• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS

USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.

Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang Keahlian Manajemen Aset

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS ABSTRAK

Kegiatan pemeliharaan berkala merupakan salah satu bagian dari program pemeliharaan jaringan jalan. Kendala yang dihadapi Dinas Prasarana Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menentukan urutan prioritas usulan pemeliharaan berkala adalah keterbatasan anggaran dana dan tidak ada metode tertentu dalam pembobotan kriteria, sehingga prioritas yang dihasilkan tidak sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Pada kondisi eksisting hanya digunakan kriteria dari hasil survei lapangan yaitu Kriteria Kondisi Jalan dan Kriteria Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR), tanpa adanya pembobotan tingkat kepentingan kriteria tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu metoda baru yaitu metoda pembobotan dalam penentuan urutan prioritas usulan pemeliharaan berkala, dengan jumlah ruas jalan penelitian sebanyak 13 ruas jalan provinsi. Kriteria yang digunakan adalah kriteria yang ada pada kondisi eksisting ditambah 6 kriteria baru (potensi ekonomi komuditi unggulan, manfaat pemakai jalan, penduduk pengguna ruas jalan, peranserta masyarakat, fasilitas umum, trayek angkutan) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah wilayah studi. Pada penelitian ini, untuk mengetahui besarnya pengaruh/bobot kepentingan kriteria yang digunakan, maka dilakukan survei kuisioner kepada 13 responden yaitu para pengambil keputusan dari Tim Pembahas Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusun APBD Provinsi Sulawesi Selatan. Urutan Prioritas Usulan ditentukan berdasarkan besarnya jumlah manfaat yang didapat dari jumlah perkalian antara bobot kepentingan kriteria dengan nilai kriteria untuk setiap ruas jalan.

Hasil pembobotan tingkat kepentingan kriteria adalah kondisi ruas jalan (27,66%), LHR (21,37%), Potensi ekonomi komuditi unggulan (15,86%), Manfaat pemakai jalan (12,26), trayek angkutan umum (9,60%), jumlah penduduk pengguna ruas jalan (5,56%), peranserta masyarakat (3,93%), dan jumlah fasilitas umum (3,76). Hasil evaluasi perbandingan berdasarkan urutan prioritas usulan dengan batasan anggaran dana Rp.12,994,040,000.00.,- pada kondisi eksisting ruas jalan yang di usulkan sepanjang 28,37 kilometer, sedangkan pada metode pembobotan ruas jalan yang diusulkan sepanjang 29,79 kilometer. Berikut 7 urutan prioritas usulan pertama kondisi eksisting yaitu ruas jalan malino – bts. cabdin sinjai, takkalala-cabange, cabange-soppeng, cabange-salaonro, salaonro-pompanua, salaonro-ulugalung, jalan A. Yani (sidrap). Sedangkan 7 usulan pertama pada metode pembobotan berdasarkan jumlah manfaat yaitu sapaya–bts. jeneponto, palangga–sapaya, malino–bts. cabdin sinjai, bts.gowa–jeneponto, benteng-pariangan-barang barang, benteng-patori, dan cabange-soppeng.

Berdasarkan hasil evaluasi perbandingan, hasil urutan prioritas usulan dengan metode pembobotan dinilai lebih baik dan lebih lengkap.

(2)

PENDAHULUAN

Sebagai prasarana distribusi barang dan jasa, jalan merupakan urat nadi kehidupan, dalam mendukung berlangsungnya kegiatan usaha masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, akan terjadi arus orang dan jasa. Hal ini hanya dimungkinkan terjadi oleh adanya jasa distribusi, yaitu jasa perdagangan dan jasa angkutan sebagai bagian yang tak terpisahkan, yang bermula dari lokasi sumberdaya alam dan berhenti pada konsumen akhir. Sebagai prasarana transportasi darat, kedudukan dan peran jaringan jalan sudah selayaknya perlu diusahakan agar dapat melayani dengan lancar. Gangguan atau ketidak lancaran salah satu ruas jalan, akan berakibat pula pada gangguan jasa distribusi barang dan jasa.

Pemeliharaan jalan perlu di lakukan setiap tahun dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas jalan dari segi kenyamanan pengguna jalan. Kondisi jalan provinsi di Sulawesi Selatan pada tahun 2004, yang masuk dalam kategori kondisi baik sepanjang 446,62 Km, sedang 399,15 Km, rusak ringan 127,95 Km, dan rusak berat sepanjang 235,68 Km. Dari kondisi jalan tersebut panjang jalan yang masuk dalam pemeliharaan berkala sepanjang 50,29 Km, dengan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp.22.401.490.000,00,-, sedangkan alokasi APBD hanya sebesar Rp.12.994.040.000,00,- yang mampu mambiayai pemeliharaan berkala jalan sepanjang 28,37 Km. Dengan keterbatasan alokasi anggaran pemeliharaan berkala, maka perlu dilakukan Penelitian Penentuan Prioritas Usulan Proyek Pemeliharaan Jalan Provinsi Berdasarkan Kemampuan Keuangan Pemda Provinsi Sulawesi Selatan sebagai bahan pertimbangan dalam mewujudkan sasaran pembangunan yang tertuang dalam Renstrada.

METODA

Penelitian ini dimulai dengan mengevaluasi kondisi eksisting Pemeliharaan Jalan Provinsi di Sulawesi Selatan. Proses identifikasi kondisi eksisting selalu bersamaan dengan studi terhadap norma, standar, peraturan dan manual. Ini dimaksudkan agar setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan program pembangunan pemerintah pusat dan daerah.

Tahap kedua yaitu mengidentifikasi parameter dan menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan provinsi dengan menggunakan Metode Pembobotan. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kriteria sesuai dengan tujuan dan sasaran renstra. Parameter-parameter tersebut disusun menjadi kriteria manfaat ekonomi, layanan sosial, layanan transportasi, dan kondisi jalan. Renstra dipandang sebagai bentuk kebijakan pemerintah yang menekankan proses yang harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data, baik data sekunder maupun data primer. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi mengukur tingkat kepentingan kriteria terhadap penentuan prioritas. Responden yang dipilih adalah Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusunan APBN.

Tahap ke empat yaitu melakukan proses pembobotan tingkat kepentingan kriteria dengan menggunakan analisa multi kriteria untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing kriteria yang digunakan sebelum memutuskan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Pada tahap pengisian matriks perbandingan berpasangan,.unsur-unsur matriks tersebut diperoleh dengan membandingkan satu kriteria dengan kriteria yang lainnya, sehingga diperoleh semua unsur diagonal matriks perbandingan sama

(3)

dengan 1(satu).

Normalisasi perbandingan dilakukan untuk menyatukan jumlah kolom yang diperoleh, dengan membagi setiap nilai dengan nilai total. Untuk model pembobotan kriteria, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsistensinya≤ 10 %.

Penentuan prioritas dengan menggunakan metoda pembobotan, untuk mendapatkan penilaian dan pembobotan terhadap beberapa kriteria yang mempengaruhi pengmbilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik berdasarkan perbandingan berpasangan antara kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya. Dalam mengisi matriks berpasangan digunakan skala banding untuk menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen diatas yang lainnya. Skala banding tersebut mendefenisikan nilai 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) yang ditetapkan sebagai pertimbangan dalam membandingkan kriteria. Untuk memperoleh prioritas menyeluruh bagi suatu persoalan keputusan maka matriks perbandingan berpasangan harus disatukan dengan melakukan pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas setiap elemen. Penentuan prioritas masing-masing alternatif dilakukan dengan menjumlahkan nilai masing-masing kriteria terhadap skala yang diukur.

Urutan prioritas pemeliharaan jalan eksisting dan urutan prioritas pemeliharaan jalan dengan menggunakan metode pembobotan kemudian dibandingkan. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat urutan prioritas mana yang lebih baik dalam pemeliharaan jalan sesuai dengan kemampuan keuangan Pemda Provinsi Sulawesi Selatan.

HASIL DAN DISKUSI

Dalam menentukan prioritas pemeliharaan jalan, setiap tahunnya Dinas Prasarana Wilayah melakukan survei lapangan, menganalisa, dan mengkaji ulang data base terhadap seluruh ruas jalan yang menjadi kewenangan Pemda Provinsi sebelum diusulkan menjadi urutan prioritas pembangunan dan pemeliharaan jalan. Dari data Kondisi Jalan dan data LHR Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah menetapkan 13 (tiga belas) ruas jalan yang menjadi prioritas pemeliharaan berkala tahun 2005. Urutan Prioritasnya dapat dilihat pada tabel berikut 1. Dengan alokasi anggaran sebesar Rp.12,994,040,000.00.,- ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 28,37 kilometer.

Penentuan urutan prioritas pemeliharaan berkala pada metode pembobotan adalah menjumlahkan semua nilai kriteria yang didapat dari perkalian antara skala dari masing-masing kriteria dengan bobot kriteria itu sendiri untuk setiap ruas jalan penelitian. Nilai dari masing-masing kriteria terlebih dahulu dijadikan dalam skala, karena masing-masing nilai mempunyai satuan yang berbeda. Pemberian skala dengan cara membagi nilai kriteria pada setiap ruas jalan penelitian dengan nilai kriteria yang tertinggi dari salah satu ruas jalan penelitian untuk masing-masing kriteria. Skala tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria yang telah diperoleh dan ditetapkan dari proses analisa multi kriteria (AHP) dan kemudian akan menghasilkan nilai. Nilai masing-masing kriteria dijumlahkan berdasarkan ruas jalan yang diteliti dan hasilnya disebut dengan jumlah keuntungan (manfaat). Untuk menentukan peringkat (urutan prioritas) adalah dengan cara melihat nilai jumlah keuntungan mulai dari yang

(4)

sebesar Rp.12,994,040,000.00.,- ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 29,79 kilometer.

Tabel 1. Urutan Prioritas Usulan Program/Kegiatan pemeliharaan Berkala 2005.

1 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 2 030 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 3 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 4 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 5 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 6 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 7 046 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 8 053 BENTENG - PAR - BARANG BARANG 4.00 1,682,000,000.00

9 054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00 10 096 BORO - BTS. BANTAENG 1.72 739,600,000.00 11 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 12 098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 13 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,600,000.00 50.29 22,401,490,000.00 Sumber : Dinas Prasarana Wilayah Prov. Sulsel.

BIAYA

TOTAL

DAFTAR USULAN URUTAN PRIORITAS PROGRAM/KEGIATAN PEMELIHARAAN BERKALA TAHUN 2005

NO NO

RUAS NAMA RUAS JALAN TARGET (KM)

PANJANG BIAYA NILAI

(KM) (Rp) KEUNTUNGAN

1 098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 76.53 2 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 71.91 3 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 71.76 4 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,000,000.00 70.04 5 053 BENTENG - PARIANGAN - BARANG 4.00 1,682,000,000.00 68.81 6 054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00 67.67 7 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 65.88 8 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 56.12 9 46 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 55.25 10 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 54.22 11 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 54.06 12 031 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 47.30 13 096 BORO - BTS. BANTAENG 1.72 739,600,000.00 45.70 50.29 22,400,890,000.00 Sumber : Hasil Perhitungan

JUMLAH

Tabel 2. Urutan Prioritas Metode Pembobotan NO NO

RUAS NAMA RUAS JALAN

Hasil perbandingan urutan prioritas eksisting dengan urutan prioritas metode pembobotan dapat dinyatakan bahwa urutan prioritas dengan metode pembobotan jauh lebih baik dari kondisi eksisting. Berdasarkan parameter yang digunakan, parameter yang digunakan pada metoda pembobotan lebih lengkap dan sesuai

(5)

dengan kondisi di daerah ini, dan berkasarkan alokasi anggaran, dengan menggunakan metoda pembobotan, ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan lebih panjang 1,42 kilometer.

Tabel 3. Evaluasi Perbandingan Berdasarkan Kriteria yang Digunakan

NO PARAMETER EKSISTING PEMBOBOTAN

1. KRITERIA YANG DIGUNAKAN Aspek Manfaat Ekonomi

- Manfaat Komuditi Unggulan - Manfaat Pemakai Jalan Aspek Layanan Sosial - Jumlah Penduduk - Jumlah Fasilitas Umum - Peran Serta Masyarakat Aspek Layanan Transportasi - Kondisi Ruas Jalan, - LHR

- Trayek Angkutan Umum

-v v -v v v v v v v v 2, Metode Evaluasi Metode Pembobotan. - v 3. Pengabil Keputusan

- Dinas Prasarana Wilayah - Tim Pembahas APBD

v v

v 4. Sumber Dana

APBD v v

Sumber : Hasil Perhitungan.

Tabel 4. Alokasi Anggaran Pemeliharaan Jalan Eksisting

017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 030 TAKKALALA - CABANGE 2.60 1,201,200,000.00 031 CABANGE - SOPPENG 8.44 3,899,280,000.00 032 CABANGE - SALAONRO 4.83 2,231,460,000.00 033 SALAONRO - POMPANUA 3.80 1,755,600,000.00 036 SALAONRO - ULUGALUNG 4.00 1,848,000,000.00 046 JLN. A. YANI (SIDRAP) 1.50 682,500,000.00 28.37 12,994,040,000.00 Sumber : Hasil Evaluasi

PANJANG

(KM) BIAYA (Rp)

JUMLAH

ALOKASI ANGGARAN URUTAN PRIORITAS EKSISTING NO.

(6)

Tabel 5. Alokasi Anggaran Pemeliharaan Jalan Metode Pembobotan.

098 SAPAYA - BTS. JENEPONTO 5.00 2,175,000,000.00 097 PALANGGA - SAPAYA 2.50 1,087,500,000.00 017 MALINO - BTS. CABDIN SINJAI 3.20 1,376,000,000.00 098 BTS. GOWA - JENEPONTO 5.20 2,251,600,000.00 053 BENTENG - PARIANGAN - BARANG 4.00 1,682,000,000.00

054 BENTENG - PATORI 3.50 1,471,750,000.00

053 BENT - PARI - BARANG 6.39 2,950,790,000.00 29.79 12,994,640,000.00 Sumber : Hasil Perhitungan

NAMA RUAS JALAN

JUMLAH

PANJANG

(KM) BIAYA (Rp) ALOKASI ANGGARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBOBOTAN NO.

RUAS

KESIMPULAN

Penentuan urutan prioritas usulan proyek pemeliharaan berkala eksisting, didasarkan pada kriteria Kondisi Ruas Jalan dan kriteria Lalulintas Harian Rata Rata. Dari hasil pembahasan Tim Pembahas Dinas Prasarana Wilayah ditetapkan 13 (Tiga Belas) ruas jalan dengan panjang total 50,29 kilometer yang menjadi prioritas pemeliharaan berkala tahun anggaran 2005. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040,000.00.,- , ruas jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan sebanyak 7 (Tujuh) ruas jalan dengan panjang total 28,37 kilometer.

Parameter yang digunakan pada metode pembobotan, disusun berdasarkan sasaran dan tujuan renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu ; potensi komuditi unggulan, manfaat pemakai jalan, jumlah penduduk pengguna ruas jalan, jumlah fasilitas umum, peran serta masyarakat dalam pemeliharaan jalan, kondisi ruas jalan, lalulintas harian rata rata, dan jumlah trayek angkutan umum. Hasil pembobotan kriteria digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat masing-masing kriteria. Pengambilan keputusan yang merupakan responden pada penelitian ini adalah Tim Pembahas pada Dinas Prasarana Wilayah dan Tim Pembahas/Penyusunan APBD. Prioritas pertama pada metode pembobotan adalah ruas jalan Sapaya – Bts. Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 76,53, kemudian ruas jalan Palangga–Sapaya (097) dengan nilai manfaat 71,91, ruas jalan Malino– Bts. Cabdin Sinjai (017) dengan nilai manfaat 71,76, ruas jalan Bts. Gowa – Jeneponto (098) dengan nilai manfaat 70,04, ruas jalan Benteng – Pariangan – Barang Barang (053) dengan nilai manfaat 68,81, ruas jalan Benteng–Patori (054) dengan nilai manfaat 67,67, ruas jalan Cabange - Soppeng (031) dengan nilai manfaat 65,88, Ruas jalan Salaonro – Ulugalung (036) dengan nilai manfaat 56,12, ruas jalan A. Yani (Sidrap) (046) dengan nilai manfaat 55,25, ruas jalan Cabange - Salaonro (032) dengan nilai manfaat 54,22, ruas jalan Salaonro - Pompanua (033) dengan nilai manfaat 54,06, ruas jalan Takkalala – Cabange (030) dengan nilai manfaat 47,30, dan ruas jalan Boro – Bts. Bantaeng (096) dengan nilai manfaat 54,70. Dengan alokasi anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,-panjang jalan yang dapat dilakkukan pemeliharaan dengan menggunakan metode pembobotan sepanjang 29,79 kilometer.

(7)

Keterbatasan anggaran pemeliharaan berkala sebesar Rp.12,994,040.000.00.,-dengan prioritas usulan proyek eksisting hanya dapat melakukan pemeliharaan jalan sepanjang 28,37 kilometer, sedangkan dengan menggunakan urutan prioritas metoda pembobotan, panjang jalan yang dapat dilakukan pemeliharaan berkala sepanjang 29,79 kilometer.

Dari hasil analisa, diperoleh perbedaan parameter dan hasil penentuan prioritas usulan proyek pemeliharaan berkala jalan provinsi eksisting dengan metode pembobotan. Pada mekanisme eksisting, urutan usulan proyek yang disusun hanya merupakan daftar usulan tanpa analisa penentuan prioritas. Dengan kriteria kondisi ruas jalan dan lalulintas harian rata-rata yang digunakan pada eksisting, belum mencerminkan potensi daerah yang sebenarnya. Sedangkan parameter yang digunakan metode pembobotan disusun berdasarkan sasaran dan tujuan renstrada yang sesuai dengan program penanganan jalan, yaitu mengembangkan prasarana dan sarana wilayah untuk menunjang terselenggaranya sistim pemasaran dan distribusi pangan secara proporsional.

DAFTAR PUSTAKA.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, (2005/2005), ”Indikator Ekonomi Sulawesi Selatan”, Makassar.

Departemen PU, Dirjen Bina Marga, (1995), ”Biaya Operasi Kendaraan Untuk Jalan

Perkotaan di Indonesia”, Jakarta.

Departemen PU, Dirjen Bina Marga, (1994), ”Kabupaten Road Economic EvaluationMethod”(KREEM), Jakarta.

Institut Teknologi Bandung, (1996), ”Laporan Kemajuan Studi Tentang Nilai Waktu

Masing-masing Jenis Kendaraan”, (LAPI–ITB), Bandung

Pemerintah Republik Indonesia (2004), Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (2003), Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2003-2008.

Saaty, Thomas L, (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaan Presindo, Jakarta.

Setiawan Siregar, Agus Rusli, (2005), ”Evaluasi Penentuan Urutan Prioritas Usulan Proyek Jalan Kabupaten di Kabupaten Belitung”, Tesis Program M.T., Teknik

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Muzain Fataruba, Ria Asih Aryani Soemitro Jurusan Teknik Sipil-Bidang Keahlian Manajemen Aset

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS

Kata kunci: Provinsi Sulawesi Selatan, Urutan Prioritas, Pemeliharaan Berkala, Metode Pembobotan

(19)

Gambar

Tabel 1. Urutan Prioritas Usulan Program/Kegiatan pemeliharaan Berkala 2005.
Tabel  3. Evaluasi Perbandingan Berdasarkan Kriteria yang Digunakan
Tabel  5. Alokasi Anggaran Pemeliharaan Jalan Metode Pembobotan .

Referensi

Dokumen terkait

JudulSkripsi : APLIKASI LAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA SELATAN

Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh.. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor

Penggunaan prinsip animasi pada animasi 2D laskar cima yang telah dibuat menghasilkan animasi yang terlihat lebih realistis dengan gerakan yang halus.. Selain itu halus dan

Terdapat dua buah tank pada monumen Nani Wartabone satu buah menempati sisi kanan depan patung nani wartabone dan satu buah lainnya terdapat pada sisi kiri depan

Diperlihatkan dalam Schultz (1995) bahwa dalam kasus program dua-tahap dengan integer recourse nilai fungsi ekspektasi g   x adalah Lipschitz kontinu pada suatu

Artikel ini diharapkan dapat membuktikan apakah penerimaan mahasiswa terhadap kemudahan Google Classroom, Performa Google Classroom, Harapan mahasiswa terhadap penggunaan

Skripsi dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Volum dan Luas Permukaan Balok Dengan Metode STAD Pada Siswa Kelas VB SDN Ploso V-176

Kinerja sentra industri kerajinan kayu di Kecamatan Kepanjenkidul yang diukur dengan efisiensi menunjukkan Kelurahan Sentul merupakan kelurahan yang tidak efisien sedangkan