• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA SOERJO Vol. 18 No. 1 April ISSN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DOSEN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEDIA SOERJO Vol. 18 No. 1 April ISSN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DOSEN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA DOSEN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

Oleh : Rozalina Novianty ABSTRACT

The objective of this research is to determine the influence of leadership toward work performance of lecturer at University of Soerjo Ngawi. This research is carried out at University of Soerjo Ngawi, using survey method. Research samples were selected as much as 59 lecturers using pearson corellation and t-test technique. The results show: the leadership has positive effect to work performance. That is, improvement of leadership will lead to increased work performance. The conclusion of this research is that work performance can be improved by increasing leadership.

Keywoard : leadership, work performance, University of Soerjo Ngawi 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah aset yang penting dari organisasi. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya, diawali dari kemampuan menang-kap perubahan lingkungan, me-lakukan analisa, serta meng-antisipasi dampaknya terhadap organisasi. Dalam rangka meng-hasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam sebuah perguruan tinggi diperlukan kesiapan dengan segala perangkatnya termasuk yang utama adalah tenaga akademik sebagai penggerak utama aktifitas pembelajaran sehingga dosen harus mendapatkan pembinaan karier yang terencana dan proporsional. Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa perguruan tinggi harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang karyawan, dosen dan

pimpinan perguruan tinggi antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan se-mangat kerja, bimbingan, peng-arahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya ten-tang bagaimana kinerja karyawan.

Tinggi rendahnya kinerja para karyawan dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

(2)

kemampuan dan kemauan kerja, fasilitas kerja yang digunakan, disamping itu juga tepat tidaknya cara yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya, tepat tidaknya cara yang dipilih organisasi dalam memberikan motivasi kepada pegawai sehingga terjadi peningkatan produktivitas pegawai sesuai yang diharapkan organisasi.

Salah satu pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja dosen dapat dilakukan melalui gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi serta terarah. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin peng-ikutnya. Perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemim-pinan.

Karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan semangat kerja di dalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan dalam suatu perusahaan merupakan suatu faktor yang menentukan keber-hasilan ataupun kegagalan suatu perusahaan.

Universitas Soerjo Ngawi adalah perguruan tinggi Swasta di Ngawi yang berlokasi di Jl. Raya Cepu km 3. Universitas Soerjo Ngawi memiliki 5 fakultas yaitu fakultas hukum, fakultas ekonomi, fakultas sosial politik, fakultas pertanian dan fakultas teknik.

Hubungan yang kurang harmonis antara puncak pimpinan dengan bawahan sehingga sering adanya konflik yang saling mempertahankan pendapat yang mengakibatkan tidak terfokus pada peningkatan kinerja dosen. Hal ini berdampak pada kinerja dosen yang rendah.

Keterbatasan sarana dan prasarana seperti ruang kuliah, ruang seminar, laboratorium dan peralatan atau perlengkapan per-kuliahan yang sering kali membuat antar dosen saling berebut untuk menggunakan peralatan tersebut mengakibatkan pelaksanaan per-kuliahan tidak efektif dan kinerja dari dosen kurang memberikan kontribusi positif pada mahasiswa dan organisasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen pada Universitas Soerjo Ngawi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah: untuk menge-tahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen pada Universitas Soerjo Ngawi.

(3)

2. Tinjauan Pustaka 2.1. Kepemimpinan

Pemimpin memegang pe-ranan penting sehingga dapat mempengaruhi bawahan agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Peranan pemimpin dalam setiap organisasi sekecil apapun tingkat kepemim-pinannya sangatlah dominan dalam mengembangkan dan meningkatkan produktivitas organisasi tersebut.

Dalam usaha untuk meme-nuhi harapan bawahan, pemimpin menggunakan kemampuan dan kecerdasannya dengan meman-faatkan lingkungan dan potensi yang ada dalam perusahaan. Pemimpin berusaha melibatkan anggota atau karyawan dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Kemampuan untuk menggerakkan, mengarahkan serta mempengaruhi karyawan adalah sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Merhant and Van Der Stede (2007) kepemimpinan adalah proses di mana seorang pemimpin mempengaruhi bawahan agar dapat menempatkan kepentingan dan tujuan organisasi secara keseluruh-an di atas kepentingkeseluruh-an pribadinya.

Menurut Hasibuan (2012) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan sebagai sarana pen-capaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan ini pemimpin

merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secara bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemim-pinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasi-kan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.2. Gaya Kepemimpinan

Seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan menggerakkan bawahan dan meran-cang taktik serta strategi yang bagus dan mampu melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Keberhasilan seorang pemimpin dapat terlihat dari gaya kepemimpinannya. Gaya kepemim-pinan terwujud melalui interaksi antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpin.

Setiap pemimpin pada dasar-nya memiliki perilaku yang berbeda dalam mempengaruhi bawahannya. Perilaku pemimpin ini disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.

Definisi lain dikemukakan oleh Menurut Tjiptono (2006) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sedangkan menurut Reksohadi-projo dan Gitosudarmo (2009) “gaya kepemimpinan adalah

(4)

bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya”.

Jadi berdasarkan uraian di atas pengertian gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pimpinan Universitas Soerjo Ngawi dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para dosen Universitas Soerjo Ngawi.

2.3. Indikator Gaya Kepemimpinan

Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan Pemimpin Univer-sitas Soerjo Ngawi diukur meng-gunakan indikator empat perilaku kepemimpinan yang dikemukakan oleh Peter G. (2013) berdasarkan teori jalur tujuan (path-goal) terdapat empat perilaku kepemim-pinan yaitu:

1) Kepemimpinan yang directive Pemimpin yang memberi bawahan instruksi tentang tugas mereka, termasuk apa yang diharapkan dari mereka, bagaimana melaksanakan itu, dan tenggang waktu untuk menyelesaikan hal itu. Seorang pemimpin yang directive menetapkan standar kinerja yang jelas dan membuat peraturan serta hukum yang jelas bagi bawahan.

2) Kepemimpinan yang men-dukung (suportive)

Kepemimpinan yang mendu-kung termasuk pemimpin yang ramah dan dapat ditemui serta memenuhi kesejahteraan dan kebutuhan bawahan. Pemimpin yang menggunakan perilaku

mendukung berusaha membuat pekerjaan menjadi menyenang-kan bagi bawahan. Selain itu, pemimpin yang mendukung memperlakukan bawahan se-cara setara dan menghargai status mereka.

3) Kepemimpinan partisipatif (partisipative)

Kepemimpinan partisipatif mengundang bawahan untuk terlibat dalam pembuatan keputusan. Pemimpin partisi-patif berkonsultasi dengan bawahan, mendapatkan ide dan pendapat mereka, serta meng-integrasikan sarannya ke dalam keputusan tentang bagaimana kelompok atau organisasi akan bergerak maju.

4) Kepemimpinan berorientasi pada prestasi (achievement-oriented)

Kepemimpinan berorientasi pada prestasi ditandai oleh pemimpin yang menantang bawahan untuk melakukan pekerjaan di tingkat setinggi mungkin. Pemimpin ini me-nampilkan standar kehebatan yang tinggi untuk bawahan dan mencari perkembangan yang berkelanjutan. Selain meng-harapkan banyak hal dari bawahan, pemimpin yang berorientasi pada prestasi menunjukkan tingkat keyakinan tinggi, bahwa bawahan mampu membentuk dan mencapai tujuan yang menantang.

2.4. Kinerja

Baik buruknya kinerja suatu organisasi ditentukan oleh kinerja

(5)

dari upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada di dalamnya atau dapat disebut sebagai pelaku organisasi, keber-hasilan sebuah organisasi atau perusahaan tercermin dari pen-capaian kinerjanya.

Menurut Rivai (2004) kinerja merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja , target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Pabundu (2006) juga men-jelaskan pengertian kinerja “sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu”.

Berdasarkan beberapa pen-dapat ahli di atas, maka pengertian kinerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja dosen Universitas Soerjo Ngawi yang berupa kuantitas dan kualitas selama waktu kerja tertentu.

2.5. Indikator Kinerja

Pengukuran kinerja harus memberikan dasar terhadap pemahaman apa yang sebenarnya terjadi dengan organisasi dan memberikan sarana untuk me-musatkan usaha pada faktor-faktor atau bidang-bidang tertentu yang harus diperbaiki. Untuk itulah setiap pimpinan perusahaan harus mengetahui aspek-aspek kinerja

yang harus diukur. Dalam pene-litian ini kinerja dosen Universitas Soerjo Ngawi diukur menggunakan tiga dimensi berikut berdasarkan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen :

1) Pendidikan dan pengajaran Adalah hasil kerja dosen dalam melaksanakan perkuliahan, pembimbingan, maupun peng-ujian kepada mahasiswa serta pengembangan program-program kuliah.

2) Penelitian

Adalah hasil kerja dosen dalam menghasilkan karya ilmiah, menghasilkan temuan-temuan ilmiah melalui berbagai ke-giatan yang dilakukan.

3) Pengabdian pada masyarakat Adalah hasil kerja dosen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2.6. Hipotesis

Berdasarkan rumusan ma-salah dan landasan teori di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen pada Universitas Soerjo Ngawi.

3. Metodologi Penelitian

3.1. Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dimana penelitian ini mengukur pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen pada Universitas Soerjo Ngawi. Populasi

(6)

dalam penelitian ini adalah dosen yang bekerja di Universitas Soerjo Ngawi yang berjumlah 59 orang.

Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik sensus yaitu digunakannya semua populasi menjadi sampel. Adapun alasan peneliti menggunakan metode sensus hal ini dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian relatif kecil kurang dari 100 orang yaitu 59 orang.

1.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1) Uji Validitas

Suatu instrument dikatakan valid jika koefisien korelasi yang nilai signifikannya lebih kecil dari 10% (level of significance) menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut sudah sahih/-valid sebagai pembentuk indikator (Ghozali, 2011).

Hasil perhitungan Program SPSS menunjukkan bahwa semua aspek indikator dari insentif, dan semangat kerja karyawan mem-punyai nilai sig < α (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator variabel insentif, dan semangat kerja karyawan dinyata-kan valid.

2) Uji Reliabilitas

Dapat menggunakan uji Cronbach's Alpha, yang nilainya akan dibandingkan dengan nilai koefisien reliabilitas minimal yang dapat diterima. Jika nilai nilai Cronbach's Alpha > 0.6, maka instrumen penelitian reliabel (Ghozali, 2011).

Hasil pengujian reliabilitas dapat diketahui bahwa variabel

penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sudah sangat representatif dalam arti kata pengukuran datanya sudah dapat dipercaya (reliabel).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa :

1) Pengujian reliabilitas variabel gaya kepemimpinan (X) menunjukkan item-item per-tanyaan variabel gaya ke-pemimpinan adalah reilabel dan layak untuk digunakan dalam penelitian sebab nilai α sebesar 0,791 > 0,6.

2) Pengujian reliabilitas variabel kinerja dosen (Y) menunjuk-kan item-item pertanyaan variabel kinerja dosen adalah reliabel dan layak untuk digunakan dalam penelitian sebab nilai α sebesar 0,797 > 0,6.

2. Pengujian Hipotesis a) Pearson Correlation

Koefisien korelasi bernilai paling kecil -1 dan paling besar bernilai 1. Berkenaan dengan be-saran angka, jika 0, maka artinya tidak ada korelasi sama sekali dan jika korelasi 1 berarti korelasi sempurna hal ini berarti bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika r mendekati 0 berarti hubungan dua variabel semakin lemah. Sebenarnya jika tidak ketentuan

(7)

yang tepat mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun, hal ini dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi di atas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat sedangkan di bawah 0,5 korelasi lemah. Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) menunjukkan arah yang sama.

Setelah dilakukan uji kore-lasi, maka didapatkan nilai r adalah 0,744 dengan N = 59, diperoleh harga tabel 0,2564 (taraf signifikan 5%) dan diperoleh harga tabel 0,3328 (taraf 1%). yang artinya. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja dosen Universitas Soerjo Ngawi dengan kriteria Kuat.

b) Uji t

Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2011). Kriteria Pengujian dengan tingkat level of significant α = 0,05 sebagai berikut: a) Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan (H1 diterima dan H0 ditolak), artinya secara parsial variabel bebas (gaya kepemimpinan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kinerja dosen); b)

Sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (H1 ditolak dan H0 diterima), artinya variabel bebas (gaya kepemim-pinan) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kinerja dosen).

Setelah dilakukan uji t dengan mengunakan SPSS, diketahui bahwa nilai t hitung adalah 7,730. dan nilai t tabel dengan N = 59 adalah 1,678. Dan hasil ini dibandingkan dengan hipotesis jika (t hitung > t tabel) maka signifikan, dan jika (t hitung < t tabel) mata tidak signifikan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai 4,522 > 1,678, maka hipotesis hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen Universitas Soerjo Ngawi.

3. Penutup 3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisiensi kolerasi gaya kepemimpinan dan kinerja dosen bernilai positif sebesar 0,744. Sedangkan berdasarkan hasil uji t didapatkan nilai t hitung > t table (4,522 > 1,678). Hasil ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis yang berbunyi gaya kepemipinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap Kinerja Dosen Universitas Soerjo

(8)

Ngawi terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

3.2. Saran

Untuk meningkatkan kiner-ja dosen, pimpinan lembaga sebaiknya menciptakan komunikasi yang baik dengan dosen. Komunikasi yang kurang lancar dapat menjadi kendala dan menghambat kinerja dosen dalam menjalankan tugas tridharma perguruan tinggi.

Daftar Pustaka

Anak Agung. Wiranata, (2011), Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja dan Stress Karyawan, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 15 No. 2, FT Universitas Udayana, Denpasar.

Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Evalusi Kinerja Sumber Daya Manusia. Refika Aditama. Bandung. Ari Cahyono. (2012). Analisis

Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Dosen dan Karyawan di Universitas Pawyatan Daha Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen Revitalisasi. Vol 1. No 1. Juni.

Drucker, Peter F. (2006). The Leader of the Future. (Alih

Bahasa oleh Bob

Widyahartono ; Pemimpin

Masa Depan). PT. Alex Media Komputindo. Jakarta. Handoko , T.Hani. (2006).

Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi ke tujuh. BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu SP. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Lako, Andreas. (2004). Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan Solusi. Amara Books. Yogyakarta.

Martoyo, S. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi kelima, cetakan pertama, BPFE. Yogyakarta. Peter G. Northouse. (2013).

Kepemimpinan Teori dan Praktik. PT. Indeks. Jakarta. Tjiptono Fandy. (2006). Ciri-ciri

Kepemimpinan. Edisi pertama. Malang

Referensi

Dokumen terkait

Nursyirwan dalam laporan penelitiannya, “Musik Kompang Di Daerah Kelakap Tujuh Perspektif Musikologis” (Pad angpanjang, STSI, 2000), temuan penelitiannya memang sulit untuk

Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manajer dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya organisasi yang berharga. Data dapat

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Lombok Barat Nomor 8 Tahun 1998 Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Here, the teacher runs the activity using jigsaw technique and following the procedure such as; First, teacher divided students into groups of four and each student

Penggunaan tenaga kerja/tenaga bantu dalam kegiatan pemasaran ikan yaitu mulai dari pembelian ikan di kapal sampai pada pemasaran, dapat dilihat bahwa keterlibatan perempuan

Dengan akurasi yang cukup tinggi dan error yang cukup rendah, hal ini dapat diartikan bahwa metode Naive Bayes bekerja cukup baik dalam mengklasifikasi perubahan harga

[r]

Akhmad