BAB VI
Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal
diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat
dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat .
Kelembagaan dibagi 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya
manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan
kepada lembaga ; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan orgnisasi melalui
mekanisma kerja yang diciptakan k dn summber daya manusia sebagai operator dari
kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,
penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan
.Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintah kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Dalam UU 23/2014 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksankan otonomi, maka dibentuklah
organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasara utama Penyusunan perangkat aerah dalam bentuk suat organisasi adalah
adanya urusan pemerintah harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran
organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor
kemampuan keuangan, kebutuhan daeah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas
yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi
geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan
urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasaranan penunjang tugas. Oleh karena
itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah
senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah
PP 38/2007 ini juga miemberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini
dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi
“
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 2 adlah urusan
pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. “(2) Urusan
wajib sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : antara lainnya adalah bidang
pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang
wajib yang menjadi urusaan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai
salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi Bidang Bina Marga, Pengairan,
Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang
diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling
banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub bagian dan masing-masing
bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
4. Peraturan Presiden tentang RPJMN 2015-2019
Dalam buku II Bab VII Peprpes ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan
kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparaur, pemanfaatan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Untuk penataan kelambagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk
memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan insatansi pemerintah, seperti
perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan
e-government
di
berbagai Instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan
instansi pemerintah, seluruh instansi puast dan dae
rah di harapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja .5. Peraturan Presiden Repunlik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerinta daerah.
Upaya pembenahan birokrasi tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dai sembilan program, yaitu :
1. Program Manajemen Perubahan, meliputi : penyusunan strategi manajemen perubahan dan strateg komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi ;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi : penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/l dan Pemda ; 3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi : restrukturisasi tugas dan fungsi
unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat ;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi : penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi : penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individu berdasarkan komptensei ;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi : penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Kauntabilitas, meliputi : penguatan akuntabilitas kinerja instans pemerintah, pengbangan sistem manajeme kerja organisasi dan penyusunn Indikator Kinerja (IKU) ; 8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi : penerapan standar pelayanan pada unit kerja
masing-masing, penerapan SPM pada Kabupate/kota. 9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan .
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden mengintruksikan untuk melaksanakan pengarusutan gender guna terslenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, an evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Terkait PUG, Kementerian Pu dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapka PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelambagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJ Bidang Cipta Karya .
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertunggung Jawab dalam koordinasi penyelanggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggungjawab dalam penyelanggaraan pelayanan dasar bidang Pu. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasarBidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang beranggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dlam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisai Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam pentaan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi maisng-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kabupaten/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
pedoman ini dimaksudkan sebgai acuan bagi pemerintah daerah dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah : beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintah bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintah pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan daat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan .
6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN
6.1.1 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Mesuji
Kelembagaan pemerintah kabupaten Mesuji mengacu kepada pola maksimal berdasarkan PP No.
41 tahun 2007 yakni kriteria penentuan pembentukan lembaga kabupaten/kota berdasarkan
jumlah penduduk, luas wilayah dan anggaran pendapatan belanja daerah. Kondisi kelembagaan
1. Sekretariat Daerah Kabupaten Mesuji
Organisasi dan Kelembagaan Daerah Kabupaten Mesuji berada dibawah Sekretariat Daerah
cq Asisten Bidang Pemerintah, Pembangunan Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat
sertaAdministrasi Umum.
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf.
Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati, dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
Sekretariat Daerah juga menyelenggarakan fungsi sebagai penyusun kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksana kebijakan, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kabupaten dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mesuji
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelayanan tugas, pembinaan terhadap
UPT Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Untuk melaksanakan semua tugas pokok dan fungsi tersebut, dibagi dalam bidang dan seksi serta
unit pelaksana teknis. Dengan susunan organisasi terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
c. Bidang Bina Marga
d. Bidang Pengairan
e. Bidang Alat Berat dan Perbengkelan
f. Unit Pelaksana Teknis Dinas
g. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Mesuji
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan
teknis, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelayanan
tugas, pembinaan terhadap UPT Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Untuk melaksanakan semua tugas pokok dan fungsi tersebut, dibagi dalam bidang dan seksi serta
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris
c. Bidang Perumahan
d. Bidang Pemukiman
e. Unit Pelaksana Teknis Dinas
f. Kelompok Jabatan Fungsional
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Mesuji
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan
Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Dan berfungsi sebagai perumus
kebijakan teknis perencanaan, menkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.
Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mesuji terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Sosial Budaya
e. Bidang Fisik Prasarana
f. Bidang Penelitian dan Pengembangan
g. Bidang Penanaman Modal
Struktur Organisasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah di tetapkan melalui Peraturan
Bupati Mesuji Nomor 03 Tahun 2009.
6.1.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Kabupaten Mesuji sudah mempunyai Kelembagaan Non Pemerintah seperti Lembaga Pengelolaan
Air Minum Daerah dalm hal ini disebut Unit Pelaksana Teknis Sistem Pelayanan air Minum
(UPT-SPAM ), karena Kabupaten Mesuji belum mempunyai sistem penyediaan dan pengelolaan air
minum tersendiri yang harus dikelola oleh sebuah PDAM.
Pengelolaan SPAM Jaringan Perpipaan di Kabupaten Mesuji di kelola oleh UPT-PAM Mesuji, berada
di Dinas PU Kabupaten Mesuji. Dibentuk sesuai dengan Kabupaten Mesuji sebagai daerah otonomi
baru (DOB).
Dinas Lingkungan Hidup sebagai operator pelaksanaan kegiatan pelayanan persampahan dan air
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji seperti gambar berikut ini.
Gambar 6.1Struktur Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji
Struktur kelembagaan daerah di Kabupaten Mesuji berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP)
No.41 Tahun 2007, tentang organisasi perangkat daerah. Oleh karena itu untuk kelembagaan
daerah berada dibawah naungan Sekretariat Daerah dibawah Sub Bagian Organisasi Daerah.
Tetapi walaupun demikian peningkatan kapasitas di Kabupaten Mesuji masih sangat dibutuhkan
sehingga mampu bersaing di era globalisasi ini, agar sumber daya manusia yang ada tidak
Gambar 6.2Struktur Dinas PU Kabupaten Mesuji
KEPALADINAS
SEKRETARIS
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Perencanaan
Bidang
Tata Kota
Bidang Pertambangan dan Energi Bidang
Pengairan Bidang Cipta Karya
dan Bina Marga
Seksi
Penataan Bangunan
Seksi
Pengawasan Seksi
Pengukuran, Pemetaan & Dokumentasi
Seksi
Cipta Karya
Seksi
Pengedalian Operasional
Seksi
Bina Marga
Seksi
Konstruksi dan Perencanaan Teknis
Seksi
Operasi dan Pemeliharaan
Seksi
Bina Teknik
Seksi Teknik Penambangan dan
Geologi
Seksi
Pembinaan dan Penyuluhan Seksi Penataan Lingkungan & Usaha
Pertambangan
Kelompok
Jabatan
Gambar 6.3Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Mesuji
KEPALA BADAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Perencanaan
Bidang
Ekonomi
Bidang
Penanaman Modal Bidang Penelitian
dan Pengembangan Bidang Fisik
Prasarana Bidang Sosial
Budaya
Sub Bid. Produksi, Ekonomi dan
Keuangan
Sub Bid.
Promosi dan Investasi Sub Bid.
Penelitian dan Pengembangan Sub Bid.
Prasarana Sub Bid.
Pemerintahan, Hukum dan SDM
Sub Bid. Kerjasama Pembangunan &
Promosi
Sub Bid.
Perizinan Sub Bid.
Statistik Sub Bid. Tata
Ruang dan Tata Guna Tanah Sub Bid. Kesra,
6.2
KERANGKA REGULASI
Sejak penerapan otonomi daerah yang merupakan wujud dari semangat reformasi, memberikan
kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerahnya. Selama ini
ketergantungan daerah sangat kuat terhadap pemerintah pusat sehingga kemampuan daerah
dalam hal peningkatan kelembagaan tidak berkembang, akibatnya tingkat pelayanan pemerintah
daerah tidak optimal.
Sebagai Kabupaten baru, Kabupaten Mesuji mempunyai keterbatasan tingkat kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk menangani masalah bidang Cipta Karya di
Kabupaten Mesuji. Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM)
seperti kursus, pelatihan di Kabupaten Mesuji dari tahun ke tahun agar kemampun sumber daya
manusianya meningkat. Begitu juga dengan prasarana dan sarana kerja yang ada sekarang perlu
ditingkatkan hingga didapat hasil kerja yang optimal.
Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas terutama bidang Cipta Karya di
Kabupaten Mesuji ditekankan pada kursus singkat dan pelatihan seperti pengelolaan air minum,
operasional teknologi kebakaran, persampahan dan lainnya. Yang mana diharapkan ada
peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kabupaten Mesuji untuk masa tahun-tahun
kedepan dalam penyelenggaran pembangunan khususnya bidang Cipta Karya, yang pada akhirnya
dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Kedudukan dokumen RPIJM bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji Tahun 2019 – 2023 diharapkan
menjadi pedoman dalam progam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam waktu 5
(lima) tahun kedepan. Dan dapat seiring sejalan dengan dokumen lain yang telah disusun oleh
satuan kerja lainnya di Kabupaten Mesuji sesuai dengan TUPOKSI yang ada.
Agar rencana tindak peningkatan kelembagaan dan pelaksanaan pengembangan dibidang Cipta
Karya dapat berjalan secara optimal maka perlu disiapkan tenaga atau sumber daya manusia yang
mampu melaksanakan program Cipta Karya tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan formal maupun non formal yang bersifat teknis maupun non teknis. Yang biayanya bisa
dari APBD Kabupaten atau sumber lain, hingga program RPIJM yang telah disusun dapat
terlaksana, berhasil dan tepat guna untuk kepentingan pemerintah daerah.
Kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas,
Tabel 6.1Matrik Kebutuhan Regulasi
Perda Bangunan Gedung adalah amanah dari UU Nomor 28 Tahun 2001 tentang Bangunan Gedung dan PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 Tahun 2002, dimana Perda BG merupakan peraturan Pelaksanaan Penyelengaraan Bangunan Gedung di daerah
Menjamin keandalan Bangunan Gedung di daerah, dalam hal keselamatan, Kesehatan, kenyamanan dan kemudahan
Menjamin tertib penyelengaraan bangunan gedung, melelui implementasi Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Sertifikat Laik Fungsi ( SLF )
2 SK Bupati Tentang Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib tuntas dan berkelanjutan sebagai prioritas pembangunan daerah dalam bidang perumahan dan permukiman, bersama-sama Sampah dan Air Limbah
Terwujudnya Lingkungan yang sehat dan bersih serta penanganan secara komprehensif dan terpadu
Peningkatan Kesadaran 4 SK Bupati Tentang
RI-SPAM
Terciptanya pengelolaan dan Pelayanan Air Minum yang berkualitas serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum Bangunan dan Lingkungan yang semakin Kompleks baik dari segi Intensitas, Teknologi, Kebutuhan Prasarana dan Sarana, maupun
NO
ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN
REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISITING KAJIAN
DAN PENELITIAN
SUBSTANSI ARAHAN REGULASI
UNIT PENANGGUNG
JAWAB
UNIT TERKAIT /INSTITUSI
TARGET PENYELESAIA
N
Lingkungannya.
6 PERDA Izin Lingkungan Memberikan Perlindugan terhadap pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan
Pengendalian usaha dan/atau kegiatan yang berdampak negatif pada lingkugan hidup
Dinas Lingkungan Hidup
Bappeda, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan 7 PERDA Tempat
Pembuangan Sampah Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (LB3)
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Tahun 2009 tentang Tatacara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Menjamin tertib Penyimpanan dan Pembuangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( LB3 )
Dinas Lingkungan Hidup