• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007 - USD Repository"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KOMPOSISI, INDIKASI, DOSIS, DAN INTERAKSI OBAT RESEP RACIKAN UNTUK PASIEN PEDIATRI RUMAH SAKIT

BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Stefani Yuanita Cahyono NIM : 048114119

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(2)

ii

EVALUASI KOMPOSISI, INDIKASI, DOSIS, DAN INTERAKSI OBAT RESEP RACIKAN UNTUK PASIEN PEDIATRI RUMAH SAKIT

BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Stefani Yuanita Cahyono NIM : 048114119

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

iii SKRIPSI

EVALUASI KOMPOSISI, INDIKASI, DOSIS, DAN INTERAKSI OBAT RESEP RACIKAN UNTUK PASIEN PEDIATRI RUMAH SAKIT

BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007

Oleh ;

Stefani Yuanita Cahyono NIM: 048114119

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama:

Rita Suhadi, M.Si.,Apt. Tanggal 28 Januari 2008

(4)
(5)

v

Aku hendak ber syukur kepada-M u

Y a Tuhan, Allahku

Dengan segenap hatiku

Dan memuliakan nama-M u

Untuk selama-lamanya

( M azmur 86: 12)

K

KKaaarrryyyaaa iiinnniiikkkuuupppeeerrrssseeemmmbbbaaahhhkkkaaannn uuunnntttuuukkk::: A l l ah Yang M ah a Kuasa.

A y ah dan Ibu t er cint a sebagai u ngkapan h or mat

dan t er ima kasih ku at as semua doa dan

dukunganny a dal am meny el esaikan st udi.

A dikku dan Yo, t er ima kasih at as dukungan dan

semangat ny a.

Dan unt uk al mamat er ku t er cint a.

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Stefani Yuanita Cahyono

Nomor Mahasiswa : 048114119

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Evaluasi Komposisi, Indikasi, Dosis, dan Interaksi Obat Resep Racikan untuk Pasien Pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2008

Yang menyatakan

(7)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan bimbingan-Nya kepada penulis selama menyelesaikan penelitian ini.

Skripsi berjudul “Evaluasi Komposisi, Indikasi, Dosis, dan Interaksi Obat Resep Racikan untuk Pasien Pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007” ini ditulis dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Keberhasilan penelitian ini juga tidak terlepas dari bantuan dan perhatian orang-orang yang ada di sekitar penulis yang telah memberikan saran, kritik, dan dukungan kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku dosen pembimbing utama dan penguji yang telah membimbing serta memberikan kritik dan saran kepada penulis.

3. Ibu Endang selaku apoteker pembimbing lapangan yang telah membimbing serta memberikan saran dan kritik kepada penulis selama pengambilan data. 4. Ibu Aris Widayati, M.Si.,Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

kritik dan saran kepada penulis.

(8)

viii

5. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si.,Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.

6. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas segala bantuannya.

8. Seluruh Apoteker Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuan dan dukungannya.

9. Seluruh Asisten Apoteker Instalasi Farmasi Rawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuannya.

10. Seluruh perawat yang bertugas di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuan dan dukungannya.

11. Ketua Pusmarsa Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas bantuannya.

12. Kepala dan Staf Bidang Rekam Medik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini.

13. Seluruh dokter anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah bersedia menjadi responden.

14. Seluruh pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang secara tidak langsung telah membantu dan mendukung penelitian ini.

(9)

ix

16. Yosia R.A.M terima kasih atas doa, cinta, dukungan, dan bantuannya yang telah memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi. Terima kasih untuk waktu yang telah diberikan untuk mendengar keluh kesahku.

17. Amanda, Novi, Erlyn terima kasih atas dukungan, bantuan, dan kebersamaan kita selama penelitian ini.

18. Cendani, Frengky, Brian teman pertamaku di Fakultas Farmasi USD. Terima kasih untuk kenangan indah kita, semoga persahabatan kita abadi.

19. Ita, Henny, dan Dian terima kasih atas dukungannya.

20. Kak Wilma, Cicil, Rosa, dan Limdra terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

21. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2004 kelas C dan kelas Farmasi Klinis-Komunitas (FKK) terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. 22. Teman-teman kost amakusa terima kasih atas dukungan yang telah diberikan

kepada penulis.

23. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala saran dan kritik yang dapat membangun penelitian ini. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

(10)

x

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2007 Penulis

(11)

xi INTISARI

Keamanan dalam penggunaan obat untuk anak-anak harus diberi perhatian karena penggunaan obat yang tidak tepat dapat membahayakan anak tersebut. Pemeriksaan pada penggunaan racikan untuk pasien pediatri belum pernah dilakukan untuk memastikan keamanan dan manfaatnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kerasionalan komposisi racikan dan indikasi berdasarkan rekam medik pasien pediatri di Bangsal Anak dan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif dan pengambilan data secara accidental. Pengambilan data dilakukan melalui resep dan rekam medik pasien. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan pada pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

Di instalasi farmasi rawat jalan, sebesar 78% terapi untuk pasien pediatri menggunakan sediaan racikan dan 22% sediaan bukan racikan. Di bangsal anak sebesar 52% menggunakan sediaan racikan dan 48% sediaan bukan racikan. Komposisi dan jumlah komposisi racikan Rumah Sakit Bethesda periode Juli 2007 meliputi 2 komposisi terdapat 6 jenis racikan, 3 komposisi 7 jenis racikan, 4 komposisi 4 jenis racikan, dan 5 komposisi 2 jenis racikan. Terdapat 17 jenis racikan yang digunakan sebanyak 401 penggunaan untuk pasien pediatri yang digunakan belum sesuai dengan indikasi referensi. Terdapat 10 jenis racikan yang digunakan sebanyak 81 penggunaan yang memerlukan penyesuaian dosis. Terdapat 5 jenis racikan yang digunakan sebanyak 209 penggunaan yang berpotensi terjadi interaksi obat.

(12)

xii ABSTRACT

The safeness in giving medicine for children must be giving attention because the inappropriate giving of the medicine can harm the children. The analyzing of using compound medicine for pediatric patient has never been done to ascertain of it risk and benefit. This research has been done to study rationality of composition of compound medicine and indication based on medical record for pediatric patient in children ward and outpatient clinic of Bethesda hospital period July 2007.

The research included to non experimental study with descriptive evaluative design and the data got accidentally. Data was taken from patient’s recipe and medical record. This research has done by evaluated composition, indication, dose, and drug interaction of patient’s compound medicine recipe in Bethesda hospital period July 2007.

In the outpatient clinic, 78% therapy for pediatric patient used compound medicine and 22% used no compound medicine. In children ward 52% therapy for pediatric patient used compound medicine and 48% used no compound medicine. The composition and amount of composition of compound medicine in Bethesda hospital period July 2007 covered 2 compositions with 6 types of compound medicine, 3 compositions with 7 types or compound medicine, 4 compositions with 4 types of compound medicine, 5 compositions with 2 types of compound medicine. There were 17 types of compound medicine that used for 401 times to the pediatric patient which were inappropriate to the reference indication. And there were 10 types of compound medicine that used for 81 times which needed the adjustment dose. Also there were 5 types of compound medicine that used 209 times which had the potency to make the drug interaction happened.

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vi

PRAKATA ...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...x

INTISARI...xi

ABSTRACT...xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR GAMBAR ...xix

DAFTAR LAMPIRAN...xx

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang...1

1. Permasalahan ...4

2. Keaslian Penelitian ...4

3. Manfaat Penelitian...5

B. Tujuan Penelitian ...6

(14)

xiv

2. Tujuan Khusus ...6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ...8

A. Pediatri...8

1. Absorpsi Obat ...9

2. Distribusi Obat ...10

3. Metabolisme Obat ...11

4. Ekskresi Obat ...11

B. Penyesuaian Dosis dan Bentuk Sediaan Obat untuk Pediatri...11

1. Bentuk Sediaan Obat ...11

2. Dosis Obat ...12

C. Peresepan Rasional ...13

1. Manfaat (Efikasi) ...14

2. Risiko Rendah ...14

3. Penggunaan Klinis dan Data Kinetik Tersedia ...14

4. Harga ...14

5. Bentuk Sediaan yang Tersedia...15

6. Risiko Keracunan ...15

7. Kombinasi Produk...15

D. Interaksi Obat...15

1. Interaksi Farmasetik ...16

2. Interaksi Farmakodinamik ...16

3. Interaksi Farmakokinetik...17

(15)

xv

F. Keterangan Empiris...20

BAB III. METODE PENELITIAN ...21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...21

B. Definisi Operasional...21

C. Tempat dan Waktu Penelitian...24

D. Obyek Penelitian...24

E. Bahan Penelitian ...26

F. Jalannya Penelitian...26

1. Tahap Orientasi ...26

2. Tahap Pengambilan Data...27

3. Tahap Pengolahan Data ...27

G. Tata Cara Analisis Hasil...28

1. Presentase Distribusi Racikan...28

2. Komposisi dan Jumlah Penggunaan Racikan ...28

3. Indikasi Obat...29

4. Dosis Obat ...29

5. Interaksi Obat...29

H. Kesulitan Penelitian ...30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...31

A. Latar Belakang Penggunaan Racikan pada Pasien Pediatri ...31

1. Dokter ...31

2. Apoteker ...33

(16)

xvi

1. Jumlah Penggunaan Racikan ...35

C. Komposisi dan Jumlah Komposisi Resep Racikan Untuk Pasien Pediatri .37 1. Komposisi dan jumlah komposisi racikan...37

D. Indikasi Obat...41

1. Rawat Jalan ...43

2. Rawat Inap ...49

E. Dosis Obat ...51

1. Rawat Jalan ...51

2. Rawat Inap ...55

F. Interaksi Obat...57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...61

A. Kesimpulan...61

B. Saran...62

DAFTAR PUSTAKA ...63

LAMPIRAN ...66

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien Pediatri Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007……... 39 Tabel II. Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien

Pediatri Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli 2007……… 39

Tabel III. Total Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien Pediatri Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007…………... 40 Tabel IV. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007…. 44 Tabel V. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 3 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007…. 46 Tabel VI. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 4 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007…. 47 Tabel VII. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 5 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007…. 48 Tabel VIII. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007………... 49 Tabel IX. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi

(18)

xviii

Tabel X. Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis…….. 52 Tabel XI. Racikan yang Terdiri dari 3 Komposisi untuk Pasien Pediatri

Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis…... 53 Tabel XII. Racikan yang Terdiri dari 4 Komposisi untuk Pasien Pediatri

Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis…….. 54 Tabel XIII. Racikan yang Terdiri dari 5 Komposisi untuk Pasien Pediatri

Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis…….. 54 Tabel XIV. Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri

Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Memerlukan Penyesuaian Dosis………... 56 Tabel XV. Racikan yang Diberikan pada Pasien Pediatri Di Instalasi

Farmasi Rawat Jalan dan di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007 yang Berpotensi Terjadi Interaksi

Obat……… 58

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Obyek Penelitian……….. 24 Gambar 2. Tahap Jalannya Penelitian………... 26 Gambar 3. Rata-rata Distribusi Penggunaan Obat pada Pasien Pediatri di

Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007………. 36 Gambar 4. Rata-rata Distribusi Penggunaan Obat pada Pasien Pediatri di

Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007………. 36 Gambar 5. Perbandingan Jumlah Komposisi dan Jumlah Penggunaan

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Racikan untuk Pasien Pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007……… 66 Lampiran 2. Distribusi Resep Racikan untuk Pasien Pediatri Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007……….. 68 Lampiran 3. Daftar Racikan untuk Pasien Pediatri Rumah Sakit

Bethesda yang teramati pada Periode Juli 2007……… 70 Lampiran 4. Evaluasi Indikasi dan Dosis Racikan untuk Pasien Pediatri

Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007………... 81 Lampiran 5. Evaluasi Indikasi dan Dosis Racikan untuk Pasien Pediatri

Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007... 90 Lampiran 6. Evaluasi Interaksi Obat untuk Pasien Pediatri Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007... 111 Lampiran 7. Hasil Wawancara Dokter Anak Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta... 114 Lampiran 8. Hasil Wawancara Apoteker Penanggung Jawab Instalasi

Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta... 122 Lampiran 9. Hasil Wawancara Apoteker Penanggung Jawab Instalasi

Farmasi Bagian Produksi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta... 125 Lampiran 10. Hasil Wawancara Asisten Apoteker Instalasi Farmasi

(21)

1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

Anak-anak merupakan salah satu kelompok di masyarakat yang rentan terhadap penyakit. Di rumah sakit sering dijumpai kelompok pasien anak-anak yang disebut juga pasien pediatri. Dalam pengobatan, anak-anak tidak dapat diperlakukan sebagai orang yang berukuran kecil. Pengobatan pada anak merupakan hal yang bersifat khusus dikaitkan dengan perkembangan tubuh anak yang belum sempurna. Obat pada anak dapat berbahaya jika tidak diberikan dengan tepat karena organ-organ pada anak belum sempurna pertumbuhannya. Pengobatan pada anak harus dilakukan dengan tepat dan dipantau untuk memastikan keamanan pengobatan yang diterima oleh pasien (Sanjoyo, 2007).

Penelitian tentang penggunaan obat pada anak-anak masih terbatas. Oleh karena itu keamanan dan manfaat dari banyak obat pada anak-anak belum dapat diketahui. Banyak obat yang belum mempunyai ijin untuk digunakan pada anak-anak bahkan oleh produsennya beberapa obat tersebut dikontraindikasikan untuk anak-anak. Apabila obat-obat ini digunakan untuk anak-anak maka keamanan obat tersebut harus diperhatikan (Anonim, 2003). Kesalahan pengobatan pada anak-anak merupakan salah satu masalah yang penting. Jika terjadi kesalahan dalam perhitungan dosis yang diberikan ataupun dalam pemilihan obat untuk anak-anak dapat menimbulkan kejadian yang tak diinginkan seperti kematian (Sutcliffe, 1999).

(22)

Dari penelitian di Kanada dalam setahun ditemukan 4 juta resep diresepkan untuk pasien pediatri. Seribu empat ratus obat yang diresepkan untuk pasien pediatri digunakan tidak sesuai dengan usia yang diperbolehkan oleh badan kesehatan Kanada dan keamanan dan manfaatnya untuk anak-anak belum diketahui (Hall, 2004).

Menurut Jong, Vulto, Hoog, Schimmel, Tibboel, Anker (2001) terdapat 2139 resep untuk pasien pediatri yang teramati di suatu rumah sakit di Belanda, sebesar 34% obat yang diresepkan diijinkan digunakan untuk anak-anak sedangkan 48% obat yang diresepkan tak diijinkan digunakan untuk anak-anak, dan 18% obat yang diresepkan ”off label” yaitu obat yang digunakan tidak sesuai dengan usia yang diijinkan atau melalui rute pemberian yang tak diijinkan. Di Amerika Serikat sebesar 80% obat tidak diijinkan untuk digunakan pada anak-anak (Sutcliffe, 1999).

Sebagian besar obat-obat yang tersedia hanya diijinkan untuk digunakan pada orang dewasa dan tidak memiliki ijin untuk digunakan pada anak-anak. Obat-obat yang tersedia memiliki formulasi yang kurang sesuai untuk digunakan pada anak-anak. Penggunaan obat pada anak biasanya berdasarkan pada modifikasi dari formulasi bentuk dan dosis obat. Dosis untuk anak-anak biasanya merupakan ekstrapolasi dari dosis dewasa (Jonget al, 2001).

(23)

3

(serbuk terbagi) atau sirup. Obat-obat untuk anak memiliki jumlah yang terbatas di pasaran, sehingga untuk pengobatan pada anak dilakukan peracikan dan pembuatan racikan untuk pengobatan anak-anak masih berlangsung sampai sekarang. Sediaan racikan yang digunakan oleh pasien pediatri biasanya berasal dari obat yang sudah diformulasi di pabrik kemudian digerus dan dicampur menjadi sediaan yang baru. Obat yang sudah menjadi produk akhir tak layak untuk direformulasi ulang atau dicampur dengan sediaan jadi lainnya. Penggunaan racikan untuk anak-anak sendiri belum pernah dilakukan pemeriksaan secara kualitatif dan kuantitatif sehingga tidak ada jaminan dalam keamanan dan khasiat penggunaannya.

Banyaknya penggunaan sediaan racikan dan terbatasnya penelitian obat pada pasien pediatri mendorong peneliti untuk mengetahui penggunaan resep racikan pada pasien pediatri. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang merupakan salah satu rumah sakit swasta terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain itu rumah sakit ini termasuk dalam rumah sakit swasta tipe utama dengan akreditasi ISO 9000. Rumah Sakit Bethesda memiliki 8 orang apoteker yang telah menjalankan kegiatan farmasi klinis. Dalam kerjasamanya dengan Universitas Sanata Dharma, pihak Rumah Sakit Bethesda mengajukan isupatient safety untuk pasien anak. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian tentangpatient safety untuk pasien anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

(24)

1. Permasalahan

Berikut adalah permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini: a. apakah alasan atau latar belakang pemilihan dan penggunaan sediaan racikan

untuk pasien pediatri yang diberikan oleh dokter (medicine prescriber) dan apoteker (medicine dispenser) di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta?

b. berapa jumlah atau proporsi penggunaan resep racikan untuk pasien pediatri di Bangsal Anak dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007?

c. berapa jumlah komposisi dan komposisi racikan untuk pasien pediatri di Bangsal Anak dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007?

d. apakah resep racikan yang diberikan pada pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007 digunakan sesuai dengan indikasi? e. apakah resep racikan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta periode Juli 2007 memerlukan penyesuaian dosis?

f. apakah terdapat kemungkinan adanya interaksi obat secara teoritis dalam resep racikan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007?

2. Keaslian penelitian

(25)

5

peneliti lain, akan tetapi penelitian ini berbeda dalam hal tujuan penelitian, subyek penelitian, waktu penelitian, dan lokasi penelitian.

Beberapa penelitian tentang penggunaan resep pada pasien pediatri antara lain:

a. Unlicensed and Off-Label Drug Use in Pediatric Wards: Prospective Study

yang diteliti oleh Sean Turner, Alexandra Longworth, Anthony J. Nunn, dan Imti Choonara pada tahun 1998.

b. Off-Label and Unlicensed Drug Use among French Office Based Paediatriciansyang diteliti oleh M. Chalumeau, J. M. Treluyer, B. Salanave, R. Assathiany, G. Cheron, N. Crocheton, C. Rougeron, M. Mares, G. Breart, dan G.Pons pada tahun 2000.

c. Evaluasi Peresepan Obat Bagi Penderita Gastroenteritis Akut Anak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih pada Tahun 1998 yang diteliti oleh Pati pada tahun 2000.

3. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi atau wacana mengenai penggunaan resep racikan pada pasien pediatri di Rumah Sakit.

(26)

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam evaluasi, pemilihan dan penggunaan resep racikan untuk terapi pasien anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

B. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerasionalan komposisi obat racikan dan indikasi berdasarkan rekam medik pasien pediatri di Bangsal Anak dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

2. Tujuan khusus

Dalam penelitian ini tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

a. mengetahui latar belakang pemilihan dan penggunaan resep racikan untuk pasien pediatri yang diberikan oleh dokter (medicine prescriber) dan apoteker (medicine dispenser) di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

b. mengetahui jumlah atau proporsi penggunaan sediaan racikan untuk pasien pediatri di Bangsal Anak dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

(27)

7

d. mengkaji ketepatan indikasi resep racikan yang diberikan pada pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

e. mengkaji ketepatan dosis resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

f. mengkaji adanya kemungkinan terjadinya interaksi obat secara teoritis dalam resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

(28)

8 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pediatri

Pasien pediatri dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu: 1. bayi yang baru lahir (premature) berusia kurang dari 37 minggu di dalam

kandungan

2. neonatus adalah dari awal kelahiran hingga berusia 1 bulan 3. bayi berusia 1 bulan hingga 1 tahun

4. anak-anak berusia 1 hingga 11 tahun

5. remaja berusia 12 hingga 16 tahun (Nahata dan Takemoto, 2005).

Terapi pada pasien pediatri berbeda dengan terapi pada orang dewasa. Terapi pada pasien pediatri harus memperhatikan efek samping obat karena pasien pediatri rentan terhadap efek samping obat dan tidak jarang dapat menimbulkan kematian pada anak. Selain itu, terapi pada pasien pediatri harus memperhatikan dosis obat. Dosis untuk pasien pediatri tak dapat ditentukan secara mudah hanya dengan mengekstrapolasikan dosis dewasa pada anak. Pada pengaturan dosis untuk pasien pediatri, faktor bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik, manfaat, dan efek samping obat harus diperhatikan karena pasien pediatri mempunyai usia, fungsi organ dan tingkat penyakit yang berbeda dengan orang dewasa (Nahata dan Takemoto, 2005).

(29)

9

yang cocok tidak jarang sediaan obat yang sudah jadi mengalami reformulasi untuk penyesuaian terhadap dosis dan bentuk sediaan yang dibutuhkan oleh anak (Nahata dan Takemoto, 2005).

Pemberian obat untuk pasien pediatri harus memperhatikan karakteristik fisiologi anak seperti kematangan organ penyusun tubuh karena hal ini akan mempengaruhi keamanan dan efektifitas dari terapi obat (Doyle, 2000). Proses fisiologis anak mempengaruhi profil farmakokinetika, profil ini akan berubah secara bermakna pada tahun pertama kehidupan khususnya beberapa bulan pertama kehidupan (Koren, 2004).

Faktor-faktor farmakokinetika yang mempengaruhi terapi pada pediatri meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat.

1. Absorpsi obat

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain adalah aliran darah pada tempat pemberian obat dan fungsi saluran cerna. Pada pemberian obat secara intramuskuler ataupun subkutan pada bayi yang baru lahir dipengaruhi oleh aliran darah di tempat absorpsi. Jika anak mempunyai massa otot yang sedikit, maka absorpsi obat dapat menjadi tidak terduga karena obat dapat tetap tinggal dalam otot dan diabsorpsi lambat sehingga jika perfusi meningkat dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi obat dan menimbulkan efek toksik (Koren, 2004).

(30)

lambung mempengaruhi absorpsi obat di saluran cerna. Pada bayi pH saluran cerna lebih tinggi (kurang asam) jika dibandingkan dengan pH lambung orang dewasa sehingga akan mempengaruhi absorpsi beberapa obat. pH lambung pada anak seiring dengan kematangan organ akan menjadi semakin asam hingga mencapai pH 2. Pemberian susu pada anak-anak akan meningkatkan pH lambung dan menghambat absopsi obat yang bersifat asam sehingga pemberian obat diusahakan saat perut kosong (Doley, 2000).

Pada bayi waktu pengosongan lambung lama dan tak dapat diperkirakan sehingga akan mempengaruhi kontak obat dengan lapisan epitelium lambung. Seiring dengan kematangan organ maka waktu pengosongan lambung akan meningkat (Doley, 2000).

2. Distribusi obat

(31)

11

3. Metabolisme obat

Metabolisme obat kebanyakan terjadi di hepar. Pada bayi, besar hepar adalah 40% dari keseluruhan massa tubuh sehingga hal ini menyebabkan luasnya permukaan yang dapat digunakan untuk metabolisme obat. Tetapi kematangan organ pemetabolisme dan enzim pemetabolisme mempengaruhi metabolisme obat, jika organ dan enzim tidak matang maka akan menghambat metabolisme dari obat (Doley, 2000). Karena rendahnya kemampuan memetabolisme obat pada bayi maka akan banyak obat memiliki laju klirens yang lambat dan perpanjangan waktu paruh eliminasi. Apabila dosis obat dan aturan pakai obat tak diubah dengan tepat dapat menimbulkan efek yang tak diinginkan dari obat yang dimetabolisme di hati (Koren, 2004).

4. Ekskresi obat

Tingkat filtrasi glomerulus pada bayi yang baru lahir lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lebih besar usianya ataupun pada orang dewasa. Tingkat filtrasi glomerulus pada bayi hanya 30-40% dari orang dewasa. Oleh karena itu obat yang eliminasinya tergantung pada fungsi ginjal akan mengalami klirens perlahan dari tubuh terutama pada minggu pertama kehidupan (Koren, 2004).

B. Penyesuaian Dosis dan Bentuk Sediaan Obat untuk Pediatri 1. Bentuk sediaan obat

(32)

biasanya diberikan dalam bentuk eliksir ataupun suspensi. Eliksir adalah larutan alkohol dengan molekul obat dilarutkan dan didistribusikan secara merata. Suspensi mengandung partikel obat yang tidak larut dan harus didistribusikan ke seluruh pelarut dengan pengocokan (Koren, 2004).

Pada anak-anak yang belum dapat menelan tablet dan obat tak tersedia dalam bentuk sirup, obat biasanya diberikan dalam bentuk serbuk. Untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pada anak terutama jika anak menerima banyak jenis obat, maka dilakukan pencampuran obat menjadi satu jenis sediaan obat dan biasanya diberikan dalam bentuk serbuk. Serbuk yang biasa digunakan adalah serbuk terbagi (pulveres/puyer). Serbuk terbagi mengandung satu atau lebih bahan aktif dengan zat tambahan yang bersifat inert untuk memproduksi berat minimum 120 mg. Zat tambahan yang paling sering digunakan adalah laktosa (Collet dan Aulton, 1990).

2. Dosis Obat

Pemberian dosis pada pasien pediatri biasanya berdasarkan pada berat badan dari bayi ataupun anak sebagai contoh miligram per kilogram berat badan setiap hari (Nahata dan Takemoto, 2005). Untuk pemberian dosis berdasarkan luas permukaan tubuh lebih dianjurkan karena luas permukaan tubuh berhubungan langsung dengan kecepatan metabolisme tubuh (Laurence, 1997).

(33)

13

Umur (Dalil Young) :

12 ) (

+ =

Umur tahun umur x dewasa Dosis

Dosis

Berat Badan (Dalil Clark) :

70

) (kg Badan Berat x dewasa Dosis

Dosis=

(Koren, 2004)

C. Peresepan Rasional

Resep merupakan dokumen legal, sebagai sarana komunikasi profesional dari dokter dan penyedia obat, untuk memberikan obat kepada pasien sesuai dengan kebutuhan medis yang telah ditentukan (Anonim, 2000).

Suatu terapi obat yang rasional pada pasien pediatri membutuhkan pemahaman yang luas tentang berbagai faktor dalam menangani obat dan respon yang muncul pada anak, terutama pada tahun pertama kehidupan (Rylance, 1987). Prinsip peresepan rasional merupakan bagian penting untuk penggunaan obat yang efektif, aman, dan ekonomis. Peresepan dikatakan rasional bila memenuhi beberapa kriteria yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat penderita, tepat dosis, tepat informasi, pemantauan dan tindak lanjut pengobatan (Santoso, 1996).

Agar tercapai peresepan yang rasional dalam pemilihan terapi untuk pasien harus memperhatikan keuntungan terapi dan risiko terapi seminimal mungkin untuk pasien sehingga terapi yang dihasilkan adalah terapi yang optimal. Pemilihan obat untuk terapi dan dosis obat penting untuk menghasilkan suatu terapi yang rasional (Collet dan Aulton,1990).

(34)

Dalam memilih obat ada tujuh pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

1. Manfaat (efikasi)

Manfaat harus ditetapkan melalui suatu uji klinik ataupun uji pada anak. Jika memungkinkan, obat yang baru sebaiknya dicobakan dulu pada orang dewasa sebelum diujikan pada anak-anak dan pada anak-anak yang lebih tua sebelum diujikan pada bayi.

2. Risiko rendah

Risiko dihubungkan dengan perbandingan antara risiko dan manfaat. Pada anak-anak pertumbuhan dan perkembangan anak selalu menjadi bahan pertimbangan. Pertumbuhan yang terlambat pada penggunaan steroid secara sistemik dan noda pada gigi pada penggunaan tetrasiklin adalah beberapa contoh yang penting. Pengobatan harus memperhatikan indek terapi, jika tidak diketahui data pada anak maka sebaiknya digunakan obat yang memiliki indek terapi lebar atau dilakukan pengawasan terhadap kadar obat dalam darah.

3. Penggunaan klinis dan data kinetik tersedia

Lebih baik menggunakan obat yang memiliki informasi lengkap. Beberapa obat telah lama digunakan tetapi informasi yang dibutuhkan belum mencukupi.

4. Harga

(35)

15

5. Bentuk sediaan yang tersedia

Hal ini merupakan masalah yang paling sering timbul. Sebagai contoh anak dengan usia dibawah 4 tahun belum dapat menggunakan inhaler, sehingga cara penghantaran obat yang lain perlu dipilih.

6. Risiko keracunan

Risiko anak untuk keracunan setelah pemberian obat harus sudah dinilai. 7. Kombinasi produk

Penggunaan dari sediaan kombinasi ini memiliki beberapa keuntungan antara lain menjadi lebih murah daripada kombinasi harga dari tiap-tiap komponen, ketaatan dapat ditingkatkan dengan mengurangi jumlah obat yang diberikan, mengurangi risiko efek samping obat, dan memungkinkan memperoleh efek kerja yang sinergis. Penggunaan kombinasi ini bagaimanapun tetap harus diawasi, karena dapat menimbulkan efek yang tak diinginkan (Rylance, 1987).

D. Interaksi Obat

(36)

Interaksi obat mungkin diharapkan karena memberikan keuntungan dan dapat juga tidak diinginkan karena merugikan (Laurence, 1997).

Interaksi obat dapat berupa interaksi farmasetik, interaksi farmakodinamik, dan interaksi farmakokinetik.

1. Interaksi farmasetik

Interaksi farmasetik berhubungan dengan sifat fisika-kima dari obat. Suatu interaksi farmasetik dapat menyebabkan obat kehilangan potensinya, meningkatkan toksisitas ataupun efek samping. Biasanya interaksi terjadi di luar tubuh manusia dan menimbulkan salah satu obat menjadi tidak aktif (Collet dan Aulton, 1990).

2. Interaksi farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik dapat terjadi jika kedua obat bekerja pada satu sisi aktif (reseptor) yang sama. Interaksi dapat berupa antagonisme ataupun sinergisme. Antagonisme terjadi jika aksi salah satu obat melawan aksi obat yang lain. Terjadi jika kedua obat memiliki efek kerja yang berlawanan.

Sinergisme dapat terjadi jika:

a. kedua obat memiliki efek farmakodinamik yang sama

b. potensiasi (membuat semakin kuat) jika obat yang satu meningkatkan kerja obat yang lainnya (Laurence, 1997).

3. Interaksi farmakokinetik

(37)

17

(plasma). Interaksi farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok:

a. mempengaruhi absorpsi

Interaksi dapat mengubah kecepatan absorpsi atau jumlah total obat yang diabsorpsi. Pengurangan jumlah total obat yang diabsorpsi dapat berakibat pada pengobatan yang tidak efektif

b. perubahan ikatan protein plasma

Sebagian besar obat terikat secara longgar pada protein plasma. Oleh karena ikatan protein tidak spesifik maka satu obat dapat menggeser obat lain dari ikatannya dengan protein plasma sehingga meningkatkan jumlah obat yang bebas untuk berdifusi dari plasma ke tempat kerjanya. Peningkatan khasiat akibat peristiwa ini hanya terdeteksi apabila obat terikat kuat pada protein plasma lebih dari 90% dan tidak terdistribusi secara luas dalam tubuh.

c. mempengaruhi metabolisme

Banyak obat dimetabolisme di hati. Induksi enzim mikrosom hati oleh suatu obat dapat mempengaruhi laju metabolisme obat lain. Penghentian obat penginduksi dapat menyebabkan kadar obat yang dipengaruhi meningkat dan toksisitas dapat terjadi.

d. mempengaruhi ekskresi ginjal

Obat dieliminasi melalui ginjal, baik secara filtrasi glomerulus maupun secara sekresi aktif di tubulus ginjal. Kompetisi ini terjadi antara obat-obat yang menggunakan mekanisme transpor aktif yang sama di tubulus proksimal. (Collet dan Aulton, 1990).

(38)

Interaksi obat berdasarkan waktu munculnya efek dari interaksi obat (onset) dapat digolongkan menjadi:

1. cepat (rapid) jika efek dari interaksi obat muncul dalam 24 jam setelah penggunaan obat

2. tertunda (delayed) jika efek dari interaksi obat muncul dalam beberapa hari atau minggu setelah penggunaan obat.

Interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan efek yang timbul akibat interaksi obat dapat dikelompokan menjadi:

1. utama (major) jika menimbulkan kerusakan pada tubuh yang menetap atau dapat menyebabkan kematian

2. sedang (moderate) jika menyebabkan semakin memburuknya kondisi pasien 3. kecil (minor) jika efek yang timbul menyusahkan atau hanya memberikan efek

yang kecil

Interaksi obat berdasarkan dokumentasi yang ada dapat digolongkan menjadi:

1. established jika interaksi obat yang timbul telah dibuktikan melalui suatu kontrol studi.

2. probable jika interaksi obat sangat mungkin terjadi tetapi tidak terbukti secara klinis

3. suspected jika interaksi obat mungkin muncul, terdapat beberapa data yang menunjukan adanya interaksi obat, membutuhkan penelitian yang lebih lanjut 4. possible jika dapat terjadi tetapi data yang menunjukan adanya interaksi obat

(39)

19

5. unlikely jika interaksi obat yang terjadi masih diragukan, tidak ada bukti dari efek klinik yang muncul.

(Tatro, 2001)

E. Kombinasi Obat

Menurut American Medical Association (AMA), 1994, peresepan kombinasi obat secara umum perlu memperhatikan beberapa hal, meliputi:

1. mengandung tidak lebih dari 3 macam obat dengan aksi farmakologis yang berbeda dan tidak boleh mengandung lebih dari satu macam obat dengan aksi farmakologis yang sama

2. setiap komponen aktif terdapat dalam dosis yang efektif dan aman serta mempunyai efek terapetik

3. kombinasi obat dapat diberikan untuk mengobati penyakit yang kompleks 4. kombinasi obat mempunyai nilai terapetik untuk mengatasi gejala sesuai

dengan tipe dan tingkat keparahannya

5. interaksi obat yang merugikan antar komponen sudah diperhitungkan.

Lebih khusus lagi, kombinasi antibiotika direkomendasikan pada keadaan sebagai berikut:

1. untuk memperoleh efek sinergistik

2. untuk memperluas spektrum kerja antibiotika

(40)

F. Keterangan Empiris

(41)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007 termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif evaluatif.

Penelitian ini disebut penelitian non-eksperimental karena penelitian ini hanya melakukan pengamatan terhadap sejumlah ciri (variabel) yang ada pada subyek penelitian tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari peneliti. Rancangan penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif evaluatif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena penelitian ini menggambarkan dengan rinci fenomena yang terjadi tanpa menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi, evaluatif karena penelitian ini menilai upaya penyehatan atau tindakan medik tertentu yang ada pada masyarakat (Pratiknya, 1986). Evaluasi dilakukan berdasarkan standar referensi terhadap komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007.

B. Definisi Operasional

(42)

2. Dokter anak adalah setiap dokter yang praktek di klinik kesehatan anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

3. Resep dalam pembahasan penelitian ini bila tidak disebutkan lebih rinci berarti meliputi resep racikan dan resep bukan racikan.

4. Resep racikan adalah resep dengan komposisi campuran yang disiapkan/ diproduksi/ diracik di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta 5. Lembar resep racikan adalah catatan yang berisikan resep racikan. Dalam 1

lembar resep dapat berisi lebih dari satu resep racikan.

6. Racikan adalah campuran 2 obat atau lebih yang mengalami proses peracikan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bethesda dan frekuensi penggunaannya teramati lebih atau sama dengan 5 kali selama satu bulan pengamatan oleh 2 orang pengamat.

7. Periode Juli 2007 merupakan periode penelitian yang berlangsung dari tanggal 4 Juli 2007-4 Agustus 2007.

8. Alasan/latar belakang pemilihan atau penggunaan racikan adalah sesuatu yang mendasari dokter anak ataupun apoteker dalam meresepkan dan menyediakan sediaan racikan dalam pengobatan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

9. Jenis racikan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nama dagang obat.

(43)

23

11. Kerasionalan resep racikan adalah kesesuaian atau ketepatan indikasi dan dosis untuk pasien pediatric serta tidak adanya kemungkinan timbulnya interaksi obat dari resep racikan.

12. Indikasi obat adalah manfaat atau efek terapi yang diberikan oleh obat jika obat digunakan dalam dosis terapi. Evaluasi indikasi berdasarkan referensi Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Standar Pelayanan Medis Kelompok SMF Anak Rumah Sakit Bethesda, Drug Information Handbook,

dan British National Formulary(BNF) 52.

13. Indikasi penggunaan adalah manfaat obat yang digunakan oleh dokter. Indikasi penggunaan didapatkan dari rekam medik pasien pada kolom diagnosa.

14. Dosis obat adalah takaran obat yang diberikan dokter anak kepada pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Dosis obat meliputi dosis dan aturan pemakaian obat. Evaluasi dosis berdasarkan referensi Drug Information Handbook, British National Formulary (BNF) 52, Infomatorium Obat Nasional Indonesia tahun 2000, MIMS.

15. Interaksi obat adalah reaksi antara obat dengan senyawa kimia (obat lain) di dalam tubuh maupun di permukaan tubuh yang dapat mempengaruhi kerja obat jika digunakan bersamaan pada pengobatan pasien pediatri dalam bentuk racikan. Interaksi obat berdasarkan referensi Drug Interaction Fact, dan

(44)

16. Data yang tidak dapat dievaluasi adalah data berat badan pasien, diagnosa dokter, dan dosis obat yang diberikan oleh dokter yang tidak tercantum dalam rekam medik pasien.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian evaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2007 dilakukan di Bangsal Anak dan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pada instalasi farmasi rawat jalan penelitian dilakukan di instalasi farmasi rawat jalan timur atas pada pukul 10.00-14.00 WIB dan di instalasi farmasi rawat jalan timur bawah pada pukul 19.00-21.00 WIB. Penelitian dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 4 Juli 2007-4 Agustus 2007.

D. Obyek Penelitian

Penggunaan 5 kali

58 lembar resep racikan tidak tercantum rekam mediknya

Gambar 1. Bagan Obyek Penelitian Populasi: 112 jenis racikan dalam 1069 lembar resep racikan

rawat jalan 401 resep racikan bangsal anak 112 resep racikan

19 jenis racikan dalam 466 lembar resep racikan

513 resep racikan

(45)

25

Populasi pada penelitian ini adalah resep racikan yang diresepkan oleh dokter anak untuk pasien pediatri di bangsal anak (rawat inap) dan di rawat jalan (instalasi farmasi rawat jalan). Populasi penelitian ini terdapat 112 jenis racikan dalam 1069 lembar resep racikan yang meliputi 974 lembar resep racikan di instalasi farmasi rawat jalan dan 95 rekam medik di bangsal anak. Obyek penelitian adalah resep racikan yang diresepkan oleh dokter anak untuk pasien pediatri di bangsal anak dan di instalasi farmasi rawat jalan dan mengandung racikan yang frekuensi penggunaannya teramati lebih atau sama dengan 5 kali selama 1 bulan oleh 2 orang pengamat. Sebesar 93 jenis racikan dalam 661 lembar resep racikan penggunaannya teramati kurang dari 5 kali. Terdapat 19 jenis racikan dalam 466 lembar resep racikan yang frekuensi penggunaannya teramati lebih atau sama dengan 5 kali.

Data pada penelitian ini, untuk instalasi farmasi rawat jalan diperoleh melalui resep dan rekam medik pasien pediatri dan untuk rawat inap melalui rekam medik pasien. Di Instalasi farmasi rawat jalan terdapat sejumlah data yang hanya berasal dari resep saja tanpa adanya data pendukung dari rekam medik pasien sehingga data ini tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Dari 466 lembar resep racikan yang teramati, sejumlah 58 lembar resep racikan tidak memiliki data dari rekam medik pasien. Sejumlah 408 lembar resep racikan memiliki data dari resep dan rekam medik pasien.

(46)

terdapat 513 resep racikan untuk pasien pediatri yang meliputi 112 resep racikan di bangsal anak dan 401 resep racikan di instalasi farmasi rawat jalan. Pemilihan frekuensi penggunaan lebih atau sama dengan 5 kali diasumsikan bahwa jenis racikan tersebut banyak digunakan untuk pasien anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

E. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah resep dan rekam medik pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda yang menerima resep racikan selama periode Juli 2007. Data penunjang didapatkan dari hasil wawancara dokter, apoteker, dan asisten apoteker.

F. Jalannya Penelitian

Gambar 2. Tahap jalannya penelitian 1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap awal jalannya penelitian. Tahap ini diawali dengan mencari informasi tentang penggunaan sediaan racikan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda. Pada tahap ini juga dilakukan penyesuaian teknis pengambilan data di instalasi farmasi rawat jalan dan di bangsal anak. Penyesuaian teknis pengambilan data ditujukan supaya proses pengambilan data

Tahap orientasi

Pengambilan data

(47)

27

tidak mengganggu kegiatan pelayanan di bangsal anak dan di instalasi farmasi rawat jalan. Tahap orientasi ini berlangsung selama satu minggu.

2. Tahap pengambilan data

Data yang diambil meliputi distribusi racikan, jumlah penggunaan dan komposisi racikan di bangsal anak dan di instalasi farmasi rawat jalan, jenis racikan, diagnosis, dosis obat, dan identitas pasien.

Pengambilan data dilaksanakan secara accidental, data diamati oleh 2 orang pengamat pada saat pengambilan data berlangsung. Bahan penelitian yang diamati adalah resep untuk melihat jenis obat, komposisi racikan dan dosis obat, rekam medik untuk melihat diagnosa dokter dan identitas pasien berupa berat badan dan umur pasien.

Selain melakukan pengamatan terhadap resep racikan pediatri, pada penelitian ini juga dilakukan wawancara terhadap apoteker dan dokter anak untuk mengetahui latar belakang penggunaan sediaan racikan untuk anak-anak di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

3. Tahap pengolahan data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel yang memuat komposisi racikan, dosis obat, diagnosa dokter, berat badan, umur pasien, dan interaksi obat yang mungkin terjadi. Data tersebut dicatat setiap hari selama satu bulan penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengevaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat yang mungkin terjadi.

(48)

G. Tata Cara Analisis Hasil

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara: menghitung presentase distribusi racikan di Bangsal Anak dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda, menghitung komposisi racikan dan jumlah penggunaannya, mengevaluasi kesesuaian indikasi obat, dosis, dan adanya interaksi obat.

1. Presentase distribusi racikan

Perhitungan distribusi racikan dilakukan dengan mencatat jumlah resep racikan dan tidak racikan untuk pasien pediatri selama satu hari di bangsal anak dan di instalasi farmasi rawat jalan. Dengan menjumlahkan resep racikan dan tidak racikan selama satu hari akan didapatkan jumlah resep racikan untuk pasien pediatri selama satu hari. Presentase penggunaan resep racikan dihitung dengan membandingkan antara jumlah penggunaan resep racikan dengan jumlah resep selama satu hari. Kemudian dilakukan rata-rata presentase penggunaan resep racikan setiap hari selama satu bulan.

2. Komposisi dan jumlah penggunaan racikan

(49)

29

3. Indikasi obat

Evaluasi indikasi obat dilakukan tanpa wawancara dengan dokter, dengan cara membandingkan indikasi yang digunakan oleh dokter (diagnosa dokter) dengan indikasi yang ada pada referensi. Referensi yang digunakan adalah

Drug Information Handbook, BNF 52, IONI 200, MIMS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, dan Standar Pelayanan Medis Kelompok SMF Anak Rumah Sakit Bethesda. Racikan yang digunakan sesuai dengan indikasi referensi selanjutnya akan dievaluasi ketepatan penggunaan dosisnya.

4. Dosis obat

Evaluasi dosis dilakukan tanpa wawancara dengan dokter, dengan cara membandingkan dosis yang ada pada peresepan dengan dosis yang ada pada buku standar. Buku standar yang digunakan adalahDrug Information Handbook,BNF 52, IONI 200, dan MIMS. Untuk menghitung dosis untuk anak-anak jika tidak diketahui dosis anak per kilogram berat badan menggunakan rumus perhitungan dosis berdasarkan berat badan (Dalil Clark):

dewasa dosis

x anak badan berat anak

dosis

70 =

5. Interaksi Obat

Evaluasi interaksi dilakukan berdasarkan kombinasi obat yang diracik bersama-sama, kemudian dibandingkan dengan data kombinasi obat yang potensial menimbulkan interaksi obat yang terdapat pada bukuDrug reInteraction Fact, danStockley s Drug Interaction.

(50)

H. Kesulitan Penelitian

Pada tahap pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti menemui beberapa kesulitan. Kesulitan yang peneliti temui antara lain peneliti kesulitan membaca tulisan dokter yang berada di resep ataupun di rekam medik pasien. Selain itu, peneliti sering menemui beberapa istilah yang tidak dimengerti di rekam medik pasien. Kesulitan ini dapat diatasi dengan bertanya pada asisten apoteker yang bertugas di rawat jalan, petugas di rekam medik, dan perawat yang bertugas di bangsal anak.

Peneliti juga menemui kesulitan saat mengevaluasi data karena adanya data yang tidak lengkap di catatan rekam medik pasien. Data yang tidak lengkap ini dapat berupa tidak adanya data berat badan pasien ataupun diagnosa dari dokter.

(51)

31 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tentang evaluasi komposisi, indikasi, dosis, dan interaksi obat resep racikan untuk pasien pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007 dilakukan dengan mencatat secara langsung resep racikan pasien pediatri di bangsal anak melalui rekam medik dan di instalasi farmasi rawat jalan melalui resep.

Hasil penelitian ini terdiri dari 6 bagian. Bagian pertama berisi tentang latar belakang penggunaan racikan pada pasien pediatri. Bagian kedua berisi tentang jumlah penggunaan racikan untuk pasien pediatri. Bagian ketiga berisi komposisi dan jumlah komposisi racikan untuk pasien pediatri. Bagian keempat berisi tentang ketepatan indikasi obat. Bagian kelima berisi tentang kesesuaian dosis dan bagian keenam berisi tentang interaksi obat yang mungkin terjadi secara teoritis.

A. Latar Belakang Penggunaan Racikan pada Pasien Pediatri 1. Dokter

(52)

a. penggunaan racikan memudahkan pemberian obat untuk pasien yang menerima beberapa jenis obat dan penggunaan racikan lebih efisien dan nyaman bagi pasien

b. penggunaan racikan dalam terapi memberikan hasil yang lebih baik daripada obat diberikan sendiri-sendiri

c. ketepatan dosis, dimana dosis dapat disesuaikan dengan berat badan dan kondisi penyakit pasien

d. sesuai untuk anak yang belum dapat menelan tablet dan harga racikan lebih murah daripada sediaan sirup untuk anak-anak.

(53)

33

obat secara farmasetik, farmakodinamik, dan farmakokinetik sehingga dapat memberikan terapi yang optimal untuk pasien.

Dari wawancara diketahui bahwa dalam memberikan obat sediaan racikan dokter menghitung dosis berdasarkan berat badan. Pemberian dosis obat berdasarkan berat badan pasien dirasa lebih tepat dalam pemberiannya dibandingkan pemberian dosis berdasarkan umur. Selain itu dokter juga telah mempertimbangkan kenyamanan dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat. Dalam pemberian racikan juga harus dipertimbangkan tentang jumlah obat yang diracik, dalam hal ini dokter tidak memiliki jumlah maksimal obat yang diracik. Semakin banyak obat yang diracik kemungkinan terjadi interaksi antara komposisi dalam racikan akan semakin besar. Selain itu, kestabilan dari sediaan racikan hendaknya juga dipertimbangkan. Jika sediaan racikan tidak stabil maka dapat berpengaruh pada keberhasilan terapi yang diberikan.

2. Apoteker

Proses pembuatan racikan dilakukan di instalasi farmasi. Terdapat dua jenis racikan di Rumah Sakit Bethesda yaitu racikan standar dan racikan tidak standar. Racikan standar Rumah Sakit Bethesda merupakan racikan yang telah disepakati oleh dokter dan farmasi dan diproduksi oleh instalasi farmasi dalam jumlah yang cukup besar. Racikan tidak standar merupakan racikan yang diracik oleh instalasi farmasi jika ada permintaan dari dokter.

Berdasarkan wawancara, latar belakang penggunaan sediaan racikan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda antara lain:

a. komposisi obat paten yang tersedia di pasaran kurang mendukung

(54)

b. permintaan dari dokter, berdasarkan pengalaman dokter sediaan racikan sesuai untuk pasien.

Latar belakang disediakannya racikan standar Rumah Sakit Bethesda antara lain untuk efisiensi waktu pelayanan, racikan tersebut sering diresepkan oleh dokter, dan tidak adanya komposisi racikan tersebut di pasaran.

Produksi racikan standar Rumah Sakit Bethesda biasanya dilakukan 1 minggu sekali dengan jumlah produksi 120 bungkus untuk puyer, 100 atau 500 kapsul untuk produksi kapsul, dan produksi sirup yang disesuaikan dengan permintaan dari satelit-satelit farmasi. Dalam pembuatan racikan standar Rumah Sakit Bethesda ini telah dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi obat secara farmasetik.

Pelayanan resep racikan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda membutuhkan waktu 10 menit untuk racikan standar Rumah Sakit Bethesda dan 45 menit untuk racikan tidak standar. Dalam 1 hari instalasi farmasi dapat melayani 50-60 resep racikan. Pembuatan racikan di instalasi farmasi rawat mempertimbangkan adanya interaksi obat secara farmasetik, farmakodinamik, dan farmakokinetik. Jika ditemukan adanya interaksi obat biasanya akan dilakukan pemisahan dalam pembuatan racikan dan hal ini diberitahukan ke dokter yang meresepkan racikan tersebut.

(55)

35

untuk tablet salut enterik tidak boleh dilakukan peracikan ulang. Jika ada resep racikan yang komposisinya terdapat tablet salut enterik, akan dilakukan pemberitahuan ke dokter.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa instalasi farmasi memproduksi racikan atas dasar permintaan dari dokter dan tidak tersedianya obat di pasaran dengan komposisi yang mendukung. Dalam memproduksi sediaan racikan farmasis telah memperhatikan adanya interaksi obat yang mungkin terjadi. Ketidakstabilan dari racikan yang dihasilkan hendaknya diperhatikan oleh farmasis. Jika terjadi ketidakstabilan hendaknya dilakukan komunikasi dengan dokter untuk dilakukan penggantian obat ataupun pemisahan racikan.

B. Penggunaan Racikan pada Pasien Pediatri 1. Jumlah penggunaan racikan

Racikan untuk pasien pediatri di Rumah Sakit Bethesda digunakan pada pasien di bangsal anak dan rawat jalan. Untuk pasien pediatri bentuk sediaan racikan yang sering digunakan adalah sirup, suspensi, dan pulveres (puyer). Selain menggunakan racikan, dalam terapi pada pasien pediatri, juga menggunakan obat yang bukan racikan. Obat yang tidak diracik tersebut biasanya berupa obat yang di jual di pasaran seperti sirup obat batuk, penurun demam, antibiotika, dan multivitamin.

(56)

oabt racikan untuk terapi pada pasien pediatri di instalasi farmasi rawat jalan lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan obat bukan racikan

Gambar 3. Rata-rata Distribusi Penggunaan Obat pada Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Juli 2007

Gambar 4. Rata-rata Distribusi Penggunaan Obat pada Pasien Pediatri di Bangsal anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode

Juli 2007

Di bangsal anak penggunaan obat racikan dan bukan racikan cukup seimbang, berbeda dengan penggunaan di rawat jalan yang lebih banyak menggunakan obat racikan untuk pasien pediatri dibandingkan dengan obat bukan racikan. Obat racikan yang banyak digunakan dalam bentuk pulveres (puyer), sedangkan bentuk sediaan sirup jarang digunakan. Obat bukan racikan banyak digunakan dalam bentuk sirup, obat tetes, dan tablet.

78% 22%

racikan tidak racikan

52% 48%

(57)

37

C. Komposisi dan Jumlah Komposisi Resep Racikan untuk Pasien Pediatri 1. Komposisi dan junlah komposisi racikan

Terdapat 19 jenis racikan untuk pasien pediatri yang digunakan di bangsal anak dan di instalasi farmasi rawat jalan meliputi 6 jenis racikan standar Rumah Sakit Bethesda dan 13 jenis tidak standar.

Racikan standar Rumah Sakit Bethesda adalah racikan yang telah disepakati oleh dokter dan farmasi dan diproduksi dalam jumlah besar oleh instalasi farmasi. Jenis-jenis racikan standar yang digunakan untuk pasien pediatri adalah:

a. ketotifen dan siproheptadin ada 2 jenis dosis yaitu ½ tablet dan ¼ tablet, ¼ tablet dan1/8tablet

b. parasetamol dan fenobarbital yang terdiri dari 5 jenis dosis yaitu: 1/6tablet dan 10mg, 1/5tablet dan 10mg, ¼ tablet dan 15mg, 1/3tablet dan 15mg, ½ tablet dan 15mg

c. siproheptadin dan ko-enzim B12 yang terdapat dalam 2 dosis yaitu ½ tablet dan ½ kapsul, ¼ tablet dan ¼ kapsul

d. ketotifen dan setrizin yang terdapat dalam 2 dosis yaitu ½ tablet dan ½ tablet, ¼ tablet dan ¼ tablet

e. ketotifen, siproheptadin, dan setrizin yang terdapat dalam 2 dosis yaitu ½ tablet, ¼ tablet serta ½ tablet dan ¼ tablet,1/8tablet serta ¼ tablet

(58)

150mg, ½ tablet, ¼ tablet, dan ¼ tablet, 200mg, 2/3 tablet, 1/3 tablet, dan 1/3 tablet, 250mg, ½ tablet, ½ tablet, dan ½ tablet.

Racikan tidak standar adalah racikan yang diproduksi oleh instalasi farmasi jika ada permintaan dari dokter. Jenis-jenis racikan tidak standar untuk pasien pediatri adalah:

a. pirazinamid dan ko-enzim B12 b. colistin dan vitamin B1

c. ketotifen, setrizin, dan ko-enzim B12 d. ketotifen, setrizin, prokaterol HCl e. rifampisin, isoniazid, dan vitamin B6

f. eritromisin, homoklorsiklizin HCl, dekstrometorfan g. isoniazid, vitamin B6, dan ko-enzim B12

h. aminofilin, deksametason, dan prokaterol HCl i. rifampisin, isoniazid, vitamin B6, dan siproheptadin j. eritromisin, prokaterol HCl, ambroksol, dekstrometorfan

k. eritromisin, prokaterol HCl, dekstrometorfan, homoklorsiklizin HCl

l. sirup thymi, mebhidrolina napadisilat, ketotifen, gliseril guaiakolat, dan terbutalin

(59)

39

Tabel I. Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien Pediatri Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Periode Juli 2007

No Jumlah

Komposisi Komposisi

Jumlah penggunaan

1 Ketotifen + Siproheptadin 113

2 Parasetamol + Fenobarbital 72

3 Ketotifen + Setrizin 32

4 Siproheptadin + Ko-enzim B12 22

5

2

Pirazinamid + Ko-enzim B12 20 6 Ketotifen + Setrizin + Ko-enzim B12 22 7 Ketotifen + Siproheptadin + setrizin 21 8 Ketotifen + Setrizin + Prokaterol HCl 7 9 Rifampisin + Isoniazid + Vitamin B6 6 10 Eritromisin + Homoklorsiklizin HCl +

Dekstrometorfan

6

11 Isoniazid + Vitamin B6 + Ko-enzim B12 5 12

3

Aminofilin + Deksametason + Prokaterol HCl 1 13 Rifampisin + Isoniazid + Vitamin B6 +

Siproheptadin

49

14 Parasetamol + Deksametason + Karbazokrom Na sulfonat + Vitamin K

6

15 Eritromisin + Prokaterol HCl + Dekstrometorfan + Ambroksol

6

16

4

Eritromisin + Prokaterol HCl + Dekstrometorfan + Homoklorsiklizin HCl

5

17 Sirup thymi + Mebhidrolina napadisilat + Ketotifen + Gliseril guaiakolat + Terbutalin

2

18 5 Pseudoefedrin + Terfenadin + Ambroksol + Homoklorsiklizin HCl + Metil prednisolon

6

Tabel II. Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien Pediatri Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

No Jumlah Komposisi

Komposisi Jumlah

Penggunaan

1 Parasetamol + Fenobarbital 75

2 Ketotifen + Siproheptadin 13

3 Colistin (Polimiksin B sulfat) + Vitamin B1 8 4

2

Siproheptadin + Ko-enzim B12 7 5

4 Parasetamol + Deksametason + Karbazokron Na sulfonat + Vitamin K

(60)

Tabel III. Total Komposisi dan Jumlah Komposisi Racikan untuk Pasien Pediatri Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

No Jumlah Komposisi

Komposisi Jumlah

Penggunaan

1 Parasetamol + Fenobarbital 147

2 Ketotifen + Siproheptadin 126

3 Siproheptadin + Ko-enzim B12 29

4 Pirazinamid + Ko-enzim B12 20

5 Ketotifen + Setrizin 32

6

2

Colistin (Polimiksin B sulfat) + Vitamin B1 8 7 Ketotifen + Setrizin + Ko-enzim B12 22 8 Ketotifen + Siproheptadin + Setrizin 21 9 Ketotifen + Setrizin + Prokaterol HCl 7 10 Rifampisin + Isoniazid + Vitamin B6 6 11 Eritromisin + Homoklorsiklizin HCl +

Dekstrometorfan

6

12 Isoniazid + Vitamin B6 + Ko-enzim B12 5 13

3

Aminofilin + Deksametason + Prokaterol HCl 1 14 Rifampisin + Isoniazid + Vitamin B6 +

Siproheptadin

49

15 Parasetamol +Deksametason + Karbazokrom Na sulfonat + Vitamin K

15

16 Eritromisin + Prokaterol HCl + Ambroksol + Dekstrometorfan

6

17

4

Eritromisin + Prokaterol HCl +

Dekstrometorfan + Homoklorsiklizin HCl

5

18 Sirup thymi + Mebhidrolina napadisilat + Ketotifen + Gliseril guaiakolat + Terbutalin

2

19 5 Pseudoefedrin + Terfenadin + Ambroksol + Homoklorsiklizin HCl + Metil prednisolon

6

(61)

41

terdapat 5 jenis racikan yang meliputi 4 jenis racikan dengan 2 komposisi dan 1 jenis racikan dengan 4 komposisi.

Seperti pada gambar 5, di bangsal anak dan instalasi farmasi rawat jalan racikan dengan 2 komposisi lebih banyak digunakan daripada racikan dengan 3 komposisi atau lebih. Penggunaan racikan dengan 2 komposisi sejumlah 417 penggunaan, 3 komposisi sejumlah 74 penggunaan, 4 komposisi sejumlah 81 penggunaan, dan 5 komposisi sejumlah 16 penggunaan

Gambar 5. Perbandingan Jumlah Komposisi dan Jumlah Penggunaan Racikan pada Pasien Pediatri Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode

Juli 2007

D. Indikasi Obat

Dalam memilih terapi untuk pasien pediatri perlu diperhatikan ketepatan pemilihan obat dengan diagnosa yang diberikan. Jika agen terapi yang dipilih dengan diagnosa tidak sesuai maka kesembuhan/ keberhasilan terapi sulit tercapai. Ketidaksesuaian terapi dengan kondisi pasien dapat mempengaruhi kesembuhan pasien. Jika obat yang diberikan tidak tepat indikasi maka dapat menyebabkan pasien tidak sembuh dari penyakitnya ataupun proses kesembuhan

0 50 100 150 200 250 300

2 3 4 5

Jumlah Komposisi

J

um

lahP

e

ng

gu

naan

(62)

pasien dapat berlangsung lama. Ketepatan pemilihan obat diperlukan dalam menentukan kerasionalan terapi.

Beberapa jenis racikan yang digunakan untuk terapi pada pasien pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan dan Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007 tidak sesuai ataupun kurang sesuai antara indikasi penggunaan dengan indikasi dari referensi. Ketidaksesuaian indikasi obat dengan keadaan penyakit pasien dapat menyebabkan terapi yang diberikan yang tidak optimal.

(63)

43

kesulitan untuk menentukan indikasi penggunaan obat racikan. Satu jenis obat dapat memiliki beberapa indikasi yang berkaitan dengan diagnosa dokter, hal ini menyebabkan sulitnya dalam menentukan indikasi penggunaan obat racikan. 1. Rawat jalan

Seperti pada tabel 4, terdapat 5 jenis racikan untuk pasien pediatri di instalasi farmasi rawat jalan yang terdiri dari 2 komposisi. Lima jenis racikan ini digunakan sebanyak 259 penggunaan. Penggunaan racikan yang tidak sesuai dengan indikasi referensi sebesar 212 penggunaan, penggunaan racikan yang sesuai dengan indikasi referensi sebesar 35 penggunaan, dan yang tidak dapat dievaluasi sebesar 12 penggunaan.

(64)

Tabel IV. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

Sesuai dengan indikasi referensi, racikan dengan komposisi ketotifen dan siproheptadin dapat digunakan untuk terapi penyakit asma dan alergi. Pada

Komposisi racikan (jumlah kasus)

Indikasi Referensi

Indikasi Penggunaan Keterangan (jumlah penggunaan) Ketotifen + Siproheptadin (113) Antialergi, bronkodilator • Bronkitis asmatis/asma • Batuk, ISPA, pilek

• Tidak ada diagnosa dokter

• Sesuai (16)

• Tidak sesuai (93)

• Tidak dapat dievaluasi (4) Parasetamol +

Fenobarbital (72)

Kejang demam • Kejang demam

• Demam

• Tidak ada diagnosa dokter

• Sesuai (7)

• Tidak sesuai (63)

• Tidak dapat dievaluasi (2) Ketotifen +

Setrizin (32)

Antialergi, bronkodilator

• Asma dan urtikaria

• Bronkopneumonia, batuk, pilek, bronkitis • Tidak ada diagnosa

dokter

• Sesuai (4)

• Tidak sesuai (27)

• Tidak dapat dievaluasi (1) Ko-enzim B12 +

Siproheptadin (22)

Antihistamin, anorexia

• Urtikaria

• Demam, diare, ISPA

• Tidak ada diagnosa dokter

• Sesuai (1)

• Tidak sesuai (19)

• Tidak dapat dievaluasi (2) Pirazinamid + Ko-enzim B12 (20) Tuberkulosis, anoreksia • Tuberkulosis • Bronkopneumonia, bronkitis, batuk • Tidak ada diagnosa

dokter

• Sesuai (7)

• Tidak sesuai (10)

(65)

45

penggunaannya racikan tersebut tak hanya digunakan untuk terapi penyakit asma dan alergi tetapi juga digunakan untuk terapi penyakit seperti batuk, pilek, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penggunaan racikan ketotifen dan siproheptadin untuk terapi batuk, pilek, dan ISPA yang tidak disertai dengan alergi tidak sesuai dengan indikasi referensi yaitu untuk terapi asma dan alergi.

Terdapat 7 jenis racikan yang terdiri dari 3 komposisi seperti pada tabel 5 yang penggunaannya sebesar 68 penggunaan. Dari 68 kasus tersebut, sejumlah 51 kasus penggunaannya tidak sesuai dengan indikasi referensi. Penggunaan yang sesuai dengan indikasi referensi sebesar 12 penggunaan dan yang tidak dapat dievaluasi sejumlah 5 penggunaan.

Racikan dengan 5 komposisi seperti ko-enzim B12, setrizin, dan ketotifen, sesuai dengan indikasi referensi dapat digunakan untuk terapi asma, alergi, dan anoreksia. Pada penggunaannya, racikan ini digunakan untuk terapi pilek, bronkitis, dan bronkopneumonia. Racikan ini digunakan tidak sesuai dengan indikasi referensi yang ada yaitu ketotifen untuk bronkodilator, setrizin sebagai obat antialergi, dan ko-enzim B12untuk terapi anoreksia.

Ada 2 jenis racikan yang digunakan sesuai dengan indikasi referensi yaitu racikan dengan komposisi rifampisin, isoniazid, vitamin B6 dan racikan dengan komposisi isoniazid, vitamin B6, ko-enzim B12 yang digunakan untuk terapi tuberkulosis, penggunaannya telah sesuai dengan indikasi referensi untuk terapi penyakit tuberkulosis. Rifampisin dan isoniazid merupakan antibiotik yang penggunaannya ditujukan untuk terapi penyakit tuberkulosis.

(66)

Tabel V. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 3 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

Komposisi racikan (jumlah kasus)

Indikasi Referensi

Indikasi Penggunaan Keterangan (jumlah penggunaan) Ko-enzim B12 +

Isoniazid + Vitamin B6 (5)

Tuberkulosis • Tuberkulosis

• Tidak ada diagnosa dokter

• Sesuai (4)

• Tidak dapat dievaluasi (1)

Ko-enzim B12 + Setrizin + Ketotifen

(22)

Antialergi, profilaksis asma

• Pilek, bronkitis, bronkopneumonia

• Tidak sesuai (22) Ketotifen + Setrizin + Siproheptadin (21) Antialergi, profilaksis asma • Asma

• Batuk, ISPA, pilek

• Tidak ada diagnosa dokter

• Sesuai (2)

• Tidak sesuai (17)

• Tidak dapat dievaluasi (2)

Ketotifen + Prokaterol HCl + Setrizin

(7)

Bronkodilator (asma), Antialergi

• Pilek, bronkitis

• Tidak ada diagnosa dokter

• Tidak sesuai (5)

• Tidak dapat dievaluasi (2) Deksametason + Aminofilin + Prokaterol HCl (1)

asma • Muntah • Tidak sesuai

(1) Dekstrometorfan + Eritromisin + Homoklorsiklizin HCl (6) Antibiotik, antitusif, antialergi

• ISPA, batuk • Tidak sesuai (6)

Rifampisin + isoniazid + Vitamin B6 (6)

(67)

47

Tabel VI. Perbandingan antara Indikasi Penggunaan dengan Indikasi Berdasarkan Referensi Resep Racikan yang Terdiri dari 4 Komposisi untuk Pasien Pediatri di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Juli 2007

Gambar

Tabel X. Racikan yang Terdiri dari 2 Komposisi untuk Pasien Pediatri
Gambar 1. Bagan Obyek Penelitian………………………………………..
Gambar 1. Bagan Obyek Penelitian
Gambar 2. Tahap jalannya penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

10110061429107 HENDRI GUSTI PUTRA Struktur Geotek Universitas

[r]

Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu melakukan hal-hal berikut ini : Mempertimbangkan pengetahuan yg diperoleh dari prosedur-prosedur

Apabila kita melihat suatu gambar tampak atas dari suatu rencana atap, maka panjang jurai luar ataupun dalam belum merupakan suatu garis atau panjang yang sebenarnya disini

(c) Diselenggarakan berdasarkan petunjuk teknis yang ditetapkan Bupati dengan teknologi penginderaan jauh serta terestik dengan teknik sampling dan intensitas

Selain tinggi level muka pengecoran ada satu tambahan pekerjaan yang tidak dilakukan pada proses pekerjaan bored pile lainnya pada proses pembuatan test pile

Dari kedua refrigeran dengan menggunakan tiga pipa kapiler yang berbeda panjang diketahui bahwa pada pipa kapiler ukuran 2.25 m dengan refrigeran HC MC134a Hycool

[r]