5. Kesimpulan
Peran pemberian persembahan Jemaat Korintus dapat menciptakan berbagai aspek yaitu
keadilaan, kesatuan dan keseimbangan dalam kehidupan jemaat Kristen. Paulus juga
menghimbau setiap jemaat Korintus agar dapat berpartisipasi dalam pemberian persembahan
tersebut. Bagi Paulus aksi pengumpulan persembahan ini merupakan tindakan kasih karunia
Allah yang menguntungkan, baik orang Kristen Yahudi Yerusalem sebagai penerima, maupun
orang Kristen di Korintus sebagai pemberi. Paulus memahami proyek pengumpulan sumbangan
ini sebagai suatu aspek pelayanan atau suatu kegiatan rohani yang ada di dalam dirinya sebagai
pelayan Kristus, yaitu kepedulian kepada orang Kristen Yahudi yang miskin di Yerusalem.
Paulus juga menekankan bahwa memberi dengan sukacita sukarela sebagai jawaban atas
pemberian kasih Allah yang begitu besar adalah motivasi utama bagi orang-orang Kristen yang
berpartisipasi dalam kegiatan pengumpulan sumbangan.
Pemberian sumbangan yang diberikan oleh jemaat Kristen Yahudi di Korintus
merupakan suatu contoh konkrit yang harus dilakukan oleh kehidupan jemaat Kristen sekarang
ini. Terlebih khusus bagi setiap aktifis yang berperan dalam gereja dapat menjangkau
jemaat-jemaat Kristen yang membutuhkan pertolongan dan bantuan. Jemaat-jemaat-jemaat Kristen dapat
memahami bahwa dengan pemberian persembahan yang diberikan melalui gereja-gereja dapat
membantu jemaat-jemaat Kristen yang membutuhkan bantuan karena bencana alam, kemiskinan
dan lain-lain. Dalam menjalankan pemberian persembahan jemaat-jemaat Kristen di zaman
sekarang perlu kesungguhan kasih dan tekad yang bulat untuk membantu melalui persembahan
yang dimiliki. Pemberian persembahan, seperti kolekte yang dilaksanakan Paulus bukan hanya
merupakan satu bentuk dan alat yang sederhana untuk pembagian dana bagi orang yang
menderita. Tetapi, sarana kolekte dapat menjadi suatu model atau pola untuk mewujudkan
keseimbangan dalam tingkat yang lebih luas. Paulus mempromosikan pengumpulan sumbangan
untuk jemaat Yahudi Kristen di Yerusalem dengan sungguh-sungguh, maka Paulus