• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENDUGAAN POTENSI MASSA KARBON HUTAN ALAM

TROPIKA RAWA GAMBUT DI AREAL IUPHHK-HA

PT. DIAMOND RAYA TIMBER, DUMAI, PROVINSI RIAU

BAGUS RAMA PRIMADIAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Bagus Rama Primadian

(4)

ABSTRAK

BAGUS RAMA PRIMADIAN. Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau. Dibimbing oleh ELIAS.

Salah satu tipe hutan yang memiliki potensi terbesar dalam penyerapan dan penyimpanan karbon ialah hutan rawa gambut. Tujuan penelitian adalah menghitung potensi dan sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan estimasi potensi total massa karbon hutan sebesar 8 055 234 ton pada luas areal 90 956 ha. Sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di areal ini diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kelas sangat tinggi memiliki potensi massa karbon lebih dari 272.54 ton ha-1, kelas tinggi memiliki potensi massa karbon antara 177.80 ton ha-1 sampai 272.53 ton ha-1, kelas sedang memiliki potensi massa karbon antara 118.82 ton ha-1 sampai 177.79 ton ha-1, dan kelas rendah memiliki potensi massa karbon kurang dari 118.82 ton ha-1. Penyebaran potensi massa karbon hutan alam gambut ini meliputi kelas tinggi seluas 6 200 ha dengan potensi massa karbon sebesar 1 302 097 ton, kelas sedang seluas 18 100 ha dengan potensi massa karbon sebesar 2 550 718 ton, dan kelas rendah seluas 60 400 ha dengan potensi massa karbon sebesar 4 202 419 ton.

Kata kunci: hutan rawa gambut, massa karbon, sebaran massa karbon

ABSTRACT

BAGUS RAMA PRIMADIAN. Estimation of Carbon Mass of Peat Swamp Tropical Natural Forest areas of IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Riau Province. Supervised by ELIAS.

One type of forest types which has potential in carbon sequestration and storage is peat swamp forest. The purpose of this study was to calculate the potential and distribution of carbon mass in the peat swamp forest area of IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Riau Province. Estimation potential total of carbon mass in forests 90 956 ha area are 8 055 234 tons. Distribution of carbon mass in the peat forests of this area are classified into four classes, consist of very high, high, medium, and low. Very high carbon mass class is over 272.54 ton ha-1, high carbon mass class is between 177.80 ton ha-1 and 272.53 ton ha-1, medium carbon mass class is between 118.82 ton ha-1 and 177.79 ton ha-1, and low carbon mass class is less than 118.82 ton ha-1. The distribution of the carbon mass potential according to the carbon mass classes are as follows in high class area 6 200 ha with carbon mass stock of 1 302 097 tons, in medium class area 18 100 ha with carbon mass stock of 2 550 718 tons, in low class area 60 400 ha with carbon mass stock of 4 202 419 tons.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PENDUGAAN POTENSI MASSA KARBON HUTAN ALAM

TROPIKA RAWA GAMBUT DI AREAL IUPHHK-HA

PT. DIAMOND RAYA TIMBER, DUMAI, PROVINSI RIAU

BAGUS RAMA PRIMADIAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

Nama : Bagus Rama Primadian NIM : E14090101

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Elias Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop Ketua Departemen

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah massa karbon hutan dengan judul Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Elias selaku pembimbing, serta Bapak Tomi Yuwono, SHut yang telah banyak memberi saran. Disamping itu, penulis sampaikan ungkapan terima kasih kepada papah, mamah, seluruh keluarga, saudara-saudara “Mantan Teman”, dan rekan-rekan Fakultas Kehutanan IPB atas segala doa, bantuan dan kasih sayangnya.

Semoga penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

METODE 2

Waktu dan Tempat 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Pengumpulan Data 2

Prosedur Pengolahan Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 11

(12)

DAFTAR TABEL

1 Tingkat komposisi jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap

kondisi hutan alam tropika rawa gambut 5

2 Jenis dominan urutan INP (indeks nilai penting) ketiga terbesar untuk setiap tingkat pertumbuhan pohon pada setiap kondisi hutan alam

tropika rawa gambut 6

3 Potensi hutan rata-rata untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap

kondisi hutan alam tropika rawa gambut 7

4 Klasifikasi potensi massa karbon pada setiap kondisi hutan alam tropika

rawa gambut 8

DAFTAR GAMBAR

1 Plot contoh 3

2 Peta sebaran potensi massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT.

Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau 11

2 Kordinat titik pusat plot contoh di areal IUPHHK-HA PT. Diamond

Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau 12

3 Potensi hutan primer di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,

Dumai, Provinsi Riau 13

4 Potensi hutan bekas tebangan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya

Timber, Dumai, Provinsi Riau 13

5 Potensi hutan sekunder di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya

Timber, Dumai, Provinsi Riau 14

6 Potensi hutan terdegradasi di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perubahan iklim menjadi perhatian utama di berbagai negara saat ini yang ditandai dengan beberapa konferensi tingkat tinggi (KTT) dunia. Perubahan iklim merupakan suatu kondisi hasil dari efek gas rumah kaca (GRK) yang mengubah iklim bumi menjadi panas. Peningkatan suhu ini dipicu oleh berbagai kegiatan manusia yang menggunakan bahan bakar fosil secara berlebihan sehingga terjadi penumpukan gas rumah kaca (GRK) seperti CO2 (karbondioksida), CH4 (methana), N2O (nitrous oksida), SF6 (sulphur hexafluoride), HFC (hidrofluoro karbon), dan PFC (perfluoro karbon) di atmosfer.

Tumbuhan dalam fotosintesisnya menyerap gas CO2 dari udara. Melalui proses ini, CO2 diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan ditimbun dalam biomassa berupa daun, batang, ranting, cabang, bunga, dan buah. Vegetasi hutan akan menyerap CO2 dalam jumlah yang tinggi. Hutan mempunyai peran penting dalam mitigasi perubahan iklim global karena hutan merupakan ekosistem penyimpan karbon terbesar dibandingkan dengan ekosistem daratan lainnya.

Indonesia memiliki berbagai tipe hutan yaitu hutan hujan tropis, hutan musim, hutan gambut, hutan rawa, hutan payau, hutan kerangas, dan hutan pantai (Soerianegara dan Indrawan 2005). Menurut Suhendang (2000), hutan Indonesia yang luasnya sekitar 120.4 juta ha diperkirakan mampu menyerap dan menyimpan karbon sekitar 15.05 milyar ton karbon. Besarnya potensi hutan sebagai penyerap dan penyimpan karbon tersebut memberikan peluang besar kepada Indonesia untuk terlibat dalam mekanisme perdagangan karbon yang digagas dunia internasional sejak disetujuinya Protokol Kyoto pada tahun 1997.

Salah satu tipe hutan yang memiliki potensi dalam penyerapan dan penyimpanan karbon ialah hutan rawa gambut. Hutan rawa gambut merupakan ekosistem lahan basah yang dicirikan oleh tingginya akumulasi bahan organik tanah dengan laju dekomposisi yang rendah. Hutan rawa gambut tropis meliputi areal seluas 40 juta hektar dan 50% diantaranya terdapat di Indonesia (Maltby dan Immirizi 1993). Jika hutan gambut dikelola secara lestari, diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghitung potensi dan sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam (IUPHHK-HA) PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Manfaat Penelitian

(15)

2

areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau yang nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian mengenai pendugaan potensi massa karbon hutan ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013 di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta areal kerja, data inventarisasi hutan menyeluruh berkala (IHMB) PT. Diamond Raya Timber tahun 2009, baterai, label, dan cat.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Global Positioning System

(GPS), kompas, clinometer, pita ukur, phi-band, tongkat kayu setinggi 1.3 m dan 4.0 m, steples tembak, spidol permanen, kuas, kamera digital, alat tulis, tali plastik,

tally sheet dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak

Microsoft Office (Word dan Excel) serta aplikasi pengolahan citra dan pemetaan

Arc GIS 9.3 dan Arc View 3.2.

Prosedur Pengumpulan Data

(16)

3

Pembuatan Plot Contoh

a. Penentuan plot contoh dilakukan secara purposive sampling sebanyak 26 buah plot contoh pada keempat kondisi hutan di atas dengan mempertimbangkan aksesibilitas dan ketersebaran plot contoh pada masing-masing kondisi hutan.

b. Penandaan koordinat titik pusat plot contoh dengan menggunakan GPS. c. Pembuatan plot contoh berukuran 20 × 20 m2 untuk pengukuran pohon

dan di dalamnya terdapat subpetak contoh berukuran 10 × 10 m2 untuk pengukuran tiang serta subpetak contoh berukuran 5 × 5 m2 untuk pengukuran pancang. Gambar petak contoh ini disajikan pada Gambar 1.

Keterangan:

P : Titik pusat plot contoh

Petak Contoh (5 × 5 m2) : Pengukuran pancang (5 cm ≤ dbh < 10 cm) Petak Contoh (10 × 10 m2) : Pengukuran tiang (10cm ≤ dbh < 20 cm) Petak Contoh (20 × 20 m2) : Pengukuran pohon (dbh ≥ 20 cm)

Dbh : Diameter setinggi 50 cm (pancang), diameter

setinggi 130 cm (tiang dan pohon)

Gambar 1 Plot contoh

Metode Pengambilan Data

a. Menentukan sumbu X dan Y yang melalui titik koordinat pusat plot sehingga dapat ditarik garis sumbu X dan Y di lapangan.

b. Pembuatan batas-batas plot ukur pancang, tiang, dan pohon dengan tali plastik.

c. Mengidentifikasi jenis pancang, tiang, dan pohon.

d. Pengukuran koordinat X dan Y lokasi pancang, tiang, dan pohon.

e. Pengukuran tinggi total dan tinggi bebas cabang pancang, tiang, dan pohon. f. Pengukuran diameter pancang pada ketinggian 50 cm dari permukaan tanah, tiang dan pohon pada ketinggian 130 cm (dbh) dari permukaan tanah.

g. Penandaan pancang, tiang, dan pohon dengan menggunakan label. Label tersebut berinformasikan mengenai jenis, diameter, tinggi bebas cabang, dan tinggi total.

20 m

20 m 10 m

10 m 5 m

P

(17)

4

Prosedur Pengolahan Data

Penghitungan Indeks Nilai Penting (INP)

Untuk mengetahui gambaran tentang komposisi jenis dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting (INP), kerapatan suatu jenis (K), kerapatan relatif suatu jenis (KR), frekuensi suatu jenis (F), frekuensi relatif suatu jenis (FR), dominansi suatu jenis (D), dan dominansi relatif suatu jenis (DR). Pengolahan data komposisi vegetasi meliputi:

Indeks nilai penting (INP) = KR + FR + DR Dimana :

a. Kerapatan (K)

K (individu ha-1) = Jumlah individu suatu jenis Luas plot contoh b. Kerapatan relatif (KR)

KR = Kerapatan suatu jenis x 100% Kerapatan seluruh jenis

c. Frekuensi (F)

F = Jumlah plot ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh plot

d. Frekuensi relatif (FR)

FR = Frekuensi suatu jenis x 100% Frekuensi seluruh jenis

e. Dominansi (D)

D (m2 ha-1) = Jumlah luas bidang dasar suatu jenis Luas plot contoh

f. Dominansi relatif (DR)

DR = Dominansi suatu jenis x 100% Dominansi seluruh jenis

Penghitungan Potensi Massa Karbon

Penghitungan potensi massa karbon hutan dengan menggunakan persamaan alometrik lokal yaitu C = 0.087 D2.470, R2 = 96% dan S = 0.15 (Suwarna et al.

(18)

5 Potensi massa karbon hutan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber diestimasi berdasarkan data IHMB dan persamaan alometrik, kemudian diklasifikasikan menjadi empat kelas (sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah) dan direkapitulasi ke dalam bentuk tabel potensi massa karbon hutan.

Pembuatan Peta Sebaran Massa Karbon

Pembuatan peta sebaran massa karbon untuk mengetahui sebaran potensi massa karbon hutan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber sesuai dengan kelasnya. Pembuatan peta ini menggunakan perangkat lunak Arc GIS 9.3 dan Arc View 3.2. Hasil pemetaan disajikan dalam bentuk peta sebaran potensi massa karbon hutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi Jenis Hutan Alam Tropika Rawa Gambut

Berdasarkan hasil analisis vegetasi diketahui bahwa jumlah seluruh jenis pohon dan permudaan di empat kondisi hutan alam tropika rawa gambut adalah sebanyak 43 jenis. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Istomo (2006) bahwa jumlah seluruh jenis pohon di lokasi tersebut adalah 43 jenis. Tabel 1 menunjukkan jumlah jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap kondisi hutan alam gambut. Pada hutan primer, tingkat pancang berjumlah 11 jenis, tingkat tiang berjumlah 13 jenis, dan tingkat pohon berjumlah 32 jenis. Pada kondisi hutan alam gambut yang lain juga mengalami peningkatan jumlah jenis dari tingkat pancang hingga tingkat pohon. Tabel tersebut juga menunjukkan jumlah jenis pada tingkatan degradasi hutan. Jumlah jenis pohon tertinggi terdapat pada hutan primer sebanyak 32 jenis dan jenis pohon terendah terdapat pada hutan terdegradasi sebanyak 15 jenis. Perbedaan jumlah jenis pada setiap kondisi hutan dapat disebabkan karena adanya gangguan dan persaingan untuk mendapatkan hara mineral tanah, air, cahaya matahari, dan ruang antara individu-individu dari suatu jenis atau berbeda jenis. Persaingan tersebut menyebabkan terbentuknya susunan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang bentuk, jumlah, dan jenisnya tertentu sesuai dengan keadaan tempat tumbuhnya (Soerianegara dan Indrawan 2005). Tabel 1 Komposisi jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap kondisi

hutan alam gambut

Kondisi hutan Jumlah jenis

Pancang Tiang Pohon

Hutan primer 11 13 32

Hutan bekas tebangan 10 18 28

Hutan sekunder 7 15 31

Hutan terdegradasi 8 10 15

(19)

6

mempunyai indeks nilai penting tertinggi merupakan jenis yang paling dominan atau jenis tersebut mempunyai tingkat kesesuaian terhadap tempat tumbuh yang lebih baik dibandingkan dengan jenis lain (Soerianegara dan Indrawan 2005). Tabel 2 Jenis dominan urutan INP (indeks nilai penting) ketiga terbesar untuk

setiap tingkat pertumbuhan pohon pada setiap kondisi hutan alam gambut Hutan primer Eugenia

jambos 31.67

terdegradasi Palaquium obovatum 57.27 Neoscortechinia kingii 69.48 Palaquium obovatum 65.09

Ilex

(20)

7

Palaquium obovatum. Tingkat vegetasi di kondisi hutan primer didominasi oleh jenis jambu-jambu (Eugenia sp.), balam, dan kelat (Syzygium sp.). Kondisi hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi hanya didominasi oleh jenis balam.

Tabel 3 menjelaskan mengenai jumlah potensi hutan (m3 ha-1) pohon-pohon

berdiameter ≥ 5 cm dalam setiap kondisi hutan alam tropika rawa gambut. Jumlah potensi volume rata-rata hutan mengalami penurunan sesuai dengan tingkat degradasi hutan. Potensi hutan primer sebesar 443.36 m3 ha-1, sedangkan pada tingkat degradasi hutan selanjutnya yaitu hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi memiliki potensi yang lebih rendah yaitu sebesar 274.90 m3 ha-1, 179.09 m3 ha-1, dan 105.44 m3 ha-1. Hutan terdegradasi memiliki potensi hutan terendah sesuai dengan tingkat degradasi yang paling rendah juga. Potensi hutan ini dipengaruhi oleh jumlah dan tingkat vegetasi. Semakin banyak jumlah vegetasi dan semakin tinggi tingkat vegetasi maka semakin besar potensi hutan yang dimiliki.

Tabel 3 Potensi hutan rata-rata untuk setiap tingkat vegetasi pada setiap kondisi hutan alam gambut

Potensi Massa Karbon pada Setiap Kondisi Hutan Alam Tropika Rawa Gambut

Potensi massa karbon hutan dihitung dengan menggunakan persamaan alometrik lokal, C = 0.087 D2.470 dengan nilai R2 = 96% (Suwarna et al. 2012). Potensi massa karbon rata-rata disajikan pada Tabel 4. Hutan primer memiliki massa karbon rata-rata sebesar 334.34 ton ha-1. Massa karbon tersebut lebih tinggi dibanding massa karbon rata-rata pada hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi dengan masing-masing nilai sebesar 210.73 ton ha-1, 144.86 ton ha-1, dan 92.78 ton ha-1. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa massa karbon rata-rata pada hutan primer sebesar 133.43 ton ha-1, hutan bekas tebangan sebesar 97.19 ton ha-1, hutan sekunder sebesar 86.43 ton ha-1, dan hutan terdegradasi sebesar 2.96 ton ha-1 (Suwarna et al. 2012).

(21)

8

tersebut berdasarkan empat kondisi hutan dan potensi massa karbon rata-rata setiap kondisi hutan alam gambut yang telah dibuat selang nilai. Hutan primer merupakan hutan yang memiliki potensi massa karbon rata-rata tertinggi dan selang nilai lebih dari 272.54 ton ha-1. Hutan tersebut masuk ke dalam potensi kelas sangat tinggi. Hutan bekas tebangan merupakan kondisi hutan yang memiliki selang massa karbon diantara 177.80 sampai 272.53 ton ha-1 dan termasuk dalam potensi kelas tinggi. Pada potensi kelas sedang, selang massa karbon sebesar 118.82 sampai 177.79 ton ha-1 adalah hutan sekunder. Potensi massa karbon rata-rata terendah yaitu hutan terdegradasi. Hutan tersebut masuk ke dalam potensi kelas rendah yang memiliki selang massa karbon di bawah 118.82 ton ha-1.

Tabel 4 Klasifikasi potensi massa karbon pada setiap kondisi hutan alam tropika rawa gambut

Kondisi hutan

Massa karbon rata-rata (ton ha-1)

Selang massa karbon

(ton ha-1) Kelas

Hutan primer 334.34 ≥ 272.54 Sangat tinggi

Hutan bekas tebangan 210.73 177.80 – 272.53 Tinggi Hutan sekunder 144.86 118.82 – 177.79 Sedang Hutan terdegradasi 92.78 < 118.82 Rendah

Sebaran dan Potensi Total Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut

PT. Diamond Raya Timber memiliki luas areal 90 956 ha dan memiliki 847 petak IHMB. Petak IHMB tersebut diklasifikasikan juga ke dalam empat kelas sesuai dengan potensi massa karbonnya. Kelas sangat tinggi tidak ditemukan di petak tersebut. Kelas tinggi sebanyak 62 petak, kelas sedang sebanyak 181 petak, dan kelas rendah 604 petak. Hasil perhitungan penyebaran massa karbon di areal PT. Diamond Raya Timber tersebut disajikan dalam Gambar 2.

(22)

9

Gambar 2 Peta sebaran potensi massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Areal hutan alam tropika rawa gambut PT. Diamond Raya Timber memiliki potensi total massa karbon hutan sebesar 8 055 234 ton pada luas areal 90 956 ha. Sebaran massa karbon hutan alam gambut di areal ini diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kelas sangat tinggi memiliki potensi massa karbon lebih dari 272.54 ton ha-1, kelas tinggi memiliki potensi massa karbon antara 177.80 sampai 272.53 ton ha-1; kelas sedang memiliki potensi massa karbon antara 118.82 sampai 177.79 ton ha-1; dan kelas rendah memiliki potensi massa karbon kurang dari 118.82 ton ha-1. Penyebaran potensi massa karbon hutan alam gambut ini meliputi sebagai berikut kelas tinggi seluas 6 200 ha dengan potensi massa karbon sebesar 1 302 097 ton, kelas sedang seluas 18 100 ha dengan potensi massa karbon sebesar 2 550 718 ton, dan kelas rendah seluas 66 500 ha dengan potensi massa karbon sebesar 4 202 419 ton.

Saran

(23)

10

karbon hutan alam gambut khususnya di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber secara periodik.

DAFTAR PUSTAKA

Istomo. 2006. Kandungan fosfor dan kalsium pada tanah dan biomassa hutan rawa gambut (studi kasus di wilayah HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-Api, Provinsi Riau). Jurnal Manajemen Hutan Tropika 12(3):40-57. Maltby dan Immirizi. 1993. Carbon dynamics in peatlands soil: regional and

global perspective. Chemosphere 27:999-1023.

Soerianegara I, Indrawan A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Suhendang E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor (ID): Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB

(24)

11 Lampiran 1 Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT.

Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

1 Arang-arang Myristica lowiana Myristicaceae 2 Babi kurus Ctenolophon parvifolius Linaceae

3 Balam Palaquium obovatum Sapotaceae

4 Bengku Ganua motleyana Sapotaceae

5 Bintangur Calophyllum inophyllum Guttiferae 6 Cempeda air Artocarpus integer Moraceae

7 Durian Durio zibethinus Bombacaceae

8 Durian bunga Durio sp. Bombacaceae

9 Durian burung Durio caniratus Bombacaceae 10 Gerunggang Cratoxylon arborescens Hyperiaceae 11 Jambu-jambu Eugenia jambos Myrtaceae

12 Jangkang Sterculia foetida Malvaceae

13 Kelat Carallia brachiata Rhizophoraceae 14 Kempas Koompassia malaccensis Fabaceae

15 Laban Vitex pubescen Verbenaceae

16 Mahang Macaranga populifolia Euphorbiaceae 17 Mangga-mangga Mangifera parvifolia Anacardiaceae 18 Manggis-manggis Garcinia sp. Guttiferae 19 Medang lendir Alseodaphne umbelliflora Lauraceae 20 Medang telur Lindera subumbelliflora Lauraceae

21 Mendarahan Knema cinerea Myristicaceae

22 Menpisang Mezzetia parviflora Annonaceae

23 Meranti Shorea sp. Dipterocarpaceae

24 Meranti anak Shorea sp. Dipterocarpaceae

25 Meranti batu Shorea uliginosa Dipterocarpaceae 26 Meranti bunga Shorea teysmanniana Dipterocarpaceae 27 Meranti durian Shorea sp. Dipterocarpaceae 28 Meranti telur Shorea sp. Dipterocarpaceae 29 Milas Parastemon urophyllum Rosaceae

30 Nangka-nangka Arthocarpus sp. Annonaceae

31 Nyatoh Payena leerii Sapotaceae

32 Pasak linggan Aglaia rubiginosa Meliaceae 33 Pasir-pasir Uranda secundiflora Icacianaceae 34 Pulai Alstonia pneumathopora Apocynaceae

35 Punak Tetramerista glabra Theaceae

36 Ramin Gonystylus bancanus Thymeleaceae

37 Silumar Jackia ornata Rubiaceae

38 Sungkai Peronema canescens Verbenaceae

(25)

12

Lampiran 1 Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau (lanjutan)

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

40 Suntai Palaquium pierre Sapotaceae

41 Terpis Polyanthia sumatrana Annonaceae 42 Terentang Camnosperma macrophylla Anacardiaceae 43 Timah-timah Ilex bogoriensis Aquifoliaceae

Lampiran 2 Kordinat titik pusat plot contoh di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

No No plot X (UTM) Y (UTM)

1 1 739653 234143

2 2 738611 233352

3 3 734665 235848

4 4 735695 235598

5 5 735660 235333

6 6 736672 234982

7 7 737614 234687

8 8 737612 234487

9 9 738684 234206

10 10 737637 232853

11 11 737684 232487

12 12 735858 230857

13 13 736654 231683

14 14 732089 230655

15 15 732235 232649

16 16 730249 235133

17 17 729731 234069

18 18 735352 234069

19 19 734682 230052

20 20 733671 230031

21 21 732695 230030

22 22 734134 230044

23 23 733891 230042

24 24 733181 230046

25 25 732113 231320

(26)

13 Lampiran 3 Potensi hutan primer di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya

Timber, Dumai, Provinsi Riau

Lampiran 4 Potensi hutan bekas tebangan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

(27)

14

Lampiran 5 Potensi hutan sekunder di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

No

Lampiran 6 Potensi hutan terdegradasi di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

(28)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimahi pada tanggal 23 Maret 1991 dari ayah Hadhi Priyana dan ibu A.A.A.P. Uba Riantini. Penulis adalah putra kedua dari empat bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 39 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Talenta Mandiri IPB dan diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Ekologi Hutan pada tahun ajaran 2011 dan asisten praktikum Pemanfaatan Hutan pada tahun ajaran 2013. Penulis juga pernah aktif sebagai staf Departemen Komunikasi dan Informasi Forest Management Student Club (FMSC) periode 2010/2011, kepala Departemen Komunikasi dan Informasi BEM Fahutan IPB periode 2011/2012, kepala Departemen Keuangan Sylva Indonesia periode 2012/2014, dan ketua Rimbacadas pada tahun 2013. Tahun 2010 penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang Timur dan Gunung Papandayan Garut. Tahun 2011 penulis melaksanakan Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Wapoga Mutiara Timber Unit II Papua pada tahun 2013 selama dua bulan. Pada tahun yang sama penulis melaksanakan penelitian yang berjudul Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara I Lomba Orienteering se-Jabodetabek Mapena UMJ 2007, Juara I Lomba Fotografi Let’s Againts Drugs BEM TPB 2010, Juara 2 Cipta Lagu Grup Band IPB Art Contest

Gambar

Gambar 1  Plot contoh
Tabel 2  Jenis dominan urutan INP (indeks nilai penting) ketiga terbesar untuk
Tabel 3  Potensi hutan rata-rata untuk setiap tingkat vegetasi pada setiap kondisi
Gambar 2  Peta sebaran potensi massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis tes hasil

Sistem simpan pinjam yang terdapat pada Primkop Polwiltabes Semarang mencakup prosedur-prosedur pencatatan data anggota, pencatatan data simpanan, pencatatan data pinjaman,

Download Ribuan Bank Soal Matematika di :

The method manipulates the redundancy inherent in line pair-relations to generate artificial 3D point entities and utilize those entities during the estimation process to improve

Hubungan teori yang dikemukakan Mawardi pada penulisan nilai-nilai ritual dalam pertunjukan Barongsai Naga Sakti sama dengan pendapat penulis karena nilai merupakan suatu

Tujuan penelitian ini adalah:1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun ajaran

perundang-undangan jadi dasar dalam menafsirkan Undang- Undang terhadap masalah dengan menghubungkan satu Undang- Undang dengan Undang-Undang yang lain. Misalnya,

1) Guru memperkenalkan media puzzle kepada siswa dan bagaimana cara penggunaannya. 2) Guru mengambil potongan puzzle (puzzle 1) dan menyusunnya menjadi sebuah aksara