• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejahtera menggambarkan kondisi masyarakat yang telah tercapai Kebutuhan Sandang, Pangan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sejahtera menggambarkan kondisi masyarakat yang telah tercapai Kebutuhan Sandang, Pangan,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Di Dalam Bab Memorandum Ini Berisi Tentang Rangkuman Dokumen RPIJM Dan Disertai Dengan Komitmen Kabupaten Aceh Jaya Dengan Ditandatanganinya Dokumen RPIJM Oleh Pejabat Tertinggi Terkait Di

(2)

11.1. VISI DAN MISI KABUPATEN ACEH JAYA 11.1.1VISI

Visi Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya sebagai Penjabaran Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 -2017, yaitu:

“Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui

Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA)”

SuksesPembangunan Aceh Jaya yang ingin dicapai adalah Maju, Damai, Sejahtera, Agamais.

Objekyang dibangun difokuskan kepada Sumber Daya Manusia.

Basicyang perlu ditingkatkan adalah: Kualitas, Keimanan, dan Ketakwaan.  Produktivitasyang ditingkatkan adalah Sandang dan Pangan yang kuat.

Mesin Penggerak partisipasi pembangunan masyarakat adalah melalui Gerakan

Pembangunan Rakyat Aceh Jaya.

Penjelasan Visi :

a. Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Maju dan Sejahtera

Maju dan Sejahtera memiliki arti kondisi yang jauh lebih baik dari kondisi sekarang.

Maju menggambarkan kondisi kabupaten yang telah berkembang baik dengan penyediaan

dan sistem pengelolaan infrastruktur. telah berkembangnya pola pikir, karakter dan kultur masyarakat, serta telah baiknyapengelolaan sistem pelayanan sosial dasar.

Sejahteramenggambarkan kondisi masyarakat yang telah tercapai Kebutuhan Sandang, Pangan, Papan, Pelayanan Pendidikan, dan Pelayanan Kesehatan yang didukung oleh peningkatan infrastruktur yang berkualitas, merata dan bersinergi serta meningkatnya kondisi sosial kultur masyarakat.

b. Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Damai

- Mendukung upaya Pemerintah Aceh dalam merealisasikan butir-butir kesepakatan damai antara Pemerintah RI dengan GAM sesuai MoU Helsinki.

(3)

c. Terwujudnya Kabupaten Aceh Jaya yang Agamais.

Terwujudnya kondisi dimana semua aspek-aspek pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan mengambilperankan ajaran-ajaran Islam, keterlibatan peran ulama dalam penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pembangunan serta terwujudnya masyarakat yang beriman dan bertaqwa.

d. Didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa.

Terwujudnya kondisi masyarakat Aceh Jaya dalam melaksanakan kehidupan beragama Islam yang diatur sesuai Syariat Islam dan peningkatan kapasitas Tarikat, Tauhid dan Tasawuf yang didukung oleh peran Ulama.

e. Tercapainya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa.

Untuk tercapainya keadaan maju, damai, sejahtera dan agamais perlu menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia yang :

1. Meningkatnya kualitas pendidikan di semua sektor;

2. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat;

3. Peningkatan kuantitas pendapatan perkapita; dan

4. Peningkatan aktifitas kegiatan keagamaan dalam membangun iman dan taqwa.

f. Didukung oleh ketersediaan sandang dan pangan yang kuat

- Kertersediaan sandang menggambarkan kondisi masyarakat yang sejahtera dimana daya beli masyarakat telah meningkat untuk memenuhi kebutuhan sandangnya;

- Ketahanan pangan yang kuat didukung oleh sistem budidaya yang baik, pemuliabiakan benih, pemanfaatan teknologi tepat guna dan managerial agribisnis serta pemasaran yang berorientasi agrobisnis.

g. Pembangunan daerah melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA).

(4)

11.1.2Misi

Misi pembangunan 2012-2017 adalah rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai visi Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2017, yaitu Kabupaten Aceh Jaya yang Maju, Damai, Sejahtera, dan Agamais yang didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, Beriman dan Bertaqwa, serta sandang dan pangan yang kuat melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya (GERBANG RAJA). Usaha-usaha Perwujudan visi Kabupaten Aceh Jaya 2017 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2012-2017 sebagai berikut:

1. Meningkatkan pertahanan ekonomi melalui penguatan sektor pertanian, pemberdayaan dan penyediaan Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan mengembangkan muatan lokal serta penggerak kegiatan investasi. Misi ini menggambarkan urutan prioritas pembangunan kabupaten yang diarahkan pada peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat yang berpola pada pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) produksi yang mandiri dikelola secara profesional oleh masyarakat dan mengelola sektor unggulan kabupaten yaitu sektor pertanian. Secara umum (tanaman pangan/holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan/kelautan) serta usaha produktif potensial lainnya terutama yang dapat meningkatkan nilai jual, kuantitas, kualitas dan keberlanjutan ketersediaannya.

Untuk mewujudkan hal tersebut diupayakan melalui investasi dunia usaha, serta kemitraan dunia perbankan, pemerintah dan bussinesman, dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan dan pro rakyat.

2. Memelihara dan meningkatkan pembangunan infrastrukur dalam rangka perbaikan sarana dan prasarana termasuk daerah terpencil dan tertinggal untuk mengurangi potensi konflik akibat pembangunan yang dijalankan. Makna yang terkandung dalam misi ini adalah bahwa pembangunan infrastruktur diarahkan pada pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun serta pembangunan infrastruktur baru yang berkualitas dan merata termasuk ke daerah-daerah terpencil dan tertinggal. Pembangunan infrastruktur harus dilaksanakan untuk mendukung dan memberikan kontribusi serta bersinergi dalam mendukung pembangunan-pembangunan lainnya seperti peningkatan ekonomi masyarakat dan wilayah, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, pembukaan dan peningkatan akses kawasan-kawasan pengembangan/unggulan serta peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Pembangunan Infrastruktur juga di arahkan bagi upaya pemerataan pembangunan guna menghindari konflik sosial akibat ketimpangan pembangunan antar wilayah.

(5)

penerima manfaat. Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya ditekankan pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan Infrastruktur daerah melalui proses:

- Perencanaan(melalui mekanisme musyawarah perencanan pembangunan),

- Pelaksanan(pembangunan Infrastruktur dearah yang tidak memerlukan teknologi yang tinggi diarahkan pekerjaan dengan cara swakelola/swakarya oleh masyarakat dengan peningkatan aktivitas gotong royong),

- Pengawasan(masyarakat secara partisipatif dapat mengawasi jalannya pelaksanaan pembangunan); dan

- Pemanfaatan(masyarakat mampu mengelola dan memelihara hasil pembangunan yang telah dilaksanakan).

4. Memberi kesempatan pendidikan, pelayanan akses kesehatan, mendorong kesempatan kerja, peningkatan pertumbuhan perekonomian. Pembangunan akan diarahkan yaitu peningkatan kualitas masyarakat menuju semakin sejahtera, pelayanan pendidikan melalui program wajib belajar 12 Tahun dukungan gratis dan sistem pendidikan menengah umum atau kejuruan satu atap, meletakkan dasar pembangunan perguruan tinggi.

Pelayanan akses kesehatan mendukung program Jamkesmas, Jampersal (Jaminan Persalinan) JKA dan tunjangan pengobatan daerah.

Upaya perbaikan ekonomi Mikro; peningkatan taraf hidup masyarakat miskin untuk tersedianya sandang, pangan dan papan.

Upaya perbaikan ekonomi Menengah; pembinaan koperasi, pengembangan usaha kecil menengah menuju usaha mandiri yang Entrepreneur pengusaha lokal.

Upaya perbaikan ekonomi makro ;

- Memberikan kenyamanan dalam berinvestasi - Menyediakan akses infrastruktur yang memadai

- Memiliki regulasi hukum yang jelas dan fasilitasi kemudahan perizinan - Dukungan promosi dan peluang pasar

- Perkuatan sektor hilir.

(6)

tinggi, baik secara ekonomis maupun harkat hidup manusia (Decent Jobs). Rakyat berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal ini dapat diciptakan dengan memantapkan perekonomian daerah mempertahankan perdamaian dan asas demokrasi, dan dibangun di atas prinsip tata kelola yang baik, efisisen, dan terus menjaga keadilan.

Fokus Pembangunan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2012 - 2017 adalah:

1. Terwujudnya Ketersediaan Sandang Dan Pangan Yang Kuat 2. Mewujudkan Kabupaten Aceh Jaya Yang Damai

3. Mewujudkan Kabupaten Aceh Jaya Yang Maju Dan Sejahtera

4. Terlaksananya Pembangunan Daerah secara partisipatif melalui Gerbang Raja

5. Tercapainya Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, Beriman Dan Bertaqwa

11.2. STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BIDANG PU/CK

A. RIS Infrastruktur Wilayah Kab/Kota

Pada saat ini pemerintah daerah Kabupaten Aceh Jaya belum memiliki Rencana Induk Sistem Infrastruktur Kota. Namun PDAM Tirta Mon Mata telah menyusun Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Aceh Jaya sebagai dasar dalam melakukan upaya pengembangan dan perluasan pelayanan air minum di Kabupaten Aceh Jaya, namun hingga saat ini dokumen tersebut masih dalam proses finalisasi dan mendapatkan pengesahan dari pemerintah daerah.

B. Identifikasi Kebutuhan Investasi

Identifikasi kebutuhan investasi dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur wilayah Kabupaten Aceh Jaya disusun berdasarkan rencana pengembangan infrastruktur sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh. Hal ini dimaksudkan agar upaya-upaya pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Aceh tetap berjalan sesuai dengan dokumen rencana yang telah disepakati oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh.

11.3. KEBUTUHAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH JAYA

A. Kebutuhan Investasi Sarana Perumahan dan Permukiman

(7)

perkembangan Kabupaten Aceh terhadap kebutuhan perumahan dan permukiman berupa upaya pengembangan unit rumah dan perbaikan sanitasi lingkungan, maka arahan pengembangannya ialah:

1. Pengembangan perumahan bagi masyarakat menengah bawah, mengingat masih banyak rumah yang belum terpenuhi bagi masyarakat menengah kebawah. Rencana ini dilakukan melalui upaya:

 Pengembangan Duafa dan bantuan kepada masyarakat menengah kebawah.

 Menawarkan peluang investasi kepada investor dari dalam maupun luar negeri.

 Mengembangkan bentuk kerjasama dengan kelompok swadaya masyarakat dalam penyediaan rumah.

 Pengembangan kualitas sarana hunian yang sudah ada ditinjau dari syarat sanitasi lingkungan.

2. Pengembangan kebutuhan perumahan baru mempertimbangkan efisiensi penggunaan lahan dan biaya pengembangan melalui tindakan:

 Lokasi pengembangan perumahan mengoptimalkan guna lahan perumahan eksisting untuk membatasi pembukaan lahan baru.

 Optimalisasi areal terbangun untuk efisiensi sarana dan prasarana yang sudah ada.

Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat/LSM/swasta dalam mengembangkan

swadaya masyarakat untuk penyediaan rumah yang lebih baik (community development)

3. Pengendalian kawasan permukiman informal. Strategi yang dapat dilakukan ialah:

 Mengembangkan peluang kerjasama untuk pengembangan perumahan bagi masyarakat marginal dengan pihak lain (lembaga donor internasional).

 Menerapkan social engineering mengenai pemahaman rumah yang sehat, terhadap kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

 Melakukan upaya penyediaan social housing yaitu: perumahan (vertikal) yang disediakan oleh pemerintah atau NGO atau International Donor yang bersifat nirlaba, dengan kriteria pemilihan lokasi yaitu:

 Lokasi baru diupayakan berdekatan dengan lokasi permukiman sebelumnya.  Diupayakan lokasi baru tidak memutus kebiasaan/habit, dan mata pencaharian

(8)

B. Kebutuhan Investasi Prasarana Air Limbah

Kebutuhan pengelolaan air limbah Kabupaten Aceh masih kurang, rencana pengembangan sistem terpusat belum optimal sampai saat ini, hal ini terlihat dari pola pembuangan limbah yang sebagian besar masih menggunakan sistem setempat (on-site system). Rencana pengembangan prasarana air limbah sebagai upaya meningkatkan pelayanan sanitasi lingkungan yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat mencakup:

1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah, melalui strategi:

 Pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpusat untuk meminimalisir pencemaran lingkungan, terutama di lingkungan permukiman padat penduduk.

 Penyediaan tangki septik/cubluk di setiap rumah.

 Penyuluhan kepada masyarakat untuk ikut serta berpartisiasi dalam penyediaan sarana sanitasi di tempat tinggalnya masing-masing.

 Perlu dilakukan monitoring oleh pemerintah mulai dari unit satuan kerja terkecil, untuk mencegah pencemaran saluran air oleh limbah domestik maupun industri. 2. Pengembangan Pengelolaan Air Limbah dengan sistem perpipaan oleh IPAL/IPLT, strategi

yang dapat dilakukan untuk mendukung implementasi rencana ini ialah:

 Optimalisasi IPLT/IPAL yang sudah ada,Tingkat pelayanan IPAL/IPLT eksisting memerlukan pengembangan guna meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan air limbah.

 Peningkatan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah melalui IPLT dengan menambah jaringan perpipaan baru, terutama pada daerah kepadatan tinggi. Sifat penyediaan prasarana perpipaan ialah non excludability dan non rivalry.

 Peningkatan cakupan pelayanan dengan mengembangkan IPAL/IPLT baru, yang dilakukan melalui konsep desentralisasi. Pengembangan IPLT tersebut perlu mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Teknis Calon IPLT, mencakup: aksesibilitas ke lokasi instalasi, daya dukung tanah, tidak rawan bencana (banjir maupun gempa), tidak berdekatan dengan lingkungan perumahan, terhindar dari kemacetan, dan memiliki jalan penghubung dari dan ke lokasi IPLT.

(9)

IPLT baru memiliki akses transportasi yang baik dalam memberikan pelayanannya.

c. Kriteria Lingkungan Calon Lokasi IPLT, mencakup: aman terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan di lingkungan sekitar IPLT, tetap memperhatikan faktor estetika lingkungan, dan mempehatikan pula kesehatan lingkungan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi IPLT.

d. Mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan lahan.

3. Pembentukkan kelembagaan UPT yang mengatur dan menangani pengelolaan air limbah. 4. Penyediaan IPAL bersama oleh industri yang berdekatan. Insentif yang dapat dilakukan

ialah:

 Penerapan sanksi bagi industri yang sama sekali tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah.

 Pengembangan pengolahan air limbah hasil industri di lokasi industri.

C. Kebutuhan Investasi Prasarana Drainase

Sebesar 52 % kondisi saluran drainase Kabupaten Aceh kurang baik, terlihat dari kondisi saluran drainase yang mengalami sedimentasi lumpur maupun tanah, banyaknya sampah maupun alang-alang menyebabkan saluran drainase tersumbat, dan masih terdapatnya daerah rawan genangan dan banjir. Rencana pengembangan sistem drainase yang diupayakan untuk mengurangi masalah drainase Kabupaten Aceh ialah:

1. Penataan dan pembangunan saluran drainase yang memadai. Insentif tindakan yang dapat dilakukan ialah:

 Situ/danau eksisting di data kepemilikannya ke Pemerintah Kabupaten Aceh dengan penetapan kepemilikan oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional), dengan tujuan untuk dipertahankan fungsinya dan kemudian dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pengembangan saluran darinase kota.

 Pemanfaatan dan pembuatan kanal-kanal untuk mendukung sistem drainase yang terintegrasi dengan sistem pintu-pintu air, yang menghubungkan waduk/situ di dalam kota. Pembuatan kanal dapat memanfaatkan lahan dari satu atau dua taman (ruang terbuka hijau) yang ada.

(10)

 Pembentukkan unit khusus/teknis (UPT) yang memantau keseimbangan air/banjir kota dan mengatur pintu-pintu air.

 Memerlukan studi khusus dan tim teknis yang meninjau secara rinci upaya pengembangan ini.

2. Minimalisir Jumlah titik banjir/genangan, tindakan yang dapat dilakukan untuk implementasi kebijakan ini ialah:

 Diusulkan menggunakan saluran irigasi yang sudah ada .

 Daerah rawan genangan sebagai akibat dari kondisi elevasi yang rendah diantisipasi dengan pembuatan waduk/situ serta bendungan yang dilengkapi pintu air untuk mengontrol dan mencegah terjadinya genangan/banjir.

3. Pengembangan sistem drainase yang terhirarki melalui pembagian fungsi pelayanan saluran drainase primer, saluran sekunder alami/buatan, dan saluran drainase tersier. Insentif yang dapat dilakukan ialah:

 Mempertahankan fungsi pelayanan sistem drainase terhirarki, yaitu:

 Pelayanan saluran drainase primer.

 Saluran sekunder, saluran sekunder buatan di sepanjang jaringan arteri primer.  Saluran drainase tersier : saluran drainase di sepanjang jaringan jalan non arteri

primer.

 Perlu dilakukan penataan kegiatan di sepanjang saluran drainase untuk menjaga kualitas saluran drainase kota.

 Pengerukan saluran drainase akibat sedimentasi lumpur atau tanah, sampah, dan tanaman (eceng gondok).

4. Pengembangan saluran drainase kota perlu juga didukung dengan kerjasama, manajemen, dan koordinasi lintas sektoral, lebih jelasnya ialah sebagai berikut:

 Pengembangan saluran drainase membutuhkan kerjasama dengan masyarakat berupa peningkatan kesadaran pentingnya menjaga saluran drainase.

 Pengembangan saluran drainase perlu didukung data Master Plan Drainase, data hidrologi dan topografi.

(11)

manajemen persampahan, koordinasi lintas sektoral, pengembangan saluran drainase di kanan kiri jalan.

 Pembangunan jembatan-jembatan sungai harus memperhatikan fluktuasi muka air sungai.

D. Kebutuhan Investasi Prasarana Persampahan

Tingkat pelayanan pengumpulan sampah di Kabupaten Aceh sampai tahun 2006 sebesar 72 % telah berhasil ditangani. Prosentase ini masih berada dibawah Standar Pelayanan Minimal sampah yang ditetapkan yaitu 80 %. Perkiraan jumlah total timbulan sampah sampai tahun 2016 ialah 6.477.087 Liter/hari, dengan standar jumlah produksi sampah 3 Liter/orang/hari.

E. Kebutuhan Investasi Prasarana Air Bersih

Sampai saat ini kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh memanfaatkan sungai (air permukaan) dan air tanah. Pelayanan sistem perpipaan dilakukan oleh PDAM Kabupaten Aceh Jaya. Jumlah debit air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh saat ini ialah sebesar 1.500 Liter/detik. Dimana, pemenuhan kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh dipenuhi oleh:

 PDAM Kabupaten Aceh dengan debit air 370 L/dtk.

Tingkat pelayanan air bersih oleh PDAM sampai saat ini baru ± 31%, dengan jumlah sambungan pelayanan air bersih sebanyak 1,557 unit, dipenuhi oleh PDAM tirta Mon Mata Kabupaten Aceh Jaya. Cakupan pelayanan air bersih sudah melayani sebagian populasi di Kecamatan Aceh Jaya. Wilayah

pelayanan diupayakan diperluas lagi ke Kecamatan yang belum terlayani, tetapi sampai saat ini yang terlayani baru 6% saja dari total wilayah yang akan dikembangkan pelayanannya.

Perhitungan kebutuhan air bersih Kabupaten Aceh sampai tahun 2016 ialah sebesar 3.249 Liter/detik, dengan asumsi kebutuhan air bersih per hari ialah 130 Liter/orang/hari. Rencana pengembangan prasarana air bersih dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air bersih pada masa sekarang dan akan datang. Adapun rencana pengembangan yang ditetapkan ialah: 1. Pengendalian pengambilan sumber air tanah, agar jumlah debit yang digunakan dapat

disesuaikan dengan kapasitas pelayanan sumber air:

(12)

 Pengadaan sumur resapan, terutama bagi para developer perumahan formal untuk menjaga ketersediaan air bersih dan mengurangi pengambilan air tanah secara besar-besaran, dengan memperhatikan dan mempertahankan daya tampung sumur resapan yang ada.

2. Perlu dilakukan feasibility study Situ Krueng Sabee sebagai sumber air baku Kabupaten Aceh melalui sistem perpipaan.

3. Mengembangkan sumber air baku (air permukaan maupun air tanah) Kabupaten Aceh, melalui strategi:

 Mempertahankan sumber air baku (air permukaan maupun air tanah) Kabupaten Aceh.

 Pengendalian pencemaran air permukaan maupun air tanah.

4. Peningkatan pelayanan air bersih sistem perpipaan, melalui insetif tindakan:

 Pengembangan sumber air baku baru.

 Menawarkan peluang investasi kepada investor dari dalam maupun luar negeri. 5. Peningkatan cakupan wilayah pelayanan air bersih, melalui strategi:

 Penambahan jumlah sambungan pipa air bersih ke unit-unit rumah.

 Pengembangan jaringan perpipaan baru.

6. Pengendalian water loss melalui monitoring meteran air. Hal ini diupayakan untuk mencegah dan meminimalisir water loss (kehilangan air) yang sudah mencapai 25% dari kapasitas layanan PDAM Tirta Mon Mata Kabupaten Aceh.

7. Antisipasi perkembangan kebutuhan pelayanan air bersih, melalui penerapan strategi:

 Antisipasi jumlah kebutuhan air berupa pemanfaatan sumber air baku baru.

 Pengolahan air limbah non black water menggunakan teknologi, sehingga dapat digunakan lagi.

 Pengembangan penyediaan air bersih sistem perpipaan sebagai upaya untuk penghematan debit air yang digunakan.

 Pembangunan sumur serapan/waduk-waduk pada kawasan perumahan.

(13)

8. Rencana Pengembangan Sistem Pelayanan Air Bersih

 Pelestarian sumber air.

 Penerapan sanksi yang ketat terhadap pembuangan limbah oleh industri di sekitar sumber air.

 Penataan kembali koridor sepanjang saluran sumber air dari keberadaan perumahan kumuh.

 Penataan kembali saluran air melalui upaya pembersihan sungai dari lumpur, tanaman eceng gondok, alang-alang, maupun sampah.

 Meningkatkan kerjasama dengan pihak lain, melalui insentif strategi:

 Kerjasama dengan pihak industri, melalui ketentuan industri harus berupaya membantu

(14)

RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) PROGRAM INVESTASI

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG PU/CIPTA KARYA

Nomor :

PROVINSI : ACEH

KABUPATEN/KOTA : KABUPATEN ACEH JAYA

Bersadarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah abupaten/Kota. Penyediaan infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil kebijakan dengan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami menyadari bahwa diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam konteks kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami menyepakati untuk melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya pada tahun 2014 - 2018.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari Rabu Tanggal 1 September 2011, kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya pada tahun 2014 - 2018 sebagaimana terlampir pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun-tahun berikutnya Demikian Program Kerja ini kami buat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya percepatan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya yang berkelanjutan.

BUPATI KABUPATEN ACEH JAYA

Ir. AZHAR ABDURRAHMAN

KETUA DPRK KABUPATEN ACEH JAYA

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan kali ini akan mengkaji lebih dalam lagi mengenai pengertian pasar modal, tujuan pasar modal, fungsi pasar modal, tujuan pasar modal, manfaat pasar modal, macam macam

Hasil kajian ini mendapati antara uslūb dakwah yang terdapat dalam puisi beliau ialah uslūb jenaka, mengelak berdebat dengan orang yang kurang cerdik, berdebat dengan

Hasil dari penelitian Pengembangan Media Kalkulator Ajaib Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III MI Al-Azhaar Bandung Tulungagung memenuhi kriteria valid dengan hasil uji ahli

Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan nilai, tujuan dan.. keyakinan

1.5.2 Ayu W uryanti, t elah m elakukan pe nelitian s ebelumnya pa da t ahun 2010 dengan j udul “ Hubungan A nemia da lam ke hamilan de ngan p erdarahan postpartum karena atonia

Hadikusuma, Hilman, 1992, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia , Bandung: CV.. Hamdan, 2012, Alasan Penghapus Pidana Teori dan Studi Kasus, Medan:

Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung aktivitas kerja dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam

[r]