• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Film merupakan bagian dari penyebaran budaya dan salah satu dari media komunikasi massa. Film mempunyai peranan yang sangat penting tidak hanya sebagai media hiburan saja tetapi juga sebagai media penyampaian pesan yang efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

Film tergolong sebagai hegemoni yang paling efektik untuk pihak tertentu, hal tersebut salah satunya terlihat dalam film-film yang diproduksi oleh negara Amerika pada era berakhirnya perang dunia II. Holywood, bekerja sama dengan pemerintah yang pada saat itu memproduksi film-film sebagai alat propaganda pemerintah. Pada alur cerita hampir sebagian besar memperlihatkan superiotas Amerika sebagai negara adikuasa atau alur cerita yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

Film biasa dikatagorikan menurut Genre-nya, kata Genre sendiri berasal dari

bahasa perancis, yang mempunyai arti “macam” atau “jenis”.1 Sebuah film bisa memiliki satu Genre atau lebih. Pada intinya, bukanlah hal yang mudah untuk

menentukan Genre dari sebuah film.

       1

Bordwell, David and Kristin Thompson,. Film Art: An Introduction. New York: The Mc. Graw Hill Companies, Inc. 2008 .hal 318

(2)

Genre film terkadang ditentukan dari subjek atau temanya. Pada beberapa

kasus, Genre ditentukan oleh efek emosi yang ditimbulkan oleh film tersebut.

Namun tidak jarang, Genre ditentukan dari Ikonografi sebuah film, dimana

karakter-karakter atau simbol-simbol dalam film tersebut memiliki makna-makna tertentu yang telah umum diketahui banyak orang.

Sama dengan tayangan di televisi, khalayak juga mempunyai tujuan dalam menonton film terutama ingin memperoleh hiburan. dalam hal ini film dapat terkandung fungsi Informatif, Edukatif, bahkan Persuasif. ketiga fungsi tersebut dapat berfungsi positif atau negatif tergantung dari tujuan pembuat film itu sendiri karena pada dasarnya para pembuat film terutama film-film Holywood menjadikan film mereka sebagai sarana penyampai pesan yang paling efektif agar khalayak dapat menangkap isi pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film.

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Dalam banyak penelitian tentang dampak film terhadap masyarakat, hubungan antara film dan masyarakat selalu dipahami secara linear. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) dibaliknya, tanpa pernah berlaku

sebaliknya.

Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam

(3)

realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan memproyeksikanya ke atas layar.2

Tema film berupa Superhero beberapa tahun ini menjadi tema yang cukup

banyak diangkat oleh perfilman Holywood. Hal ini menjadi sangat menarik karena sebelumnya perfilman Holywood hanya didominasi oleh tayangan berjenis drama, aksi dan horror saja. Film berjenis Superhero ini mulai banyak dilirik oleh

banyak sineas film Hollywood dengan mengambil referensi dari cerita komik seperti dari Marvel komik seperti X-Men atau dari DC Komik seperti Superman

atau rekaan yang sudah ada dan divisualisasikan melalui layar lebar.

Sejak tahun 2005 sampai dengan saat ini sudah puluhan film berjenis superhero yang diputar di bioskop seperti Batman Begins, Fantastic

Four,Superman,Hell Boy, Spiderman, Iron Man, watchmen ,X-men dan masih

banyak lagi yang semuanya menjadi film Box Office dan mendapatkan tempat

tersendiri bagi penontonya. Jenis film superhero ini biasanya memadukan

berbagai jenis film seperti aksi, fiksi, drama dan fantasy.

Hal yang menarik dari jenis film Superhero ini adalah kekuatan dalam

mempengaruhi khalayak yang menontonya, jenis film ini biasanya hanya akan dianggap sebagai film khayalan dan sebagai hiburan semata, tetapi dilain sisi ternyata pesan yang disampaikan oleh film jenis ini lebih mengena dan terbawa ke

       2

(4)

alam bawah sadar penontonya bahkan para penontonya akan tergiring dan sepakat dengan pesan dan juga ideologi yang disampaikan oleh film tersebut.

Contoh nyatanya ada pada film sekuel superhero yang diangkat oleh peneliti yaitu film X-Men:First Class, dimana film ini merupakan film kelanjutan dari sekuel X-Men yang sudah ada dilayar bioskop sebelumnya. Film X-men ini menjadi menarik untuk ditelaah dan diteliti karena pesan yang disampaikan kepada khalayak akan banyak mempengaruhi pola pikir penontonya terutama mengenai ideologi.

Film X-Men: First Class ini menjadi film pertama berjenis superhero yang

menyisipkan banyak ideologi di dalamnya dan hal ini akan sangat berbahaya karena seperti yang diketahui bahwa target penonton untuk jenis film ini biasanya anak-anak dan para remaja. Visualisasi yang digambarkan dalam film tersebut mengenai suatu ideologi akan membuat para penontonya berpikir bahwa ideologi tersebut dapat diterima dan disepakati sebagai ideologi yang bisa dilaksanakan padahal ideologi tersebut mempunyai sejarah yang kurang baik.

Film X-Men :First Class sendiri adalah satu project dari rumah produksi 20th

Century Fox dan Marvel Entertainment sebagai pemilik hak paten dari karakter

X-Men yang berawal dari sebuah komik. Dari segi pengeluaran atau modal yang dikeluarkan oleh rumah produksi untuk film ini juga tidak bisa dibilang sedikit atau bisa dikatakan seri X-Men kali ini adalah yang paling mahal dibandingkan seri-seri X-men pendahulunya. Selain itu keterlibatan orang-orang dibalik layar seperti Mathew Vaughn sebagai sutradara sekaligus penulis naskah , Bryan Singer

(5)

sebagai Produser, dan raksasa media Rupert Murdoch sebagai salah satu pemilik dari 20th Century Fox menandakan bahwa film ini tidak dibuat main-main dan

ditujukan untuk mendapatkan keuntungan sekaligus menyampaikan pesan dari film ini.

Dari segi Rating and Share, film X-men ini bisa dikatakan sukses dengan

nilai median delapan dan secara keseluruhan menurut penilaian para penonton, film ini mendapatkan persentase rating yang cukup baik. Ditujukan dengan hasil perolehan rating X-Men : First Class berikut :

Tabel 1.1

User Ratings For X-Men : First Class

Demographic breakdown are shown below.3

Votes Percentage Rating

35457 15.7% 10 47163 20.9% 9 74384 32.9% 8 42986 19.0% 7 15237 6.7% 6 5136 2.3% 5 2184 1.0% 4 1091 0.5% 3 698 0.3% 2 1671 0.7% 1

Arithmetic mean = 8.0. Median = 8

       3

(6)

Pesan-Pesan ideologi yang ada pada film X-Men: First Class ini yang membuat peneliti tertarik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam film ini secara visualisasi banyak ditemukan muatan-muatan pesan ideologi yang hendak disampaikan kepada penontonya dan ideologi tersebut tidak hanya satu atau dua ideologi tapi tiga ideologi sekaligus dimana ketiga ideologi tersebut mempunyai kemiripan visi dan misi yang hendak disampaikan. Dalam hal ini pesan-pesan tersebut menjurus pada ideologi Komunis, Nazi dan Fremasoon yang ketiganya mempunyai sejarah yang negatif dimata khalayak. Dari sekian banyak film berjenis Superhero yang dilahirkan oleh Holywood baru film X-men : First

class ini saja yang memuat pesan ideologi yang begitu kontras dan dapat dilihat dalam bentuk visualisasi berupa simbol yang tertuang dalam setting,kostum,dan latar yang ada didalam film tersebut.

Istilah ideologi sendiri memiliki ragam pengertian yang kompleks. Orang dapat menggunakan istilah itu untuk merujuk pengertian yang berbeda-beda. Kompleksitas pengertian ideologi tidak lepas dari pengaruh dinamika perkembangan konsep dari ideologi tersebut selama bertahun-tahun.

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli berpendapat bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Film dapat diakses oleh semua orang dengan berbagai macam cara, apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang, jika tidak sempat menontonnya di bioskop, bisa membeli DVD / VCD orisinil atau mungkin yang tak mau mengeluarkan banyak biaya akan memilih yang bajakan

(7)

saja. Di depan komputer dan hanya meng-klik beberapa link kita juga akan

dengan mudah mendapat sebuah film hasil download dari situs internet.

Secara umum Film ini memang hanya menggambarkan ide cerita khayalan yang tidak ada dalam kehidupan nyata. Akan tetapi jika ditelurusuri lebih jauh akan banyak ditemukan muatan-muatan pesan yang ingin ditanamkan oleh sang sutradara. Muatan-muatan pesan terebut di visualisasikan melalui simbol-simbol tertentu yang mengindikasikan ada nya pesan ideologi.

Berbicara mengenai simbol dan tanda maka tepat kiranya jika semiotika dijadikan pisau bedah untuk meneliti lebih jauh tentang film X-Men :First Class ini. Pemilihan analisis semiotika sendiri bukan tanpa alasan. Peneliti memilih semiotika karena kemampuan pendekatan ini memilih dan memilah setiap tanda dalam film baik berupa audio maupun visual, verbal maupun non verbal, Selain itu semiotika berkaitan erat dengan ideologi.

Semiotika sering ditunjuk sebagai model awal dari analisis yang mampu menampilkan bekerjanya ideologi dalam teks. Terdapat banyak varian mengenai ideologi meski secara singkat dapat dimengerti sebagai serangkaian ide tertentu.Dalam film X-Men : First class ini diharapkan kecurigaan penulis mengenai pesan-pesan ideologi yang ditanam dalam simbol,latar,dan setting seperti penekanan terhadap ideologi Nazi,Komunis dan Fremasoon dapat dikupas secara detail dengan teori semiotika. Dengan pertimbangan itulah penulis ingin mengangkat sebuah film sebagai objek penelitian dan semiotika sebagi pisau bedahnya.

(8)

Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu mengkaji lebih jauh film ini ke dalam bentuk penelitian yang berjudul “Visualisasi Pesan-Pesan Ideologi Pada Film X-Men:First Class.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pemikiran pada pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana Visualisasi Pesan-Pesan Ideologi Pada Film “X-Men: First Class”?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan ini ialah untuk mengetahui secara jelas mengenai visualisasi pesan-pesan ideologi dalam film “X-Men: First Class”.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi studi komunikasi, khususnya mengenai media film yang berkaitan dengan studi semiotika baik dalam pembelajaran teori pada perkuliahan mengenai semiotika komunikasi maupun sinematografi.

(9)

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada khalayak mengenai pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah film. Juga sebagai masukan untuk para sineas perfilman tanah air baik itu untuk produser, pekerja film maupun penikmat film.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana fungsi kerja sutradara dalam membungkus pesan-pesan sebuah film. Lebih khusus penulis bermaksud agar masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mempunyai ketertarikan dan hubungan dekat dengan dunia film dapat mengetahui bahwa film dapat dikaji dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah semiotika yang dapat digunakan dalam membaca tanda - tanda yang digunakan sepenuhnya atas dasar kekuasaan sutradara dan di interpretasikan penuh atas dasar kekuasaan penonton.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 6 Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Peryaratan Penyusunan Bidang Usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman

Data pada bab ini dibahas tentang gambaran umum Muhammadiyah di Ngestiharjo Selatan Bantul, yang. meliputi letak geografis, sejarah berdirinya Muhammadiyah

Selain itu alasan mahasiswa menggunakan mobil ke kampus diduga tidak sesederhana hanya dipengaruhi oleh faktor umum yang telah disebutkan diatas ataupun masalah baik buruknya

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas akhir “Pengembangan Aplikasi

dummy yang hasilnya adalah variabel penetapan risiko kecurangan (X1) berpengaruh terhadap variabel skeptisisme profesional auditor

Hasil yang sama juga didapatkan dari rekapitulasi kejadian bencana tahun 2014 BPBD Kabupaten Bondowoso yang menunjukkan bahwa bencana alam yang paling sering

Berdasarkan analisa dan pengujian pada aplikasi “Pengenalan Rumah Adat Indonesia Berbasis Augmented Reality” didapatkan hasil yang baik, aplikasi dapat berjalan dengan semestinya,

Speed Gewicht ** Weight ** Abtrieb Output Drive Size Länge Length Winkelkopfgehäuse Angle Head Seite bis Mitte Side to Center.