• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
268
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V DI MI

AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB.

MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

INTA NUR MUAKHIDAH

NIM: 11514144

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Inta Nur Muakhidah

NIM : 11514144

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, Maret 2018 Pembimbing

(4)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga

Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA SISWA

KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Disusun Oleh

INTA NUR MUAKHIDAH

NIM: 11514144

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2018 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta. M.Pd.

Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd.

Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum

Salatiga, 2 April 2018 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Inta Nur Muakhidah

NIM : 115-14-144

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, Maret 2018

Yang menyatakan

(6)

MOTTO

“ Sebaik-baiknya orang adalah yang bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan

bagi orang lain, karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan

memudahkan kita mendapatkan keberkahan dari Allah SWT ”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku Ahmad Nasiri dan ibukku tersayang Sumiyatun, terimakasih telah

membesarkanku dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan

iringan doa restu yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa

seperti sekarang.

2. Mbah kakungku Slamet Sholikin dan mbah putriku Murtimah, terimakasih

atas doa restu dan dukungannya.

3. Keluarga besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.

4. Suamiku tercinta Hendri Kurniawan, terimakasih atas doa restu, motivasi,

dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.

5. Dwi Indah Setiyani, Nur Ni’matul Khasanah, dan Dyah Ayu Dwi Jayanti

terimakasih atas semangat dan motivasinya untuk selalu menjadi orang

yang baik, pantang menyerah dan selalu berusaha menjadi yang lebih baik.

6. Kawan-kawan senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2014 yang telah

banyak membantu dan memberikan semangat.

7. Bapak ibu guru dan karyawan MI Al Islam Sutopati Kec. Kajoran Kab.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan

kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun

umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Adapun judul skripsi ini

adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3

KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah dan dosen pembimbing akademik yang senantiasa

(8)

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran, mencurahkan pikiran dan tenaga serta mengorbankan

waktunya dalam membimbing sehingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan seluruh sivitas

akademik IAIN Salatiga yang telah banyak membimbing dan

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah rela berkorban baik

dalam bentuk material maupun spiritual.

7. Ibu Musiyah, S.Pd, SD, selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al

Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang beserta guru dan

karyawan yang telah memberikan kesempatan ijin penelitian dan

membantu memberikan data untuk menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab,

Magelang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam

penelitian.

9. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan

inspirasi, semangat dan berjuang bersama-sama serta saling

memberikan dukungan.

Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan

balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi

(9)

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan

skripsi ini.

Salatiga, Maret 2018

Penulis

(10)

ABSTRAK

Nur Muakhidah, Inta. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd

Kata Kunci : Hasil belajar IPA, Pendekatan CTL dan alat peraga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang terdiri dari 26 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 75 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan di MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang) sekaligus ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(11)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... ... ... ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional ... 11

G. Metode Penelitian ... 15

1. Rancangan Penelitian ... 15

2. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian ... 16

(12)

4. Instrumen Penelitian ... 19

5. Teknik Pengumpulan Data ... 24

6. Analisis Data ... 25

H. Kajian Penelitian Terdahulu ... 27

I. Sistematika Penulisan ... 29

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 31

A. Hasil Belajar IPA... 31

1. Konsep Belajar ... 31

a. Pengertian Belajar ... 31

b. Tujuan Belajar ... 32

c. Ciri-ciri Belajar ... 33

d. Prinsip-prinsip Belajar ... 34

e. Unsur-unsur Belajar ... 35

f. Jenis-jenis Belajar ... 37

2. Konsep Hasil Belajar ... 39

a. Pengertian Hasil Belajar ... 39

b. Macam-macam Hasil Belajar ... 41

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 45

3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ... 51

a. Pengertian Mata Pelajaran IPA... 51

b. Fungsi Mata Pelajaran IPA ... 51

c. Tujuan Mata Pelajaran IPA ... 52

(13)

B. Kajian Materi Bagian Gaya ... 54

1. Pengertian Gaya ... 54

2. Jenis-jenis Gaya ... 54

C. Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 60

1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 60

2. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 62

3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 62

4. Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 67

5. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 68

6. Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 74

D. Alat Peraga ... 75

1. Pengertian Alat Peraga ... 75

2. Jenis-jenis Alat Peraga ... 76

3. Prinsip Penggunaan Alat Peraga ... 77

4. Keuntungan Dan Kerugian Alat Peraga ... 79

5. Kaitan Hasil Belajar dan Alat Peraga ... 80

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 81

A. Gambaran Umum MI Al Islam Sutopati 3 ... 81

1. Letak geografis ... 81

(14)

3. Sejarah singkat MI Al Islam Sutopati 3 ... 83

4. Visi Misi dan Tujuan MI Al Islam Sutopati 3 ... 83

5. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 84

6. Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopai 3 Tahun Pelajaran 2017/2018 . 85 7. Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 86

8. Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 87

B. Subyek Penelitian ... 88

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 90

D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus ... 91

E. Deskripsi Penelitian Tindakan I ... 91

F. Deskripsi Penelitian Tindakan II ... 100

G. Deskripsi Penelitian Tindakan III ... 109

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 121

A. Hasil Penelitian Per- Siklus ... 121

1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 121

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 ... 124

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 132

4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 140

B. Pembahasan ... 147

1. Pra siklus ... 150

2. Siklus I ... 150

(15)

4. Siklus III ... 152

BAB V PENUTUP ... 154

A. Kesimpulan ... 154

B. Saran ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 155

LAMPIRAN ... 157

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa ... 20

Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru ... 21

Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan CTL ... 63

Tabel 3.1 Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3 ... 81

Tabel 3.2 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 3 ... 84

Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopati 3 ... 85

Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 87

Tabel 3.5 Subyek Penelitian ... 88

Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus ... 122

Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...125

Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 127

Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 130

Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 132

Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 134

Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 137

Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 140

Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 142

Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ...145

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ... 17

Gambar 2.1 buah kelapa jatuh kebawah ... 54

Gambar 2.2 Anak sedang mendorong kardus ... 56

Gambar 2.3 Gaya tarik di kutub kutub magnet ... 58

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 159

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 176

Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 188

Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 204

Lampiran V Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 205

Lampiran VI Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 206

Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus I ... 207

Lampiran VIII Lembar Observasi Guru Siklus II ... 209

Lampiran IX Lembar Observasi Guru Siklus III ... 211

Lampiran X Hasil Nilai Pra Siklus ... 213

Lampiran XI Hasil Nilai Siklus I ... 215

Lampiran XII Hasil Nilai Siklus II ... 217

Lampiran XIII Hasil Nilai Siklus III ... 219

Lampiran XIV Dokumentasi Foto Penelitian ... 221

Lampiran XV Surat Ijin Penelitian ... 223

Lampiran XVI Surat Keterangan Penelitian ... 224

Lampiran XVIII Daftar Nilai SKK ... 225

Lampiran XIX Lembar Konsultasi ... 229

Lampiran XX Daftar Riwayat Hidup ... 230

Lampiran XXI Soal Tes Tertulis Siklus I ... 231

(19)

Lampiran XXIII Soal Tes Tertulis Siklus III ... 237

Lampiran XXIV Hasil Tes Tertulis Siklus I ... 240

Lampiran XXV Hasil Tes Tertulis Siklus II ... 243

(20)

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang

sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan studi mengenai alam

sekitar. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

tetapi juga mempelajari dan memahami alam sekitar. IPA menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

alam sekitar.

Salah satu faktor yang mendukung berhasil tidaknya suatu

pembelajaran IPA adalah menguasai materi pelajaran IPA. Materi yang

dikuasai oleh guru akan dapat dipahami oleh siswa jika dalam

penyampaiannya dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan

dapat melihat kesiapan siswa untuk belajar. Jika sudah mengetahui

kesiapan siswa pada saat belajar IPA, maka pembelajaran yang akan

disampaikan oleh guru dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Menurut Susanto (2013: 165) mata pelajaran IPA merupakan mata

pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai

dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian

(21)

benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang

dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang

diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka

perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.

Padahal sebenarnya materi IPA dapat lebih mudah dipahami dan dapat

dengan mudah dipelajari karena materi IPA membahas mengenai kejadian

yang terjadi di alam ini dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada

prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa

terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah

dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan

terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut

pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui

pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang

demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan

dengna merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu

berpikir kritis melalui pembelajaran IPA (Susanto 2013:170-171).

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui hasil

belajar yang sudah diperoleh siswa. Pada saat kegiatan belajar mengajar

prestasi siswa merupakan bagian yang terpenting untuk mengetahui

pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

(22)

yang telah disampaikan oleh guru diperoleh dari hasil hasil tes yang

dinyatakan dalam skor.

Kualitas hasil pembelajaran IPA yang tergolong masih rendah

tersebut diindikasikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditentukan dalam

kurikulum belum bisa tercapai secara optimal. Materi yang sering dianggap

sulit oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah yaitu materi gaya. Materi gaya

memiliki jenis-jenis gaya yang hampir mirip. Sebagian besar siswa sulit

untuk mengidentifikasi gaya tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus

selalu melakukan inovasi pada saat proses pembelajaran. Agar hasil belajar

siswa dapat meningkat. Salah satu untuk melakukan inovasi pada saat

proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan dan alat

peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.

Dengan cara tersebut, siswa akan lebih bersemangat dan dapat dengan

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Didalam suatu pembelajaran pastinya memiliki suatu tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Tujuan pembelajaran tersebut akan bisa

tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan jika suatu pembelajaran dapat

berjalan secara efektif yakni mampu melibatkan semua siswa berpartisipasi

secara aktif pada saat pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

jika seorang guru bisa melakukan pembelajaran dengan pendekatan dan

alat peraga dengan baik. Maka dari itu, seorang guru harus kreatif dan

(23)

untuk membantu pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal

tersebut dilakukan untuk menjaga kefokusan serta agar siswa lebih mudah

memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Pada saat menggunakan pendekatan dan alat peraga dalam

pembelajaran akan membantu siswa lebih semangat, aktif, dan senang

untuk mengikuti pembelajaran. Guru sering tidak menggunakan

pendekatan kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Akibatnya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan siswa akan

lebih senang berbicara dengan temannya dan pembelajaran menjadi tidak

efektif.

Hal demikian juga terjadi pada siswa MI Al Islam Sutopati 3 Kec.

Kajoran Kab. Magelang. Sehingga, hasil belajar siswa menjadi tidak

maksimal. Dari fakta-fakta kondisi pendidikan yang terjadi di MI Al Islam

Sutopati 3 seharusnya bisa menjadi suatu pertimbangan bagi seorang guru

agar merubah pemikiran tentang pendidikan yang membosankan menjadi

menyenangkan untuk dipelajari.

Dari hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V MI

Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang pada tanggal 30 Januari

2018, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru masih

menggunakan metode ceramah dan dikte. Selain itu, guru masih terpaku

pada buku pelajaran. Hal ini membuat siswa lebih mudah bosan dan

cenderung gaduh serta tidak memperhatikan guru pada saat menerangkan

(24)

belajar IPA terlihat dari data hasil penilaian pra siklus yaitu dari 26 siswa

baru ada 10 siswa (38,46%) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 16

siswa (61,54%) yang nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan.

Padahal ketuntasan ideal untuk bisa dikatakan proses pembelajaran

berhasil jika siswa mencapai nilai KKM dengan persentase 85% dari

jumlah total siswa dalam satu kelas.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdialog dengan guru

untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut terjadi. Guru

berpendapat bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Al Islam

Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang yaitu guru masih menggunakan

metode ceramah dan dikte yang membuat siswa cenderung mudah bosan

dan membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini terlihat pada

sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. Saat guru menyampaikan

materi pembelajaran, aktivitas siswa ada yang asyik bermain sendiri,

melamun, dan ada juga yang mengobrol dengan teman sebangku.

Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa

diatas, peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya

metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya, siswa akan

merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran IPA sehingga muncul rasa

bosan dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu

peneliti akan menawarkan sebuah solusi dengan pendekatan Contextual

(25)

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu ada

suatu kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

kualitas dalam pembelajaran IPA baik itu dari segi peningkatan keaktifan

siswa ataupun dari peningkatan kesungguhan siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPA. Sehingga, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan pendekatan

saat pembelajaran dan alat peraga yang memudahkan siswa dalam

menerima pelajaran.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menjadi

gambaran pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar

menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Johnson, 2009: 65).

Pada pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar dengan baik jika

apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan

yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran dengan CTL akan

memungkinkan proses belajar yang menyenangkan karena proses

pembelajaran dilakukan secara alamiah kemudian siswa dapat

mempraktekkan secara langsung materi yang telah dipelajarinya.

Pembelajaran CTL mendorong siswa memahami hakekat, makna dan

manfaat belajar sehingga memberikan rangsangan dan motivasi kepada

(26)

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang aktif dimana

siswa lebih berperan aktif dibandingkan dengan guru. Siswa akan lebih

mudah memahami materi jika siswa tersebut terlibat secara aktif saat

proses pembelajaran. Dikarenakan siswa menggunakan seluruh potensi

yang dimiliki untuk mempelajari materi pelajaran, memecahkan berbagai

masalah, dan menerapkan apa yang siswa pelajari. Akibatnya, siswa bisa

mengingat materi pelajaran dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut

bisa mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dan hasil belajar siswa.

Alat peraga sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar

mengajar. Dengan menggunakan alat peraga proses belajar mengajar akan

lebih berkesan secara mendalam. Selain itu dengan menggunakan alat

peraga siswa akan lebih aktif sehingga siswa akan lebih paham dalam

menerima materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan hasil

belajar siswa bisa meningkat. Penggunaan alat peraga pada mata pelajaran

IPA disebabkan karena mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata

pelajaran yang banyak membutuhkan contoh yang nyata dan berguna

untuk menjabarkan materi, khususnya pada materi gaya. Hal tersebut dapat

membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam mata

pelajaran IPA.

Berlandaskan pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

meneliti dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL

(27)

SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN

KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu: apakah penggunaan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi gayapada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec.

Kajoran, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dengan

penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan

alat peraga pada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran,

Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis tindakan

Hipotesis menurut Arikunto (2014: 110) adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul. Sedangkan, menurut Suryabrata (2003: 21)

merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis

dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

Dari kedua pendapat tokoh di atas, penulis menyimpulkan

(28)

jawaban atas rumusan masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan

melalui sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah

Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat

peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas

V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang Tahun

Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

dan alat peraga dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan

bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh

sekolah yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya.

b. Secara klasikal

Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75

pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan presentase ≥ 85% dari

jumlah total siswa dalam satu kelas.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis

maupun praktis.

1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran berupa

(29)

Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan pada siswa

MI Al Islam Sutopati pada mata pelajaran IPA materi gaya, serta bisa

juga digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Segi praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan

permasalahan IPA materi gaya.

2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA materi gaya.

3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik

dan menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah

memahami materi gaya.

b. Bagi guru

1) Mendapatkan pandangan dalam pengembangan pendekatan

belajar mengajar yang tepat pada saat menyampaikan pelajaran

IPA materi gaya.

2) Sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan minat belajar,

penguasaan, hasil belajar siswa, dan mutu pembelajaran.

3) Meningkatkan kreativitas guru pada saat menyampaikan

(30)

c. Bagi sekolah

1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan

pendekatan yang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap materi yang diajarkan.

2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran

IPA materi gaya.

3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang

kreatif serta mempunyai kompetensi yang memadai.

d. Bagi pendidikan

1) Memajukan dunia pendidikan dikarenakan mempunyai guru

yang semakin kreatif.

2) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam

pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kekurangan

tersebut dan akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan pendapat dan pemahaman pembaca

dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang

digunakan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah

suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai

(31)

Menurut Gagne dan Briggs dalam Rosma Hartiny Sams (2010:

33) hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang

sesudah mengikuti proses belajar.

Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh

seseorang bersumber dari pengalaman ataupun dari proses belajar.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Sukarno, dkk. (1973: 1) Ilmu Pengetahuan Alam atau

sains adalah ilmu yang mempelajari sebab dan akibat dari kejadian

yang terjadi di alam ini. Tetapi banyak kejadian yang tidak dapat atau

belum dapat dijelaskan oleh sains.

Menurut Garnida (2002:2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu

yang mempelajari tentang pencarian jawaban dari teka-teki yang

terdapat dalam alam ini yang kompleks dan luas untuk menyusun suatu

teori.

Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa

ilmu pengetahuan alam adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari

tentang alam semesta dan cara untuk mencari tahu tentang alam ini

yang masih menjadi misteri melalui suatu penemuan atas gejala yang

terjadi di alam ini.

3. Materi Gaya

Kegiatan yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari akan

(32)

seseorang telah melakukan gaya berupa dorongan dan tarikan. Gerakan

mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak ini

disebut gaya. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda

bergerak, berubah bentuk, dan perubahan arah. Gaya mempunyai tiga

macam yaitu gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet (Winarti,

2009: 62).

4. Contextual Teaching and Learning (CTL)

Menurut US. Departement of Education the National

School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam Trianto (2009:104),

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsepsi yang

membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi

dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga dan masyarakat.

Menurut Riyanto (2009: 159) Contextual Teaching and

Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru

mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat serta diharapkan hasil pembelajaran

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa

(33)

yang dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan

pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sehingga

siswa lebih menguasai materi serta bisa menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua

topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam

kelompok-kelompok).

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto,

2012:168-169).

5. Alat Peraga

Alat peraga menolong bagi anak didik untuk lebih mudah

memahami pelajaran-pelajaran dengan jelas atau menguasai isi dan

(34)

Menurut Kastolani (2014:8) alat peraga yaitu perantara atau

pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini

sebagai pengantar pengirim pesan adalah guru, sedangkan pihak yang

menerima adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa alat

fisik misalnya: papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain

sebagainya, yang penting alat fisik tersebut dapat membantu

terlaksananya proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan.

Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa

alat peraga adalah sebuah alat yang bisa dilihat secara fisik yang

digunakan untuk membantu guru pada saat proses belajar mengajar

agar siswa bisa lebih mudah dalam memahami materi yang sedang

dipelajari.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan/model

penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam bahasa

inggris diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR.

Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung

didalamnya. Maka ada tiga pengertian yang diterangkan.

a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang

(35)

b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk

rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan

wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.

Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas (Somadayo, 2013:21).

Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga siklus

tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) rencana tindakan, (b) pelaksanaan

tindakan, (c) observasi atau pengamatan, dan (d) refleksi (Yanto, 2013:

56). Tiga siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki

tingkat pemahaman siswa, perhatian siswa, dan hasil belajar siswa.

2. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Lokasi yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah

di MI Al Islam Sutopati 3, Kecamatan Kajoran, Kabupaten

Magelang.

b. Subyek

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas V MI

(36)

pelajaran IPA materi gaya. Jumlah siswa ada 26 orang, yang terdiri

dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan

kolaboratornya guru kelas V yaitu bapak Ahmad Irkham S.HI.

Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas V sehingga model

pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 30 Januari-15 Maret 2018

3. Langkah-langkah atau siklus Penelitian

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan

MCTaggart dalam Somadayo (2013: 27) terdiri dari empat tahap,

yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan

(observation), dan refleksi (reflection). Tahapan tersebut dapat

ditampilkan pada gambar 1.1

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27) Perencanaan

Pengamatan SIKLUS I

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Refleksi

?

(37)

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran

IPA, dengan materi gaya. Kegiatan ini meliputi:

1) Peneliti menetapkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan

keaktifan, perhatian, dan kerjasama siswa terhadap

pembelajaran IPA materi gaya menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.

2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan

mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)

3) Membuat alat peraga.

4) Membuat lembar observasi.

5) Mendesain alat evaluasi.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

c. Observasi

Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan. Sehingga saling mendukung dalam

memperoleh data yang akurat. Pada tahapan ini, peneliti

mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati yaitu

(38)

informasi yang terkandung dalam materi pelajaran. Selanjutnya

yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi lain

ataupun dengan pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti

yang terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan

kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara

berinteraksi dengan siswa, penggunaan pendekatan dan alat peraga

yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian

siswa.

d. Refleksi

Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi

dikumpulkan. Kemudian, dilakukan sebuah analisis dengan maksud

untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai

tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi

tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan tindakan

kelas pada siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Pedoman observasi

Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat

(39)

perkembangan yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa.

1. Pedoman observasi untuk siswa

Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa

No Aktivitas Siswa yang diamati Skor

A B C D

1. Merespon apersepsi yang diberikan

oleh guru

2. Aktif dan semangat selama proses

pembelajaran

3. Berani bertanya dan menjawab

pertanyaan

4. Berani mengungkapkan pendapat

5. Bertanggung jawab terhadap tugas

yang diberikan guru

6. Perhatian siswa saat pembelajaran

7. Keterlibatan siswa saat

pembelajaran

8. Keaktifan partisipasi dalam

penggunaan alat peraga

9. Kerjasama siswa dalam kegiatan

kelompok

(40)

dipelajari bersama

Keterangan

Skor Nilai

A = 4 (sangat baik)

B = 3 (baik)

C = 2 (cukup)

D = 1 (kurang)

2. Pedoman observasi untuk guru

Instrumen observasi untuk guru dalam penelitian ini menurut

Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:

Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru

No. Aspek yang diamati Skor

Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D

1. Memeriksa kesiapan siswa.

2. Memberikan motivasi siswa.

3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan

materi).

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan

dipelajari.

Sikap Saat Proses Pembelajaran

(41)

7. Variasi gerakan badan tidak menganggu

perhatian siswa.

8. Kerapian dalam penampilan.

9. Posisi mengajar.

Penguasaan Bahan Ajar (Materi

Pelajaran)

10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan

langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.

11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar.

12. Memiliki wawasan yang luas saat

menyampaikan bahan ajar.

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses

Pembelajaran)

13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan.

14. Memiliki keterampilan dalam

menanggapi pertanyaan siswa.

15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi

waktu.

Pemanfaatan Alat Peraga

16. Menggunakan alat peraga secara efektif

dan efesien.

(42)

peraga.

Evaluasi Pembelajaran

18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

19. Penilaian sesuai dengan RPP.

Kemampuan Menutup Kegiatan

Pembelajaran

20. Meninjau kembali materi yang telah

diajarkan.

21. Memberikan kesempatan untuk bertanya

hal-hal yang belum dipahami.

22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran

yang telah dilakukan.

Tindak lanjut/Follow up

23. Memberikan tugas kepada siswa.

24. Menginformasikan materi pelajaran yang

akan dipelajari selanjutnya.

25. Memberikan motivasi kepada siswa.

Jumlah

Total

(43)

Keterangan :

Skor nilai

A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100

B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75

C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50

D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25

b. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh nilai dari siswa sebagai

hasil belajar IPA materi gaya. Bentuk tes yang digunakan oleh

peneliti adalah pilihan ganda.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan

pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan alat peraga pada materi gaya.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua

(44)

dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Selain

itu, peneliti melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan

skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta dampaknya

terhadap proses dan hasil belajar siswa.

b. Tes

Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi

serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan dan kemampuan siswa yang harus dihawab atau

diselesaikan oleh siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen

yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah

RPP, nilai siswa sebelum penerapan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga serta foto selama

proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret

dalam pelaksanaan penelitian.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan

membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Oleh karena itu, setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 75 jika nilai yang

(45)

belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh siswa <

75.

Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas

dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas

tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

M = ∑

Dimana:

M = Mean

∑ = Jumlah nilai semua siswa

N = jumlah siswa

b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)

KB = T × 100% Tt

Dimana:

KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt = jumlah skor total (Trianto, 2009: 241)

c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

P = × 100%

Dimana:

(46)

F = Frekuensi siswa tuntas KKM

N = jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)

H. Kajian Penelitian Terdahulu

Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang

relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang serta untuk

menghindari penjiplakan. Berikut ini skripsi yang memiliki tema hampir

mirip dengan tema skripsi ini, antara lain:

1. Wahib Kamal, dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi belajar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok BahasanAlat Pencernaan

Makanan Pada Manusia dengan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V di MI Salafiyah Kendal Kec.

Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014” Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan, STAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di

MI Salafiyah Kendal Kec. Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran

2013/2014. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya yang

menunjukkan ada peningkatan dalam prestasi belajar yang dibuktikan

semakin meningkat setiap siklus yaitu pada siklus I dari 22 siswa baru

15 siswa (68,2%) termasuk dalam kriteria tuntas, pada siklus II tercatat

18 siswa (81,88%) termasuk dalam kriteria tuntas, dan pada siklus III

(47)

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sudah mencapai ketuntasan

ideal kelas yaitu 85%.

2. Indri Hastuti, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Materi

Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga

Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat

meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang. Prestasi

siswa pada siklus I 71,42% sebesar 20 siswa, siklus II 89,28% sebesar

25 siswa, dan siklus III 96,42% sebesar 27 siswa yang memenuhi

KKM dengan nilai 75.

3. Muhammad Saalikuddii, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

IPA Materi Pelapukan Batuan dengan Metode Contextual Teaching

and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2015/2016” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang

mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 9 %. Pada siklus 1

mencapai 41 %. Pada siklus 2 mencapai 68,1 %. Pada siklus 3

mencapai 86,3 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 48,1,

pada siklus 1 adalah 68,1, pada siklus 2 adalah 78,1, dan pada siklus 3

nilai rata-rata mencapai 86,3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

(48)

hasil belajar IPA materi pelapukan batuan pada siswa kelas V

Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2015/2016.

4. Najmul Laila, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar

Matematika Materi Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Tukangan Kec. Ampel

Kab. Boyolali Tahun 2016/2017” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, IAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dengan penggunaan pendekatan CTL pada pokok materi uang pada

siklus I ketuntasan belajar baru mencapai rata-rata 52 dan pada siklus

II nilai rata-rata adalah 68 terdapat kenaikan sebesar 16%. Pada siklus

II nilai rata-rata 68 dan pada siklus III nilai rata-rata adalah 88 terdapat

kenaikan nilai sebesar 20 atau (100%). Penggunaan pendekatan CTL

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika

yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi : rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis

tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,

definisi operasional, metode penelitian, kajian penelitian

(49)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait

dengan penelitian.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Berisi : gambaran umum lokasi penelitian dan subjek

penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi

pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap

(50)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar IPA

1. Konsep Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Rusyan (1989: 9) belajar adalah suatu proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau

pengalaman tertentu.

Menurut Asmani (2009: 19) belajar adalah proses mencari ilmu

untuk mengubah diri dengan baik, sesuai dengan tingkat keilmuan

yang dicapai. Ilmu disini bermakna keseluruhan, baik ilmu agama

maupun umum. Proses mencari ilmu tidak dibatasi oleh sekat apapun,

bahkan oleh sekolah sekalipun. Proses mencari ilmu bisa dengan

banyak cara: membaca, mengikuti berbagai diskusi, menulis, dan

lain-lain.

Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5) belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu

bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Menurut Sam’s (2010: 31) belajar adalah proses perubahan

(51)

Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

sikap dan sebagainya.

Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas, penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilakukan oleh manusia secara sadar melalui pengalaman atau latihan

yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. Baik itu dari segi

pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan.

b. Tujuan Belajar

Seseorang yang ingin belajar pasti mempunyai tujuan yang

ingin dicapai dari kegiatan belajar. Berikut ini merupakan tujuan dari

belajar yaitu:

1) Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.

2) Meningkatkan keterampilan atau kecakapan.

3) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta

didik dari berpikir yang bersifat convergen (hanya menerima dan

mengingat) menjadi berpikir divergen (lebih terbuka luas, kreatif,

inovatif, mencipta).

4) Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.

5) Mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik.

6) Mengubah sikap dari negatif menjadi positif.

7) Mengubah pola pikir dari pola pikir negatif dan tidak produktif

(52)

8) Merubah sikap mental yang pesimis, mudah putus asa, suka

mengeluh menjadi orang yang bersikap optimis, ulet, tekun tanpa

mengeluh.

9) Mengubah, membangun, dan mengembangkan kepribadian, watak,

dan karakter yang merugikan dirinya menjadi kepribadian, watak,

dan karakter yang mempunyai multi manfaat bagi diri sendiri dan

orang lain (Khairani: 2017: 18-21).

c. Ciri-Ciri Belajar

Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of

behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat

diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku,

dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,

dan lain sebagianya. Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil

belajar orang tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

Karena perubahan hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam

bentuk yang diamati.

2) Perubahan perilaku relatif permanen. Ini diartikan bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain

pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

(53)

bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu serta merta

terlihat segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat terus

berproses setelah kegiatan belajar selesai.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja,

terencana, bukan karena peristiwa insendental.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu

yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk

mengubah tingkah laku (Khairani, 2017: 11-12).

d. Prinsip-Prinsip Belajar

Seorang guru pada saat melaksanakan tugasnya dalam proses

belajar mengajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar

sebagaimana disebutkan oleh Soekamto dan Winataputra sebagai

berikut:

1) Apapun yang dipelajari peserta didik dialah yang harus belajar

bukan orang lain. Untuk itu peserta didiklah yang harus bertindak

aktif.

2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik bila mendapat

penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama

proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan

(54)

6) Peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar

apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas

belajarnya (Khairani, 2017: 13-14).

e. Unsur-unsur Belajar

Menurut Cronbach ada tujuh unsur utama dalam proses belajar yaitu:

1) Tujuan

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.

Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan

untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar

akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti

bagi individu.

2) Kesiapan

Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak

atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan

psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan

sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan.

3) Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.

Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat

dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut

(55)

4) Interpretasi

Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi

yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi

belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan

menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

Berdasarkan interpretasi tersebut mungkin individu sampai kepada

kesimpulan dapat atau tidak dapat mencapai tujuan.

5) Respons

Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu

mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,

maka ia memberikan respons. Respons ini mungkin berupa suatu

usaha coba-coba (trial and error), atau usaha yang penuh

perhitungan dan perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya

untuk mencapai tujuan tersebut.

6) Konsekuensi

Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi

entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga dengan

respons atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam

belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih

meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar

(56)

7) Reaksi terhadap kegagalan.

Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa

dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan

perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan

dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan

semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi

bisa juga sebaliknya kegagalan membangkitkan semangat yang

berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut

(Sukmadinata, 2003: 157-158).

f. Jenis-jenis Belajar

1) Belajar bagian (part learning)

Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia

dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif.

Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi

bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.

2) Belajar dengan wawasan (learning by insight)

Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses

mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk

menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan

(57)

3) Belajar diskriminatif (discriminatif learning)

Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk

memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya

sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

Belajar global diartikan sebagai mempelajari bahan pelajaran

secara keseluruhan dan berulang hingga pelajar menguasainya.

5) Belajar insidental (incidental learning)

Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu

selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental

pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar

disebut insidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang

diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan

kelak.

6) Belajar instrumental (instrumental learning)

Salah satu bentuk belajar instrumental adalah pembentukan

tingkah laku. Disini individu diberi hadiah apabila ia bertingkah laku

sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki dan sebaliknya ia

dihukum bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai dengan

yang dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah laku

(58)

7) Belajar intensional (intentional learning)

Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar

insidental. Belajar intensional pada individu ada sama kehendak

untuk belajar. Belajar disebut intensional bila ada instruksi atau

petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang

akan diujikan kelak.

8) Belajar laten (latent learning)

Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang

terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten.

(Slameto, 1996: 5-7).

2. Konsep Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas

dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Ibrahim yang menyatakan

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

(59)

Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah

suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai

akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau

kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi

merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan

seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.

Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat

dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa

tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga

sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa

(60)

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata

pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Jadi bisa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar

adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber

dari pengalaman ataupun dari proses belajar dan dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

1) Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan

untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu

menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta

mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang

dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia lakukan

(Ahmad Susanto, 2013: 6).

Menurut Carin dan Sund dalam Ahmad Susanto (2013: 7)

Pemahaman dapat dikategorikan ke beberapa aspek, dengan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27)
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh kebawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -