KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI
6.1. Kerangka Kelembagaan
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan
prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat
dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin
keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih
dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat
propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan
fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan
memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan
prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit
organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten/Kota perlu dioptimalisasi dan
dikoordinasikan serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan
kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna
tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan
prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dll
Secara umum Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Buton Utara terdiri Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, 9 Lembaga Teknis berbentuk Badan, 21 Lembaga Teknis berbentuk
Dinas, 2 Lembaga Teknis berbentuk Kantor, 6 Kelembagaan Tingkat Kecamatan, dan 30
Kelembagaan Tingkat Kabupaten
6.1.1. Kondisi Kelembagaan Kabupaten Buton Utara
Peningkatan kapasitas kelembagaan di daerah sangat mendukung proses pembangunan
yang berkelanjutan dengan harapan target pembangunan akan tercapai. Beberapa lembaga
daerah yang ikut serta dalam proses pembangunan di bidang keciptakaryaan adalah seperti
Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi, Dinas Tata Ruang, Kebersihan,
Pertamanan, Pemakaman, dan Pemadam Kebakaran (TRKP3K), Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal (BAPPEDA dan PM), Badan Lingkungan
Hidup (BLH).
BAB
Berikut ini akan dibahas tentang tugas pokok dan fungsi Lembaga – lembaga daerah terkait
dalam mendukung pembangunan di bidang Kecipta karyaan.
1. Dinas Pekerjaan Umum
Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Buton
Utara dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan
Umum Sub. Dinas Cipta Karya Kabupaten Buton Utara yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati Buton Utara nomor 417 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton Utara sesuai dengan kewenangan
desentralisasi di daerah.
Visi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Buton Utara adalah “ Terwujudnya
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penertiban Pengelolaan Pembangunan secara Terpadu dan berkesinambungan” dengan didukung oleh 5 (lima) Misi yaitu:
a. Merumuskan dan Merencanakan Kebijaksanaan Teknis Pembangunan;
b. Melaksanakan Pembinaan dalam Pelaksanaan Pengelolaan Pembangunan;
c. Melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian Teknis Sesuai Fungsi Instansi
Pekerjaan Umum;
d. Melakukan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Kegiatan dan Mengadakan
Penyempurnaan Lebih Lanjut;
e. Pengelolaan Administrasi Ketatausahaan dengan Pelayanan Prima;
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas
tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis.
Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Buton Utara terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Bagian Tata Usaha:
1) Sekretaris
2) Sub Bagian Umum dan kepegawaian;
3) Sub Bagian Keuangan.
4) Sub Bagian Perencanaan
c. Bidang Cipta Karya:
1) Kabid Cipta Karya
2) Seksi Perumahan dan Bangunan Gedung;
d. Bidang Tata Ruang:
1) Kabid Tata Ruang
2) Seksi Penataan Ruang Pengembangan kawasan dan perizinan
3) Seksi Penataan pengukuran, registrasi dan pengawasan
e. Bidang Survey dan Pendataan
1) Kabid Survey dan Pendataan
2) Seksi Survey dan Program
3) Seksi Monitoring dan Evaluasi
f. Bidang Bina Marga
1) Kabid Bina Marga
2) Seksi Peralatan dan Pengembangan
3) Seksi Pembangunan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
g. Bidang Sumber Daya Air
1) Kabid Sumber Daya Air
2) Seksi Pembangunan, Pengairan, Rawa, Sungai dan pantai
3) Seksi Pemeliharan sarana dan prasarana sumber daya air
h. Bidang Jasa Konstruksi
1) Kabid Jasa Konstruksi
2) Seksi Pemberdayaan Jasa konstruksi
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal (BAPPEDA dan
PM)
Sesuai dengan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal dan Penanaman Modal sebagaimana
Peraturan Bupati Buton Utara nomor 30 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan dan Penanaman Modal Kabupaten Buton
Utara disebutkan dalam Pasal 2 (BAB II, Kedudukan, Tugas dan Fungsi ) bahwa :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal merupakan
unsur perencanaan penyelenggaraan daerah.
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah, statistic daerah, penelitian dan pengembangan
daerah, dan penanaman modal.
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal dan Penanaman
Modal dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perencanaan Pembangunan, Statistik,
Penelitian dan Pengembangan Daerah, serta Penanaman Modal.
b. Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Pembangunan, Statistik, Penelitian dan
Pengembangan Daerah, serta Penanaman Modal.
c. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di Bidang Perencanaan Pembangunan, Statistik,
Penelitian dan Pengembangan Daerah, serta Penanaman Modal.
d. Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.
e. Pengkoordinasiaan Pelaksanaan tugas pembangunan yang berbasis masyarakat.
f. Pelayanan Penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal dan Penanaman
Modal dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Sesuai Rencana Strategis Bappeda dan PM Kab. Buton Utara Tahun 2010 –
gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Bappeda - PM Kabupaten
Buton Utara yaitu : “Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sehat Menuju Buton Utara Maju dan Mandiri 2015”
Sehat mengandung pengertian sebagai berikut :
a Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas. Perencanaan pembangunan
daerah dapat dikatakan berkualitas apabila memenuhi kriteria, sebagai berikut :
Berbasis kondisi lokal : Perencanaan pembangunan didasarkan pada potensi
lokal
dan untuk menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan lokal. Hal ini
dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah akomodatif terhadap
dinamika dan aspirasi masyarakat.
Mendukung perencanaan pembangunan nasiona dan regional : Perencanaan
pembangunan daerah mengacu pada kerangka dan arah perencanaan
pembangunan nasional guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan
nasional.
Akomodatif terhadap dinamika global : Perencanaan pembangunan daerah
dilandaskan pada kerangka pikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal
(think globally act locally). Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan
daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan daerah
sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan masyarakat menghadapi
arus globalisasi.
b Perencanaan Pembangunan Daerah yang Sinergis, apabila pelaksanaan proses
perencanaan pembangunan dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
informasiinformasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Institusi perencana
harus mampu mengkoordinasikan proses perencanaan pembangunan secara intensif
dan menyeluruh, tidak hanya bertindak sebagai “penampung” berbagai usulan dari
SKPD lain, tetapi harus mampu melakukan kajian dan analisis dalam rangka
merumuskan dan mengevaluasi program perencanaan pembangunan daerah.
Bappeda Kabupaten Buton Utara memiliki 2 (dua) pendekatan perencanaan sesuai
dengan instrumen pembangunan yaitu aspek keruangan (kewilayahan) dan non
keruangan (bidang/sektor pembangunan), dimana orientasinya menekankan pada
suatu perpaduan dan keseimbangan kedua pendekatan yaitu pendekatan
spatial/kewilayahan dan pendekatan bidang/sektor pembangunan serta adanya
Buton Utara selaku institusi perencana berperan sebagai pelaksana fungsi
manajemen di bidang perencanaan dan bertanggungjawab atas hasil perencanaan
sebagai wujud manifestasi dan pelaksanaan manajemen pembangunan.
c Perencanaan Pembangunan Daerah yang Partisipatif, yaitu proses perencanaan
pembangunan yang mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan aspirasi
masyarakat sehingga menghasilkan konsensus bersama menuju perubahan yang
lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Partisipasi aktif tersebut secara langsung
maupun tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap perencanaan
pembangunan.
d Perencanaan Pembanguan Daerah yang Akuntabel, apabila dalam melaksanakan
proses perencanaan dilakukan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun
kualitas dan sistematis. Akuntabillitas juga berarti menyelenggarakan perhitungan
(account) secara rasional terhadap sumber daya yang digunakan dan konsistensi
terhadap hasil-hasil perencanaan yang sudah disepakati serta dilakukan secara
terarah, berurutan, berlanjut dan berkesinambungan mengikuti mekanisme, proses,
dan prosedur normatif sesuai peraturan perundangan dan kaidah akademik yang
berlaku.
Guna mewujudkan Visi Bappeda Kabupaten Buton Utara 2010-2015 di atas,
maka disusunlah misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman
Modal Kabupaten Buton Utara dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang
perencanaan pembangunan daerah.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan.
3. Memantapkan sistem perencanaan pembangunan daerah.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penelitian pembangunan daerah.
Penjelasan masing-masing misi sebagai berikut :
Misi Kesatu
Sebagai “motor” penggerak perencanaan, SDM perencana pembangunan
menjadi sangat penting, dan menjadi kunci keberhasilan proses perencanaan
pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung pada kemampuan dan
keahlian para perencana secara teknis maupun kemampuan lain yang bersifat
intersektoral, multidisipliner, dan berpikir komprehensif. Peningkatan kualitas
beban tugas masing-masing dalam organisasi. Peningkatan profesionalisme
merupakan upaya peningkatan kinerja berkait dengan kesetiaan, logika dan etika.
Misi Kedua
Perencanaan pembangunan daerah merupakan sub sistem dari sistem
perencanaan pembangunan nasional. Sistem perencanaan pembangunan
mengedepankan pada pendekatan perencanaan partisipatif yang berlandaskan pada
prinsip keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan.
Pemantapan sistem perencanaan pembangunan daerah ditempuh dengan
mengedepankan partisipasi aktif stakeholders agar mampu menghasilkan
perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif, dan holistik atau menyeluruh,
sehingga mampu memberikan arah kebijaksanaan pembangunan dan menciptakan
iklim kondusif bagi keterlibatan aktif stakeholders dalam keseluruhan proses
pembangunan daerah.
Misi Ketiga
Institusi perencana harus berperan sebagai pelaksana fungsi manajemen
dalam bidang perencanaan. Institusi perencanaan pembangunan harus mampu
mengkoordinasikan proses perencanaan pembangunan daerah secara intensif dan
menyeluruh serta melakukan kajian/analisis dalam rangka pengendalian perencanaan
yang telah dirumuskan.
Misi Keempat
Peningkatan pelayanan merupakan upaya terwujudnya pelayanan prima. Oleh
karena itu, institusi perencana pembangunan harus dapat meningkatkan kemampuan
menyediakan data atau informasi pembangunan dengan cepat, tepat dan akurat.
Dalam menjalankan visi dan misi diatas, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Buton Utara ditopang oleh struktur
organisasi sebagai berikut :
1. Unsur Pimpinan yaitu : Kepala Badan
2. Unsur Pembantu Pimpinan yaitu : Sekretaris yang terdiri dari 3 sub bagian yaitu :
Sub Bagian Perencana
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya yang terdiri dari 2 sub bidang yaitu :
Sub Bidang Ekonomi
Sub Bidang Sosial Budaya
b. Bidang Fisik dan Prasarana yang terdiri dari 2 sub bidang yaitu :
b Bidang Fisik
e. Bidang Penelitian dan Pengembangan yang terdiri dari 2 sub bidang yaitu :
d. Bidang Penanaman Modal yang terdiri dari 2 sub bidang yaitu :
STRUKTUR ORGANISASI
3. Badan Lingkungan Hidup
Di Era Otonomi Daerah, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Dearah
Kebupaten Buton Utara terbentuk berdasarkan Perda No. 17 tahun 2000 tanggal 30
Desember 2000 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga – Lembaga Teknis
Kabupaten Buton Utara. Kemudian ditindak lanjuti dengan Keputusan Bupati Buton
Utara Nomor 48 tahun 2001 tanggal 26 Februari 2001 tentang Kedudukan, Tugas
Pokok, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kinerja Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007, tentang Organisasi
Perangkat Daerah ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Buton Utara
Nomor 16 tahun 2007 tentang Pembantukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah,
tanggal 13 Desember 2008 berubah nama menjadi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Buton Utara didingkat BLH Kabupaten Buton Utara.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara mempunyai tugas membantu
Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup dan
mempunyai fungsi dalam perumusan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan
lingkungan hidup serta sebagai pelayanan penunjang pemerintahan Kabupaten Buton
Utara.
Visi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara adalah : “Terwujudnya Kualitas Lingkungan Yang Serasi dan Seimbang Melalui Peningkatan Kemitraan Lingkungan Yang Bertumpu pada Pelestarian Fungsi Ekosistem dan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan“.
Visi ini disusun atas dasar komitmen bersama Lembaga Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara untuk memenuhi tuntutan dan dinamika
masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan yang dilaksanakan secara bertahap
dan berkelanjutan.
Rendahnya kualitas lingkungan bila dibandingkan dengan tanggung jawab
Pemerintah Daerah dalam memperhatikan kepentingan masyarakat merupakan
tantangan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara untuk bisa
menunjukan kinerja. Dengan penyeKulisusun pengelolaan kewenangan dan
kemampuan kepada Daerah termasuk kewenangan pengelolaan lingkungan hidup
berdasarkan Undang-Undang pengelolaan lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009
32 Tahun 2009, Daerah Otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.
Rendahnya PAD Kabupaten Buton Utara bila dibandingkan dengan tanggung
jawab Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan untuk peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, maka Sumber Daya Alam (SDA) menjadi
perhatian utama, dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Dengan demikian
keseimbangan lingkungan akibat dampak dari pada eksploitasi Sumber Daya Alam
(SDA) akan semakin dirasakan oleh masyarakat. Hal ini merupakan tantangan Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara untuk bisa menunjukan kinerja
sehingga Kabupaten Buton Utara dengan potensi Sumber Daya Alamnya (SDA) dapat
dikelola secara optimal dan dengan langkah – langkah konkrit serta realitas,
berwawasan lingkungan dengan pedoman pada visi.
Untuk mewujudkan Visi Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buton Utara
ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Untuk mewujudkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara manusia
dan lingkungan yang dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
2. Melestarikan fungsi ekosistem dan mewujudkan lingkungan yang lestari melalui
upaya pemulihan lingkungan.
3. Melaksanakan koordinasi dan kemitraan dengan stake holders dalam pengelolaan
lingkungan.
4. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan dan Aparatur.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas
tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis.
Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Lingkungan Hidup
Kab. Buton Utara Kabupaten Buton Utara terdiri dari:
a. Kepala badan
b. Sekretariat
Kasubbag Kepegawaian dan umum Kasubbag perencanaan
Kasubbag keuangan
d. Bidang Pengawasan dan pengendalian Seksi pengendalian
Seksi perizinan
SEKRETARIAT
Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Gambar 7.3. Struktur Organisasi BLH Kab. Buton Utara (Sumber : Renstra BLH
6.1.2. Potensi dan terkait dengan Organisasi dan Tatalaksana pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya.
1. Masalah Yang Dihadapi
Bappeda dan PM Kab. Buton Utara
Berdasarkan Renstra Bappeda dan PM Kab. Buton Utara 2010 – 2015, beberapa
masalah yang dihadapi Bappeda dan PM Kab. Buton Utara yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur mekanisme
perencanaan;
2. Masih adanya persepsi yang salah terhadap posisi Bappeda - PM Kabupaten
Buton Utara sebagai lembaga perencanaan;
3. Belum mantapnya mekanisme perencanaan antara Bappeda - PM Kabupaten
Buton Utara dengan SKPD dan antar SKPD;
4. Mengendurnya semangat masyarakat akibat dari menurunnya kepercayaan
terhadap jaminan kepastian akan direalisasikannya rencana;
5. Lemahnya kapasitas kelembagaan perencanaan di tingkat basis yang
menyebabkan kurang efektifnya proses perencanaan dan berakibat pada
tumbuhnya perilaku nerabas (shortcutting);
6. Internal birokrasi: lemahnya koordinasi dan masih adanya ego sektoral antar
SKPD; rendahnya kapasitas dan komitmen SKPD pada proses perencanaan;
7. Internal Bappeda - PM Kabupaten Buton Utara belum mampu menyediakan
standard operating procedure (SOP) perencanaan, alat-alat praktis analisis
kelayakan kegiatan yang kredibel; belum meratanya kapasitas analitik SDM
perencanaan; belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data, teknologi
informasi dan komunikasi, penelitian dan pengembangan, serta pengendalian
perencanaan pembangunan.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Buton Utara
Berdasarkan Renstra BLH Kab. Buton Utara 2010 – 2015, beberapa masalah yang
dihadapi BLH Kab. Buton Utara yaitu sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan terhadap Undang-Undang Lingkungan Hidup yang belum
diikuti dengan peraturan pendukung lainnya mengakibatkan akan terjadinya
keterlambatan di dalam penyusunan Rencana Peraturan Daerah tentang
2. Banyaknya instrumen baru didalam Undang-Undang Lingkungan Hidup
mengakibatkan perlunya perencanaan yang lebih matang di dalam pelaksanaan
kewenangan di bidang lingkungan hidup.
3. Kurangnya aparat yang profesional di bidang penegdalian dampak lingkungan.
4. Belum akuratnya data – data sebagai bahan pengambilan keputusan.
5. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan.
6. Terbatasnya dana pengendalian dampak lingkungan daerah.
2. Analisis Permasalahan
Bappeda dan PM Kab. Buton Utara
Dalam melakukan analisis permasalahan Bappeda - PM Kabupaten Buton
Utara, menggunakan telaahan SWOT . Telahan ini menganalisis faktor-faktor kekuatan, kendala/kelemahan, peluang, tantangan/ancaman.
I. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
a. Peluang yang dapat dimanfaatkan, antara lain :
1. Dukungan Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap pelaksanaan
perencanaan pembangunan di daerah.
2. Terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan mutu Sumber Daya
Manusia melalui penyelenggaraan / pegiriman untuk menempuh
pendidikan maupun pelatihan gelar maupun non gelar.
3. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan.
4. Ketersediaan dan kesanggupan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
maupunperguruan tinggi untuk terlibat sebagai mitra kerja dalam proses
perencanaan pembangunan daerah.
5. Perkembangan wilayah yang pesat akibat pengaruh pelaksanaan
pembangunan.
b. Tantangan/ancaman yang perlu diantisipasi, antara lain :
1. Munculnya berbagai kebijakan nasional yang berdampak pada perubahan
kebijakan daerah secara mendadak sehingga menyebabkan inkonsistensi
perencanaan pembangunan didaerah.
2. Terdapatnya pertentangan/ketidak sesuaian antara peraturan perundangan
perundangan lainnya yang berkaitansehingga berdampak terhadap
mekanisme perencanaan pembangunan daerah.
3. Belum optimalnya hasil perencanaan pembangunan karena masih
terdapatnya tumpang tindih perencanaan yang dilakukan oleh
Badan/Dinas/Kantor.
4. Belum adanya keterbukaan dan kemudahan akses informasi untuk
kepentingan perencanaanpembangunan.
5. Perubahan paradigma perencanaan pembangunan yang menuntut
perencana sebagai fasilitator dan mediator dalam menata inisiatif
masyarakat.
6. Belum optimalnya kegiatan evaluasi pelaksanaan pembangunan dalam
memberikan konstribusi terhadap penyusunan kegiatan perencanaan
selanjutnya.
II. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGI INTERNAL
a. Kekuatan yang bisa digunakan, antara lain :
1. Keberadaan Bappeda - PM Kabupaten Buton Utara sebagai lembaga
perencanaan pembangunan daerah.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Nasional yang mengatur kewenangan perencanaan dan menyusun evaluasi
rencana pembangunan berdasarkan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
3. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang profesional dan berkualitas.
4. Dokumen-dokumen perencanaan yang disusun oleh Bappeda - PM
Kabupaten Buton Utara ebagai acuan dalam perencanaan pembangunan
daerah.
5. Perencanaan pembangunan daerah sudah dilaksanakan sesuai mekanisme
yang diatur dalam peraturan perundangan.
b. Kendala/kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Kelembagaan perencanaan daerah yang belum optimal.
2. Koordinasi perencanaan antar satuan kerja yang masih lemah.
3. Terbatasnya sarana-prasarana pendukung perencanaan pembangunan
6.1.3. Analisis
Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor kekuatan, kendala/kelemahan,
peluang,tantangan/ancaman serta dengan analisis SWOT diperoleh alternatif-alternatif strategi jangka menengah Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara melalui
pengelompokan sebagai berikut :
1. Strategi memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang;
2. Strategi menanggulangi kendala/kelemahan dengan memanfaatkan peluang;
3. Strategi memakai kekuatan untuk menghadapi tantangan/ancaman;
4.Strategi memperkecil kendala/kelemahan dan menghadapi tantangan/ancaman.
Dari hasil analisis yang dilaksanakan, dengan membandingkan antara faktor
eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) maka posisi Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara berada pada kuadran I (agresif), karena perbandingan antara faktor-faktor tersebut
masih bernilai positif. Posisi Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara pada Kuadran I
merupakan kondisi yang menguntungkan, karena Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(growth oriented strategy).
Walaupun posisi Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara sangat menguntungkan
dan mendukung pengembangan Bappeda dan PM Kabupaten Buton Utara sebagai lembaga
perencanaan pembangunan daerah tetapi nilai positif tidak terlalu dominan sehingga
pengaruh kelemahan maupun ancaman masih perlu di perhatikan.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Buton Utara
Berdasarkan Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara Tahun 2010 –
2015 terdapat faktor penghambat sebagai kelemahan (weaknesses) dan
faktor-faktor pendorong sebagai kekuatan (strenghts) sebagai berikut:
a. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan yang dihadapi Badan Lingkungan Hidup (BLH) antara lain sebagai
berikut :
- Kurangnya aparat yang profesional di bidang penegdalian dampak
lingkungan.
- Belum akuratnya data – data sebagai bahan pengambilan keputusan.
- Terbatasnya dana pengendalian dampak lingkungan daerah.
b. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan adalah situasi kemampuan internal yang bersifat positif dan
memungkinkan organisasi untuk mencapai keuntungan strategis dalam mencapai
sasaran. Kekuatan yang ada di Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buton
Utara dalam upaya mencapai tujuan organisasi adalah sebagai berikut:
- Tersedianya produk perundang – undangan yang mendukung kegiatan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah.
- Tersedianya potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
didaerah sebagai obyek dan subyek pengendali lingkungan.
- Adanya keinginan dan komitmen yang kuat untuk segera dilakukan
percepatan pembangunan di bidang pengendalian lingkungan secara
komprehensif.
- Adanya situasi daerah yang kondusif
- Adanya minat aparat untuk meningkatkan kemampuan/keahlian dibidang
pengendalian dampak lingkungan secara berkesinambungan.
6.1.4. Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi (berdasarkan sk)
1. Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPIJM
Susunan satuan tugas (satgas) pendampingan tingkat Kabupaten Buton Utara untuk
penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Tahun 2013 – 2017, Tahun Anggaran 2013 (terlampir SK Satgas Revisi
RPIJM Cipta Karya Tahun 2013 – 2017, TA. 2012), terdiri dari :
I. TIM PENGARAH :
1. Bupati Buton Utara
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Buton Utara
3. Kepala Bappeda dan PM Kab. Buton Utara
4. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Buton Utara
5. Kepala Dinas PPKAD Kab. Buton Utara
II. TIM PELAKSANA :
Ketua : Kabid. Fisik dan Prasarana Bappeda-PM Kab.Buton Utara
Wakil Ketua : Kabid Cipta Karya Dinas PU Kab. Buton Utara
Anggota : 1.Kasubdin Tata Ruang Dinas PU Kab. Buton Utara
2. Kabid Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Kab. Buton
Utara
3. Kabid Litbang Bappeda-PM Kab. Buton Utara
4. Kabid. Ekososbud Bappeda dan PM Kab. Buton Utara
5. Kasubdin. Anggaran DPPKAD Kab. Buton Utara
6. Direktur Teknik PDAM Kab. Buton Utara
7. Ka.Subid. Infrastruktur Bappeda-PM Kab. Buton Utara
8. Kasi. Perumahan dan Bangunan Dinas PU Kab. Buton Utara
9. Kasi. Sarana Air Bersih Dinas PU Kab. Buton Utara
10. Kasi. Air Tanah Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Buton
Utara
11. Kepala Seksi Pengembangan Sistem Informasi Geografis
Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Buton Utara.
11. Ka.Subid. Pengelolaan Limbah Domestik dan B-3
12. Ka.Subbag Perencanaan Bappeda dan PM Kab. Buton Utara
III. TIM SEKRETARIAT :
1. Staf Bidang Fispra Bappeda-PM Kab. Buton Utara (2 orang)
2. Staf Bidang Cipta Karya Dinas PU Kab. Buton Utara (2 orang)
Satuan Tugas (Satgas) diatas terdiri mempunyai tugas sebagai berikut :
A. TIM PENGARAH, mempunyai tugas
1. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan
Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton Utara Tahun 2013 – 2017;
2. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan
instansi mitra kerjasama di dalam dan diluar Kabupaten Buton Utara;
3. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan antara Kabupaten dan
Propinsi;
4. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak
B. TIM PELAKSANA, mempunyai tugas:
1. Melaksanakan tugas pendampingan Revisi RPIJM Bidang Cipta Karya
Kabupaten Buton Utara Tahun 2013 – 2017;
2. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya
manusia di tingkat Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJM di
tingkat Kabupaten;
3. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Kabupaten yang akan
dihasilkan dari proses pendampingan ini, untuk tahun anggaran 2012
yang telah disiapkan oleh Pemerintah Daerah tanpa melalui program
pendampingan;
4. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus
menerus pendampingan RPIJM Kabupaten.
C. TIM SEKRETARIAT, mempunyai tugas:
1. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan
logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;
2. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPIJM Kabupaten, dan Propinsi;
3. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana.
2. Diagram Hubungan Antar Instansi
Dalam rangka pelaksanaan, pengelolaan dan pengembangan RPIJM maka setiap
instansi terkait RPIJM Cipta Karya mempunyai tugas dan fungsi masing-masing
Bappeda dan PM Kab. Buton Utara sebagai lembaga yang mengkoordinasikan
perencanaan pembangunan dan penanaman modal bertugas dalam pada tingkat
perumusan rencanan dan tingkat perumusan program yang meliputi menyusun
strategi pembangunan kabupaten, dialog rencana, riset and development prasarana
dan sarana, analisis permasalahan bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Badan
Lingkungan Hidup. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan proyek/investasi
pembangunan (eksekusi kegiatan) dikendalikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kab.
Buton Utara yang meliputi kegiatan-kegiatan antara lain DED, penilaian prioritas
pelaksanaan proyek, penilaian kelayakan program investasi serta memorandum
PM Kab. Buton Utara guna memfasilitasi dalam hal penganggaran bersamam
Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kab. Buton Utara
6.2. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi ini berisikan gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan
regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya
pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Untuk lebih jelas mengenai kerangka
Tabel 6.1. Kerangka Regulasi
NO ARAHAN REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN
PENELITIAN
Daerah tidak memandang penting nya RPIJM sebagai dokumen usulan program pembangunan RPIJM belum dijadikan acuan dalam pembangunan
daerah
Kurang nya koordinasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur
Kurang nya koordinasi antara Bappeda sebagai leading sector penyusunan RPIJM dengan SKPD/lembaga lainya yang terkait perencanaan, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan