• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON DENGAN METODE INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH BERKALA (IHMB) DI AREAL IUPHHK-HA PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON DENGAN METODE INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH BERKALA (IHMB) DI AREAL IUPHHK-HA PT"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON DENGAN

METODE INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH

BERKALA (IHMB) DI AREAL IUPHHK-HA PT. BATU

KARANG SAKTI KECAMATAN MENTARANG KABUPATEN

MALINAU

Oleh

SAVRI ROMADHON

NIM. 080500023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON DENGAN

METODE INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH

BERKALA (IHMB) DI AREAL IUPHHK-HA PT. BATU

KARANG SAKTI KECAMATAN MENTARANG KABUPATEN

MALINAU

Oleh

SAVRI ROMADHON

NIM. 080500023

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON DENGAN

METODE INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH

BERKALA (IHMB) DI AREAL IUPHHK-HA PT. BATU

KARANG

SAKTI

KECAMATAN

MENTARANG

KABUPATEN MALINAU.

Nama

: Savri Romadhon

NIM

: 080500023

Program Studi

: Manajemen Hutan

Jurusan

: Manajemen Pertanian

Penguji II

Dyah Widyasasi S,Hut. MP

NIP.

19710103 199703 2 001

Mengesahkan,

Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir.Wartomo, MP

NIP. 1963028 198803 1 003

Pembimbing

Elisa Herawati, S.Hut. MP

NIP. 19710305 199512 2 001

Penguji I

Ir. Hasanudin, MP

NIP. 19630805 198903 1 005

(4)

ABSTRAK

SAVRI ROMADHON,

Pendugaan Biomassa Dan Karbon Dengan Metode

Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) Di Areal IUPHHK-HA PT. Batu

Karang Sakti Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau. Di bawah bimbingan

Elisa Herawati.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biomassa dan potensi

karbon pada kawasan hutan produksi khususnya areal IUPHHK-HA PT. Batu

Karang Sakti, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi

tentang potensi biomassa serapan karbon, dalam rangka perdagangan karbon

dan mengurangi kadar CO2 di udara.

Lokasi penelitian dilaksanakan di areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti

Kabupaten Malinau. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode

Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB). Data yang diperlukan dari

kegiatan IHMB tersebut adalah data diameter setinggi dada (DBH). Pengambilan

data menggunakan metode sampling yaitu sebanyak 30 plot sampel. Selanjutnya

data diameter tersebut akan diolah menggunakan persamaan Allometrik untuk

dihitung besaran biomassa dan karbonnya.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwah cadangan karbon pada PT.

Batu Karang Sakti adalah sebesar 8,719,786.80 ton karbon atau sebesar 183,42

ton per hektar dan biomassa adalah sebesar 18,546,780.2 ton atau sebesar

390.13 ton per hektar.

Hal tersebut diatas sejalan dengan hasil penelitian Masripatin

et. al

(2011),

yang menyatakan bahwa cadangan karbon dari berbagai kelas penutupan lahan

di hutan alam berkisar antara 7,50 - 264,70 ton/ha.

Hal ini menunjukkan bahwa Areal PT. Batu Karang Sakti masih memiliki

biomassa dan karbon standar selama tidak dilakukan eksploitasi yang melanggar

aturan pengelolaan hutan produksi lestari

.

(5)

RIWAYAT HIDUP

SAVRI ROMADHON,

lahir pada tanggal 28 Maret 1990 di kota

Semarang, Jawa Tengah. Merupakan anak Kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Bapak Arif Faini dan Ibu Mucholifah.

Pendidikan dimulai di Madrasah Ibtidaiyyah Al-Khoiriyyah 1

Semarang pada Tahun 1996 dan Lulus pada Tahun 2002,

kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al-Khoiriyyah 1 Semarang dan

lulus pada Tahun 2005. Kemudian pada tahun yang sama melanjutkan ke

Madrasah Aliyah Al-Khoiriyyah 1 Semarang dan memperoleh ijasah Tahun 2008

di Semarang, Jawa Tengah.

Pendidikan Tinggi dimulai pada Tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian, Program Studi Manajemen Hutan.

Pada tanggal 07 Maret 2011 sampai 07 Mei 2011 mengikuti kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Batu Karang Sakti, Kabupaten Malinau,

Provinsi Kalimantan Timur.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Ilmiah ini.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam penyusunan Karya Ilmiah ini juga

tidak lepas pula dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

2. Elisa Herawati, S. Hut. MP selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah.

3. Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda

4. Bapak Ir. M. Fadjeri, MP selaku ketua Program Studi Manajemen Hutan.

5. Ir. Hasanudin, MP dan Dyah Widyasasi, S.Hut. MP selaku dosen penguji

6. Serta semua teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan Karya

Ilmiah ini.

Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis menyadari bahwa laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka

dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………

i

RIWAYAT HIDUP ………..

ii

KATA PENGANTAR ……….

iii

DAFTAR ISI ……….

iv

DAFTAR TABEL ………

v

DAFTAR GAMBAR ………..

vi

ABSTRAK ………...

vii

I.

PENDAHULUAN………

1

II.

TINJAUAN PUSTAKA ………....

3

A.

Inventarisasi Hutan……….. ………..

3

B.

Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala …..………

4

C.

Biomassa Pohon ………..………..

5

D.

Model persamaan penduga Biomassa ………

9

E.

Tinjauan umum tempat penelitian ……… 12

III.

METODE PENELITIAN………...

15

A.

Waktu dan Lokasi ………..…

15

B.

Alat dan Bahan……….... 15

C.

Prosedur kerja………..…..…. 15

D.

Pengolahan data……….… 17

IV.

HASIL DAN PEMBAHHASAN .………....

19

A.

Hasil ………..……….….. 19

B.

Pembahasan ………..…. 20

V.

KESIMPULAN ………..

22

A.

Kesimpulan………..

22

B.

Saran ………...

22

DAFTAR PUSTAKA ………... 23

LAMPIRAN ……….... 24

(8)

DAFTAR TABEL

Tubuh utama

No

Judul

Halaman

1

Hasil Perhitungan Volume Tegakan Di PT. Batu Karang Sakti ..

19

(9)

DAFTAR GAMBAR

Tubuh Utama

No

Judul

Halaman

1

Grafik Hubungan Volume dengan Diameter di areal

IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti ………

(10)

I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kawasan hutan seluas 108 juta Hektar, dimana lebih

dari 50 % merupakan kawasan hutan produksi yang dikelola untuk tujuan

produksi hasil hutan melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(IUPHHK) dan pembayaran jasa lingkungan melalui Izin Usaha Pemanfaatan

Jasa Lingkungan (IUP-JL). Karena itu selain menjadi tulang punggung bagi

pemasukan penting negara, kawasan hutan produksi yang luas tersebut juga

menjadi kawasan penting yang menentukan apakah target penurunan emisi

nasional sebesar 26 % dimana lebih dari 50 % dari sektor kehutanan dapat

berhasil atau tidak (Solichin, 2010).

Penelitian pendugaan biomassa dan kandungan karbon di hutan tropis

masih sangat sedikit dilakukan. Padahal pendugaan biomassa pada hutan di

negara tropis pada dasarnya sangat dibutuhkan karena potensi biomassa hutan

yang besar dalam menyerap karbon. Lebih lanjut hutan tersebut mempunyai

potensi yang besar dalam pengurangan kadar CO2 melalui konservasi dan

manajemen kehutanan (Brown et al,1996).

Dalam mekanisme pembangunan bersih, negara maju diharuskan

mengurangi emisi karbondioksida (CO2)

,

untuk negara berkembang yang

umumnya terletak di daerah tropik diwajibkan mencegah kerusakan hutan yang

bertujuan untuk mengurangi pemanasan global. Seperti sudah diketahui bahwa

pertumbuhan pohon di daerah tropik umumnya lebih pesat bila dibandingkan

dengan negara yang beriklim subtropik. Hal ini menyebabkan negara maju

sangat memperhatikan kelestarian hutan tropis karena berpotensi tinggi dalam

menyerap emisi gas yang dapat menyebabkan perubahan iklim yang tidak

diinginkan. Oleh karena itu Indonesia yang mempunyai hutan tropis terbesar

(11)

ketiga di dunia setelah Brasil dan Kenya perlu mempunyai data dasar hutan

tropis dalam menyerap karbon. Data dasar akan sangat berguna apabila suatu

saat nanti peraturan tentang perdagangan karbon dunia berhasil diratifikasi

(Solichin, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi karbon pada kawasan

hutan produksi khususnya areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti, Kabupaten

Malinau, Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi

tentang potensi serapan karbon, dalam rangka perdagangan karbon dan

mengurangi kadar karbondioksida (CO2) di udara.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti adalah perusahaan swasta

nasional dengan usaha utamanya adalah pemanfaatan hasil hutan kayu

pada hutan alam dengan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu

(IUPHHK). Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil hutan tersebut

berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. SK.268/VI-BPHA/2008 tanggal 1

Agustus 2008 dengan luas ± 47.540 Ha.

PT. Batu Karang Sakti dengan kantor pusat beralamatkan di Jl. Danau

Toba No.17 Samarinda, Kalimantan Timur, Telp. (0541) 738474. Lokasi

camp terdapat di Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Provinsi

Kalimantan Timur. PT Batu Karang Sakti mempunyai luas areal ± 47.540 Ha.

Luas areal kerja IUPHHK PT. Batu Karang Sakti berdasarkan Tata Guna

Hutan Kesepakatan (TGHK) yang luas arealnya terbagi atas hutan produksi

tetap seluas 39.623 Ha dan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi

kawasan penggunaan lain mempunyai luas areal 7.917 Ha. Desa-desa atau

pemukiman penduduk yang ada di dalam dan di sekitar areal kerja IUPHHK

PT. Batu Karang Sakti antara lain Desa Menabur Besar, Desa Menabur

Kecil, Desa Belalau, Desa Wari’, dan Desa Harapan Maju yang

keseluruhannya termasuk di wilayah Kecamatan Mentarang.

B. Biomassa dan Karbon Hutan

1. Biomassa dan Karbon, Pengertian Dan Konsep Dasar.

Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu

area atau volume tertentu (Sutaryo, 2009)

.

Biomassa juga didefinisikan

sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon

(13)

dan dinyatakan dalam satuan ton berat kering per satuan luas (Brown,

1996). Dalam suatu penelitian biomassa terdapat banyak istilah yang

terkait dengan penelitian tersebut. Beberapa istilah tersebut diantaranya

disebutkan dalam Clark (1979)

sebagai berikut :

a. Biomassa hutan

(Forest Biomass) adalah keseluruhan volume

makhluk hidup dari semua spesies pada suatu waktu tertentu dan

dapat dibagi ke dalam 3 kelompok utama yaitu pohon, semak dan

vegetasi yang lain.

b. Pohon secara lengkap

(Complete tree) yaitu berisikan keseluruhan

komponen dari suatu pohon termasuk akar, tunggul/tunggak, batang,

cabang dan daun-daun.

c. Tunggul dan akar

(Stump and Root) adalah mengacu kepada

tunggul, dengan ketinggian tertentu yang ditetapkan oleh

praktek-praktek setempat dan keseluruhan akar. Untuk pertimbangan

kepraktisan, akar dengan diameter yang lebih kecil dari diameter

minimum yang ditetapkan sering dikesampingkan.

d. Batang di atas tunggul

(Tree above stump) merupakan seluruh

komponen pohon kecuali akar dan tunggul. Dalam kegiatan forest

biomass inventories, pengukuran sering disebutkan bahwa biomassa

di atas tunggul atau tunggak ditetapkan sebagai biomassa pohon

secara lengkap.

e. Batang (Stem) adalah komponen pohon mulai di atas tunggul hingga

ke pucuk dengan mengecualikan cabang dan daun.

f.

Batang komersial adalah komponen pohon diatas tunggul dengan

diameter minimal tertentu.

(14)

g. Tajuk pohon

(Stem top wood) adalah bagian dari batang dari

diameter ujung minimal tertentu hingga ke pucuk. Bagian ini sering

merupakan komponen utama dari sisa pembalakan.

h. Cabang (Branches) adalah semua dahan dan ranting kecuali daun.

i.

Dedaunan (Foliage) adalah semua duri-duri, daun, bunga dan buah.

C. Identifikasi Sumber Karbon Penting

Sumber karbon (carbon pool) penting harus disesuaikan berdasarkan

pola penggunaan sumber daya alam yang ingin dicapai. Pola pemanfaatan

sumber daya alam tertentu akan berdampak pada sumber karbon tertentu.

Pola pemanfaatan sumber daya hutan memiliki potensi pengurangan sumber

karbon yang berbeda dengan pola pemanfaatan sumber daya lahan lainnya.

Karena identifikasi sumber karbon yang penting untuk diukur perlu

disesuaikan dengan pola penggunaan lahan dan tipe program pengurangan

emisi karbon (Solichin, 2010).

Pemanfaatan hasil hutan berpengaruh besar terhadap cadangan

karbon yang berasal dari biomassa atas permukaan (BAP), dimana pohon

tebang merupakan bagian terbesar dari cadangan karbon BAP. Berbeda

dengan sistem pengukuran karbon, sistem penilaian tegakan hutan biasanya

hanya mengukur satu dari lima sumber karbon yang ada yaitu BAP,

mengingat tujuan utama inventarisasi hutan adalah penilaian tegakan

komersil pada tinggi bebas cabang. Untuk itu, semua pohon yang termasuk

non komersil, semua diameter dan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan

juga perlu diukur (Pambudhi, 2010).

(15)

Definisi sumber karbon dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Definisi sumber karbon.

Sumber

Penjelasan

Biomassa

Atas tanah

Semua biomassa dari vegetasi

hidup di atas tanah, termasuk

batang, tunggul, cabang, kulit, daun

serta buah baik dalam bentuk pohon

semak maupun tumbuhan herbal.

Bawah tanah

Semua biomassa dari akar yang

masih hidup.

Bahan organik

mati

Kayu mati

Semua biomassa kayu mati, baik

yang masih tegak, rebah maupun

yang di dalam tanah. Diameter lebih

besar dari 10 cm.

Serasah

Semua biomassa mati dengan

ukuran > 2 mm dan diameter kurang

dari atau sama dengan 10 cm,

rebah dalam berbagai tingkat

dekomposisi.

Tanah

Bahan organic

tanah

Semua bahan organic tanah dalam

kedalaman tertentu (30 cm untuk

tanah mineral) termasuk akar dan

serasah halus dengan diameter

kurang dari 2 mm, karena sulit

dibedakan

Sumber : Anonim, 2006

Biomassa bawah permukaan merupakan sumber karbon yang berasal

dari biomassa akar yang masih hidup. Kegiatan pemanenan hasil hutan di

tanah mineral biasanya tidak terlalu memiliki dampak besar terhadap karbon

yang berasal dari akar, kecuali menyebabkan perpindahan ke sumber

karbon lain yaitu bahan organik mati. Bahkan di hutan rawa gambut, sumber

karbon yang berasal dari akar mati akan tetap tersimpan di bawah

permukaan dan tidak terdekomposisi selama dalam kondisi anaerob.

Sumber karbon lain yang cukup besar di hutan produksi adalah bahan

organik mati termasuk di dalamnya serasah dan nekromasa. Walaupun

dengan penekanan pembalakan berdampak rendah (RIL), nekromasa di

hutan bekas tebangan di kawasan IUPHHK tetap lebih besar 50 % daripada

(16)

hutan primer. Dekomposisi dari nekromasa yang cukup besar tersebut juga

menghasilkan emisi karbon. Oleh karena itu nekromasa di hutan produksi

merupakan salah satu sumber karbon yang penting untuk diukur. Terlebih

jika areal tersebut memiliki tingkat kerawanan terhadap bahaya kebakaran

yang menjadika nekromasa menjadi sumber bahan bakar dan berpotensi

menjadi sumber emisi. Dalam hal ini, sebuah proyek pengelolaan hutan

produksi lestari juga memiliki fungsi pengurangan emisi dari kebakaran.

Dalam pola pengelolaan hutan produksi lestari yang melakukan

penurunan jatah tebang tahunan, produk kayu yang dihasilkan juga

merupakan sumber karbon yang penting untuk diukur. Biasanya data

tersebut dapat diperoleh secara langsung mengingat sistem administrasi

penatausahaan hasil hutan kayu sudah berjalan cukup baik. Bahan organik

tanah juga merupakan salah satu sumber karbon yang ada di hutan. Kecuali

di tanah gambut, cadangan karbon yang tersimpan dalam bahan organik

tanah biasanya tidak terlalu besar. Selain itu, kegiatan pengelolaan hutan

juga berdampak relatif rendah terhadap sumber karbon tersebut. Karena

terbatas hanya pada kegiatan penyaradan dan pembuatan jalan. Pada hutan

rawa gambut, hal ini menjadi berbeda, kegiatan penggalian kanal baik untuk

aksesibilitas dan pengelolaan air, berpengaruh besar terhadap pengeringan

lahan dan dekomposisi gambut. Karena itu, bahan organik tanah gambut

menjadi salah satu sumber karbon penting (Palace, et al. 2006)

.

D. Penghitungan Biomassa

Biomassa

Menurut Anonim (1999), perhitungan biomassa dapat dilakukan

dengan 4 cara utama yaitu sampling dengan pemanenan, sampling tanpa

(17)

pemanenan dengan data pendataan hutan secara in situ, pendugaan melalui

penginderaan jauh dan melalui pembuatan model. Untuk masing-masing

metode tersebut, persamaan allometrik digunakan untuk mengekstrapolasi

cuplikan data ke area yang lebih luas.

1. Sampling dengan pemanenan.

Metode ini dilaksanakan dengan memanen seluruh bagian

tumbuhan

termasuk

akarnya,

kemudian

mengeringkannya

dan

menimbang berat biomassa. Pengukuran dengan metode ini dapat

dilakukan dengan mengulang beberapa area cuplikan atau melakukan

eksploitasi untuk area yang lebih luas dengan menggunakan persamaan

allometrik. Meskipun metode ini terhitung akurat untuk menghitung

biomassa pada cakupan area kecil, metode ini terhitung mahal dan

sangat memakan waktu. Menurut Hitchcock dan Mc Donnell, (1979),

prosedur umum untuk membuat estimasi berat dari individu

masing-masing pohon yang menjadi bagian dalam pemanenan biomassa adalah

sebagai berikut :

a. Tebang pohon dan pisahkan material yang ada sesuai dengan

komponen dari pohon tersebut.

b. Bagi dan timbang setiap komponen bagian demi bagian.

c. Ambil sub sampel dari masing masing komponen.

d. Tentukan volume dari sub sampel dengan metode penenggelaman

dalam air atau metode lainnya

e. Keringkan dengan oven dan timbang masing-masing sub sampel.

f. Tetapkan total berat kering dari masing-masing bagian.

(18)

g. Terapkan faktor kepadatan berat basah dan berat kering untuk setiap

komponen.

h. Jumlahkan berat masin-masing komponen menjadi berat keseluruhan

pohon.

Berat basah keseluruhan pohon dan komponen-komponennya

dapat dibagi atau dibedakan dengan cara ini atau melalui cara sampling.

Membagi berdasarkan kadar air dan berat kering umumnya memerlukan

proses laboratorium.

2. Sampling tanpa pemanenan.

Metode ini merupakan cara sampling dengan melakukan

pengukuran tanpa pemanenan. Metode ini antara lain dilakukan dengan

mengukur tinggi atau diameter pohon dan menggunakan persamaan

allometrik untuk mengekstrapolasi biomassa.

3. Pendugaan melalui penginderaan jauh.

Penggunaan

teknologi

penginderaan

jauh

umumnya

tidak

dianjurkan terutama untuk proyek-proyek dengan skala kecil. Kendala

yang umumnya adalah karena teknologi ini relatif mahal dan secara teknis

membutuhkan keahlian tertentu yang mungkin tidak dimiliki oleh

pelaksana proyek. Metode ini juga kurang efektif pada daerah aliran

sungai, pedesaan atau wanatani (agroforestry) yang berupa mosaik dari

berbagai penggunaan lahan dengan persil berukuran kecil (beberapa

hektar saja).

Hasil pengideraan jauh dengan resolusi sedang mungkin sangat

bermanfaat untuk membagi area proyek menjadi kelas-kelas vegetasi

yang relatif homogen. Hasil pembagian kelas ini menjadi panduan untuk

(19)

proses survei dan pengambilan data lapangan. Untuk mendapatkan

estimasi biomassa dengan tingkat keakuratan yang baik memerlukan

memerlukan hasil penginderaan jauh dengan resolusi yang tinggi, tetapi

hal ini akan menjadi mode alternatif dengan biaya yang besar.

4. Pembuatan Model.

Model digunakan untuk menghitung estimasi biomassa dengan

frekuensi dan intensitas pengamatan in situ atau penginderaan jauh yang

terbatas. Umumnya model empiris ini didasarkan pada jaringan dari

sampel plot yang diukur berulang, yang mempunyai estimasi biomassa

yang sudah menyatu atau melalui persamaan allometrik yang

mengkonversi volume menjadi biomassa.

E. Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata

Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan

Hutan, para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam

Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

dalam Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) diwajibkan menyusun Rencana Kerja

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu sepuluh tahunan (Pasal 73 dan 75

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007) yang disusun berdasarkan

inventarisasi hutan berkala sepuluh tahunan yang selanjutnya disebut

sebagai Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (Anonim, 2007).

Menteri Kehutanan menetapkan Pedoman IHMB sebagai pedoman

pelaksanaan IHMB di lapangan oleh pemegang HA atau

IUPHHK-HT dan pengelola Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (Anonim, 2007).

(20)

Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) merupakan

salah satu perangkat monitoring sumberdaya hutan untuk mengetahui

potensi tegakan di seluruh kawasan hutan. IHMB wajib dilaksanakan

oleh pengelola KPHP atau pemegang IUPHHK setiap 5 tahun sekali.

Karena itu, IHMB merupakan perangkat monitoring yang juga penting

yang juga dapat digunakan sebagai perangkat pemantauan karbon hutan

yang dilaksanakan oleh IUPHHK atau KPHP (Solichin, 2010).

1. Tehnik Penarikan Contoh

IHMB menggunakan desain

systematic plot sampling with random

start

,

atau dengan kata lain penyebaran plot ukur dilakukan secara

sistematis pada seluruh areal dengan titik awal dipilih secara acak. Hal

yang paling penting dalam penyebaran plot ukur adalah, menjamin

adanya keterwakilan yang tinggi dari populasi yang ada. Karena itu baik

penentuan plot secara sistematik maupun acak, pada dasarnya sama

baiknya tergantung kondisi di lapangan dan sumber daya yang ada, misal

ketersediaan GPS dan personil yang mampu mengoperasikannya di

lapangan jika menggunakan sistem penentuan plot secara acak.

Penggunaan GPS pun dapat mengurangi kesalahan penentuan lokasi

plot di lapangan dibandingkan menggunakan kompas dan meteran yang

dapat memiliki kesalahan kumulatif yang tinggi, jika menggunakan sedikit

titik ikat (Solichin, 2010).

2. Penentuan Jumlah Plot.

Jumlah plot dihitung berdasarkan perkiraan tingkat keragaman antar

plot, yaitu berkisar antara 65 %

– 75%. Sebagai acuan, ditetapkan

koefisien variasi (CV) dibedakan berdasarkan regionalitas. Wilayah

(21)

Sumatra dan Kalimantan digunakan CV sebesar 65% sedangkan

wilayah Sulawesi dan Papua menggunakan CV sebesar 75%. Untuk

tahap awal, acuan ini dapat digunakan oleh pemegang IUPHHK untuk

mendisain rencana survei.

IUPHHK yang telah melaksanakan IHMB di lapangan dapat

melakukan penghitungan tingkat keragaman antar plot berdasarkan hasil

di lapangan. Sehingga penentuan plot ukur IHMB selanjutnya dapat

mengacu pada tingkat keragaman berdasarkan pengukuran IHMB

sebelumnya.

Pambudhi (2010), melakukan analisa dari hasil IHMB pada 5

IUPHHK di Kalimantan Timur, dan diperoleh koefisien keragaman

sebesar 50%. Hal yang sama perlu dilakukan untuk wilayah

wilayah lain

di Indonesia, sehingga tingkat keakurasian dan efisiensi biaya dan waktu

pelaksanaan dapat ditingkatkan pada IHMB berikutnya.

3. Data yang Diukur

IHMB menerapkan

combined plots atau plot gabungan untuk

mengukur potensi tegakan dari berbagai kelas diameter. Metode ini

dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan di lapangan. Semua pohon,

baik komersil dan non komersil dicatat nama jenisnya dan diukur DBH

nya. Untuk pengukuran biomassa atas permukaan pada sistem PHL, data

tersebut cukup untk dianalisa. Mengingat bahan organik mati, khususnya

kayu dan pohon mati, merupakan sumber karbon penting dalam pola IFM,

maka sebaiknya juga diukur dalam plot IHMB. IUPHHK yang berada di

lahan gambut, juga perlu mengukur volume gambut dan potensi karbon

yang ada.

(22)

F. Penghitungan Karbon dari data IHMB

Penghitungan potensi biomassa pohon dapat menggunakan beberapa

persamaan yang telah dikembangkan dan dipublikasikan untuk wilayah di

Kalimantan Timur, antara lain sebagai berikut :

BP=0,2902 (D)

2,313

berdasarkan penelitian di Labanan, Kaltim untuk

jenis campuran (Samalca, 2007).

Ln(BP) = c+ α ln (DBH)

berdasarkan penelitian di Berau Kaltim, untuk

beberapa kelompok jenis dipterocarpaceae. Nilai c dan α adalah nilai

konstanta yang berbeda

beda tergantung kelompok jenisnya

(Basuki et al, 2009).

BP = 0,118 D

2,53

hutan tropis lembab di seluruh dunia dengan CH

antara 1500

4000 mm per tahun (Brown, 1997).

BP =ρ* exp (

1,239 + 1.980 ln (D) + 0.207 (ln (D))

2

0.0281 (ln(D))

3

)

untuk hutan basah berdasarkan data hasil penelitian hutan tropis di

seluruh dunia (Chave, 2005).

Ket: BP= Biomassa Pohon (kg per pohon)

ρ = Berat jenis pohon (g/cc)

D = Diameter setinggi dada (cm)

Semua potensi biomassa pohon dari semua sub plot dihitung lalu

dirata

rata per hektar. Total potensi masing

masing sub plot dalam plot

yang sama ditambahkan menjadi rata

rata potensi per hektar. Selanjutnya,

berdasarkan hasil stratifikasi yang dilakukan sebelumnya, tentukan stratum

dari tiap

tiap plot. Plot

plot yang memiliki stratum yang sama dijumlahkan

(23)

dan dirata

ratakan. Sehingga diperoleh nilai rataan dari potensi biomassa

masing

masing stratum.

Total cadangan biomassa diperoleh dari penjumlahan semua total

biomassa pada semua stratum. Untuk mendapatkan total cadangan karbon,

total biomassa dikalikan dengan fraksi karbon dalam biomassa sebesar 0,47

(Anonim, 2006).

(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti,

Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau dengan waktu pengamatan ± 2

minggu (17 Mei 2011 – 30 Mei 2011).

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

1. Alat

a. Parang

b. Cat

c. GPS

d. Peta Kerja

e. Kompas

f. Clinometers

g. Meteran

h. Buku Ekspedisi

i. AlatTulis

2. Bahan.

Data diameter dan informasi umum tiap plot yang dikerjakan.

C. Prosedur Kerja.

1. Melaksanakan langkah-langkah IHMB sesuai dengan pedoman IHMB

yang ditetapkan oleh kementerian kehutanan.

2. Pengambilan data diameter setinggi dada (DBH) untuk setiap jenis pohon

dengan diameter lebih besar atau sama dengan 10 cm.

(25)

3. Pengambilan data pendugaan biomassa dan karbon menggunakan teknik

sampling yaitu mengambil 30 plot sampel dengan ukuran 20 meter x 125

meter atau 0,25 hektar.

Gambar 1. Bentuk plot sampel pendugaan biomassa dan karbon di areal

IUPHHK PT Batu Karang Sakti.

4. Pembuatan laporan ilmiah. Dalam kegiatan ini dilakukan penelusuran

terhadap kelengkapan studi literature guna menunjang pembahasan

dalam penelitian ini.

D. Pengolahan Data.

Pengolahan data terhadap pendugaan Biomassa dan karbon hutan di

areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti kabupaten Malinau dilakukan

menggunakan rumus persamaan Allometrik pendugaan biomassa untuk

wilayah Berau, Kalimantan Timur. Hal tersebut dikarenakan lokasi kabupaten

Malinau dan Berau cukup dekat dan kondisi iklim serta lingkungan yang tak

jauh berbeda.

(26)

Persamaan Allometrik sebagai berikut :

Ln(BP) = c+ α ln (DBH)

Ket :

BP

= Biomassa Pohon

C

= nilai konstanta masing-masing jenis

DBH = Diameter setinggi dada

Proses pengolahan data menggunakan komputer dan program Ms. Excel

dengan menggunakan fungsi Logaritma Natural (Ln).

Tabel 2. Persamaan Allometrik pendugaan Biomassa untuk jenis yang

berbeda untuk wilayah berau, Kalimantan timur.

No. Nama Jenis Pohon

Persamaan

1

Keruing

Ln(BP)= -1.232+2.178 x ln (DBH)

2

Merawan

Ln(BP)= -1.813+2.339 x ln (DBH)

3

Gutta Percha

Ln(BP)= -1.098+2.142 x ln (DBH)

4

Meranti

Ln(BP)= -2.193+2.371 x ln (DBH)

5

Rimba Campuran

Ln(BP)= -1.201+2.196 x ln (DBH)

(27)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.

Dalam penelitian ini, pengambilan data berlangsung selama 14 (Empat

Belas) hari dari tanggal 17 Mei 2011 s/d 30 Mei 2011. Pengelolaan data dan

penyusunan karya ilmiah ± 1 bulan. Data-data yang didapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Data Rekapitulasi Sampel Plot Hasil Pendugaan Biomassa dan

Karbon Berdasarkan Kelompok Jenis di areal IUPHHK-Ha PT.

Batu Karang Sakti, Kabupaten Malinau.

NO

KELOMPOK JENIS

BIOMASSA

(Ton)

KARBON

(Ton)

LUAS

SAMPLE

PLOT

1

Kelompok Meranti

1.688,95

793,81

7,5 Ha

2

Rimba Campuran

1.238,01

581,86

TOTAL

2.926,96

1.375,67

Tabel 4. Data Rekapitulasi Biomassa dan Karbon Keseluruhan Kawasan

Hutan IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti.

No

Uraian

Luas

Areal

(Ha)

Potensi

Biomassa

(Ton/Ha)

Total

Biomassa

(Ton)

Potensi

Karbon

(Ton/Ha)

Total

Karbon

(Ton)

1

PT.Batu Karang Sakti 47.540

390,13

18.546.780,2

183,42

8.719.78

6,80

Dari data Tabel 3 dan 4 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata potensi

biomassa pohon di PT. Batu Karang Sakti adalah 390,13 ton per hektar. Dan

rata-rata potensi karbon per hektar adalah 183,42 ton per ha. Total

keseluruhan Biomassa pada area IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti adalah

18.546.780,2 Ton dan karbon adalah sebanyak 8.719.786,80 Ton karbon.

(28)

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa cadangan karbon

pada PT. Batu Karang Sakti adalah sebesar 8.719.786,80 ton karbon atau

sebesar 183,42 ton per hektar dan biomassa adalah sebesar 18.546.780,2

ton atau sebesar 390,13 ton per hektar.

Hal tersebut diatas sejalan dengan hasil penelitian Masripatin

et. al

(2011), yang menyatakan bahwa cadangan karbon dari berbagai kelas

penutupan lahan di hutan alam berkisar antara 7,50 - 264,70 ton/ha.

Hal ini menunjukkan bahwa Areal PT. Batu Karang Sakti masih

memiliki biomassa dan karbon standar selama tidak dilakukan eksploitasi

yang melanggar aturan pengelolaan hutan produksi lestari.

(29)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Rata-rata potensi biomassa pada areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang

Sakti adalah sebesar 390,13 ton per hektar.

2. Rata-rata potensi karbon pada areal IUPHHK-HA PT. Batu Karang Sakti

adalah sebesar 183,42 ton per hektar.

3. Total keseluruhan potensi biomassa pada areal IUPHHK-HA PT. Batu

Karang Sakti adalah sebesar 18.546.780,20 ton.

4. Total keseluruhan potensi karbon pada areal IUPHHK-HA PT. Batu

Karang Sakti adalah sebesar 8.719.786,80 ton.

B. Saran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai potensi

biomassa dan karbon di kabupaten Malinau, perlu adanya penelitian khusus

untuk wilayah kabupaten Malinau.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Pendugaan Biomassa Pohon Dengan Model Branching Pada

Hutan Sekunder Di Rantau Padan Jambi, Bogor.

Anonim. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories,

Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories Programme,

Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K., Ngara T. and Tanabe K. (eds).

Published: IGES, Japan.

Anonim. 2007. Pedoman Inventarisasi Hutan Memyeluruh Berkala Pada Usaha

Pemanfaatan Hsil Hutan Kayu di Hutan Produksi. Departemen

Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.

Basuki, TM., van Laake, P.E., Skidmore, A.K. and Hussin, Y.A., 2009.

Allometric equations for estimating the above groung biomass in

tropical low land dipterocarp forest, Jakarta.

Brown, Sandra, 1996. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical

Forests: Primer. (FAO Forestry Paper - 134). FAO, Rome.

Chave, 2005. Error propagation and scaling for tropical forest biomass

estimates. Phil. Trans. R. Soc. Lond. B. DOI 10.1098/rstb.2003.1425.

Clark III, A. 1979. Suggested procedures for measuring tree biomass and

reporting free prediction equations. Proc. For. Inventory Workshop,

SAF-IUFRO. Ft. Collins, Colorado: 615-628.

Hitchcock III, H.C. & J.P. McDonnell, 1979. Biomass measurement: a synthesis

of the literature. Proc. For. Inventory Workshop, SAF-IUFRO. Ft.

Collins, Colorado:544-595.

Palace, M., M. Keller, G. P. Asner, J. N. M. Silva dan C. Passos. 2007.

Necromass in undisturbed and logged forests in the Brazilian Amazon.

Forest Ecology and Management. Vol 238.

Pambudhi, F. 2010. Metode Pengukuran Cadangan Karbon di Hutan

Produksi. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda.

Samalca, I.K. 2007. Estimation of Forest Biomass and its Error, A case in

Kalimantan, Indonesia. International Institute for Geo‐information

Science and Earth Observation. Netherland.

Solichin. 2010.

Pengukuran Karbon di Kawasan Hutan Produksi Melalui

IHMB.GTZ. Jakarta.

Sutaryo Dandun. 2009.

Perhitungan Biomassa. Wetlands International

Indonesia Progamme. Bogor.

(31)

Masripatin, N., K. Ginoga, G. Pari, WS. Dharmawan, CA. Siregar, A. Wibowo,

D. Puspasari, AS. Utomo, N. Sakuntaladewi, M. Lugina, Indartik,

W. Wulandari, S. Darmawan, I. Heryansah, NM. Heriyanto, HH.

Siringoringo, R. Damayanti, D. Anggraeni, H. Krisnawati, R.

Maryani, D. Apriyanto, B. Subekti. 2011. Cadangan Karbon Pada

Berbagai Tipe Hutan Dan Jenis Tanaman di Indonesia. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Bogor.

(32)
(33)

Lampiran 1.

DATA HASIL INVENTARISASI PLOT SAMPEL PENDUGAAN BIOMASSA DAN KARBON HUTAN MENGGUNAKAN METODE IHMB DI PT. BATU KARANG SAKTI, KABUPATEN MALINAU

No. Plot Sampel

No. Pohon Nama jenis Kelompok Jenis Diameter (cm) Tinggi (cm) Biomassa (Ton) Karbon (Ton)

1 8973 Meranti Merah Kelompok Meranti 90 21 2,14 1,00

1 8974 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

1 8975 Meranti Merah Kelompok Meranti 49 15 1,95 0,92

1 8976 Arang-arang Rimba Campuran 20 13 1,68 0,79

1 8977 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 8978 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

1 8979 Dara-dara Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 8980 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

1 8981 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 8982 Meranti Kuning Kelompok Meranti 80 19 2,10 0,99

1 8983 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

1 8984 Meranti Merah Kelompok Meranti 100 22 2,17 1,02

1 8985 Sepetir Rimba Campuran 25 14 1,77 0,83

1 8986 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

1 8987 Keruing Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

1 8988 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

1 8989 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

1 8990 Meranti Merah Kelompok Meranti 49 15 1,95 0,92

1 8991 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 13 1,54 0,72

1 8992 Rimba Campuran Rimba Campuran 80 19 2,13 1,00

1 8993 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 8994 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

1 8995 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 8996 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

1 8997 Rimba Campuran Rimba Campuran 50 16 2,00 0,94

1 8998 Meranti Kuning Kelompok Meranti 60 17 2,02 0,95

1 8999 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

1 9000 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

1 9001 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

1 9002 Arang-arang Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

1 9003 Meranti Kuning Kelompok Meranti 50 15 1,96 0,92

1 9004 Meranti Merah Kelompok Meranti 25 13 1,69 0,80

1 9005 Dara-dara Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 9006 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

(34)

Lampiran 1. lanjutan

1 9008 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

1 9009 Sepetir Rimba Campuran 120 23 2,23 1,05

1 9010 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

1 9011 Meranti Kuning Kelompok Meranti 13 11 1,36 0,64

1 9012 Meranti Kuning Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

1 9013 Bangkirai Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

1 9014 Arang-arang Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

1 9015 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

1 9016 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

1 9017 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

1 9018 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

1 9019 Arang-arang Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

1 9020 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

1 9021 Kapur Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 9022 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

1 9023 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

1 9024 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

1 9025 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

1 9026 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 12 1,54 0,72

1 9027 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

1 9028 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

1 9029 Sepetir Rimba Campuran 60 16 2,05 0,96

1 9030 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

2 9031 Rimba Campuran Rimba Campuran 90 21 2,16 1,02

2 9032 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

2 9033 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9034 Sepetir Rimba Campuran 49 15 1,99 0,94

2 9035 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

2 9036 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

2 9037 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9038 Semangkok Rimba Campuran 49 15 1,99 0,94

2 9039 Rimba Campuran Rimba Campuran 70 17 2,10 0,98

2 9040 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

2 9041 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

2 9042 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9043 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9044 Arang-arang Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

2 9045 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

2 9046 Semangkok Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9047 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

(35)

Lampiran 1. lanjutan

2 9049 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9050 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

2 9051 Keruing Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9052 Keruing Kelompok Meranti 20 20 1,59 0,75

2 9053 Meranti Merah Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

2 9054 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

2 9055 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

2 9056 Kempas Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

2 9057 Rimba Campuran Rimba Campuran 70 18 2,10 0,98

2 9058 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

2 9059 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

2 9060 Sepetir Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

2 9061 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9062 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9063 Rimba Campuran Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

2 9064 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9065 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

2 9066 Rimba Campuran Rimba Campuran 12 12 1,45 0,68

2 9067 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

2 9068 Dara-dara Kelompok Meranti 45 15 1,92 0,90

2 9069 Rimba Campuran Rimba Campuran 13 10 1,49 0,70

2 9070 Kempas Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

2 9071 Meranti Merah Kelompok Meranti 70 18 2,06 0,97

2 9072 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

2 9073 Rimba Campuran Rimba Campuran 45 15 1,97 0,93

2 9074 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9075 Rimba Campuran Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

2 9076 Meranti Kuning Kelompok Meranti 60 17 2,02 0,95

2 9077 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

2 9078 Rimba Campuran Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

2 9079 Keruing Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

2 9080 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

2 9081 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9082 Keruing Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

2 9083 Meranti Kuning Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

2 9084 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9085 Dara-dara Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

2 9086 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

2 9087 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

2 9088 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

(36)

Lampiran 1. lanjutan

3 9090 Rimba Campuran Rimba Campuran 25 13 1,77 0,83

3 9091 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

3 9092 Keruing Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9093 Dara-dara Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9094 Rimba Campuran Rimba Campuran 70 19 2,10 0,98

3 9095 Meranti Putih Kelompok Meranti 55 16 1,99 0,93

3 9096 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

3 9097 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9098 Meranti Kuning Kelompok Meranti 35 13 1,83 0,86

3 9099 Meranti Merah Kelompok Meranti 80 18 2,10 0,99

3 9100 Meranti Kuning Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

3 9101 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9102 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

3 9103 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9104 Bangkirai Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

3 9105 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9106 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

3 9107 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9108 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9109 Rimba Campuran Rimba Campuran 80 17 2,13 1,00

3 9110 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9111 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

3 9112 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

3 9113 Kempas Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9114 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 13 1,59 0,75

3 9115 Meranti Putih Kelompok Meranti 25 14 1,69 0,80

3 9116 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

3 9117 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

3 9118 Arang-arang Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

3 9119 Sepetir Rimba Campuran 80 13 2,13 1,00

3 9120 Kempas Rimba Campuran 30 15 1,84 0,86

3 9121 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9122 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 14 1,54 0,72

3 9123 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

3 9124 Meranti Merah Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

3 9125 Meranti Merah Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

3 9126 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9127 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

3 9128 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

3 9129 Kempas Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

(37)

Lampiran 1. lanjutan

3 9131 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9132 Arang-arang Rimba Campuran 20 13 1,68 0,79

3 9133 Rimba Campuran Rimba Campuran 25 13 1,77 0,83

3 9134 Meranti Kuning Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

3 9135 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

3 9136 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9137 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

3 9138 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

3 9139 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9140 Sepetir Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

3 9141 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9142 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

3 9143 Bawang-Bawang Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

3 9144 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

3 9145 Bawang-Bawang Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

3 9146 Kempas Rimba Campuran 50 17 2,00 0,94

3 9147 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

3 9148 Meranti Merah Kelompok Meranti 13 12 1,36 0,64

3 9149 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9150 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

3 9151 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

3 9152 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

3 9153 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

3 9154 Meranti Merah Kelompok Meranti 13 12 1,36 0,64

3 9155 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9156 Kempas Rimba Campuran 25 12 1,77 0,83

3 9157 Nyatoh Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

3 9158 Arang-arang Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

3 9159 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

3 9160 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

3 9161 Meranti Merah Kelompok Meranti 70 19 2,06 0,97

3 9162 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

4 9163 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

4 9164 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

4 9165 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

4 9166 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

4 9167 Arang-arang Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9168 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

4 9169 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9170 Nyatoh Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

(38)

Lampiran 1. lanjutan

4 9172 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9173 Sepetir Rimba Campuran 85 20 2,15 1,01

4 9174 Arang-arang Rimba Campuran 100 20 2,19 1,03

4 9175 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9176 Meranti Merah Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

4 9177 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9178 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

4 9179 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9180 Kempas Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9181 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 12 1,54 0,72

4 9182 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

4 9183 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9184 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9185 Meranti Kuning Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

4 9186 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 11 1,59 0,75

4 9187 Meranti Merah Kelompok Meranti 70 17 2,06 0,97

4 9188 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9189 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

4 9190 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9191 Rimba Campuran Rimba Campuran 49 15 1,99 0,94

4 9192 Arang-arang Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9193 Meranti Merah Kelompok Meranti 49 15 1,95 0,92

4 9194 Meranti Merah Kelompok Meranti 35 14 1,83 0,86

4 9195 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9196 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

4 9197 Arang-arang Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9198 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

4 9199 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

4 9200 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9201 Meranti Kuning Kelompok Meranti 60 17 2,02 0,95

4 9202 Dara-dara Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9203 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

4 9204 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

4 9205 Rimba Campuran Rimba Campuran 35 14 1,89 0,89

4 9206 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

4 9207 Meranti Kuning Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

4 9208 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

4 9209 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

4 9210 Arang-arang Rimba Campuran 49 15 1,99 0,94

4 9211 Dara-dara Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

(39)

Lampiran 1. lanjutan

4 9213 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

4 9214 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9215 Rimba Campuran Rimba Campuran 60 17 2,05 0,96

4 9216 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

4 9217 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

4 9218 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

4 9219 Rimba Campuran Rimba Campuran 50 17 2,00 0,94

4 9220 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

4 9221 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

5 9222 Meranti Merah Kelompok Meranti 100 21 2,17 1,02

5 9223 Rimba Campuran Rimba Campuran 60 18 2,05 0,96

5 9224 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 10 1,18 0,56

5 9225 Binuang Rimba Campuran 60 19 2,05 0,96

5 9226 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9227 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9228 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

5 9229 Meranti Kuning Kelompok Meranti 100 22 2,17 1,02

5 9230 Meranti Kuning Kelompok Meranti 60 17 2,02 0,95

5 9231 Meranti Kuning Kelompok Meranti 75 17 2,08 0,98

5 9232 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

5 9233 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

5 9234 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9235 Semangkok Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

5 9236 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9237 Nyatoh Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

5 9238 Binuang Rimba Campuran 45 15 1,97 0,93

5 9239 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

5 9240 Meranti Kuning Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

5 9241 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9242 Arang-arang Rimba Campuran 90 19 2,16 1,02

5 9243 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

5 9244 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

5 9245 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9246 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 13 1,68 0,79

5 9247 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

5 9248 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

5 9249 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

5 9250 Meranti Merah Kelompok Meranti 25 13 1,69 0,80

5 9251 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9252 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

(40)

Lampiran 1. lanjutan

5 9254 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9255 Meranti Putih Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

5 9256 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9257 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

5 9258 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9259 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

5 9260 Sepetir Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

5 9261 Meranti Kuning Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

5 9262 Meranti Merah Kelompok Meranti 85 19 2,12 1,00

5 9263 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 14 1,59 0,75

5 9264 Meranti Merah Kelompok Meranti 80 20 2,10 0,99

5 9265 Nyatoh Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

5 9266 Dara-dara Kelompok Meranti 25 14 1,69 0,80

5 9267 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

5 9268 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

6 9269 Meranti Kuning Kelompok Meranti 70 17 2,06 0,97

6 9270 Sepetir Rimba Campuran 12 11 1,45 0,68

6 9271 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

6 9272 Rimba Campuran Rimba Campuran 110 23 2,21 1,04

6 9273 Sepetir Rimba Campuran 45 15 1,97 0,93

6 9274 Arang-arang Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

6 9275 Meranti Kuning Kelompok Meranti 90 19 2,14 1,00

6 9276 Rimba Campuran Rimba Campuran 90 19 2,16 1,02

6 9277 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9278 Meranti Putih Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9279 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

6 9280 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

6 9281 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9282 Meranti Merah Kelompok Meranti 100 23 2,17 1,02

6 9283 Dara-dara Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

6 9284 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

6 9285 Keruing Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

6 9286 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 12 1,54 0,72

6 9287 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

6 9288 Kempas Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

6 9289 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

6 9290 Arang-arang Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

6 9291 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9292 Meranti Merah Kelompok Meranti 35 13 1,83 0,86

6 9293 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

(41)

Lampiran 1. lanjutan

6 9295 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9296 Bawang-Bawang Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

6 9297 Meranti Kuning Kelompok Meranti 35 13 1,83 0,86

6 9298 Nyatoh Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

6 9299 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

6 9300 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

6 9301 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 10 1,18 0,56

6 9302 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

6 9303 Rimba Campuran Rimba Campuran 60 16 2,05 0,96

6 9304 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 10 1,18 0,56

6 9305 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

6 9306 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

6 9307 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9308 Rimba Campuran Rimba Campuran 18 12 1,64 0,77

6 9309 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

6 9310 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

6 9311 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 30 1,77 0,83

6 9312 Meranti Merah Kelompok Meranti 60 18 2,02 0,95

6 9313 Meranti Merah Kelompok Meranti 80 19 2,10 0,99

6 9314 Meranti Kuning Kelompok Meranti 50 18 1,96 0,92

6 9315 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

6 9316 Sepetir Rimba Campuran 100 22 2,19 1,03

6 9317 Semangkok Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

6 9318 Sepetir Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

6 9319 Nyatoh Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

6 9320 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 10 1,54 0,72

6 9321 Meranti Merah Kelompok Meranti 35 12 1,83 0,86

7 9322 Meranti Putih Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9323 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9324 Rimba Campuran Rimba Campuran 120 24 2,23 1,05

7 9325 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9326 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9327 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

7 9328 Meranti Putih Kelompok Meranti 70 17 2,06 0,97

7 9329 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 10 1,18 0,56

7 9330 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 30 1,84 0,86

7 9331 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9332 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 2 1,68 0,79

7 9333 Sepetir Rimba Campuran 10 10 1,35 0,63

7 9334 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

(42)

Lampiran 1. lanjutan

7 9336 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 14 1,93 0,91

7 9337 Meranti Kuning Kelompok Meranti 25 3 1,69 0,80

7 9338 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9339 Keruing Kelompok Meranti 45 15 1,92 0,90

7 9340 Keruing Kelompok Meranti 18 12 1,54 0,72

7 9341 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9342 Rimba Campuran Rimba Campuran 60 17 2,05 0,96

7 9343 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

7 9344 Nyatoh Kelompok Meranti 40 10 1,88 0,88

7 9345 Meranti Merah Kelompok Meranti 35 15 1,83 0,86

7 9346 Meranti Putih Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9347 Meranti Merah Kelompok Meranti 100 21 2,17 1,02

7 9348 Nyatoh Kelompok Meranti 50 17 1,96 0,92

7 9349 Meranti Merah Kelompok Meranti 18 12 1,54 0,72

7 9350 Nyatoh Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9351 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

7 9352 Bawang-Bawang Rimba Campuran 75 18 2,11 0,99

7 9353 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

7 9354 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

7 9355 Keruing Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

7 9356 Keruing Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9357 Meranti Merah Kelompok Meranti 80 20 2,10 0,99

7 9358 Meranti Merah Kelompok Meranti 100 22 2,17 1,02

7 9359 Meranti Merah Kelompok Meranti 80 19 2,10 0,99

7 9360 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

7 9361 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9362 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

7 9363 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

7 9364 Meranti Kuning Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9365 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

7 9366 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

7 9367 Arang-arang Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

7 9368 Sepetir Rimba Campuran 25 13 1,77 0,83

7 9369 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9370 Meranti Kuning Kelompok Meranti 70 18 2,06 0,97

7 9371 Kapur Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9372 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9373 Kapur Kelompok Meranti 75 18 2,08 0,98

7 9374 Rimba Campuran Rimba Campuran 50 15 2,00 0,94

7 9375 Dara-dara Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

(43)

Lampiran 1. lanjutan

7 9377 Meranti Merah Kelompok Meranti 45 15 1,92 0,90

7 9378 Meranti Merah Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9379 Dara-dara Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

7 9380 Rimba Campuran Rimba Campuran 50 16 2,00 0,94

7 9381 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

7 9382 Meranti Merah Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

7 9383 Kempas Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

7 9384 Bangkirai Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

7 9385 Nyatoh Kelompok Meranti 25 12 1,69 0,80

8 9386 Semangkok Rimba Campuran 70 18 2,10 0,98

8 9387 Nyatoh Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

8 9388 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

8 9389 Meranti Putih Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

8 9390 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

8 9391 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

8 9392 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

8 9393 Meranti Merah Kelompok Meranti 50 17 1,96 0,92

8 9394 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

8 9395 Sepetir Rimba Campuran 35 13 1,89 0,89

8 9396 Rimba Campuran Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

8 9397 Meranti Kuning Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

8 9398 Meranti Kuning Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

8 9399 Meranti Kuning Kelompok Meranti 70 18 2,06 0,97

8 9400 Sepetir Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

8 9401 Dara-dara Kelompok Meranti 10 9 1,18 0,56

8 9402 Rimba Campuran Rimba Campuran 35 13 1,89 0,89

8 9403 Keruing Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

8 9404 Meranti Merah Kelompok Meranti 40 15 1,88 0,88

8 9405 Rimba Campuran Rimba Campuran 40 15 1,93 0,91

8 9406 Meranti Kuning Kelompok Meranti 50 16 1,96 0,92

8 9407 Keruing Kelompok Meranti 20 11 1,59 0,75

8 9408 Nyatoh Kelompok Meranti 10 10 1,18 0,56

8 9409 Rimba Campuran Rimba Campuran 15 11 1,56 0,73

8 9410 Sepetir Rimba Campuran 10 9 1,35 0,63

8 9411 Rimba Campuran Rimba Campuran 20 12 1,68 0,79

8 9412 Rimba Campuran Rimba Campuran 30 13 1,84 0,86

8 9413 Meranti Merah Kelompok Meranti 120 22 2,21 1,04

8 9414 Meranti Merah Kelompok Meranti 30 13 1,77 0,83

8 9415 Meranti Merah Kelompok Meranti 20 12 1,59 0,75

8 9416 Meranti Merah Kelompok Meranti 15 11 1,44 0,68

Gambar

Gambar 1. Bentuk plot sampel pendugaan biomassa dan karbon di areal   IUPHHK PT Batu Karang Sakti
Tabel  4.  Data  Rekapitulasi  Biomassa  dan  Karbon  Keseluruhan  Kawasan  Hutan IUPHHK-HA PT
Gambar 1. Pengambilan data diameter pohon pada Inventarisasi hutan                     menyeluruh berkala
Gambar 3. Team Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Seperti halnya dengan persamaan penduga hubungan biomassa akar dengan diameter dan tinggi pohon, penelitian ini juga menghasilkan persamaan hubungan massa karbon akar dengan

Pendugaan Potensi Biomassa dan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Empat Kondisi Hutan Gambut di Areal IUPHHK PT Diamond Raya Timber, Riau [Skripsi].. Fakultas

Menurut Tiryana (2005), potensi biomassa hutan juga dapat diketahui melalui data hasil inventarisasi baik dengan menggunakan faktor konversi volume ke biomassa maupun

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi Biomassa Tegakan di Areal Rehabilitasi Hutan Pendidikan

Berdasarkan model persamaan yang telah dihasilkan dan hasil inventarisasi di lapangan dapat diduga potensi karbon di lokasi pengamatan yaitu Plasma Nutfah sebagai hutan primer

di PT. Inhutani II, Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dengan melakukan inventarisasi persediaan karbon secara langsung yakni pembuatan plot pengukuran sebanyak 69 plot

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ketelitian pendugaan potensi biomassa tegakan di areal rehabilitasi Hutan Pendidikan Gunung Walat menggunakan metode tree

Dari peta sebaran biomassa hutan sekunder PT Adaro (Gambar 6) dengan menggunakan model pendugaan biomassa yang dihasilkan dari citra satelit ALOS PALSAR di