• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pujangga besar Yunani, Horatius dalam bukunya Ars Poetica (dalam A. Teeuw, 1988:183) menyatakan bahwa tujuan penyair menulis sajak adalah memberi nikmat dan berguna (dulce et utile). Sesuatu yang memberi nikmat atau kenikmatan berarti sesuatu itu dapat memberi hiburan, menyenangkan, menenteramkan, dan menyejukan hati yang susah. Sesuatu yang berguna adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat, kegunaan, dan kehikmahan. Seorang pengarang dalam menciptakan karya sastra melalui proses kreatif yang bersifat imajinatif. Rachmat Djoko Pradopo (2003:113) karya sastra dicipta oleh pengarang tidak terlepas dari masyarakat dan budayanya. Dalam menciptakan karyanya, seorang pengarang seringkali menonjolkan kekayaan budaya masyarakat, suku bangsa, atau bangsanya.

Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Prosa fiksi (termasuk di dalamnya cerpen) adalah kisahan cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi penceritanya (Aminuddin, 2004:66). Menurut Henry Guntur Tarigan (1992:177), cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) isi dari cerpen singkat, padu, dan intensif; 2) unsur utama cerpen yaitu adegan, tokoh dan gerak; 3) bahasanya tajam, sugestif dan menarik perhatian; 4) harus mempunyai seorang pelaku utama; 5) harus mempunyai efek atau kesan yang menarik; 6) harus menimbulkan satu efek dalam pikiran pembaca; 7) bergantung pada satu situasi dan menyajikan satu emosi; memberikan impresi tunggal dan satu kebulatan efek.

(2)

Berdasar atas pendapat-pendapat tersebut, sebuah karya sastra ada kecenderungan mengangkat tema persoalan-persoalan manusia yang kerap dihadapi. Ketertarikan pengarang dalam suatu tema persoalan hidup menentukan tema karya yang diciptakan, hal ini dikarenakan pemilihan tema suatu karya bersifat subjektif. Pengarang dalam suatu karya sastra memasukkan ideologi dan pemikiran-pemikirannya sehingga penikmat karya sastra tersebut dapat memahami dan mengikuti ideologi dan pemikiran sang pengarang. Beberapa pengarang mempertahankan tema yang disukai dalam mayoritas karya-karyanya. Misalnya, Sujiwo Tejo yang mengusung tema kritik sosial.

Agus Hadi Sudjiwo (lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962) atau lebih dikenal dengan nama Sujiwo Tejo adalah seorang budayawan Indonesia. Ia pernah mengikuti kuliah di Intitut Teknologi Bandung (ITB), namun kemudian mundur untuk meneruskan karier di dunia seni yang lebih disenanginya. Sujiwo Tejo sempat menjadi wartawan di harian Kompas selama delapan tahun lalu berubah arah menjadi seorang penulis, pelukis, pemusik, dan dalang. Ia juga sempat menjadi sutradara dan bermain dalam beberapa film seperti Janji Joni dan

Detik Terakhir. Selain itu dia juga tampil dalam drama teatrikal KabaretJo yang

merupakan akronim "Ketawa Bareng Tejo". Dalam aksinya sebagai dalang, dia suka melanggar berbagai pakem seperti Rahwana dibuatnya jadi baik, Pandawa dibikinnya tidak selalu benar dan sebagainya. Ia seringkali menghindari pola hitam putih dalam pagelarannya (Sujiwo Tejo, 2011).

Sujiwo Tejo termasuk dalam sastrawan Indonesia yang dibuktikan pada tahun 1980, dia menulis puisi dan cerita pendek (cerpen) yang dimuat di berbagai majalah hiburan, misalnya majalah Gadis dan Anita Cemerlang. Pada majalah

(3)

Anita Cemerlang, pengarang lain yang turut menyumbangkan karyanya pada majalah tersebut adalah Agus Noor, Leila Chudori, dan Gustaf Sakai (Yurnaldi, 2009). Sujiwo Tejo pada tahun 1986-1991 menjadi pengisi acara Sastra Humor di

Sponsor of the Literature of Humor in Continental FM Radio, Radio Estrelita, dan

Radio Ardan (Sujiwo Tejo, 2011).

Cerpen-cerpen Sujiwo Tejo yang pernah ditulis tahun 1980-an dicetak ulang pada 2012 dalam buku yang berjudul Jiwo J#ncuk. Di tahun yang sama, diterbitkan buku kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo. Karya-karya tersebut dikategorikan sebagai cerpen mengingat dalam tulisan-tulisan tersebut terdapat unsur-unsur pembentuk cerpen. Unsur-unsur tersebut merupakan kriteria yang ditentukan oleh Henry Guntur Tarigan pada buku Menulis Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa tahun 1992.

Objek kajian penelitian ini adalah kumpulan cerpen dari Sujiwo Tejo yang berjudul Lupa Endonesa. Lupa Endonesa merupakan buku keenam dari Sujiwo Tejo yang dicetak pertama kali pada September 2012. Karya ini merupakan sebuah karya yang sarat akan kritik sosial yang terjadi pada saat karya tersebut ditulis. Karya-karya dalam Lupa Endonesa merupakan pencerminan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia yang dianalogikan pada tokoh-tokoh pewayangan, tokoh-tokoh di masyarakat, dan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat di Indonesia.

Buku kumpulan cerpen Lupa Endonesa diklasifikasikan menjadi enam

bagian. Pada bagian pertama, Cinta Tanah Air terdiri lima cerpen. Pada bagian kedua, Dasar Manusia terdiri lima cerpen. Pada bagian ketiga, Lupa-Lupa Ingat

(4)

Pada bagian kelima, Kecanduan Berharap terdiri empat cerpen. Pada bagian keenam, Negeri Mimpi terdiri enam cerpen. Buku tersebut terdapat tiga puluh cerpen. Sujiwo Tejo memaparkan pikiran-pikiran ngawur-nya setiap cerita yang terdapat pada kumpulan cerpen tersebut. “Dengan bahasa terselubung dan melibatkan Ponokawan, Jiwo menyentil banyak pihak dengan cerdas. Menohok, nyeleneh, tapi banyak benarnya. Pemikiran-pemikirannya akan membuat malu banyak pihak, terutama yang lupa bahwa dirinya adalah bangsa Indonesia yang

berbudi pekerti luhur” (Sujiwo Tejo, 2012:ix).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berminat untuk menganalisis kumpulan cerpen Lupa Endonesa. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan sosiologi sastra terhadap karya sastra. Objek kajian sosiologi sastra adalah karya sastra, sedangkan sosiologi berguna untuk memahami gejala sosial yang ada dalam sastra, baik penulis, fakta sastra, maupun pembaca dalam relasi dialektiknya dengan kondisi masyarakat yang menghidupi pengarang, serta masyarakat yang digambarkannya.

Swingewood (dalam Suwardi Endraswara, 2013: 117) menyatakan bahwa membahas karya sastra secara sosiologis paling tidak meliputi dua hal, yaitu (1) mencermati faktor-faktor sosial yang masuk dalam sastra dan (2) menghubungkan struktur sastra dengan masyarakat. Penelitian ini akan mengkaji masalah-masalah sosial dan kritik sosial pengarang dalam kumpulan cerpen Lupa Endonesa.

Pengkajian masalah-masalah sosial pada karya tersebut perlu dikaji mengingat bahwa kritik berfungsi untuk menanggapi permasalahan. Kritik sosial dalam karya ini bertujuan untuk menanggapi masalah-masalah sosial yang ada dalam karya tersebut.

(5)

Lupa Endonesa sarat akan kritik sosial oleh sang pengarang dalam menyikapi permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Sujiwo Tejo terkenal sebagai seorang kritikus sosial. Ia sering tampil dalam acara-acara talkshow di televisi yang membahas peristiwa-peristiwa yang sedang marak terjadi pada masyarakat. Sebagai seorang budayawan, Sujiwo Tejo selalu memberikan kritik-kritik nyeleneh-nya. Kritik tersebut selalu dikaitkan dengan budaya-budaya masyarakat Jawa. Hal ini dikarenakan latar belakang Sujiwo Tejo yang berasal dari Jawa dan profesinya sebagai dalang.

Hasil kebudayaan yang paling menonjol dalam karya tersebut adalah wayang. Hal ini dimunculkan Sujiwo Tejo yang berprofesi sebagai dalang sehingga dia sangat menguasai tentang pewayangan dan membalut karya tersebut dengan menganalogikan tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen tersebut dengan tokoh wayang. Kumpulan cerpen tersebut juga tersirat unsur-unsur budaya Indonesia yang lain, misalnya budaya Bali, Sunda, dan Batak.

Kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo yang sarat akan kritik sosial membuat penulis tertarik untuk menganalisisnya. Masalah-masalah sosial yang mencerminkan perilaku, peristiwa, dan keadaan masyarakat Indonesia menambah ketertarikan penulis dalam penulisan ini. Selain hal tersebut, latar belakang budaya penulis dan pengarang, budaya Jawa, juga menjadi faktor pendorong penulis untuk menelitinya.

B. Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sosial dan kritik sosial pengarang kumpulan cerpen Lupa Endonesa. Kumpulan

(6)

cerpen Lupa Endonesa terdapat tiga puluh cerpen yang mengkritik peristiwa, keadaan dan perilaku masyarakat Indonesia. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil enam cerpen untuk diteliti. Hal ini dikarenakan menurut pengarang, enam cerpen tersebut lebih mewakili dan menonjol dalam kritik pengarang terhadap permasalahan di Indonesia. Enam cerpen tersebut adalah

Lupa Endonesa, Unjuk Rasa Badut-Badut, Pajak di Mantu Akbar, SMS Lebaran

yang Bikin Jengkel, Sumpah Roro Jonggrang pada BBM, dan Surat untuk Ibu

Negara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana masalah-masalah sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen

Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo?

2. Bagaimana kritik sosial Sujiwo Tejo dalam kumpulan cerpen Lupa

Endonesa?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan masalah-masalah sosial yang terdapat pada kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo.

2. Mendeskripsikan kritik sosial Sujiwo Tejo dalam kumpulan cerpen Lupa

(7)

commit to user

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca, baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang dimaksud sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat:

a. Mendeskripsikan masalah-masalah dan kritik sosial yang terdapat

dalam kumpulan cerpen Lupa Endonesa.

b. Memberikan tambahan pengetahuan terutama mengenai penerapan

sosiologi sastra.

c. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan teori sosiologi sastra yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat:

a. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai

permasalahan-permasalahan dan kritik yang disampaikan dalam kumpulan cerpen

Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo.

b. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai kritik sosial dalam suatu karya sastra agar makna yang terkandung pada hal-hal tersebut dapat menjadi pandangan hidup yang lebih luas dan berpengalaman khususnya pada pembaca.

(8)

Sistematika menurut Ebta Setiawan (2014) adalah pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolongan). Sistematika penulisan dapat disimpulkan sebagai pengklasifikasian penulisan yang menjelaskan tentang penggambaran langkah-langkah dalam suatu penelitian. Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan tentang alasan diadakan penelitian dan pemilihan kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo sebagai objek penelitian. Pembatasan masalah menguraikan pembatasan terhadap masalah-masalah yang akan diteliti. Tujuan penelitian menguraikan hal yang ingin dicapai dalam penelitian. Manfaat penelitian menguraikan manfaat teoretis dan praktis yang terdapat dalam penelitian. Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan proses analisis permasalahan sehingga bersifat sistematis.

Bab II terdiri dari atas kajian pustaka dan landasan teori. Kajian Pustaka berisi daftar penelitian yang membahas kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo, penelitian karya Sujiwo Tejo yang lain, dan penelitian yang menggunakan pendekatan kritik sosial. Penelitian tersebut antara lain resensi buku

Lupa Endonesa, lirik lagu Pada Suatu Ketika karya Sujiwo Tejo dengan teori

semiotik, dan penelitian tentang kritik sosial yang terdapat dalam film Serigala

Terakhir. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, yang terdiri dari teori sosiologi sastra yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sudah

(9)

dirumuskan dalam bab satu dan teori penunjang yang lain yaitu teori masalah sosial.

Bab III adalah metode penelitian. Bab ini dibahas metode penelitian, pendekatan, objek penelitian, sumber data, data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang analisis berupa deskripsi dari rumusan masalah pertama, yaitu tentang masalah-masalah sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen Lupa Endonesa serta analisis dari rumusan masalah kedua yaitu kritik sosial Sujiwo Tejo dalam kumpulan cerpen Lupa Endonesa.

Bab V merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Simpulan dan saran dapat diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kumpulan cerpen Lupa Endonesa karya Sujiwo Tejo.

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Agar penyeleksian karyawan dapat dilakukan dengan lebih efisien serta menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan, diperlukan suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi

Komunikasi yang baik tersebut dapat dilakukan berupa adanya sosialisasi terhadap direksi mengenai fungsi pengawasan komisaris independen dalam hal

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang