• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS I SDN 187/III KOTO KAPEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS I SDN 187/III KOTO KAPEH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN

MODEL PICTURE AND PICTURE DI KELAS I SDN 187/III KOTO KAPEH

ABSTRAK

Tomy Saputra, 2014. “Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Picture and Picture di Kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing (I) Dr. Suratno, M.Pd. dan Pembimbing (II) Ali Sadikin, S,Pd. M.Pd.

Kata Kunci : Kemampuan membaca, picture and picture

Salah satu masalah dalam pembelajaran di Sekolah adalah rendahnya hasil belajar. Salah satunya Guru mempunyai peranan yang sangat penting karena Guru bertanggung jawab melaksanakannya di pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa. Guru perlu menerapkan model-model pembelajaran, oleh karena itu,

masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Apakah dengan menggunakan Model Picture and Picture dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa Kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh, pada mata pembelajaran Bahasa Indonesia?

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SD 187/III Koto Kapeh pada pelajaran Bahasa Indonesia. Metode Penelitian ini menggunakan PTK, dengan subjek penelitian jumlah 15 yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus direncanakan empat kegiatan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan analisis serta analisis dan refleksi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahawa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,0 dan sebanyak 10 siswa nilai rendah. Ini menunjukkan prestasi ketuntasan balajar baru mencapai 33,3%.

pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan membaca mencapai nilai

(2)

Rata-rata 69 sedangkan prestasi ketuntasan belajar mencapai 66,7%.

Pada siklus III rata-rata nilai yang diperoleh adalah 75,0, sedangkan presentase ketuntasan belajar mencapai 86,7% sehingga indikator keberhasilan telah tercapai sesuai ketuntasan. Dengan demikian hasil sudah mencapai batas KKM atau melewati 70.

PENDAHULUAN

Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuh kembang potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

Dalam upaya meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai alat bantu menunjang kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mata pelajar Bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara masih sangat kurang.

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media tulisan.

Kalau hal ini tidak terpenuhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan terungkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Berbicara merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan. Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang diperkenalkan kepada siswa kelas I. Pengenalan keterampilan berbicara diharapkan menjadi pintu gerbang dalam pengenalan disiplin ilmu lainnya, salah satu teknik berbicara yang diperkenalkan adalah perkenalan diri.

Dalam upaya meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar metode picture and picture media gambar mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting sebagai alat bantu untuk memperjelas suatu konsep ataupun pengertian. Hal ini dikarenakan penggunaan model picture and picture dapat meningkatkan keaktifan dan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan maka permasalah yang diteliti adalah “apakah model picture and picture dapat

(3)

meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh”

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang kemampuan membaca siswa dengan model picture and picture kelas I di SDN 178/III Koto Kapeh.

Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan membaca siswa

b. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

2. Bagi guru

a. Guru memiliki inovasi dalam pembelajaran.

b. Guru memiliki pengalaman penelitian tindakan kelas.

c. Guru semakin meningkat dalam proses belajar mengajar, dan sebagai bahan masukan informasi kepada guru Sekolah Dasar tentang penggunaan model pembelajaran Picture and picture untuk dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran, serta

meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.

Hakikat Belajar Pengertian Belajar

Jika kita tela’ah dari berbagai sumber, maka diperoleh pengertian yang berbeda tentang belajar. Hal ini tergantung dari sumber dan cara pandang dalam merumuskan pengertian belajar tersebut. Perbedaan pengertian istilah belajar itu adalah wajar, sebab seseorang dengan yang lain memiliki wawasan dan cara pandang yang berbeda pula. Akan tetapi perbedaan itu hanyalah merupakan perbedaan dari segi mereka memandangnya. Namun dengan mengetahui berbagai pengertian belajar, dapat memberikan makna yang sesuai dengan tujuan belajar itu sendiri.

Pengertian belajar dalam arti sempit adalah sebagai penambahan pengetahuan, namun ada yang mengartikan bahwa belajar sama artinya dengan menghafal. Beberapa para ahli pendidikan telah merumuskan dan menafsirkan pengertian belajar yang berbeda-beda. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menurut Sudjana (1989:5) mengemukakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dalam berbagai

(4)

bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kebiasaan.

Siswa kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh berjumlah 15 orang, sebagian besar anak petani dan buruh tani, sehingga orang tua kurang memperhatikan kegiatan anak karena terbatasnya waktu luang untuk mengajari anak dirumah. Maka penulis ingin memperbaiki cara belajar siswa supaya dapat memperoleh kemampuan membaca yang baik, bisa membagi waktu belajar dan mau mengulang pelajaran dirumah. Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh dalam Tahun 2014/2015 nilai rata-rata 5,7, berarti hasil masih dibawah KKM yaitu 70.

Pengertian Kemampuan Belajar Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge, 2009: 57).

Lebih lanjut, Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2009: 57-61)

menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu :

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah).

b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Sedangkan pengertian belajar menurut Houward, L, Kingsley dalam bukunya The Nature and condition of learning dalam wasty Soemanto, (1983 :99 ) menyebutkan bahwa : Belajar merupakan suatu proses dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kulitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang Dari hal tersebut diatas dapat disebutkan bahwa belajar selalu berkenaan dengn perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar. sedangkan Stephen A. Romine dalam Oemar Hamalik ( 1983 : 58 ) menyebutkan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman “ Learning is defined as the modification or strengthening of behaviour through experience “}

(5)

Gagne memberi definisi tentang belajar adalah bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi pelajar sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi ( Gagne. 1977 : 51 )

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Kemampuan belajar adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Tujuan Membaca Permulaan Iskandarwassid (2008: 289) menyampaikan bahwa tujuan pembelajaranmembaca permulaan bagi peserta didik adalah sebagai berikut:

a. mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa),

b. mengenali kata dan kalimat, c. menemukan ide pokok dan kata-kata kunci, dan

d. menceritakan kembali isi bacaan pendek.

Pengertian Picture and Picture

Menurut arti kata picture and picture berasal dari bahasa Latin yaitu imigo yang artinya artefak, misalnya gambar dua dimensi, yang memiliki kemampuan mirip dengan beberapa subjek-subjek biasanya fisik atau seseorang.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Maufur (2009:92) kelebihan dan kekurangan model picture and picture adalah :

a. Kelebihan Model Picture and Picture 1) Guru lebih mengetahui kemampuan

masing-masing siswa.

2) Melatih berpikir logis dan sistematis. 3)Membantu siswa belajar berpikir

berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

b. Kekurangan Model Picture and Picture 1) Memakan banyak waktu

2) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.

3) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

(6)

Dan Menurut Djamarah (2002:102) kelebihan penggunaan media gambar adalah:

1. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme, (pemahaman secara kata-kata atau kalimat yang disusun).

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pengajaran lebih menarik.

Pembelajaran Berbicara Melalui Model Picture And Picture Di SD

Model picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Manyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan

gambar-gamabar kegiatan berkaitan dengan materi.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian.

Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar

pemikiran urutan yang logis.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Kesimpulan/rangkuman. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah persiapan yang akan dilakukan dalam penelitian yang mencakup menyusun perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi.

Untuk itu dalam penelitian ini Penulis membagi kegiatan penelitian menjadi siklus I, siklus II, dan siklus III.

Siklus I 1. Perencanaan

a. Memperbaiki kelemahan yang ditemui pada siklus pratindakan.

(7)

b. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Menyiapkan instrumen penelitian. 2. Tindakan

a. Guru menyiapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan motivasi siswa.

b. Guru menyajikan informasi kepada siswa lewat bacaan.

c. Guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and and picture. d. Guru memberikan kesempatan bagi

siswa untuk bertanya tentang model pembelajaran dan materi yang diajarkan.

e. Guru memberikan tes akhir untuk siklus I

f. Merefleksikan kegiatan pembelajaran. 3. Observasi

Guru melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

4. Evaluasi dan refleksi

Hasil evaluasi dan pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus I,

hal yang perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada siklus II.

Instrumen Penelitian 1. Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan oleh kolaborator selama pelaksanaan pengajaran peningkatan kemampuan membaca melalui picture and picture yang dilakukan oleh peneliti, yang kolaborator amati adalah; a) kegiatan peneliti selama pelaksanaan siklus mengajar dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture, dan b) kegiatan siswa selama belajar penguasaan kemampuan membaca melalui picture and picture. singkatnya, kolaborator mencatat kegiatan peneliti serta kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Setelah menyelesaikan satu siklus pengajaran, peneliti dan kolaborator berdiskusi bersama tentang beberapa poin penting yang terkait dengan kelemahan dari penerapan model pembelajaran picture and picture selama proses pengajaran. Juga Saling diskusi dalam kegiatan siswa selama pembelajaran di kelas.

Tujuan utama diskusi ini adalah bahwa peneliti telah dapat meningkatkan pelaksanaan proses mengajar pada siklus III dalam sesi pengajaran. Semua catatan yang diambil oleh kolaborator diberikan kepada

(8)

peneliti, sehingga peneliti dapat meningkatkan pengajaran dan proses pembelajaran pada siklus pengajaran berikutnya.

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Siklus I

Penelitian siklus I dilaksanakan tanggal 3 September 2014 sampai dengan tanggal 15 November 2014. Sebagaimana telah dijelaskan pada metode penelitian, penelitian pada siklus I dibagi 4 (empat) kegiatan, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi dan Evaluasi, 4) Analisis dan Refleksi.

Perencanaan Tindakan Siklus I Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan yang terdiri dari:

1. Guru membuat media gambar Boneka Tangan.

2. Guru membuat Rencana Pembelajaran dengan materi pokok perkenalan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun.

3. Guru membuat lembar pengamatan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a) Lembar pengamatan kegiatan belajar

mengajar

b) Lembar pengamatan siswa c) Lembar pengamatan guru

4. Guru mempersiapkan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa pada akhir pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap pelaksanaan tindakan merupakan suatu tahap implementasi atau penerapan dari berbagai hal tindakan yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu penelitian.

1) Diadakan pembelajaran dengan materi pokok memperkenalkan diri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun.

2) Diadakan tanya jawab saling menyebutkan nama.

3) Pemberian model/media gambar Boneka Tangan kepada siswa.

4) Pemberian tugas kepada siswa untuk menggunakan media gambar yang telah disediakan siswa.

5) Pemeriksaan terhadap keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

6) Pembahasan hasil kerja siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk maju kedepan kelas.

7) Pemberian tes akhir pembelajaran. 8) Pemberian tugas rumah.

Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I Kegiatan observasi dilakukan oleh observasi, yaitu tim penelitian. Dalam

(9)

penelitian ini, variable yang diobservasi dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi.

1) Aktivitas Siswa

a) Keaktifan siswa masih kurang karena sebagian besar siswa kurang berminat dalam menerima penjelasan materi. b) Siswa kurang aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

c) Pada tes akhir pembelajaran ada 10 siswa mendapat nilai kurang baik karena kurang bisa memahami materi. d) Dalam mengerjakan tugas rumah

siswa kurang aktif untuk belajar karena kurangnya perhatian orang tua. e) Pada awal tes pembelajaran sebagian

besar siswa mendapat nilai banyak bercerita dengan teman.

2) Aktivitas Guru

a) Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yang diperlukan.

b) Guru menggunakan alat bantu pembelajaran dan sumber belajar yang diperlukan masih ada kekurangan karena penggunaan alat bantu kurang cerah dan ukuran media gambar terlalu kecil.

c) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Guru dinilai kurang media gambar terlalu kecil.

d) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Guru dinilai kurang urut, logis, dan relevan.

e) Suara guru dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang keras sehingga siswa yang berada di belakang kurang mendengar.

f) Penampilan guru kurang menarik dalam kegiatan belajar mengajar.

Untuk mengetahui

kemampuan membaca siswa pada siklus I, maka diadakan tes.

Pembahasan

Pada siklus I disampaikan materi pokok perkenalan diri sendiri dengan menggunakan kalimat sederhana dan bahasa yang santun. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa mengalami kesulitan kebanyakan siswa tidak berabi maju kedepan kelas dikarenakan malu dan rasa takut.

Sebagai tindakan perbaikan, guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat bantu boneka, sehingga selama proses penyampaian materi berlangsung siswa dapat melihat langsung bagaimana cara dan teknik mempergunakannya. Disini siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Hasil tes siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,0 dan sebanyak 10 siswa nilai

(10)

rendah. Ini menunjukkan prestasi ketuntasan balajar baru mencapai 33,3%. Dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa yang dinilainya rendah ternyata disebabkan kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran yang disajikan. Di samping itu juga karena pengaruh kurangnya perhatian dari orang tua dalam hal belajar.

Pelakasanaan perbaikan pada siklus II disampaikan materi perkenalan diri. Karena telah diketahui kesulitan yang dialami siswa pada siklus I maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dititikberatkan pada cara menggunakan peraga boneka. Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena langsung menghadapi benda kongkrit (media gambar) yang dapat dimanipulasi sendiri.

Dalam pelaksanaan siklus II, masih ada 5 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70, sedangkan 10 siswa mendapat nilai lebih dari 70.

Rata-rata nilai yang diperoleh dalam tes siklus II adalah 68,7 sedangkan prestasi ketuntasan belajar mencapai 66,7% sehingga indikator keberhasilan ada peningkatan.

Pada saat pembelajaran berlangsung tidak mengalami kesulitan dimana sebelum materi disampaikan siswa diberi tugas rumah dan apersepsi materi sebelumnya,

siswa mulai memahami materi pembelajaran.

Pada siklus III rata-rata nilai yang diperoleh adalah 75,0, sedangkan presentase ketuntasan belajar mencapai 86,7% sehingga indikator keberhasilan telah tercapai sesuai ketuntasan. Oleh karena itu, hipotesis tindakan penelitian ini dapat diterima.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan di dalam bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa “dengan menerapkan model picture and picture dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas I SD Negeri 187/III Koto Kapeh Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci”.

Hasil tes siklus I diperoleh nilai rata-rata 66,0 dan sebanyak 10 siswa nilai rendah. Ini menunjukkan prestasi ketuntasan balajar baru mencapai 33,3%.

Dalam pelaksanaan siklus II, masih ada 5 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70, sedangkan 10 siswa mendapat nilai lebih dari 70.

Rata-rata nilai yang diperoleh dalam tes siklus II adalah 69 sedangkan prestasi ketuntasan belajar mencapai 66,7%.

(11)

Pada siklus III rata-rata nilai yang diperoleh adalah 75,0, sedangkan presentase ketuntasan belajar mencapai 86,7% sehingga indikator keberhasilan telah tercapai sesuai ketuntasan. Dengan demikian hasil sudah mencapai batas KKM atau melewati 70.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

2. Bruner . 1994. Fungsi Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar. 3. Depdikbud. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

4. Dewi Diansari.2011. Penerapan model picture and picture untuk

meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Gampingan 01 Pagak

5. Djamarah, SB. 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. 6. Farida Rahin. 2005. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca.

7. Finochiaro. 1973. Pengertian Membaca.

8. Gagne. 1977. Defenisi Tentang Belajar.

9. Herusantosa. 1992. Tujuan

Pembelajaran Membaca Permulaan. 10.Hodgson. 1960. Pengertian Membaca.

11.Iskandarwassid. 2008. Tujuan Pembelajaran Membaca Permulaan Bagi Peserta Didik.

12.Kingsley, Houward. The Nature and Condition of Learning.

13. Logan, (1972). Speaking Ritorica Pergamon Press. New York .

14.M. Buchori. 1977. Pengertian Prestasi Belajar.

15. Maufur, Hasan Fauzi, 2009, Sejuta

Jurus Mengajar Mengasyikkan,

Semarang: PT.Sindur Press

16.Muhibbin. 1997. Defenisi Belajar Dalam Tiga Rumusan.

(12)

17. Mulyati, Yenti. Dkk. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 18.Murtimen. 2006. Upaya Peningkatan

Hasil Belajar Siswa Kelas I SDN Kertasinduyasa 03 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Dalam Pokok Bahasan Perkenalan Diri Melalui Alat Peraga Boneka Tangan. 19. Oemar Hamalik , 1983, Mengajar, Azas-

metode- teknik. Bandung, Martiana 20.P. Robbins, Stephen. 2009. Pengertian

Kemampuan (Ability).

21.Sadirman. 2008. Tujuan Kemampuan Belajar.

22.Slameto. 2003. Pengertian Belajar.

23. Sudjana. Nana, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Murni

24. Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rajawali. 25. Tampubolon. 2008. Kemampuan

Membaca. Bandung. Angkasa.

26. Tarigan, HG. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Berbahasa. Bandung. Angkasa

27.W.J.S. Purwadarminta. 1978. Pengertian Prestasi.

28. Wasty Soemanto,1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta , Bina Aksara. 29. W. S. Winkel. 1983. Psikologi

Pendidikan dan evaluasi belajar,Jakarta, Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (P3TIR - BATAN) telah menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Aplikasi Teknologi Isotop dan

Harga H hitung tersebut ternyata lebih kecil dari H table (3,854 < 11,07), karena harga H hitung lebih kecil dari H tabel maka, maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti

[r]

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti akan meneliti mengenai solidaritas pada kelompok dalam mempengaruhi perilaku tawuran antar pelajar. Setelah diamati beberapa daerah

Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pegawai Negeri Sipil Yang Menduduki Jabatan Rangkap (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun.. Bagian

Salah satu objek wisata yang kaya dengan warisan sejarah budaya yaitu Museum Perjuangan TNI Kodam Medan yang terletak di jalan Zainul Arifin No.. Museum ini berfungsi sebagai

Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinya kita

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kinerja Quick Ratio perusahaan terus mengalami penurunan sebelum satu tahun sebelum perusahaan melaksanakan ESOP dan terus