• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN NOGOSAREN

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

WAHID KURNIAWAN

NIM 11511044

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Jadilah Pemain, Jadilah Bukti dan Jadilah Pemenang”

PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim,

Dengan Rahmad Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan ini saya persembahkan Skripsi ini kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta yang sangat berharga dalam hidupku. 2. Adik tercinta Isnayni Marisya Amin yang aku sayangi.

3. Kekasih hati Dita Aliffia yang sekarang sedang menyelesaikan Tugas Akhir D III Kebidananya, semangat!

4. Keluarga yang ada di Semarang dan di Sumatera yang sudah memberikan nasihat dan motivasi kepadaku.

5. Teman- teman Karang Taruna Sedya Mulya Dusun Gejayan.

6. Mitra-mitra bisnis Milkyland, Milkyway, Mosusu, dan Mamakoboi yang sudah mau bertukar pikiran dan pengalaman serta mengajari saya tentang berwirausaha dan pengembangan diri, terimakasih sudah mau bekerja sama selama ini .

7. Rekan-rekan guru di MTs Amal Sholeh.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Sumber Daya Alam Melalui Metode

STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2015/2016” ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah ke zaman islamiah, dan dari zaman yang biadap ke zaman yang beradap sehingga dapat menjadi bekal menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FTIK IAIN Salatiga.

(7)

vii

5. Seluruh dosen dan karyawan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang sudah memberikan ilmu dan pelayanan dengan baik selama saya menempuh study di IAIN Salatiga ini.

6. Bapak, ibu dan adik yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis.

7. Kekasihku, yang selalu meluangkan waktunya untuk menemani proses pengerjakan skripsi.

8. Bapak Budi Purwito selaku Kepala SDN Nogosaren, yang sudah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi di SDN Nogosaren.

9. Ibu Senpritaries selaku wali kelas IV yang telah berkenan membantu dan memberi masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 02 Februari 2016

(8)

viii ABSTRAK

Kurniawan, Wahid. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Sumber Daya Alam Melalui Metode STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S. PdI., M. Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPS, Sumber Daya Alam, dan metode STAD

Dalam suatu pembelajaran, kegiatan belajar mengajar tidak cukup hanya bertujuan menstranfer ilmu atau berceramah saja sebagai model dalam mengajar, seorang guru harus mempunyai skill dan model-model pembelajaran yang menyenangkan supaya bisa membuat peserta didik tidak bosan supaya tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan efektiv dan efisien. Hal ini berkaitan dengan masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan penerapan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Nogosaren tahun pelajaran 2015/2016. Apakah penggunaan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS materi sumber daya alam bagi siswa kelas IV semester I SDN Nogosaren, Kec. Getasan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes tertulis dan dokumentasi.

(9)

ix DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

3. Langkah-langkah Penelitian ……... 12

4. Instrumen Penelitian …………...... 14

5. Pengumpulan Data ………...... 14

(10)

x

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

2. Kelebihan dan kelemahan Metode STAD………. 28

3. Langkah – langkah Metode STAD ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 44

A.Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ……….... 44

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 44

(11)

xi

2. Bagi Siswa ……….... 60

3. Bagi Sekolah ……….... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 SK dan KD IPS kelas IV SD/MI Semester I ... 25

Tabel 3. 1 Nilai Belajar Ulangan Harian IPS Kelas IV (Pra Siklus) ... 33

Tabel 3. 2 Klasifikasi Hasil Belajar IPS Pra Siklus ... 35

Tabel 3. 3 Nilai Hasil Tes IPS Kelas IV pada Siklus I ... 37

Tabel 3. 4 Klasifikasi Hasil Belajar IPS Siklus I ... 38

Tabel 3. 5 Nilai Hasil Tes IPS Kelas IV Pada Siklus II ... 41

Tabel 3. 6 Klasifikasi Hasil Belajar IPS Siklus II ... 42

Tabel 4. 1 Rata-rata Hasil Tes Awal ... 44

Tabel 4. 2 Rata-rata Hasil Tes Siklus I ... 46

Tabel 4. 3 Pengamatan Responden Guru Menggunakan STAD pada siswa kelas IV SDN Nogosaren ... 47

Tabel 4. 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode STAD pada siklus II ... 51

Tabel 4. 5 Rata-rata Hasil Tes Siklus II ... 53

Tabel 4. 6 Perbandingan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 55

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 11 Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar IPS pada PraSiklus, Siklus I dan

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan perkembangan individu dan perkembangan masyarakat suatu bangsa. Kemajuan masyarakat suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama kemajuan suatu bangsa.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.

(15)

2

ketrampilan dan sikap (Dimyati, 2009: 157). Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar. Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang studi di sekolah (Mudjiono, 2009: 20). Setiap lembaga sekolah pasti mempunyai bidang studi pokok dalam kegiatan pembelajarannya guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para siswa.

Menurut Rasimin (2012:1-3) Proses pembelajaran yang dinamis, kondusif, dialogis interaktif dan motivatif ini sulit diwujudkan dengan perfomance guru yang hanya mengandalkan kemampuan berbicara tanpa melihat aspek strategis dalam mempengaruhi peserta didik. Pemusatan pada kemampuan berbicara guru biasanya menimbulkan dampak negatif bagi proses komunikasi dengan peserta didik. Hambatan- hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artinya peserta didik dapat menyebutkan kata akan tetapi tidak mengetahui maknanya. hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan menggunakan lisan (ceramah), perserta didik cenderung akan menirukan apa yang dikatakan guru. Lebih parah lagi apabila peserta didik merasa takut menggunakan kata-kata lain meskipun indentik untuk mengembangkanya dengan kalimat yang baik. Dalam pemikiran peserta didik sudah terpatri bahwa kata-kata guru tersebut adalah yang paling benar.

(16)

3

solusi atas problematika yang dihadapi mereka. Dari sinilah dapat terjadi suatu kondisi dimana akhirnya gurulah yang menjadi pilar utama dalam menerima penyalahan dari pihak-pihak yang memahaminya dengan baik. Ketiga, Perhatian tidak terfokus, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti peserta didik melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan materi pembelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru, dll. Jelasnya, setiap proses pembelajaran yang kurang menarik akan menyebabkan peserta didik tidak terfokus pada materi, fisik peserta didik di kelas tetapi pikiranya melayang-layang sesuai imajinasinya masing-masing. Keempat, Pemahaman tidak sesuai atau tidak integratif artinya kurang memiliki kebermanaan logis dan psikologis. Apa yang diamati dan dialami peserta didik terjadi secara terpisah sehingga tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. Hal ini menyebabkan pengetahuan yang diperolehnya tidak mampu disimpan dalam jangka waktu yang lama. Daya ingat mereka biasanya terkendala oleh simbol-simbol yang seharusnya dapat dijadikan sebagai pengikat antara pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan baru. Masalah lain yang terjadi adalah pemahaman tersebut tidak mampu digunakan untuk mengatasi problem hidup yang dialami peserta didik, baik pada saat sedang belajar, maupun ketika sudah dewasa, secara individu maupun hidup sosial dengan warga masyarakat.

(17)

4

anggapan siswa bahwa IPS adalah pelajaran yang sulit. Sementara itu, mata pelajaran IPS salah satu mata pelajaran yang dalam penyampaian materinya dapat dimodifikasi menjadi pembelajaran yang aktif, interaktif dan menarik. Dalam pembelajaran IPS siswa lebih baik menemukan sendiri mengenai konteks yang ada dalam mata pelajaran IPS dibandingkan siswa hanya menerima informasi dari guru tanpa mengetahui proses apa saja yang terjadi. Maka dalam pembelajaran IPS siswa harus benar-benar memahami, mengerti materi yang diajarkan dan bukan hanya sekedar menghafal saja. Dari faktor-faktor itu diatas yang mengakibatkan hasil belajar IPS siswa menjadi tidak maksimal.

Sama halnya permasalahan yang ditemukan di SD Negeri Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Beberapa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran IPS adalah seperti: (1) Kurangnya perhatian atau antusias siswa terhadap mata pelajaran IPS, (2) Tingkat keaktifan siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran, (3) Pembelajaran yang monoton karena terfokus pada teori, (4) Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, (5) Penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal.

Permasalahan diatas haruslah dicari jalan keluar untuk menyelesaikannya. Guru yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran harus mencari cara untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan mengembangkan dan menggunakan model yang lebih tepat dan variatif saat kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa yang kurang maksimal.

(18)

5

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas Model pembelajaran dapat dijadikan pola pikiran, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Menurut Slavin dalam Rusman (2014: 213) Metode pembelajaran Student Team Achievement Divisions yang selanjutnya disebut STAD, merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis dalam metode STAD, siswa diminta untuk membentuk kelompok heterogen yang masing masing terdiri dari 4-5 anggota. Setelah pengelompokkan dilakukan, ada sintak empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan rekognisi. Pada metode STAD siswa dituntut untuk bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah memahami materi tersebut karena melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang di pelajari. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yag terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat pada siswa.

(19)

6

(peerteaching) yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru, dan metode STAD dapat mengurangi sifat individualistis siswa seperti; tertutup terhadap teman, kurang memberi perhatian terhadap teman sekelas, berinteraksi hanya dengan teman tertentu,ingin menang sendiri dan sebagainya.

Selama ini kelemahan utama kegiatan belajar mengajar terutama pada pembelajaran IPS yang terlalu monoton, melalui ceramah. Model seperti ini memang masih dibutuhkan, tetapi harus diimbangi dengan penugasan memahami bacaan dan diskusi setelah ceramah atau juga dengan topik-topik tertentu yang telah ditetapkan oleh guru. Untuk melengkapinya, sangat dibutuhkan metode lain, yang salah satunya adalah dengan metode STAD.

Melihat problematika pendidikan saat ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPS materi sumber daya alam melalui metode STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat rumusan masalah yaitu apakah penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN Nogosaren tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian

Dengan mengunakan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi sumber daya alam pada siswa kelas IV di SDN Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten semarang tahun pelajaran 2015/2016.

(20)

7

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah (lemah), tesis yang berarti kebenaran. Hipotesis menurut arikunto (1990:56) adalah tebakan pemecahan atas jawaban yang diusulkan. Jadi hipotesis berarti dugaan sementara dari hasil penelitian yang belum tentu benar Hipotesis tindakan dalam pembahasan metode yang akan dilakukan dalam penelitian.

Melalui penggunaan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi sumber daya alam pada siswa di SDN Nogosaren, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

E. Manfaat Penelitian. 1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi kontribusi secara teoritis bagi bidang pendidikan khususnya pada mata pelajaran IPS melalui metode STAD pada siswa kelas IV di SDN Nogosaren sehingga motivasi belajar dapat tercapai.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

1) Siswa dapat memahami materi yang di berikan oleh guru secara baik dan mendetail

2) Memotivasi siswa untuk meningkatkan nilai belajar

(21)

8

Sebagai bahan pertimbangan dan rujukan dalam melaksanakan pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan.

c. Bagi sekolah

Meningkatakan kualitas pada sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan.

F. Definisi Operasional

Agar lebih jelasnya penulis akan menjelaskan mengenai istilah- istilah yang digunakan dalam pembahasan judul dari penelitian tersebut. Adapun istilah yang terdapat dalam judul penelitian tersebut adalah :

1. Hasil belajar IPS

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman (Sudjana, 1989 : 22) sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diidentifikasi sebagai studi yang memperhatikan pada bagaimana seseorang membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana seseorang memecahkan masalah, bagaimana seseorang hidup bersama, bagaimana seseorang mengubah dan diubah oleh lingkungannya (Kenwhorthy, 1981 : 7).

2. Sumber Daya Alam

(22)

9

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ada banyak sekali sumber daya alam. Semuanya diciptakan Tuhan untuk keperluan hidup kita.

Berdasarkan sifatnya, kita dapat menggolongkan sumber daya alam menjadi dua, yang pertama sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu sumber daya alam yang dapat pulih kembali. Sumber daya alam ini terus dapat digunakan dan tidak akan pernah habis dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui yaitu sumber daya alam yang akan habis jika digunakan terus menerus. Sumber daya alam ini akan habis karena tidak bisa didaur ulang. Semakin banyak penggunaan sumber daya alam tersebut maka akan semakin cepat habis.

Dalam persebaranya kekayaan sumber daya alam kita tersebar di seluruh wilayah tanah air. Persebaran sumber daya alam itu menunjang kegiatan ekonomi setempat. Sumber daya alam yang tersedia dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan ekonomi (Tantya, 2008: 43).

Sumber daya alam yang tersedia dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi. Misalnya, tanah digunakan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, dan industri. Air digunakan untuk kegiatan penangkapan dan budidaya ikan, pariwisata, pembangkit listrik, dan sarana transportasi. Sumber daya alam harus dimanfaatkan dengan bijak. Sumber daya alam dimanfaatkanuntuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, sumber daya alam harus dijaga kelestarianya (Astuti, dkk : 2007: 34).

(23)

10

Menurut slavin dalam Rusman (2011:213) Metode STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris, teknik dan banyak subyek lainya, dan pada tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.

Jadi metode STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis.

G. Metode penelitian

1. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau dapat disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri, yang hasil belajarnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (McNiff, 1992: 1).

Gambar 1.1

(24)

11 2. Subjek penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SDN Nogosaren, sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan untuk jenjang sekolah dasar, SD ini berlokasi di desa Nogosaren kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, berjarak kurang lebih 5 km dari kecamatan dan 35 km dari ibukota di Ungaran, Mayoritas siswa di SD ini adalah warga asli desa Nogosaren sendiri.

Untuk subjek pada penelitian yanga dilakukan kali ini adalah seluruh siswa kelas IV tahun ajaran 2015/2016, dimana siswa tersebut terdiri dari 15 siswa putra 10 siswa putri. Dan penelitian ini akan dilakukan selama beberapa siklus dengan menggunakan metode STAD.

3. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini yang harus dilakukan adalah melakukan perancangan (planing) tindakan, misalnya membuat skenario pembelajaran, lembar observasi, dan lain-lain (Arikunto, 2009: 44).

Jadi dalam tahapan ini, hal yang harus dilakukan adalah membuat rancangan, dimana rancangan tersebut untuk mempermudah peneliti supaya bisa melakukan dengan terarah dan terkonsep dengan baik, agar peneliti bisa mendapatkan tujuanya sesuai yang diharapkan.

1) Pelaksanaan

(25)

12

diperhatikan adalah melaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun diperencanaan, tetapi masih terkesan ilmiah dan tidak ada rekayasa.

2) Observasi

Tahap selanjutnya adalah observasi, tahap ini berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait, dimana penulis bisa mengetahui bagaimana keadaan, karakteristik dan latar belakang objek yang akan ditelitinya, kemudian memberikan refleksi untuk sekarang. Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah proses pengumpulan data yang berupa proses kinerja pada proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

3) Refleksi

Melakukan refleksi sebagai sarana untuk mengingat dan merenungkan suatu tindakan pada observasi. Refleksi berfungsi sebagai bentuk pemahaman atas suatu masalah, kendala-kendala yang sedang dialami, dan cara pengambilan tindakan pada masalah.

4. Instrumen penelitian

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Silabus

(26)

13 5. Pengumpulan data

a. Pengamatan/observasi

Menurut Arikunto dkk (2008: 172) observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data untuk memotret seberapa jauh efek tidakan telah mencapai sasaran.

Observasi ini dilakukan pada tahap pelaksanan, observasi penelitian ini dengan cara mengamati proses pembelajaran, aktifitas peserta didik dan cara guru dalam pengelolaan kelas kemudian mencatatnya dalam lembar pengamatan, hal ini berfungsi untuk mengatahui seberapa jauh peningkatan-peningkatan pada hal yang di teliti.

b. Test

Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan masud untuk medapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan skor angka. (Hamdani dan Doni dkk, 2008: 77)

Tes ini bertujuan untuk mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan antara siklus pertama dengan siklus kedua, dan apakah ada peningkatan lagi pada siklus ketiga. Bentuk tes yang diberikan berupa tes obyektif pilihan ganda dengan 4 option (a, b, c atau d) dan tes isian (completion test) serta tes essay.

c. Dokumentasi

(27)

14

Dalam penelitian ini tujuan dokumentasi adalah untuk memperoleh informasi dan data-data tentang sekolah secara keseluruhan yang meliputi data sekolah, data guru, data siswa dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

6. Analisis data

Menurut Suyadi (2010:85) analisis data adalah menganalisa data yang telah terkumpul guna mengetahui beberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa.

Untuk memperoleh nilai rata-rata tes formatif, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( x ) =

X : Nilai Rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa N : Jumlah Siswa

(Djamarah, 2006:64)

Sedangkan untuk membuktikan presentase ketuntasan belajar siswa, maka hasil penilitian akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut:

P: x 100 %

Keterangan :

P : Nilai dalam persen

(28)

15 (Djamarah, 2006: 225-226).

H. Sistematika penulisan

Sitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul skripsi, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan, lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar moto penulis, lembar persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar bagan, daftar diagram, daftar lampiran.

BAB I Berisi pendahuluan. menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuaan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitaan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD), penjelasan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan penggunaan media gambar.

BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi subjek penitian yang berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi pra siklus, siklus I, dan siklus II.

BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan.

BAB V Meliputi Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran.

(29)

16 BAB II

LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah “ a result learn to represent everything obtained by child after getting study or experience which last learn”. Artinya hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh anak setelah ia mendapatkan pembelajaran atau pengalaman yang telah lalu (Donald, 1959: 5).

(30)

17

otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan ekstralisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. (Sudjana, 2007: 200)

Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dimyati (2009: 20), hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. Hasil belajar siswa merupakan patokan bagi guru apakah berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Semakin baik hasil belajar siswa, maka proses pembelajaran guru dikatakan berhasil.

Anni (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah perubahan penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menialai apakah murid sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

(31)

18

kegiatan belajar mengajar sesuai tujuan yang nampak dalam perubahan perilaku yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Hasil belajar yang ditandai dengan perubahan perilaku menurut Suprijono (2010: 4) memiliki ciri-ciri:

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang didasari b. Kontinu atau kesinambungan dengan perilaku lainnya

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup d. Positif atau berakumulasi

e. Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan f. Permanen atau tetap

g. Bertujuan atau terarah

h. Mencangkup keseluruhan potensi kemanuasiaan

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mencangkup seluruh aspek kemanusian yang menjadi bekal untuk kehidupannya, terutama bagi siswa untuk menghadapi kehidupan sosialnya kelak. Adapun tujuan penilaian hasil belajar menurut Arifin (2011: 13) adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.

b. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran.

(32)

19

d. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan peserta didik

e. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.

f. Untuk menentukan kenaikan kelas.

g. Untuk menetappkan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Oleh karena itu penilaian hasil belajar sangat bermanfaat, terutama bagi peserta didik. Bagi peserta didik, hasil belajar berguna untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Adapun fungsi hasil belajar Arifin, (2011: 293) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi formatif, yaitu untuk memberi umpan balikdan memperbaiki prosespembelajaran serta mengadakan remidial bagi peserta didik

b. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai/angka kemajuan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan laporan kepada pihak tertentu, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya peserta didik

c. Fungsi diagnostik, yaitu untuk mengetahui latar belakang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dan hasilnya dapat digunakan untuk memecahkan kesulitan tertentu

(33)

20

Berdasarkan fungsi hasil belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya menilai tentang bagaiman pemahaman siswa tetapi juga untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, mengatasi kesulitan belajar peserta didik serta mengontrol kemajuan peserta didik. Dalam penelitian ini, hasil belajar dari fungsi sumatif diartikan sebagai peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui pretest dan post test guna memperoleh data berupa nilai.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

IPS merupakan pendidikan nilai (value education), yakni: pendidikan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat, nilai-nilai inti utama (core values ) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis (Rasimin, 2012: 69).

Pembelajaran IPS pada hakikatnya pembelajaran adalah kegiatan penyampaian pesan berupa pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap tertentu dari guru kepada peserta didik (Smith, 2009: 45).

(34)

21

1) Mengajarkan konsep- konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendikatan pedagogis, dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik secara local, regional regional, nasional, maupun global. (Rasimin,2012: 61-62)

c. Ruang Lingkup IPS

(35)

22

III, IV, V, dan VI. Pembagian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tiga tradisi besar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah good citizenshit, social sciences, dan reflective inquiri.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

SK dan KD IPS Kelas IV SD/MI Semester I

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami sejarah kenampakan alam dan keragaman suku bangsa dilingkungan kabupaten dan propinsi

1.1Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan propinsi) dengan menggunakan skala sederhana

1.2Mendeskripsika kenampakan alam dan kabupaten, kota dan propinsi serta hubunganya dengan keragaman sosial dan budaya

1.3Menunjukan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatanya untuk kegiatan ekonomi dilingkungan setempat

1.4Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, dan propinsi) 1.5Menghargai berbagai

peninggalan sejarah dilingkungan setempat (kabupaten/kota, dan propinsi) dan menjaga kelestarianya 1.6Meneladani kepahlawanan dan

(36)

23 2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknoogi dilingkungan

kabupaten/kota dan propinsi

2.1Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain didaerahnya

2.2Mengenal pentinganya koperasi

dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

2.3Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi, serta pengalaman menggunakanya 2.4Mengenal permasalahan sosial

didaerahnya

B. Metode STAD

1. Pengertian Metode STAD

Menurut Slavin, STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan metode yang sangat mudah diterapkan dalam pembelajaran sains. Metode STAD didasarkan pada prinsip bahwa para siswa bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri.

(37)

24

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulan bahwa metode STAD adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen untuk saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

Menurut M. Hosnan (2014: 247) pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, sebagai berikut :

a. Penyajian Kelas

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencangkup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

b. Kegiatan Kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

c. Kuis

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

(38)

25

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.

e. Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata rata kelompok. Yang perlu dipersiapkan sebelum memulai metode STAD adalah:

a. Nilai rata-rata dari nilai harian siswa. Nilai ini untuk acuan pembentukan kelompok siswa yang heterogen dan skor rata-rata suatu kelompok

b. Guru membentuk kelompok siswa yang heterogen tanpa membedakan kecerdasan, suku, agama, ras yang terdiri atas 4-5 orang

c. Guru mempersiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa)

d. Kunci jawaban LKS untuk mencocokkan pekerjaan siswa e. Kuis berupa tes singkat untuk seluruh siswa

f. Membuat tes/evaluasi untuk melihat ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.

2. Kelebihan dan kelemahan metode STAD

a. Kelebihan STAD

(39)

26

1) Siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. 2) Siswa saling membelajarkan sesama siswa lainnya atau pembelajaran

oleh rekan sebaya (peerteaching) yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.

3) Pengelompokan siswa secara heterogen membuat kompetisi yang terjadi di kelas menjadi lebih hidup.

4) Prestasi hasil belajar yang baik bisa didapatkan oleh semua anggota kelompok.

5) Kuis yang terdapat pada langkah pembelajaran membuat siswa lebih termotivasi.

6) Kuis dapat meningkatkan tanggung jawab individu karena nilai akhir kelompok dipengaruhi nilai kuis yang dikerjakan secara individu. 7) Adanya penghargaan dari guru, sehingga siswa lebih termotivasi untuk

aktif dalam pembelajaran.

8) Kelompok yang nilai kurang dapat memperbaiki nilai dalam kelompok tersebut.

(40)

27 b. Kelemahan STAD

Sedangkan kelemahan dalam menggunakan metode STAD adalah sebagai berikut :

1) Sejumlah murid mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.

2) Guru pada permulaan akan membuat kesalahankesalahan dalam pengelolaan kelas. Akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan model ini.

3. Langkah-langkah metode STAD

Beberapa langkah pembelajaran dengan menggunakan metode STAD menerut Rusman (2014: 215) adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

b. Pembagian kelompok

Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, ras atau etnik.

c. Presentasi guru

(41)

28

pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang sudah dibentuk. Guru menyiapkan LKS sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi.selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD

e. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk soal, misalnya 60, 70, 80, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesuliatan siswa.

f. Penghargan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakuakan oleh guru.

1) Menghitung skor individu

(42)

29 2) Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

3) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

(43)

30 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan gambaran tentang kondisi kelas IV tempat penelitian dilakukan disertai penjelasan adanya perbedaan antara metode pembelajaran yang biasa dilakukan dengan metode pembelajaran yang akan diujicobakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Nilai belajar ulangan harian IPS Kelas IV (Pra siklus)

(44)

31

14 Hendi Irwanto 50 √ 15 Iqna Fauzi Akbar 50 √ 16 Listiyo Adi Pratama 20 √ 17 Mistahul Rizky 50 √ 18 Muh Yamroni 70 √

19 Nabila Anastasya 80 √ 20 Nur Jiyati 80 √ 21 Sheyla Nur R 70 √

22 Sri Aulia Safa 50 √ 23 Tegar Siswadi 30 √ 24 Tri Mulyono 40 √ 25 Tunggul Tri Susanto 90 √

JUMLAH 1460 11 14 NILAI RATA-RATA 58,4 44% 56%

SDN Nogosaren ini merupakan tempat yang diilih untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas IV yang berjumah 25 dengan fokus penelitian pada pembelajaran mata pelajaran IPS semester ganjil dengan masih menggunakan kurikulum KTSP pada materi sumber daya alam.

(45)

32

membangkitkan aktivitas dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan metode STAD pada setiap siklus. Dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Tabel 3.2

Klasifikasi Hasil Belajar IPS Pra Siklus

No Skor Kriteria (Indikator)

Jumlah Siswa

Persentase 1 90-100 Baik sekali (Sangat Baik) 1 4% 2 70-89 Baik (Tinggi) 10 40% 3 50-69 Cukup Baik (Cukup) 9 36% 4 ≤30-49 Kurang Baik (Rendah) 5 20% Jumlah 25 100%

Pada tahap pra siklus ini, peneliti melakukan Pre Test yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 07 Agustus 2015. Peneliti melakukan pre test ditahap awal tersebut diketahui bahwa dari 25 siswa yang tuntas berjumlah 11 siswa dengan persentase 56% dan siswa yang belum tuntas berjumlah 14 siswa dengan persentase 44%, karena KKM untuk Mata Pelajaran IPS di SDN Nogosaren yaitu 70.

B. Deskripsi pelaksanaan siklus I

(46)

33

Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV semester I.

Pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan guru bersama peneliti dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planing), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observasing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan

a) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu sumber daya alam.

b) Mempersiapkan rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

c) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang diperlukan.

d) Mempersiapkan soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

e) Mempersiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan.

f) Mempersiapkan pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah laku siswa secara teliti pada saat kegiatan belajar.

(47)

34

Pada tahap ini guru sebagai pelaku dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di desain, antara lain:

1) Kegiatan awal

a) Mengucap salam dan memimpin doa bersama.

b) Melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin. c) Memberikan motivasi kepada siswa.

d) Menyampaikan pelajaran yang akan diajarkan hari ini dan tujuan pembelajaran yang akan di capai hari ini

2) Kegiatan inti

a) Guru membentuk beberapa kelompok secara heterogen. b) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

c) Guru memberi soal pada siswa untuk dikerjakan per kelompok. d) Siswa mempresentasikan di depan kelas.

e) Siswa diminta mengerjakan tes, sebagai bahan evaluasi 3) Kegiatan penutup

a) Guru memberikan motivasi pada siswa .

b) Menyiapkan siswa untuk mengakhiri pelajaran.

c) Guru mengucapkan salam tanda pelajaran sudah berakhir

(48)

35

Tabel 3.3

Nilai Hasil Tes IPS Kelas IV pada Siklus I

(49)

36

Dari data di atas kemudian dimasukan kedalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Klasifikasi Hasil Belajar IPS Siklus I

No Skor Kriteria

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang di lakukan oleh peneliti, antara lain :

a) Guru mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran. b) Peneliti mengamati aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

c) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pembelajaran dengan media film

(50)

37

Pada siklus yang ke I ini guru bersama peneliti melakukan tahap refleksi terhadap pembelajaran siswa kelas IV. Dalam pelaksanaanya sudah berlangsung dengan baik, hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya siswa yang memperhatikan pembelajaran dan mampu menjawab soal evaluasi dengan benar, namun jumlah siswa yang tuntas belum menunjukan standar keberhasilan, adapun standar keberhasilan tersebut adalah 80% dari jumlah siswa, maka dari itu perlu diadakan pelaksanakan siklus II.

C. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 yang dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planing), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observasing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II meliputi :

a) Mempersiapkan soal-soal untuk bahan evaluasi. b) Menyiapkan sub pokok bahasan.

c) Menyiapkan alat pembelajaran.

d) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas untuk siklus yang ke dua . e) Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada

(51)

38 f) Penyiapan materi

2. Tahap Tindakan

Pada tahap ini guru sebagai pelaku dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah di desain antara lain:

a) Kegiatan awal

1) Mengucap salam dan memimpin doa bersama.

2) Melakukan apersepsi dengan sedikit mengulang pelajaran kemarin. 3) Memberikan motivasi kepada siswa.

4) Menyampaikan pelajaran yang akan .diajarkan hari ini dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai hari ini.

b) Kegiatan inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Guru membentuk beberapa kelompok secara heterogen.

3) Guru memberi soal pada siswa untuk dikerjakan perkelompok. 4) Siswa mempresentasikan di depan kelas.

5) Siswa diminta mengerjakan tes, sebagai bahan evaluasi c) Kegiatan penutup

1) Guru memberikan motivasi pada siswa.

2) Menyiapkan siswa untuk mengakhiri pelajaran.

(52)

39

Sebagaimana pada siklus sebelumnya, pada siklus II di akhir kegiatan belajar mengajar siswa diberi tugas untuk mengerjakan tes formatif. Dari akhir pelaksanaan siklus II tersebut diperoleh siswa sebagai berikut:

Tabel 3.5

Nilai Hasil Tes IPS Kelas IV pada Siklus II

(53)

40

Dari data di atas kemudian dimasukan kedalam tabel guna mengklasifikasikan nilai hasil belajar siswa. Adapun klasifikasi nilai dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Klasifikasi Hasil Belajar IPS Siklus II

No Skor Kriteria

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan guru kolabolator, antara lain : a. Guru mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran. b. Peneliti mengamati aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran selama

(54)

41

c. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pembelajaran dengan metode STAD.

4. Tahap refleksi

Pada siklus yang ke II ini pembelajaran menggunakan metode STAD dengan menggunakan gambar sudah berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya siswa yang memperhatikan pembelajran dan mampu menjawab soal evaluasi dengan benar.

Pada siklus II, pelaksanaan diskusi kelompok sudah terlihat dengan baik, masing-masing peserta didik dapat berbagi peran dalam diskusi kelompoknya dan sudah tidak saling menggantungkan kepada teman lain. Guru juga memberikan bantuan berupa pengarahan dan motivasi kepada siswa apabila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal atau tugas. Muatan materi yang disampaikan sudah sesuai durasi proses diskusi pembelajaran, rumusan masalah yang disampaikan sangat relevan dengan proses pembelajaran IPS terkait materi sumber daya alam.

(55)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)

Pada observasi pertama juga melakukan observasi hasil belajar. Untuk mengetahui hasil belajar kelas IV SD Negeri Nogosaren. Banyak siswa yang hasil belajarnya masih di bawah rata-rata khususnya mata pelajaran IPS sehingga banyak siswa yang mengikuti program remidial.

Hal ini dapat diketahui dari hasil tes awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas. Adapun hasil tes awal dapat dilihat dari tabel data sebagai berikut:

Tabel: 4.1

Rata-Rata Hasil Tes Awal

No Skor Kriteria

(56)

43

tertinggi yaitu niai 90-100 hanya 1 siswa atau 4%. Dari nilai rata-rata prasiklus 58,4 artinya tidak mencapai nilai KKM mata pelajaran IPS yakni 70. Melihat kondisi awal tersebut maka perlu dilakukan tindakan kelas.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Penelitian Siklus I

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari materi pembelajaran sumber daya alam, soal-soal tes dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi/ pengamatan. Sebelum perbaikan siklus I, peran guru sangat dominan dengan metode ceramah dalam pembelajaran, tetapi setelah menggunakan metode STAD, peran guru sebagai fasilitator sebab siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Dalam pelaksanaan siklus I, pembelajaran IPS untuk materi sumber daya alam peneliti berperan aktif di depan kelas. Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung dimana guru dibantu kolaborator yang berperan sebagai peneliti.

Pada akhir pembelajaran dilakukan tes, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. dalam penelitian ini akan dilihat tingkat kenaikan prestasi dan ketuntasan siswa yang akan dilihat dari siklus ke siklus. Hasil dari tes dan ketuntasan belajar siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel: 4.2

(57)

44

Peningkatan hasil belajar meningkat cukup baik, yaitu dari nilai rata-rata hasil belajar sebesar 58,4 pada kondisi awal atau prasiklus, menjadi 72,2 pada siklus I atau mengalami kenaikan nilai rata-rata sebesar 13,8 sedangkan tingkat ketuntasan belajar baru tercapai oleh 8 anak atau sebesar 40%.

(58)

45

Dalam pelaksanaan siklus I selama proses pembelajaran dibutuhkan adanya pengamatan dari guru kolaborator. Pengamatan ini meliputi: pertama, pengamatan terhadap peneliti

selama melaksanakan proses pembelajaran. Berikut tabel pengamatan terhadap peneliti yang menerapkan metode STAD dalam pembelajaran.

Tabel: 4.3

Pengamatan Responden Guru Menerapkan metode STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Nogosaren

NO ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

1 2 3 4

I PRA PEMBELAJARAN

1. Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran dan bahan yang akan digunakan

II AWAL PEMBELAJARAN 2. Guru mengucapkan salam 3. Guru mengbsen siswa

4. Guru melakukan motivasi dan apersepsi

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

√ √ √

III INTI PEMBELAJARAN EKSPLORASI 6. Guru menyajikan materi sebagai

pengantan

7. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai materi

8. Guru menyajikan gambar-gambar sesuai dengan materi pembelajaran

ELABORASI

(59)

46 penilaian total dari hasil pengamatan terhadap peneliti pada siklus I mencapai rata-rata 52,63% dengan kategori sangat baik.

kelompok

10.Guru menjelaskan aturan dalam kelompok

11.Guru membagikan soal kepada setiap kelompok

12.Guru membimbing jalanya proses pembelajaran

KONFIRMASI

13.Guru meminta perwakilan kelmpok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

14.Guru memberikan soal evaluasi 15.Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang belum dipahaminya

√ √

IV PENUTUP

16.Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

17.Guru menyampaikan informasi materi yang akan datang

18.Guru membimbing siswa untuk berdoa

19.Guru mengucapakan salam

(60)

47 c. Pelaksanaan Refleksi Siklus I

Setelah pelaksanaan siklus I, diperoleh peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meskipun masih terdapat sebagian siswa yang nilainya masih belum mencapai KKM. Pada pra siklus siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 11 siswa (44%) meningkat menjadi 17 siswa (68%) pada siklus I padahal Indikator Ketuntasan sudah ditetapkan sejumlah 85 %.

(61)

48 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015, siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan materi persebaran sumber daya alam di Indonesia. Pada siklus II guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menggunakannya sebagai langkah-langkah pembelajaran sudah dibuat berdasarkan pengalaman pada siklus I. Indikator hasil belajar pada siklus II adalah siswa dapat Menunjukan daerah-daerah yang menghasilkan persebaran dari hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan di Indonesia, siswa dapat Menunjukan daerah-daerah yang menghasilkan persebaran dari hasil pertambangan di Indonesia, siswa dapat Menjelaskan manfaat hasil sumber daya alam yang ada.

Adapun proses pembelajaran menggunakan metode STAD Dalam pembelajaran ini tugas guru adalah sebagai fasilitator. Kegiatan guru pada pembelajaran siklus II lebih baik daripada siklus I. hasil Persentase dapat dilihat di bawah ini:

Tabel:4.4

Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode STAD Pada Siklus II

NO ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

(62)

49 I PRA PEMBELAJARAN

1. Guru menyiapkanalat dan bahan pembelajaran dan bahan yang akan digunakan

II AWAL PEMBELAJARAN 2. Guru mengucapkan salam 3. Guru mengbsen siswa

4. Guru melakukan motivasi dan apersepsi

III INTI PEMBELAJARAN EKSPLORASI 6. Guru menyajikan materi sebagai

pengantar

7. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sesuai materi 8. Guru menyajikan gambar-gambar

sesuai dengan materi pembelajaran

ELABORASI

9. Guru membagi siswa kedalam kelompok

10.Guru menjelaskan aturan dalam kelompok

11.Guru membagikan soal kepada setiap kelompok

12.Guru membimbing jalanya proses pembelajaran

13.Guru meminta perwakilan kelmpok untuk mempresentasikan hasil diskusinya

14.Guru memberikan soal evaluasi 15.Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang apa yang belum dipahaminya

(63)

50 bahwa rata-rata persentase penilaian total dari hasil pengamatan tehadap guru pada siklus II adalah kategori sangat baik yaitu 63,15%. Guru sudah dapat melakukan pembelajaran dengan baik sesuai langkah-langkah pembelajaran metode STAD.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Persentase penilaian total pada siklus II adalah 89,28% dalam kategori baik.

b. Hasil Tes Siklus II

Hasil tes formatif pada siklus II mengalami perubahan yang sangat baik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel: 4.5

Rata-rata Hasil Tes Siklus II

No Skor Kriteria

16.Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

17.Guru menyampaikan informasi materi yang akan datang

18.Guru membimbing siswa untuk berdoa

19.Guru mengucapakan salam

(64)

51 3 50-69 Cukup Baik

(Cukup)

3 12%

4 ≤30-49 Kurang Baik

(Rendah)

Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil tes pada siklus II mengalami perubahan yang baik yaitu dengan rata-rata kelas 78,4 lebih baik dibandingkan siklus I. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau sebesar 88% dari rentangan, nilai 70-89 sejumlah 16 siswa atau 64% dan rentang nilai 90-100 sejumlah 6 siswa atau 24%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas dengan rentang nilai 50-69 sebanyak 2 siswa atau 10%.

c. Pelaksanaan Refleksi Siklus II

(65)

52

Dilihat dari segi proses pembelajaran di kelas, guru sudah memenuhi 19 indikator yang sudah ditetapkan sesuai dengan Sintaks STAD. Pada siklus II ini, siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan penggunaan metode STAD memudahkan siswa dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dengan pemantauan dari guru dan penggunaan waktu dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatan percobaan siswa mendengarkan petunjuk dari guru, sehingga dalam pelaksanaanya tidak begitu mengalami kendala. Pada waktu penyampaian hasil laporan siswa mulai memberanikan diri untuk menyampaikan dengan percaya diri. Siswa juga mulai berani menjawab kuis yang diajukan oleh guru. Jadi kegiatan pembelajaran menggunakan metode STAD pada siklus II ini berjalan sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan pengamatan dari peneliti maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus II adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dapat berjalan dengan baik, siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran IPS, siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya dan juga hasil belajar meningkat.

(66)

53

dapat membenarkan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa hasil belajar IPS materi sumber daya alam menggunakan metode STAD pada siswa kelas IV SDN Nogosaren dapat dibuktikan dengan persentase peningkatan hasil belajar IPS pada siklus II sebanyak 22 Siswa yang tuntas atau sebesar 88% sedangkan 3 siswa tidak tuntas atau sebesar 12% dengan nilai rata-rata 78,4.

B. Perbandingan Tiap Siklus

Perbandingan hasil belajar IPS matri sumber daya alam dengan metode STAD pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 4.6

Perbandingan Hasil Belajar IPS Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Tahapan

Nilai

Rata-rata

Ketuntasan

Tuntas Persentase Belum Tuntas

Persentase

1 Prasiklus 58,4 11 44% 14 56%

2 Siklus I 72,2 17 68% 8 32%

3 Siklus II 78,4 22 88% 3 12%

Berdasarkan perbandingan pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat dinyatakan hasil belajar IPS mengalami peningkatan. Dan ketuntasan belajar siswa juga meningkat, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel: 4.7

(67)

54 No Tahapan

Nilai Rata-rata Hasil Belajar

Peningkatan Hasil Belajar

Ketuntasan (%)

Peningkatan Ketuntasan

(%)

1 Pra Siklus 58,4 44%

2 Siklus I 72,2 13,8 68% 24%

3 Siklus II 78,4 6,2 88% 20%

Jumlah

Peningkatan 20 44%

Berdasarkan tabel di atas Persentase peningkatan hasil belajar IPS materi sumber daya alam pada siswa kelas IV semester I pada prasiklus dari 25 siswa sebanyak 11 siswa atau sebesar 44%, siklus I sebesar 68%, dan siklus II sebesar 88%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan metode STAD pada materi sumber daya alam sebesar 44%.

(68)

55

Gambar 4.1

Diagram Peningkatan Hasil Belajar IPS pada PraSiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penggunaan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Pada pra siklus dilaksanakan selama 1 pertemuan sehingga pada pra siklus nilai rata-rata dari 25 siswa yaitu 58,4 dengan rincian siswa yang tuntas 11 siswa atau 44% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM yaitu 70, sedangkan 14 siswa atau 56% dari jumlah siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan tidak tuntas.

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.6, dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS, terbukti untuk klasifikasi tuntas sebelum diadakan tindakan atau pra siklus yang tuntas hanya 11 siswa. Setelah siklus I meningkat menjadi 17 siswa dan siklus II meningkat menjadi 22. Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penggunaan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan.

(69)

56 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode STAD materi sumber daya alam dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015/ 2016. Hal ini dibuktikan hasil yang diperoleh hasil belajar IPS pada pra siklus siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 44% dan yang tidak tuntas sebanyak 14 siswa atau 56%, Setelah menggunakan metode STAD pada siklus I terjadi peningkatan siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa atau 68% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 32%. dengan tingkat ketuntasanya 68% dan nilai rata-rata 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa, siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa atau 88% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau 12%. dengan tingkat ketuntasan 88% dan nilai rata-rata 78,4.

B. Saran

1. Bagi Guru

(70)

57

formatif. Untuk 3 siswa yang belum tuntas, sebaiknya guru memberikan program remidial dan jam pelajaran tambahan. Guru juga lebih menekankan penggunaan metode STAD agar lebih terimplementasi dengan lebih baik lagi, sehingga dapat mengatasi berbagai hambatan yang dialami oleh 3 siswa tersebut.

2. Bagi Siswa

Agar selalu aktif dalam proses pembelajaran, berani menanyakan masalah dan kesulitannya, dan mau membantu dan membimbing temannya yang mengalami kesulitan. Sebaiknya siswa lebih memantapkan tahap-tahap pada metode STAD terutama pada mata pelajaran IPS, sebagai upaya untuk mengoptimalkan modalitas yang ada pada siswa.

3. Bagi sekolah

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press Arifin, Zaenal. 2011. EvaluasiPembelajaran. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Astuti, Indri dkk, 2007. Buana Ilmu Pengetahuan Sosial. Bogor: Yudistira

Aunurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

BSNP. 2006. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi

Depdiknas. 2003. Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas. 2005. Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipt

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara

Kunandar.2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajawali Pers

Rasimin. 2012, Pembelajaran IPS, Salatiga: STAINSalatiga Press

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(72)

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori Dan Plikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar

Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional Thopmson (Isjoni). 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Pentelajaran Antara

Peserta Didik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD IPS Kelas IV SD/MI Semester I
Tabel 3.1 Nilai belajar ulangan harian IPS Kelas IV (Pra siklus)
Tabel 3.2 Klasifikasi Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Tabel 3.3 Nilai Hasil Tes IPS Kelas IV pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

bayaran yang terlatih, sistem pengendalian perusahaan terhadap risiko perang sangat baik (masuk dalam kategori strong) maka gabungan dari risiko yang tinggi dengan..

Peta sebagaimana dimaksud pada Pasal ini adalah Peta wilayah Kecamatan Petak Malai dan Kecamatan Bukit Raya yang dibuat dalam bentuk lampiran Perda ini dan merupakan

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis dan Perancangan

Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup

hubungan antar dua variabel penelitian, yaitu beban kerja sebagai variabel X. dan kepuasan kerja sebagai variabel Y, konstelasi hubungan antar

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan angket atau kuesioner, yaitu suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea yang diperoleh di Perairan Tanjung Tiram

(1) In the case of the implementation of the granting of Restitution to the Victim beyond a period of 30 (thirty) days as referred to in Article 31, paragraph (1), Victim,