• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa kerja, dan tingkat pendidikan guru ekonomi : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa kerja, dan tingkat pendidikan guru ekonomi : survei guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman - USD Repository"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN

AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA,

DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI

Survei:Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ekonomi

Oleh: Tri Prawiyati NIM: 091324025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI

Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ekonomi

Oleh:

Tri Prawiyati NIM: 091324025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Bapak Aris Kriswanto dan Ibu Sumaryati yang tak hentinya memberikanku doa, semangat dan kasih sayang

Suamiku Nugroho yang selalu memotivasi dan mendampingiku dalam keadaan apapun

Jagoanku Afindra Wisnu Juniarda Saputra

Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberikan persahabatan yang tulus. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan penuh warna

(6)

v

MOTTO

Kesuksesan berawal dari kemauan yang kuat!

Jangan lihat masa lampau dengan

penyesalan; jangan pula lihat masa depan

dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda

dengan penuh kesadaran.

~James Thurber~

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati

dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Februari 2014 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tri Prawiyati Nomor Mahasiswa : 091324025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN

AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA,

DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI

(Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 14 Februari 2014

Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA, DAN TINGKAT

PENDIDIKAN GURU EKONOMI

Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman

Tri Prawiyati Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi ditinjau dari status sekolah, masa kerja, dan tingkat pendidikan guru ekonomi.

Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sleman pada bulan September 2013. Populasi dari penelitian ini adalah guru ekonomi yang berjumlah 74 orang sedangkan sampel berjumlah 42 responden. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan Chi-Square.

(10)

ix

ABSTRACT

THE DIFFERENCE IN THE LEVEL OF TEACHING MATERIALS MASTERY AS SEEN FROM THE SCHOOL STATUS, THE LENGHT OF SERVICE, AND THE EDUCATION LEVEL OF ECONOMIC TEACHERS

A Survey: Economic Teachers of Senior High Schools/Islamic Senior High Schools in Sleman

Tri Prawiyati Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This study aimed to determine the difference in the level of teaching materials mastery as seen from the school status, the lenght of service, and the education level of economics teacher.

This research was a comparative study conducted in senior high schools and Islamic senior high schools in Sleman in September 2013. The population of this study was the economics teachers, totaling 74 people, while the sample was 42 respondents. The samples were taken by purposive sampling technique. The data were collected by using open questionnaires and closed questionnaire. The data were analyzed by using Chi-Square.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan

karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,

tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan

tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan,

bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Sanata Dharma

yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan

terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D.,wakil rektor III Universitas

Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan

(12)

xi

4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

6. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I,

yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan dan semangat.

7. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang

dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.

8. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi

ini.

9. Ibu Adria Vitalya gemilang yang telah meluangkan waktunya untuk

mengoreksi abstract penulis.

10. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Dharma, yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan

tidak akan pernah saya lupakan.

11. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam

kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.

12. Bapak Aris Kriswanto dan Ibu Sumaryati, selaku orangtua saya. Terimakasih

atas doa, semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama

(13)

xii

13. Bapak dan Ibu Guru Ekonomi SMA dan MA di Kabupaten Sleman yang

telah berkenan membantu saya.

14. Suamiku Nugroho yang selalu memberikan motivasi dan menemani dalam

penyusunan skripsi.

15. Diana dan Ratna. Terimakasih telah menjadi sahabat yang baik buatku.

Terimakasih atas waktu dan kesetiaannya dalam suka maupun duka selama

ini.

16. Hesti, Aik, Nana. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik di Pendidikan

Ekonomi 2009.

17. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009 lainnya yang selalu menjaga

kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini.

18. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi

yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis

membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya

yang lebih baik.

Yogyakarta, 14 Februari 2014

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 33

(15)

xiv

I. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43

1. Pengujian Validitas ... 43

2. Pengujian Reliabilitas ... 44

J. Teknik Analisis Data ... 45

1. Pengujian Statistik Deskriptif ... 45

2. Rumus Perhitungan ... 51

BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Sekolah ... 54

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Rancangan Kuesioner Penguasaan Materi Bahan Ajar... 42

Tabel III.2 Skoring Penguasaan Materi Bahan Ajar Aspek Kognitif ... 47

Tabel III.3 Skoring Penguasaan Materi Bahan Ajar Aspek Psikomotorik ... 48

Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Aspek Kognitif... 48

Tabel III.5 Interval rata-rata responden terhadap aspek Kognitif ... 48

Tabel III.6 Mean dan Standar Deviasi aspek Psikomotorik ... 48

Tabel III.7 Interval rata-rata responden terhadap aspek Psikomorik ... 48

Tabel III.8 Status Sekolah ... 49

Tabel III.9 Masa Kerja ... 49

Tabel III.10 Tingkat Pendidikan Guru ... 50

Tabel IV.1 Data Responden ... 56

Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sekolah ... 61

Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 62

Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 63

Tabel IV.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 63

Tabel IV.6 Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar ... 65

Tabel IV.7 Penguasaan Aspek Psikomotorik Materi Bahan Ajar ... 65

Tabel IV.8 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Status Sekolah ... 67

Tabel IV.9 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Psikomorik Materi Bahan Ajar Berdasarkan Status Sekolah ... 67

Tabel IV.10 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Masa Kerja ... 69

Tabel IV.11 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Psikomorik Materi Bahan Ajar Berdasarkan Masa Kerja ... 70

Tabel IV.12 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Tingkat Pendiikan ... 71

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin Penelitian ... 84

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran 3 Jumlah Sekolah dan Guru ... 96

Lampiran 4 Data Penelitian ... 108

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan

pendidikan perlu dibantu dengan bahan ajar pendidikan, agar proses belajar

mengajar pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya dapat

berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan karena materi

pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas mengingat

perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Sekarang ini guru

bukanlah satu satu-satunya sumber belajar dan penyampai pesan-pesan

pendidikan. Media-media pendidikan yang beragam dan bervariasi dapat

berfungsi sebagai alat bantu pendidikan dan sebagai penyalur pesan-pesan

pendidikan.

Di kabupaten Sleman jumlah guru lebih banyak dibandingkan dengan

kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah guru SMA

di Kabupaten Sleman yaitu 1.014 guru yang berstatus kepegawaian Pegawai

Negeri Sipil berjumlah 676 guru dan guru yang berstatus kepegawaian non

Pegawai Negeri Sipil berjumlah 338 guru. Dari besarnya ketersediaan guru

itulah yang membuat pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru

tersebut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang salah satunya

adalah peningkatan penguasaan materi bahan ajar. Dengan diberikannya

pembekalan untuk meningkatkan penguasaan materi bahan ajar diharapkan

(19)

Masalah yang sering dihadapi guru ekonomi dalam kegiatan

pembelajaran pada tingkat SMA adalah memilih bahan ajar yang tepat

dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam rangka membantu siswa

mencapai kompetensi yang akan di capai. Bentuk pokok- pokok pikiran

yang akan dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus

dirumuskan dengan jelas. Perumusan diwujudkan dalam bentuk standar

kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi

meliputi standar materi atau standar isi dan standar pencapaian. Standar

materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran

yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat

penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Sesuai dengan pokok-pokok

pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran memegang peranan penting

dalam rangka membantu siswa mencapai standar kompetensi.

Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar yang tepat, perlu memilih

sumber dimana bahan itu didapat serta menganalisis. Apakah bahan ajar itu

sudah sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang di

harapkan oleh kurikulum. Dan juga ada kecenderungan sumber ajar itu

diterapkan pada satu buku paket saja, padahal banyak sumber bahan ajar itu

selain buku yang dapat digunakan sesuai jenisnya yaitu bahan cetak, bahan

audio, bahan audio visual, dan bahan interaktif . Hal ini merupakan salah

(20)

Saat ini banyak anggapan yang menilai guru kurang serius dalam

mengembangkan profesinya. Hal ini dapat dilihat dari guru yang tidak

mempunyai persiapan mengajar dan kurang minatnya guru dalam

mengembangkan kualitas dirinya. Guru dituntut untuk dapat

mengembangkan bahan ajar, namun saat ini banyak guru yang kurang

antusias dalam menjalankan profesinya khususnya dalam mengembangkan

bahan ajar. Menurunnya produktivitas guru ini sangat disayangkan

mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh dari pengembangan bahan

ajar. Pentingnya pengembangan bahan ajar karena bahan ajar harus sesuai

dengan tuntutan kurikulum, karakteristik siswa, dan dapat memecahkan

masalah dalam pembelajaran.

Penguasaan guru dalam mengembangkan materi bahan ajar

mempunyai perbedaan antara guru yang satu dengan yang lainnya.

Menurunnya kualitas dan perbedaan penguasaan guru dalam memenuhi

tuntutan pengembangkan materi bahan ajar mungkin disebabkan karena

adanya faktor guru itu sendiri yang yang berdampak signifikan dalam

menguasai materi bahan ajar, seperti tingkat pendidikan, masa kerja dan

status sekolah dimana guru mengajar. Perbedaan tingkat pendidikan akan

mempengaruhi penguasaan materi bahan ajar. Guru yang memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi diduga akan memiliki tingkat penguasan yang lebih

baik mengenai bahan ajar daripada guru yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih rendah atau belum sesuai dengan profesi guru. Faktor lain yang

(21)

Guru yang memiliki masa kerja yang bertahun-tahun tentu memiliki tingkat

penguasaan materi bahan ajar yang lebih baik dari pada guru yang memiliki

masa kerja baru beberapa tahun. Status sekolah, secara umum guru yang

bekerja atau mengajar di sekolah negeri akan memiliki tingkat pengetahuan

yang lebih baik mengenai penguasaan materi bahan ajar daripada guru yang

bekerja atau mengajar di sekolah swasta.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perbedaaan tingkat penguasaan materi bahan ajar

ditinjau dari status sekolah, masa kerja dan tingkat pendidikan guru

ekonomi”.

B. Identifikasi Masalah

Tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi diduga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain: tingkat pendidikan, masa kerja, status sekolah, status

kepegawaian, golongan/pangkat, lingkungan sosial, prestasi guru, pengalaman

mengajar, intensitas penataran dan beban mengajar. Karena keterbatasan

kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan diatas,

maka penelitian ini akan dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai

pengaruh yang dominan terhadap tingkat pemahaman guru terhadap penguasaan

materi bahan ajar. Faktor-faktor tersebut antara lain: status sekolah, masa kerja

(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi

SMA-MA di Kabupaten Sleman?

2. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru

ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari status sekolah?

3. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru

ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari masa kerja?

4. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru

ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman dari tingkat pendidikan

guru?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi

SMA/MA di Kabupaten Sleman.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan

ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari status

sekolah.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan

ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari masa

(23)

4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan

ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari

tingkat pendidikan guru.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

untuk meningkatkan kemampuan mengajar sebagai upaya untuk

menciptakan guru yang profesional sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan guru yang

profesional.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah

pustaka dan untuk menambah wawasan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain mengenai

faktor-faktor lain yang berhubungan kompetensi mengajar guru selain

(24)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Penguasaan Materi Bahan Ajar

a. Pengertian Penguasaan Materi Bahan Ajar

Penguasaan bahan ajar merupakan bagian dari kompetensi

profesional guru. Menurut Usman (1997: 18), penguasaan bahan ajar

merupakan kemampuan guru menguasai bahan pengajaran

kurikulum dasar dan menengah serta bahan pengayaan. Kemapuan

menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan

menengah mencakup kemampuan mengkaji kurikulum dan

menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah, menelaah buku

pedoman khusus bidang studi, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang dinyatakan dalam buku teks dan buku pedoman khusus.

Sementara kemampuan menguasai bahan pengayaan mencakup

kemampuan mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan

bidang studi atau mata pelajaran serta profesi guru. Kemampuan

penguasaan materi memungkinkannya membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi.

Pengusaan bahan ajar dimaksudkan sebagai kemampuan guru

untuk mengetahui dan menguasai bidang studi dalam kurikulum,

(25)

Penguasaan bahan ajar bidang studi dimaksudkan bahwa guru

benar-benar mengusai materi bidang studi yang diajarkannya sesuai dengan

yang diatur dalam kurikulum sekolah. Penyampaian materi bidang

studi dalam kurikulum dapat dilakukan secara lebih mantap, jelas

dan dinamis apabila guru juga menguasai materi lain yang masih

relevan seperti bahan pengayaan atau pendalaman.

Menurut Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 seorang guru

harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya antara

lain : Pertama, kompetensi pedagogik, maksudnya adalah

kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kedua,

kompetensi kepribadian, maksudnya adalah kemampuan kepribadian

yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi

teladan peserta didik. Ketiga, kompetensi profesional, maksudnya

adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam. Keempat, kompetensi sosial, maksudnya adalah

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar guru profesional tidak akan

bisa terus bertahan , bila ia tidak terus menerus memperdalam

pengetahuannya, mengasah keterampilannya, dan memperkaya

wawasan dan pengalamannya. Untuk itulah para profesional

membutuhkan proses belajar yang berkesinambungan dengan

(26)

pengalaman orang lain, mengikuti seminar atau diskusi (bukan untuk

mencari sertifikat tapi cari ilmu), kerja praktek hingga mengikuti

program reedukasi (retraining) mungkin juga melanjutkan studi

kejenjang yang lebih tinggi.

Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan

standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang

ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa,

keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin

meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru

sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar

siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk

itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi

keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak

mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi

yang ada dalam kurikulum yang akhirnya akan memberikan rasa

bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi

masing-masing.

Guru harus bersikap professional dalam arti memiliki

ketrampilam dasar mengajar yang baik, memahami atau menguasai

bahan dan memilliki loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru.

Dengan demikian guru dituntut harus memiliki kompetensi. Salah

(27)

professional. Kompetensi professional yang dimaksud adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkannya membimbing para peserta didik.

Menurut Sudrajad (2008) bahan ajar adalah seperangkat materi

yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis

sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa

untuk belajar. Menurut Majid (2007: 173) bahan ajar adalah segala

bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk

membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan

yang tidak tertulis.

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials)

secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.

Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari

pengetahuan antara lain :

1) Materi fakta

Materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah,

lambang, nama tempat, nama orang, dan sebagainya. (Ibu

kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI merdeka pada

(28)

2) Materi konsep

Materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus,

komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah

tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan

lengan-lengannya).

3) Materi prinsip

Materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat, teorema, atau

hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”,

misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”, rumus

menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.

4) Materi jenis prosedur

Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan

langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam

mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah

mengoperasikan peralatan mikroskup, cara menyetel televisi.

5) Materi jenis sikap (afektif)

Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan

dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang,

tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat

bekerja, dan sebagainya.

Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus

diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau

(29)

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun

berdasarkan indikator pencapaian belajar.

Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2002 mendefinisikan

penguasaan bahan ajar adalah penguasaan terhadap kemampuan

yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman pengetahuan.

Pengusaan bahan ajar ini mencakup pemahan terhadap wawasan

pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi

siswa dan penguasaan akademik.

Penguasaan bahan ajar menunjukkan penguasaan pengetahuan

yang merupakan pilar penunjang bagi terwujudnya kepribadian yang

efektif. Pengetahuan yang harus dukuasai oleh guru mencakup: (a)

pengetahuan tentang diri sendiri yaitu pemahaman mengenai aspek

dalam diri secara utuh dan benar; (b) pengetahuan tentang tugas atau

pekerjaan yaitu pemahaman mengenai berbagai tugas yang harus

dilaksanakan; (c) pengetahuan tentang organisasi yaitu pemahaman

mengenai berbagai aspek organisasi tempat bertugas; (d)

pengetahuan tentang bisnis utama yaitu pemahaman mengenai visi

dan misi organisasi tempat bertugas; (e) pengetahuan tentang dunia

yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek lingkungan dan

perkembangannya baik secara lokal maupun global.

Menurut Hamalik (2001), penguasaan bahan ajar merupakan

(30)

secara mendalam. Dari pengertian tersebut, guru harus benar-benar

memahami tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar,

memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin

dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan,

dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan cara

menggunakannya serta pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Berkenaan dengan hal tersebut, guru dituntut menguasai secara

mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya dan metode

pengajarannya sehingga dapat melakukan transfer ilmu kepada siswa

dngan baik.

Berdasarkan uraian tersebut, penguasaan materi bahan ajar

dapat diartikan sebagai penguasaan bahan ajar ekonomi yang akan

diajarkan guru ekonomi kepada siswa baik konsep maupun

aplikasinya.

b. Tingkatan Penguasaan materi Bahan Ajar

Jalal dan Supriadi (2001: 68) mengungkapkan bahwa

penguasaan bahan ajar dapat dibedakan menurut jenis pendidikannya

yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Penguasaan bahan ajar

pada masing-masing pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendidikan dasar

Penguasaan bahan ajar pada pendidikan dasar ini

(31)

diperlukan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam

pendidikan dasar, materi-materi yang diutamakan yaitu

pembekalan kemampuan yang fungsional untuk kehidupan

dalam berbagai bidang sosial, budaya dan ekonomi dengan

berbasis pada nilai-nilai moral. Materi-materi dalam pendidikan

dasar diberikan selama sembilan tahun. Penentuan jangka waktu

tersebut didasarkan pada asumsi apabila pendidikan minimal ini

tidak dicapai, maka seseorang akan mengalami kesulitan dalam

mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya.

2) Pendidikan menengah

Pendidikan menengah dibedakan menjadi dua yaitu

pendidikan menengah umun dan kejuruan. Pada kedua

pendidikan menengah tersebut, terdapat kelompok mata

pelajaran pokok yang wajib ditempuh oleh semua siswa dan

terdapat pula kelompok mata pelajaran pilihan yang sesuai

dengan minat dan kebutuhan siswa. Mata pelajran pilihan tidak

bersifat paket tetapi fleksibel. Hal ini dimaksudkan agar para

siswa dapat mebgemas mata pelajaran pilihan yang akan

ditempuh siswa sesuai dengan antisipasi peran dan studi lanjutan

setelah lulus. Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus

menguasai bahan ajar baik yang mencakup mata pelajaran yang

bersifat poko atau wajib maupun mata pelajaran yang bersifat

(32)

dapat membantu guru untuk lebih mudah melakukan transfer

ilmu melalui materi-materi pelajaran sehingga siswa dapat

memahami bahan ajar.

3) Pendidikan tinggi

Materi pelajaran pada pendidikan tinggi disebut dengan

mata kuliah. Materi pelajaran da pendidikan ini ditekankan pada

mutu dan relevansi baik untuk program-program yang bersifat

akademik maupun keahlian atau profesional. Dalam pendidikan

tinggi, materi pelajaran atau mata kuliah yang diberikan

merupakan pendalaman dari mataeri pelajaran yang diberikan

pada pendidikan menengah. Penguasaan bahan ajar pada

pendidikan tinggi ini penting bagi guru yang disebut dosen. Hal

ini disebabkan peserta didik pada pendidikan tinggi yang disebut

dengan mahasiswa memiliki pola pikir yang semakin kritis.

Oleh sebab itu, dosen harus menguasai bahan ajar yang

disampaikan kepada mahasiswa sehingga dapat memberikan

penjelasan dan menjawab pertanyaan setiap mahasiswa secara

tepat.

Menurut Sardiman (1994: 131), penguasaan bahan ajar yang

harus dikuasai guru mencakup tiga tingkatan yaitu capable personal,

(33)

Ketiga tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Capable personal

Tingkatan ini dimaksudkan bahwa guru dituntut memiliki

pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan serta sikap yang lebih

mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar

mengajar secara efektif.

b) Inovator

Tingkatan penguasaan ini dimaksudkan bahwa guru harus

memiliki komitmen terhadap upaya perubahan. Dalam tingkatan

ini, guru dituntut memiliki pengetahuan, kecakapan, dan

ketrampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan

sehingga mampu menyebarluaskan ide pembaharuan yang

efektif.

c) Developer

Tingkatan ini dimaksudkan bahwa guru harus memiliki visi

keguruan perspektif yang mantap dan luas. Guru dituntut

mampu dan bersedia melihat jauh ke depan dalam menjawab

tantangan-tantangan yang dihadapi dalam sektor pendidikan

sebagai suatu sistem.

c. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor

(34)

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Istilah profesional dalam pengertian tersebut merupakan pekerjaan

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi. Pihak pihak penyelenggara

pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau

masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

pendidikan formal.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16

Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi

guru, standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari

empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut

terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru

mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi

kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru

mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan

(35)

Standar Kompetensi guru mata pelajaran SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA dan SMK/MAK meliputi:

1) Kompetensi Pedagogik

Indikator kompetensi pedagogik guru mata pelajaran yang

harus dikuasai antara lain:

a) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan

dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,

spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

b) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

c) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

d) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata

pelajaran yang diampu.

e) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran

yang ampu.

f) Menerapkan berbagai pendekatan, stategi, metode dan

teknik pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata

pelajaran yang diampu.

g) Memahami prinsip pengembangan kurikulum.

(36)

i) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.

j) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait

dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

k) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan

pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.

l) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

m) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang

mendidik.

n) Mengembangkan komponen-komponen rancangan

pembelajaran.

o) Menyususn rancangan pembelajaran yang lengkap, baik

untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium maupun

lapangan.

p) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dikelas, di

laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan

standar keamanan yang dipersyaratkan.

q) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang

relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata

pelajaran yang diampu untuk mecapai tujuan pembelajaran

secara utuh.

r) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran

(37)

s) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran yang diampu.

t) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.

u) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk

kreativitasnya.

v) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,

empati dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk

lain.

w) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi

kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara

siklikal dari (a) menyiapkan kondisi psikologis peserta didik

untuk mengambil bagian dalam permainan melalui bujukan

dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil

bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, (d)

reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

x) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses

dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

(38)

y) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang

penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan

karaktewristik mata pelajaran yang diampu.

z) Menentukan prosesdur penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar.

aa) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses

dan hasil belajar.

bb) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar

secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai

instrumen.

cc) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan.

dd) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

ee) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

menentukan ketuntasan belajar.

ff) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

merancang program remedial dan pengayaan.

gg) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada

pemangku kepentingan.

hh) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evalauasi

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

ii) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

(39)

jj) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang

diampu.

kk) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

2) Kompetensi Kepribadian

Indikator kompetensi kepribadian guru mata pelajaran yang

harus dikuasai antara lain:

a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan

yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal, dan gender.

b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum

dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan

nasional indonesia yang beragam.

c) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.

d) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak

mulia.

e) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan

anggota masyarakat di sekitarnya.

f) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

g) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan

berwibawa.

h) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

(40)

j) Bekerja mandiri secara profesional.

k) Memahami kode etik profesi guru.

l) Menerapkan kode etik profesi guru.

m) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.

3) Kompetensi Sosial

Indikator kompetensi sosial guru mata pelajaran yang harus

dikuasai antara lain:

a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman

sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran.

b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman

sejawat, orang tua peserta didik, dan lingkungan sekolah

karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar

belakang orang tua, dan status sosial-ekonomi.

c) Berkominikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah

lainnya secara santun, epatik dan efektif.

d) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang

program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

e) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat

dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi

(41)

f) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam

rangka meningkatkan efektifitas sebagai pendidik.

g) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja

untuk mengembangkan damn meningkatkan kualitas

pendidikan di daerah yang bersangkutan.

h) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan

komunikasi ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

i) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovsi pembelajaran

kepada kominitas profesi sendiri secara lisan dan tertulis

maupun bentuk lain.

4) Kompetensi Profesional

Indikator kompetensi profesional guru mata pelajaran yang

harus dikuasai antara lain:

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Kompetensi

guru mata pelajaran ekonomi pada SMA/MA antara lain:

(1) memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi; (2)

Membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi; (3)

menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi.

b) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang

(42)

c) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

d) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

e) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan

tingkat perkembangan peserta didik.

f) Mengolah materi pelajran yang diampu secara kreatif sesuai

dengan tingkat perkembangan peserta didik.

g) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus

menerus.

h) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

keprofesionalan.

i) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

keprofesionalan.

j) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

sumber.

k) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

berkomunikasi.

l) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

pengembangan diri.

2. Status Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal yang dugunakan dalam proses

belajar mengajar. Berdasrkan Keputusan-keputusan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi

(43)

a. Sekolah Negeri

Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh

pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah)

negeri adalah sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi:

a) Penyusunan program kerja sekolah

b) Pengaturan kegiatan belajar mengajar, Pelaksanaan

penilaian dan proses belajar mengajar serta bimbingan

penyuluhan.

c) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah

(RAPBS)

d) Pembinaan kesiswaan

e) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga

pendidik lainnya.

f) Penyelenggaraan administrasi sekolah

g) Perencanaan pengembangan, pendayagunaan dan

pemeliharaan sarana prasarana.

b. Sekolah Swasta

Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

Tanggung jawab pengelola swasta diatur sebagai berikut:

1) Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan

(44)

a) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum

b) Pembinaan dan pengembangan guru serta peserta didik

lainnya.

c) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran

d) Penyususnan pedoman pengembangan

e) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan

pemanfaatan peralatan pendidikan.

f) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan

2) Yayasan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab

atas pengelolaan yang berkenaan dengan:

a) Pengadaan, pemanfaatan dan pengembangan guru serta

tenaga kependidikan lainnya.

b) Pengadaan dan pemanfaatan buku pelajaran

c) Pengadaan, pemanfaatan dan pengembangan peralatan

pendidikan

d) Pengadaan dan pemanfaatan tanah, gedung dan ruang kelas

e) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan

dan perundangan sekolah.

f) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan

g) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas

(45)

3. Masa Kerja

Masa kerja adalah masa guru melakukan tugas sebagai pendidik

pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga

yang berwenang (dari pemerintah dan atau kelompok masyarakat

penyelenggara pendidikan). Masa kerja dihitung selama seseorang

menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari

diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasrkan SK

CPNS. Bai guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar

yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasrkan surat

pengangkatan dari yayasan.

Menurut Martoyo (2000), masa kerja atau pengalaman kerja adalah

mereka yang dipandang lebih mampu dalam melaksanakan

tugas-tugasnya yang nantinya akan diberikan di samping kemampuan

intelegensinya yang juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya.

Dalam penelitian ini, penggolongan masa kerja atau klasifikasi masa

kerja dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:

(46)

4. Tingkat Pendidikan

a. Pengertian Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang dari suatu proses yang

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada masa

anak-anak yang akan dibutuhkan pada waktu dewasa. Di dalam

Undang-undang No.20 Tahun 2003, tingkat pendidikan diartikan

sebagai tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan

kemampuan yang dikembangkan. Indikator tingkat pendidikan

terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian mengajar dengan

bidang keahlian.

Menurut Fuad Ihsan (2005), tingkat pendidikan adalah tahap

pendidikan yang ditetapkan berkelanjutan, yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

bahan pengajaran dan menyajikan pengajaran. Menurut Supriadi

(1999), Tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahapan

pendidikan akademik yaitu pendidikan yang lebih menitikberatkan

pada penguasaan dan pengembangan ilmu dengan bobot ketrampilan

yang lebih sedikit.

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik.

Kualifikasi akademik merupakan ijazah jenjang pendidikan

(47)

jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.

Kulifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan

yang tinggi yang diperoleh melalui program sarjana atau program

diploma empat. Tingkat pendidikan yang menunjukkan kulifikasi

akademik merupakan salah satu prasyarat menjadi guru. Untuk

menjadi seorang guru harus dilakukan sertifikasi tingkat

pendidikannya. Sertifikasi dimaksudkan sebagai proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sementara sertifikasi

pendidik merupakan bikti formal sebagai pengakuan yang diberikan

kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Berdasarkan uaraian diatas, tingkat pendidikan merupakan

jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh guru melalui

pendidikan formal yang disahkan oleh departemen pendidikan

sebelum melaksanakan tugas mengajar di sekolah.

1) Jenis-jenis Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal dibedakan menjadi tiga jenis

yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Ketiga jenis

tingkat pendidikan tersebut yaitu sebagai berikut:

a) Pendidikan Dasar

Tingkat pendidikan dasar berbentuk sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

(48)

sederajat. Dalam tingkat pendidikan dasar terdapat

pemerataam pendidikan yaitu wajib belajar sembilan tahun.

Program pendidikan sembilan tahun dimaksudkan agar

setiap warganegara dapat menempuh pendidikan minimal

sampai jenjang pendidikan SMP.

(1) Pendidikan Menengah

Tingkat pendidkkan menengah merupakan jenjang

pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan ini

dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan menengah

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan

menengah umum lebih menekankan pada penguasaan

materi atau pengetahuan, sedangkan pendidikan

menengah kejuruan lebih menekankan pada pada

pemberian keterampilan. Bentuyk pendidkan menengah

ini mencakup Sekolah Menengah atas (SMA),

Madrasah aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), dan Mdrasah Aliyah Kejuruan (MAK) serta

bentuk lain yang sederajat.

(2) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikkan

lanjutan pendidikan menengah. Tingkat pendidikan

tinggi diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan

(49)

umumnya menyelenggarakan program gelar baik S1,

S2 maupun S3. Selain itu, pendidikan tinggi juga

mencakup program non gelar yang penyelenggaraannya

dalam bentuk Diploma baik D1, D2 maupun D3.

Pendidikan tinggi non gelar umumnya diselenggarakan

oleh lembaga pendidikan berupa akademik dan

politeknik. Mesi demikian, pendidikan non gelar juga

dapat diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan

universitas.

Menurut Supriadi, tingkat pendidikan yang menunjukkan

kualifikasi akademik menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi

seseorang untuk berprofesi sebagai guru. Untuk menjalankan tugas

mengajar, seorang guru harus memiliki sertifikat mengajar.

Sertifikat mengajar dibedakan menjadi dua yaitu: (a) sertfikat yang

otomatis diperoleh ketika seseorang lulus pendidikan keguruan; dan

(b) sertifikat nasional yang menyatakan bahwa seorang claon guru

sudah memenuhi standar nasional. Meskipun demikian, tingkat

pendidikan guru masih menjadi persoalan yang menarik. Hal ini

deisebabkan banyaknya guru SD, SLTP, dan SLTA yang tingkat

pendidikannya Diploma bahkan SPG atau SMA.

Menurut Hamalik (2001: 122), untuk mempersiapkan guru yang

profesional, lembaga pendidikan guru memegang peranan penting.

(50)

yang memadai sesuai dengan tugas jabatan melalui program

pendidikan selama 3 dan 5 tahun. Calon guru harus belajar tentang

keahlian profesional yang mencakup pendidikan umum dan

keguruan.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Menurut penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Intensitas Penataran dan

Pelatihan, Beban Kerja Dengan Penguasaan Bahan Ajar yang ditulis oleh

Monica Titik Wardani tahun 2007 menyatakan bahwa tingkat pendidikan,

pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja

secara bersamam-sama memiliki hubungan dengan penguasaan bahan ajar.

Hal itu ditunjukkan nilai koefisisen korelasi (R) sebesar 0.695 dengan p <

0.05. Sumbangan efektif dari seluruh varibel bebas terhadap variabel tidak

bebas dilihat dari nilai adjusted R2 sebesar 0.423 yang artinya 42.3 %

penguasaan bahan ajar dalam penelitian ini terkait dengan tingkat pendidikan,

pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja

yang dimiliki guru. Sedangkan sebesar 57.7 % dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak termasuk dalam penelitian ini diantaranya tingkat kesejahteraan

(51)

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan penguasaan guru ekonomi terhadap materi bahan ajar ditinjau

dari status sekolah

Kedudukan yang melekat pada sekolah yang meliputi sekolah negeri

dan sekolah swasta. Dalam hal ini penulis menduga bahwa guru yang

mengajar di sekolah negeri akan memiliki tingkat penguasaan materi

bahan ajar yang lebih baik daripada guru yang mengajar di sekolah

swasta. Hal ini dikarenakan di sekolah negeri, guru sering diberi peluang

yang lebih untuk menambah pengetahuan melalui pelatihan, seminar,

musyawarah guru mata pelajaran daripada di sekolah swasta.

2. Perbedaan penguasaan materi guru ekonomi ditinjau dari masa kerja

Penguasaan materi bahan ajar adalah kemampuan guru untuk

menguasai materi bidang studi yang diajarkan sesuai dengan yang diatur

dalam kurikulum sekolah. Mengingat setiap guru memiliki masa kerja

yang berbeda , penulis menduga bahwa guru dengan masa keja yang

lebih lama akan memiliki tingkat penguasaan yang lebih baik terhadap

materi bahan ajar dibandingkan dengan guru yang masa kerjanya baru

beberapa tahun saja. Hal ini disebabkan karena guru dengan masa kerja

yang lebih lama, maka guru mempunyai penguasaan materi yang lebih

(52)

3. Perbedaan penguasaan materi guru ekonomi ditinjau dari tingkat

pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh guru melalui pendidikan formal yang disahkan oleh

departemen pendidikan sebelum melaksanakan tugas belajar mengajar di

sekolah. Penulis menduga dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan,

guru memiliki tingkat penguasaan yang berbeda terhadap materi bahan

ajar. Hal ini dikarenakan guru yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi akan semakin menguasai materi bahan ajar dibandingkan dengan

guru yang memiliki tingkat pendidikan dibawahnya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

a. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau

dari status sekolah.

Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari

(53)

b. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau

dari masa kerja.

Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari

masa kerja

c. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau

dari tingkat pendidikan.

Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari

(54)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Survei

merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam

jangka waktu yang bersamaan dan biasanya cukup besar. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat penguasaan

materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa kerja dan tingkat

pendidikan guru ekonomi. Penelitian ini dilakukan terhadap guru ekonomi

yang mengajar di SMA/MA negeri dan swasta di Kabupaten Sleman.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman,

Yogyakarta. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada alasan jumlah

SMA dan MA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman yang mengalami

peningkatan dan diimbangi dengan permintaan jumlah guru yang

berkompeten pada bidangnya. Selain itu SMA yang berada di Kabupaten

Sleman mengembangkan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional serta

(55)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan

bulan November 2013.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Ekonomi di Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta

di Kabupaten Sleman.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi ,

masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah.

D. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Menurut Sugiyono (2008:80) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 72 guru

ekonomi di SMA di Kabupaten Sleman yang terdiri dari 34 guru ekonomi di

(56)

E. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Husein Umar,

2003:102):

n =

Keterangan: n = sampel; N = populasi;

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/

batas kesalahan (e) 10% dari populasi (N) adalah :

n =

= 41,86 atau sekitar 42 orang yang akan menjadi sampel.

n = 41,86 atau sekitar 42 orang yang akan menjadi sampel.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Teknik ini dilakukan karena pertimbangan

karakteristik guru ekonomi yang berasal dari SMA yang berbeda.

G. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2010), variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang

(57)

kelompok tersebut. Variabel-variabel dan definisi operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Status Sekolah

Status sekolah merupakan kedudukan yang melekat pada sekolah

yang meliputi sekolah negeri dan sekolah swasta. Indikator status

sekolah yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta.

2. Masa Kerja

Masa kerja adalah lamanya guru bekerja dalam menjalankan tugas

mengajar ekonomi di Sekolah Menengah Atas. Unsur-unsur masa kerja

mencakup golongan, pangkat, waktu, usia, gaji dan sebagainya. Indikator

masa kerja yaitu usia dan lama bekerja.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh guru melalui pendidikan formal yang disahkan oleh

departemen pendidikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di

sekolah. Indikator tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan

tertinggi.

4. Penguasaan materi bahan ajar

Penguasaan materi bahan ajar adalah penguasaan bahan ajar

ekonomi yang akan diajarkan kepada siswa baik konsep maupun

aplikasinya. Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru

SMP maupun SMA antara lain : menguasai bahan yang diajarkan,

(58)

menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar

mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal

fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan

menyelenggarakan administrasi sekolah dan memahami prinsip-prinsip dan

menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Indikator tingkat penguasaan materi bahan ajar yaitu penguasaan konsep

teori, ketepatan pemberian contoh kongkrit dan penyampaian materi

secara sederhana dan sistematis.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan

teknik sebagai berikut :

1) Angket (kuesioner)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Kuesinoer tersebut berisi

beberapa pertanyaan kepada guru-guru SMA Negeri dan SMA Swasta di

Sleman yang berkaitan dengan penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari

status sekolah, masa kerja dan tingkat pendidikan guru.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Kuesioner terbuka yang digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai status sekolah, usia, masa kerja dan tingkat pendidikan.

2. Kuesioner tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan data

(59)

pertanyaan dan disediakan alternatif jawaban dengan bentuk pilihan

ganda.

Kuesioner ini disusun mengacu pada standar penguasaan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) seperti berikut:

Tabel.III.1

Rancangan Kuesioner Penguasaan Materi Bahan Ajar

No Kurikulum Jumlah

1. Mendeskripsikan kebutuhan manusia, kelangkaan atau masalah pokok ekonomi

2

2. Mendeskripsikan biaya peluang hilangnya kesempatan pada tenaga kerja) atau sistem ekonomi

2

3. Mendeskripsikan pelaku ekonomi atau interaksinya dalam suatu perekonomian (circular flow diagram)

2

4. Mendeskripsikan permintaan dan penawaran atau harga dan jumlah keseimbangan dengan tabel, grafik atau perhitungan matematika

2

5. Mendeskripsikan pasar barang (pasar output) atau pasar faktor produksi (pasar input)

2

6. Mendeskripsikan ekonomi mikro dan makro atau masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi

2

7. Mendeskripsikan konsep PDB, PDB harga berlaku, PDB harga konstan, pendapatan nasional atau pendapatan per kapita

1

8. Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan atau investasi berdasarkan data atau grafik

1

9. Mendeskripsikan konsep dan teori uang, perbankan, atau kebijakan pemerintah dibidang moneter

2

(60)

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan data dan informasi melalui laporan dan dokumen.

Data dan informasi mencakup jumlah sekolah, jumlah guru dan data lain

yang relevan dengan penelitian.

I. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur

apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan

berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan

rumus (Arikunto, 2000:225):

pertumbuhan ekonomi, pengangguran atau dampaknya berdasarkan data atau grafik

11. Mendeskripsikan APBN dan APBD, kebijakan pemerintah dibidang fiskal, sumber penerimaan dan pengeluaran pemerintah

2

12. Mendeskripsikan bursa efek atau mekanisme kerja bursa efek

1

13. Mendeskripsikan perdagangan internasional, valuta asing, neraca pembayaran atau devisa

1

14. Mendeskripsikan manajemen dan badan usaha 1 15. Mendeskripsikanara pengembangan koperasi, koperasi

sekolah atau men ghitung pembagian sisa hasil usaha

1

16. Mendeskripsikan kewirausahaan 1

(61)

Keterangan:

N =Total Responden Y =Total item

X =Total dari setiap item

=Koefisien korelasi antara variabel perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah.

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan

tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya

nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product

Moment pada tabel dengan dk=n-2. Jika nilai lebih besar dari pada nilai , maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid,

dan begitu pula sebaliknya.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatakan

reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap

meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas

instrument, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto,2000:236)

Dimana:

(62)

=

jumlah varian butir = varian total

Suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai

koefisien Cronbach Alpha> 0,60 ( Nunnaly, 1967 dalam Ghozali,

2001:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada

0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula

sebaliknya.

J. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Statistik Deskriptif

Pengujian statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan

mengkategorikan data pada penelitian terhadap 42 responden yang

meliputi penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa

kerja dan tingkat pendidikan.

a. Penguasaan materi bahan ajar

Penguasaan materi bahan ajar didasarkan pada kompetensi dasar yang

harus dimiliki guru sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Satuan

Tingkat Pendidikan untuk bidang studi ekonomi. Untuk mengukur

penguasaan materi bahan ajar dilakukan tes kemampuan guru dengan

menyusun kuesioner berupa serentetan pertanyaan atau latihan serta

alat lain digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Alat tes yang disusun mengacu pada penguasaan akademik

Gambar

Tabel III.4
Tabel III.8
Tabel III.10
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemasaran batik Blora ini masih ada di wilayah Blora saja, tetapi sekarang sudah ada ditempat khas oleh-oleh Blora dan sudah mulai online juga karena

[r]

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

 Pada menu daftar artikel terdapat List artikel yang nantinya bisa dipilih per kategori atau dicari,  List artikel hanya menampilkan Judul artikel, jumlah view, jumlah

Berdasarkan Kedekatan Kelompok Kabupaten dan Kota di Jawa Barat dengan variabel yang dianalisis, kelompok 1 yaitu kota Bandung , kota Bekasi, Kota Depok, kota Cimahi

Model YPR ini pada prinsipnya adalah suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu, model yang menggambarkan keadaan stok dan hasil tangkapan dimana.. pola

Nilai p-value dari wilks lambda yang didapatkan kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa variabel durasi dan nilai kontrak mempunyai pengaruh signifikan terhadap model

yang mempunyai keyakinan kuat pada kemampuan dirinya akan.. menunjukkan usaha yang lebih besar lagi ketika mereka gagal