PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN
AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA,
DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI
Survei:Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten SlemanSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ekonomi
Oleh: Tri Prawiyati NIM: 091324025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI
Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan ekonomi
Oleh:
Tri Prawiyati NIM: 091324025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Bapak Aris Kriswanto dan Ibu Sumaryati yang tak hentinya memberikanku doa, semangat dan kasih sayang
Suamiku Nugroho yang selalu memotivasi dan mendampingiku dalam keadaan apapun
Jagoanku Afindra Wisnu Juniarda Saputra
Sahabat-sahabatku yang selama ini telah memberikan persahabatan yang tulus. Terima kasih atas hari-hari yang indah dan penuh warna
v
MOTTO
Kesuksesan berawal dari kemauan yang kuat!
Jangan lihat masa lampau dengan
penyesalan; jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda
dengan penuh kesadaran.
~James Thurber~
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati
dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Februari 2014 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Tri Prawiyati Nomor Mahasiswa : 091324025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN
AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA,
DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU EKONOMI
(Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman)beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 Februari 2014
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT PENGUASAAN MATERI BAHAN AJAR DITINJAU DARI STATUS SEKOLAH, MASA KERJA, DAN TINGKAT
PENDIDIKAN GURU EKONOMI
Survei: Guru Ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman
Tri Prawiyati Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi ditinjau dari status sekolah, masa kerja, dan tingkat pendidikan guru ekonomi.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah di Kabupaten Sleman pada bulan September 2013. Populasi dari penelitian ini adalah guru ekonomi yang berjumlah 74 orang sedangkan sampel berjumlah 42 responden. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan Chi-Square.
ix
ABSTRACT
THE DIFFERENCE IN THE LEVEL OF TEACHING MATERIALS MASTERY AS SEEN FROM THE SCHOOL STATUS, THE LENGHT OF SERVICE, AND THE EDUCATION LEVEL OF ECONOMIC TEACHERS
A Survey: Economic Teachers of Senior High Schools/Islamic Senior High Schools in Sleman
Tri Prawiyati Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This study aimed to determine the difference in the level of teaching materials mastery as seen from the school status, the lenght of service, and the education level of economics teacher.
This research was a comparative study conducted in senior high schools and Islamic senior high schools in Sleman in September 2013. The population of this study was the economics teachers, totaling 74 people, while the sample was 42 respondents. The samples were taken by purposive sampling technique. The data were collected by using open questionnaires and closed questionnaire. The data were analyzed by using Chi-Square.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan
karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,
tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan
tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan,
bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:
1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Sanata Dharma
yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan
terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D.,wakil rektor III Universitas
Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan
xi
4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
6. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penuh kesabaran
dalam memberikan bimbingan dan semangat.
7. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang
dengan penuh ketelitian dalam memeriksa skripsi ini.
8. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku dosen tamu penguji dalam skripsi
ini.
9. Ibu Adria Vitalya gemilang yang telah meluangkan waktunya untuk
mengoreksi abstract penulis.
10. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma, yang telah mendidik dan membimbing saya selama kuliah.
Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan, segala jasa dan kenangan
tidak akan pernah saya lupakan.
11. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam
kelancaran selama masa perkuliahan dan pembuatan skripsi penulis.
12. Bapak Aris Kriswanto dan Ibu Sumaryati, selaku orangtua saya. Terimakasih
atas doa, semangat, dukungan serta kasih sayang yang telah diberikan selama
xii
13. Bapak dan Ibu Guru Ekonomi SMA dan MA di Kabupaten Sleman yang
telah berkenan membantu saya.
14. Suamiku Nugroho yang selalu memberikan motivasi dan menemani dalam
penyusunan skripsi.
15. Diana dan Ratna. Terimakasih telah menjadi sahabat yang baik buatku.
Terimakasih atas waktu dan kesetiaannya dalam suka maupun duka selama
ini.
16. Hesti, Aik, Nana. Terima kasih telah menjadi sahabat terbaik di Pendidikan
Ekonomi 2009.
17. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2009 lainnya yang selalu menjaga
kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini.
18. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu persatu hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis berharap, semoga apa yang telah penulis susun dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati, penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan karya
yang lebih baik.
Yogyakarta, 14 Februari 2014
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 33
xiv
I. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 43
1. Pengujian Validitas ... 43
2. Pengujian Reliabilitas ... 44
J. Teknik Analisis Data ... 45
1. Pengujian Statistik Deskriptif ... 45
2. Rumus Perhitungan ... 51
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Sekolah ... 54
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
C. Keterbatasan Penelitian ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
xv
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Rancangan Kuesioner Penguasaan Materi Bahan Ajar... 42
Tabel III.2 Skoring Penguasaan Materi Bahan Ajar Aspek Kognitif ... 47
Tabel III.3 Skoring Penguasaan Materi Bahan Ajar Aspek Psikomotorik ... 48
Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Aspek Kognitif... 48
Tabel III.5 Interval rata-rata responden terhadap aspek Kognitif ... 48
Tabel III.6 Mean dan Standar Deviasi aspek Psikomotorik ... 48
Tabel III.7 Interval rata-rata responden terhadap aspek Psikomorik ... 48
Tabel III.8 Status Sekolah ... 49
Tabel III.9 Masa Kerja ... 49
Tabel III.10 Tingkat Pendidikan Guru ... 50
Tabel IV.1 Data Responden ... 56
Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sekolah ... 61
Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 62
Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 63
Tabel IV.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 63
Tabel IV.6 Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar ... 65
Tabel IV.7 Penguasaan Aspek Psikomotorik Materi Bahan Ajar ... 65
Tabel IV.8 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Status Sekolah ... 67
Tabel IV.9 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Psikomorik Materi Bahan Ajar Berdasarkan Status Sekolah ... 67
Tabel IV.10 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Masa Kerja ... 69
Tabel IV.11 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Psikomorik Materi Bahan Ajar Berdasarkan Masa Kerja ... 70
Tabel IV.12 Uji Chi-square Penguasaan Aspek Kognitif Materi Bahan Ajar Berdasarkan Tingkat Pendiikan ... 71
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin Penelitian ... 84
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 88
Lampiran 3 Jumlah Sekolah dan Guru ... 96
Lampiran 4 Data Penelitian ... 108
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan
pendidikan perlu dibantu dengan bahan ajar pendidikan, agar proses belajar
mengajar pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Hal itu disebabkan karena materi
pendidikan yang akan disampaikan semakin beragam dan luas mengingat
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Sekarang ini guru
bukanlah satu satu-satunya sumber belajar dan penyampai pesan-pesan
pendidikan. Media-media pendidikan yang beragam dan bervariasi dapat
berfungsi sebagai alat bantu pendidikan dan sebagai penyalur pesan-pesan
pendidikan.
Di kabupaten Sleman jumlah guru lebih banyak dibandingkan dengan
kabupaten lain yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah guru SMA
di Kabupaten Sleman yaitu 1.014 guru yang berstatus kepegawaian Pegawai
Negeri Sipil berjumlah 676 guru dan guru yang berstatus kepegawaian non
Pegawai Negeri Sipil berjumlah 338 guru. Dari besarnya ketersediaan guru
itulah yang membuat pemerintah memberikan perhatian lebih kepada guru
tersebut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang salah satunya
adalah peningkatan penguasaan materi bahan ajar. Dengan diberikannya
pembekalan untuk meningkatkan penguasaan materi bahan ajar diharapkan
Masalah yang sering dihadapi guru ekonomi dalam kegiatan
pembelajaran pada tingkat SMA adalah memilih bahan ajar yang tepat
dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi yang akan di capai. Bentuk pokok- pokok pikiran
yang akan dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus
dirumuskan dengan jelas. Perumusan diwujudkan dalam bentuk standar
kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi
meliputi standar materi atau standar isi dan standar pencapaian. Standar
materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran
yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat
penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Sesuai dengan pokok-pokok
pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran memegang peranan penting
dalam rangka membantu siswa mencapai standar kompetensi.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar yang tepat, perlu memilih
sumber dimana bahan itu didapat serta menganalisis. Apakah bahan ajar itu
sudah sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang di
harapkan oleh kurikulum. Dan juga ada kecenderungan sumber ajar itu
diterapkan pada satu buku paket saja, padahal banyak sumber bahan ajar itu
selain buku yang dapat digunakan sesuai jenisnya yaitu bahan cetak, bahan
audio, bahan audio visual, dan bahan interaktif . Hal ini merupakan salah
Saat ini banyak anggapan yang menilai guru kurang serius dalam
mengembangkan profesinya. Hal ini dapat dilihat dari guru yang tidak
mempunyai persiapan mengajar dan kurang minatnya guru dalam
mengembangkan kualitas dirinya. Guru dituntut untuk dapat
mengembangkan bahan ajar, namun saat ini banyak guru yang kurang
antusias dalam menjalankan profesinya khususnya dalam mengembangkan
bahan ajar. Menurunnya produktivitas guru ini sangat disayangkan
mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh dari pengembangan bahan
ajar. Pentingnya pengembangan bahan ajar karena bahan ajar harus sesuai
dengan tuntutan kurikulum, karakteristik siswa, dan dapat memecahkan
masalah dalam pembelajaran.
Penguasaan guru dalam mengembangkan materi bahan ajar
mempunyai perbedaan antara guru yang satu dengan yang lainnya.
Menurunnya kualitas dan perbedaan penguasaan guru dalam memenuhi
tuntutan pengembangkan materi bahan ajar mungkin disebabkan karena
adanya faktor guru itu sendiri yang yang berdampak signifikan dalam
menguasai materi bahan ajar, seperti tingkat pendidikan, masa kerja dan
status sekolah dimana guru mengajar. Perbedaan tingkat pendidikan akan
mempengaruhi penguasaan materi bahan ajar. Guru yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi diduga akan memiliki tingkat penguasan yang lebih
baik mengenai bahan ajar daripada guru yang memiliki tingkat pendidikan
yang lebih rendah atau belum sesuai dengan profesi guru. Faktor lain yang
Guru yang memiliki masa kerja yang bertahun-tahun tentu memiliki tingkat
penguasaan materi bahan ajar yang lebih baik dari pada guru yang memiliki
masa kerja baru beberapa tahun. Status sekolah, secara umum guru yang
bekerja atau mengajar di sekolah negeri akan memiliki tingkat pengetahuan
yang lebih baik mengenai penguasaan materi bahan ajar daripada guru yang
bekerja atau mengajar di sekolah swasta.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaaan tingkat penguasaan materi bahan ajar
ditinjau dari status sekolah, masa kerja dan tingkat pendidikan guru
ekonomi”.
B. Identifikasi Masalah
Tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi diduga dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: tingkat pendidikan, masa kerja, status sekolah, status
kepegawaian, golongan/pangkat, lingkungan sosial, prestasi guru, pengalaman
mengajar, intensitas penataran dan beban mengajar. Karena keterbatasan
kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan diatas,
maka penelitian ini akan dibatasi pada faktor-faktor yang diduga mempunyai
pengaruh yang dominan terhadap tingkat pemahaman guru terhadap penguasaan
materi bahan ajar. Faktor-faktor tersebut antara lain: status sekolah, masa kerja
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi
SMA-MA di Kabupaten Sleman?
2. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru
ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari status sekolah?
3. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru
ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari masa kerja?
4. Apakah ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar guru
ekonomi SMA-MA di Kabupaten Sleman dari tingkat pendidikan
guru?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi
SMA/MA di Kabupaten Sleman.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan
ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari status
sekolah.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan
ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari masa
4. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penguasaan materi bahan
ajar guru ekonomi SMA/MA di Kabupaten Sleman ditinjau dari
tingkat pendidikan guru.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru
untuk meningkatkan kemampuan mengajar sebagai upaya untuk
menciptakan guru yang profesional sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan guru yang
profesional.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah
pustaka dan untuk menambah wawasan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti lain mengenai
faktor-faktor lain yang berhubungan kompetensi mengajar guru selain
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Penguasaan Materi Bahan Ajar
a. Pengertian Penguasaan Materi Bahan Ajar
Penguasaan bahan ajar merupakan bagian dari kompetensi
profesional guru. Menurut Usman (1997: 18), penguasaan bahan ajar
merupakan kemampuan guru menguasai bahan pengajaran
kurikulum dasar dan menengah serta bahan pengayaan. Kemapuan
menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan
menengah mencakup kemampuan mengkaji kurikulum dan
menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah, menelaah buku
pedoman khusus bidang studi, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang dinyatakan dalam buku teks dan buku pedoman khusus.
Sementara kemampuan menguasai bahan pengayaan mencakup
kemampuan mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan
bidang studi atau mata pelajaran serta profesi guru. Kemampuan
penguasaan materi memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi.
Pengusaan bahan ajar dimaksudkan sebagai kemampuan guru
untuk mengetahui dan menguasai bidang studi dalam kurikulum,
Penguasaan bahan ajar bidang studi dimaksudkan bahwa guru
benar-benar mengusai materi bidang studi yang diajarkannya sesuai dengan
yang diatur dalam kurikulum sekolah. Penyampaian materi bidang
studi dalam kurikulum dapat dilakukan secara lebih mantap, jelas
dan dinamis apabila guru juga menguasai materi lain yang masih
relevan seperti bahan pengayaan atau pendalaman.
Menurut Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 seorang guru
harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugasnya antara
lain : Pertama, kompetensi pedagogik, maksudnya adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kedua,
kompetensi kepribadian, maksudnya adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi
teladan peserta didik. Ketiga, kompetensi profesional, maksudnya
adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam. Keempat, kompetensi sosial, maksudnya adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar guru profesional tidak akan
bisa terus bertahan , bila ia tidak terus menerus memperdalam
pengetahuannya, mengasah keterampilannya, dan memperkaya
wawasan dan pengalamannya. Untuk itulah para profesional
membutuhkan proses belajar yang berkesinambungan dengan
pengalaman orang lain, mengikuti seminar atau diskusi (bukan untuk
mencari sertifikat tapi cari ilmu), kerja praktek hingga mengikuti
program reedukasi (retraining) mungkin juga melanjutkan studi
kejenjang yang lebih tinggi.
Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan
standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang
ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa,
keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin
meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru
sangat sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar
siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri. Untuk
itu kemampuan mengajar guru menjadi sangat penting dan menjadi
keharusan bagi guru untuk dimiliki dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, tanpa kemampuan mengajar yang baik sangat tidak
mungkin guru mampu melakukan inovasi atau kreasi dari materi
yang ada dalam kurikulum yang akhirnya akan memberikan rasa
bosan bagi guru maupun siswa untuk menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing.
Guru harus bersikap professional dalam arti memiliki
ketrampilam dasar mengajar yang baik, memahami atau menguasai
bahan dan memilliki loyalitas terhadap tugasnya sebagai guru.
Dengan demikian guru dituntut harus memiliki kompetensi. Salah
professional. Kompetensi professional yang dimaksud adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkannya membimbing para peserta didik.
Menurut Sudrajad (2008) bahan ajar adalah seperangkat materi
yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar. Menurut Majid (2007: 173) bahan ajar adalah segala
bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan
yang tidak tertulis.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials)
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.
Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan antara lain :
1) Materi fakta
Materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah,
lambang, nama tempat, nama orang, dan sebagainya. (Ibu
kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI merdeka pada
2) Materi konsep
Materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus,
komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah
tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan
lengan-lengannya).
3) Materi prinsip
Materi prinsip adalah dalil, rumus, postulat, teorema, atau
hubungan antar konsep yang menggambarkan “jika..maka….”,
misalnya “Jika logam dipanasi maka akan memuai”, rumus
menghitung luas bujur sangkar adalah sisi kali sisi.
4) Materi jenis prosedur
Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan
langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah
mengoperasikan peralatan mikroskup, cara menyetel televisi.
5) Materi jenis sikap (afektif)
Materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan
dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang,
tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat
bekerja, dan sebagainya.
Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus
diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2002 mendefinisikan
penguasaan bahan ajar adalah penguasaan terhadap kemampuan
yang berkaitan dengan keluasan dan kedalaman pengetahuan.
Pengusaan bahan ajar ini mencakup pemahan terhadap wawasan
pendidikan, pengembangan diri dan profesi, pengembangan potensi
siswa dan penguasaan akademik.
Penguasaan bahan ajar menunjukkan penguasaan pengetahuan
yang merupakan pilar penunjang bagi terwujudnya kepribadian yang
efektif. Pengetahuan yang harus dukuasai oleh guru mencakup: (a)
pengetahuan tentang diri sendiri yaitu pemahaman mengenai aspek
dalam diri secara utuh dan benar; (b) pengetahuan tentang tugas atau
pekerjaan yaitu pemahaman mengenai berbagai tugas yang harus
dilaksanakan; (c) pengetahuan tentang organisasi yaitu pemahaman
mengenai berbagai aspek organisasi tempat bertugas; (d)
pengetahuan tentang bisnis utama yaitu pemahaman mengenai visi
dan misi organisasi tempat bertugas; (e) pengetahuan tentang dunia
yaitu pemahaman mengenai berbagai aspek lingkungan dan
perkembangannya baik secara lokal maupun global.
Menurut Hamalik (2001), penguasaan bahan ajar merupakan
secara mendalam. Dari pengertian tersebut, guru harus benar-benar
memahami tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar,
memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin
dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan,
dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan cara
menggunakannya serta pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Berkenaan dengan hal tersebut, guru dituntut menguasai secara
mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkannya dan metode
pengajarannya sehingga dapat melakukan transfer ilmu kepada siswa
dngan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, penguasaan materi bahan ajar
dapat diartikan sebagai penguasaan bahan ajar ekonomi yang akan
diajarkan guru ekonomi kepada siswa baik konsep maupun
aplikasinya.
b. Tingkatan Penguasaan materi Bahan Ajar
Jalal dan Supriadi (2001: 68) mengungkapkan bahwa
penguasaan bahan ajar dapat dibedakan menurut jenis pendidikannya
yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Penguasaan bahan ajar
pada masing-masing pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendidikan dasar
Penguasaan bahan ajar pada pendidikan dasar ini
diperlukan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara. Dalam
pendidikan dasar, materi-materi yang diutamakan yaitu
pembekalan kemampuan yang fungsional untuk kehidupan
dalam berbagai bidang sosial, budaya dan ekonomi dengan
berbasis pada nilai-nilai moral. Materi-materi dalam pendidikan
dasar diberikan selama sembilan tahun. Penentuan jangka waktu
tersebut didasarkan pada asumsi apabila pendidikan minimal ini
tidak dicapai, maka seseorang akan mengalami kesulitan dalam
mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya.
2) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah dibedakan menjadi dua yaitu
pendidikan menengah umun dan kejuruan. Pada kedua
pendidikan menengah tersebut, terdapat kelompok mata
pelajaran pokok yang wajib ditempuh oleh semua siswa dan
terdapat pula kelompok mata pelajaran pilihan yang sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa. Mata pelajran pilihan tidak
bersifat paket tetapi fleksibel. Hal ini dimaksudkan agar para
siswa dapat mebgemas mata pelajaran pilihan yang akan
ditempuh siswa sesuai dengan antisipasi peran dan studi lanjutan
setelah lulus. Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus
menguasai bahan ajar baik yang mencakup mata pelajaran yang
bersifat poko atau wajib maupun mata pelajaran yang bersifat
dapat membantu guru untuk lebih mudah melakukan transfer
ilmu melalui materi-materi pelajaran sehingga siswa dapat
memahami bahan ajar.
3) Pendidikan tinggi
Materi pelajaran pada pendidikan tinggi disebut dengan
mata kuliah. Materi pelajaran da pendidikan ini ditekankan pada
mutu dan relevansi baik untuk program-program yang bersifat
akademik maupun keahlian atau profesional. Dalam pendidikan
tinggi, materi pelajaran atau mata kuliah yang diberikan
merupakan pendalaman dari mataeri pelajaran yang diberikan
pada pendidikan menengah. Penguasaan bahan ajar pada
pendidikan tinggi ini penting bagi guru yang disebut dosen. Hal
ini disebabkan peserta didik pada pendidikan tinggi yang disebut
dengan mahasiswa memiliki pola pikir yang semakin kritis.
Oleh sebab itu, dosen harus menguasai bahan ajar yang
disampaikan kepada mahasiswa sehingga dapat memberikan
penjelasan dan menjawab pertanyaan setiap mahasiswa secara
tepat.
Menurut Sardiman (1994: 131), penguasaan bahan ajar yang
harus dikuasai guru mencakup tiga tingkatan yaitu capable personal,
Ketiga tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Capable personal
Tingkatan ini dimaksudkan bahwa guru dituntut memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan serta sikap yang lebih
mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar
mengajar secara efektif.
b) Inovator
Tingkatan penguasaan ini dimaksudkan bahwa guru harus
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan. Dalam tingkatan
ini, guru dituntut memiliki pengetahuan, kecakapan, dan
ketrampilan serta sikap yang tepat terhadap pembaharuan
sehingga mampu menyebarluaskan ide pembaharuan yang
efektif.
c) Developer
Tingkatan ini dimaksudkan bahwa guru harus memiliki visi
keguruan perspektif yang mantap dan luas. Guru dituntut
mampu dan bersedia melihat jauh ke depan dalam menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam sektor pendidikan
sebagai suatu sistem.
c. Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Istilah profesional dalam pengertian tersebut merupakan pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi. Pihak pihak penyelenggara
pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah, atau
masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
pendidikan formal.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16
Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru, standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari
empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi
kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru
mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
Standar Kompetensi guru mata pelajaran SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK/MAK meliputi:
1) Kompetensi Pedagogik
Indikator kompetensi pedagogik guru mata pelajaran yang
harus dikuasai antara lain:
a) Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan
dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral,
spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
b) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
c) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
d) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu.
e) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran
yang ampu.
f) Menerapkan berbagai pendekatan, stategi, metode dan
teknik pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata
pelajaran yang diampu.
g) Memahami prinsip pengembangan kurikulum.
i) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
j) Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait
dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
k) Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan
pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
l) Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
m) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik.
n) Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran.
o) Menyususn rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium maupun
lapangan.
p) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dikelas, di
laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan
standar keamanan yang dipersyaratkan.
q) Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang
relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang diampu untuk mecapai tujuan pembelajaran
secara utuh.
r) Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran
s) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu.
t) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
u) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
v) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empati dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk
lain.
w) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara
siklikal dari (a) menyiapkan kondisi psikologis peserta didik
untuk mengambil bagian dalam permainan melalui bujukan
dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil
bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, (d)
reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
x) Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
y) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang
penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
karaktewristik mata pelajaran yang diampu.
z) Menentukan prosesdur penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
aa) Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses
dan hasil belajar.
bb) Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai
instrumen.
cc) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
dd) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
ee) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
ff) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
gg) Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
hh) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evalauasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
ii) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
jj) Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu.
kk) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
2) Kompetensi Kepribadian
Indikator kompetensi kepribadian guru mata pelajaran yang
harus dikuasai antara lain:
a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan
yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal, dan gender.
b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum
dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan
nasional indonesia yang beragam.
c) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.
d) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak
mulia.
e) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan
anggota masyarakat di sekitarnya.
f) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
g) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan
berwibawa.
h) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
j) Bekerja mandiri secara profesional.
k) Memahami kode etik profesi guru.
l) Menerapkan kode etik profesi guru.
m) Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
3) Kompetensi Sosial
Indikator kompetensi sosial guru mata pelajaran yang harus
dikuasai antara lain:
a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik, dan lingkungan sekolah
karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar
belakang orang tua, dan status sosial-ekonomi.
c) Berkominikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, epatik dan efektif.
d) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang
program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
e) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat
dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi
f) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam
rangka meningkatkan efektifitas sebagai pendidik.
g) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja
untuk mengembangkan damn meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah yang bersangkutan.
h) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan
komunikasi ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
i) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovsi pembelajaran
kepada kominitas profesi sendiri secara lisan dan tertulis
maupun bentuk lain.
4) Kompetensi Profesional
Indikator kompetensi profesional guru mata pelajaran yang
harus dikuasai antara lain:
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Kompetensi
guru mata pelajaran ekonomi pada SMA/MA antara lain:
(1) memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi; (2)
Membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi; (3)
menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi.
b) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang
c) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
d) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
e) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
f) Mengolah materi pelajran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
g) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus
menerus.
h) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
i) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
keprofesionalan.
j) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai
sumber.
k) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
l) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
2. Status Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang dugunakan dalam proses
belajar mengajar. Berdasrkan Keputusan-keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 sekolah dapat dibagi
a. Sekolah Negeri
Sekolah Negeri adalah sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah. Tanggung jawab pengelola sekolah (kepala sekolah)
negeri adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang meliputi:
a) Penyusunan program kerja sekolah
b) Pengaturan kegiatan belajar mengajar, Pelaksanaan
penilaian dan proses belajar mengajar serta bimbingan
penyuluhan.
c) Penyusunan Rencana dan Anggaran Belanja Sekolah
(RAPBS)
d) Pembinaan kesiswaan
e) Pelaksanaan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga
pendidik lainnya.
f) Penyelenggaraan administrasi sekolah
g) Perencanaan pengembangan, pendayagunaan dan
pemeliharaan sarana prasarana.
b. Sekolah Swasta
Sekolah swasta adalah sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
Tanggung jawab pengelola swasta diatur sebagai berikut:
1) Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan yang berkenaan
a) Pengembangan, pengadaan, dan pendayagunaan kurikulum
b) Pembinaan dan pengembangan guru serta peserta didik
lainnya.
c) Penetapan pedoman penyusunan buku pelajaran
d) Penyususnan pedoman pengembangan
e) Penyusunan pedoman pengembangan, pengadaan dan
pemanfaatan peralatan pendidikan.
f) Pengawasan penyelenggaraan pendidikan
2) Yayasan yang menyelenggarakan sekolah bertanggung jawab
atas pengelolaan yang berkenaan dengan:
a) Pengadaan, pemanfaatan dan pengembangan guru serta
tenaga kependidikan lainnya.
b) Pengadaan dan pemanfaatan buku pelajaran
c) Pengadaan, pemanfaatan dan pengembangan peralatan
pendidikan
d) Pengadaan dan pemanfaatan tanah, gedung dan ruang kelas
e) Keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan
dan perundangan sekolah.
f) Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan
g) Penambahan jam pelajaran berkenaan dengan ciri khas
3. Masa Kerja
Masa kerja adalah masa guru melakukan tugas sebagai pendidik
pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang (dari pemerintah dan atau kelompok masyarakat
penyelenggara pendidikan). Masa kerja dihitung selama seseorang
menjadi guru. Bagi guru PNS masa kerja dihitung mulai dari
diterbitkannya surat keterangan melaksanakan tugas berdasrkan SK
CPNS. Bai guru non PNS masa kerja dihitung selama guru mengajar
yang dibuktikan dengan surat keputusan dari sekolah berdasrkan surat
pengangkatan dari yayasan.
Menurut Martoyo (2000), masa kerja atau pengalaman kerja adalah
mereka yang dipandang lebih mampu dalam melaksanakan
tugas-tugasnya yang nantinya akan diberikan di samping kemampuan
intelegensinya yang juga menjadi dasar pertimbangan selanjutnya.
Dalam penelitian ini, penggolongan masa kerja atau klasifikasi masa
kerja dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu:
4. Tingkat Pendidikan
a. Pengertian Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan jenjang dari suatu proses yang
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan pada masa
anak-anak yang akan dibutuhkan pada waktu dewasa. Di dalam
Undang-undang No.20 Tahun 2003, tingkat pendidikan diartikan
sebagai tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang dikembangkan. Indikator tingkat pendidikan
terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian mengajar dengan
bidang keahlian.
Menurut Fuad Ihsan (2005), tingkat pendidikan adalah tahap
pendidikan yang ditetapkan berkelanjutan, yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan
bahan pengajaran dan menyajikan pengajaran. Menurut Supriadi
(1999), Tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahapan
pendidikan akademik yaitu pendidikan yang lebih menitikberatkan
pada penguasaan dan pengembangan ilmu dengan bobot ketrampilan
yang lebih sedikit.
Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik.
Kualifikasi akademik merupakan ijazah jenjang pendidikan
jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.
Kulifikasi akademik yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan
yang tinggi yang diperoleh melalui program sarjana atau program
diploma empat. Tingkat pendidikan yang menunjukkan kulifikasi
akademik merupakan salah satu prasyarat menjadi guru. Untuk
menjadi seorang guru harus dilakukan sertifikasi tingkat
pendidikannya. Sertifikasi dimaksudkan sebagai proses pemberian
sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sementara sertifikasi
pendidik merupakan bikti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan uaraian diatas, tingkat pendidikan merupakan
jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh guru melalui
pendidikan formal yang disahkan oleh departemen pendidikan
sebelum melaksanakan tugas mengajar di sekolah.
1) Jenis-jenis Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan formal dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Ketiga jenis
tingkat pendidikan tersebut yaitu sebagai berikut:
a) Pendidikan Dasar
Tingkat pendidikan dasar berbentuk sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
sederajat. Dalam tingkat pendidikan dasar terdapat
pemerataam pendidikan yaitu wajib belajar sembilan tahun.
Program pendidikan sembilan tahun dimaksudkan agar
setiap warganegara dapat menempuh pendidikan minimal
sampai jenjang pendidikan SMP.
(1) Pendidikan Menengah
Tingkat pendidkkan menengah merupakan jenjang
pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan ini
dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah umum lebih menekankan pada penguasaan
materi atau pengetahuan, sedangkan pendidikan
menengah kejuruan lebih menekankan pada pada
pemberian keterampilan. Bentuyk pendidkan menengah
ini mencakup Sekolah Menengah atas (SMA),
Madrasah aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Mdrasah Aliyah Kejuruan (MAK) serta
bentuk lain yang sederajat.
(2) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikkan
lanjutan pendidikan menengah. Tingkat pendidikan
tinggi diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan
umumnya menyelenggarakan program gelar baik S1,
S2 maupun S3. Selain itu, pendidikan tinggi juga
mencakup program non gelar yang penyelenggaraannya
dalam bentuk Diploma baik D1, D2 maupun D3.
Pendidikan tinggi non gelar umumnya diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan berupa akademik dan
politeknik. Mesi demikian, pendidikan non gelar juga
dapat diselenggarakan oleh sekolah tinggi, institut dan
universitas.
Menurut Supriadi, tingkat pendidikan yang menunjukkan
kualifikasi akademik menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi
seseorang untuk berprofesi sebagai guru. Untuk menjalankan tugas
mengajar, seorang guru harus memiliki sertifikat mengajar.
Sertifikat mengajar dibedakan menjadi dua yaitu: (a) sertfikat yang
otomatis diperoleh ketika seseorang lulus pendidikan keguruan; dan
(b) sertifikat nasional yang menyatakan bahwa seorang claon guru
sudah memenuhi standar nasional. Meskipun demikian, tingkat
pendidikan guru masih menjadi persoalan yang menarik. Hal ini
deisebabkan banyaknya guru SD, SLTP, dan SLTA yang tingkat
pendidikannya Diploma bahkan SPG atau SMA.
Menurut Hamalik (2001: 122), untuk mempersiapkan guru yang
profesional, lembaga pendidikan guru memegang peranan penting.
yang memadai sesuai dengan tugas jabatan melalui program
pendidikan selama 3 dan 5 tahun. Calon guru harus belajar tentang
keahlian profesional yang mencakup pendidikan umum dan
keguruan.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Menurut penelitian sebelumnya yang berjudul Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan, Pengalaman Mengajar, Intensitas Penataran dan
Pelatihan, Beban Kerja Dengan Penguasaan Bahan Ajar yang ditulis oleh
Monica Titik Wardani tahun 2007 menyatakan bahwa tingkat pendidikan,
pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja
secara bersamam-sama memiliki hubungan dengan penguasaan bahan ajar.
Hal itu ditunjukkan nilai koefisisen korelasi (R) sebesar 0.695 dengan p <
0.05. Sumbangan efektif dari seluruh varibel bebas terhadap variabel tidak
bebas dilihat dari nilai adjusted R2 sebesar 0.423 yang artinya 42.3 %
penguasaan bahan ajar dalam penelitian ini terkait dengan tingkat pendidikan,
pengalaman mengajar, intensitas penataran dan pelatihan serta beban kerja
yang dimiliki guru. Sedangkan sebesar 57.7 % dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini diantaranya tingkat kesejahteraan
C. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan penguasaan guru ekonomi terhadap materi bahan ajar ditinjau
dari status sekolah
Kedudukan yang melekat pada sekolah yang meliputi sekolah negeri
dan sekolah swasta. Dalam hal ini penulis menduga bahwa guru yang
mengajar di sekolah negeri akan memiliki tingkat penguasaan materi
bahan ajar yang lebih baik daripada guru yang mengajar di sekolah
swasta. Hal ini dikarenakan di sekolah negeri, guru sering diberi peluang
yang lebih untuk menambah pengetahuan melalui pelatihan, seminar,
musyawarah guru mata pelajaran daripada di sekolah swasta.
2. Perbedaan penguasaan materi guru ekonomi ditinjau dari masa kerja
Penguasaan materi bahan ajar adalah kemampuan guru untuk
menguasai materi bidang studi yang diajarkan sesuai dengan yang diatur
dalam kurikulum sekolah. Mengingat setiap guru memiliki masa kerja
yang berbeda , penulis menduga bahwa guru dengan masa keja yang
lebih lama akan memiliki tingkat penguasaan yang lebih baik terhadap
materi bahan ajar dibandingkan dengan guru yang masa kerjanya baru
beberapa tahun saja. Hal ini disebabkan karena guru dengan masa kerja
yang lebih lama, maka guru mempunyai penguasaan materi yang lebih
3. Perbedaan penguasaan materi guru ekonomi ditinjau dari tingkat
pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan terakhir yang
ditempuh oleh guru melalui pendidikan formal yang disahkan oleh
departemen pendidikan sebelum melaksanakan tugas belajar mengajar di
sekolah. Penulis menduga dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan,
guru memiliki tingkat penguasaan yang berbeda terhadap materi bahan
ajar. Hal ini dikarenakan guru yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi akan semakin menguasai materi bahan ajar dibandingkan dengan
guru yang memiliki tingkat pendidikan dibawahnya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:
a. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau
dari status sekolah.
Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari
b. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau
dari masa kerja.
Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari
masa kerja
c. Ho = Tidak ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau
dari tingkat pendidikan.
Ha = Ada perbedaan tingkat penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Survei
merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam
jangka waktu yang bersamaan dan biasanya cukup besar. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat penguasaan
materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa kerja dan tingkat
pendidikan guru ekonomi. Penelitian ini dilakukan terhadap guru ekonomi
yang mengajar di SMA/MA negeri dan swasta di Kabupaten Sleman.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada alasan jumlah
SMA dan MA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman yang mengalami
peningkatan dan diimbangi dengan permintaan jumlah guru yang
berkompeten pada bidangnya. Selain itu SMA yang berada di Kabupaten
Sleman mengembangkan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional serta
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan
bulan November 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah Guru mata pelajaran Ekonomi di Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta
di Kabupaten Sleman.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penguasaan materi bahan ajar guru ekonomi ,
masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah.
D. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Menurut Sugiyono (2008:80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 72 guru
ekonomi di SMA di Kabupaten Sleman yang terdiri dari 34 guru ekonomi di
E. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Husein Umar,
2003:102):
n =
Keterangan: n = sampel; N = populasi;
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/
batas kesalahan (e) 10% dari populasi (N) adalah :
n =
= 41,86 atau sekitar 42 orang yang akan menjadi sampel.
n = 41,86 atau sekitar 42 orang yang akan menjadi sampel.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Teknik ini dilakukan karena pertimbangan
karakteristik guru ekonomi yang berasal dari SMA yang berbeda.
G. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2010), variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang
kelompok tersebut. Variabel-variabel dan definisi operasional dalam
penelitian ini adalah:
1. Status Sekolah
Status sekolah merupakan kedudukan yang melekat pada sekolah
yang meliputi sekolah negeri dan sekolah swasta. Indikator status
sekolah yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta.
2. Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya guru bekerja dalam menjalankan tugas
mengajar ekonomi di Sekolah Menengah Atas. Unsur-unsur masa kerja
mencakup golongan, pangkat, waktu, usia, gaji dan sebagainya. Indikator
masa kerja yaitu usia dan lama bekerja.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang
ditempuh oleh guru melalui pendidikan formal yang disahkan oleh
departemen pendidikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di
sekolah. Indikator tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan
tertinggi.
4. Penguasaan materi bahan ajar
Penguasaan materi bahan ajar adalah penguasaan bahan ajar
ekonomi yang akan diajarkan kepada siswa baik konsep maupun
aplikasinya. Kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru
SMP maupun SMA antara lain : menguasai bahan yang diajarkan,
menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar
mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal
fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah dan memahami prinsip-prinsip dan
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Indikator tingkat penguasaan materi bahan ajar yaitu penguasaan konsep
teori, ketepatan pemberian contoh kongkrit dan penyampaian materi
secara sederhana dan sistematis.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan
teknik sebagai berikut :
1) Angket (kuesioner)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Kuesinoer tersebut berisi
beberapa pertanyaan kepada guru-guru SMA Negeri dan SMA Swasta di
Sleman yang berkaitan dengan penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari
status sekolah, masa kerja dan tingkat pendidikan guru.
Kuesioner yang disusun terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Kuesioner terbuka yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai status sekolah, usia, masa kerja dan tingkat pendidikan.
2. Kuesioner tertutup yang digunakan untuk mengumpulkan data
pertanyaan dan disediakan alternatif jawaban dengan bentuk pilihan
ganda.
Kuesioner ini disusun mengacu pada standar penguasaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) seperti berikut:
Tabel.III.1
Rancangan Kuesioner Penguasaan Materi Bahan Ajar
No Kurikulum Jumlah
1. Mendeskripsikan kebutuhan manusia, kelangkaan atau masalah pokok ekonomi
2
2. Mendeskripsikan biaya peluang hilangnya kesempatan pada tenaga kerja) atau sistem ekonomi
2
3. Mendeskripsikan pelaku ekonomi atau interaksinya dalam suatu perekonomian (circular flow diagram)
2
4. Mendeskripsikan permintaan dan penawaran atau harga dan jumlah keseimbangan dengan tabel, grafik atau perhitungan matematika
2
5. Mendeskripsikan pasar barang (pasar output) atau pasar faktor produksi (pasar input)
2
6. Mendeskripsikan ekonomi mikro dan makro atau masalah yang dihadapi pemerintah dibidang ekonomi
2
7. Mendeskripsikan konsep PDB, PDB harga berlaku, PDB harga konstan, pendapatan nasional atau pendapatan per kapita
1
8. Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan atau investasi berdasarkan data atau grafik
1
9. Mendeskripsikan konsep dan teori uang, perbankan, atau kebijakan pemerintah dibidang moneter
2
2) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan data dan informasi melalui laporan dan dokumen.
Data dan informasi mencakup jumlah sekolah, jumlah guru dan data lain
yang relevan dengan penelitian.
I. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan
berdasarkan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dengan
rumus (Arikunto, 2000:225):
pertumbuhan ekonomi, pengangguran atau dampaknya berdasarkan data atau grafik
11. Mendeskripsikan APBN dan APBD, kebijakan pemerintah dibidang fiskal, sumber penerimaan dan pengeluaran pemerintah
2
12. Mendeskripsikan bursa efek atau mekanisme kerja bursa efek
1
13. Mendeskripsikan perdagangan internasional, valuta asing, neraca pembayaran atau devisa
1
14. Mendeskripsikan manajemen dan badan usaha 1 15. Mendeskripsikanara pengembangan koperasi, koperasi
sekolah atau men ghitung pembagian sisa hasil usaha
1
16. Mendeskripsikan kewirausahaan 1
Keterangan:
N =Total Responden Y =Total item
X =Total dari setiap item
=Koefisien korelasi antara variabel perbedaan tingkat pemahaman guru terhadap standar penilaian pendidikan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah.
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan
tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya
nilai koefisien korelasi ini dibandingkan dengan nilai r korelasi Product
Moment pada tabel dengan dk=n-2. Jika nilai lebih besar dari pada nilai , maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid,
dan begitu pula sebaliknya.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat ukur dikatakan
reliabel jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang tetap
meskipun digunakan kapanpun. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas
instrument, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto,2000:236)
Dimana:
=
jumlah varian butir = varian totalSuatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai
koefisien Cronbach Alpha> 0,60 ( Nunnaly, 1967 dalam Ghozali,
2001:42). Jadi jika nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar daripada
0,60 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid, dan begitu pula
sebaliknya.
J. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan
mengkategorikan data pada penelitian terhadap 42 responden yang
meliputi penguasaan materi bahan ajar ditinjau dari status sekolah, masa
kerja dan tingkat pendidikan.
a. Penguasaan materi bahan ajar
Penguasaan materi bahan ajar didasarkan pada kompetensi dasar yang
harus dimiliki guru sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Satuan
Tingkat Pendidikan untuk bidang studi ekonomi. Untuk mengukur
penguasaan materi bahan ajar dilakukan tes kemampuan guru dengan
menyusun kuesioner berupa serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Alat tes yang disusun mengacu pada penguasaan akademik