ISTILAH
KEKUASAAN (LEGISLATIF)
KEWENANGAN (EKSEKUTIF)
KEKUASAAN
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi tingkah
laku orang lain sesuai dengan tujuan dan keinginannya.
Kekuasaan ini ada yang berdasarkan hukum disebut
bevoegdheid/ wewenang/rechtsmacht, ada kekuasaan
kewenangan
Wewenang
Ateng s authority, gesag = kewenangan, competence, bevoegdheid = wewenang
Kewenangan = kekuasaan yang berasal dari hukum =
kekuasaan formal yg diberikan terhadap suatu bidang
pemerintahan/urusan pemerIntahan tertentu.
Wewenang hanya mengenai satu bagian tertentu dari
Kedudukan hukum pemerintah
Kedudukan hukum (rechtspotitie) Pemerintah dalam
hukum publik
1. Dalam perspektif hukum publik, negara
adalah organisasi jabatan yang berkenaan
dengan fungsi
2. jabatan, lingkungan pekerjaan tetap yg berisi fungsi-2 tertentu yg secara keseluruhan
mencerminkan tujuan dan tata kerja organisasi 3. Fungsi, lingkungan kerja yang terperinci dalam
KRITERIA JABATAN ATAU ORGAN
PEMERINTAHAN
Menjalankan wewenang atas nama dan
tanggung jawab sendiri
Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga
dan mempertahankan norma hukum
administrasi
Dapat bertindak sebagai tergugat dan
penggugat di peradilan
Pada hakekatnya tidak memiliki harta
kekayaan sendiri. Jabatan bupati
organ dari
badan hukum “kabupaten”.
Jabatan organ pemerintahan yg diletakan hak dan
kewajiban
Jabatan tidak dapat bertindak sendiri, jabatan dapat
melakukan perbuatan hukum melalui perwakilan (vertegenvoordiging) yaitu Pejabat (ambtsdrager)
Jadi pemilik wewenang adalah jabatan, pejabat hanya
menjalankan tugas dan wewenang, karena pejabat tidak memiliki wewenang
Perbedaan Jabatan dan
Pejabat
Memiliki kedudukan hukum yang berbeda dan
diatur dengan hukum yang berbeda
Jabatan diatur dengan hukum tata negara dan
hukum administrasi
Pejabat diatur dengan hukum kepegawaian
Pejabat menampilkan dirinya pada dua
kepribadian, yaitu selaku pribadi dan
personifikasi dari organ, sehingga ia tunduk pada
hukum kepegawaian, juga pada hukum
keperdataan dalam kapasitasnya sebagai individu
atau pribadi
SUMBER KEWENANGAN
ATRIBUSI = Terjadi pemberian wewenang
pemerintahan yang baru oleh sustu ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan
DELEGASI = pelimpahan wewenang
pemerintahan dari suatu organ pemerintahan
kepada organ pemerintahan lainnya, sebagai
wewenang sendiri
MANDAT = organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas
namanya.
Pengertian
• Pembagian kekuasaan kepada berbagai instansi (absolute
competentie/kompetensi mutlak), sebagai lawan dari distributie van rechtsmacht. J
• Membagikan suatu perkara kepada kekuasaan yudikatif atau
kekuasaan aksekutif : conflicten van attributie, konflik pembagian kekuasaan”.
Atribusi
• Penyerahan wewenang dari pejabat yang lebih tinggi kepada yang rendah; penyerahan yang demikian dianggap tidak
dapat dibenarkan selain dengan atau berdasarkan kekuatan.
Delegasi
• Berasal dari bahasa latin “mandatum” dengan kata kerjanya mandare, - atum yang artina melimpahkan (overdragen), mempercayakan (touvertrouwen), memerintahkan (bevelen).
ATRIBUSI
Bersifat asli yang berasal dari peraturan
perundang-undangan
Penerima wewenang dapat menciptakan
wewenang baru atau memperluas wewenang yang sudah ada dengan tanggung jawab intern dan
Atribusi
Van Wijk/Konijnenbelt : Di negeri Belanda, atribusi
merupakan cara yang lazim bagi suatu organ pemerintahan (administrasi Negara) dalam memperoleh suatu wewenang guna menjalankan urusan pemerintahan.
Berkaitan dengan keadaan di Indonesia {atribusi wewenang yang berasal dari suatu delegasi (delegatif )}:
Atribusi pertama, berkedudukan sebagai original legislator, yakni ditingkat pusat adalah MPR sebagai pembentuk UUD ( konstituante), dan Presiden bersama DPR membentuk UU . Atribusi yang kedua (delegated legislator), seperti Presiden yang berdasar atas suatu ketentuan UU mengeluarkan suatu PP yang berisi penciptaan wewenang pemerintahan kepada badan atau pejabat TUN.
Penerapan prinsip pemberian kekuasaan atau kewenagan yang bersumber pada atribusi dilaksanakan melalui:
PPKI yang bertindak selaku badan pembentuk Negara ;
MPR yang mempunyai kekuasaan mengubah dan menetapkan UUD
mengembangkan kekuasaan atau kewenangan yang tidak diatur secara lengkap dalam UUD dalam bentuk Amandemen;
Presiden dengan persetujuan DPR bertindak selaku badan pembuat UU.
Ciri-ciri atribusi (attribrutie) wewenang:
Pengatribusian wewenang menciptakan kekuasaan baru, sehingga sifatnya tidak derivatif;
Pemberian wewenang melalui atribusi tidak menimbulkan kewajiban
bertanggung jawab, dalam arti tidak diwajibkan menyampaikan laporan atas palaksanaan wewenang;
Pemberian wewenang melalui atribusi harus berdasar atas peraturan perundang-undangan;
Wewenang yang diperoleh melalui atribusi dapat dilimpahkan kepada badan-badan administrasi lain, tanpa harus memberi tahu kepada badan-badan yang
memberi wewenang;
Wewenang atribusi merupakan kekuasaan yang bersumber dari wewenang asli (original)
Delegasi
Suatu pelimpahan wewenang dari organ administrasi
negara kepada organ administrasi Negara yang lain. Implikasi pelimpahan wewenang dimaksud membuat A tidak berwenang lagi setelah B menerima wewenang tersebut.
Dalam pelimpahan wewenang pemerintahan melalui
delegasi terdapat beberapa syarat yang harus
diperhatikan :
Delegasi harus definitif dan pemberi delegasi
(delegans) tidak dapat lagi menggunakan wewenang yang telah dilimpahkan
Delegasi harus berdasarkan ketentuan per-UU-an Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam
hubungan kepegawaian tidak diperkenankan
Adanya kewajiban mempertanggungjawabkan dari
penerima delegasi (delegetaris) kepada delegans
Delegans dapat memberikan instruksi tentang
cirri-ciri yang melekat pada pelimpahan wewenang (delegatie) :
Pelimpahan wewenang hanya boleh dilakukan oleh badan atau organ pemerintah (administrasi Negara) yang berkompeten ;
Pelimpahan wewenang mengakibatkan tidak berkompeten lagi “delegans” dalam kurun waktu yang ditentukan ;
Penerima wewenang (delegataris) harus bertindak untuk dan atas nama sendiri. Karena itu segala akibat hukum yang timbul dari pendelagisian wewenang menjadi tanggung jawab
delegataris;
Tata cara dan akibat hukum pada pelimpahan wewenang antara “delegans” dengan delegataris berlaku sama antara delegataris (sub delegans) dengan sub delegasi (sub delegataris)
Dalam hubungan dengan atribusi , delegasi dan sub delegasi Segi positif :
Sistem atribusi, delegasi (dan sub delegasi) memungkinkan pembentukan peraturan atau pengambilan keputusan dicapai lebih cepat dari pada pembentukan UU.
Sistem atribusi, delegasi (dan sub delegasi) memungkinkan pembentuk UU membatasi (diri) pada pengaturan yang bersipat pokokpokok saja. Pengaturan rinci dapat dilakukan oleh pemegang weenang atribusi atau delegasi.
Sistem atribusi, (dan sub delegasi) menunjukkan karakter yang lebih fleksibel daripada
UU. Peratuaran atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi akan lebih mudah disesuaikan dengan perkembangan baru karena tata cara pembuatannya lebih sederhana daripada pembuatan UU.
Sistem atirbusi, (dan sub delegasi) dapat merupakan cara menghindari persoalan politik tertentu yang mungkin timbul kalau ditetapkan dengan UU.
segi negatif :
Peraturan atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi tidak dibahas oleh badan perwakilan rakyat, sehingga tidak berkesempatan diuji secara demokrasi (dalam forum demokrasi ).
Peraturan atau keputusan yang dibuat berdasarkan atribusi atau delegasi tidak
memberikan kesempatan kepada badan perwakilan rakyat untuk meninjau kosekuensi keuangan yamg mungkin timbul. Dengan perkata lain badan perwakilan rakyat tidak dapat mempergunakan hak budgetnya dengan baik.
MANDAT
Mandataris hanya bertindak untuk dan atas nama
pemberi mandat (mandans)
Tanggung jawab akhir keputusan yang diambil
mandataris, tetap berada pada pemberi mandat
PERBEDAAN
PROSEDUR
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT KEMUNGKINAN PENGGUNAAN WEWENANG LAGI DELEGASI DILAKUKAN DENGAN PERATURAN NPERUNDANG BERALIH PADA DELEGATARIS (PENERIMA DELEGASI) DELEGANS (PEMBERI) TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN WEWENANG ITU LAGI
MANDAT
TERJADI UMUMNYA ANTARA ATASAN DAN
BAWAHAN KECUALI DILARANG TEGAS
TETAP PADA MANDANS (PEMBERI MANDAT)
MANDANS (PEMBERI) SETIAP SAAT DAPAT
MENGGUNAKAN WEWENANG ITU LAGI
PERBEDAAN ANTARA DELEGASI DAN MANDAT
No. Delegasi No. Mandat
1. 2. 3. 4. 5. Pelimpahan wewenang (Overdracht van bevoegdheid)
Kewenangan tidak dapat dijalankan secara insidentil
oleh organ yang memiliki wewenang asli Terjadi peralihan tanggungjawab Harus berdasar UU Harus tertulis 1. 2. 3. 4. 5. Perintah untuk
melaksanakan (Opdracht tot uitvoering)
Kewenangan dapat sewaktu-2 dilaksanakan oleh
mandans
Tidak terjadi peralihan tanggungjawab Tidak harus berdasar UU
Dapat tertulis dan dapat lisan
Mandat
Kewenangan , baik yang diperoleh melalui atribusi
maupun delegasi keduanya dapat saja dimandatkan kepada organ administrasi bawahan manakala organ atau pejabat administrasi yang secara resmi menerima wewenang tadi tidak mampu untuk melaksanakannya. Akan tetapi pada mandat tidak ada penciptaan
/pemberian atau pun penyerahan wewenang. Sebab bentuk hubungan kerja yang terjadi adalah bersifat internal dalam suatu organ atau badan administrasi Negara .
Kesimpulan :
Mandat dapat diperoleh, baik melalui kewenangan atribusi maupun delegasi ;
Mandat dapat merupakan bentuk hubungan kerja internal dalam suatu organ pemerintahan atau badan administrasi Negara maupun eksternal, dalam arti bukan hubungan antara atasan dengan
bawahan sepanjang memenuhi persyaratan tertentu ;
Pemberi Mandat (mandans) bertanggung kawab terhadap pihak ketiga, sepanjang tindakan penerima mandate (mandataris) pada batas-batas yang dimandatkan ;
Konsekuensinya bagi penerima mandate (mandataris) tetap diwajibkan menyampaikan laporan atas pelaksanaan mandate kepada menteri mandate (mandans) ;
Penerima mandate (mandataris) pada prinsipnya tidak boleh melimpahkan kewenangan kepada pihak ketiga, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa seizing pemberi mandat (mandans).