KONS
PROGR
SUMSI TA
RAM STUD
ABLET B
SELA
MAR
I GIZI MAS FAK INSTITU
BESI DEN
AMA KEH
RISSA IND
SYARAKAT KULTAS PE UT PERTAN
2008
NGAN TI
HAMILAN
RESWARI
T DAN SUM ERTANIAN
NIAN BOG 8
NGKAT
N
MBERDAYA
OR
KELUHA
A KELUARG
AN
ABSTRACT
MARISSA INDRESWARI. Correlations between intensity of pregnancy inspection, facility of health service and consume the iron tablet with mount the
sigh during pregnancy. Supervised by HARDINSYAH dan M. RIZAL MARTUA
DAMANIK.
Pregnant mother is one of the group gristle nutrition. Pregnant mother need to do medical check during pregnancy to support quality of good health. Pregnancy inspection is suggested minimum four times during pregnancy. The aim of this study is to analyze correlation between intensity of pregnancy inspection, facility of health service and consume the iron tablet with mount the sigh experienced of during pregnancy.
This study use the cross sectional study method with sample taking
method by purposive in Kramat Jati district (East Jakarta) and Ragunan sub-district (South Jakarta). Total sample taken for this study are 100 mother pregnant (50 from each regional). Data obtained process by Microsoft Excel 2003 and analyze by SPSS 13.0 for windows. Analyze data use Rank Correlation Spearman to know the correlation between variable.
RINGKASAN
Marissa Indreswari. Hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi dengan tingkat keluhan selama kehamilan. Dibimbing oleh Hardinsyah dan M. Rizal Martua Damanik.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan gizi. Prevalensi anemia, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dapat memperlihatkan adanya indikasi kerawanan gizi pada ibu hamil. Untuk menunjang kualitas kesehatan yang baik, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat mendeteksi secara dini apabila terdapat kelainan selama masa hamil dan mengambil tindakan antisipasi sesegera mungkin (Thompson 2004). Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal sebanyak empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai empat bulan atau antara 0-3 bulan (trimester 1). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester 2). Sedangkan untuk kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta (Depkes RI 1993). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dengan tingkat keluhan yang dialami ibu selama kehamilan.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study dengan metode pengambilan contoh secara purposive di Kelurahan Kramat Jati (Jakarta Timur) dan Kelurahan Ragunan (Jakarta Selatan). Jumlah contoh yang diambil untuk penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang ibu hamil (50 orang dari masing-masing kelurahan). Jenis data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik ibu, karakteristik keluarga, status gizi, riwayat kesehatan dan kehamilan, akses ke pelayanan serta pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil. Data sekunder diperoleh melalui dinas pemerintah kota setempat serta pusat kesehatan masyarakat di masing-masing kelurahan.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan melalui proses editing, coding,
entry dan cleaning dengan menggunakan Microsoft Excel 2003. Serta analisis
data dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Analisis data menggunakan
Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Hampir seluruh responden (91,0%) berada pada kategori umur 20-35 tahun dengan tingkat pendidikan sedang. Suami responden sebagian besar (75,0%) juga berada pada kategori tingkat pendidikan sedang. Responden hampir seluruhnya tidak bekerja. Besar keluarga responden sebagian besar (83,0%) termasuk kedalam kategori keluarga kecil dengan tingkat ekonomi yang tergolong tidak miskin (74,0%). Lebih dari separuh responden (60,0%) dengan usia kehamilan 0-12 minggu dan hampir seluruh responden (94,0%) memiliki tingkat paritas yang kurang dari lima.
dan kesehatan yang baik memiliki persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang buruk. Hasil ini memberikan gambaran bahwa lebih dari separuh ibu hamil hanya memperoleh skor pengetahuan gizi dan kesehatan sebesar 60-80 (Khomsan 2000).
Hampir sebagian besar responden (74,2%) dinyatakan tidak patuh dalam mengonsumsi tablet besi yang diberikan. Jenis penyakit yang diderita responden selama 6 bulan sebelum hamil dengan urutan persentase mulai dari yang terbesar adalah influenza, batuk, anemia, maag, hipertensi, jantung, asma dan sinus. Sedangkan jenis penyakit yang diderita selama kehamilan adalah anemia, batuk, influenza, maag, typus, asma, hiperemesis, sinus, muntaber dan radang tenggorokan. Hampir sebagian besar responden (71,0%) memiliki jumlah skor morbiditas yang tergolong ringan.
Jenis keluhan yang dialami responden bervariasi. Berikut adalah jenis keluhan ibu hamil dengan urutan persentase terbesar hingga terkecil yaitu mual, sering buang air kecil, pusing/berkunang, muntah, lemah/lesu, nafsu makan menurun, merasa gemuk, pucat, sakit pinggang, nafsu makan meningkat, nyeri payudara, merasa kurus, sulit buang air besar, oedema, gatal-gatal, nyeri perut, ngidam, pegal-pegal, sakit pundak, alergi dan jantung berdebar. Lebih dari separuh responden (69,0%) termasuk kedalam kategori tingkat keluhan berat. Lebih dari separuh responden (60,0%) tidak memeriksakan kehamilannya sesuai anjuran (minimal 4 kali selama kehamilan) dan hampir seluruh responden (89,0%) tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara lengkap dengan standar 5T (pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi dan imunisasi tetanus-toksoid).
Hasil uji analisis menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi dengan intensitas pemeriksaan kehamilan (p value = 0,001 dan r = 0,322**). Hasil uji analisis yang sama juga terdapat pada hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang didapatkan responden (p value =
0.002 dan r=0.300**). Hasil uji analisis ini diperkuat dengan pernyatan Hartoyo et
al (2003) bahwa cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMERIKSAAN
KEHAMILAN, FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN
KONSUMSI TABLET BESI DENGAN TINGKAT KELUHAN
SELAMA KEHAMILAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh :
MARISSA INDRESWARI A54104088
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Hubungan antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat Keluhan Selama Kehamilan Nama Mahasiswa : Marissa Indreswari
Nomor Pokok : A54104088
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. Dr. Drh. Rizal M. Damanik, M.Rep.Sc
NIP. 131 287 340 NIP. 131 902 365
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lumajang pada tanggal 26 Maret 1986 dari
pasangan Ariek Sulistyowati dan Achmad Bachris Sati. Penulis merupakan anak
pertama dan memiliki satu orang adik yang bernama Riandika Prameswara
Saputra. Pada tahun 1989 penulis memulai pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Depok. Pendidikan SD ditempuh pada tahun 1991 di MI Muhammadiyah I
Depok yang kemudian dilanjutkan pada jenjang pendidikan SLTP di SLTP Negeri
5 Depok. Tahun 2003 penulis dinyatakan lulus dari SMUIT Nurul Fikri Cimanggis.
Kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi tepatnya di
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun 2004.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif di beberapa
kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan. Penulis aktif di kepanitiaan yaitu
sebagai ketua kegiatan Keep n Touch with A 2005-2006, seksi humas FNC
NPGK IX, koordinator seksi humas seminar NPGK X, koordinator seksi
pubdekdok seminar SMS Bunda dan lain-lain. Penulis pernah menjabat sebagai
staf departemen informasi dan komunikasi BEM Faperta 2005-2006 serta
sebagai ketua biro hubungan masyarakat BEM KM IPB 2006-2007. Selain itu,
penulis juga pernah mewakili IPB sebagai pengawas independen Ujian Akhir
Nasional tingkat SMP tahun 2006. Masih pada tahun yang sama penulis
berpartisipasi sebagai relawan pada posko Penanganan Tumbuh Kembang Anak
PRAKATA
Puji dan syukur tak henti penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan yang begitu berharga sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini. Selama proses penelitian, penulis tak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dan dengan segala kerendahan hati
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Mama dan Papa atas segala keikhlasan dan kasih yang begitu tulus.
Tiada dukungan dan bantuan yang mampu menyaingi segala hal yang
telah kalian berikan. Terima kasih untuk semua pengalaman berharga
dalam hidup ini.
2. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Dr. Drh. M Rizal Martua Damanik,
MRep.Sc selaku dosen pembimbing atas segala ilmu, arahan dan
masukan yang diberikan kepada penulis sejak awal penyusunan hingga
rampungnya karya ini.
3. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku dosen penguji yang telah memberikan
koreksi hingga saran yang begitu berarti dalam perampungan karya ini.
4. Ir. Cessilia Meti Dwiriani, MSc selaku dosen pemandu seminar yang telah
memberikan arahan dan saran hingga karya ini tersempurnakan.
5. Segenap petugas kesehatan di Puskesmas Kramat Jati dan Ragunan (Bu
Made, Bu Komang, Bu Yus dan Pak Abidin) serta para kader atas segala
informasi dan bantuan yang diberikan saat proses pengumpulan data.
6. Rekan-rekan satu penelitian, Any dan Nadiya atas segenap perjuangan
yang telah kita lalui bersama.
7. Rekan-rekan pembahas (Handaru, Firdaus, Nur Laela dan Alfinda) atas
seluruh masukan yang begitu berarti pada saat seminar.
8. Yunino Rachman atas pengertian dan perhatian selama perampungan
skripsi ini.
9. Teman-teman GMSK 41 (Nini, Tuyul, Dewi K, Mita, Noorma, Bagus, Ibnu,
Onye, Devit, Vika, Lenny, Ima, Friska, Tice, Dewi Mei dll).
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Bogor, Juni 2008
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
Hipotesis ... 3
Kegunaan ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan ... 4
Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 5
Riwayat Kesehatan Ibu Hamil ... 7
Jenis Penyakit Selama Kehamilan ... 7
Jenis Keluhan Selama Kehamilan ... 12
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil ... 16
KERANGKA PEMIKIRAN ... 18
METODE ... 20
Desain, Waktu dan Tempat ... 20
Prosedur Penarikan Contoh ... 20
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 21
Pengolahan dan Analisis Data ... 22
Definisi Operasional ... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 29
Karakteristik Keluarga ... 31
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil ... 38
Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Besi ... 40
Jenis Penyakit yang Dialami Ibu Sebelum Hamil dan Selama Hamil ... 43
Tingkat Keluhan Ibu selama Kehamilan ... 45
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan ... 46
Fasilitas Pelayanan kesehatan Kehamilan ... 47
Analisis Hubungan ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
Kesimpulan ... 49
Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pertambahan kebutuhan zat besi pada ibu hamil ... 9
Tabel 2 Data, jenis data dan cara pengumpulan data ... 23
Tabel 3 Klasifikasi tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan ... 24
Tabel 4 Kategori jenis keluhan selama kehamilan ... 25
Tabel 5 Jumlah penduduk di Kelurahan Kramat Jati dan Ragunan ... 29
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan karakteristik keluarga ... 31
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan usia kehamilan dan paritas ... 36
Tabel 8 Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil ... 38
Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi ... 40
Tabel 10 Persentase jenis penyakit yang diderita responden selama enam bulan sebelum hamil dan selama hamil ... 43
Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan skoring penyakit ... 44
Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan jenis keluhan yang dialami selama kehamilan ... 45
Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan kategori tingkat keluhan ... 46
KONS
PROGR
SUMSI TA
RAM STUD
ABLET B
SELA
MAR
I GIZI MAS FAK INSTITU
BESI DEN
AMA KEH
RISSA IND
SYARAKAT KULTAS PE UT PERTAN
2008
NGAN TI
HAMILAN
RESWARI
T DAN SUM ERTANIAN
NIAN BOG 8
NGKAT
N
MBERDAYA
OR
KELUHA
A KELUARG
AN
ABSTRACT
MARISSA INDRESWARI. Correlations between intensity of pregnancy inspection, facility of health service and consume the iron tablet with mount the
sigh during pregnancy. Supervised by HARDINSYAH dan M. RIZAL MARTUA
DAMANIK.
Pregnant mother is one of the group gristle nutrition. Pregnant mother need to do medical check during pregnancy to support quality of good health. Pregnancy inspection is suggested minimum four times during pregnancy. The aim of this study is to analyze correlation between intensity of pregnancy inspection, facility of health service and consume the iron tablet with mount the sigh experienced of during pregnancy.
This study use the cross sectional study method with sample taking
method by purposive in Kramat Jati district (East Jakarta) and Ragunan sub-district (South Jakarta). Total sample taken for this study are 100 mother pregnant (50 from each regional). Data obtained process by Microsoft Excel 2003 and analyze by SPSS 13.0 for windows. Analyze data use Rank Correlation Spearman to know the correlation between variable.
RINGKASAN
Marissa Indreswari. Hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi dengan tingkat keluhan selama kehamilan. Dibimbing oleh Hardinsyah dan M. Rizal Martua Damanik.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan gizi. Prevalensi anemia, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dapat memperlihatkan adanya indikasi kerawanan gizi pada ibu hamil. Untuk menunjang kualitas kesehatan yang baik, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat mendeteksi secara dini apabila terdapat kelainan selama masa hamil dan mengambil tindakan antisipasi sesegera mungkin (Thompson 2004). Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal sebanyak empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai empat bulan atau antara 0-3 bulan (trimester 1). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester 2). Sedangkan untuk kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta (Depkes RI 1993). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dengan tingkat keluhan yang dialami ibu selama kehamilan.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study dengan metode pengambilan contoh secara purposive di Kelurahan Kramat Jati (Jakarta Timur) dan Kelurahan Ragunan (Jakarta Selatan). Jumlah contoh yang diambil untuk penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang ibu hamil (50 orang dari masing-masing kelurahan). Jenis data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik ibu, karakteristik keluarga, status gizi, riwayat kesehatan dan kehamilan, akses ke pelayanan serta pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil. Data sekunder diperoleh melalui dinas pemerintah kota setempat serta pusat kesehatan masyarakat di masing-masing kelurahan.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan melalui proses editing, coding,
entry dan cleaning dengan menggunakan Microsoft Excel 2003. Serta analisis
data dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows. Analisis data menggunakan
Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Hampir seluruh responden (91,0%) berada pada kategori umur 20-35 tahun dengan tingkat pendidikan sedang. Suami responden sebagian besar (75,0%) juga berada pada kategori tingkat pendidikan sedang. Responden hampir seluruhnya tidak bekerja. Besar keluarga responden sebagian besar (83,0%) termasuk kedalam kategori keluarga kecil dengan tingkat ekonomi yang tergolong tidak miskin (74,0%). Lebih dari separuh responden (60,0%) dengan usia kehamilan 0-12 minggu dan hampir seluruh responden (94,0%) memiliki tingkat paritas yang kurang dari lima.
dan kesehatan yang baik memiliki persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan yang buruk. Hasil ini memberikan gambaran bahwa lebih dari separuh ibu hamil hanya memperoleh skor pengetahuan gizi dan kesehatan sebesar 60-80 (Khomsan 2000).
Hampir sebagian besar responden (74,2%) dinyatakan tidak patuh dalam mengonsumsi tablet besi yang diberikan. Jenis penyakit yang diderita responden selama 6 bulan sebelum hamil dengan urutan persentase mulai dari yang terbesar adalah influenza, batuk, anemia, maag, hipertensi, jantung, asma dan sinus. Sedangkan jenis penyakit yang diderita selama kehamilan adalah anemia, batuk, influenza, maag, typus, asma, hiperemesis, sinus, muntaber dan radang tenggorokan. Hampir sebagian besar responden (71,0%) memiliki jumlah skor morbiditas yang tergolong ringan.
Jenis keluhan yang dialami responden bervariasi. Berikut adalah jenis keluhan ibu hamil dengan urutan persentase terbesar hingga terkecil yaitu mual, sering buang air kecil, pusing/berkunang, muntah, lemah/lesu, nafsu makan menurun, merasa gemuk, pucat, sakit pinggang, nafsu makan meningkat, nyeri payudara, merasa kurus, sulit buang air besar, oedema, gatal-gatal, nyeri perut, ngidam, pegal-pegal, sakit pundak, alergi dan jantung berdebar. Lebih dari separuh responden (69,0%) termasuk kedalam kategori tingkat keluhan berat. Lebih dari separuh responden (60,0%) tidak memeriksakan kehamilannya sesuai anjuran (minimal 4 kali selama kehamilan) dan hampir seluruh responden (89,0%) tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara lengkap dengan standar 5T (pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi dan imunisasi tetanus-toksoid).
Hasil uji analisis menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi dengan intensitas pemeriksaan kehamilan (p value = 0,001 dan r = 0,322**). Hasil uji analisis yang sama juga terdapat pada hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang didapatkan responden (p value =
0.002 dan r=0.300**). Hasil uji analisis ini diperkuat dengan pernyatan Hartoyo et
al (2003) bahwa cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PEMERIKSAAN
KEHAMILAN, FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN
KONSUMSI TABLET BESI DENGAN TINGKAT KELUHAN
SELAMA KEHAMILAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh :
MARISSA INDRESWARI A54104088
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Hubungan antara Intensitas Pemeriksaan Kehamilan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat Keluhan Selama Kehamilan Nama Mahasiswa : Marissa Indreswari
Nomor Pokok : A54104088
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS. Dr. Drh. Rizal M. Damanik, M.Rep.Sc
NIP. 131 287 340 NIP. 131 902 365
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lumajang pada tanggal 26 Maret 1986 dari
pasangan Ariek Sulistyowati dan Achmad Bachris Sati. Penulis merupakan anak
pertama dan memiliki satu orang adik yang bernama Riandika Prameswara
Saputra. Pada tahun 1989 penulis memulai pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Depok. Pendidikan SD ditempuh pada tahun 1991 di MI Muhammadiyah I
Depok yang kemudian dilanjutkan pada jenjang pendidikan SLTP di SLTP Negeri
5 Depok. Tahun 2003 penulis dinyatakan lulus dari SMUIT Nurul Fikri Cimanggis.
Kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi tepatnya di
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun 2004.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif di beberapa
kepanitiaan dan organisasi kemahasiswaan. Penulis aktif di kepanitiaan yaitu
sebagai ketua kegiatan Keep n Touch with A 2005-2006, seksi humas FNC
NPGK IX, koordinator seksi humas seminar NPGK X, koordinator seksi
pubdekdok seminar SMS Bunda dan lain-lain. Penulis pernah menjabat sebagai
staf departemen informasi dan komunikasi BEM Faperta 2005-2006 serta
sebagai ketua biro hubungan masyarakat BEM KM IPB 2006-2007. Selain itu,
penulis juga pernah mewakili IPB sebagai pengawas independen Ujian Akhir
Nasional tingkat SMP tahun 2006. Masih pada tahun yang sama penulis
berpartisipasi sebagai relawan pada posko Penanganan Tumbuh Kembang Anak
PRAKATA
Puji dan syukur tak henti penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan yang begitu berharga sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini. Selama proses penelitian, penulis tak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dan dengan segala kerendahan hati
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Mama dan Papa atas segala keikhlasan dan kasih yang begitu tulus.
Tiada dukungan dan bantuan yang mampu menyaingi segala hal yang
telah kalian berikan. Terima kasih untuk semua pengalaman berharga
dalam hidup ini.
2. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS dan Dr. Drh. M Rizal Martua Damanik,
MRep.Sc selaku dosen pembimbing atas segala ilmu, arahan dan
masukan yang diberikan kepada penulis sejak awal penyusunan hingga
rampungnya karya ini.
3. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku dosen penguji yang telah memberikan
koreksi hingga saran yang begitu berarti dalam perampungan karya ini.
4. Ir. Cessilia Meti Dwiriani, MSc selaku dosen pemandu seminar yang telah
memberikan arahan dan saran hingga karya ini tersempurnakan.
5. Segenap petugas kesehatan di Puskesmas Kramat Jati dan Ragunan (Bu
Made, Bu Komang, Bu Yus dan Pak Abidin) serta para kader atas segala
informasi dan bantuan yang diberikan saat proses pengumpulan data.
6. Rekan-rekan satu penelitian, Any dan Nadiya atas segenap perjuangan
yang telah kita lalui bersama.
7. Rekan-rekan pembahas (Handaru, Firdaus, Nur Laela dan Alfinda) atas
seluruh masukan yang begitu berarti pada saat seminar.
8. Yunino Rachman atas pengertian dan perhatian selama perampungan
skripsi ini.
9. Teman-teman GMSK 41 (Nini, Tuyul, Dewi K, Mita, Noorma, Bagus, Ibnu,
Onye, Devit, Vika, Lenny, Ima, Friska, Tice, Dewi Mei dll).
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Bogor, Juni 2008
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
Hipotesis ... 3
Kegunaan ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan ... 4
Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 5
Riwayat Kesehatan Ibu Hamil ... 7
Jenis Penyakit Selama Kehamilan ... 7
Jenis Keluhan Selama Kehamilan ... 12
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil ... 16
KERANGKA PEMIKIRAN ... 18
METODE ... 20
Desain, Waktu dan Tempat ... 20
Prosedur Penarikan Contoh ... 20
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 21
Pengolahan dan Analisis Data ... 22
Definisi Operasional ... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 29
Karakteristik Keluarga ... 31
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil ... 38
Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengonsumsi Tablet Besi ... 40
Jenis Penyakit yang Dialami Ibu Sebelum Hamil dan Selama Hamil ... 43
Tingkat Keluhan Ibu selama Kehamilan ... 45
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan ... 46
Fasilitas Pelayanan kesehatan Kehamilan ... 47
Analisis Hubungan ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
Kesimpulan ... 49
Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pertambahan kebutuhan zat besi pada ibu hamil ... 9
Tabel 2 Data, jenis data dan cara pengumpulan data ... 23
Tabel 3 Klasifikasi tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan ... 24
Tabel 4 Kategori jenis keluhan selama kehamilan ... 25
Tabel 5 Jumlah penduduk di Kelurahan Kramat Jati dan Ragunan ... 29
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan karakteristik keluarga ... 31
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan usia kehamilan dan paritas ... 36
Tabel 8 Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil ... 38
Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi ... 40
Tabel 10 Persentase jenis penyakit yang diderita responden selama enam bulan sebelum hamil dan selama hamil ... 43
Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan skoring penyakit ... 44
Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan jenis keluhan yang dialami selama kehamilan ... 45
Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan kategori tingkat keluhan ... 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan intensitas pemeriksaan kehamilan
dengan jenis keluhan yang dialami oleh ibu hamil ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 55
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi terpenuhinya kebutuhan zat gizi pada seorang anak bukan hanya
bergantung pada asupan makanannya saat ini namun juga terkait dengan status
gizi pada masa lalu bahkan sejak ia masih berada dalam rahim seorang ibu.
Status gizi janin yang masih berada dalam kandungan bergantung pada status
gizi ibu. Hal ini dikarenakan asupan makanan janin hanya dapat melalui tali pusat
yang terhubung kepada tubuh ibu. Oleh karena itu, seorang wanita yang sedang
mengandung hendaknya lebih memerhatikan asupan gizi dari makanan agar
tumbuh kembang janin berlangsung optimal.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan
masalah-masalah gizi. Ibu hamil yang diindikasikan menderita anemia yaitu sejumlah 40,1
persen dari jumlah total wanita usia subur (WUS) di Indonesia (Depkes RI 2003).
Prevalensi anemia, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan
berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dapat memperlihatkan adanya indikasi
kerawanan gizi pada ibu hamil. BBLR dapat menimbulkan dampak kesehatan
yang cukup serius di kalangan anak-anak. Mulai dari berat badan rendah,
kekerdilan, risiko besar terkena penyakit degeneratif hingga kematian pada usia
satu tahun. Hal ini semakin menguatkan akan pentingnya memenuhi asupan gizi
yang dibutuhkan selama kehamilan.
Bagi ibu hamil status gizi yang baik saja belumlah cukup untuk
menunjang kualitas kehamilan. Status gizi yang baik ini juga haruslah ditunjang
dengan pemeriksaan diri ibu selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan
dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal sebanyak empat kali selama
kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan sebelum
usia kehamilan mencapai empat bulan atau antara 0-3 bulan (trimester 1).
Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester 2). Sedangkan untuk
kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan
(trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok
bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta
(Depkes RI 1993). Pemeriksaan kesehatan yang umum dilakukan oleh tenaga
kesehatan di kalangan masyarakat adalah pengukuran berat badan dan tinggi
badan, pengukuran tekanan darah (tensi), pemeriksaan tinggi fundus uteri
(bagian atas punggung rahim), suntikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT), serta
Pelayanan yang belum dapat memenuhi standar minimal 5T (pengukuran
tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian tablet besi) belum dapat
dikatakan sebagai pelayanan antenatal. Hal ini dilandasi oleh ketetapan
pemerintah yang menyatakan bahwa standar pelayanan antenatal minimal yaitu
5T. Hasil survey dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa ibu yang
menerima jenis pelayanan sesuai standar minimal 5T baru sekitar 22 persen
(Kisnawati 2007).
Thompson (2004) menyatakan bahwa keluhan kehamilan yang paling
umum dijumpai pada masa-masa awal kehamilan (trimester I) adalah morning
sick, yaitu mual dan muntah yang terjadi di pagi hari. Kondisi ini umum ditemui
pada sebagian besar wanita hamil dan akan berlangsung hingga usia kehamilan
memasuki minggu ke-12 atau bulan ketiga kehamilan. Pemeriksaan kehamilan
secara rutin dapat mendeteksi secara dini apabila terdapat kelainan selama
masa hamil dan mengambil tindakan antisipasi sesegera mungkin sehingga
dapat menghidarkan ibu hamil dan janin yang dikandungnya dari situasi yang
tidak diinginkan.
Tujuan
Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan,
fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi dengan tingkat keluhan
yang dialami ibu selama kehamilan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil
2. Mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi
3. Mengidentifikasi jenis penyakit yang dialami ibu hamil antara sebelum
hamil dan selama kehamilan
4. Mengidentifikasi jenis keluhan yang dialami ibu hamil
5. Mengetahui intensitas pemeriksaan kehamilan dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang didapat ibu hamil
6. Menganalisis hubungan antara tingkat keluhan yang dialami ibu selama
kehamilan dengan intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan
Hipotesis
Intensitas pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan paling tidak
sebanyak empat kali selama masa kehamilan. Ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan setempat akan mendapatkan
beragam fasilitas pelayanan kesehatan. Semakin sering ibu hamil memeriksakan
kehamilannya maka semakin lengkap fasilitas pelayanan kesehatan yang
didapatkan. Pemeriksaan kehamilan ini terkait dengan deteksi dini kelainan yang
dapat terjadi pada ibu hamil sehingga meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan. Dengan intensitas pemeriksaan kehamilan yang memenuhi syarat
diharapkan dapat mengurangi keluhan atau gangguan kesehatan pada masa
kehamilan.
Hipotesis yang diambil melalui penelitian ini ialah tidak terdapatnya
hubungan antara tingkat keluhan selama kehamilan dengan intensitas
pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi.
Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
hubungan antara tingkat keluhan selama kehamilan dengan intensitas
pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi..
Selain itu diharapkan juga pemerintah daerah setempat mendapatkan gambaran
mengenai akses pelayanan kesehatan di masyarakat terutama oleh kelompok
ibu hamil dan melakukan upaya-upaya perbaikan yang dirasa perlu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum dan secara khusus
TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas Pemeriksaan Kehamilan
Seseorang yang sedang menjalani masa kehamilan perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara teratur. Hal ini juga diperlukan
untuk mengantisipasi segala gangguan yang dapat membahayakan kesehatan
ibu maupun bayi yang dikandungnya sedini mungkin. Menurut Rachmawati
(2004) apabila kesehatan merupakan hak asasi manusia, maka mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai adalah hak setiap orang dalam hal ini
terkait pula dengan ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil minimal
sebanyak empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan
pertama dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai empat bulan atau antara
0-3 bulan (trimester 1). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester
2). Sedangkan untuk kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia
kehamilan 7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di
posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau
bidan swasta (Depkes RI 1993).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan ibu hamil dalam memilih
tempat periksa kehamilan antara lain adalah biaya, jarak dan faktor kepercayaan.
Besarnya biaya sangat mempengaruhi pilihan dan keputusan tempat
pemeriksaan kehamilan. Dalam hal ini biaya yang dimaksud adalah biaya
pelayanan yang diterima, biaya transportasi, biaya tenaga kesehatan dan harga
pengobatan. Jarak rumah dengan tempat pelayanan juga menjadi pertimbangan
dalam memilih tempat pemeriksaan kehamilan. Pertimbangan ini juga terkait
dengan biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk menuju tempat
pemeriksaan kesehatan. Namun kadang bagi sebagian ibu hamil, jarak yang jauh
dan biaya yang dikeluarkan menjadi tidak berarti ketika senioritas dan
pengalaman menjadi pilihan. Dengan demikian faktor kepercayaan juga menjadi
salah satu penentu pemilihan tempat pemeriksaan kesehatan (Rachmawati
2004).
Cakupan kunjungan ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal dibandingkan dengan jumlah ibu hamil yang
ada. Cakupan kunjungan ibu hamil ini menggambarkan kesadaran ibu hamil
akan kesehatan dan keselamatan bayinya. Hal ini juga memiliki kaitan yang
Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) (1998) diacu
dalam Rachmawati (2004) menyebutkan bahwa antenatal care atau pemeriksaan
kehamilan meliputi (1) pemeriksaan tekanan darah, (2) memperhatikan
tanda-tanda tubuh sehat, (3) pengukuran berat dan tinggi badan, (4) pemeriksaan
konjungtiva atau selaput yang melapisi permukaan dalam kelopak mata dan bola
mata serta pemeriksaan kuku, (5) pemeriksaan adanya pembengkakan pada
tangan, wajah dan mata kaki (untuk mengetahui gejala pre-eklampsia), (6)
melakukan tes refleks lutut (untuk mengetahui gejala pre eklampsia), (7)
pemeriksaan punggung di bagian ginjal, (8) melihat dan meraba payudara, tinggi
fundus dan mendengarkan denyut jantung janin, (9) pemeriksaan vulva (untuk
melihat kemungkinan terjadinya pembengkakan, luka, pembesaran kelenjar atau
nyeri pada kandung kencing) dan (10) pemeriksaan tes laboratorium sederhana
untuk pemeriksaan Hb. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2004)
pemeriksaan kesehatan yang lebih umum dilakukan oleh tenaga kesehatan di
kalangan masyarakat adalah pengukuran berat badan dan tinggi badan,
pengukuran tekanan darah (tensi), pemeriksaan tinggi fundus uteri (bagian atas
punggung rahim), suntikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT), serta pemberian
tablet besi.
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Tetanus Neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir yang
disebabkan karena masuknya kuman tetanus melalui luka tali pusat akibat
pemotongan dan perawatan luka tali pusat yang tidak bersih atau ditaburi
ramuan. Tetanus dapat terjadi karena ketika ibu sedang dalam masa kehamilan
tidak mendapat imunisasi TT lengkap, sehingga ibu dan bayi yang dikandungnya
tidak kebal terhadap kuman tetanus. Tetanus mengakibatkan sebagian besar
bayi yang menderita tetanus neonatorum akan meninggal dalam beberapa hari
saja.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dilakukan sebanyak dua kali. Hal
ini bertujuan agar ibu dan bayinya menjadi kebal terhadap tetanus. Pemberian
imunisasi TT sebanyak dua kali dimaksudkan karena suntikan pertama belum
menjadikan bayi dalam kandungan kebal sepenuhnya terhadap tetanus sehingga
pada waktu lahir bayi masih mungkin terkena tetanus bila ada kuman tetanus
Imunisasi TT diperuntukkan bagi ibu hamil, calon pengantin wanita dan
anak usia sekolah kelas enam SD. Pada ibu hamil imunisasi ini diberikan dua
kali. Imunisasi pertama dilakukan segera pada saat terlihatnya tanda-tanda
kehamilan. Kemudian suntikan kedua diberikan setelah suntikan pertama dengan
jeda waktu minimal selama satu bulan. Imunisasi TT dapat diberikan oleh tempat
pelayanan kesehatan yang terdapat di masyarakat seperti posyandu, pondok
bersalin, puskesmas, rumah sakit, praktek dokter atau bidan swasta. Ibu hamil
selambat-lambatnya harus sudah mendapatkan imunisasi TT pada usia
kehamilan delapan bulan (Depkes RI 1993).
Pemberian Tablet Besi
Suplementasi tablet besi diperuntukkan bagi ibu hamil, ibu nifas, anak
usia sekolah, remaja putri dan wanita usia subur (WUS). Ibu hamil mendapat
prioritas utama karena kelompok ini mempunyai prevalensi anemia tertinggi yaitu
51 persen (SKRT 1995 diacu dalam Darlina 2003). Kelompok ibu hamil juga
dianggap paling rentan karena anemia dapat membahayakan ibu dan bayinya
(Darlina 2003). Fauzi (2002) diacu dalam Wijianto (2002) menyatakan bahwa
program suplementasi tablet besi (dalam hal ini berupa pemberian tablet besi)
untuk ibu hamil di Indonesia masih kurang efektif. Hal ini terutama disebabkan
oleh masalah distribusi (cakupan) dan kepatuhan ibu hamil untuk mengonsumsi
tablet besi.
Suplementasi tablet besi diberikan dengan maksud menghindari ibu hamil
dari risiko anemia. Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan
kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan faktor pendukung bagi ibu untuk
patuh mengonsumsi secara baik. Namun demikian, kepatuhan juga dipengaruhi
oleh adanya beberapa faktor diantaranya adalah bentuk tablet, warna, rasa dan
efek samping. Efek samping dari tablet besi antara lain mengakibatkan nyeri
lambung, mual, muntah, konstipasi dan diare (WHO 1986 diacu dalam Wijianto
2002). Pemberian tablet besi setiap hari dalam jangka waktu tiga bulan seperti
yang dilakukan sekarang seringkali menimbulkan kebosanan, terutama dibarengi
dengan adanya efek samping yang negatif dari tablet besi tersebut (Wijianto
2002). Konsumsi tablet besi untuk ibu hamil minimal sebanyak 90 tablet selama
masa kehamilan. Namun sebaiknya tablet besi diminum secara teratur satu tablet
Riwayat Kesehatan Ibu Hamil
Masa kehamilan bukan hanya merupakan masa-masa yang rawan akan
gangguan kesehatan. Masa kehamilan juga merupakan masa-masa yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Hal ini disebabkan
karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya pada saat
masa janin dalam kandungan. Jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil
baik, maka janin yang dikandungnya akan baik pula serta keselamatan ibu waktu
melahirkan akan terjamin. Kondisi ini dapat direalisasikan dengan memenuhi
kecukupan gizi bagi ibu hamil. Apabila kecukupan akan energi dan protein telah
terpenuhi, maka kecukupan zat-zat gizi lain umumnya akan terpenuhi atau
setidaknya tidak terlalu sukar untuk memenuhinya (Khumaidi 1994).
Rachmawati (2004) menyatakan bahwa banyak faktor yang menentukan
kesehatan kehamilan seseorang. Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah
riwayat kehamilan. Kehamilan seseorang yang pernah dilalui sangat menentukan
kualitas kehamilan berikutnya. Namun rupanya banyak dari ibu hamil di
Indonesia yang mengabaikan hal tersebut.
Selain itu, kebutuhan gizi antara orang sehat dan orang sakit terutama
yang baru sembuh dari sakit berat tidak bisa disamakan. Sel-sel tubuh orang
sakit sebagian telah mengalami kerusakan dan perlu digantikan. Oleh karena itu
orang tersebut membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan
kebutuhan gizi yang biasanya. Selain untuk membangun kembali sel-sel tubuh
yang telah rusak, kelebihan zat gizi tersebut diperlukan untuk memulihkan tenaga
(Apriadji 1986).
Suhardjo (1989) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang saling
menguntungkan antara pendapatan dengan keadaan gizi. Namun, perlu
diperhatikan bahwa pada kenyataannya peningkatan pendapatan untuk tiap
golongan penduduk seringkali berbeda tingkatnya. Melalui hal ini dapat
diasumsikan bahwa pendapatan turut menunjang keadaan atau status gizi.
Jenis Penyakit selama Kehamilan
Selama masa kehamilan banyak penyakit yang menyerang terkait dengan
kesehatan kehamilan seorang ibu hamil. Penyakit ini muncul dan meresahkan
seiring berkembangnya kehamilan. Menurut Thompson (2004) penyakit yang
umum muncul selama masa kehamilan adalah anemia, hipertensi, diabetes dan
Anemia pada Ibu Hamil
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) di bawah normal (Nurcahyo
2007). Zat besi memiliki fungsi dalam mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh,
membantu pembentukan serta meningkatkan produksi sel-sel darah merah yang
dapat menurunkan risiko anemia dan merupakan salah satu komponen dalam
fermen sitokrom. Di samping itu, zat besi merupakan zat gizi yang mampu
meningkatkan efisiensi transmisi saraf pada otak manusia dan sangat penting
untuk menjaga keseimbangan serta kelengkapan gizi yang diperlukan otak
(Soehardi 2004). Menurut Wirakusumah (1999) zat besi pada saat kehamilan
tidak hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil akan zat besi saja
namun juga dibutuhkan untuk proses pembentukan sel-sel darah merah yang
semakin banyak dalam tubuh ibu hamil tersebut serta janin dan plasentanya.
Seiring dengan usia kehamilan yang semakin bertambah kebutuhan akan zat
besi pun semakin meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa risiko
anemia pun semakin meningkat.
Anemia besi pada ibu hamil dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu
faktor yang langsung, tidak langsung dan mendasar. Secara langsung anemia
disebabkan oleh seringnya ibu hamil mengonsumsi zat penghambat absorbsi zat
besi, kurangnya mengonsumsi promotor absorbsi zat besi non heme dan adanya
infeksi parasit. Adapun kurang diperhatikannya keadaan ibu pada waktu hamil
merupakan faktor yang tidak langsung. Namun, secara mendasar anemia pada
ibu hamil disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan pengetahuan ibu serta
faktor ekonomi yang masih rendah (Djunaidi 1995 diacu dalam Darlina 2003).
Namun menurut Soehardi (2004) pada umumnya penyebab anemia
adalah sama, yaitu karena kurangnya sel darah merah (hemoglobin). Untuk
memproduksi sel darah merah, tubuh memerlukan serangkaian zat gizi. Zat gizi
yang paling dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah adalah zat besi,
asam folat dan vitamin B12 (cyanocobalamine). Selain itu diperlukan juga zat gizi
lain seperti protein, vitamin B6 (pyridoxine), asam askorbat (bahan dasar vitamin
C), vitamin E serta tembaga.
Kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan tidak sama. Pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-3 bulan) kebutuhan zat besi justru akan
lebih rendah dibandingkan dengan sebelum hamil. Hal ini dikarenakan ibu hamil
memerlukan zat besi. Pada trimester kedua (usia kehamilan 4-6 bulan)
kebutuhan zat besi mulai meningkat dibandingkan sebelum hamil. Pada trimester
ini terjadi pertambahan sel-sel darah merah dan hal ini akan terus berlanjut
hingga pada trimester ketiga (usia kehamilan 7-9 bulan). Dalam hal ini, jumlah sel
darah merah yang bertambah dapat mencapai 35 persen seiring dengan
meningkatnya kebutuhan zat besi yang sebanyak 450mg. Pertambahan sel
darah merah disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dari janin. Pada
trimester kedua dan ketiga seorang ibu hamil memerlukan zat besi dalam jumlah
yang banyak. Peningkatan kebutuhan akan zat besi ini tidak bisa didapat hanya
melalui makanan saja. Oleh karena itu, ibu hamil yang sudah menginjak usia
kehamilan 4 bulan membutuhkan tambahan zat besi yang berupa suplementasi
zat besi pun ketika ibu hamil tersebut sudah mengonsumsi banyak makanan
yang mengandung zat besi dan bioavailabilitasnya tinggi. Namun, terdapat
pengecualian dalam hal ini yaitu pada ibu hamil yang sejak awal telah
mempunyai cadangan zat besi sebesar 500mg. Pada ibu hamil ini tidak
dibutuhkan suplementasi lagi (Wirakusumah 1999). Pada Tabel 1 disajikan
pertambahan kebutuhan zat besi tiap trimester.
Tabel 1 Pertambahan kebutuhan zat besi pada ibu hamil
Trimester
Kebutuhan Zat Besi (mg/hari)
Kebutuhan untuk Sel Darah Merah (mg)
Kebutuhan Conceptus (mg)
I ± 1 30-40
II ± 5 300 115
III ± 5 150 223
Anemia pada saat kehamilan dapat ditanggulangi dengan mengonsumsi
tablet besi secara teratur satu tablet setiap hari atau minimal sebanyak 90 tablet
selama kehamilan. Setiap tablet besi mengandung 200mg Sulfat Ferosus (setara
dengan 60mg besi elemental) dan 0.25 mg asam folat (BPS 2004). Kedua
senyawa kimia tersebut berfungsi mensuplai kebutuhan mineral Fe dan
membantu metabolisme tubuh selama kehamilan.
Hipertensi
Menurut Nurcahyo (2007), hipertensi terbagi menjadi tiga kategori, yaitu
hipertensi dengan tekanan darah agak tinggi (140/90-150/110mmHg), hipertensi
sedang (dengan tekanan darah 150/90-180-/110mmHg) serta hipertensi berat
Dokter biasanya menghentikan pemakaian obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darah bagi ibu hamil dengan tekanan darah agak tinggi.
Hal ini dikarenakan oleh kerugian yang ditimbulkan terhadap janin lebih tinggi
dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh ibu. Sedangkan untuk
membantu mengontrol tekanan darahnya, ibu hamil dengan tekanan darah yang
agak tinggi ini dianjurkan untuk membatasi asupan garam serta mengurangi
aktivitas fisik.
Ibu hamil dengan tingkat hipertensi sedang seringkali harus
mengonsumsi obat anti-hipertensi. Obat anti-hipertensi yang diberikan kepada
ibu hamil biasanya adalah metildopa dan hidralazin. Diuretik (obat yang dapat
membuang kelebihan cairan dalam tubuh) tidak dianjurkan kepada ibu hamil
karena obat jenis ini dapat menghambat pertumbuhan janin. Pada ibu hamil
dengan tingkat hipertensi sedang dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan
pemantauan pertumbuhan janin melalui USG (ultrasonografi) setiap bulan.
Perawatan yang lebih khusus diperlukan bagi ibu hamil yang menderita
hipertensi berat. Hal ini disebabkan karena kehamilan bisa memperburuk
hipertensi dan memungkinkan ibu hamil tersebut menderita pembengkakan otak
(stroke). Abrupsio plasenta (pelepasan plasenta sebelum waktunya) lebih sering
terjadi pada ibu hamil yang menderita hipertensi berat. Hal ini menyebabkan
terputusnya pasukan oksigen serta zat gizi ke janin yang mengakibatkan
kematian janin. Bahkan, meskipun tidak terjadi abrupsio plasenta hipertensi
dapat menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke janin sehingga
memperlambat pertumbuhan janin. Namun, apabila ibu hamil bersikeras untuk
melanjutkan kehamilan dokter akan memberikan obat anti-hipertensi yang lebih
kuat dan untuk melindungi ibu dan janin penderita harus dirawat di rumah sakit.
Ketika kondisi ibu hamil semakin memburuk, mengakhiri kehamilan sangat
dianjurkan untuk menyelamatkan jiwa ibu. Hal ini juga diperkuat dengan
penyataan Sadiq (2002) bahwa sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh
faktor Trias Klasik dimana salah satunya adalah hipertensi.
Diabetes
Diabetes adalah sindroma klinik yang terdiri dari peninggian kadar gula
darah, ekskresi gula melalui air seni dan gangguan mekanisme kerja hormon
insulin. Kelainan tersebut timbul secara bertahap dan bersifat menahun akibat
karbohidrat, protein, lemak, air maupun elektrolit dalam tubuh (Kardjati&Arbai
1986 diacu dalam Marlina 2004).
Menurut Nurcahyo (2007) diabetes yang bermula atau pertama kali
muncul pada saat kehamilan (diabetes gestasional) terjadi pada 1-3 persen
kehamilan. Ibu hamil biasanya menjalani penyaringan untuk diabetes gestasional
secara rutin. Diabetes jenis ini biasanya akan menghilang setelah persalinan.
Selama hamil seorang ibu diberikan suntikan insulin untuk mengontrol
diabetes yang dapat membahayakan janin dan jiwa ibu sendiri. Suntikan insulin
diberikan karena obat anti-diabetes yang diminum bisa membahayakan janin.
Diabetes dapat menyebabkan meningkatnya risiko infeksi pada ibu hamil,
persalinan secara dini dan tekanan darah tinggi akibat kehamilan. Namun, jika
hipertensi terkendali maka kehamilan tidak akan memperburuk penyakit ginjal
yang disebabkan oleh diabetes dan meminimalisir terjadinya komplikasi ginjal.
Kelainan bawaan kemungkinan besar terjadi jika diabetes selama
kehamilan enam sampai tujuh minggu tidak terkontrol dengan baik. Ibu hamil
yang menderita diabetes biasanya akan melahirkan bayi yang sangat besar
meskipun selama kehamilan kadar gula darah ibu hamil normal atau mendekati
normal. Selain itu, sebagian besar penderita diabetes bisa melahirkan secara
normal. Namun, jika keadaan kesehatannya tidak memungkinkan atau diabetes
selama kehamilan tidak terkontrol dengan baik ibu hamil tidak disarankan
melahirkan secara normal. Pada kasus seperti ini dilakukan amniosentesis untuk
menilai kematangan paru-paru janin sehingga bayi bisa dilahirkan secara dini
melalui operasi caesar. Operasi caesar juga dilakukan jika bayi terlalu besar
sehingga tidak dapat melewati jalan lahir atau dapat mempersulit persalinan.
Kehamilan yang terlalu lama dapat membahayakan janin. Persalinan
yang normal terjadi pada usia kehamilan 40 minggu atau sebelumnya. Jika telah
melewati usia 40 minggu seorang ibu hamil yang menderita diabetes belum juga
melahirkan maka dilakukan induksi dengan cara memecahkan ketuban dan
memberikan oksitosin intravena atau dilakukan operasi caesar. Kehamilan yang
terus dibiarkan hingga lebih dari 42 minggu dapat mengakibatkan bayi meninggal
dalam kandungan.
Bayi yang lahir dari penderita diabetes memiliki risiko menderita
gangguan pernafasan, kadar gula darah dan kalsium yang rendah, sakit kuning
serta jumlah sel darah merah yang meningkat. Namun, kelainan-kelainan ini
Ambeien
Ambeien merupakan pembengkakan vena di sekitar dubur (anus). Hal ini
umum terjadi pada ibu hamil. Gejala ambeien pada ibu hamil antara lain gatal,
sakit, nyeri bila membuka dubur dan berdarah. Ambeien dapat semakin buruk
ketika diiringi dengan sembelit. Ambeien dapat menimbulkan rasa nyeri ketika
akan buang air besar (Nolan 2004).
Cara mengurangi atau mengantisipasi ambeien dapat dilakukan dengan
menghindari sembelit, berhenti merokok, berolahraga teratur diiringi dengan
latihan relaksasi, menggunakan air hangat atau tisu basah untuk membasuh
dubur, mengompres dengan air dingin atau batu es, menggunakan krim khusus
untuk ambeien atau obat pencahar dan memeriksakan diri ke dokter apabila
anus berdarah (Thompson 2004). Nolan (2004) menganjurkan kebiasaan diet
tinggi serat untuk mengantisipasi ambeien. Bahan pangan yang mengandung
serat tinggi antara lain adalah roti dari bijian utuh (roti gandum), kentang yang
dikonsumsi bersama dengan kulitnya, beragam sayuran serta buah-buahan.
Minum air putih dalam jumlah yang banyak juga dapat membantu mengatasi
masalah ambeien. Ambeien dapat ditanggulangi dengan melakukan latihan untuk
dasar rongga panggul. Kebiasaan menunda buang air besar dapat memperparah
ambeien oleh karena itu hal ini sebaiknya dihindari.
Jenis Keluhan Selama Kehamilan
Thompson (2004) menyatakan bahwa keluhan kehamilan yang paling
umum dijumpai pada masa-masa awal kehamilan (trimester I) adalah morning
sick, yaitu mual dan muntah yang terjadi di pagi hari. Kondisi ini umum ditemui
pada sebagian besar wanita hamil, namun dapat juga tidak dialami oleh wanita
hamil lainnya. Kondisi ini biasanya akan berlangsung hingga usia kehamilan
memasuki minggu ke-12 atau bulan ketiga kehamilan. Gangguan ini diperkirakan
terjadi karena peningkatan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
selama tiga bulan pertama kehamilan. Penyebab lain ialah stress, bau yang
menyengat, pengaruh meminum tablet zat besi pada awal kehamilan, sulit
menelan serta melihat atau mencium makanan yang tidak disukai.
Keluhan yang dialami ibu hamil selama masa kehamilan bukan hanya
morning sick saja melainkan ada berbagai macam jenis keluhan.
Keluhan-keluhan tersebut adalah sakit dan nyeri, sakit punggung, varises, oedema,
Sakit dan Nyeri
Gangguan atau keluhan ini disebabkan oleh hormon yang mengendurkan
persendian dan jaringan ikat meregang dan tegang akibat membesarnya bayi.
Sakit pada iga disebabkan rahim yang membesar menekan tulang iga ke atas
(Thompson 2004). Nolan (2004) menjelaskan bahwa nyeri pada ibu hamil dapat
terjadi pada payudara dan ulu hati (perut). Nyeri pada payudara lazim dialami ibu
hamil karena nyeri payudara merupakan salah satu tanda paling awal dari
kehamilan. Payudara akan terasa sangat nyeri dan sakit terhadap apapun
kecuali sentuhan yang sangat lembut. Nyeri ulu hati disebabkan oleh
hormon-hormon kehamilan yang membuat katup di puncak lambng semakin melemah.
Hal ini menyebabkan asam lambung dapat masuk ke kerongkongan dan
menyebabkan rasa panas.
Nyeri payudara dapat diatasi dengan meletakkan kompres panas atau
kain flanel dingin pada payudara. Ibu hamil juga disarankan untuk lebih sering
mandi dengan cara berendam menggunakan air panas. Memijat payudara
dengan lembut juga dapat mengurangi nyeri payudara. Kopi dan minuman lain
yang mengandung kafein dapat memicu rasa nyeri. Oleh karena itu sebaiknya
hindari kopi dan minuman berkafein lain selama kehamilan.
Antisipasi nyeri ulu hati (perut) dapat dilakukan dengan merubah pola
makan. Porsi makan yang lebih sedikit tetapi sering lebih dianjurkan. Selain itu,
mengonsumsi biskuit jahe, minum teh pepermint, susu dan air hangat juga
dianjurkan untuk mengurangi nyeri ulu hati namun hindari bahan pangan yang
mengandung banyak lemak seperti keju, mentega, krim dan daging berlemak.
Menghindari posisi tubuh membungkuk (terutama sesudah makan) untuk
mengambil sesuatu dapat mencegah rasa nyeri pada ulu hati, posisi berjongkok
lebih dianjurkan untuk ibu hamil. Kopi dan minuman berkafein lain sebaiknya
dihindari seperti halnya pada antisipasi nyeri payudara. Konsultasi dengan dokter
akan sangat membantu dalam mengatasi nyeri ulu hati. Umumnya, dokter akan
memberikan antasida untuk membantu mengatasi kondisi ini (Nolan 2004).
Sakit Punggung
Sakit punggung pada ibu hamil dapat muncul kapan saja namun dapat
semakin mengganggu pada beberapa minggu terakhir sebelum persalinan. Hal
ini berkaitan dengan hormon yang mengendurkan persendian panggul dan
jaringan ikat untuk persiapan persalinan ditambah dengan tarikan otot punggung
menghindari sakit punggung disarankan untuk berjongkok atau menekuk lutut
bila mengangkat sesuatu dan usahakan jangan mengangkat benda berat
(Thompson 2004).
Sakit Kepala
Keluhan ini dapat muncul lebih sering selama kehamilan dan
kemungkinan terdapat kaitan dengan hormon. Untuk mengurangi sakit kepala,
ibu hamil dapat berjalan-jalan atau melakukan teknik relaksasi (Thompson 2004).
Sakit kepala yang parah terkadang merupakan gejala penyakit kehamilan
yang disebut PIH (hipertensi karena kehamilan) atau pre-eklampsia. Bantuan
tenaga kesehatan sangat dibutuhkan ketika ibu hamil mulai melihat
bercak-bercak pada pandangan mata dan mengalami nyeri pada perut bagian atas
(Nolan 2004).
Gangguan Kencing
Seringnya ibu hamil buang air kecil umum terjadi. Hal ini disebabkan oleh
kandung kemih yang tertekan selama masa kehamilan. Selain hal tersebut ibu
hamil yang telah memasuki usia kehamilan tua atau menjelang persalinan
biasanya mengalami gangguan kencing yang lebih kompleks yaitu kencing di
celana yang diakibatkan karena tertawa, batuk atau bersin. Hal ini disebabkan
oleh lemahnya otot dasar panggul. Untuk mengurangi gangguan ini, ibu hamil
dapat melakukan senam dasar panggul, tidak menunda kencing dan kosongkan
kandung kemih secara tuntas dengan cara duduk atau miring ke arah depan di
toilet (Thompson 2004).
Sembelit
Sembelit biasa dan mungkin terkait dengan efek hormon progesteron.
Ketika usia kehamilan telah memasuki trimester ketiga (usia hamil tua), tekanan
dari rahim yang membesar pada saluran pembuangan membuat sembelit
semakin memburuk. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Nolan (2004) bahwa
hormon-hormon kehamilan membuat usus kesat dan terjadi sembelit. Konsumsi
tablet besi pada ibu hamil dapat memperburuk sembelit. Sembelit dapat
Menurut Thompson (2004) untuk mengurangi sembelit ibu hamil
disarankan untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi, minum air putih dalam
jumlah yang banyak dan berolahraga setiap hari (jalan cepat, senam dasar
panggul dan senam kehamilan lainnya). Senada dengan pernyataan Thompson,
Nolan (2004) juga mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda. Nolan
menambahkan mengonsumsi anggur dapat mengurangi sembelit karena anggur
merupakan pencahar yang sangat baik. Nolan juga menyarankan untuk relaks
dan tidak tergesa-gesa pada saat buang air besar.
Varises
Varises merupakan pembuluh darah balik di bawah kulit atau selaput
lender (mukosa) yang melebar dan berkelok atau melingkar akibat kelainan katup
dalam pembuluh darah tersebut. Umumnya varises terjadi pada tangan dan kaki,
namun beberapa kasus ditemukan varises juga dapat timbul di tempat-te,pat lain
seperti lambung, rectum (usus besar dekat anus), vagina, skrotum dan vulva
(bibir kemaluan). Ciri-ciri varises yang paling mudah dikenali adalah gatal-gatal
atau warna kulit yang berubah menjadi kebiruan (Anonymous 2008). Varises juga
memiliki kaitan dengan penambahan berat badan dan efek hormon. Meskipun
tidak serius, varises dapat menyebabkan sakit atau nyeri pada kaki (Thompson
2004).
Sampai saat ini belum ada alat khusus untuk mencegah varises pada ibu
hamil. Namun, seiring dengan lancarnya aliran darah varises dapat diantisipasi.
Aliran darah dapat dilancarkan dengan rajin mengangkat kaki dan menaruhnya di
atas bantal pada saat berbaring atau membaca buku. Hal ini terbukti dapat
mengurangi beban yang harus ditopang oleh kaki. Penggunaan sepatu hak tinggi
pun sebaiknya dihindari agar aliran darah tidak terhambat (Anonymous 2008).
Oedema
Oedema atau pembengkakan yang terjadi pada kaki dan pergelangan
kaki muncul akibat air lebih mudah tertahan semasa kehamilan khususnya di
sore hari atau saat udara panas. Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari
bengkak adalah dengan memutar-mutar kaki, menghindari berdiri atau duduk
terlalu lama, menggunakan celana ketat sebagai penyangga dan sepatu yang
nyaman (berhak datar) serta beristirahat sesering mungkin dengan posisi kaki
Gatal-gatal
Gatal-gatal yang terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh peregangan kulit
perut. Hal ini sangat umum terjadi pada kehamilan yang memasuki usia tua.
Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan pengolesan krim untuk kulit kering,
menghindari pemakaian sabun, mengenakan baju tipis dari bahan alami serta
menghindari pemakaian sesuatu yang elastis (baju yang berbahan dasar lycra) di
daerah seputar perut (Thompson 2004).
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil
Pendidikan dilakukan sebagai usaha untuk mengadakan perubahan
perilaku yang mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada
peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perubahan perilaku
sebagai hasil pendidikan terus dilakukan secara bertahap dan memerlukan
pendekatan pendidikan yang memerlukan waktu yang lama (Syah 1997 diacu
dalam Megasari 2006).
Engel (1994) diacu dalam Sutiah (2006) menyatakan bahwa pengetahuan
didefinisikan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan.
Pengetahuan yang didalamnya termasuk pengetahuan gizi dapat diperoleh
melalui pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah
jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai dengan kurikulum
yang sudah ditetapkan dan terdapat jenjang kronologis yang ketat untuk
tingkatan umur populasi sasarannya. Pendidikan formal itu merupakan segala
sesuatu yang diupayakan untuk mengubah segenap perilaku seseorang
(Pranadji 1988). Pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang
dari konsumsi pangan yang salah (Suhardjo 1989 diacu dalam Anggarini 2005).
Tingkat pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan pengetahuan
gizi. Salah satu indikator yang menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh adalah faktor pendidikan
(Megasari 2006). Menurut Sediaoetama (1991) yang diacu dalam Megasari
(2006), tingkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan gizi yang lebih tinggi
sehingga memungkinkan dimilikinya informasi tentang gizi dan kesehatan yang
lebih baik. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang atau
masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam
perilaku gaya hidup sehari-hari. Oleh karena itu, semakin tinggi pendidikan
gizi dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah hasil penelitian
mengungkapkan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah namun orang
tersebut rajin turut serta atau mengikuti penyuluhan gizi yang diadakan di
posyandu maka bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik
dibandingkan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Sutiah
KERANGKA PEMIKIRAN
Jenis keluhan yang dialami ibu hamil terdapat bermacam-macam.
Menurut Thompson (2004), keluhan yang umum dijumpai pada ibu hamil
trimester I ialah morning sick yaitu mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil
di pagi hari. Selain itu, masih banyak keluhan lain yang umum dijumpai pada ibu
hamil baik pada trimester pertama maupun setelahnya. Keluhan-keluhan tersebut
antara lain sakit dan nyeri, sakit punggung, varises, oedema, gatal-gatal, sakit
kepala, gangguan dalam buang air kecil dan sembelit. Berbagai jenis gangguan
ini terkait dengan riwayat kesehatan ibu baik itu selama sebelum hamil maupun
pada saat hamil yang secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh status gizi ibu
hamil itu sendiri. Hubungan ini disebabkan oleh keluhan kehamilan pada ibu
hamil berakar dari penyakit yang diderita ibu hamil tersebut.
Riwayat kesehatan bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi
keluhan-keluhan pada ibu hamil. Di samping itu masih terdapat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi salah satu atau beberapa keluhan pada ibu hamil. Antara
lain ialah kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. Konsumsi tablet
besi untuk ibu hamil minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Namun
sebaiknya ibu hamil mengonsumsi tablet besi secara teratur sebanyak satu tablet
per hari (Depkes RI 1993). Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi
juga dipengaruhi oleh karakteristik ibu hamil yang antara lain meliputi tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.
Selain mempengaruhi kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet besi,
karakteristik ibu hamil serta pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil juga
mempengaruhi intensitas pemeriksaan kehamilan. Selain itu intensitas
pemeriksaan kehamilan juga dipengaruhi oleh akses ibu terhadap pelayanan
kesehatan. Jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan kehamilan menjadi pertimbangan ibu hamil disamping biaya yang
dikeluarkan (Rachmawati 2004).
Intensitas pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan paling tidak
sebanyak empat kali selama masa kehamilan (Depkes RI 1993). Pemeriksaan
kehamilan ini terkait dengan deteksi dini kelainan yang dapat terjadi pada ibu
hamil sehingga meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Dengan
intensitas pemeriksaan kehamilan yang memenuhi syarat diharapkan dapat
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan intensitas pemeriksaan kehamilan dengan jenis keluhan yang dialami oleh ibu hamil
Keterangan :
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
= hubungan yang diteliti
= hubungan yang tidak diteliti
Kepatuhan Ibu dalam Mengonsumsi Tablet Besi
Tingkat Keluhan selama Kehamilan
Riwayat Kesehatan Ibu Hamil - Penyakit yang dialami
sebelum hamil
- Penyakit yang dialami selama hamil
Status Gizi Ibu Hamil
Karakteristik Ibu Hamil Intensitas Pemeriksaan
Kehamilan
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil
METODE
Desain, Waktu dan Tempat
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan pada bulan November 2007 sampai
April 2008 sedangkan untuk proses pengumpulan data dilakukan selama dua
bulan yaitu pada bulan November-Desember 2007. Proses pengumpulan data
dilakukan di dua wilayah, yaitu Kelurahan Kramat Jati (Jakarta Timur) dan
Kelurahan Ragunan (Jakarta Selatan) yang dilakukan secara purposive.
Prosedur Penarikan Contoh
Contoh dalam penelitian ini adalah ibu hamil. Penarikan contoh dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Penarikan contoh ibu hamil
dilakukan dengan memilih sejumlah ibu hamil di kedua kelurahan yang terdaftar
di masing-masing puskesmas wilayah tempat tinggal contoh, yaitu puskesmas
Kelurahan Kramat Jati I, Kramat Jati II dan Ragunan. Kelurahan Kramat Jati
memiliki jumlah total ibu hamil yang terdata sebanyak 150 orang dan Kelurahan
Ragunan memiliki jumlah total ibu hamil yang terdata sebanyak 224 orang.
Penyaringan data ibu hamil dilakukan setelah pihak puskesmas yang dibantu
oleh para kader memberikan data ibu hamil yang berada di masing-masing
kelurahan. Proses penyaringan didasarkan kepada tiga jenis kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu (1) usia kehamilan antara 12-24 minggu, (2) bukan merupakan
kehamilan yang pertama dan (3) bersedia diwawancarai hingga selesai.
Pertimbangan penetapan ketiga kriteria tersebut adalah untuk mendapatkan
sejumlah contoh ibu hamil dengan pengalaman kehamilan serta akses ke
pelayanan kesehatan yang hampir sama. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan tersebut, terdapat 34 contoh dari Kelurahan Kramat Jati dan 31
contoh dari Kelurahan Ragunan yang berhasil memenuhi kriteria.
Jumlah contoh yang telah berhasil memenuhi kriteria masih belum cukup
untuk melengkapi jumlah sampel minimal yaitu sebanyak 48. Kriteria kedua pun
dibuat agar memenuhi jumlah sampel minimal. Kriteria kedua ini adalah (1) usia
kehamilan antara 8-24 minggu, (2) bukan merup