• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROYEKSI MODAL USAHA BAWANG GORENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROYEKSI MODAL USAHA BAWANG GORENG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROYEKSI MODAL USAHA

BAWANG GORENG

INDUSTRI PENGOLAHAN BAWANG GORENG

PALU NARASA

Di Susun Oleh :

I GEDE LAKSANA WIBAWA

E 322 16 004

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

(2)

1.1. Latar Belakang

Permintaan akan bawang goreng cenderung stabil dan sangat potensial untuk dikembangkan mengingat produk bawang goreng mempunyai ciri khas rasa. Sebagaimana pengamatan dan survey yang dilakukan, di Kota Palu merupakan penghasil pertanian. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani. Hasil pertanian meliputi Padi, Jagung, dan Bawang Merah. Namun harga jual Bawang Merah yang fluktuatif, serta melambungnya harga pupuk dan hama yang menyerang mengakibatkan kerugian besar bagi petani. Petani juga tidak bisa mengolah hasil pertanian sehingga hasil pertanian langsung dijual kepada tengkulak sehingga harganya rendah, dan tidak cukup untuk memenuhi kesejahteraan hidup petani Sehingga kami ingin mengembangkan komoditi bawang merah Kota Palu dengan menjadikannya produk bawang goreng, dan untuk menghindari fluktuasi harga kami akan bekerja sama dengan para petani-petani bawang goreng di Kota Palu dengan kesepakatan harga yang akan disepakati. Hal ini kami lakukan untuk menghindari fluktuasi harga bawang merah dan juga untuk terjaminnya bahan baku yang kami inginkan.

1.2 Aspek Pasar

(3)

juga menyediakan pengiriman barang via luar daerah melalui kerja sama dengan pihak JNE.

Selain melakukan promosi melalui media sosial dan bekerja sama dengan pihak pengiriman barang, produk kami juga akan memasarkan kami ke pengecer seperti toko dan supermarket. Pembayaran dilakukan secara konsinyasi. Pengecer yang kami tuju adalah toko-toko sekitar yang mudah dijangkau. Promosi juga akan kami dilakukan cara menitipkan produk kepada petugas pemerintah daerah pada saat ada pameran.

1.3 Aspek Teknis

Lokasi kegiatan pembuatan bawang goreng kami, menyatu dengan lokasi penjualan (toko) kami. Hal ini untuk mengurangi biaya pengangkutan produksi bawang goreng. Tetapi, lokasi lahan tempat pembudidayaan bawang goreng yang bekerja sama dengan kami, berada jauh dengan lokasi pembuatan bawang goreng. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah, karena lahan tersebut memang difokuskan untuk pemenuhan bahan baku bawang goreng kami. Sehingga kami bisa memenuhi bahan baku kami sendiri dengan biaya yang telah ditetapkan dan diharapkan bisa berkelanjutan dalam memproduksi barang goreng.

(4)

sentrifugal yaitu gaya gerak melingkar yang berputar menjauhi pusat lingkaran dimana nilainya adalah positif. Tabung yang berisi bawang goreng yang baru diangkat dari minyak goreng diputar dengan kecepatan tinggi sehingga minyak yang ada di bawang goreng terdorong keluar.

Peralatan utama yang kami gunakan dalam usaha bawang goreng adalah penggorengan. Penggorengan yang digunakan adalah penggorengan yang berukuran kurang lebih 75 cm. Selain itu kami juga menggunakan alat sortasi, pengemasan elektrik, dan pencampur bahan.

1.4 Aspek Finansial

Secara ekonomi, usaha pengolahan bawang goreng kami

sangat menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari data yang kami

sajikan, dimana selama 1 Tahun perusahaan kami dapat

menerima keuntungan sebesar Rp 102,890,938 .

Nilai investasi yang kami gunakan dalam usaha kami adalah sebesar Rp. 444,320,000 dengan nilai penyusutan Rp. 10,360,000, biaya administrasi dan pemasaran sebesar Rp. 3.600.000, sehingga secara keseluruhan biaya tetap yang kami keluarkan sebesar Rp. 17,560,000. Sedangkan biaya tidak tetap dari perusahaan kami, yang terbagi atas pembelian bahan baku utama dan bahan baku penolong dan pembayaran gaji, adalah sebesar Rp. 528,676,800. Jadi total biaya operasional yang kami keluarkan selama 12 bulan atau setahun adalah biaya tetap ditambah biaya variabel yang berjumlah Rp. 546,236,800.

(5)

bawang goreng sebanyak 565 kg dengan 2 kali produksi dalam sebulan, dengan harga jual sebesar Rp.140.000 per Kg. Dengan demikian, perusahaan kami dapat menerima hasil penjualan dalam setahun sebesar Rp. 948,640,000. Nilai tersebut masih belum dikurangi dengan biaya operasional, dengan dikurangi biaya operasional, perusahaan mendapatkan keuntungan sebelum pajak dan bunga sebesar Rp 402,403,200. Sedangkan keuntungan sesudah pajak dan bunga yang diterima oleh perusahaan atau keuntungan bersih yang kami terima sebesar Rp 102,890,938 dengan bunga sebesar 6 persen dan pajak usaha sebesar 30 %.

(6)

No Jenis Kebutuhan Jumlah Unit Harga(Rp) Jumlah Biaya (Rp)

No Jenis Kebutuhan Jumlah Unit Harga (Rp) Jumlah Biaya(Rp)

(7)

1. Net Present Value (NPV) dan Index Profitability (IP)

Modal Awal : Rp 990,556,800

Tahun NCF DF (6%) (1+r)t Cash Inflow

1 102,890,938 0.060 1.0600 97,066,923

2 207,890,938 0.060 1.1236 185,022,195

3 312,890,938 0.060 1.1910 262,712,794

4 417,890,938 0.060 1.2624 331,028,943

5 522,890,938 0.060 1.3382 390,741,995

1,564,454,690 1,266,572,850

NPV = Total PV kas bersih – PV Investasi

= 1,266,572,850 – 990,556,800 = 276,016,050

Jadi, pada tingkat bunga (DF) 6% usaha ini layak dilanjutkan karena, nilai sekarang penerimaan bersih dari masa yang akan datang lebih besar dari pada nilai investasi sekarang, atau sebesar Rp 276,016,050 (Nilai NPV bernilai positif maka proyek layak diterima).

IP = Total PV Kas bersihInvestasi

= 1,266,572,850990,556,800

= 1.28

Dalam analisis Index Profitability (IP) menunjukan nilai 1.28 atau lebih besar dari 1 (1.28 > 1) artinya usaha ini dapat diterima.

(8)

Tahun Payback Period

Nilai Modal AwalNilai yang Mendekati Modal Awal

Nilai yang Melewati Modal AwalNilai yang Mendekati Modal Awal/12

= 1,041,563,752990,556,800623,672,814623,672,814/12 = 10.5

Berdasarkan perhitungan payback period (PP) dengan memasukkan nilai bunga sebesar 6% maka kami dapat menyimpulkan usaha dapat mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh oleh usaha kami dengan waktu pengembalian selama 3 Tahun 10 Bulan 5 hari.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Tahun NCF DF (13%) (1+r)t Cash Inflow

1 102,890,938 0.1300 1.1300 91,053,927

Kutub Nilai NPV Positif = 1,010,816,732– 990,556,800

= 20,259,932

Tahun NCF DF (14%) (1+r)t Cash Inflow

1 102,890,938 0.1400 1.1400 90,255,209

(9)

5 522,890,938 0.1400 1.9254 271,573,168

1,564,454,690 980,411,156

Kutub Nilai NPV Negatif = 980,411,156– 990,556,800

= -10,145,644

Berdasarkan nilai IRR yang kami peroleh, maka usaha kami layak untuk diterima karena, IRR > Bunga Pinjaman atau 12,69% > 6% .

4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas ini kami gunakan dalam perusahaan guna untuk melihat bagaimana keadaan perusahaan kami jika suatu saat terjadinya peningkatan harga pada biaya biaya produksi yang kami gunakan. Dalam hal ini kami menggunakan nilai kenaikan 5 persen untuk biaya produksi dengan mengansumsikan bahwa jumlah pembelian unit produksi sama dan jumlah output yang akan akmi juga hasilkan tetap sama seperti awal analisis di atas.

(10)

Toples 500 gram 1,240 Buah 850 1,054,000

Tahun NCF DF (6%) (1+r)t Cash Inflow

1 94,892,457 0.060 1.0600 89,521,186

(11)

7,998,481. Tetapi kondisi ini tidak menjadi masalah yang sangat serius untuk perusahaan yang kami jalankan karena penurunan pendapatan tersebut tidak terlalu besar dan keuntungannya masih cukup besar. Berdasarkan perhitungan NPV yang kami lakukan, menunjukan bahwa perusahaan kami masih sangat layak untuk dijalankan walaupun terjadinya kenaikan harga biaya produksi sebesar 5 persen karena nilai NPV yang dihasilkan bernilai positif atau sebesar Rp 215,661,348.

B. Jumlah Produksi Turun 5 %

Sedangkan dalam mengatasi kekurangan bahan baku, kami juga menganalisis sensitivitas jumlah bahan baku yang sewaktu-waktu akan terjadinya kekurangan stok bahan baku. Kami coba menurunkan jumlah bahan baku yang kami gunakan sebesar 5 persen dan secara tidak langsung akan menurunkan produksi kami sebesar 5 persen, dengan asumsi yang sama bahwa biaya produksi atau harga bahan baku sama seperti analisis awal dan harga jual juga tetap.

No Jenis Kebutuhan Jumlah Unit Harga (Rp) Jumlah Biaya

(12)

Total Penerimaan 901,040,000

Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) 377,207,100

Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT) 95,332,107

Modal Awal = Rp 968,152,900

Tahun NCF DF (6%) (1+r)t Cash Inflow

1 95,332,107 0.060 1.0600 89,935,950

Dari analisis sensitivitas yang kami gunakan dengan mengasumsikan turunnya jumlah produksi dan bahan baku sebesar 5 persen, ternyata mempengaruhi biaya produksi yang dikeluarkan dan juga menurunkan jumlah produksi yang kami hasilkan, sehingga keuntungan bersih perusahaan kami juga mengalami penurunan. Tetapi terjadinya penurunan pendapatan perusahaan kami idak begitu signifikan dan nilai NPV yang kami peroleh masih menunjukan nilai positif yang artinya bahwa perusahaan kami dapat bertahan dan tetap mengambil keuntungan yang cukup besar dengan kondisi seperti ini.

C. Biaya Produksi Naik 5 % dan Jumlah Produksi Turun 5 %

Kami juga menganalisis ke-dua indikaor (biaya produksi dan jumlah produksi) secara bersamaan untuk lebih melihat ketahanan perusahaan kami jika terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan diikuti dengan penurunan jumlah bahan baku dan jumlah produksi sebesar 5 %.

No Jenis Kebutuhan Jumlah Unit Harga (Rp) Biaya (Rp)Jumlah

C. Biaya Tidak Tetap

1 Bawang Merah 13,110 Kg 21,000 275,310,000 2 Minyak Sayur 13,680 Liter 10,500 143,640,000 3 Label

(13)

Toples 150 gram 1,444 Buah 4,725 6,822,900 Toples 250 gram 2,462 Buah 5,000 12,310,000 Toples 500 gram 1,178 Buah 5,400 6,361,200 5 Tenaga Kerja 7 Orang 7,056,000 80,640,000

Total Biaya Tidak Tetap 527,770,900

Total Biaya Operasional 545,330,900

Total Biaya Investasi 444,320,00

0

Biaya Operasional + Biaya Investasi 989,650,900

Total Produksi 6,436

Harga Pokok Produksi 84,731

Harga Jual per Kilogram 140,000

Total Penerimaan 901,040,00

0

Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) 355,709,100

Pendapatan Setelah Bunga dan Pajak (EAIT) 88,882,707

Modal Awal = Rp 989,650,900

Tahun NCF DF (6%) (1+r)t Cash Inflow

1 88,882,707 0.060 1.0600 83,851,610

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

keseimbangan gaya pada perhitungan reaksi dan gaya- gaya dalam struktur statis tertentu dan melatih ketrampilan. dalam perhitungan reaksi dan gaya dalam untuk

Pengrajin kerawang sesudah bekerja cenderung mengalami kelelahan mata dibanding sebelum bekerja, sedangkan dengan pendekatan adaptive regression spline menunjukkan

55 Alimentarius, bahan tambahan makanan didefinisikan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan,

B 1.SI JASA STUDI, PENELITIAN DAN BANTUAN TEKNIK 18 ALFRIZ AULIATAMA, PT 080710-000094 Kota Jakarta Selatan ADUNG KARNAEN alfriz_auliatama@yahoo.com Kual Kode Bidang / Layanan. K

Kendati demikian, kami masih mempertahankan outlook positif untuk kinerja perseroan tahun ini dan tahun depan karena ditopang oleh kinerja anak-anak usahanya yang

Kepemimpinan adalah komponen untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 2014). Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi para

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya adalah bagaimana membuat Modul / Control Unit sistim bahan bakar EFI ( Elektronic Fuel