HUB
BUNGA
PRO
AN AN
ODUK
STUDI Diajuk Me PR UNINTARA
DENG
KASUS Y kan untuk emperole PrograSU
NIM NIRM ROGRAM JURUS FAKU IVERSIT Y iA KEB
GAN L
S PADA YOGYAKSKRIP
k Memenu eh Gelar S am Studi OlehUMARY
: 95221 : 95005 M STUD SAN MA ULTAS TAS SA YOGYAK 200BIJAKA
LABA K
PT BRO KARTAPSI
uhi Salah Sarjana E Manajem h :YANTI
14028 51121302 DI MANA ANAJEM EKONO NATA D KARTA 03AN DI
KONT
OMO SAii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa cinta dan ucapan terima kasih, aku persembahkan skripsi ini untuk :
Ayah dan ibu (almh) atas dukungan dan doanya.
Kakak-kakakku dan adik-adikku tercinta.
vii
ABSTRAK
Hubungan Antara Kebijakan Diversifikasi Produk Dengan Laba Kontribusi
SUMARYANTI
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2003
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bromo Sakti Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kebijakan diversifikasi produk dengan laba kontribusi.
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kebijakan diversifikasi produk dengan laba kontribusi menggunakan koefisien korelasi product moment dan untuk menguji signifikansi korelasi tersebut digunakan uji t-student.
viii
ABSTRACT
Relationship between Product Diversification Policy
and Contribution Profit
SUMARYANTI
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2003
This research was conducted in PT. Bromo Sakti in Yogyakarta. The aim of this research is to understand whether there is any relationship between product diversification policy and contribution profit.
The type of this research is a case study. Whereas data collection techniques used are interview, documentation, observation, and literature study. The analisys technique used is correlation coefficient of product moment and in order to test the significance of correlation we use t-student test.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen.
Selama menyusun skripsi ini penulis menyadari telah memperoleh banyak dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karena itu penulis ingin menyampaikan dengan tulus rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Hg. Suseno TW., M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Th. Sutadi, MBA., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Hendra G. Poerwanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan membantu serta banyak memberikan masukan, bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini.
4. Drs. Th. Sutadi, MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan perhatian, masukan serta saran selama penulisan skripsi.
x
6. Ibu Sri Haryani, selaku Kepala Administrasi PT. Bromo Sakti Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan informasi dan masukkan yang berguna.
7. Keluargaku; Ayah, kakak-kakakku serta adik-adikku yang telah banyak membantu.
8. Teman-temanku di Manajemen Angkatan 95 B Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; Poppy, Niken, Flora Bunga, Anton, Bekti Rahayu, Budi Asih (Akuntansi 95 B) beserta keluarganya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah secara langsung maupun tidak langsung telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh keterbukaan penulis mengharapkan banyak saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai upaya penyempurnaan penulisan skripsi ini.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ... v
ABSTRAK ... ... vi
ABSTRACT ... .... vii
KATA PENGANTAR ... ... viii
DAFTAR ISI ... ... x
DAFTAR TABEL ... ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Rumusan Masalah ... ... 3
C. Batasan Masalah ... ... 3
D. Tujuan Penelitian ... ... 3
E. Manfaat Penelitian ... ... 3
F. Sistematika Penulisan ... ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... ... 6
A. Deskripsi Teoritis ... ... 6
xii
4. Pengertian Produk ... ... 9
5. Pengembangan Produk dan Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru ... .... 11
6. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) ... .... 14
7. Diversifikasi Produk ... .... 17
8. Pengertian Produk Baru ... .... 19
9. Pengertian Biaya dan Beban ... .... 21
10. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan ... .... 21
11. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya ... .... 24
12. Laba Kontribusi dan Ratio Laba Kontribusi ... .... 25
B. Rumusan Hipotesis ... .... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... .... 28
A. Jenis Penelitian ... .... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... .... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian ... .... 28
D. Variabel Penelitian ... .... 29
E. Data yang Diperlukan ... .... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... .... 29
G. Teknik Analisis Data ... .... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... .... 34
xiii
B. Lokasi Perusahaan ... .... 35
C. Struktur Organisasi Perusahaan ... .... 37
D. Personalia ... .... 47
E. Produksi ... .... 48
F. Pemasaran ... .... 54
G. Keadaan Keuangan ... .... 55
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... .... 56
A. Diversifikasi Produk ... .... 56
B. Biaya Variabel ... .... 56
C. Laba Kontribusi ... .... 58
D. Pembahasan ... .... 62
E. Analisis Data ... .... 62
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... .... 66
A. Kesimpulan ... .... 66
B. Keterbatasan Penelitian ... .... 66
C. Saran ... .... 67
DAFTAR PUSTAKA ... .... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. ... 57
Tabel 2. ... 57
Tabel 3. ... 58
Tabel 4. ... 59
Tabel 5. ... 59
Tabel 6. ... 60
Tabel 7. ... 60
Tabel 8. ... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi persaingan, perusahaan harus mampu membaca situasi dan
bisa memahami apa yang diinginkan konsumen agar bisa tetap bertahan dan
berkembang. Untuk memahami apa yang diinginkan konsumen, perusahaan harus
lebih memperhatikan kegiatan pemasaran, karena pemasaran merupakan faktor yang
sangat penting dimana kegiatan pemasaran ini bermula dan berakhir pada kebutuhan
konsumen. Strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan akan sangat
mendukung keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang karena tujuan utama
pemasaran adalah memenuhi kebutuhan konsumen dengan memperhatikan kepuasan
konsumen. Perusahaan yang berhasil tentu saja adalah perusahaan yang memperoleh
laba yang optimal dari penjualan yang optimal pula. Laba ini dimanfaatkan
perusahaan untuk melangsungkan kehidupan perusahaan. Laba yang dimaksud di sini
adalah laba kontribusi, dimana laba kontribusi merupakan hasil pengurangan dari
penjualan dengan biaya variabel. Semakin besar perusahaan memperoleh laba
kontribusi semakin besar pula sumbangan untuk menutup biaya tetap. Hal ini berarti
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih juga semakin besar.
Perusahaan selalu mengharapkan perolehan laba kontribusi terus meningkat
dari waktu ke waktu dan menghindari fluktuasi laba yang mencolok. Hal ini akan
2
kebijakan diversifikasi produk. Produk baru merupakan dasar dari diversifikasi
produk, dengan diversifikasi produk ini diharapkan kerugian menjual produk yang
satu dapat ditutup dengan menjual produk yang lainnya. Diharapkan pula akan dapat
menurunkan tingkat fluktuasi dari perolehan laba kontribusi atau dapat tercapainya
peningkatan laba kontribusi.
Strategi diversifikasi salah satunya yaitu dengan mengembangkan produk baru.
Menurut Peter Drucker (dalam William J. Stanton, 1984: 228), produk baru sangat
penting bagi pertumbuhan. Tujuan perusahaan adalah menciptakan konsumen. Setiap
usahanya berdasarkan pada dua dan hanya dua fungsi dasar yaitu pemasaran dan
inovasi. Banyak perusahaan akan memperoleh bagian yang memadai dalam volume
penjualan dan laba bersih dari produk yang belum ada lima atau sepuluh tahun yang
lalu. Sebagai tambahan, pelbagai studi telah membuktikan bahwa industri yang
tumbuh dan berkembang adalah industri yang berorientasi pada produk baru (dalam
William J. Stanton, 1984: 228). Semua perusahaan menginginkan untuk tetap hidup
dan berkembang. Bisnis membutuhkan produk baru untuk bertahan hidup (dalam
George Gruenwald, 1992: 4). Dalam industri siapapun tahu bahwa produk baru
esensial bagi ketahanan hidup perusahaan. Kita akan mati jika tidak terus
berkembang, dan untuk melakukan hal itu perusahaan harus terus belajar (riset) dan
membuat dirinya berbeda dalam industri (menjadi perintis).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul: “Hubungan Antara Kebijakan Diversifikasi Produk Dengan Laba
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah ada hubungan antara kebijakan diversifikasi produk dengan laba
kontribusi ?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi pada lingkup kebijakan diversifikasi
produk yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan peningkatan laba kontribusi
hanya dilihat dari kebijakan diversifikasi produk yang dilakukan oleh perusahaan.
Laba yang dimaksudkan penulis adalah laba kontribusi dari berbagai produk yang
dicapai oleh perusahaan.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara kebijakan diversifikasi produk dengan laba
kontribusi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
memerlukan dan yang berkenan di antaranya:
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi
perusahaan dalam melakukan diversifikasi produk, sehingga tercapai tujuan
perusahaan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,
sebab dalam tulisan ini tidak hanya berisi uraian yang bersifat teoritis, tetapi juga
yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dipakai sebagai penerapan langsung dari ilmu yang telah
diperoleh ke dalam dunia usaha yang sesungguhnya, agar teori dan praktek dapat
saling melengkapi, terutama di bidang pemasaran khususnya kebijakan
diversifikasi produk.
F. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Dalam bab ini dijelaskan mengenai pengertian pemasaran, konsep
pemasaran, bauran pemasaran, pengertian produk, pengembangan produk
dan tahap-tahap pengembangan produk, daur hidup produk, diversifikasi
biaya berdasarkan fungsi perusahaan, klasifikasi biaya berdasarkan
perilaku biaya dan laba kontribusi dan ratio laba kontribusi.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini menerangkan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu
dan tempat penelitian, bentuk data, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini mengemukakan gambaran umum perusahaan dimana penelitian
dilakukan, yang terdiri dari sejarah dan perkembangan perusahaan,
struktur organisasi, tenaga kerja, produksi dan pemasaran.
Bab V. Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian di
perusahaan.
Bab VI. Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini memuat kesimpulan dari analisis yang dilakukan dalam
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan
perekonomian. Apalagi kegiatan perekonomian dewasa ini penuh dengan
persaingan yang hebat. Pemasaran sangat membantu para pengusaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan berhasil jika
perusahaan mampu memenuhi kebutuhan konsumen karena pemasaran berawal
dan berakhir dari kebutuhan konsumen.
Pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan yaitu menyelidiki dan mengetahui
apa yang diinginkan konsumen, kemudian merencanakan dan mengembangkan
produk atau jasa yang akan memenuhi keinginan konsumen tersebut dan
kemudian memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan produk atau jasa tersebut. Lebih tegasnya lagi menurut
William J. Stanton pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (dalam Basu
Sedangkan Philip Kotler pengertian pemasaran adalah kegiatan manusia
yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui
proses pertukaran. Menurut Lazo, pemasaran adalah semua kegiatan bisnis yang
berkaitan dengan arus perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
akhir (dalam Marwan Asri, 1986: 14).
Dari pengertian-pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
pemasaran bukan hanya sekedar bagaimana menjual produk ke konsumen, tetapi
melibatkan banyak kegiatan dan pihak di mana kegiatan-kegiatan tersebut
ditujukan untuk memuaskan baik, produsen, penjualan maupun konsumen.
2. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran (Marketing Concept) adalah merupakan suatu falsafah yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
hidup perusahaan (dalam Basu Swasta dan Irawan, 1985: 10).
Intisari konsep pemasaran adalah mencakup tiga faktor yaitu pertama,
seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus diorientasikan kepada
konsumen, kedua memperoleh laba melalui pemuasan konsumen dan ketiga
seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
8
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran atau marketing Mix adalah terdiri dari kombinasi empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,
yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi (Basu
Swasta, 1984: 42). Marketing Mix ini merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Variabel-variabel Marketing Mix tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Produk
Keputusan-keputusan tentang produk mencakup penentuan bentuk
penawaran secara fisik, merknya, pembungkus, garansi dan servis sesudah
penjualan (dalam Basu Swasta dan Irawan, 1985: 79).
b. Harga
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah
antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan dan perubahan keinginan pasar.
Sedangkan kebijaksanaan harga menyangkut pula penetapan potongan,
ongkos kirim, harga dasar dari produknya dan hal lain yang berhubungan
dengan harga. Harga adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya, jadi
harga adalah nilai yang dinyatakan dengan menggunakan nilai nominal uang.
c. Distribusi
sistem transportasi perusahaan, sistem penyimpanan dan pemilihan saluran
distribusi. Dalam pemilihan saluran distribusi menyangkut
keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, agen, makelar,
pengecer), dan bagaimana menjalin kerja sama yang baik dengan para
penyalur tersebut.
d. Promosi
Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk memberitahu dan
mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Termasuk dalam kegiatan
promosi yaitu: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas serta hubungan masyarakat.
Beberapa keputusan yang berhubungan dengan periklanan adalah
pemilihan media, penentuan bentuk iklan dan beritanya. Sedangkan yang
berkaitan dengan personal selling yaitu penarikan, pemilikan, pelatihan dan
kompensasi dalam kaitannya dengan salesman.
Promosi penjualan dilakukan misalnya dengan pameran, demonstrasi,
peragaan dan contoh-contoh. Sedangkan publisitas merupakan kegiatan yang
hampir sama dengan periklanan, hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.
4. Pengertian Produk
Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan konsumen, termasuk di dalamnya adalah obyek fisik,
10
Menurut J. Stanton sebuh produk adalah sekumpulan atribut yang nyata
(tangible) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik dan
penge-cer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya (dalam William J. Stanton dan Y Lomarto, 1985: 222-223).
Sedangkan menurut Basu Swastha produk adalah suatu sifat yang komplek
baik yang dapat diraba maupun yang tidak dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya (dalam Basu Swasta, 1987: 94).
Jika dilihat lebih jauh lagi, suatu produk mempunyai tiga tingkatan
pengertian (dalam Philip Kotler, 1987: 432):
a. Inti produk, ini merupakan tingkat paling dasar dari tingkatan produk. Inti
produk ini merupakan hal yang paling substansial dari suatu produk, sesuatu
yang sebenarnya dibeli oleh konsumen.
b. Wujud produk, merupakan pengubahan dari inti produk yang berupa gagasan
yang hendak dijual menjadi suatu wujud fisik produk. Misalnya
gagasan-gagasan tentang produk diwujudkan dalam bentuk lipstik, komputer, seminar
dan sebagainya. Wujud produk ini sedikitnya memiliki lima karakteristik,
yaitu mutu/kualitas, ciri khas, corak gaya/model, merk dan kemasan.
c. Produk tambahan merupakan bentuk penyempurnaan produk dengan
memberikan jasa dan manfaat tambahan pada sesuatu sehingga menjadi
5. Pengembangan Produk dan Tahap-Tahap Pengembangan Produk Baru Ada beberapa alasan mengapa produk perlu dikembangkan, karena dalam
dunia yang berkembang, maka konsumen/pembeli tentu akan berubah/
berkembang pula. Mereka mengalami perubahan gaya hidup, daya beli dan karena
adanya persaingan yang hebat di antara sesama perusahaan. Munculnya
perusahaan pesaing membuat kita harus lebih inovatif dalam mengembangkan
produk, sehingga produk yang dihasilkan tetap laku di pasaran.
Menurut Alex S. Nitisemito, pengembangan produk merupakan usaha untuk
meningkatkan mutu dari barang atau jasa dan menentukan barang-barang dan
jasa-jasa yang baru sehingga akan menambah kepuasan dari konsumen atau
calon-calon konsumen dan para pelanggan (dalam Alex S. Nitisemito, 1981: 25).
Sedangkan untuk pengembangan produk lebih lanjut, tahap-tahap
pengembangan produk adalah sebagai berikut. (Philip Kotler: 1990:438)
a. Penciptaan gagasan
Sumber gagasan mengenai produk baru dapat digali dari berbagai pihak
antara lain:
1) Pelanggan
Keinginan dan kebutuhan konsumen merupakan sumber yang paling
masuk akal dalam pengembangan gagasan produk baru. Identifikasi atas
keinginan dan kebutuhan konsumen dapat dijalankan dengan penelitian
12
2) Ilmuwan
Jasa laboratorium penelitian
3) Pesaing
Dengan memonitor barang-barang yang dihasilkan pesaing, mencari
informasi dari distributor dan agen penjualan.
4) Agen dan Penyalur produk
Merupakan tangan pertama dalam menampung kebutuhan konsumen.
5) Manajemen puncak
Dengan cara menimbulkan daerah-daerah pasar produk yang terpenting.
b. Penyaringan gagasan
Ada dua jenis kesalahan yang harus dihindari, yaitu:
1) Kesalahan membuang
Jenis ini terjadi jika perusahaan ternyata membuang gagasan yang
sebenarnya bagus.
2) Kesalahan jalan terus
Perusahaan melaksanakan gagasan yang tidak bagus ke tahap
pengembangan dan akhirnya tahap kegiatan komersil.
c. Pengembangan dan pengujian konsep.
d. Pengembangan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran ada 3 bagian:
1) Bagian I, menyatakan rencana penempatan produk, hasil penjualan, bagian
2) Bagian II, memuat perincian harga produk, strategi saluran produk. Dan
anggaran pemasaran selama tahun pertama.
3) Bagian III, akan mengungkapkan sasaran jangka panjang dalam penjualan,
keuntungan serta strategi bauran produk.
e. Analisis bisnis
Dilaksanakan studi mendalam tentang kemampuan laba dari produk baru.
Tujuan analisis bisnis adalah meningkatkan usaha yang tidak menguntungkan
sebelum biaya pengembangan dan pengujian pasar dikeluarkan.
f. Pengembangan produk
Pada tahap ini, nilai-nilai penanaman modal akan membesar jauh dari
yang pernah dikeluarkan pada tahap-tahap sebelumnya, juga akan terbukti
apakah gagasan awal produk baru dapat diwujudkan ke dalam produk yang
nyata dan apakah layak untuk dipasarkan.
g. Uji coba pemasaran
Dilakukan bila produk baru tersebut sangat berbeda dari produk yang ada
dan perusahaan tidak mengetahui bagaimana memproduksinya.
Alasan mengadakan ujicoba pemasaran:
1) Untuk meningkatkan pengetahuan lebih lanjut dalam potensi
penjualannya.
2) Dipakai sebagai test pendahuluan terhadap alternatif rencana
pemasarannya.
3) Memberikan kemungkinan bagi perusahaan untuk menemukan
14
4) Untuk mengetahui dengan segera masalah distribusi dari produk tersebut.
5) Untuk memahami lebih lanjut mengenai segmen yang ada dalam pasar
h. Komersialisasi
Memperkenalkan produk baru kepada penyalur kemudian pada pembeli
akhir dari produk tersebut.
Tujuan tahap ini adalah:
1) Mencari penyalur yang bersedia menyalurkan serta memelihara sejumlah
persediaan dari produk tersebut.
2) Membujuk konsumen akhir untuk bersedia membeli produk tersebut.
6. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
Produk atau suatu barang juga memiliki siklus kehidupan/umum (life cycle). Pada tahap permulaan dalam perekonomian, barang-barang mempunyai siklus
kehidupan yang relatif panjang. Saat ini, keadaan sudah berubah. Perubahan corak
kehidupan konsumen dan kemajuan teknologi telah memperpendek siklus
kehidupan sejumlah barang.
Siklus kehidupan barang/produk ini terdiri atas empat tahap berbeda dimana
masing-masing tahap berada dalam lingkungan pemasaran yang berbeda pula.
Panjangnya siklus kehidupan ini tidak selalu sama di antara masing-masing jenis
barang, ada yang hanya mengalami beberapa minggu atau satu musim yang
pendek saja, ada lagi barang yang mempunyai siklus kehidupan bertahun-tahun,
Dalam kenyataannya, tidak semua barang-barang perusahaan selalu
melewati keempat tahap, ada yang mengalami kegagalan pada tahap pertama
(tahap perkenalan), ada lagi yang berhasil mencapai tahap kedua (tahap
pertumbuhan) saja. Namun tahap terakhir (tahap kemunduran) pada umumnya
tidak dapat dihindari karena:
a. Kebutuhan akan barang tersebut sudah tidak ada lagi.
b. Munculnya barang baru yang lebih baik dan lebih murah untuk kebutuhan
yang sama (misalnya, plastik telah menggantikan kayu, logam dan kertas).
c. Pesaing telah melaksanakan kegiatan pemasaran dengan baik.
Sangat penting bagi manajemen untuk membagi siklus kehidupan
barangnya dalam beberapa tahap karena lingkungan persaingan dan hasil program
pemasaran masing-masing barang dapat berbeda-beda. Hal ini tergantung pada
masing-masing tahap berikut:
a. Tahap Perkenalan (introduction) b. Tahap Pertumbuhan (growth) c. Tahap Kedewasaan (maturity) d. Tahap Kemunduran (decline) Keterangan:
a. Tahap Perkenalan
Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang dijual umumnya
16
permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan
menitikberatkan pada para penjual. Disamping itu, distribusi barang tersebut
masih terbatas, dan laba yang diperoleh masih rendah.
b. Tahap Pertumbuhan
Dalam tahap ini kurva penjualan dan kurva laba semakin meningkat
dengan cepat. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar, sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Perusahaan menggunakan beberapa strategi
untuk mempertahankan pesatnya perkembangan pasar selama mungkin.
1) Perusahaan meningkatkan kualitas produk dan menambah keistimewaan
dan model produk baru.
2) Perusahaan memasuki segmen baru.
3) Perusahaan memasuki saluran distribusi baru.
4) Perusahaan mengalihkan iklan dari menyadarkan publik menjadi membuat
publik membeli produk.
5) Perusahaan menurunkan harga pada saat yang tepat untuk menarik lebih
banyak konsumen.
c. Tahap kedewasaan
Tahap ini ditunjukkan dengan penjualan masih meningkat dan pada
tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini kurva laba mulai menurun. Persaingan
harga menjadi sangat tajam sehingga perlu memperkenalkan produknya
dengan model yang baru. Strategi yang digunakan adalah meningkatkan iklan,
pengembangan untuk mendapatkan versi produk yang lebih baik. Selain itu
juga harus melakukan strategi modifikasi pasar, produk dan bauran
pemasaran.
d. Tahap kemunduran
Tahap ini ditunjukkan dengan penjualan yang mulai menurun, begitu juga
dengan laba. Dalam tahap ini manajemen harus bisa memutuskan untuk
bertahan, mengurangi atau mengakhiri produk yang sudah kuno tersebut.
7. Diversifikasi Produk
Perusahaan memproduksi bermacam-macam produk dengan harapan dapat
memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen. Pengusaha senantiasa mencari
kemungkinan untuk memperlebar usaha mereka, dan diversifikasi ialah usaha
memperluas macam barang yang akan dijual.
Menurut H. J Nijman (1983: 140) diversifikasi produk adalah suatu bagian
dari pada strategi produk ialah perluasan assortment barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan dengan jalan penambahan produk atau jasa baru.
Sedangkan menurut Joseph P Guiltinan dan Gordon W. Paul (1987: 191)
diversifikasi adalah suatu kebijakan menambah produk-produk baru guna
melayani pasar yang baru juga.
Dari dua definisi yang dikemukakan dapat menyimpulkan bahwa
diversifikasi merupakan suatu kebijakan dalam strategi perusahaan untuk
18
produk tertentu akan memperbanyak bauran produknya guna mempertahankan
atau dimungkinkan memperluas pasar.
Peter F. Drucker menyimpulkan dua faktor yang mempengaruhi mengapa
perusahaan melakukan strategi diversifikasi, faktor tersebut adalah:
a. Tekanan dari dalam yaitu dari segi psikologis manusia bosan melakukan hal
yang sama berulang kali, mereka percaya bahwa diversifikasi akan membantu
mereka menghindari bahaya terlampau terspesialisasi. Diversifikasi juga
dilihat sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kerawanan akibat
ukuran yang salah. Selain itu diversifikasi dipandang sebagai cara untuk
mengubah pusat biaya intern yang sekarang menjadi penghasilan laba.
b. Tekanan dari luar yaitu pasar perusahaan ternyata terlampau kecil dan terbatas
untuk memungkinkan pengembangan pertumbuhan. Tehnologi dan riset
perusahaan menimbulkan pengembangan produk yang memberikan harapan.
Pengaturan pajak mendorong penanaman modal kembali dalam hal riset, yang
menimbulkan produk baru yang biasanya menjadi dasar diversifikasi (dalam
Joseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul, 1987: 192).
Alasan-alasan yang mendorong suatu perusahaan mengadakan diversifikasi
produk:
a. Keinginan mengadakan perluasan usaha
Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan
juga akan lebih besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang
menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang
yang lain.
b. Usaha menghilangkan persaingan
Dengan jalan bergabungnya perusahaan-perusahaan kecil dapat
mengambil keuntungan dengan management yang lebih baik, terjaminnya
misalnya suplai bahan baku atau komponen-komponen untuk produksi.
Pelaksanaan kebijakan diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Diversifikasi konsentris, di mana produk-produk baru yang diperkenalkan
memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan
produk yang sudah ada.
b. Diversifikasi horisontal, di mana produk-produk yang dihasilkan tidak ada
kaitan sama sekali dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada
pelanggan yang sama.
c. Diversifikasi konglomerat, di mana produk-produk yang dihasilkan sama
sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi
dengan produk yang sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda.
8. Pengertian Produk Baru
Produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang pada
pokoknya berbeda dengan produk yang telah dipasarkan oleh sebuah perusahaan
(dalam Basu Swastha dan Irawan, 1990: 81). Baru atau tidaknya suatu produk
sebenarnya tergantung pada kacamata pasar yang menerima produk itu (dalam
20
perbedaan suatu produk dengan produk yang sudah ada atau yang digantikannya,
maka dapat disebut sebagai produk baru. Ada beberapa kategori produk yang dapat disebut produk baru yang perlu diketahui agar dapat dijadikan pedoman
dalam membuat berbagai program pemasaran, yaitu:
a. Produk yang benar-benar baru, hasil inovasi murni. Produk yang tergolong ke
dalam kelompok ini dapat berupa sesuatu yang memang belum pernah ada
sebelumnya, seperti kamera pada saat mula-mula memasuki pasar, atau obat
kanker. Disamping itu yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk hasil
inovasi yang menggantikan barang yang sudah ada, misalnya
barang-barang plastik menggantikan kayu dan tanah.
b. Produk yang merupakan hasil penyempurnaan produk lama. Meskipun produk
lama secara luas sudah dikenal sebelumnya, tetapi ada yang membedakan
produk baru dari produk lama tersebut sehingga oleh konsumen tetap
dianggap sebagai produk baru. Misalnya, susu cair yang dikemas dalam kotak
atau teh yang dikemas dalam botol. Keduanya merupakan sesuatu yang baru
meskipun sebelumnya masyarakat sudah mengenal susu bukuk dan teh kering.
c. Produk yang baru pertama kali dibuat oleh suatu perusahaan yang sebelumnya
produk ini sudah dikenal di pasar. Perusahaan yang bersangkutan membuat
produk ini sekedar meniru apa yang sudah ada.
Sedangkan kategori produk baru yang lainnya adalah (dalam Indriyo
Gitosudarmo, 1994: 213) produk baru dapat diartikan sebagai berikut:
a. Produk asli, yaitu betul-betul produk baru,
c. Produk yang dimodifikasi, dan
d. Produk dengan merek baru.
9 Pengertian Biaya dan Beban
Biaya didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis untuk memperoleh
barang dan jasa. Dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang dan jasa
yang diperlukan oleh organisasi. Pengertian biaya mencakup biaya masa lalu
(historical cost) dan biaya masa depan (future cost). Biaya masa lalu adalah biaya yang telah terjadi pada masa lalu, sedangkan biaya masa depan adalah biaya yang
telah diprediksikan akan terjadi jika suatu keputusan diambil.
Beban didefinisikan sebagai biaya yang dikorbankan atau dikonsumsi dalam
rangka memperoleh pendapatan (revenue) dalam suatu periode akuntansi tertentu. Di dalam laporan rugi laba, beban yang digunakan sebagai pengurang pendapatan.
Dalam praktek istilah biaya (cost) digunakan dalam konteks harga perolehan atau harga pokok tetapi juga digunakan dalam konteks pengertian benan (expenses).
10. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan dibagi ke dalam fungsi produksi atau
fungsi non produksi. Fungsi produksi bertugas dan bertanggung jawab untuk
memproduksi barang dengan kualitas tertentu, sedangkan fungsi non produksi
yang disebut fungsi komersiil terdiri atas fungsi administrasi dan fungsi
penjualan. Fungsi administrasi melakukan kegiatan-kegiatan akuntansi,
22
Fungsi penjualan bertugas melakukan kegiatan dalam rangka memasarkan
hasil produksi, misalnya mengiklankan hasil produksi, melakukan promosi
penjualan, melakukan penjualan barang dan menentukan saluran distribusi.
Dilihat dari fungsi-fungsi yang ada pada perusahaan manufaktur, biaya
dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi.
a. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan fungsi
produksi, yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai yang siap pakai. Biaya produksi dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok yaitu:
1) Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk selesai.
Bahan baku dapat diidentifikasi ke produk dan merupakan bagian integral
produk tersebut, atau dapat diidentifikasikan secara langsung atau diikuti
jejaknya. Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai bahan baku
yang dipakai dalam kegiatan.
Bahan baku disebut bahan langsung untuk membedakannya dari bahan
lain yang nilainya relatif lebih rendah (overhead). 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang langsung menangani
proses produksi, sehingga dapat diidentifikasikan ke produk atau jasanya
dapat diikuti sejak manfaatnya pada produk tertentu. Gaji atau upah tenaga
Selain tenaga kerja langsung digunakan pula tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja tidak langsung itu antara lain, mandor pengawas dan kepala
departemen. Tenaga kerja tidak langsung ini jasanya tidak dapat
diidentifikasikan secara langsung ke produk tertentu. Biaya tenaga kerja
diklasifikasikan sebagai biaya overhead. 3) Biaya Overhead Pabrik
Biaya-biaya selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang diperlukan
untuk memproduksi barang disebut biaya overhead pabrik (factory overhead atau manufacturing overhead atau factory burden). Hubungan biaya overhead terhadap produk adalah hubungan tak langsung, maka disebut juga biaya tak langsung produk. Termasuk dalam klasifikasi
overhead pabrik adalah elemen-elemen biaya berikut: bahan tak langsung, upah tak langsung, penyusutan mesin dan peralatan pabrik, penyusutan
gedung pabrik, bahan habis pakai untuk pabrik, pajak bumi dan bangunan
untuk gedung pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan
pabrik dan biaya listrik untuk penerangan dan pembangkit tenaga pabrik.
b. Biaya Non Produksi
Biaya non produksi bisa digolongkan sesuai dengan kegiatan produksi
seperti:
1) Biaya pemasaran
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai
termasuk biaya iklan, biaya gaji para pramuniaga, biaya angkut
24
2) Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang diperlukan untuk administrasi secara
umum, seperti gaji para eksekutif, biaya penyelenggaraan akuntansi, gaji
pegawai bagian administrasi dan biaya bahan habis pakai.
11. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku Biaya
Yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam
kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan, misalnya
volume produksi atau volume penjualan. Berdasarkan hubungan dengan
perubahan volume kegiatan perusahaan, biaya dapat digolongkan atas:
a. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara
proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan,
tetapi per unitnya tetap. Dengan kata lain biaya variabel total mempunyai
perilaku selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan
biaya variabel per unit mempunyai perilaku tetap meskipun volume produksi
berubah.
b. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam jarak kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah sejauh tidak melampaui kapasitas biaya tetap total tidak
adalah serangkaian tingkat volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai
tanpa menambah kapasitas.
c. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah
tetapi tidak proporsional dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.
Berubahnya biaya ini tidak dalam perubahan yang konstan. Biaya ini dapat
dikelompokkan pada yang tingkat perubahannya semakin rendah dan yang
tingkat perubahannya semakin tinggi. Dalam biaya semi variabel ini
terkandung unsur tetap dan unsur biaya variabel. Contoh dari biaya semi
variabel ini adalah biaya telepon, biaya listrik, biaya pemeliharaan kendaraan
dan lain-lain.
12. Laba Kontribusi dan Ratio Laba Kontribusi
Laba kontribusi (contribution margin) merupakan selisih antara hasil penjualan dan seluruh komponen biaya variabel (dalam Slamet Sugiri, 1994:107).
Termasuk dalam biaya variabel yaitu biaya produksi, administrasi dan penjualan.
Kontribusi laba positif menunjukkan bahwa hasil penjualan dapat
digunakan untuk menutup biaya variabel dan seluruh atau sebagian biaya tetap.
Apabila laba kontribusi melebihi jumlah biaya tetap total, maka kelebihannya
merupakan laba yang diperoleh perusahaan pada periode yang bersangkutan.
Informasi mengenai laba kontribusi bermanfaat bagi manajemen dalam
mempertimbangkan pengaruh serta dalam membuat keputusan yang berhubungan
26
volume terhadap laba perusahaan, promosi untuk jenis produk tertentu dalam
jangka pendek.
Laba kontribusi dihitung dengan cara berikut:
Penjualan XXX
Biaya Variabel XXX
Laba Kontribusi XXX
Biaya Tetap XXX
Laba/Rugi XXX
Laba kontribusi bisa dinyatakan dalam ratio laba kontribusi (disingkat ratio
LK atau disebut pula profit-volume pv ratio (dalam R.A Supriyono dan Mulyadi, 1989: 171). Ratio laba kontribusi ditentukan dari laba kontribusi dibagi penjualan.
Ratio ini sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengetahui perubahan laba
kontribusi sebagai akibat perubahan setiap rupiah penjualan. Ratio LK dapat
dihitung dari laba kontribusi perbuah produk atau dari total laba kontribusi.
Ratio laba kontribusi dapat memudahkan manajemen dalam mengantisipasi
perubahan dan membuat keputusan dibandingkan dengan laba kontribusi per unit
khususnya pada perusahaan yang menjual beberapa jenis atau kelompok produk.
Hal ini disebabkan karena ratio laba kontribusi memungkinkan perbandingan
produk jenis tertentu dengan produk jenis lain. Manajemen akan mengutamakan
jenis produk dengan ratio laba kontribusi yang tinggi karena dengan rupiah
penjualan tertentu akan dapat menghasilkan LK dalam jumlah yang lebih besar
B. Rumusan Hipotesis
Ada hubungan yang positif antara kebijakan diversifikasi produk dengan laba
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus pada PT Bromo Sakti Yogyakarta. Dalam
penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap objek-objek tertentu pada
perusahaan yang pengumpulan datanya dengan menggunakan beberapa elemen data.
Data kuantitatif berupa diversifikasi produk dan laba kontribusi yang kemudian
masing-masing elemen tersebut diteliti sehingga kesimpulannya hanya berlaku pada
objek yang diteliti tersebut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian pada PT Bromo Sakti di Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini penulis lakukan selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan
September 2002 sampai dengan Oktober 2002.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Pimpinan perusahaan
c. Kepala Bagian Produksi
d. Kepala Bagian Pemasaran
e. Kepala Bagian Riset dan Pengembangan
2. Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian ini adalah laba kontribusi setiap jenis produk
dalam rupiah selama tahun 1995 sampai dengan tahun 2000.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen, yaitu variabel yang akan menjelaskan variabel dependen.
Variabel tersebut adalah diversifikasi produk, sebagai pengukurannya jenis
produk per tahun.
2. Variabel dependen, yaitu variabel yang akan dijelaskan oleh variabel independen.
Variabel tersebut adalah peningkatan laba kontribusi. Sebagai pengukurannya
adalah rupiah atau dinilai dengan uang.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan
2. Volume penjualan setiap jenis produk (dalam rupiah) selama tahun 1995-2000.
3. Biaya produksi variabel setiap jenis produk selama tahun 1995-2000.
4. Biaya non produksi variabel setiap jenis produk selama tahun 1995-2000.
30
Teknik pengumpulan data melalui wawancara digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
sejarah berdirinya perusahaan dan lokasi perusahaan.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi ini adalah suatu metode
dimana penulis memperoleh data dari sumber catatan atau arsip yang tersimpan di
perusahaan. Data-data yang digunakan adalah data mengenai volume penjualan
per jenis produk selama tahun 2000, biaya produksi selama tahun
1995-2000, biaya produksi variabel selama tahun 1995-1995-2000, biaya non produksi
selama tahun 1995-2000.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data melalui observasi digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang jelas tentang segala sesuatu yang ada di perusahaan, khususnya
yang berhubungan dengan yang penulis teliti.
4. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan data dengan membaca sumber-sumber yang relevan
dengan penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah dan
dianalisis untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Adapun dalam
bentuk angka dengan menggunakan metode statistik dan matematik. Dalam
menganalisis data penulis menyusun sebagai berikut:
1. Analisis Kualitatif
Adalah metode analisis yang digunakan dalam mengambil kesimpulan dengan
beberapa uraian atau pendapat dari data yang diperoleh.
2. Analisis Kuantitatif.
Analisis ini menggunakan metode analisis koefisien korelasi product moment. Analisis ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang berarti antara
kebijakan diversifikasi produk dengan laba kontribusi.
Dalam menganalisis data penulis menyusun sebagai berikut :
a. Membuat tabel data volume penjualan setiap jenis produk (dalam rupiah).
Tahun Barang A Barang B Barang C Total Penjualan
b. Menghitung biaya variabel setiap jenis produk yaitu dari biaya produksi variabel
dan biaya non produksi variabel.
Untuk mencari laba kontribusi setiap jenis produk yaitu dengan melihat penjualan
yang dicapai oleh perusahaan yang diukur dalam rupiah, dikurangi dengan biaya
variabel yang terjadi, biaya produksi variabel maupun biaya non produksi
32
c. Menghitung laba kontribusi setiap jenis produk (dalam rupiah), yaitu dari volume
penjualan dikurangi dengan biaya variabel.
Tahun Volume Penjualan Biaya Variabel Laba Kontribusi
d. Untuk menjawab apakah ada hubungan yang berarti antara kebijakan diversifikasi
produk dengan laba kontribusi digunakan analisis koefisien korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
(
)
[
∑
∑
−∑
∑ ∑
]
[
∑
−(
∑
)
]
− = 2 2 2 2 Yi Yi n. Xi Xi n. ) Yi Xi)( ( XiYi n. r Dimana:r = koefisien korelasi
n = jumlah data (tahun)
Xi = jumlah diversifikasi produk
Yi = laba kontribusi
Nilai korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya
dijelaskan sebagai berikut (Husein Umar, 1997:141) :
a. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif. Semakin besar
nilai variabel X (independen), semakin besar pula nilai variabel Y (dependen)
atau semakin kecil nilai variabel X (independen), semakin kecil pula nilai variabel
b. Jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif. Semakin kecil
nilai variabel X (independen), semakin besar nilai variabel Y (dependen) atau
semakin besar nilai variabel X (independen), semakin kecil pula nilai variabel Y
(dependen).
c. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
(independen) dan variabel Y (dependen).
d. Jika nilai r = 1 atau r = -1, telah terjadi hubungan linier sempurna yaitu berupa
garis lurus. Untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0, garis semakin tidak
lurus.
Untuk menguji signifikansi korelasi tersebut digunakan uji t atau t – test dengan
rumus sebagai berikut :
2
r 1
2 n r t
− − =
Ho ditolak, apabila t < -t α/2 t > t α/2. Ini berarti ada hubungan yang nyata antara
kebijakan diversifikasi produk dengan laba kontribusi.
Ho diterima, apabila -t α/2 ≤ to ≤ α/2. Ini berarti tidak ada hubungan yang nyata
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan
PT Bromo Sakti berdiri sejak tahun 1927 yang berlokasi di Ngasem
Yogyakarta, perusahaan ini merupakan perusahaan milik perseorangan kemudian
berkembang terus dan akhirnya sekarang menjadi persahaan yang cukup maju dan
juga perusahaan telah menjadi perusahaan yang mempunyai bentuk dan badan usaha
lebih baik dari sebelumnya, yakni dari bentuk perseorangan menjadi perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas. Sebagai perintis dari berdirinya perusahaan ini adalah
Bapak H. Ishak (kakek dari Bapak H. Moch. Salim B.Sc), pada mula berdirinya
perusahaan ini masih banyak sekali kekurangannya dalam masalah permodalan dan
teknis produksi sehingga pada saat itu perusahaan dalam menjalankan aktivitas dari
pada proses produksinya masih menggunakan cara dan alat-alat yang tradisional
sehingga produk yang dihasilkan masih sedikit pula. Kemudian pada tahun 1942
perusahaan ini diteruskan oleh anaknya yaitu Bapak H. Bachron (ayah dari Bapak H.
Moch. Salim, B.Sc).
Pada saat itu perusahaan boleh dibilang masih dalam taraf perkembangan. Hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya kegoncangan-kegoncangan yang pernah dialami
perusahaan pada tahun 1960 dan pada saat itu dibarengi dengan masuknya teknologi
baru, misalnya masuknya barang imitasi berupa plastik. Jadi boleh dikatakan
Baru kemudian pada tahun 1976 perusahaan kelihatan cerah setelah
kepemimpinannya digantikan oleh Bapak H. Moch. Salim B.Sc. Usaha-usaha yang
dilakukan oleh pemimpin baru ini pertama-tama yaitu; menstabilkan ekonomi
perusahaan dengan jalan meningkatkan hasil produksinya, sedangkan usaha yang
kedua memindahkan lokasi perusahaan yaitu dari Ngasem dipindahkan ke Tempel,
kira-kira pada tahun 1970, perusahaan ini menetap disana selama tiga tahun,
kemudian oleh Bapak H. Moch. Salim B.Sc, perusahaan ini dipindah lagi dengan
dalih bahwa lokasi tersebut kurang strategis dan kurang menguntungkan perusahaan,
maka lokasi dipindahkan dari Tempel ke Sorosutan. Menurut rencana perusahaan
sudah tidak akan pindah lagi sehingga di Sorosutan inilah merupakan tempat terakhir
yang dianggap cocok untuk menjalankan aktivitas dari perusahaan, karena cukup
strategis dan menguntungkan. Kemudian usaha ketiga yaitu dengan menggunakan
fasilitas dari pemerintah ditambah dengan kelincahan dan keuletan dari pemimpinya,
perusahaan ini memperoleh bentuk badan usaha lengkap dengan akte notarisnya dan
juga perusahaan ini sekarang telah mengalami perkembangan yang cukup baik dalam
pemasarannya yang telah mampu bersaing dengan perusahaan sejenis di pasaran
bebas dan kemajuan di bidang lainnya yang ada sangkut pautnya dengan segala
aktivitas perusahaan.
B. Lokasi Perusahaan
Di dalam pemilihan lokasi PT Bromo Sakti Yogyakarta mengambil
pertimbangan-pertimbangan yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
36
a. Jauh dari pemukiman (menghindari polusi).
b. Tersedianya persediaan air yang cukup.
c. Tanah untuk ekspansi dan perluasan.
d. Penyediaan bahan yang mudah didapat di daerah tersebut dan sekitarnya.
e. Pemasaran dari hasil produksi yang cukup baik prospeknya baik saat ini maupun
untuk masa yang akan datang.
f. Tenaga kerja yang mudah didapat di daerah tersebut.
g. Dan pertimbangan-pertimbangan lainnya yang banyak berhubungan dengan
kelancaran aktivitas perusahaan, misalnya; masalah lingkungan masyarakat,
pembangkit tenaga listrik, transportasi dan lain sebagainya.
Penentuan lokasi bagi perusahaan turut mampangaruhi tujuan pokok
perusahaan, penempatan yang ideal ini dimaksudkan untuk membantu manajemen
dalam usaha meminimumkan biaya-biaya operasi maupun biaya kapital. Pemilihan
dari lokasi perusahaan ini akan membuat sistem produksi yang ekonomis.
PT. Bromo Sakti ini semula didirikan di Tempel Wirogunan UH IX/29
Yogyakarta dengan area tanah seluas 2000m2 yang dikelilingi persawahan. Selain
dari pada itu dalam melancarkan produksinya perusahaan penyamaan kulit PT.
Bromo Sakti mempunyai surat ijin cukup memenuhi syarat dalam menjalankan
usahanya yaitu:
a. Surat tanda ijin tempat usaha (HO) No. S. 339.OK/76 tanggal 26 Agustus 1076
yang telah diperpanjang dengan No. 5990/1993 yang berlamat di Jl. Tempel
b. Surat ijin penyamaan kulit yang diberikan oleh kepala DIY berdasarkan surat
keputusan :
2046/C2.VA/1976 No.
3223/13617
c. Surat tanda ijin tempat usaha No. S. 756.19 K/1981, dengan No.374/1983 yang
beralamatkan di Sorosutan, Umbulharjo Yogyakarta.
d. Surat ijin yang dikeluarkan oleh Departemen Yogyakarta berupa APE (Angka
Pengenal Eksportir) tetap dengan No. 12/0029. Berdasarkan surat pengakuan
eksportir No. 1412 LM/I/II/1985 tertanggal 25 Febuary 1980.
e. Surat ijin perdagangan berdasarkan surat keputusan Menteri Perdagangan
No. 561/XII/SK/07/1983.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi menunjukkan tugas pekerjaan, wewenang dan tanggung
jawab tiap-tiap orang dalam suatu perusahaan untuk menciptakan kerja sama,
pembagian kerja yang mempunyai tujuan tertentu. Maju mundurnya perusahaan
sangat tergantung oleh keuletan manager disamping faktor yang lain yang ada di luar
perusahaan yang sama baik scara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
dengan aktivitas perusahaan. Adapun struktur organisasi yang ada dalam perusahaan
penyamaan kulit PT. Bromo Sakti adalah struktur organisasi berbentuk garis dan
staff, dimana wewenang mengalir langsung dari bawah ke atas dan diperlukan
38
Adapun gambar dari struktur organisasi perusahaan PT. Bromo Sakti, adalah sebagai
berikut :
Gambar 1
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PT. BROMO SAKTI
AGROBISNIS PRODUKSI
GUDANG
DIREKTUR
BENGKEL
PRODUKSI
UMUM
PENGIRIMAN
PENAGIHAN
AKUNTANSI
KASIR
PENJUALAN
PEMBELIAN
PERSEDIAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN
Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan Perusahaan
a. Pimpinan perusahaan mempunyai tugas keluar yaitu mewakili perusahaan
untuk menghadiri pertemuan dan menjalin hubungan dengan instansi
pemerintah.
b. Tugas pimpinan perusahaan ke dalam yaitu bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup perusahaan. Pimpinan perusahaan menetapkan atau
memberi instruksi pada bawahan mengenai tugas dan tanggung jawab
masing-masing bagian.
2. Staff Penelitian dan Pengembangan
Staff penelitian dan pengembangan bertanggung jawab kepada direktur. Adapun
tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan adalah sebagi berikut :
a. Tugas bagian ini yaitu melakukan evaluasi terhadap kebijaksanaan
se-lanjutnya.
b. Melakukan survey pasar untuk mengetahui potensi pasar atau produk yang
dihasilkan , dalam persaingan pasar.
c. Melakukan penelitian secara teknis maupun operasional dalam rangka
mencapai efisiensi.
d. Kewajiban untuk bidang ini yaitu memeberikan informasi pasar kepada
direktur secara teratur.
e. Memberikan laporan baik teknis maupun operasional terutama dalam
40
3. Kepala Bagian Produksi
Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan dan
kepala bagian ini membawahi bagian gudang, bagian bengkel dan bagian
produksi, sedangkan tugas dan kewajibannya yaitu :
a. Membuat perencanaan kebutuhan bahan yang diperlukan untuk produksi
sesuai, dengan rencana yang ditetapkan.
b. Merencanakan tingkat persediaaan bahan mentah dan barang jadi untuk
mem-perlancar jalannya proses produksi maupun penjualan.
c. Merencanakan tingkat produksi yang optimal sesuai dengan kapasitas mesin
yang ada.
d. Melakukan penelitian terhadap proses produksi dan pengawasan kualitas
untuk menghadapi persaingan yang pasar.
e. Mengkoordinir bagian yang ada di bawahnya dengan baik.
f. Bertanggung jawab atas kondisi semua peralatan yang digunakan untuk proses
produksi.
g. Memberikan informasi produksi kepada direktur secara teratur.
4. Pelaksana Bagian Gudang
Pelaksanaan bagian gudang merupakan bagian dari bagian produksi oleh karena
itu ia bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi. Untuk tugas dan
kewajibannya adalah :
a. Melakukan penyimpanan bahan baku, bahan penolong, bahan jadi dan lainnya
dengan aman dan baik.
c. Menjaga dan memelihara kondisi gudang.
d. Memberi laporan mengenai posisi persediaan barang di gudang kepada kepala
bagian produksi secara teratur.
5. Pelaksanaan Bagian Peralatan
Pelaksanaan bagian peralatan juga termasuk bagian dari bidang produksi maka
pelaksanaan bagian ini bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.
Adapun tugas dan kewajiban yang harus dilakukan yaitu :
a. Melakukan perawatan semua peralatan produksi dengan baik guna menunjang
kelancaran proses.
b. Melakukan perbaikan atas kerusakan peralatan-peralatan produksi.
c. Menjaga keamanan peralatan produksi.
d. Memberikan laporan kepada kepala bagian produksi mengenai kondisi
peralatan yang ada.
e. Bertanggung jawab atas kelancaraan pemakian peralatan produksi.
6. Pelaksanaan Produksi
Pelaksanaan produksi ini melakukan tugas sehari-hari dalam proses produksi.
Untuk itu setiap kegiataan yang terjadi dalam proses produksi tersebut harus ia
pertanggungjawabkan kepada kepala bagian produksi. Adapun tugas dan
kewajiban yang harus dilakukan adalah :
a. Melakukan proses produksi dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
42
c. Memberikan laporan produksi kepada kepala bagian produksi secara teratur.
d. Memelihara lingkungan produksi dengan baik, agar tercipta lingkungan kerja
7. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Kepala bagian ini bertanggung jawab kepada direktur perusahaan. Selain itu ia
juga membawahi kepala seksi akuntansi. Tugas dan kewajiban yang harus
dilakukan yaitu:
a. Membuat anggaran finansial secara berkala dan teratur.
b. Mengevaluasi laporan keuangan yang dibuat oleh seksi akuntansi.
c. Mengawasi kondisi keuangan perusahaan.
d. Mengkoordinir bawahannya dengan baik.
e. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang ada.
f. Memberikan laporan finansial dan operasional kepada direktur perusahaan
secara teratur.
8. Kepala Seksi Umum
Kepala seksi umum bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi dan
keuangan. Sedangkan bagian yang termasuk dalam ruang lingkup ini yaitu bagian
pengiriman dan bagian penagihan. Tugas dan kewajiban yang harus dilakukan
yaitu :
a. Menjaga keamanan harta kekayaan yang dimiliki perusahaan.
b. Mengawasi semua dokumen masuk dan keluar.
c. Menjaga kondisi lingkungan kerja yang ada dengan baik.
e. Menjalin hubungan dengan instansi pemerintah maupun swasta serta
masyarakat.
f. Mangawasi dan mengevaluasi semua karyawan yang ada secara teratur.
g. Mengawasi tagihan kepada pelanggan serta penerimaannya.
h. Mengawasi semua pengiriman barang keluar.
i. Bertanggung jawab atas penggunaan dan kondisi kendaraan yang ada.
j. Bertanggung jawab atas ketepatan dan kelancaran pengiriman barang ke
pelanggan.
k. Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran absensi karyawan.
l. Mengkoordinir bagian yang dibawahnya.
9. Pelaksana Pengiriman
Pelaksanaan pengiriman bertanggung jawab kepada kepala seksi umum. Adapun
tugas dan kewajiban yang harus dilakukan yaitu :
a. Mengawasi packing barang-barang yang akan dikirim.
b. Mengawasi kebenaran kondisi fisik barang yang akan dikirim.
c. Menjaga keamanan dan kondisi barang yang akan dikirim.
d. Memberikan pelayanan pengiriman ke pelanggan dengan baik dan
me-muaskan.
e. Menjaga kondisi dan memelihara kendaraan dengan baik.
f. Bertanggung jawab atas kelancaran pengiriman barang.
44
10.Pelaksana Penagihan
Pelaksana penagihan bertanggung jawab kepada kepala seksi umum. Adapun
tugas dan kewajiban yang harus dilakukan yaitu :
a. Melakukan penagihan kepada pelanggan.
b. Menjaga keamanan hasil penagihan yang diterima dari pelanggan.
c. Mengawasi semua tagihan yang ada kepada pelanggan dan pihak lain.
d. Menyetorkan hasil tagihan kepada kepala seksi umum.
e. Memberikan laporan kepada kepala seksi umum mengenai pengihan dan
kondisi debitur secara teratur.
11.Kepala Seksi Akuntansi
Kepala seksi akuntansi bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi dan
keuangan. Bagian-bagian yang menjadi tanggung jawabnya meliputi kasir,
pelaksana penjualan, pelaksana pembelian dan pelaksana persediaan. Adapun
tugas dan kewajibannya yaitu :
a. Membuat laporan keuangan secara teratur dan benar.
b. Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran uang.
c. Mengawasi penjualan yang terjadi.
d. Mengawasi pembelian bahan baku.
e. Mengawasi persediaaan yang ada.
f. Mengawasi semua tagihan yang terjadi kepada pihak luar.
g. Melakukan pengarsipan semua dokumen keuangan yang ada secara baik dan
benar.
i. Memberikan laporan keuangan kepada kepala bagian administrasi dan
keuangan secara teratur.
j. Mengkoordinir bagian yang ada di bawahnya.
k. Bertanggung jawab atas pelaporan dan penyetoran fiskal yang dilakukan.
l. Mengawasi keamanan harta kekayaan yang dimiliki secara administratif.
12.Kasir
Kasir bertanggung jawab kepada kepala seksi akuntansi. Adapun tugas dan
kewajibannya yaitu :
a. Melakukan pengelolaan finansial baik secara fisik maupun administrasi.
b. Menerima dan mengawasi penerimaan hasil penjualan.
c. Mengawasi dan memeriksa setiap pembelian yang dilakukan, terutama dari
segi finansialnya.
d. Mencatat semua hutang perusahaan kepada pihak luar.
e. Mengawasi dan memeriksa penerimaan tagihan dari bagian umum.
f. Memberikan laporan finansial kepada kepala bagian administrasi dan
keuangan serta kepala seksi akuntansi.
13.Pelaksana Penjualan
Pelaksana penjualan bertanggung jawab kepada kepala seksi akuntansi. Adapun
tugas dan kewajibannya yaitu :
a. Melakukan penjualan dengan baik dan benar.
b. Melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pelanggan yang melakukan
46
c. Menyetor penerimaan hasil penjualan kepada kasir.
d. Membuat catatan administrasi yang baik mengenai piutang yang ada.
e. Menyusun dan menyampaikan laporan penjualan kepada kepala seksi
akuntansi secara teratur.
f. Menjaga keamanan hasil penjualan yang ada.
g. Melakukan pengarsipan nota penjualan dengan baik dan benar.
h. Bertanggung jawab atas kebenaran dan kolektifitas piutang atau tagihan.
14.Pelaksana Pembelian
Pelaksana pembelian bertanggung jawab kepada kepala seksi akuntansi. Adapun
tugas dan kewajibannya yaitu :
a. Memeriksa kondisi kualitas barang yang dibelinya.
b. Melakukan pembelian bahan yang dibutuhkan perusahaan.
c. Melakukan survey pasar mengenai kondisi barang yang diperlukan secara
teratur.
d. Melaksanakan pencatatan atas hutang yang timbul.
e. Memeriksa setiap permintaan pembelian yang diterima.
f. Memberikan laporan pembelian yang dilakukan kepada kasir.
g. Membuat dan menyampaikan laporan pembelian kepada kepala seksi
akuntansi dan kepala bagian administrasi dan keuangan secara teratur.
h. Melakukan pengarsipan atas dokumen pembelian dengan baik dan benar.
15.Pelaksana Persediaan
Pelaksanaan persediaan bertanggung jawab kepada kepala seksi akuntansi.
Adapun tugas dan kewajibannya yaitu :
a. Mengawasi mutasi keluar masuk persediaan.
b. Melakukan stock opname persediaan secara teratur.
c. Melakukan pencatatan persediaan dengan benar dan teratur.
d. Memberikan laporan posisi persediaan kepada kepala seksi akuntansi dan
kepala bagian administrasi dan keuangan secara teratur.
e. Bertanggung jawab atas kebenaran persediaan baik secara fisik maupun
administratif.
D. Personalia
1. Jumlah Tenaga Kerja
Dalam melaksanakan kegiatan PT. Bromo Sakti setiap hari, mulai hari
Senin sampai hari Sabtu. Sedangkan jam kerja yang dilakukan pada PT. Bromo
Sakti yaitu :
- Pukul 08.00 - 12.00 WIB (istirahat 1 jam)
- Pukul 13.00 - 16.00 WIB, kecuali hari Jum'at istirahai 2 jam.
Tenaga kerja yang ada terdiri dari pria dan wanita. Akan tetapi jumlah
terbesar adalah pria.
2. Sistem Upah
48
sistem pengupahannya dibagi menjadi dua bagian :
- karyawan harian
- karyawan bulanan
Bagi karyawan harian upah diberikan setiap hari setelah jam kerja selesai.
Karyawan harian ini biasanya bekerja pada bagian produksi. Apabila ada kerja
lembur diberikan upah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan
untuk karyawan bulanan besar upah yang diberikan tergantung besarnya tanggung
jawab dan tugas yang dibebankan. Kenaikan gaji karyawan ditinjau dari prestasi
yang dilakukan.
3. Jaminan Sosial
Dalam menjaga hubungan baik dengan para karyawan diperlukan suatu
dorongan dalam bekerja atau pemberian insentif yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Loyalitas karyawan terhadap perusahaan dapat meningkat apabila perusahaan
memberikan perhatian yang cukup atas kebutuhan dan keinginan para karyawan.
Untuk meningkatkan loyalitas tersebut maka PT. Bromo Sakti
memberikan tunjangan berupa :
a. Tunjangan hari raya, dapat berupa bonus atau pakaian.
b. Biaya pengobatan yang diberikan apabila terdapat karyawan yang sakit.
c. Rekreasi yang diadakan sekali setahun.
E. Produksi
1. Jenis Produksi
mempro-duksi produknya, yaitu melakukan penyamakan kulit atau mengolah kulit mentah
menjadi kulit jadi. Adapun jenis yang dihasilkan adalah :
a. Kulit sool samak nabati, yaitu jenis kulit hasil samak yang berguna sebagai
bahan dasar pembuatan tas, sepatu, ikat pinggang, koper, dompet dan
lain-lain.
b. Kulit split sool, yaitu bahan untuk lapisan tas, sepatu, koper.
c. Kulit perkamen / split, yaitu bahan untuk pembuatan wayang kulit, kipas, kap
lampu, kartu dan lain-lain.
d. Kulit potongan kaki, yaitu bahan untuk pembuatan krupuk rambak.
Kulit-kulit mentah tersebut berasal dari kulit sapi, kerbau dan kambing yang
didatangkan dari daerah Magelang, Wonosobo dan Solo. Dari bahan baku tersebut
PT Bromo Sakti Yogyakarta membuat produk-produk sebagai berikut :
a. Tas
b. Dompet
c. Sabuk
d. Sarung tangan
e. Jaket
2. Alat dan Mesin
Adapun mesin-mesin yang digunakan di PT Bromo Sakti Yogyakarta adalah
sebagai berikut :
a. Bagian Persiapan
50
2) Mesin press panas.
3) Mesin press rool.
4) Mesin press plong.
5) Mesin split kulit.
6) Mesin jahit datar.
7) Mesin jahit kun.
8) Mesin seset.
9) Mesin pengecat.
b. Pembuatan Pola; terdiri atas :
1) Pola dasar
Pembuatan pola dasar dimaksudkan untuk mengetahui dari dasar ukuran
induk.
2) Pola disain atau gambar detail
Berdasarkan dari pola dasar dapat dibuat pola desain dan
bagian-bagiannya sesuai dengan disain dan aturan yang ada. Dengan adanya pola
desain ini dapat diketahui komponen-komponennya. Pada pembuatan pola
disain harus juga dilengkapi dengan tanda-tanda dan informasi yang
diperlukan, karena pola disain merupakan dasar untuk membuat pola jadi.
3) Pola jadi
Yang dimaksud dengan pola jadi adalah hasil akhir dari pola dasar dan
pola disain. Di samping itu pola jadi juga merupakan demen atau
bagian-bagian produk yang sesuai dengan disain. Caranya dengan jalan mengkopi
Yogyakarta menggunakan kertas duplex dilapisi dengan texon.
c. Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan bahan merupakan langkah awal dari produk, oleh karena itu pula
perlu dipersiapkan terlebih dahulu semua peralatan serta bahan yang siap
dikerjakan supaya dalam proses pembuatan akan berjalan dengan lancar.
Karena bahan bakunya diproduksi sendiri maka bahan baku tersebut tinggal
memberi informasi kepada bagian pengadaan barang.
d. Pemolaan
Sebelum pemolaan dilakukan bahan pokok untuk produk diperiksa baik
mengenai cacat-cacat kulit seperti ada lobang, bekas goresan benda taj