PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V DI MI
AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB.
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
INTA NUR MUAKHIDAH
NIM: 11514144
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Inta Nur Muakhidah
NIM : 11514144
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, Maret 2018 Pembimbing
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA PADA SISWA
KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun Oleh
INTA NUR MUAKHIDAH
NIM: 11514144
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Instititut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2018 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Sekretaris Penguji : Jaka Siswanta. M.Pd.
Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd.
Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum
Salatiga, 2 April 2018 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Inta Nur Muakhidah
NIM : 115-14-144
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, Maret 2018
Yang menyatakan
MOTTO
“ Sebaik-baiknya orang adalah yang bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan
bagi orang lain, karena sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan
memudahkan kita mendapatkan keberkahan dari Allah SWT ”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku Ahmad Nasiri dan ibukku tersayang Sumiyatun, terimakasih telah
membesarkanku dengan penuh kesabaran serta segala dukungan dan
iringan doa restu yang telah engkau berikan kepadaku sehingga aku bisa
seperti sekarang.
2. Mbah kakungku Slamet Sholikin dan mbah putriku Murtimah, terimakasih
atas doa restu dan dukungannya.
3. Keluarga besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.
4. Suamiku tercinta Hendri Kurniawan, terimakasih atas doa restu, motivasi,
dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.
5. Dwi Indah Setiyani, Nur Ni’matul Khasanah, dan Dyah Ayu Dwi Jayanti
terimakasih atas semangat dan motivasinya untuk selalu menjadi orang
yang baik, pantang menyerah dan selalu berusaha menjadi yang lebih baik.
6. Kawan-kawan senasib dan seperjuangan PGMI angkatan 2014 yang telah
banyak membantu dan memberikan semangat.
7. Bapak ibu guru dan karyawan MI Al Islam Sutopati Kec. Kajoran Kab.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Adapun judul skripsi ini
adalah “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) DAN ALAT PERAGA DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3
KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan dosen pembimbing akademik yang senantiasa
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran, mencurahkan pikiran dan tenaga serta mengorbankan
waktunya dalam membimbing sehingga terwujudnya skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan seluruh sivitas
akademik IAIN Salatiga yang telah banyak membimbing dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah rela berkorban baik
dalam bentuk material maupun spiritual.
7. Ibu Musiyah, S.Pd, SD, selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al
Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang beserta guru dan
karyawan yang telah memberikan kesempatan ijin penelitian dan
membantu memberikan data untuk menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab,
Magelang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam
penelitian.
9. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa memberikan
inspirasi, semangat dan berjuang bersama-sama serta saling
memberikan dukungan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan dan memberikan
balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan
skripsi ini.
Salatiga, Maret 2018
Penulis
ABSTRAK
Nur Muakhidah, Inta. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab, Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Jaka Siswanta, M.Pd
Kata Kunci : Hasil belajar IPA, Pendekatan CTL dan alat peraga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang yang terdiri dari 26 siswa yaitu 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai setiap siklus dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan yaitu 75 (sesuai dengan KKM yang diberlakukan di MI Al Islam Sutopati 3 Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang) sekaligus ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN KELULUSAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... ... ... ... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Definisi Operasional ... 11
G. Metode Penelitian ... 15
1. Rancangan Penelitian ... 15
2. Lokasi, Subjek, dan Waktu Penelitian ... 16
4. Instrumen Penelitian ... 19
5. Teknik Pengumpulan Data ... 24
6. Analisis Data ... 25
H. Kajian Penelitian Terdahulu ... 27
I. Sistematika Penulisan ... 29
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 31
A. Hasil Belajar IPA... 31
1. Konsep Belajar ... 31
a. Pengertian Belajar ... 31
b. Tujuan Belajar ... 32
c. Ciri-ciri Belajar ... 33
d. Prinsip-prinsip Belajar ... 34
e. Unsur-unsur Belajar ... 35
f. Jenis-jenis Belajar ... 37
2. Konsep Hasil Belajar ... 39
a. Pengertian Hasil Belajar ... 39
b. Macam-macam Hasil Belajar ... 41
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 45
3. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam ... 51
a. Pengertian Mata Pelajaran IPA... 51
b. Fungsi Mata Pelajaran IPA ... 51
c. Tujuan Mata Pelajaran IPA ... 52
B. Kajian Materi Bagian Gaya ... 54
1. Pengertian Gaya ... 54
2. Jenis-jenis Gaya ... 54
C. Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 60
1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 60
2. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 62
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 62
4. Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 67
5. Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 68
6. Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 74
D. Alat Peraga ... 75
1. Pengertian Alat Peraga ... 75
2. Jenis-jenis Alat Peraga ... 76
3. Prinsip Penggunaan Alat Peraga ... 77
4. Keuntungan Dan Kerugian Alat Peraga ... 79
5. Kaitan Hasil Belajar dan Alat Peraga ... 80
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 81
A. Gambaran Umum MI Al Islam Sutopati 3 ... 81
1. Letak geografis ... 81
3. Sejarah singkat MI Al Islam Sutopati 3 ... 83
4. Visi Misi dan Tujuan MI Al Islam Sutopati 3 ... 83
5. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 84
6. Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopai 3 Tahun Pelajaran 2017/2018 . 85 7. Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 86
8. Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 87
B. Subyek Penelitian ... 88
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 90
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus ... 91
E. Deskripsi Penelitian Tindakan I ... 91
F. Deskripsi Penelitian Tindakan II ... 100
G. Deskripsi Penelitian Tindakan III ... 109
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 121
A. Hasil Penelitian Per- Siklus ... 121
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 121
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 ... 124
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 132
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 140
B. Pembahasan ... 147
1. Pra siklus ... 150
2. Siklus I ... 150
4. Siklus III ... 152
BAB V PENUTUP ... 154
A. Kesimpulan ... 154
B. Saran ... 154
DAFTAR PUSTAKA ... 155
LAMPIRAN ... 157
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa ... 20
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru ... 21
Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan CTL ... 63
Tabel 3.1 Profil Madrasah MI Al Islam Sutopati 3 ... 81
Tabel 3.2 Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Sutopati 3 ... 84
Tabel 3.3 Data Keadaan Siswa MI Al Islam Sutopati 3 ... 85
Tabel 3.4 Struktur Kurikulum MI Al Islam Sutopati 3 ... 87
Tabel 3.5 Subyek Penelitian ... 88
Tabel 4.1 Data nilai siswa pra siklus ... 122
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...125
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 127
Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 130
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 132
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 134
Tabel 4.7 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 137
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 140
Tabel 4.9 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 142
Tabel 4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ...145
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ... 17
Gambar 2.1 buah kelapa jatuh kebawah ... 54
Gambar 2.2 Anak sedang mendorong kardus ... 56
Gambar 2.3 Gaya tarik di kutub kutub magnet ... 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 159
Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 176
Lampiran III Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 188
Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 204
Lampiran V Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 205
Lampiran VI Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 206
Lampiran VII Lembar Observasi Guru Siklus I ... 207
Lampiran VIII Lembar Observasi Guru Siklus II ... 209
Lampiran IX Lembar Observasi Guru Siklus III ... 211
Lampiran X Hasil Nilai Pra Siklus ... 213
Lampiran XI Hasil Nilai Siklus I ... 215
Lampiran XII Hasil Nilai Siklus II ... 217
Lampiran XIII Hasil Nilai Siklus III ... 219
Lampiran XIV Dokumentasi Foto Penelitian ... 221
Lampiran XV Surat Ijin Penelitian ... 223
Lampiran XVI Surat Keterangan Penelitian ... 224
Lampiran XVIII Daftar Nilai SKK ... 225
Lampiran XIX Lembar Konsultasi ... 229
Lampiran XX Daftar Riwayat Hidup ... 230
Lampiran XXI Soal Tes Tertulis Siklus I ... 231
Lampiran XXIII Soal Tes Tertulis Siklus III ... 237
Lampiran XXIV Hasil Tes Tertulis Siklus I ... 240
Lampiran XXV Hasil Tes Tertulis Siklus II ... 243
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan studi mengenai alam
sekitar. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
tetapi juga mempelajari dan memahami alam sekitar. IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar siswa mampu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Salah satu faktor yang mendukung berhasil tidaknya suatu
pembelajaran IPA adalah menguasai materi pelajaran IPA. Materi yang
dikuasai oleh guru akan dapat dipahami oleh siswa jika dalam
penyampaiannya dapat memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan
dapat melihat kesiapan siswa untuk belajar. Jika sudah mengetahui
kesiapan siswa pada saat belajar IPA, maka pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Menurut Susanto (2013: 165) mata pelajaran IPA merupakan mata
pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai
dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian
benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.
Padahal sebenarnya materi IPA dapat lebih mudah dipahami dan dapat
dengan mudah dipelajari karena materi IPA membahas mengenai kejadian
yang terjadi di alam ini dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada
prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa
terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah
dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan
terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut
pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang
demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan
dengna merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu
berpikir kritis melalui pembelajaran IPA (Susanto 2013:170-171).
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui hasil
belajar yang sudah diperoleh siswa. Pada saat kegiatan belajar mengajar
prestasi siswa merupakan bagian yang terpenting untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
yang telah disampaikan oleh guru diperoleh dari hasil hasil tes yang
dinyatakan dalam skor.
Kualitas hasil pembelajaran IPA yang tergolong masih rendah
tersebut diindikasikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditentukan dalam
kurikulum belum bisa tercapai secara optimal. Materi yang sering dianggap
sulit oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah yaitu materi gaya. Materi gaya
memiliki jenis-jenis gaya yang hampir mirip. Sebagian besar siswa sulit
untuk mengidentifikasi gaya tersebut. Oleh karena itu, seorang guru harus
selalu melakukan inovasi pada saat proses pembelajaran. Agar hasil belajar
siswa dapat meningkat. Salah satu untuk melakukan inovasi pada saat
proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan dan alat
peraga yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Dengan cara tersebut, siswa akan lebih bersemangat dan dapat dengan
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Didalam suatu pembelajaran pastinya memiliki suatu tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Tujuan pembelajaran tersebut akan bisa
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan jika suatu pembelajaran dapat
berjalan secara efektif yakni mampu melibatkan semua siswa berpartisipasi
secara aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
jika seorang guru bisa melakukan pembelajaran dengan pendekatan dan
alat peraga dengan baik. Maka dari itu, seorang guru harus kreatif dan
untuk membantu pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga kefokusan serta agar siswa lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Pada saat menggunakan pendekatan dan alat peraga dalam
pembelajaran akan membantu siswa lebih semangat, aktif, dan senang
untuk mengikuti pembelajaran. Guru sering tidak menggunakan
pendekatan kepada siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Akibatnya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan siswa akan
lebih senang berbicara dengan temannya dan pembelajaran menjadi tidak
efektif.
Hal demikian juga terjadi pada siswa MI Al Islam Sutopati 3 Kec.
Kajoran Kab. Magelang. Sehingga, hasil belajar siswa menjadi tidak
maksimal. Dari fakta-fakta kondisi pendidikan yang terjadi di MI Al Islam
Sutopati 3 seharusnya bisa menjadi suatu pertimbangan bagi seorang guru
agar merubah pemikiran tentang pendidikan yang membosankan menjadi
menyenangkan untuk dipelajari.
Dari hasil survei yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas V MI
Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran Kab. Magelang pada tanggal 30 Januari
2018, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru masih
menggunakan metode ceramah dan dikte. Selain itu, guru masih terpaku
pada buku pelajaran. Hal ini membuat siswa lebih mudah bosan dan
cenderung gaduh serta tidak memperhatikan guru pada saat menerangkan
belajar IPA terlihat dari data hasil penilaian pra siklus yaitu dari 26 siswa
baru ada 10 siswa (38,46%) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 16
siswa (61,54%) yang nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan.
Padahal ketuntasan ideal untuk bisa dikatakan proses pembelajaran
berhasil jika siswa mencapai nilai KKM dengan persentase 85% dari
jumlah total siswa dalam satu kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti berdialog dengan guru
untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut terjadi. Guru
berpendapat bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Al Islam
Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang yaitu guru masih menggunakan
metode ceramah dan dikte yang membuat siswa cenderung mudah bosan
dan membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Hal ini terlihat pada
sifat siswa ketika mengikuti pembelajaran. Saat guru menyampaikan
materi pembelajaran, aktivitas siswa ada yang asyik bermain sendiri,
melamun, dan ada juga yang mengobrol dengan teman sebangku.
Dari beberapa uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa
diatas, peneliti berkeyakinan bahwa penyebabnya adalah kurang efektifnya
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Akibatnya, siswa akan
merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran IPA sehingga muncul rasa
bosan dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu
peneliti akan menawarkan sebuah solusi dengan pendekatan Contextual
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa, maka perlu ada
suatu kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kualitas dalam pembelajaran IPA baik itu dari segi peningkatan keaktifan
siswa ataupun dari peningkatan kesungguhan siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA. Sehingga, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan pendekatan
saat pembelajaran dan alat peraga yang memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menjadi
gambaran pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata
pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar
menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Johnson, 2009: 65).
Pada pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar dengan baik jika
apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan
yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran dengan CTL akan
memungkinkan proses belajar yang menyenangkan karena proses
pembelajaran dilakukan secara alamiah kemudian siswa dapat
mempraktekkan secara langsung materi yang telah dipelajarinya.
Pembelajaran CTL mendorong siswa memahami hakekat, makna dan
manfaat belajar sehingga memberikan rangsangan dan motivasi kepada
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang aktif dimana
siswa lebih berperan aktif dibandingkan dengan guru. Siswa akan lebih
mudah memahami materi jika siswa tersebut terlibat secara aktif saat
proses pembelajaran. Dikarenakan siswa menggunakan seluruh potensi
yang dimiliki untuk mempelajari materi pelajaran, memecahkan berbagai
masalah, dan menerapkan apa yang siswa pelajari. Akibatnya, siswa bisa
mengingat materi pelajaran dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut
bisa mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dan hasil belajar siswa.
Alat peraga sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar
mengajar. Dengan menggunakan alat peraga proses belajar mengajar akan
lebih berkesan secara mendalam. Selain itu dengan menggunakan alat
peraga siswa akan lebih aktif sehingga siswa akan lebih paham dalam
menerima materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan hasil
belajar siswa bisa meningkat. Penggunaan alat peraga pada mata pelajaran
IPA disebabkan karena mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata
pelajaran yang banyak membutuhkan contoh yang nyata dan berguna
untuk menjabarkan materi, khususnya pada materi gaya. Hal tersebut dapat
membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam mata
pelajaran IPA.
Berlandaskan pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
meneliti dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI GAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
SISWA KELAS V DI MI AL ISLAM SUTOPATI 3 KEC. KAJORAN
KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu: apakah penggunaan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi gayapada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec.
Kajoran, Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi gaya dengan
penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan
alat peraga pada siswa kelas V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran,
Kab. Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis menurut Arikunto (2014: 110) adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Sedangkan, menurut Suryabrata (2003: 21)
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Dari kedua pendapat tokoh di atas, penulis menyimpulkan
jawaban atas rumusan masalah yang kebenarannya masih harus dibuktikan
melalui sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah
Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat
peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa kelas
V di MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajoran, Kab. Magelang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dan alat peraga dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan
bisa tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi gaya.
b. Secara klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai ≥ 75
pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan presentase ≥ 85% dari
jumlah total siswa dalam satu kelas.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan bantuan pemikiran berupa
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan pada siswa
MI Al Islam Sutopati pada mata pelajaran IPA materi gaya, serta bisa
juga digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Segi praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan IPA materi gaya.
2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi gaya.
3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik
dan menyenangkan, sehingga siswa bisa lebih mudah
memahami materi gaya.
b. Bagi guru
1) Mendapatkan pandangan dalam pengembangan pendekatan
belajar mengajar yang tepat pada saat menyampaikan pelajaran
IPA materi gaya.
2) Sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan minat belajar,
penguasaan, hasil belajar siswa, dan mutu pembelajaran.
3) Meningkatkan kreativitas guru pada saat menyampaikan
c. Bagi sekolah
1) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
pendekatan yang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi yang diajarkan.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran
IPA materi gaya.
3) Membantu sekolah berkembang karena adanya guru yang
kreatif serta mempunyai kompetensi yang memadai.
d. Bagi pendidikan
1) Memajukan dunia pendidikan dikarenakan mempunyai guru
yang semakin kreatif.
2) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki kekurangan
tersebut dan akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pendapat dan pemahaman pembaca
dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang
digunakan. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
Menurut Gagne dan Briggs dalam Rosma Hartiny Sams (2010:
33) hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh
seseorang bersumber dari pengalaman ataupun dari proses belajar.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Sukarno, dkk. (1973: 1) Ilmu Pengetahuan Alam atau
sains adalah ilmu yang mempelajari sebab dan akibat dari kejadian
yang terjadi di alam ini. Tetapi banyak kejadian yang tidak dapat atau
belum dapat dijelaskan oleh sains.
Menurut Garnida (2002:2) Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu
yang mempelajari tentang pencarian jawaban dari teka-teki yang
terdapat dalam alam ini yang kompleks dan luas untuk menyusun suatu
teori.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
ilmu pengetahuan alam adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang alam semesta dan cara untuk mencari tahu tentang alam ini
yang masih menjadi misteri melalui suatu penemuan atas gejala yang
terjadi di alam ini.
3. Materi Gaya
Kegiatan yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari akan
seseorang telah melakukan gaya berupa dorongan dan tarikan. Gerakan
mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak ini
disebut gaya. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda
bergerak, berubah bentuk, dan perubahan arah. Gaya mempunyai tiga
macam yaitu gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet (Winarti,
2009: 62).
4. Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut US. Departement of Education the National
School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard dalam Trianto (2009:104),
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsepsi yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Menurut Riyanto (2009: 159) Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat serta diharapkan hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sehingga
siswa lebih menguasai materi serta bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua
topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok-kelompok).
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto,
2012:168-169).
5. Alat Peraga
Alat peraga menolong bagi anak didik untuk lebih mudah
memahami pelajaran-pelajaran dengan jelas atau menguasai isi dan
Menurut Kastolani (2014:8) alat peraga yaitu perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini
sebagai pengantar pengirim pesan adalah guru, sedangkan pihak yang
menerima adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa alat
fisik misalnya: papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain
sebagainya, yang penting alat fisik tersebut dapat membantu
terlaksananya proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan.
Dari kedua pendapat ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa
alat peraga adalah sebuah alat yang bisa dilihat secara fisik yang
digunakan untuk membantu guru pada saat proses belajar mengajar
agar siswa bisa lebih mudah dalam memahami materi yang sedang
dipelajari.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan/model
penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas dalam bahasa
inggris diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR.
Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung
didalamnya. Maka ada tiga pengertian yang diterangkan.
a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang
b. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Kelas bukan
wujud ruangan tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.
Dengan menggabungkan ketiga pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas (Somadayo, 2013:21).
Dalam penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga siklus
tindakan, setiap siklus terdiri dari (a) rencana tindakan, (b) pelaksanaan
tindakan, (c) observasi atau pengamatan, dan (d) refleksi (Yanto, 2013:
56). Tiga siklus tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memperbaiki
tingkat pemahaman siswa, perhatian siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian
a. Lokasi
Lokasi yang penulis pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah
di MI Al Islam Sutopati 3, Kecamatan Kajoran, Kabupaten
Magelang.
b. Subyek
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa kelas V MI
pelajaran IPA materi gaya. Jumlah siswa ada 26 orang, yang terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan
kolaboratornya guru kelas V yaitu bapak Ahmad Irkham S.HI.
Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru kelas V sehingga model
pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 30 Januari-15 Maret 2018
3. Langkah-langkah atau siklus Penelitian
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Kemmis dan
MCTaggart dalam Somadayo (2013: 27) terdiri dari empat tahap,
yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection). Tahapan tersebut dapat
ditampilkan pada gambar 1.1
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Somadayo (2013: 27) Perencanaan
Pengamatan SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Refleksi
?
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran
IPA, dengan materi gaya. Kegiatan ini meliputi:
1) Peneliti menetapkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan
keaktifan, perhatian, dan kerjasama siswa terhadap
pembelajaran IPA materi gaya menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga.
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran IPA dengan
mengembangkan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
3) Membuat alat peraga.
4) Membuat lembar observasi.
5) Mendesain alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c. Observasi
Tahapan observasi dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Sehingga saling mendukung dalam
memperoleh data yang akurat. Pada tahapan ini, peneliti
mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati yaitu
informasi yang terkandung dalam materi pelajaran. Selanjutnya
yaitu membangun hubungan antara konsep dengan materi lain
ataupun dengan pengalaman siswa sehingga siswa menemukan arti
yang terkandung di dalam materi yang dipelajari. Sedangkan
kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara
berinteraksi dengan siswa, penggunaan pendekatan dan alat peraga
yang digunakan, cara penyampaian materi, dan pengkondisian
siswa.
d. Refleksi
Pada tahap ini data yang diperoleh dalam kegiatan observasi
dikumpulkan. Kemudian, dilakukan sebuah analisis dengan maksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai
tujuan yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, guru merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan sehingga dijadikan dasar untuk melakukan tindakan
kelas pada siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat
perkembangan yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa.
1. Pedoman observasi untuk siswa
Tabel 1.1 Pedoman observasi untuk siswa
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
A B C D
1. Merespon apersepsi yang diberikan
oleh guru
2. Aktif dan semangat selama proses
pembelajaran
3. Berani bertanya dan menjawab
pertanyaan
4. Berani mengungkapkan pendapat
5. Bertanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan guru
6. Perhatian siswa saat pembelajaran
7. Keterlibatan siswa saat
pembelajaran
8. Keaktifan partisipasi dalam
penggunaan alat peraga
9. Kerjasama siswa dalam kegiatan
kelompok
dipelajari bersama
Keterangan
Skor Nilai
A = 4 (sangat baik)
B = 3 (baik)
C = 2 (cukup)
D = 1 (kurang)
2. Pedoman observasi untuk guru
Instrumen observasi untuk guru dalam penelitian ini menurut
Rusman (2011: 99-100) mencakup beberapa aspek diantaranya:
Tabel 1.2 Pedoman observasi untuk guru
No. Aspek yang diamati Skor
Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D
1. Memeriksa kesiapan siswa.
2. Memberikan motivasi siswa.
3. Memberikan apersepsi (sesuai dengan
materi).
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan
dipelajari.
Sikap Saat Proses Pembelajaran
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa.
8. Kerapian dalam penampilan.
9. Posisi mengajar.
Penguasaan Bahan Ajar (Materi
Pelajaran)
10. Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP.
11. Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar.
12. Memiliki wawasan yang luas saat
menyampaikan bahan ajar.
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
13. Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
14. Memiliki keterampilan dalam
menanggapi pertanyaan siswa.
15. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu.
Pemanfaatan Alat Peraga
16. Menggunakan alat peraga secara efektif
dan efesien.
peraga.
Evaluasi Pembelajaran
18. Penilaian sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
19. Penilaian sesuai dengan RPP.
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20. Meninjau kembali materi yang telah
diajarkan.
21. Memberikan kesempatan untuk bertanya
hal-hal yang belum dipahami.
22. Menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Tindak lanjut/Follow up
23. Memberikan tugas kepada siswa.
24. Menginformasikan materi pelajaran yang
akan dipelajari selanjutnya.
25. Memberikan motivasi kepada siswa.
Jumlah
Total
Keterangan :
Skor nilai
A= 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B= 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C= 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D= 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25
b. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh nilai dari siswa sebagai
hasil belajar IPA materi gaya. Bentuk tes yang digunakan oleh
peneliti adalah pilihan ganda.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk merekam pada saat kegiatan
pembelajaran penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan alat peraga pada materi gaya.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Selain
itu, peneliti melakukan pengamatan secara cermat pelaksanaan
skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar siswa.
b. Tes
Tes adalah suatu teknik pengumpulan data yang berisi
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan kemampuan siswa yang harus dihawab atau
diselesaikan oleh siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen
yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah
RPP, nilai siswa sebelum penerapan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dan alat peraga serta foto selama
proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret
dalam pelaksanaan penelitian.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah
ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Oleh karena itu, setiap siswa
dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 75 jika nilai yang
belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh siswa <
75.
Menurut Depdikbud dalam Trianto (2009: 241) suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas
tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas
M = ∑
Dimana:
M = Mean
∑ = Jumlah nilai semua siswa
N = jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar siswa (individual)
KB = T × 100% Tt
Dimana:
KB = ketuntasan belajar
T = jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = jumlah skor total (Trianto, 2009: 241)
c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal
P = × 100%
Dimana:
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = jumlah keseluruhan (Trianto, 2009: 241)
H. Kajian Penelitian Terdahulu
Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang
relevan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang serta untuk
menghindari penjiplakan. Berikut ini skripsi yang memiliki tema hampir
mirip dengan tema skripsi ini, antara lain:
1. Wahib Kamal, dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi belajar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok BahasanAlat Pencernaan
Makanan Pada Manusia dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V di MI Salafiyah Kendal Kec.
Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014” Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, STAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V di
MI Salafiyah Kendal Kec. Ampel Kab. Boyolali Tahun Pelajaran
2013/2014. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya yang
menunjukkan ada peningkatan dalam prestasi belajar yang dibuktikan
semakin meningkat setiap siklus yaitu pada siklus I dari 22 siswa baru
15 siswa (68,2%) termasuk dalam kriteria tuntas, pada siklus II tercatat
18 siswa (81,88%) termasuk dalam kriteria tuntas, dan pada siklus III
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sudah mencapai ketuntasan
ideal kelas yaitu 85%.
2. Indri Hastuti, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Materi
Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SDN Tingkir Tengah 01 Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang. Prestasi
siswa pada siklus I 71,42% sebesar 20 siswa, siklus II 89,28% sebesar
25 siswa, dan siklus III 96,42% sebesar 27 siswa yang memenuhi
KKM dengan nilai 75.
3. Muhammad Saalikuddii, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
IPA Materi Pelapukan Batuan dengan Metode Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 9 %. Pada siklus 1
mencapai 41 %. Pada siklus 2 mencapai 68,1 %. Pada siklus 3
mencapai 86,3 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 48,1,
pada siklus 1 adalah 68,1, pada siklus 2 adalah 78,1, dan pada siklus 3
nilai rata-rata mencapai 86,3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
hasil belajar IPA materi pelapukan batuan pada siswa kelas V
Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2015/2016.
4. Najmul Laila, dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika Materi Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Tukangan Kec. Ampel
Kab. Boyolali Tahun 2016/2017” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan penggunaan pendekatan CTL pada pokok materi uang pada
siklus I ketuntasan belajar baru mencapai rata-rata 52 dan pada siklus
II nilai rata-rata adalah 68 terdapat kenaikan sebesar 16%. Pada siklus
II nilai rata-rata 68 dan pada siklus III nilai rata-rata adalah 88 terdapat
kenaikan nilai sebesar 20 atau (100%). Penggunaan pendekatan CTL
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika
yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, kajian penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait
dengan penelitian.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi : gambaran umum lokasi penelitian dan subjek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi
pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar IPA
1. Konsep Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Rusyan (1989: 9) belajar adalah suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu.
Menurut Asmani (2009: 19) belajar adalah proses mencari ilmu
untuk mengubah diri dengan baik, sesuai dengan tingkat keilmuan
yang dicapai. Ilmu disini bermakna keseluruhan, baik ilmu agama
maupun umum. Proses mencari ilmu tidak dibatasi oleh sekat apapun,
bahkan oleh sekolah sekalipun. Proses mencari ilmu bisa dengan
banyak cara: membaca, mengikuti berbagai diskusi, menulis, dan
lain-lain.
Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5) belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut Sam’s (2010: 31) belajar adalah proses perubahan
Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap dan sebagainya.
Dari pengertian dan pendapat para tokoh di atas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan oleh manusia secara sadar melalui pengalaman atau latihan
yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. Baik itu dari segi
pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan.
b. Tujuan Belajar
Seseorang yang ingin belajar pasti mempunyai tujuan yang
ingin dicapai dari kegiatan belajar. Berikut ini merupakan tujuan dari
belajar yaitu:
1) Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
2) Meningkatkan keterampilan atau kecakapan.
3) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik dari berpikir yang bersifat convergen (hanya menerima dan
mengingat) menjadi berpikir divergen (lebih terbuka luas, kreatif,
inovatif, mencipta).
4) Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
5) Mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi baik.
6) Mengubah sikap dari negatif menjadi positif.
7) Mengubah pola pikir dari pola pikir negatif dan tidak produktif
8) Merubah sikap mental yang pesimis, mudah putus asa, suka
mengeluh menjadi orang yang bersikap optimis, ulet, tekun tanpa
mengeluh.
9) Mengubah, membangun, dan mengembangkan kepribadian, watak,
dan karakter yang merugikan dirinya menjadi kepribadian, watak,
dan karakter yang mempunyai multi manfaat bagi diri sendiri dan
orang lain (Khairani: 2017: 18-21).
c. Ciri-Ciri Belajar
Adapun ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of
behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat
diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dan lain sebagianya. Tanpa pengamatan dari tingkah laku hasil
belajar orang tidak dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
Karena perubahan hasil belajar hendaknya dinyatakan dalam
bentuk yang diamati.
2) Perubahan perilaku relatif permanen. Ini diartikan bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-berubah, akan tetapi dilain
pihak tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu serta merta
terlihat segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat terus
berproses setelah kegiatan belajar selesai.
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja,
terencana, bukan karena peristiwa insendental.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku (Khairani, 2017: 11-12).
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Seorang guru pada saat melaksanakan tugasnya dalam proses
belajar mengajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar
sebagaimana disebutkan oleh Soekamto dan Winataputra sebagai
berikut:
1) Apapun yang dipelajari peserta didik dialah yang harus belajar
bukan orang lain. Untuk itu peserta didiklah yang harus bertindak
aktif.
2) Setiap peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
3) Peserta didik akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama
proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
6) Peserta didik akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar
apabila ia diberi tanggung jawab serta kepercayaan penuh atas
belajarnya (Khairani, 2017: 13-14).
e. Unsur-unsur Belajar
Menurut Cronbach ada tujuh unsur utama dalam proses belajar yaitu:
1) Tujuan
Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan
untuk memenuhi sesuatu kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar
akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti
bagi individu.
2) Kesiapan
Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak
atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan
psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan
sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan.
3) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar.
Dalam situasi belajar ini terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat
dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut
4) Interpretasi
Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi
yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi
belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan
menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
Berdasarkan interpretasi tersebut mungkin individu sampai kepada
kesimpulan dapat atau tidak dapat mencapai tujuan.
5) Respons
Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu
mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan,
maka ia memberikan respons. Respons ini mungkin berupa suatu
usaha coba-coba (trial and error), atau usaha yang penuh
perhitungan dan perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya
untuk mencapai tujuan tersebut.
6) Konsekuensi
Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi
entah itu keberhasilan ataupun kegagalan, demikian juga dengan
respons atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam
belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih
meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar
7) Reaksi terhadap kegagalan.
Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa
dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan
perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan
dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan
semangat, dan memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi
bisa juga sebaliknya kegagalan membangkitkan semangat yang
berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut
(Sukmadinata, 2003: 157-158).
f. Jenis-jenis Belajar
1) Belajar bagian (part learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif.
Dalam hal ini individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi
bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.
2) Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Menurut Gestalt teori wawasan merupakan proses
mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk
menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan
3) Belajar diskriminatif (discriminatif learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih beberapa sifat situasi/stimulus dan kemudian menjadikannya
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
4) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Belajar global diartikan sebagai mempelajari bahan pelajaran
secara keseluruhan dan berulang hingga pelajar menguasainya.
5) Belajar insidental (incidental learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu
selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental
pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar
disebut insidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang
diberikan pada individu mengenai materi belajar yang akan diujikan
kelak.
6) Belajar instrumental (instrumental learning)
Salah satu bentuk belajar instrumental adalah pembentukan
tingkah laku. Disini individu diberi hadiah apabila ia bertingkah laku
sesuai dengan tingkah laku yang dikehendaki dan sebaliknya ia
dihukum bila memperlihatkan tingkah laku yang tidak sesuai dengan
yang dikehendaki. Sehingga akhirnya akan terbentuk tingkah laku
7) Belajar intensional (intentional learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
insidental. Belajar intensional pada individu ada sama kehendak
untuk belajar. Belajar disebut intensional bila ada instruksi atau
petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi belajar yang
akan diujikan kelak.
8) Belajar laten (latent learning)
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang
terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten.
(Slameto, 1996: 5-7).
2. Konsep Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas
dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Ibrahim yang menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
Menurut Rosma Hartiny Sams (2010: 33) hasil belajar adalah
suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan
seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.
Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat
dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa
tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga
sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Jadi bisa disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil belajar
adalah suatu kemampuan baru yang dimiliki oleh seseorang bersumber
dari pengalaman ataupun dari proses belajar dan dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang
dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung ia lakukan
(Ahmad Susanto, 2013: 6).
Menurut Carin dan Sund dalam Ahmad Susanto (2013: 7)
Pemahaman dapat dikategorikan ke beberapa aspek, dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang