• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL

BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG Oleh :

Qiqiayu Winda Astuti

Mahasiswi Program Strata 1 (S1) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

E-mail : qiqiayu02@gmail.com Abstrak

Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan mengetahui perilaku setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran.Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep yang dapat mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni product (produk), price (harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi). Keempat faktor tersebut menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh secara simultan maupun parsial kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel penelitian yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47atau dengan melihat besarnya significant level sebesar 0.000 < 0.05. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial (uji t), variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel (kualitas produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan demikian hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris tidak terbukti kebenarannya.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Keputusan Pembelian.

PENDAHULUAN

Makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga makanan dikategorikan dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Surabaya memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk sektor usaha makanan dan minuman. Tak heran, pemain baru di industri ini terus bermunculan. Segmen pasar yang dibidik pun beragam, baik menengah bawah maupun atas. Dengan demikian akan semain ketat persaingan bisnis yang ditimbulkan, terutama persaingan yang berasal dari bisnis sejenis, sehingga membuat perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam menarik pelanggan. Ada banyak faktor yang

(2)

2

mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian barang dan jasa. Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan mengetahui perilaku setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran. Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep yang dapat mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni product (produk), price

(harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi). Keempat faktor tersebut menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Variabel kualitas produk berkaitan erat dengan kulitas produk yang dijual sehingga tepat dengan sasaran target pasar. Dalam bisnis kuliner hendaknya produk yang dijula harus memiliki kualitas yang baik dan rasa sesuai dengan harapan konsumen. Selain kualitas produk, variabel kualitas pelayanan merupakan hal yang penting dalam bisnis kuliner. Kualitas pelayanan merupakan suatu tingkat keunggulan yang dirasakan seseorang terhadap jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan service yang didapatkan oleh konsumen. Apabila service yang diterima sesuai dengan harapan , maka kualitas pelayanan dapat diartikan baik dan memuaskan. Dengan demikian, citra kualitas pelayanan yang baik berdasar pada sudut pandang pelanggan.

Selain itu variabel harga juga tidak kalah pentingnya dalam bisnis kuliner. Hurriyati (2005:152) menyatakan harga mempunyai peranan penting dalam proses pengambilan keputusan yaitu peranan alokasi dari harga adalah membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan daya belinya. Dapat disimpulkan harga merupakan nilai mata uang yang diberikan terhadap suatu produk atau jasa sesuai dengan kualitas dan manfaat yang diberikan dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga itu sendiri.Tinggi rendahnya harga yang ditawarkan kepada konsumen merupakan salah satu bahan pertimbangan yang akan mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer Cabang Wiyung”.

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Produk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya karena fisik produknya saja namun juga karena manfaat yang diberikan dari produk itu sendiri. Kotler dan Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasasaja, tetapi juga termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung janji atau sisipan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Kualitas suatu produk akan ditentukan melalui dimensi-dimensinya masing-masing, dimensi kualitas produk merupakan indikator menentukan kualitas suatu produk itu sendiri. Menurut Gaman dan Sherrington dalam Sugiarto (2014) secara garis besar faktor-faktor yangmempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:

1) Warna

Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna sangat membantu

(3)

3 dalam selera makan konsumen.

2) Penampilan

Ungkapan looks good enough to eat bukanlah suatu ungkapan yang berlebihan. Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana hal tersebut adalah suatu faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan merupakan hal penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau tidak untuk dinikmati.

3) Porsi

Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang disebut

standard portion size. 4) Bentuk

Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang bervariasi.

5) Temperatur

Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan lainnya. Temperatur juga bisa mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis pada sebuah makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.

6) Tekstur

Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.

7) Aroma

Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan terlebih dahulu sehingga selera makan akan semakin meningkat.

8) Tingkat kematangan

Tingkat kematangan yang paspada makanan akan mempengaruhi tekstur dari makanan yang disajikan, dan akan meningkatkan rasa dari makanan tersebut.

9) Rasa

Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi rasa yaitu manis, asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler (Subihaiani, 2001) kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang dipresepsikan (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected value). Sedangkan menurut Wijaya (2009:152), kualitas layanan adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Dari beberapa pendapat menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku bisnis kuliner, selain mutu dari kualitas makanan yang dijual kualitas pelayanan juga perlu diperhatikan agar mendapat kepercayaan pelanggan dan menjadi faktor pendorong keputusan dalam pembelian.

Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2014:182) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan memiliki lima dimensi utama, yaitu :

1. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang semestinya secara tepat.

(4)

4 memberikan pelayanan yang cepat dan seharga.

3. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memelihara pada masing-masing pelanggan.

4. Assurance (kepastian) adalah pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan untuk memberikan kesan dapat dipercaya dan penuh keyakinan.

5. Tangible (keberwujudan) adalah penampilan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, personil, dan perlengkapan-perlengkapan komunikasi.

Harga

Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.Harga dianggap oleh konsumen sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, konsumen akan mempertimbangkan harga produk tersebut dengan manfaat yang diberikan. Jika konsumen merasa manfaat yang diberikan oleh produk tersebut, maka konsumen akan merasa produk yang dibeli tidak sesuai dengan pengeluaran yang telah dikeluarkan (harga), sehingga dampak yang akan timbul konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang. Maka dari itu harga memiliki peranan penting sebelum pengambilan keputusan pembelian.

Indikator Harga

Menurut Stanton dalam Rosvita (2010:24), terdapat 4 indikator untuk mengukur harga, yaitu :

(1) Keterjangkauan harga

Kemampuan daya beli konsumen atas produk yang akan dibelinya. (2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. (3) Daya saing harga

Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis. (4) Kesesuaian harga dengan manfaat

Produk yang dibeli memiliki yang besar atau sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.

Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2008:251), keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Setiap konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian, mereka akan melewati beberapa tahap. Yang pertama mereka akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai spesifikasi produk, harga yang ditawarkan, serta mencari informasi mengenai pelayanan yang diberikan. Proses pengambilan keputusan menurut Kotler (2007 : 204-208)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan dapat diartikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan pemasar perlu mengidentifikasi stimulus yang paling sering menimbulkan minat konsumen ada suatu produk tertentu.

2. Pencarian Informasi

Pencarian merupakan aktivitas yang termotivasi oleh pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Konsumen berinisiatif untuk

(5)

5

mencari informasi tambahan dari berbagai sumber, sebelum meutuskan untuk membeli suatu produk. Sumber informasi konsumen terdiri dari 4 kelompok, yaitu : 1) Sumber pribadi, keluarga dan teman.

2) Sumber komersial, iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara pengemasan dan demostrasi

3) Sumber umum, media massa, organisasi ranting konsumen

4) Sumber pengalaman, penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk 3. Evaluasi Alrternatif

Evaluasi alternative merupakan proses dimana suatu alternative pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari evaluasi akan bervariasi tergantung pada proses yang pada akhirnya berdampak pada keputusan pembelian suatu produk. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri dari empat faktor, yaitu :

1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan

2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

3) Konsumen memandang setiap produk sebagai sekumulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dalam memuaskan kebutuhan

4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribu-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicari.

4. Keputusan Pembelian

Setelah konsumen mempercayakan apa yang dibutuhkan terhadap suatu merek, maka tindakan selanjutnya yang akan dilakukan adalah memustukan untuk membeli produk tersebut.

5. Perilaku Pembelian

Setelah konsumen mendapatkan serta menggunakan produk yang telah dibeli, konsumen akan menilai produk tersebut sehingga muncul perasaan puas atau ketidakpuasan, hal ini bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah manfaat yang diberikan oleh produk tersebut serta pelayanan yang didapat saat proses pembelian sampai pasca pembelian. Jika konsumen merasa puas akan produk yang dibelinya, konsumen akan membeli merek tersebut secara berulang.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :

(1) Kemantapan pada sebuah produk (2) Kebiasaan dalam membeli produk

(3) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain (4) Melakukan pembelian ulang

Kerangka Konseptual Dan Hipotesis

Secara grafis hubungan kualitas produk, harga dan layanan purna jual terhadap keputusan pembelian dapat diilustrasikan dalam kerangka konsep penelitian pada gambar 1 dibawah ini.

(6)

6

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis :

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka dugaan sementara yang dapat diambil sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung.

2. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan penelitian dengan metode kuantitatif yaitu ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan melakukan pengujian hipotesis dan selanjutnya membuat interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. Dalam peneitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y) dan variabel independen adalah kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2) serta harga (X3).

Sampel Penelitian

Dalam melakukan penelitian tidak harus meneliti seluruh anggota populasi yang ada karena dalam banyak kasus tidak mungkin seorang peneliti dapat meneliti seluruh anggota populasi. Dengan demikian peneliti harus membuat sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel. Sampel itu sendiri merupakan 46 subset dari sebuah populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2011).Teknik sampel yang digunakan yaitu non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel secara berulang.Penetapan jumlah sampel dalam penelitian ini mendasarkan penentuan sampel menurut Rao Purba dalam (Ghazali,2010:89 ) Dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Kualitas Produk

Keputusan

pembelian

Kualitas Pelayanan Harga

(7)

7 n =

n = = 96

Dimana:

n = jumlah sampel

Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan Moe = margin of error

Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z= 1,96 dan Moe= 10% (0,1) maka: n = 96,4

Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang harus diteliti adalah 96,4 responden namun untuk memudahkan penelitian maka peneliti mengambil sampel sebesar 100 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel jika orang tersebut sesuai atau cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2000).

Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiono, 2011).Sedangkan definisi oprasional adalah pengartian pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu sendiri. Pengertian operasional variabel diatas kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :

1. Variabel Kualitas Produk

Kotler dan Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat .

Untuk indikator kualitas produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penampilan meliputi kebersihan makanan serta kesegaran makanan. b. Porsi meliputi makanan yang disajikan sesuai dengan harga.

c. Rasa meliputi enak atau tidaknya rasa dari makanan yang disajikan. 2. Variabel Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono, 2008:59).

a. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang semestinya secara tepat.

b. Responsiveness (ketanggapan) adalah keinginan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan sigap.

c. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memahami keinginan konsumen.

d. Assurance (kepastian) adalah kemampuan untuk memberikan kesan dapat dipercaya, seperti menciptakan cita rasa yang sama terhadap makanan yang disajikan.

3. Variabel Harga

Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

1,96² 4 (0,1)²

Z² 4 (moe)²

(8)

8

Untuk variabel harga akan dioperasikan menggunakan teori menurut Stanton dalam Rosvita (2010:24), yaitu :

a. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan. b. Daya saing harga

Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis. c. Keterjangkauan harga

Terdapat pilihan harga yang jelas dan sesuai dengan kuantitas. 4. Variabel Keputusan Pembelian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :

(1) Kemantapan pada sebuah produk

(2) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain (3) Melakukan pembelian ulang

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2005).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Tabel 5 Uji Validitas

Variabel Item Corrected Item-Total Correlation (rhitung) r table Keterangan X1 X1.1 X1.2 X1.3 .650 .593 .658 0,1996 0,1996 0,1996 Valid Valid Valid X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 .547 .713 .600 .600 0,1996 0,1996 0,1996 0,1996 Valid Valid Valid Valid X3 X3.1 X3.2 X3.3 .614 .664 .713 0,1996 0,1996 0,1996 Valid Valid Valid Y Y1 Y2 Y3 .600 .600 .659 0,1996 0,1996 0,1996 Valid Valid Valid Berdasarkan data pada table 5 diatas, maka secara empiris dapat dikatakan bahwa seluruh item atau indicator dalam kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini valid. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai masing-masing Corrected Item-Total Correlation (rhitung) > rtabel sebsar 0.1996.

(9)

9 Uji Reliabilitas

Tabel 6 Uji Reliabilitas Variabel Item Cronbach’s Alpha if

Item Deleted r table Keterangan

X1 X1.1 X1.2 X1.3 .898 .901 .903 0,6 0,6 0,6 Reliabel Reliabel Reliabel X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 .903 .895 .900 .900 0,6 0,6 0,6 0,6 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel X3 X3.1 X3.2 X3.3 .900 .898 .795 0,6 0,6 0,6 Reliabel Reliabel Reliabel Y Y1 Y2 Y3 .900 .900 .898 0,6 0,6 0,6 Reliabel Reliabel Reliabel Berdasarkan table 6 diatas, maka secara empirisnilai cronbach alphamasing-masing item atau indicator dalam kuesioner penelitian ini berada di atas 0.60, maka data penelitian ini dapat dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Uji Asumsi Klasik 1). Uji Normalitas

Uji normalitas berujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Berdasarkan hasil perhitungan perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 2 Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 2 Normal P-P Plot diatas, terlihat bahwa titik-titik tersebar mendekati garis diagonal, baik terletak diatas maupun dibawah garis maka dapat disimpulkan bahwa model ini berdistribusi normal. Maka asumsi normalitas terpenuhi. 2). Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menguji adanya multikolinieritas

(10)

10

dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas yang lainnya, sedangkan jika nilai VIF lebih kecil dari 10, maka variabel tersebut tidak memiliki persoalan dengan multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan matrik korelasi dari variabel independen dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7

Nilai Variance Inflation Variabel Bebas

Variabel Nilai VIF

Kualitas Produk (X1) 2.025

Kualitas Pelayanan(X2) 2.815

Harga (X3) 3.373

Dan hasil perhitungan multikolinearitas dengan melihat nilai VIF, dapat ketahui bahwa untuk semua variabel mempunyai nilai VIF di bawah angka 10. Sehingga hasil uji multikolinearitas dengan menghitung matrik korelasi dan VIF menunjukkan tidak adanya multikolinearitas antar variabel bebas, karena nilai VIF dibawah angka 10.

3). Heterokedastisitas

Gambar 3 Uji Heterokedastisitas

Dari gambar 3 diketahui bahwa plot atau titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS 18.00 for windows maka diperoleh persamaan regresi linier berganda pada tabel 8 sebagaimana dibawah ini.

(11)

11 Tabel 8

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .616 .191 3.218 .002 Kualitas Produk .002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025 Kualitas Layanan .848 .073 .880 11.673 .000 .898 .766 .525 .355 2.815 Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :

1. Konstanta (β0) = .616 menunjukkan besarnya variabel keputusan pembelian yang tidak dipengaruhi oleh variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayana (X2), dan harga (X3), atau variabel bebas = 0 maka nilai keputusan pembeliansebesar 0.616. 2. Nilai koefisien kualitas produk (β1) sebesar 0.002 menunjukkan bahwa jika variabel

kualitas produk(X1) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembalian sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Nilai koefisien kualitas pelayana (β2) sebesar 0.848 menunjukkan bahwa jika variabel kualitas playan (X2) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian sebesar 0.848, dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Nilai koefisien harga (β3) sebesar 0.019 menunjukkan bahwa jika variabel harga (X2) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian sebesar 0.019, dengan asumsi variabel lain konstan.

5. ei menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti. Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi

Tabel 9 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Squar e Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change dim ens i on0 1 .898 a .806 .800 .25383 .806 133.044 3 96 .000 1.901

a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Lampiran 2, Data Diolah

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat pengaruh antara variabel bebas kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3) dengan variabel tak bebas (keputusan pembelian), besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0.898. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan

(12)

12

(X2), dan Harga (X3), dengan variabel keputusan pembelian adalah mempunyai pengaruh yang sangat erat atau sangat kuat.

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Y) yaitu variabel Keputusan Pembelian. Hasil dari perhitungan SPSS diperoleh nilai R2 = 0.800 yang berarti bahwa sebesar 80.0% variabel keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3). Sedangkan sisanya 20.0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

Pengujian Hipotesis Uji F (Uji Simultan)

Tabel 10 Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.716 3 8.572 133.044 .000a

Residual 6.185 96 .064

Total 31.901 99

a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Lampiran 2, Data Diolah

F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 atau dengan melihat besarnya significant level sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5 % sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “ Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung ” terbukti kebenarannya secara empiris.

Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang menunjukkan pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (tak bebas). Pada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh variabel bebas yang terdapat pada model yang terbentuk untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang ada dalam model secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Tabel 11 Hasil Perhitungan Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

Toleranc e VIF 1 (Constant) .616 .191 3.218 .002 Kualitas Produk .002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025 Kualitas Layanan .848 .073 .880 11.67 3 .000 .898 .766 .525 .355 2.815 Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(13)

13

Uji Parsial Antara Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.036 lebih kecil dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.972 > 0.05, maka H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas produk (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Uji Parsial Antara Variabel kualitas pelayanan (X2) Terhadap Variabel keputusan pembelian (Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 11.673 lebih besar dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas pelayanan(X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).

Uji Parsial Antara Variabel harga (X3) Terhadap Variabel keputusan pembelian (Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.244 lebih kecil dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.808 > 0.05 maka H0 diterima pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel harga (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).

Dengan demikian dapatlah penulis simpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung” tidak terbukti kebenarannya secara empiris. Hal ini disebabkan karena dari 3 (tiga) variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yakni : kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3), hanya kualitas pelayanan saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan 2 (dua) variabel lainnya, yakni variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan regresi model di bawah ini:

Besarnya nilai e dapat dicari dengan menggunakan formulasi sebagaimana nerikut ini : e = Stand Error of the Estimate (SEE) x ttabel

= .25383 x 1.661 = 0.4216

Dengan demikian persamaan regresinya menjadi :

Dari nilai perolehan persamaan regresi model diketahui bahwa variabel kualitas produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) menunjukkan nilai koefisien regresi positif, hal tersebut menunjukkan adanya arah positif atau hubungan searah dari variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat diartikan bahwa jika semakin meningkat kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan semakin meningkat pula, begitu pula sebaliknya jika semakin menurun kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan semakin menurun.

Y = 0.616 + 0.002 X1 + 0.848 X2 + 0.019 X3 + e

(14)

14

Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini diketahui dari hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 dan dengan probabilitas kesalahan model yang diuji adalah 0,000 yang berarti probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, sehingga pengaruh seluruh variabel independen (kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga) terhadap variabel dependennya (keputusan pembelian) adalah bermakna. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang berbunyi “Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung” terbukti kebenarannya secara empiris.

Seluruh variabel independen atau variabel bebas berpengaruh atau dapat menjelaskan variasi dari variabel terikat sebesar 80.0%. Hal ini dibuktikan dengan melihat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.800 dari hasil analisis regresi linier berganda menggunakan program statistik SPSS seperti dalam Lampiran 2, sedangkan sisanya yaitu 20.0% adalah dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Adapun variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi brand satisfaction selain kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga, berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan ini, menurut hemat penulis antara lain : lokasi, variasi menu makanan, dan promosi, dan lainnya. Dengan demikian, kalau dilakukan penelitian lanjutan dengan memasukkan variabel-variabel yang penulis sebutkan diatas sebagai variabel bebas, menurut hemat penulis akan bisa meningkatkan kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya atau dengan perkataan lain kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat akan semakin mendekati 100%.

Angka koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan keterikatan antara variabel bebas kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga secara bersama-sama dengan keputusan pembelian (Y) yang sangat kuat atau sangat erat, karena menunjukkan angka sebesar 0.898.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan karena dari persepsi responden berpendapat bahwa kualitas produknya sudah baik, khususnya dalam hal rasa, akan tetapi kurang dalam varian produknya. Demikian juga harga, dalam hal ini konsumen atau pelanggan tidak terlalu mempermasalahkan mengenai harga produknya, karena menurut pelanggan harga sesuai dengan rasa, kualitas, dan porsi, serta cukup kompetitif bisa bersaing dengan makanan sejenis. Sedangkan variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan pendapat pelanggan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah makan, mulai dari saat pelanggan datang, memesan menu makanan sampai dengan pelanggan selesai makan dan membayar di kasir telah mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan para pelayanan sangat tanggap dengan kebutuhan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan yang baik.

Dalam pemasaran, keputusan pembelian merupakan hal yang sangat mutlak untuk tetap dipertahankan dalam jangka panjang oleh setiap perusahaan dalam memberikan penawaran pada target marketnya. Karena dengan adanya keputusan pembelian ini, perusahaan akan bisa memperoleh repeat order kembali dalam jangka panjang dari para pelanggannya.

Salah satu hal yang bisa dipertimbangkan oleh perusahaan dalam meningkatkan repeat order pada para pelanggannya adalah dengan cara memperbaiki kualitas produk yang selama ini ditawarkannya. Dimana kualitas produk ini dalam usaha kuliner memegang peran yang sangat penting untuk orang mau datang dan berkunjung.

(15)

15

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji secara simultan (uji F), maka seluruh variabel penelitian yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.

2. Berdasarkan uji secara parsial (uji t), variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel (kualitas produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan demikian hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris tidak terbukti kebenarannya.

3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan merupakan variabel dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya senantiasa mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para pelanggan, sehingga para pelanggan akan senantiasa merasakan puas atas layanan yang diberikan selama pelanggan datang berkunjung ke rumah makan..

2. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas produk yang ditawarkannya dengan cara menambah variasi menu makanan yang berbahan dasar serba belut, meningkatkan kualitas rasa makanan sesuai dengan keinginan pelanggan.

3. Kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini masih menunjukkan nilai yang cukup besar, oleh karenanya hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel bebas penelitian, antara lain : lokasi, variasi menu, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan masalah keputusan pembelian dalam pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA

A. Zeithaml, V. Parasuraman, A. and L. Berry L. 1985.

Problems and Strategies

in Services Marketing

. Jurnal of Marketing Vol. 49.

Fiani S. Margaretha dan Japarianto, S.E., M.M. Edwin. 2012. Analisa Pengaruh

Food Quality

dan

Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian Roti

Kecik Toko Roti Ganep’s di Kota Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran,

Vol. 1, No.1.

Ghozali Imam. 2005. Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi ke-3.

Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

(16)

16

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progran SPSS.

Cetakan IV. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Iswayanti, Ika Putri. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan,

Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada rumah

makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang). SKRIPSI

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Hendra Teguh dkk.

Edisi 1. Jakarta: PT Perhalindo.

Kotler dan Amstrong. 2004. Prinsip-prinsip Marketing. Edisi Ketujuh. Jakarta:

Salemba Empat.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Jakarta:

Index.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 12

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin L Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ke tiga

belas. Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 13

Jilit 1. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Stanton William, J. 2005. Prinsip Pemasaran. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi

Offset.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan & Penelitian).

Yogyakarta: Andi Offset.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/beli-belut-di-warung-spesial-belut-surabaya-bonus-cobek.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5 Uji Validitas
Tabel 6 Uji Reliabilitas
Tabel 9 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Membantu anak-anak TPA Mushola At-Taubah membuat pekerjaan rumah (PR) di RW 12.. Bidang Seni dan Olahraga 1. Tematik dan Non-Tematik Tematika. 1.. Program dan Kegiatan Frek

2.2.4 Potensi Wisata di Lamongan Kabupaten Lamongan menjadi salah satu destinasi tujuan wisata di Provinsi Jawa Timur, hal ini dikarenakan keberadaan Kabupaten Lamongan yang

Kurikulum 2013 dirancang memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut. 1)Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan,

Nilai-nilai budaya yang terdapat di dalam nyanyian Lusi adalah nilai agama, nilai sejarah, nilai kesabaran, nilai hubungan manusia dengan Tuhan, nilai kerja keras, dan

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Smeltzer and Bare (2010), yaitu kekambuhan gagal jantung dan dirawat kembali ke rumah sakit terjadi karena pasien tidak

(2) Bagan struktur organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan

Hasil analisis diketahui perlakuan E dosis pupuk Urea 250 kg/ha, terlihat jumlah malai per rumpun lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan A yaitu tanpa

Pada penulisan ilmiah ini penulis membuat situs web untuk sanlatalhikmah,.sanlat al-hikmah merupakan suatu tempat pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang