• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi KabupatenKota - DOCRPIJM f29d621eb0 BAB VIBAB 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI Kerangka Kelembagaan dan Regulasi KabupatenKota - DOCRPIJM f29d621eb0 BAB VIBAB 6"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal

diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat

dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat .

Kelembagaan dibagi 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya

manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan

kepada lembaga ; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan orgnisasi melalui

mekanisma kerja yang diciptakan k dn summber daya manusia sebagai operator dari

kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga,

penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanan secara bersamaan dan sebagai satu

kesatuan

.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan

peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintah kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Dalam UU 23/2014 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintah dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksankan otonomi, maka dibentuklah

organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasara utama Penyusunan perangkat aerah dalam bentuk suat organisasi adalah

adanya urusan pemerintah harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran

organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor

kemampuan keuangan, kebutuhan daeah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas

yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi

geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan

urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasaranan penunjang tugas. Oleh karena

itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah

senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah

(2)

PP 38/2007 ini juga miemberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini

dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi

(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 2 adlah urusan

pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah provinsi dan

pemerintah daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. “(2) Urusan

wajib sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : antara lainnya adalah bidang

pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang

wajib yang menjadi urusaan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai

salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi Bidang Bina Marga, Pengairan,

Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang

diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling

banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub bagian dan masing-masing

bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

4. Peraturan Presiden tentang RPJMN 2015-2019

Dalam buku II Bab VII Peprpes ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan

kelembagaan dan ketatalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia

aparaur, pemanfaatan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk penataan kelambagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk

memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan insatansi pemerintah, seperti

perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan

e-government

di

berbagai Instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan

instansi pemerintah, seluruh instansi puast dan dae

rah di harapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja .

5. Peraturan Presiden Repunlik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025

(3)

kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerinta daerah.

Upaya pembenahan birokrasi tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dai sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi : penyusunan strategi manajemen perubahan dan strateg komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi ;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi : penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/l dan Pemda ; 3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi : restrukturisasi tugas dan fungsi

unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat ;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi : penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi : penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individu berdasarkan komptensei ;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi : penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Kauntabilitas, meliputi : penguatan akuntabilitas kinerja instans pemerintah, pengbangan sistem manajeme kerja organisasi dan penyusunn Indikator Kinerja (IKU) ; 8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi : penerapan standar pelayanan pada unit kerja

masing-masing, penerapan SPM pada Kabupate/kota. 9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan .

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutan gender kedalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden mengintruksikan untuk melaksanakan pengarusutan gender guna terslenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, an evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian Pu dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapka PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelambagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPIJ Bidang Cipta Karya .

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal

(4)

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertunggung Jawab dalam koordinasi penyelanggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggungjawab dalam penyelanggaraan pelayanan dasar bidang Pu. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasarBidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang beranggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dlam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisai Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam pentaan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi maisng-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kabupaten/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

pedoman ini dimaksudkan sebgai acuan bagi pemerintah daerah dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah : beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintah bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintah pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan daat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan .

6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN

6.1.1 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Mesuji

Kelembagaan pemerintah kabupaten Mesuji mengacu kepada pola maksimal berdasarkan PP No.

41 tahun 2007 yakni kriteria penentuan pembentukan lembaga kabupaten/kota berdasarkan

jumlah penduduk, luas wilayah dan anggaran pendapatan belanja daerah. Kondisi kelembagaan

(5)

1. Sekretariat Daerah Kabupaten Mesuji

 Organisasi dan Kelembagaan Daerah Kabupaten Mesuji berada dibawah Sekretariat Daerah

cq Asisten Bidang Pemerintah, Pembangunan Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat

sertaAdministrasi Umum.

 Sekretariat Daerah merupakan unsur staf.

 Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati, dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

 Sekretariat Daerah juga menyelenggarakan fungsi sebagai penyusun kebijakan, pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis, pemantauan dan evaluasi

pelaksana kebijakan, pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kabupaten dan

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mesuji

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan

urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelayanan tugas, pembinaan terhadap

UPT Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Untuk melaksanakan semua tugas pokok dan fungsi tersebut, dibagi dalam bidang dan seksi serta

unit pelaksana teknis. Dengan susunan organisasi terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris

c. Bidang Bina Marga

d. Bidang Pengairan

e. Bidang Alat Berat dan Perbengkelan

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas

g. Kelompok Jabatan Fungsional

3. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Mesuji

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan

teknis, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelayanan

tugas, pembinaan terhadap UPT Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan semua tugas pokok dan fungsi tersebut, dibagi dalam bidang dan seksi serta

(6)

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris

c. Bidang Perumahan

d. Bidang Pemukiman

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas

f. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Mesuji

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan

Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah dibidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Dan berfungsi sebagai perumus

kebijakan teknis perencanaan, menkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.

Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Mesuji terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretaris

c. Bidang Ekonomi

d. Bidang Sosial Budaya

e. Bidang Fisik Prasarana

f. Bidang Penelitian dan Pengembangan

g. Bidang Penanaman Modal

Struktur Organisasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah di tetapkan melalui Peraturan

Bupati Mesuji Nomor 03 Tahun 2009.

6.1.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah

Kabupaten Mesuji sudah mempunyai Kelembagaan Non Pemerintah seperti Lembaga Pengelolaan

Air Minum Daerah dalm hal ini disebut Unit Pelaksana Teknis Sistem Pelayanan air Minum

(UPT-SPAM ), karena Kabupaten Mesuji belum mempunyai sistem penyediaan dan pengelolaan air

minum tersendiri yang harus dikelola oleh sebuah PDAM.

Pengelolaan SPAM Jaringan Perpipaan di Kabupaten Mesuji di kelola oleh UPT-PAM Mesuji, berada

di Dinas PU Kabupaten Mesuji. Dibentuk sesuai dengan Kabupaten Mesuji sebagai daerah otonomi

baru (DOB).

Dinas Lingkungan Hidup sebagai operator pelaksanaan kegiatan pelayanan persampahan dan air

(7)

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji seperti gambar berikut ini.

Gambar 6.1Struktur Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji

Struktur kelembagaan daerah di Kabupaten Mesuji berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP)

No.41 Tahun 2007, tentang organisasi perangkat daerah. Oleh karena itu untuk kelembagaan

daerah berada dibawah naungan Sekretariat Daerah dibawah Sub Bagian Organisasi Daerah.

Tetapi walaupun demikian peningkatan kapasitas di Kabupaten Mesuji masih sangat dibutuhkan

sehingga mampu bersaing di era globalisasi ini, agar sumber daya manusia yang ada tidak

(8)

Gambar 6.2Struktur Dinas PU Kabupaten Mesuji

KEPALADINAS

SEKRETARIS

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Perencanaan

Bidang

Tata Kota

Bidang Pertambangan dan Energi Bidang

Pengairan Bidang Cipta Karya

dan Bina Marga

Seksi

Penataan Bangunan

Seksi

Pengawasan Seksi

Pengukuran, Pemetaan & Dokumentasi

Seksi

Cipta Karya

Seksi

Pengedalian Operasional

Seksi

Bina Marga

Seksi

Konstruksi dan Perencanaan Teknis

Seksi

Operasi dan Pemeliharaan

Seksi

Bina Teknik

Seksi Teknik Penambangan dan

Geologi

Seksi

Pembinaan dan Penyuluhan Seksi Penataan Lingkungan & Usaha

Pertambangan

Kelompok

Jabatan

(9)

Gambar 6.3Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Mesuji

KEPALA BADAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Perencanaan

Bidang

Ekonomi

Bidang

Penanaman Modal Bidang Penelitian

dan Pengembangan Bidang Fisik

Prasarana Bidang Sosial

Budaya

Sub Bid. Produksi, Ekonomi dan

Keuangan

Sub Bid.

Promosi dan Investasi Sub Bid.

Penelitian dan Pengembangan Sub Bid.

Prasarana Sub Bid.

Pemerintahan, Hukum dan SDM

Sub Bid. Kerjasama Pembangunan &

Promosi

Sub Bid.

Perizinan Sub Bid.

Statistik Sub Bid. Tata

Ruang dan Tata Guna Tanah Sub Bid. Kesra,

(10)

6.2

KERANGKA REGULASI

Sejak penerapan otonomi daerah yang merupakan wujud dari semangat reformasi, memberikan

kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerahnya. Selama ini

ketergantungan daerah sangat kuat terhadap pemerintah pusat sehingga kemampuan daerah

dalam hal peningkatan kelembagaan tidak berkembang, akibatnya tingkat pelayanan pemerintah

daerah tidak optimal.

Sebagai Kabupaten baru, Kabupaten Mesuji mempunyai keterbatasan tingkat kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk menangani masalah bidang Cipta Karya di

Kabupaten Mesuji. Untuk itu perlu adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM)

seperti kursus, pelatihan di Kabupaten Mesuji dari tahun ke tahun agar kemampun sumber daya

manusianya meningkat. Begitu juga dengan prasarana dan sarana kerja yang ada sekarang perlu

ditingkatkan hingga didapat hasil kerja yang optimal.

Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas terutama bidang Cipta Karya di

Kabupaten Mesuji ditekankan pada kursus singkat dan pelatihan seperti pengelolaan air minum,

operasional teknologi kebakaran, persampahan dan lainnya. Yang mana diharapkan ada

peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kabupaten Mesuji untuk masa tahun-tahun

kedepan dalam penyelenggaran pembangunan khususnya bidang Cipta Karya, yang pada akhirnya

dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Kedudukan dokumen RPIJM bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji Tahun 2019 – 2023 diharapkan

menjadi pedoman dalam progam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam waktu 5

(lima) tahun kedepan. Dan dapat seiring sejalan dengan dokumen lain yang telah disusun oleh

satuan kerja lainnya di Kabupaten Mesuji sesuai dengan TUPOKSI yang ada.

Agar rencana tindak peningkatan kelembagaan dan pelaksanaan pengembangan dibidang Cipta

Karya dapat berjalan secara optimal maka perlu disiapkan tenaga atau sumber daya manusia yang

mampu melaksanakan program Cipta Karya tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan

pelatihan formal maupun non formal yang bersifat teknis maupun non teknis. Yang biayanya bisa

dari APBD Kabupaten atau sumber lain, hingga program RPIJM yang telah disusun dapat

terlaksana, berhasil dan tepat guna untuk kepentingan pemerintah daerah.

Kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas,

(11)

Tabel 6.1Matrik Kebutuhan Regulasi

Perda Bangunan Gedung adalah amanah dari UU Nomor 28 Tahun 2001 tentang Bangunan Gedung dan PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 Tahun 2002, dimana Perda BG merupakan peraturan Pelaksanaan Penyelengaraan Bangunan Gedung di daerah

Menjamin keandalan Bangunan Gedung di daerah, dalam hal keselamatan, Kesehatan, kenyamanan dan kemudahan

Menjamin tertib penyelengaraan bangunan gedung, melelui implementasi Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) dan Sertifikat Laik Fungsi ( SLF )

2 SK Bupati Tentang Lokasi Perumahan Kumuh dan

Permukiman Kumuh

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib tuntas dan berkelanjutan sebagai prioritas pembangunan daerah dalam bidang perumahan dan permukiman, bersama-sama Sampah dan Air Limbah

Terwujudnya Lingkungan yang sehat dan bersih serta penanganan secara komprehensif dan terpadu

Peningkatan Kesadaran 4 SK Bupati Tentang

RI-SPAM

Terciptanya pengelolaan dan Pelayanan Air Minum yang berkualitas serta meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum Bangunan dan Lingkungan yang semakin Kompleks baik dari segi Intensitas, Teknologi, Kebutuhan Prasarana dan Sarana, maupun

(12)

NO

ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN

REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISITING KAJIAN

DAN PENELITIAN

SUBSTANSI ARAHAN REGULASI

UNIT PENANGGUNG

JAWAB

UNIT TERKAIT /INSTITUSI

TARGET PENYELESAIA

N

Lingkungannya.

6 PERDA Izin Lingkungan Memberikan Perlindugan terhadap pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan

Pengendalian usaha dan/atau kegiatan yang berdampak negatif pada lingkugan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Bappeda, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan 7 PERDA Tempat

Pembuangan Sampah Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (LB3)

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Tahun 2009 tentang Tatacara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Menjamin tertib Penyimpanan dan Pembuangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( LB3 )

Dinas Lingkungan Hidup

Gambar

Gambar 6.1 Struktur Pemerintah Daerah Kabupaten Mesuji
Gambar 6.2 Struktur Dinas PU Kabupaten Mesuji
Gambar 6.3 Struktur Organisasi Bappeda Kabupaten Mesuji
Tabel 6.1 Matrik Kebutuhan Regulasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi, biaya promosi penjualan, biaya

Ini berkaitan dengan viabilitas embrio dan efektifitas dalam penentuan jenis kelamin embrio(sexing embrio)., maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Persepsi etis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sikap atau pandangan yang diberikan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam merespon maupun

“ BagaimanaTingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melalui Iklan Layanan Masyarakat

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

Komunikasi pemimpin merupakan aktifitas penyampaian pesan, informasi, dan tugas (secara verbal maupun non verbal) melalui cara tertentu atau yang disebut dengan

dengan teknik yang berbeda. 24 Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala madrasah, guru mapel. Fiqih, dan peserta didik dicek

Menurut Sastrohadiwiryo dalam Septawan (2014:5) adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut telah