk mencari dan mendapatkan jasa angkutan publik

A10. Hanya karena coba-coba ingin merasakan naik angkutan publik

A11. Ingin menambah teman di dalam angkutan publik

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya. Dari kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 1 sampai 5 November 2010, maka penulis mengambil Ho yang bunyinya sebagai berikut bahwa yang menjadi alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik antara lain: orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi, tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah, adanya peraturan sekolah

untuk tidak boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau bagi kalangan

pelajar, belum memiliki SIM, pelajar tidak ada yang mengantar jemput,

kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur jasa angkutan publik,

pengalaman keseharian pelajar, kemudahan untuk mencari dan mendapatkan

angkutan publik, hanya karena coba-coba ingin merasakan naik angkutan publik,

(48)

30  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey yaitu suatu penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

suatu alat pengumpulan data pokok. Kuesioner akan disebarkan kepada

sebagian siswa/siswi Pelajar SMP NEGERI 6 (Jetis,Yogyakarta) yang sudah

menggunakan jasa angkutan publik. Hasil analisis dan kesimpulan yang

diperoleh hanya berlaku pada siswa/siswi Pelajar SMP NEGERI 6 (Jetis,

Yogyakarta).

B . Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian adalah orang atau lembaga yang biasa dimintai

keterangan. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa/siswi

Pelajar SMP NEGERI 6 (Jetis, Yogyakarta) yang sudah menggunakan jasa

angkutan publik

2. Obyek Penelitian

Obyek Penelitian adalah hal yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini, obyek penelitiannya adalah alasan-alasan pelajar dalam menggunakan

jasa angkutan publik: orang tua tidak mampu membelikan kendaraan

pribadi, tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah, adanya peraturan

sekolah untuk tidak boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau

(49)

mengantar jemput, kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur jasa

angkutan publik, pengalaman keseharian pelajar, kemudahan untuk

mencari dan mendapatkan angkutan publik, hanya karena coba-coba ingin

merasakan naik angkutan publik, dan ingin menambah teman.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian : 1 Maret sampai dengan April 2011

2. Lokasi : SMP NEGERI 6 (Jetis,Yogyakarta).

D. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi

obyek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2003:25). Alasan-alasan yang diteliti

oleh penulis berdasarkan hasil survey awal pada tanggal 1 sampai 5 November

2010 antara lain: orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi, tidak

memiliki kendaraan pribadi di rumah, adanya peratutan sekolah untuk tidak

boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau bagi kalangan pelajar,

belum memiliki SIM, pelajar tidak ada yang mengantar jemput, kemudahan

pelajar dalam mengakses jalur-jalur angkutan publik, pengalaman keseharian

pelajar, kemudahan untuk mencari dan mendapatkan jasa angkutan publik,

hanya karena coba-coba ingin merasakan naik angkutan publik, dan ingin

menambah teman.

1. Identifikasi variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah alasan pelajar menggunakan jasa

(50)

2. Pengukuran variabel

Alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik.

Pengukuran variabel dari alasan pelajar menggunakan jasa angkutan

publik menggunakan nominal scale. Pengukuran variabel adalah respon konsumen berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”. Dimana

Jawaban Ya mendapat nilai 0

Jawaban Tidak mendapat nilai 1

E. Definisi Operasional 1.Variabel alasan-alasan

Alasan adalah seseorang untuk menyatakan apa yang diinginkan

yang terjadi dari orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi,

tidak memiliki kendaraan pribadi di rumah, adanya peraturan sekolah untuk

tidak boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau bagi kalangan

pelajar, belum memiliki SIM, pelajar tidak ada yang mengantar jemput,

kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur jasa angkutan publik,

pengalaman keseharian pelajar, kemudahan untuk mencari dan

mendapatkan angkutan publik, hanya karena coba-coba ingin merasakan

naik angkutan publik, dan ingin menambah teman.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek

(51)

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono

2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa/siswi Pelajar

SMP NEGERI 6 (Jetis,Yogyakarta) yang sudah menggunakan jasa angkutan

publik.

2. Sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2004:73). Dalam penelitian ini yang menjadi

sampel adalah sebagian siswa/siswi Pelajar SMP NEGERI 6 (Jetis,

Yogyakarta) yang sudah menggunakan jasa angkutan publik. Jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini pada awalnya direncanakan 100

responden.

Angka 100 tersebut didapat berdasarkan jumlah sampel untuk

mewakili populasi yang bersifat infinite dalam Yuswanto (2003) adalah sebagai berikut:

n=

n=96.04

dimana:

n = jumlah sampel

p = estimator proporsi populasi

q = 1-p

(52)

d = penyimpangan yang ditolerir

Dalam perkembangan selanjutnya, setelah dilakukan penyebaran 100

kuesioner ternyata hanya 65 responden yang menggunakan jasa angkutan

publik sehingga sampel yang digunakan untuk penelitian ini 65 responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah Accidental Sampling.Teknik ini merupakan salah satu dari teknik non probability sampling menurut Sugiyono (2001:77), accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan (convenience) dan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik Accidental

Sampling dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa yang akan menjadi sampel adalah kemudahan dan kebetulan siapa saja yang ditemui oleh peneliti.

H. Sumber Data

Data menurut Supranto (1987:1) berarti bahwa sesuatu yang diketahui

atau dianggap. Dengan demikian data dapat memberikan gambaran tentang suatu

keadaan atau persoalan. Dalam penelitian ini dibutuhkan data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang berasal dari responden yaitu hasil penelitian

melalui penyebaran kuesioner yang diberikan pelajar yang sudah pernah

menggunakan jasa aangkutan publik. Data primer yang dibutuhkan adalah

(53)

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan informasi

yang diteliti.

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada subyek penelitian

dengan maksud untuk memperoleh data tentang alasan pelajar menggunakan

jasa angkutan publik. Dalam penyusunan kuesioner penulis menggunakan

skala Guttman. Skala ini terdiri dari dua kategori jawaban yaitu Ya dan Tidak.

Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban pertanyaan:

Jawaban Ya mendapat nilai 0

Jawaban Tidak mendapat nilai 1

Pada angket dan kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu: identitas

responden dan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik.

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung pada

kejadian-kejadian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, manfaat

penelitian ini sebagai penunjang obyek yang akan diteliti sehingga dapat

(54)

J. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu mendapat

perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang

sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah haruslah

memenuhi kriteria valid dan realiable (andal).Sebelum menganalisa mengenai konsumen, perlu terlebih dahulu diadakaan pengujiaan validitas dan realibilitas

dari kuesioner sebagai alat mengukur konsumen.

1. Pengujian Validitas

Menurut simamora (2004:172) pengujian validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.

Dimana suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang

diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel

yang diteliti.

Uji Validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat mengukur variabel yang diukur. Uji validitas dilakukan

(55)

2. Pengujian Realibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menghitung reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

rtt : Reliabilitas instrumen

Vx : Variansi butir

Vt : Varians total

M : Jumlah butir

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai Alpha > r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah

baik (Priyatno, 2008:26 )

K. Profil Responden

Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data karakteristik

responden yang diperoleh, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, tujuan, uang

saku atau pendapatan. Metode yang digunakan adalah dengan mempersentasekan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada kuesioner Bagian I dan II, yaitu

(56)

Rumus perhitungan analisi persentase adalah sebagai berikut:

N Nx p=

Keterangan :

p : Hasil persentase

Nx : Jumlah sampel

N : Jumlah total

I. Teknik Analisis Data

Uji ini diperkenalkan pertama kali oleh William G. Cochran pada

tahun 1950. Uji Cochran (disebut uji Q) merupakan perluasan dari uji McNemar. Uji Cochran berlaku untuk k sampel berpasangan (k > 2) dengan data yang

berskala nominal atau berskala ordinal yang hanya terbagi dua (dikotomi).

Apabila McNemar digunakan untuk 2 sampel berpasangan maka uji Cochran digunakan untuk tiga sampel berpasangan atau lebih. Analisis data ini digunakan

untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid). Atribut yang valid

merupakan alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik (Simamora: 2004).

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Di mana:

(57)

Cj = Total respon pada j variabel ( kolom)

Ri =Total respon pada i pengamatan ( baris )

Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik

menggunakan Cochran Q- Test dengan menggunakan SPSS. Bunyi H0 dan Ha

adalah sebagai berikut:

H0: orang tua tidak mampu membelikan kendaraan pribadi, tidak memiliki

kendaraan pribadi di rumah, adanya peraturan sekolah untuk tidak

boleh membawa kendaraan pribadi, harga terjangkau bagi kalangan

pelajar, belum memiliki SIM, pelajar tidak ada yang mengantar

jemput, kemudahan pelajar dalam mengakses jalur-jalur jasa angkutan

publik, pengalaman keseharian pelajar, kemudahan untuk mencari dan

mendapatkan angkutan publik, hanya karena coba-coba ingin

merasakan naik angkutan publik, dan ingin menambah teman

Ha : salah satu dari sebelas yang tidak menjadi alasan pelajar menggunakan

jasa angkutan publik

Langkah-langkah perhitungan cochran Q-test adalah sebagai berikut:

1. Perumusan masalah

Untuk mengetahui alasan pelajar menggunakan jasa angkutan publik, terlebih dahulu disusun rumusan masalah sebagai berikut:

(58)

2. Pengolahan data

Sebelum melakukan data, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner untuk alat analisa Uji Cochran memiliki dua alternatif jawaban, “Ya” atau “Tidak”.Dimana Ya= 0 dan Tidak= 1

Pengolahan data secara manual

Pengolahan data dapat dilakukan secara manual dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

k = jumlah variabel

CJ= total respon pada j variabel ( kolom)

Ri= total respon i pengamatan ( baris)

Perhitungan Uji cochran harus dilakukan berulang kali sampai

mendapatkan kriteria penerimaan.

3. Keputusan

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesa :

Terima H0: apabila nilai Q ≤ nilai chi kuadrat atau apabila nilai alpha

> 0,05.

Tolak H0: apabila nilai Q > nilai chi kuadrat atau apabila nilai alpha

(59)

Pengolahan data dengan program SPSS

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Klik analyze

2. Pilih Non Parametic Tes.

3. Klik K Related Sample

4. Pilih Cochran

5. Pindahkan seluruh variabel ke dalam variabel list

6. Pilih OK

Alasan-alasan yang diuji dengan menggunakan Cochran Q-Test

secara bertahap. Langkah awal dengan menguji semua alasan, bila hasil

perhitungan menolak Ho maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan

nilai Cj terendah kemudian kembali melakukan perhitungan statistik dengan

Cochran Q-Test. Bila hasil perhitungan menolak Ho maka langkah

selanjutnya adalah dengan menghilangkan Cj terendah kedua, kemudian

kembali dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan Cochran

Q-Test. Langkah tersebut harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik

dengan hasil menerima Ho dan dapat disimpulkan alasan-alasan apa saja

(60)

42  

BAB IV

GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 6 (JETIS,YOGYAKARTA)

A. Gambaran umum SMP Negeri 6

Pada tanggal 1 Agustus 1997 dilaksanakan peninjauan gedung SLTP 6

Yogyakarta. Peninjauan tersebut dilaksanakan berkaitan dengan permohonan

persetujuan perubahan ruangan kelas SMP Negeri 6, dengan surat

No.13/II3.1/SLTP/D/1997. Pelaksanaan peninjauan adalah: Dra.Wahyu Astuti

dan Drs. Ign. Eka Hadiyanta.

1. Latar Belakang Sejarah Bangunan SMP Negeri 6

Bangunan SMP Negeri 6 Yogyakarta dahulu merupakan

bangunan HIS (Hollandsche Indlandsche School). Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1915atas usulan Budi Utomo, yang menginginkan

adanya kemajuan kebudayaan dan pendidikan bagi kaum bumi putera. Hal

tersebut dikemukakan pada waktu Budi Utomo melaksanakan Kongres I

(pertama) pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di gedung Kweekschool, Jetis, Yogyakarta. Usulan itu dimunculkan sebagai adanya respon Politik Etika

Belanda yang mulai dijalankan Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun

1907.

Keberadaan HIS di Jetis merupakan salah satu Sekolah Kelas I

negeri di Yogyakarta yang sudah diajarkan bahasa Belanda dengan lama

pendidikan 7 tahun. Sekolah sejenis HIS di Yogyakarta lainnya antara lain:

(61)

Zending. Perlu diketahui, bahwa wilayah sekitar Jetis merupakan salah satu

kawasan tempat pengembangan fasilitas pendidikan masa kolonial untuk

Yogyakarta bagian utara. Bangunan-bangunan sekolah lainnya yang

didirikan di Jetis antara lain: Kweekschool (sekarang SMA 11), sekolah

latihan guru (sekarang SD Jetisharjo), dan Prinses Juliana School (sekarang STM).

Pada masa pendudukan Jepang, bangunan HIS dipergunakan

untuk Sekolah Rakyat. Perubahan nama tersebut juga dialami

sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga lainnya yang menggunakan nama berbahasa

Belanda. Pada masa perang Kemerdekaan II (Clash II), ketika Belanda menduduki Ibu Kota Republik Indonesia antara tahun 1948 sampai 1949,

bangunan HIS dipakai sebagai salah satu markas Belanda. Setelah Yogya

kembali atau pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda tahun

1949, bangunan tersebut dipergunakan lagi untuk fasilitas pendidikan.

Pada tahun 1950–an bangunan tersebut dipergunakan untuk SGA

(Sekolah Guru A) sampai dengan tahun 1962. Mulai tahun 1962 sampai

dengan sekarang bangunan tersebut dipergunakan untuk bangunan SMP

Negeri 6 Yogyakarta (merupakan gabungan dari SGB Mlati, SGB Imogiri,

dan SGB I Jetis, Yogyakarta yang berdiri pada tanggal 1 Agustus 1960),

kemudian SGA menempati bangunan berkas SGB I.

2. Deskripsi Bangunan

SMP Negeri 6 Yogyakarta terletak di Jl. R. Wolter Mongonsidi

(62)

bangunan lama (yang dibangun pada masa kolonial) dan bangunan baru.

Bangunan baru terdiri dari ruangan kepala sekolah, guru, kelas,

perpustakaan, pratikum di sisi tenggara, selatan, dan barat. Laporan singkat

deskripsi bangunan ini terutama khusus untuk bangunan-bangunan yang

lama yang mempunyai ciri-ciri bangunan masa kolonial.

a. Bangunan kelas

Bangunan yang dipergunakan untuk kelas dari masa kolonial

berjumlah 7 buah ruang kelas. Bangunan ini berada paling depan (sisi

utara), dan berderet dari arah timur ke barat. Bangunan kelas tersebut

sebagian besar masih asli (belum berubah), beberapa bangunan yang

pernah mengalami renovasi, antara lain: plafon dan genteng emper.

Uraian singkat mengenai ciri-ciri bangunan yang asli sbb:

1) Floor/ lantai dari tegel abu-abu

2) Pintu masuk dan keluar ada 2 buah yaitu pintu masuk yang ada di

depan sisi utara dan belakang sisi selatan. Ukuran pintu-pintu

tersebut relatif tinggi, dengan jenis krepyakan. Bagian dalam pintu

masuk dilengkapi dengan pintu kepetan (kupu terang). Untuk pintu

di sisi utara kepetan ada di bagian dalam dan pintu sisi selatan ada

dibagian luar. Di samping itu tiap ruangan dilengkapi dengan pintu

butulan yang berada di tiap dinding penyekat, tetapi pintu tersebut

sekarang tidak difusingkan lagi.

3) Jendela Bangunan berada di bagian depan, dengan jenis krepyakan

(63)

4) Boven licht ruangan berada di atas tiap-tiap jendela depan dan pintu.

Boven licht itu tersebut dari kaca.

5) Ventilasi (rooster) ruangandi atas atap emperan.

b. Hall olah raga

Hall untuk olah raga di SMP Negeri 6, juga merupakan

bangunan dari masa kolonial. Secara keseluruhan bangunan tersebut

masih asli. Bangunan yang sudah mengalami renovasi yaitu bagian lantai

(diganti dengan keramik putih), dan di sisi barat ada tambahan dinding

penyekat. Bangunan hall ini dibuat dengan konstruksi kayu, tanpa plafor,

dan di dalamnya terdapat fasilitas untuk rak pakaian dari kayu.

c. Doorlop

Doorlop (jalan beratap) di SMP Negeri 6 sebagai fasilitas penghubung antara bangunan kelas di utara yang membujur ke selatan

menuju ke kamar mandi, kemudian membujur ke timur menuju Hall olah

raga. Kondisi doorlop masih bagus dan masih asli, penambahan dengan dinding terutama di sebelah barat Hall dan di sebelah utara kamar mandi.

d. Kamar mandi

Kamar mandi juga merupakan sisa bangunan asli, tetapi sudah

ada perubahan terutama di bagian lantainnya.

3. Fasilitas ruang yang tersedia di SMP Negeri 6 Yogyakarta a. Ruang Teori ( belajar)

b. Ruang Laboratorium

(64)

d. Ruang Buku

e. Ruang BK/BP

f. Ruang UKS

g. Ruang Serba Guna

h. Ruang Kepala Sekolah

i. Ruang Tamu

j. Ruang Guru

k. Ruang Ketrampilan Mengetik

l. Ruang Tata Usaha

m. Ruang Seni Karawitan

n. Ruang Gudang Barang

o. Ruang Ketrampilan PKK

p. Ruang PKS

q. Ruang Osis

r. Ruang Koperasi Siswa

s. Kamar Mandi/ WC

t. Ruang Penjaga Sekolah

u. Ruang Agama

v. Tempat parkir Guru

(65)

4. Visi dan Misi SMP Negeri 6 a. Visi

Menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan dalam

berprestasi, berakhlak dan berbudaya.

b. Misi

Dalam rangka untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam

visi sekolah, maka sekolah merumuskan misi sebagai berikut:

1) Mengoptimalkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah.

3) Mendorong dan membantu setiap siswa.

4) Menumbuhkembangkan penghayatan.

5) Menerapkan manajemen partisipatif yang melibatkan seluruh warga

sekolah

6) Menumbuhkembangkan kesadaran berbudaya

5. Tujuan Pendidikan SMP Negeri 6

Tujuan yang akan dicapai oleh SMP Negeri 6 Yogyakarta dalam

jangka waktu tiga tahun (2007-2009) yaitu:

a. Peningkatan mutu akademik dengan kenaikan rata-rata nilai UNAS.

b. Pelaksanaan KTSP di SMP Negeri 6 Yogyakarta yang sesuai dengan

tuntutan ditunjukkan dengan kenaikan ketuntasan belajar dari 7,50

(66)

c. Peningkatan kemampuan siswa dalam berbagai Olympiade MIPA yang

berjalan efektif dan dapat meraih juara II kota dan Juara III propinsi.

d. Peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan keagamaan yang berjalan

secara efektif dan dapat meraih juara III kota dan III propinsi.

e. Peningkatan Kemampuan siswa dalam kegiatan olah raga (bulu tangkis,

basket, volley, sepakbola, dan taekwondo) yang berjalan efektif dan dapat

menjadi juara II kota dan III propinsi.

f. Peningkatan kemampuan siswa dalam kegiatan seni (group band tingkat

SMP) yang berjalan efektif dan dapat meraih juara I kota dan I propinsi.

g. Peningkatan kemampuan siswa dalam Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

h. Peningkatan kemampuan siswa dalam berbagai lomba pidato bahasa

inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan dapat meraih juara I kota dan

II propinsi.

i. Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris bagi guru dan siswa

ditunjukkan dengan kenaikan presentase penggunaan Bahasa Inggris

dalam KBM.

1) Untuk guru 5% menjadi 15%.

2) Untuk siswa dapat meraih kejuaran pada lomba tingkat kota I

kabupaten, propinsi, maupun nasional.

6. Wawasan Wiyatamandala

a. Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga

(67)

b. Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk

menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan

sekolahnya yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:

1) Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan.

3) Mempertinggi budipekerti.

4) Memperkuat kepribadian.

5) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

c. Antara guru dan orang tua murid harus ada saling pengertian dan

kerjasama erat untuk mengemban tugas pendidikan.

d. Para guru di dalam maupun di luar lingkungan sekolah harus senantiasa

menunjukkan tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat

dipercaya dan ditiru betapapun sulitnya lingkungan.

e. Sekolah bertumpu pada masyarakat sekitarnya namun harus mencegah

masuknya sikap dan perbutan yang dapat / tidak dapat menimbulkan

pertentangan antara kita sama karena kita karena perbedaan agama,

perbedaan asal-usul keturunan, dan tingkat sosial ekonomi serta paham

(68)

7. Jumlah Pelajar SMP Negeri 6 dari tahun 2008- 2011

8. Kegiatan Extra Kurikuler di SMP Negeri 6 Tahun Pelajaran 2010/2011 1. Peningkatan Keimanan dan Ketakwaan Agama Islam

2. Peningkatan Bakat Akademik bidang IPA

3. Peningkatan Bakat Akademik bidang Bahasa Inggris

4. Peningkatan Bakat Akademik bidang MIPA

5. Peningkatan Bakat Bola Basket

6. Peningkatan Bakat Sepak Bola

7. Latihan Upacara

8. Peningkatan Bakat Robotik

9. Peningkatan Bakat Berbaris

10. Peningkatan Bakat Volley Ball

11. Peningkatan Bakat Taekwondo

12. Peningkatan Bakat Musik

13. Peningkatan Bakat Karawitan dan bulutangkis

14. Peningkatan Bakat Paduan Suara

15. Peningkatan Bakat Teknologi dan Komputer

(69)

17. Peningkatan Bakat Pramuka

18. Peningkatan Bakat Jurnalistik

19. Peningkatan Bakat Olah Raga

20. Peningkatan Bakat Olah Raga Renang

21. Peningkatan Bakat bidang Seni tari.

9. Sertifikat dan Penghargaan Pelajar SMP Negeri 6 Tabel IV.2

No Tahun Nama Lomba Jumlah

(70)

10. Nama-nama Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Yogyakarta a. Bapak Antoen Suhono

b. R.M.Sudarmo

c. Bapak Murdani

d. Bapak Suharso

e. Bapak Kastowo

f. Bapak Bambang Suharto

g. Bapak Nyoman Radjeg

h. Bapak Muhadi

i.Ibu Umi Yadinah

h. Bapak Drs. YS.Winarno

i. Bapak Drs.Tatang Sumantri

j. Bapak Drs.M.Suparno

Gambar

Tabel   Judul                                                                                             Halaman
Gambar II.1 Kerangka Konseptual
Tabel IV.1
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Frekuensi makan yang paling tinggi pada siswi terdapat pada kategori tidak sering, sedangkan dari konsumsi jenis makanan dapat dilihat bahwa yang paling tinggi

Tempat yang akan digunakan sebagai penelitian mengenai peningkatan keaktifan mahasiswa dalam mata kuliah struktur aljabar I melalui strategi Snow Balling adalah di

Opini publik atau pendapat umum sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial merupakan suatu penilaian sosial, maka opini publik

Bila bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK Kantor pusat, namun bila bank

Pada reaksi demineralisasi menggunakan HCl 0,6 N; 0,9 N dan 1,2 N didapat model kinetika jenis Difusi Lapisan Hasil, hal ini disebabkan oleh meningkatnya

rumah adat, mereka juga memiliki harta yang di kelola oleh kepala lelaki (tungganai rumah).. dan etika sehari-hari. Mamak juga bertugasmemelihara dan mengelola harta pusaka, serta

Tabela 1: Pregled finančnih reklamacij iz naslova imetnikov kartic na bančnih avtomatih Gregor Skok: Avtomatizacija reševanja reklamacij pri kartičnem poslovanju... Pošiljatelj

Salatiga Klaten SRK Magelang Banyumas Banjarnegara Wonosobo Temanggung Kendal Cilacap Wonogiri Blora Kudus Grobogan Pekalongan Batang Demak Jepara Sragen Purbalingga Kebumen