• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis keluhan yang dialami ibu hamil terdapat bermacam-macam. Menurut Thompson (2004), keluhan yang umum dijumpai pada ibu hamil trimester I ialah morning sick yaitu mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil di pagi hari. Selain itu, masih banyak keluhan lain yang umum dijumpai pada ibu hamil baik pada trimester pertama maupun setelahnya. Keluhan-keluhan tersebut antara lain sakit dan nyeri, sakit punggung, varises, oedema, gatal-gatal, sakit kepala, gangguan dalam buang air kecil dan sembelit. Berbagai jenis gangguan ini terkait dengan riwayat kesehatan ibu baik itu selama sebelum hamil maupun pada saat hamil yang secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil itu sendiri. Hubungan ini disebabkan oleh keluhan kehamilan pada ibu hamil berakar dari penyakit yang diderita ibu hamil tersebut.

Riwayat kesehatan bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi keluhan-keluhan pada ibu hamil. Di samping itu masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi salah satu atau beberapa keluhan pada ibu hamil. Antara lain ialah kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. Konsumsi tablet besi untuk ibu hamil minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Namun sebaiknya ibu hamil mengonsumsi tablet besi secara teratur sebanyak satu tablet per hari (Depkes RI 1993). Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi juga dipengaruhi oleh karakteristik ibu hamil yang antara lain meliputi tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.

Selain mempengaruhi kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet besi, karakteristik ibu hamil serta pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil juga mempengaruhi intensitas pemeriksaan kehamilan. Selain itu intensitas pemeriksaan kehamilan juga dipengaruhi oleh akses ibu terhadap pelayanan kesehatan. Jarak antara rumah dengan tempat pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan menjadi pertimbangan ibu hamil disamping biaya yang dikeluarkan (Rachmawati 2004).

Intensitas pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan paling tidak sebanyak empat kali selama masa kehamilan (Depkes RI 1993). Pemeriksaan kehamilan ini terkait dengan deteksi dini kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil sehingga meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Dengan intensitas pemeriksaan kehamilan yang memenuhi syarat diharapkan dapat mengurangi keluhan atau gangguan kesehatan pada masa kehamilan.

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan intensitas pemeriksaan kehamilan dengan jenis keluhan yang dialami oleh ibu hamil

Keterangan :

= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti = hubungan yang diteliti = hubungan yang tidak diteliti

Kepatuhan Ibu dalam Mengonsumsi Tablet Besi

Tingkat Keluhan selama Kehamilan

Riwayat Kesehatan Ibu Hamil - Penyakit yang dialami

sebelum hamil

- Penyakit yang dialami selama hamil

Status Gizi Ibu Hamil

Karakteristik Ibu Hamil Intensitas Pemeriksaan

Kehamilan

Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

METODE

Desain, Waktu dan Tempat

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan pada bulan November 2007 sampai April 2008 sedangkan untuk proses pengumpulan data dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan November-Desember 2007. Proses pengumpulan data dilakukan di dua wilayah, yaitu Kelurahan Kramat Jati (Jakarta Timur) dan Kelurahan Ragunan (Jakarta Selatan) yang dilakukan secara purposive.

Prosedur Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah ibu hamil. Penarikan contoh dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling. Penarikan contoh ibu hamil

dilakukan dengan memilih sejumlah ibu hamil di kedua kelurahan yang terdaftar di masing-masing puskesmas wilayah tempat tinggal contoh, yaitu puskesmas Kelurahan Kramat Jati I, Kramat Jati II dan Ragunan. Kelurahan Kramat Jati memiliki jumlah total ibu hamil yang terdata sebanyak 150 orang dan Kelurahan Ragunan memiliki jumlah total ibu hamil yang terdata sebanyak 224 orang. Penyaringan data ibu hamil dilakukan setelah pihak puskesmas yang dibantu oleh para kader memberikan data ibu hamil yang berada di masing-masing kelurahan. Proses penyaringan didasarkan kepada tiga jenis kriteria yang telah ditetapkan, yaitu (1) usia kehamilan antara 12-24 minggu, (2) bukan merupakan kehamilan yang pertama dan (3) bersedia diwawancarai hingga selesai. Pertimbangan penetapan ketiga kriteria tersebut adalah untuk mendapatkan sejumlah contoh ibu hamil dengan pengalaman kehamilan serta akses ke pelayanan kesehatan yang hampir sama. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan tersebut, terdapat 34 contoh dari Kelurahan Kramat Jati dan 31 contoh dari Kelurahan Ragunan yang berhasil memenuhi kriteria.

Jumlah contoh yang telah berhasil memenuhi kriteria masih belum cukup untuk melengkapi jumlah sampel minimal yaitu sebanyak 48. Kriteria kedua pun dibuat agar memenuhi jumlah sampel minimal. Kriteria kedua ini adalah (1) usia kehamilan antara 8-24 minggu, (2) bukan merupakan kehamilan yang pertama dan (3) bersedia diwawancarai hingga selesai. Jumlah contoh yang didapatkan dengan menggunakan kriteria kedua ini yaitu sebanyak 50 contoh dari Kelurahan Kramat Jati dan 50 contoh dari Kelurahan Ragunan. Kerangka penarikan contoh ditunjukkan melalui Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka penarikan contoh

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data primer meliputi (1) karakteristik ibu hamil (nama, alamat, umur, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan perbulan), (2) karakteristik keluarga (nama suami, umur suami, tingkat pendidikan suami, pekerjaan suami, penghasilan perbulan suami, besar keluarga dan jumlah anak), (3) riwayat kesehatan dan kehamilan (jenis penyakit sebelum hamil dan saat hamil, jenis keluhan selama kehamilan, riwayat keguguran, aborsi, berat bayi lahir rendah, bayi lahir kurang bulan, bayi lahir mati, bayi lahir meninggal jelang 28 hari, bayi lahir sungsang, persalinan tidak normal dan persalinan caesar), (4) akses ke pelayanan kesehatan (pemeriksaan kehamilan, tempat pemeriksaan kehamilan, pelayanan yang didapatkan, konsumsi tablet besi dan suntikan imunisasi tetanus toksoid) dan (5) pengetahuan gizi ibu hamil.

Kramat Jati n = 150 Ragunan n = 31 Kramat Jati n = 34 Ragunan n = 224 Kramat Jati n = 50 Ragunan n = 50 Kriteria II : - Usia kehamilan 8-24 minggu - Bukan kehamilan pertama - Bersedia diwawancara hingga selesai Total n = 100 Kriteria I : - Usia kehamilan 12-24 minggu - Bukan kehamilan pertama - Bersedia diwawancara hingga selesai

Data sekunder meliputi data mengenai gambaran umum wilayah kedua kelurahan tersebut, kondisi sosial ekonomi penduduk, pelayanan kesehatan yang tersedia, fasilitas pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut serta data ibu hamil secara keseluruhan di masing-masing kelurahan. Data mengenai gambaran umum wilayah, kondisi sosial ekonomi penduduk, serta pelayanan kesehatan yang tersedia didapatkan dari kantor lurah Kelurahan Kramat Jati dan Ragunan. Selain itu data mengenai fasilitas pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dan data ibu hamil secara keseluruhan didapatkan dari puskesmas dan para kader di masing-masing kelurahan, yaitu Kramat Jati dan Ragunan. Data, jenis data dan cara pengumpulannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui berbagai macam tahap, yaitu editing,

coding, entry, cleaning dan analisis. Data tersebut diolah secara manual maupun

komputer dengan menggunakan program Microsoft Excel 2003 dan SPSS versi

13.0 for Windows.

Data primer yang meliputi tingkat pendidikan dan status ekonomi keluarga diolah dengan memberikan kategori atau pengelompokkan pada masing-masing peubah. Tingkat pendidikan responden dan suami responden dikategorikan menjadi tiga, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Tingkat pendidikan rendah mencakup responden dan suami responden yang tidak tamat SD serta SD. Tingkat pendidikan sedang mencakup responden dan suami responden yang mengenyam pendidikan di bangku SLTP dan SLTA. Tingkat pendidikan tinggi mencakup responden dan suami responden yang mengecap pendidikan di tingkat diploma, S1 dan S2 (perguruan tinggi).

Status ekonomi keluarga dikategorikan menjadi dua yaitu miskin dan tidak miskin. Pengkategorian status ekonomi keluarga berdasarkan BPS (2004) yang menetapkan bahwa keluarga miskin adalah keluarga dengan pendapatan perkapita dibawah Rp. 197.306,00. Keluarga tidak miskin adalah keluarga dengan pendapatan perkapita diatas Rp. 197.306,00.

Tabel 2 Data, jenis data dan cara pengumpulan data

Data Jenis data Cara pengumpulan

Karakteristik ibu hamil a. Nama ibu hamil b. Alamat c. Umur d. Agama

e. Tingkat pendidikan f. Pekerjaan

g. Penghasilan per bulan

Primer Pengisian kuesioner (wawancara) Karakteristik keluarga a. Nama suami b. Umur c. Tingkat pendidikan d. Pekerjaan

e. Penghasilan per bulan f. Besar keluarga g. Jumlah anak

Primer Pengisian kuesioner (wawancara)

Riwayat kesehatan

a. Jenis penyakit sebelum dan saat hamil

b. Jenis keluhan selama kehamilan c. Keguguran

d. Aborsi

e. Berat bayi lahir rendah f. Bayi lahir kurang bulan g. Bayi lahir mati

h. Bayi lahir mati jelang 28 hari i. Bayi lahir sungsang

j. Persalinan tidak normal k. Caesar

Primer Pengisian kuesioner (wawancara)

Akses ke pelayanan kesehatan a. Pemeriksaan kehamilan b. Tempat pemeriksaan kehamilan c. Pelayanan yang didapatkan d. Konsumsi tablet besi e. Suntikan imunisasi tetanus

toksoid (TT)

Primer Pengisian kuesioner (wawancara)

Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil

Primer Pengisian kuesioner (wawancara)

Pengolahan terhadap seluruh data primer yang meliputi karakteristik responden dan keluarga dilakukan dengan cara mengkompilasi data-data yang telah dikumpul kemudian selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil diukur dengan mengajukan 14 item pertanyaan mengenai makanan sehat untuk kehamilan, sumber zat gizi dalam bahan pangan, penyebab dan gejala anemia, perkembangan yang baik selama masa kehamilan, faktor risiko kehamilan serta pengetahuan seputar bayi lahir yang dikatakan sehat dan perawatan ibu hamil. Setiap item pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan berganda atau multiple choice test yang dilengkapi oleh empat pilihan jawaban dan salah satu jawaban paling tepat. Cara penilaian untuk

setiap item pertanyaan yang dijawab secara benar diberikan nilai 1 dan apabila jawaban salah diberikan nilai 0. Total skor maksimal pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil adalah 14 sedangkan skor minimal pengetahuan gizi dan kesehatan adalah 0. Jumlah total skor yang didapat masing-masing ibu hamil kemudian dikali 100 dan dibagi 14 untuk mendapatkan jumlah skor yang sesuai kriteria. Klasifikasi tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan mengacu pada tiga kategori, yaitu baik, sedang dan buruk. Sistem pengklasifikasian ini mengacu pada Khomsan (2000) yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan

Tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan Total skor

Baik > 80

Sedang 60 – 80

Buruk < 60

Tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi diketahui dengan mewawancarai ibu hamil secara langsung berapa jumlah tablet besi yang telah dikonsumsi. Jumlah tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil kemudian disesuaikan dengan usia kehamilan yang dikelompokkan kedalam trimester. Jumlah tablet besi yang telah disesuaikan kemudian dipersentase sehingga didapat persentase kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. Ibu hamil yang dinyatakan patuh adalah ibu hamil dengan konsumsi tablet besi lebih dari 80 persen sedangkan ibu hamil yang dinyatakan tidak patuh adalah ibu hamil dengan konsumsi tablet besi kurang dari 80 persen.

Riwayat kesehatan dan kehamilan ibu diukur dengan mengetahui jenis penyakit apa saja yang pernah diderita oleh ibu pada masa enam bulan sebelum hamil dan pada masa kehamilan serta jenis keluhan yang diderita ibu hamil selama kehamilan. Jenis penyakit yang pernah diderita (6 bulan sebelum hamil dan selama hamil) dan sedang diderita diidentifikasi melalui pertanyaan yang diajukan kepada responden. Kemudian responden akan menyatakan jenis penyakit apa saja yang pernah dan sedang diderita. Jenis penyakit yang sudah terindentifikasi kemudian di skor (skor morbiditas) berdasarkan kategori penyakit. Skor 0 diberikan kepada jenis penyakit yang tidak diderita. Jenis penyakit yang tidak berisiko fatal seperti penyakit kulit, mata dan sariawan diberikan skor 10. Jenis penyakit seperti asma, bronkhitis dan ISPA (batuk, panas dan influenza) diberikan skor 50. Jenis penyakit yang dinilai berisiko fatal terhadap kehamilan seperti anemia, hipertensi, diabetes dan jantung diberikan skor 70 (Sunaryo

2004). Setelah dilakukan skor terhadap seluruh jenis penyakit diketahui kategori dari setiap jenis penyakit yang ada mulai dari ringan, sedang hingga berat.

Jenis keluhan selama kehamilan diidentifikasi dengan cara yang sama seperti pada identifikasi jenis penyakit. Responden ditanyakan mengenai keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan selama kehamilan. Selain itu ditanyakan pula hal-hal apa saja yang membuat responden merasa tidak nyaman selama menjalani masa-masa kehamilan. Setelah proses identifikasi jenis keluhan selesai dilakukan skoring jenis keluhan selama kehamilan. Skoring dilakukan berdasarkan kecenderungan jenis keluhan terhadap salah satu jenis penyakit. Jenis keluhan dinyatakan ringan apabila tidak terkait dengan jenis penyakit tertentu dan dinyatakan berat apabila terkait dengan jenis penyakit tertentu seperti misalnya anemia, hipertensi, diabetes serta jantung. Jenis keluhan yang dinyatakan ringan diberikan skor 1 dan jenis keluhan yang dinyatakan berat diberikan skor 2, sedangkan untuk jenis keluhan yang tidak diisi diberikan skor 0. Kategori jenis keluhan selama kehamilan dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori jenis keluhan selama kehamilan

Kategori Skor Jenis Keluhan

Ringan 1

- Nafsu makan menurun - Sering buang air kecil - Sakit pinggang - Nyeri payudara - Sakit pundak - Nyeri perut - Gatal-gatal - Ngidam - Alergi - Pegal-pegal Berat 2 - Mual - Muntah - Pusing/berkunang - Lemah/lesu - Pucat - Oedema - Merasa kurus

- Sulit buang air besar - Jantung berdebar

Akses terhadap pelayanan kesehatan diukur dengan mengetahui frekuensi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilan serta fasilitas pelayanan kesehatan yang didapat ibu hamil pada saat memeriksakan kehamilan. Frekuensi pemeriksaan kehamilan berdasarkan kepada anjuran pemerintah yaitu

sebanyak empat kali selama kehamilan. Frekuensi pemeriksaan kehamilan atau banyaknya kunjungan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan responden disesuaikan dengan usia kehamilan. Responden dinyatakan memeriksakan kehamilannya secara lengkap apabila pemeriksaan kehamilan dilakukan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III (Depkes RI 1993).

Fasilitas pelayanan kesehatan ibu hamil disesuaikan dengan standar pelayanan 5T (pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus-toksoid dan pemberian tablet besi). Standar pelayanan 5T dijadikan patokan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil di berbagai tempat pemeriksaan kehamilan. Kategori kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan mengacu kepada standar 5T. Responden yang dianggap telah mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara lengkap adalah responden yang mendapatkan standar pelayanan 5T. Responden yang termasuk kedalam kategori tidak lengkap dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan adalah responden yang tidak mendapatkan standar pelayanan 5T (terdapat pelayanan yang kurang dari standar 5T).

Analisis data menggunakan Korelasi Spearman untuk mengetahui

hubungan antar variabel. Analisis data menggunakan SPSS versi 13.0 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0.01) untuk hubungan antara intensitas pemeriksaan kehamilan, fasilitas pelayanan kesehatan dan konsumsi tablet besi dengan tingkat keluhan selama kehamilan.

Definisi Operasional

Ibu hamil adalah seorang wanita yang tengah mengandung janin dengan usia kehamilan lebih dari dua bulan dan tidak lebih dari tujuh bulan serta telah memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya.

Karakteristik ibu hamil adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh ibu hamil yang meliputi umur, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan per bulan yang didapatkan melalui wawancara.

Tingkat pendidikan ibu hamil adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu hamil ini dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (tidak tamat SD dan SD), sedang (SLTP dan SLTA) serta tinggi (perguruan tinggi)

Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil adalah pemahaman ibu hamil mengenai segala macam hal yang berkaitan dengan gizi, seputar kesehatan kehamilan serta kondisi kesehatan kehamilan yang dapat diketahui melalui kemampuan ibu hamil dalam menjawab secara benar pertanyaan seputar gizi dan kesehatan kehamilan sejumlah pertanyaan yang diajukan. Tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan ibu hamil dikategorikan ke dalam tingkat baik, sedang dan rendah.

Kepatuhan konsumsi tablet besi adalah butir tablet besi yang diminum seorang ibu selama masa kehamilannya dimana tablet tersebut merupakan salah satu fasilitas kesehatan. Semakin banyak seorang ibu meminum tablet besi selama masa kehamilan maka ibu hamil semakin patuh mengonsumsi tablet besi.

Riwayat kesehatan ibu hamil adalah jenis penyakit seorang ibu hamil pada kehamilan sebelumnya sehingga bisa diketahui risiko-risiko apa saja yang dibawa pada kehamilan selanjutnya dan bisa diantisipasi sedini mungkin melalui pemeriksaan kesehatan.

Skor penyakit adalah penilaian terhadap jenis penyakit yang pernah diderita dan sedang diderita oleh ibu hamil dimana penilaian didasarkan kepada kategori penyakit (ringan, sedang atau berat).

Jenis keluhan ibu hamil adalah berbagai macam hal yang dapat mengurangi kenyamanan seorang ibu yang sedang menjalani masa-masa kehamilan terkait dengan adanya gangguan kesehatan atau perubahan sistem metabolisme pada masa kehamilan tersebut.

Tingkat keluhan selama kehamilan adalah kategori tingkat keluhan berdasarkan kecenderungan jenis keluhan terhadap salah satu jenis penyakit.

Intensitas pemeriksaan kehamilan adalah frekuensi ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan yang ia percayai selama masa kehamilan.

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah standar pelayanan 5T (pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian tablet besi) yang didapat ibu hamil sewaktu melakukan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan.

Dokumen terkait