• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEDULI HIDUP SEHAT PADA WANITA OBESITAS DAN INTENSI MEMBELI OBAT PELANGSING"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MONICA DINA ADELINA HARSANTO

NIM : 019114123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

(2)

Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dan

Intensi Membeli Obat Pelangsing

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Monica Dina Adelina Harsanto NIM : 019114123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pasti datanglah semua yang ditunggu

detik-detik berjajar pada mistar yang panjang

( barangkali tanpa salam terlebih dahulu )

Januari mengeras di tembok itu juga

Lalu desembaer

Musim pun masak sebelum menyala cakrawala

Tiba-tiba : kita tergegas pada jemputan itu

( Supardi djoko damono )

(6)

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah

bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala

lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

(Amsal 3:5-6)

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui

segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku

memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika

aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas berkat dan perlindungan, petunjuk dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas dan Intensi Membeli Obat Pelangsing”.

Penulis menyadari adanya berbagai permasalahan dan kendala yang muncul saat melaksanakan dan menyusun penelitian ini. Proses penulisan ini sejak awal sampai akhir sangat banyak melibatkan kerjasama dan dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik yang sudah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini, dan selalu memberikan arahan serta bimbingan selama penulis menjalani kuliah.

2. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dan meluangkan waktu dengan memberikan masukan dan saran, koreksi serta dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasamanya.

3. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis.

(8)

5. Bapak, Ibu, dan Vira tercinta yang telah memberi dukungan doa, moril, materi, semangat dan kasih sayang..i love you

6. My lovely Anton dan keluarga…makasi buat dukungan, cinta dan semuanya..kmu kasi warna baru dalam hidupku..loupz u

7. My best friend Mita ‘ndut’ (thanks uda jadi pendengar setiaku, Terus Berjuang…!! Kmu selalu ada dalam tiap moment), Mb Dini, Mb sinta dan Mira (Ayo keep fighting, perjalanan panjang masih menantimu di depan

gels…), Thomas ( makasi yak..kmu emang temen paling setiaku..hehe), makasih atas dukungan dan persahabatan kita selama ini. I love u all guys …

8. Teman-teman kos Rosari angk. Purba (Ianie, Heni,Yustri, Tiwuk, Devi) suatu hal yang mustahil melupakan saat-saat itu …!!

9. Teman-teman fakultas Psikologi ’01 terimakasih atas kerjasamanya selama kuliah, ngobrol-ngobrolnya n jangan pernah letih berjuang!!

10. Semua respondenku yang sudah membantu mengisi angket..terima kasih.. 11. Mas Freddy n keluarga besar, makasih buat bantuan, support, doa n

kerjasamanya selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Thanks guys…

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

(9)
(10)

ABSTRACT

The Correlation Between Live Healthy Care on Obese Woman

with The Intention of Buying Slimming Medicine

The objective of this research was to know the correlation between live healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine. There were two variables, dependent and independent variable. The dependent variable was the intention of buying slimming medicine and the independent variable was live healthy care.

The subject of the observation were 45 obese women who live in Yogyakarta Special District. The data of the study was collected by using two questionnaires of live healthy care and intention of buying slimming medicine.

The data was then analysed by Product Moment Correlation. The values obtained from the analysis were r = 0,194 and p = 0,100 (p > 0,05), meaning that there were not positive correlation between live healthy care on obese woman with the intention of buying slimming medicine.

(11)

ABSTRAK

Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas

Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi membeli obat pelangsing dan variabel bebasnya adalah peduli hidup sehat.

Subyek penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah subyek penelitian sebanyak 45 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Peduli Hidup Sehat dan Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing.

Data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan korelasi

Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,194 dan p = 0,100 (p > 0,05),). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. ix

ABSTRACT ………. x

ABSTRAK ………... xi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……… xii DAFTAR ISI ……… xiii

DAFTAR TABEL ……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 18

A. Latar Belakang ……….. 18

B. Rumusan Masalah ………. 24

B. Tujuan Penelitian ………... 24

C. Manfaat Penelitian ………. 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 26

A. Intensi Membeli Obat Pelangsing ... 26

1. Pengertian Dan Teori Intensi ... 26

2. Elemen Dalam Intensi Membeli ... 30

3. Intensi Membeli ... 32

4. Faktor-faktor Dalam Intensi Membeli ... 34

B. Peduli Hidup Sehat ……… 35

1. Pengertian Peduli Hidup Sehat ………. 35

2. Aspek-Aspek Peduli Hidup Sehat ……… 36

3. Hal-hal Yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup Sehat ………. 39

C. Obesitas ... 41

1. Pengertian Obesitas ……….. 41

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas ……… 43

3. Akibat Obesitas ……… 44

(14)

E. Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ………... 48

A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 48

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 48

C. Subyek Penelitian ... 48

D. Metode Pengumpulan Data ... 50

E. Validitas dan Reliabilitas ... 50

F. Metode Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ... 59

1. Orientasi Kancah ... 59

2. Persiapan Penelitian ... 59

3. Uji Coba Alat Ukur ... 60

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur... 60

B. Pelaksanaan Penelitian ... 63

C. Analisis Hasil Penelitian ... 63

1. Uji Asumsi Penelitian ... ... 64

2. Uji Hipotesis ... 65

D. Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP ………... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing ………….... 53 Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat …………... 55 Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba ... 62 Tabel 4 Distribusi Aitem Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji

Coba ………. 62

Tabel 5 Rangkuman Data Subyek Penelitian ……… 63 Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Skala Uji Coba ... 81

Lampiran 2 Data Uji Coba... 98

Lampiran 3 Validitas Dan Reliabilitas ………... 104

Lampiran 4 Skala Penelitian ………. 112

Lampiran 5 Data Penelitian ……….. 127

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat pelangsing kerap menjadi pilihan bagi kaum wanita yang ingin memiliki tubuh ideal. Obat pelangsing dibeli dengan pertimbangan biaya lebih murah dan lebih praktis penggunaannya. Padahal jika dikomsumsi sembarangan, efek sampingnya berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa. Obat pelangsing adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan (www.tabloidnova.com).

Penggunaan obat pelangsing yang berlebihan akan menghasilkan penyerapan vitamin dan mineral dari makanan yang kurang baik, dengan cara memperlambat waktu transit diusus. Parafin dan minyak mineral lainnya menambah hilangnya lemak yang mudah larut seperti vitamin A, D, E dan K. Obat pelangsing lain yang digunakan secara belebihan dapat mengakibatkan hilangnya mineral seperti kalium, natrium dan magnesium dalam jumlah besar (idionline/KCM, keluargasehat.com/Alamsyahtag:blogger.com, 1999).

(18)

tubuh. Lemak tidak bisa dilarutkan dengan obat, kecuali dilakukan dengan cara mengatur pola makan, beraktivitas, dan berolah raga secara rutin.

Pada dasarnya obat-obat pelangsing bisa dikonsumsi dengan pengarahan dokter dan tidak membeli bebas di pasaran. Selain itu, menggunakan obat pelangsing bukan berarti semua asupan untuk tubuh dilalaikan. Untuk lebih aman adalah dengan memikirkan motivasi untuk menurunkan berat badan, mengatur pola makan, serta pemasukan dan pengeluaran energi, juga mengontrol pikiran agar sehat, jangan sampai stres. Hal ini didukung juga dengan olah raga yang tepat yaitu olah raga dengan aktivitas ringan tetapi intensitasnya lama serta pengaturan cara makan yaitu tidak terlalu cepat. Dengan demikian pembelian obat-obatan untuk melangsingkan badan perlu dipertimbangkan atau melalui petunjuk dokter, agar efek yang ditimbulkan dapat diminimalkan.

(19)

kemungkinan subyektif seseorang untuk membentuk perilaku tertentu. Intensi dapat diartikan dengan suatu keyakinan, hasrat dan minat seseorang untuk melakukan sesuatu (Wilson, 1999).

Menurut Dharmmesta dan Handoko (1997) membeli (buying) lebih menunjukkan kegiatan yang secara langsung terlibat dalam pertukaran orang dengan barang-barang atau jasa-jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Jadi intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang disarankan.

Demi alasan kesehatan dan kecantikan, obat pelangsing juga banyak dikonsumsi wanita yang mengalami obesitas. Para wanita tersebut berupaya untuk mengatasi masalah obesitas baik dengan cara yang tradisional maupun modern, mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal, mulai dari hasil yang seketika nampak sampai yang membutuhkan kesabaran. Hampir setiap orang mengharapkan hasil yang nyata, segera, dengan cara yang mudah dan tidak menyiksa serta biaya yang ringan.

(20)

menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan pada masalah hubungan sexual dan sulitnya hamil. Obesitas juga menimbulkan rasa tidak percaya diri dan bisa menyebabkan frustasi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan tersebut, muncul suatu keinginan pada wanita yang mengalami obesitas untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,

Obesitas atau masalah kegemukan merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab kematian di Indonesia. Obesitas merupakan kondisi adanya berat badan melebihi berat badan normal dan kelebihan lemak tubuh sehingga berat badan jauh diatas normal. Menurut Hermawan (1991) seseorang dikatakan menderita obesitas apabila memiliki kelebihan berat badan sebanyak 120% dari berat badan normal.

Gejala obesitas pada saat ini merupakan problem yang semakin banyak diderita, baik oleh kaum wanita, pria maupun anak-anak. Obesitas menjadi suatu problem karena akibat negatif yang ditimbulkan baik ditinjau dari segi kesehatan, psikologis, sosial maupun ekonomi. Selain itu penderita merasa malas dan sulit bergerak, serta pakaian menjadi tidak muat lagi dipakai. Obesitas terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan adipose (adipocytes, yaitu jaringan lemak khusus yang disimpan tubuh) secara berlebihan.

(21)

menunjukkan bahwa 40% wanita obesitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit jantung, dan mengalami kematian di tahun pertama (Pikiran Rakyat, dalam Agustina, 2007). Bagi kaum wanita, obesitas menjadi momok yang menakutkan, selain untuk alasan kesehatan juga obesitas akan menimbulkan rasa tidak percaya diri seseorang. Tidak jarang wanita bereaksi secara berlebihan seperti frustasi karena penyakit yang ditimbulkan, juga karena diet yang telah dilakukan dengan ketat dan mengkonsumsi ramuan serta obat-obat penurun berat badan, ternyata bobot tubuh tidak kunjung susut.

(22)

Menyadari bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas, membuat wanita melihat kembali pada pola hidup sehat untuk meminimalisir bahaya obesitas tersebut dan peduli hidup sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No.23 / 1992 tentang kesehatan). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Kenyataannya tidak semua orang memiliki derajat kesehatan yang memadai.

Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yaitu dengan makan makanan yang benar, olah raga, memiliki pola hidup yang teratur seperti tidur dan makan yang cukup dan teratur. Peduli hidup sehat perlu memperhatikan beberapa hal, seperti seperti minum air putih secara cukup kerena tubuh manusia tidak memberi sinyal berupa rasa haus sampai tubuh benar-benar kekurangan air atau mengalami dehidrasi. Membiasakan untuk sarapan pagi setiap hari karena jika terlewatkan maka akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sarapan sehat adalah makanan ringan yang cukup gizi seperti segelas susu atau jus buah atau sarapan siap saji yang kaya gizi dan rendah lemak. Makan siang yang bergizi, karena biasanya kelebihan karbohidrat sering terjadi saat makan siang, atau kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein sebagai sumber energi. Mensiasati makan malam, karena biasanya bila tidak mempersiapkan makan malam, maka fast food

(23)

Bertitik tolak dari uraian dan fenomena di atas, penulis ingin menguji ada tidaknya hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan membeli obat pelangsing. Maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Peduli Hidup Sehat Pada Wanita Obesitas Dengan Membeli Obat Pelangsing.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Apakah pada wanita obesitas yang peduli pada hidup sehat cenderung memiliki intensi membeli obat pelangsing.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

(24)

a. Bagi Studi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi studi terutama di bidang psikologi industri organisasi dan psikologi konsumen serta memberi pengetahuan tentang masalah obesitas. b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi informasi bagi penelitian selanjutnya serta mendorong ditemukannya kajian baru yang relevan dengan penelitian

2. Manfaat praktis

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Intensi Membeli Obat Pelangsing

1. Pengertian dan Teori Intensi

Bandura (Azwar, 2000) mengatakan bahwa intensi merupakan suatu kebulatan tekat untuk melakukan aktivitas tertentu atau untuk menentukan keadaan selanjutnya dimana komponen kognitif memegang peranan penting dalam pembentukan intensi berperilaku. Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu hal yang diasumsikan dapat menangkap faktor-faktor yang memotivasi dan memiliki dampak kuat terhadap perilaku.

Kerasionalan konsumen dapat mendukung keakuratan pengukuran intensi dalam memprediksi perilaku dimasa mendatang. Kerasionalan konsumen mendukung adanya perilaku volisional yaitu perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri. Jika perilaku berada dibawah kontrol volisional maka pengukuran intensi akan mampu memprediksikan perilaku aktual secara akurat (Dharmmesta, 1998).

(26)

Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan dengan teori perilaku berencana yang merupakan pengembangan komprehensif dari teori tindakan beralasan. Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) merupakan pendekatan intensi perilaku yang memperhatikan kontrol volisional seperti kerasionalan individu. Teori ini tidak hanya menekankan pada rasionalitas perilaku namun juga target tindakan dalam kontrol kesadaran orang tersebut (Dharmmesta, 1998).

Teori tindakan beralasan menjelaskan bahwa perilaku seseorang merupakan fungsi dari intensi terhadap aturan tertentu dan faktor intervening lainnya (Ajzen dalam Siwi, 2002). Dua hal yang mempengaruhi intensi individu untuk bertindak adalah :

a. Sikap dalam tindakan dalam aturan tersebut

Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh kepercayaan dan evaluasi mengenai konsekuensi perilaku.

b. Norma subyektif

(27)

Teori tindakan beralasan menganggap bahwa intensi perilaku seperti intensi membeli dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu yang rasional. Teori ini mengasumsikan bahwa konsumen secara sadar mempertimbangkan konsekuensi dari pertimbangan alternatif dalam memilih salah satu hal yang memiliki konsekuensi yang sesuai dengan keinginan konsumen (Engel dkk, 1990).

Kenyataannya tidak semua perilaku membeli dilakukan dibawah kontrol volisional konsumen. Ada beberapa perilaku yang tidak berada didalam kontrol volisional seperti ketika pembelian produk inovatif, konsumen tidak hanya membutuhkan sumber aktual seperti waktu, informasi tentang pembelian produk, melainkan juga kepercayaan didalam mengambil keputusan (Dharmmesta, 1998).

Adanya beberapa perilaku membeli yang tidak berada dalam kontrol volisional secara penuh, membuat ketidakakuratan pengukuran intensi membeli. Hal ini dikarenakan intensi membeli yang dilatarbelakangi oleh rendahnya keterlibatan terhadap produk, sehingga membuat data intensi membeli sulit untuk memprediksi pembelian dimasa yang akan datang (Engel dkk, 1990).

(28)

pengambilan keputusan berperilaku khususnya ketika perilaku tersebut tidak berada dibawah kontrol volisional (Ajzen, 1991).

Pada dasarnya teori perilaku berencana tidak berlawanan dengan teori tidakan beralasan. Keduanya memiliki persamaan mendasar yaitu menjadikan intensi sebagai faktor sentral dalam teori pembentukan perilaku. Teori perilaku berencana bisa dikatakan sebagai teori pengembangan dari teori tindakan beralasan. Apabila konsumen memiliki kontrol volisional yang maksimal dalam menyusun perilakunya maka teori perilaku berencana akan tereduksi menjadi teori tindakan beralasan (Dharmmesta, 1998). Perbandingan antara teori tindakan beralasan dan teori perilaku berencana dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Sikap terhadap perilaku

Norma subyektif Intensi Perilaku spesifik

Kontrol keperilakuan yang dirasakan

Gambar 1. Perbandingan Antara Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku Berencana

(29)

perilaku menunjukkan tingkat evaluasi penilaian seseorang terhadap suatu perilaku tertentu. Norma subyektif merupakan faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan perilaku. Kontrol keperilakuan yang dirasakan menunjukkan tingkat kemudahan atau kesukaran individu untuk melakukan tindakan yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan halangan atau hambatan yang dipertimbangkan oleh orang tersebut.

Teori perilaku berencana menjelaskan bahwa pada dasarnya individu dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan penting guna menyusun intensi berperilakunya. Pada penjelasan mendasar, teori perilaku berencana mengeluarkan postulat bahwa intensi berperilaku merupakan fungsi dasar dari sejumlah informasi penting atau keyakinan yang relevan dengan perilaku tersebut (Ajzen, 1991).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan kesungguhan niat individu untuk melakukan perilaku tertentu dalam rangka memenuhi motif berperilakunya. Pengukuran intensi didukung oleh adanya perilaku yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri (kontrol volisional). Pendekatan intensi perilaku dilakukan dengan dua teori yaitu teori perilaku berencana dengan teori tindakan beralasan.

2. Elemen dalam Intensi Membeli

(30)

tindakan, konteks, dan waktu didefinisikan dalam sejumlah makna, namun hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami intensi berperilaku adalah prinsip kesesuaian (compatibility) pada sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati (Ajzen, 1991). Hal ini berarti bahwa pengukuran intensi berperilaku harus memperhatikan kesesuaian tiap elemen yang termuat dalam determinan sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dihayati. Selanjutnya dikatakan bahwa elemen tindakan, target, situasi, dan waktu (behavior, target, situation, time) memang memiliki makna yang spesifik tetapi dapat dimaknai dalam pemahaman yang umum melalui upaya makna kesatuan (aggregation). Dengan demikian konteks elemen dari perilaku tertentu dapat digeneralisasikan pada semua konteks elemen yang masih relevan dengan konteks spesifik.

a. Behavior : Perilaku

b. Target : Sasaran perilaku itu titujukan c. Situation : Dimana perilaku itu dimunculkan d. Time : Waktu saat perilaku itu dimunculkan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut : Mengantar ibu ke Supermarket nanti sore

Behavior : Mengantar

Target : Ibu

Situation : ke Supermarket

(31)

Berdasarkan penjabaran mengenai asumsi dasar dalam memahami intenti membeli, Siwi (2002) merumuskan aspek-aspek membeli meliputi :

a. Aspek motivasi berupa alasan atau tujuan yang melatarbelakangi pemakaian obat pelangsing.

b. Aspek kognisi berupa evaluasi terhadap resiko pemakaian obat pelangsing.

c. Aspek kontrol volisional berupa upaya aktif rasional untuk memanfaatkan sumber dan peluang seperti informasi pengetahuan produk guna mewujudkan niatnya membeli obat pelangsing.

Berdasarkan uraian di atas maka elemen-elemen dalam intensi membeli yang meliputi tindakan, target, situasi, dan waktu, penulis gunakan sebagai aspek dalam menyusun skala untuk penelitian, yaitu Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah intensi berperilaku butuh upaya yang sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena perilaku manusia merupakan fungsi dari sejumlah predisposisi dari faktor biologis dan lingkungan.

3. Intensi Membeli

(32)

Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli. Proses pengambilan keputusan membeli terdiri dari tahap pengenalan, kebutuhan atau individu menyadari adanya kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli produk. Intensi membeli merupakan tahapan yang terjadi antara evaluasi alternatif dengan pengambilan keputusan membeli (Kotler, 2000).

Menurut Assael (Soetedja dan Astuti, 2000), pencarian informasi akan dilanjutkan dengan evaluasi atribut yang ada pada tiap alternatif produk. Hasil dari evaluasi alternatif produk berupa sikap terhadap produk yang akan membentuk sikap terhadap perilaku. Sikap terhadap perilaku dipadukan dengan norma subyektif dan kontrol perilaku yang dirasakan, akan membentuk intensi membeli yang dilanjutkan dengan perilaku membeli.

Kajian ini menggunakan obyek perilaku membeli berupa produk obat pelangsing. Menurut Ekky (Nova, 2006) obat pelangsing adalah obat yang membuat orang tidak ingin makan. Ada beberapa yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Sifat dan cara kerjanya bermacam-macam seperti menekan nafsu makan, mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorbsi lemak, dan bulk fillers (pengganjal perut).

(33)

mencari informasi tentang beberapa alternatif produk yang dianggap dapat memuaskan kebutuhannya.

Berdasarkan teori yang telah disebutkan di atas dapat diasumsikan bahwa intensi membeli obat pelangsing adalah salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli berupa kecenderungan konsumen untuk membeli obat pelangsing pada suatu situasi dan waktu tertentu yang dibentuk oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan.

4. Faktor-Faktor Dalam Intensi Membeli

Intensi membeli merupakan salah satu tahapan dalam proses pengambilan keputusan membeli (Kotler, 2000). Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi intensi membeli dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor ekstsernal dan faktor internal (Sutedja dan Astuti, 2000).

a.) Faktor eksternal, terdiri dari : (1). aktivitas pemasaran, meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi (Kotler, 2000) dan (2). lingkungan, meliputi situasi ekonomi, teknologi, politik, budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, peran dan status, pengaruh perorangan, dan situasi.

b.) Faktor internal, terdiri dari : (1) proses psikologis, meliputi motivasi, persepsi, proses belajar dan pemrosesan informasi, sikap, dan kepribadian, (2) karakteristik individu, meliputi sumber daya, demografi, gaya hidup, dan pengetahuan tentang produk.

(34)

B. Peduli Hidup Sehat

1. Pengertian Peduli Hidup Sehat

Hidup sehat dan bugar sepanjang hari adalah dambaan setiap manusia, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, dan kesehatan merupakan hak asasi manusia. Hidup sehat adalah hidup dengan sehat yang meliputi beberapa hal, yaitu makan makanan bergizi, berolah raga, serta memiliki pola hidup yang teratur (UU tentang kesehatan, 1992).

Seto (2006) memberikan resep untuk hidup sehat agar hidup manusia menjadi sehat dan nyaman. Kiat-kiat hidup sehat tersebut adalah :

a. Rajin mencuci tangan

Urusan yang satu ini memang sepertinya tidak penting, tetapi ternyata berkat rajin mencuci tangan, kuman-kuman yang bersarang di tangan dan kuku akan mati seketika.

b. Gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur c. Makan makanan bergizi

d. Minum susu

e. Sering minum air putih

f. Perhatikan kebersihan lingkungan

Bisa dimulai dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, agar kebersihan tetap terjaga, dan menghindari resiko bencana banjir dan lainnya. g. Makan teratur

(35)

i. Jangan jajan sembarangan

Dengan memakan makanan yang terjaga kebersihan dan gizinya, selain lebih sehat, juga membuat hidup lebih hemat.

j. Rajin makan sayur dan buah

Serat yang terkandung dalam sayur dan buah membuat tubuh makin sehat karena kebutuhan akan serat, vitamin, dan mineral terpenuhi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hidup sehat adalah hidup dengan pola makan yang teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang terhadap hidup sehat yang meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta rajin berolah raga.

2. Aspek-aspek Peduli Hidup Sehat

Hartoko (2006) menyebutkan beberapa determinan perilaku sehat berdasarkan uraian tentang perilaku makan sehat menurut Bennet & Murphy serta psikologi kesehatan dari Sarafino, menjadi beberapa aspek perilaku hidup sehat, yaitu :

a. Membatasi makanan berlemak

(36)

nutrisi lainnya. Lemak harus dihindari karena pada dasarnya makanan yang berlemak rasanya lebih enak, mudah dikunyah, namun kurang mengenyangkan. Terdapat dua golongan makanan berlemak seperti daging, telur, bakso, sate, dan golongan junkfood seperti hamburger, pizza, hotdog dan sebagainya. Menurut pesan dasar gizi seimbang dari Depkes RI tahun 1996/1997 (Hartoko, 2006) konsumsi lemak maksimum 20% dari total energi. Perhitungan prosentase menyulitkan orang awam untuk mengetahui seberapa sehat konsumsi lemaknya. Wardle dkk (Hartoko, 2006) memberi saran yang lebih mudah yaitu kurang dari sekali makan tiap hari.

b. Mengurangi konsumsi garam

Asupan sodium (yang terdapat didalam garam) berlebihan berperan didalam timbulnya gejala hipertensi. Berbagai kajian memperlihatkan bahwa asupan sodium dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan reaktivitasnya didalam setiap menekan. Asupan antara 1100 hingga 3000 mg sodium perhari dipandang aman dan mencukupi (satu sendok teh garam berisi 2000 mg sodium). Namun sebagian besar orang mengkonsumsi garam lebih dari 7000 mg perhari yang berasal dari proses memasak, penambahan garam pada makanan yang siap disantap, serta berasal dari makanan kecil yang berasa asin.

c. Mengurangi konsumsi gula

(37)

gula dalam darah sekaligus jumlah plasma insulin. Keadaan ini akan mempercepat keausan organ pembuat insulin serta merangsang resistensi terhadap insulin. Mengkonsumsi gula dianjurkan tidak melebihi tiga sampai empat sendok makan tiap hari.

d. Mengkonsumsi sayur dan buah

Makanan berserat seperti sayuran dan buah disarankan untuk dikonsumsi tiap hari. Devine dan Pimentel (Hartoko, 2006) menganjurkan konsumsi makanan berserat (sayur dan buah) minimal empat porsi sehari. Sayur dan buah banyak mengandung serat yang berguna bagi tubuh. Serat dapat menghambat laju pencernakan makanan, meningkatkan ekskresi lemak dan nitrogen melalui tinja atau feses. Makanan berserat mampu menarik cairan dalam jumlah besar, sehingga mempermudah pengeluaran kotoran.

e. Perilaku berolah raga

(38)

disarankan sekurang-kurangnya menguras energi perminggu hingga 2000 kilokalori perminggu.

Grace (Obesity news, 2006) menyebutkan agar diperoleh kesehatan tubuh diperlukan olah raga yang teratur, sebaiknya empat sampai lima kali dalam seminggu, hindari makanan berlemak tinggi, hindari makanan kalengan yang tinggi kandungan garamnya, hindari makanan dengan kandungan gula murni, tetap makan dengan pola menu seimbang, serta tidak mengubah waktu atau jam makan. Sementara itu Seto (2006) menambahkan adanya penjagaan kebersihan terhadap diri dan lingkungan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek peduli hidup sehat meliputi pola makan yang seimbang dan teratur, mengurangi konsumsi lemak, garam, dan gula yang berlebih, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta rajin berolah raga. Kesimpulan dari aspek-aspek inilah yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penyusunan skala penelitian, yaitu Skala Peduli Hidup Sehat mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006).

3. Hal-hal yang Menyebabkan Orang Peduli Hidup Sehat

(39)

Kehidupan modern menuntut seseorang untuk bergerak cepat dalam upaya memenuhi berbagai tuntutan kehidupan. Sehingga mengakibatkan kelelahan, kurang istirahat, dan faktor-faktor lain yang menyebabkan banyak orang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Purnomo (Ayudea, 2007) mengatakan, kesehatan dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Ada yang bisa disikapi atau disiasati, tapi ada juga yang harus diterima apa adanya. Biasanya selagi sehat banyak orang tidak membatasi asupan makanan yang masuk. Makan berlebihan dan tidak terkontrol, adalah salah satu pemicu penyakit.

Selanjutnya dikatakan bahwa hidup sehat bisa dimulai dengan mengurangi beberapa bahan makanan yang dapat mengganggu kesehatan, yaitu makanan-makanan yang mengandung gula, asam urat dan lemak. Jeroan, alkohol, sarden, burung dara, unggas, kaldu, emping, dan tape yang banyak mengandung asam urat. Sedang makanan-makanan seperti telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, susu dan santan lebih banyak mengandung lemak. Peduli hidup sehat dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi baik dan seimbang, terutama yang kaya antioksidan, seperti tomat, kacang-kacangan, wortel, pepaya, jeruk, kurma, apel, brokoli, kobis. Selain itu ditambahkan pula untuk menghindari rokok dan alkohol. Berolahraga secara teratur dan terukur, serta memeriksakan kesehatan secara menyeluruh setahun sekali.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan

bahwa alasan dan pentingnya peduli hidup sehat adalah agar orang terhindar dari

(40)

C. Obesitas

1. Pengertian Obesitas

Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya penumpukan lemak yang melebihi batas normal. Curtis (2000) menyatakan bahwa obesitas merupakan suatu kondisi yang dapat digambarkan melalui rentang dari rasio berat dibagi tinggi badan, menggunakan rata-rata populasi dan dapat mengukur prosentase lemak tubuh. Stunkard (Sariantoho, 2005) menyebutkan bahwa obesitas dikategorikan menjadi obesitas ringan (20%-40% kelebihan berat badan), obesitas moderat (41%-100% kelebihan berat badan), obesitas berat (100% atau lebih kelebihan berat badan). Obesitas juga sering dikaitkan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), dihitung dengan menggunakan rumus : berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2). Hasilnya dikelompokkan menjadi : berat normal (20-24,9), obesitas tingkat I (25-29,9), obesitas tingkat II (30-39,9), dan obesitas tingkat III (>40).

(41)

ketebalan lemak tubuh yang terdapat di sekeliling tubuh (paha, perut, lengan, pinggul) dan kemudian dibandingkan dengan tabel yang distandardisasi.

Menurut Courtney (1997), obesitas berhubungan dengan kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Obesitas juga berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh, obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan lebih dari 120% berat badan ideal (BBI). Ada tiga derajat obesitas :

1. Ringan : 120% - 140% BBI 2. Sedang : 140% - 200% BBI 3. Berat : lebih dari 200% BBI

Obesitas merupakan keadaan menumpuknya lemak pada jaringan tubuh yang berlebihan. Bray dkk. mengatakan bahwa seorang pria dapat dianggap obesitas apabila jumlah lemaknya melebihi 25% dari berat badan total dan 30% bagi wanita. Suatu kriteria praktis dan paling sering digunakan adalah apabila berat badan telah melebihi 120% berat badan ideal. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan (overweight) apabila bobotnya melebihi 10-20% dari berat badan normal, sedangkan seseorang dikatakan obesitas bila bobotnya lebih dari 20% (Baraas, 1993).

(42)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas

Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Mu’tadin, 2002). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

a. Genetik

Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah keluarga. Banyak dijumpai orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak yang gemuk pula. Hal ini dimungkinkan sejumlah besar unsur sel lemak pada ibu hamil yang mengalami obesitas secara otomatis akan diturunkan pada bayi selama dalam kandungan.

b. Kerusakan pada salah satu bagian otak

System pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus yang merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (pusat makan), dan hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pusat kenyang). Bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.

c. Pola makan berlebihan

(43)

atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan saat merasa ingin makan, bukan makan saat lapar.

d. Kekurangan aktivitas fisik

Obesitas dapat juga terjadi bukan karena makan berlebihan tetapi karena aktivitas fisisk yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi.

e. Emosional

Obesitas dapat bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang yang mengalami obesitas seringkali cenderung makan lebih banyak apabila merasa tegang atau cemas. Gangguan emosi akibat tekanan psikologis yang dirasakan tidak menguntungkan dapat mengubah kepribadian seseorang sehingga menjadikan makanan sebagai tempat pelarian.

f. Lingkungan

Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung menjadi gemuk.

3. Akibat Obesitas

Obesitas bisa mengancam kesehatan fisik dan perkembangan pribadi individu. Secara medis penderita obesitas mempunyai resiko untuk menderita hipertensi, hiperkolesterol, penyskit kantung empedu, diabetes (Bray dalam Priyani, 1998).

(44)

osteoarthritis atau nyeri dan bengkak pada persendian, nyeri punggung, pinggang, batu empedu, asam urat tinggi, serta gangguan berhentinya nafas saat tidur.

D. Hubungan Antara Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat

Pelangsing

Obesitas atau kegemukan merupakan masalah yang cukup merisaukan terutama di kalangan wanita. Kegemukan menjadi masalah yang cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna yang seringkali diartikan dengan memiliki tubuh ramping/langsing. Wanita cantik identik dengan langsing (Sinar Harapan, 2005).

Alasan lain yang menyebabkan orang ingin menurunkan berat badan adalah kebugaran atau kesehatan. Keindahan, kecantikan, dan menawan, merupakan penampilan dari semua yang tercermin dari kesehatan. Oleh karena itu apabila terjadi obesitas (kegemukan), seseorang tak dapat disebut sebagai sehat (Daldiyono dalam Republika, 2004).

(45)

Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa obesitas itu justru menimbulkan banyak penyakit (Wibudi dalam Republika, 2004). Oleh karena itu banyak penderita obesitas, terutama kaum wanita, yang peduli terhadap kesehatan disamping juga karena alasan kecantikan, berusaha sekuat tenaga untuk dapat menurunkan berat badannya yang berlebih tersebut agar menjadi langsing. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan, dan pada umumnya yang ditempuh adalah cara instant, diantaranya adalah dengan minum obat pelangsing.

Konsumen mengkonsumsi alternatif produk sesuai dengan jenis kebutuhan dan keinginan masing-masing. Dengan kata lain konsumen membeli produk guna memuaskan kebutuhannya (Bearden & Ingran, 2001). Lury (1998) mengemukakan bahwa dalam budaya konsumen menjelaskan bahwa perilaku konsumsi konsumen memiliki tujuan guna memenuhi keinginan sesuai dengan jenis kebutuhannya, yaitu : a). kebutuhan fisiologis seperti makan dan minum, 2). Kebutuhan material seperti pakaian dan perumahan, 3). kebutuhan yang berkaitan dengan pengekspresian diri seperti gaya hidup, kesehatan, fesyen, dan kecantikan.

Penatalaksanaan berat badan merupakan upaya yang harus dijalankan bersamaan dan terus-menerus bagi wanita obesitas yang peduli hidup sehat. Penerapan penatalaksanaan berat badan harus secara terpadu (holistik) dengan empat konsep pendekatan, yaitu : perencanaan makan, aktivitas fisik/olahraga, perubahan perilaku, dan pengobatan (Kompas Cyber Media, 2006).

(46)

yang benar, melakukan aktivitas fisik/olah raga, perubahan tingkah laku yaitu penanaman motivasi dan disiplin diri dalam usaha penurunan berat badan, serta pengobatan yang memungkinkan penurunan berat badan yang lebih efektif.

Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menjaga berat badan terutama bagi penderita obesitas perlu dilakukan agar diperoleh kehidupan yang sehat. Orang yang mengalami obesitas rentan terhadap berbagai macam penyakit, oleh karena itu diperlukan berbagai cara untuk menurunkan berat badan agar diperoleh berat badan ideal dan badan menjadi sehat. Salah satu cara penurunan berat badan adalah melalui pengobatan, diantaranya adalah dengan mengkonsumsi obat pelangsing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada kaitan antara peduli hidup sehat pada penderita obesitas dengan konsumsi obat pelangsing.

E. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki hubungan searah antara dua variabel atau lebih (Usman & Akbar, 1995). Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel peduli hidup sehat dengan variabel intensi membeli obat pelangsing.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat : Intensi membeli obat pelangsing 2. Variabel bebas : Peduli hidup sehat

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Intensi Membeli Obat Pelangsing

(48)

- Tindakan - target

- situasi - waktu.

Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Demikian sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subyek penelitian maka semakin rendah pula intensinya untuk membeli obat pelangsing.

2. Peduli Hidup Sehat

Peduli hidup sehat adalah kepedulian seseorang terhadap hidup sehat yang meliputi pola makan teratur dan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin berolah raga, serta menghindari masalah psikologis. Peduli hidup sehat diungkap melalui Skala Peduli Hidup Sehat yang mengacu dari skala yang digunakan oleh Hartoko(2006), meliputi aspek :

- membatasi makanan berlemak - mengurangi konsumsi garam - mengurangi konsumsi gula

- memperbanyak konsumsi sayur dan buah - rajin berolah raga.

(49)

D. Subyek Penelitian

Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah para wanita yang mengalami obesitas, dan tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingkat obesitas diketahui melalui identitas subyek yaitu tinggi badan dan berat badan yang disertakan dalam lembar alat ukur.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental purposive sampling, yaitu kombinasi dari incidental sampling/sampling kebetulan dan

purposive sampling. Dalam teknik pengambilan sampel ini yang dijadikan anggota sampel adalah orang-orang yang kebetulan dijumpai di tempat tersebut yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang berhubungan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2000).

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala adalah alat pengungkap informasi psikologis. Skala tidak hanya terdiri dari stimulus dan satu pertanyaan saja, melainkan selalu berisi banyak aitem (Azwar, 2003). Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan Skala Peduli Hidup Sehat.

1. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing

(50)

Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat aspek, yaitu tindakan (perilaku), target (sasaran perilaku itu ditujukan), situasi (dimana perilaku itu dimunculkan), dan waktu (saat perilaku itu dimunculkan). Aspek situasi yang menunjukkan tempat membeli obat pelangsing tidak dibuat pernyataan tersendiri dalam satu aspek, melainkan telah disebutkan dalam setiap aitem pernyataan pada tiap-tiap aspek. Hal ini untuk menghindari pernyataan yang tumpang tindih antara aitem pada aspek satu dengan lainnya. Jenis-jenis obat pelangsing yang dipakai sebagai aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing terdiri dari empat macam, dan pada tiap jenis obat pelangsing tersebut meliputi empat aspek intensi membeli, yaitu :

a). Penekan nafsu makan (anorexan).

Merupakan jenis obat pelangsing yang berfungsi merangsang susunan saraf pusat (sentral). Cara kerjanya adalah dengan menekan pusat lapar di otak dan mengaktifkan pusat kenyang. Akibatnya orang tidak nafsu makan. Obat golongan ini yang beredar di pasaran biasanya golongan obat amphetamine, dekstroamphetamine, metaamphetamine, detilpropion, mazindol, benzfetamin.

Penggunaan yang salah pada obat ini dapat menyebabkan tremor, komplikasi, jantung berdebar, tak bisa tidur, gelisah, mulut kering, sembelit, hingga alergi. Orang hipertensi yang mengkonsumsi obat ini dapat menaikkan tekanan darahnya, pembuluh darahnya pecah, dan berakibat kematian.

(51)

membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 9. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing jenis anoreksan) terdapat pada aitem nomor 1,5, dan 9.

b). Mempercepat rasa kenyang.

Sibutramin hidroklorida termasuk golongan ini. Cara kerjanya juga mempengaruhi otak, yaitu memperbanyak produksi serotonin sehingga orang merasa cepat kenyang. Pemakaian obat ini harus sepengetahuan dokter, karena efek sampingnya berbahaya. Obat ini bekerja di ujung serabut saraf, menghasilkan efek tekanan darah naik, gelisah, sulit buang air, dan sakit kepala.

Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 2. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 6. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 10. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing mempercepat rasa kenyang) terdapat pada aitem nomor 2,6, dan 10.

c). Meningkatkan absorbsi lemak.

(52)

Orang yang mengkonsumsi orlistat secara berlebih dapat terkena diare, kembung, dan memiliki feses yang berminyak. Minyak ini bukanlah lemak tubuh, melainkan lemak makanan yang baru saja dimakan, sehingga vitamin penting dalam tubuh ikut terbuang. Berdasarkan publikasi dari WHO, obat jenis orlistat dapat menyebabkan kanker payudara.

Aspek tindakan (perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 3. Aspek target (sasaran perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 7. Aspek waktu (saat perilaku membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 11. Aspek situasi (dimana/tempat membeli obat pelangsing meningkatkan absorbsi lemak) terdapat pada aitem nomor 3,7, dan 11.

d). Bersifat bulk fillers (pengganjal perut)

(53)

Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing ini menggunakan model Likert,

yang terdiri dari 12 pernyataan dengan empat alternatif jawaban. Skor yang diberikan bergerak dari 1 sampai 4. Nilai total dari seluruh butir diperoleh dengan menggunakan the summated rating, yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor butir. Distribusi aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing

Jenis Nomor Pernyataan Jumlah

Penekan nafsu makan 1, 5, 9 3

Mempercepat rasa kenyang 2, 6, 10 3

Meningkatkan absorsi lemak 3, 7, 11 3

Pengganjal perut 4, 8, 12 3

Jumlah 12 12

2. Skala Peduli Hidup Sehat

Skala Peduli Hidup Sehat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kepedulian subyek penelitian terhadap kesehatannya. Skala Peduli Hidup Sehat mengacu pada skala yang digunakan oleh Hartoko (2006), terdiri dari 29 aitem pernyataan, yaitu :

a. Membatasi makanan berlemak

Subyek diminta untuk menyatakan seberapa sering mengonsumsi jenis makanan berlemak. Terdapat beberapa jenis makanan berlemak dan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1). Lauk pauk, terdiri dari lima aitem pernyataan 2). Junk food, terdiri dari tiga aitem pernyataan

(54)

b. Mengurangi konsumsi garam

Asupan garam diukur dalam dua kelompok pertanyaan, yaitu :

1). Seberapa sering subyek menambahkan garam kedalam makanan yang siap disantap.

2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil yang berasa asin. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga aitem pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari tujuh pilihan jawaban dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1}.

c. Mengurangi konsumsi gula

Asupan gula diukur dalam tiga kelompok pertanyaan, yaitu : 1). Seberapa sering subyek mengonsumsi minuman manis.

Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari kurang dari segelas perhari (diberi skor 7) hingga lebih dari lima gelas sehari (diberi skor 1).

2). Seberapa sering subyek menyantap makanan kecil berasa manis.

Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1). 3). Seberapa sering subyek menyantap kue kering berasa manis.

Terdiri dari dua aitem pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari tujuh pilihan dari tidak pernah (diberi skor 7) hingga selalu (diberi skor 1).

(55)

Subyek penelitian diminta untuk menyatakan seberapa sering subyek mengonsumsi sayur dan buah (terdiri dari dua pertanyaan). Alternatif jawaban terdiri dari tujuh pilihan jawaban yaitu : tidak pernah (skor 1), kurang dari satu kali seminggu (skor 2), seminggu sekali (skor 3), tiga kali seminggu (skor 4), sekali sehari (skor 5), dua sampai tiga kali sehari (skor 6), lebih dari tiga kali sehari (skor 7).

e. Perilaku berolah raga

Terdiri dari tiga macam perilaku yaitu aktivitas olah raga berat, aktivitas olah raga sedang, dan aktivitas olah raga ringan. Ketiga aitem diukur dengan menanyakan kepada subyek seberapa sering dalam jangka waktu satu minggu melakukan aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Alternatif jawabab terdiri dari tujuh pilihan yaitu : tidak pernah (skor 1), sebulan sekali (skor 2), dua sampai tiga kali sebulan (skor 3), sekali seminggu (skor 4), dua sampai tiga kali seminggu (skor 5), setiap hari (skor 6), lebih dari sekali sehari (skor 7).

Distribusi aitem Skala Peduli Hidup Sehat dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat

Aspek Nomor Pernyataan Jumlah

Mengurangi konsumsi lemak 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12 12

Mengurangi konsumsi garam 13,14,15,16,17,18 6

Mengurangi konsumsi gula 19,20,21,22,23,24 6

Mengkonsumsi sayur dan buah 25,26 2

Olah raga 27,28,29 3

(56)

F. Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur. Azwar (2005) mengemukakan bahwa pengukuran atau pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui kecermatan dan ketepatan alat ukur sesuai atau tidak dengan tujuan penelitian. Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan tugasnya. Selanjutnya dikatakan bahwa suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukanya pengukuran tersebut, sedangkan Hadi (1995) menyatakan bahwa validitas atau kesahihan adalah seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkap dengan jitu gejala-gejala yang hendak diukur dan seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan pembacaan yang telitidan dapat menunjukkan dengan sebenarnya gejala atau bagian gejala yang diukur .

(57)

Seleksi aitem dilakukan untuk menguji apakah tiap butir aitem benar-benar telah mengungkapkan faktor-faktor yang ingin diselidiki. Fungsi dari seleksi aitem adalah untuk mendapatkan aitem yang valid, sehingga aitem-aitem tersebut layak digunakan untuk penelitian. Seleksi aitem-aitem dilakukan dengan cara mnghitung korelasi antara distribusi skor setiap aitem dengan skor skala. Pengkorelasian antara skor aitem dengan skor skala akan menghasilkan korelasi aitem total atau indeks daya beda aitem. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala, berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan, yang berarti semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2005).

(58)

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi/prasyarat Analisis Data

Uji ini dilakukan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson

a. Uji Normalitas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. b. Uji Linieritas : uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan

antara kedua variabel bersifat linier atau tidak. 2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik analisis stastistik. Alasan penggunaan analisis statistik adalah bahwa statistik bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif, dan statistik bersifat universal dalam arti dapat digunakan hampir pada semua penelitian (Hadi, 2004). Teknik statistik yang dipakai untuk menguji hubungan antara intensi membeli obat pelangsing dengan peduli hidup sehat pada wanita obesitas adalah Product Moment dari Pearson, karena dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan satu variabel tergantung, serta keduanya berjenis data interval. Apabila salah satu persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka analisis korelasi yang dipakai adalah

Order Rank Spearman, karena analisis ini sering dipakai sebagai pengganti

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah

Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara peduli hidup sehat pada wanita obesitas dengan intensi membeli obat pelangsing. Peneliti memilih subyek penelitian yaitu para wanita obesitas karena para wanita ini biasanya memiliki keinginan yang kuat untuk dapat menurunkan berat badannya serta adanya rasa takut akan berbagai penyakit yang akan dialami dikarenakan kondisi badannya, sehingga kepeduliannya terhadap hidup sehat menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Wanita obesitas yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah yang kebetulan peneliti temui, baik itu teman, teman kuliah, tetangga, saudara, maupun para wanita obesitas yang tidak peneliti kenal namun bersedia menjadi subyek penelitian.

2. Persiapan Penelitian

a. Alat Ukur

(60)

Intensi Membeli Obat Pelangsing adalah skala yang penulis susun berdasarkan empat aspek, yaitu : target, tindakan, konteks, dan waktu. Skala ini terdiri dari 12 item pernyataan dan disajikan dalam empat alternatif jawaban.

b. Ijin Penelitian

Uji coba alat ukur dan pelaksanaan penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Permohonan surat ijin penelitian dilakukan sebelum peneliti melakukan uji coba alat ukur. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyerahkan surat keterangan penelitian dari pihak fakultas dan kartu mahasiswa yang ditujukan kepada subyek penelitian terutama yang belum peneliti kenal.

3. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam menyeleksi aitem-aitem, mana yang memiliki daya beda dan mana yang tidak memiliki daya beda. Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing dan Skala Peduli Hidup Sehat tersebut diujicobakan pada 28 wanita yang mengalami obesitas. Pelaksanaan uji coba alat ukur ini dilaksanakan pada 27 Desenber 2007 sampai 9 Januari 2008.

4. Hasil Uji Coba Alat Ukur

a. Estimasi Validitas

(61)

bersangkutan (Azwar, 1992). Validitas isi menandakan bahwa isi alat ukur relevan dan tidak menyimpang dari batasan tujuan ukur.

Validitas isi diperoleh melalui professional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing selama proses pembimbingan skripsi. Terdapat beberapa aitem dari kedua skala yang direvisi dengan mempertimbangkan cakupan isi skala dengan apa yang hendak diukur dalam penelitian.

b. Analisis Aitem

Analisis aitem disini bertujuan untuk dapat memilih aitem-aitem yang memiliki daya beda yaitu dengan nilai r minimal 0,3 (0,3 r), sehingga dapat dipakai dalam pengambilan data penelitian. Aitem yang tidak lolos seleksi atau tidak memiliki daya beda tidak akan dimasukkan dalam skala untuk penelitian karena telah dinyatakan gugur.

Aitem-aitem tersebut dianalisis atau diolah dengan program SPSS 12.0 for windows. Setelah itu aitem-aitem dipilih berdasarkan hasil analisis reliabilitas aitem, dengan batas minimal r yaitu 0,3, dimana aitem yang kurang dari 0,3 berarti tidak memiliki daya beda, akan gugur.

(62)

Tabel 3

Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat Setelah Uji Coba

Aspek Nomor Pernyataan Gugur Valid

Mengurangi konsumsi lemak 1,2*,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12* 2 10

Mengurangi konsumsi garam 13,14,15,16*,17,18 1 5

Mengurangi konsumsi gula 19*,20,21,22,23,24 1 5

Mengkonsumsi sayur dan buah 25,26 - 2

Olah raga 27*,28,29 1 2

Jumlah 29 5 24

Keterangan : Tanda * menunjukkan nomor aitem yang gugur

Seleksi aitem juga dilakukan pada Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing. Setelah dilakukan analisis terhadap 12 aitem pernyataan ternyata semuanya valid. Validitas aitem bekisar antara 0,546 – 0,874. Distribusi aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing Setelah Uji Coba

Jenis Nomor Pernyataan Gugur Valid

Penekan nafsu makan 1, 5, 9 - 3

Mempercepat rasa kenyang 2, 6, 10 - 3

Meningkatkan absorsi lemak 3, 7, 11 - 3

Pengganjal perut 4, 8, 12 - 3

Jumlah 12 - 12

c. Estimasi Reliabilitas

Prosedur skala ini adalah dengan menyajikan skala kepada subyek hanya satu kali (single-trial administration). Oleh karena itu, pengujian reliabilitas skala tersebut menggunakan koefisien reliabilitas alpha, yang dihitung dengan program

SPSS 12.0 for windows.

(63)

Sehat sebesar 0,918. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai nilai r minimal 0,900 (Azwar, 2005). Hal ini berarti, koefisien tersebut termasuk sangat baik dan dianggap sangat memuaskan, dimana nilai r yang sempurna adalah 1,00. Koefisien ini menandakan kekonsistenan yang tinggi sehingga alat ukur tersebut dipercaya mampu mengungkap keadaan subyek penelitian yang sesungguhnya melalui skala tersebut.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Januari sampai 3 Februari 2007, skala dibagikan kepada 50 wanita yang menderita obesitas. Jumlah seluruh subyek yang mengisi skala penelitian adalah 50 orang, namun yang dijadikan subyek penelitian hanya 45 subyek. Hal ini disebabkan karena lima skala yang dikembalikan tidak dapat dianalisis. Salah satu skala tidak diisi atau terdapat beberapa aitem yang tidak dijawab. Rangkuman Data Subyek Penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5

Rangkuman Data Subyek Penelitian

No Obesitas Jumlah Subyek Prosentase

1. Ringan 20 44,5 %

2. Sedang 24 53,3 %

3. Berat 1 2,2 %

Jumlah 45 100%

C. Analisis Hasil Penelitian

(64)

membagi total skor tiap aitem dengan aitem valid/jumlah aitem pada tiap-tiap aspek.

1. Uji Asumsi Penelitian

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 12.0 for windows. Sebelum dilakukan uji korelasi product moment, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran dan uji linieritas hubungan.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Tes Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menguji skor nilai dari masing-masing skala. Distribusi sebaran subyek untuk Skala Peduli Hidup Sehat adalah normal, dengan hasil uji normalitas untuk

test Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,501 dengan taraf signifikansi 0,963 (p > 0,05). Sedangkan untuk Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing juga mempunyai distribusi sebaran normal, dengan hasil uji normalitas untuk test Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,488 dengan taraf signifikansi 0,971 (p > 0,05).

b. Uji Linieritas

(65)

nilai Fhitung pada lajur linearity lebih besar dari Ftabel (p < 0,05). Hasil uji linieritas hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing diperoleh nilai F sebesar 0,062 dengan p = 0.090 atau (p > 0.05), artinya hubungan antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing dinyatakan tidak linear.

2. Uji Hipotesis

Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan tidak adanya korelasi positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,194 dan signifikansi = 0,100 (p > 0,05). Dengan demikian maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara peduli hidup sehat dengan intensi membeli obat pelangsing ditolak. Semakin tinggi kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin tinggi pula intensinya untuk membeli obat pelangsing. Sebaliknya semakin rendah kepedulian wanita obesitas pada hidup sehat tidak selalu diikuti dengan semakin rendah intensinya untuk membeli obat pelangsing.

(66)

pelangsing dengan peduli hidup sehat. Hasil analisis antar aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5

Hasil Uji Korelasi Peduli Hidup Sehat Dengan Intensi Membeli Obat Pelangsing

X Rxy

Y y1 y2 y3 y4

x Peduli Hidup Sehat (0,100)0,194 (0,051)0,247 (0,082)0,211 (0,372)0,050 (0,143)0,163

x1 Mengurangi lemak 0,248

x2 Mengurangi garam (0,332)0,066 (0,232)0,112 (0,309)0,076 (0,495)0,002 (0,407)0,136 x3 Mengurangi gula (0,009)*0,352 (0,005)*0,376 (0,026)*0,292 (0,053)0,244 (0,014)*0,327 x4 Mengkonsumsi sayur & buah 0,063

(0,340)

x5 Olah raga (0,405)-0,037 (0,292)0,084 (0,420)-0,031 (0,246)-0,105 (0,283)-0,088

y Intensi Membeli

y1 Anorexan

y2 Mempercepat rasa kenyang y3 Meningkatkan absorbsi lemak y4 Bulk fillers

Keterangan : angka dalam kurung ( ) yang bertanda * menunjukkan korelasi yang signifikan

Hasil uji korelasi Product Moment menunjukkan adanya korelasi antara mengurangi konsumsi lemak dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,248 dan signifikansi = 0,050 (p = 0,05). Hasil yang sama ditunjukkan oleh adanya korelasi yang signifikan antara mengurangi konsumsi gula dengan intensi membeli obat pelangsing yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,352 dan signifikansi = 0,009 (p < 0,01).

Gambar

Gambar 1. Perbandingan Antara Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku
Tabel 1Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
Tabel 2Distribusi Aitem Skala Peduli Hidup Sehat
Tabel 4Distribusi Aitem Skala Intensi Membeli Obat Pelangsing
+3

Referensi

Dokumen terkait

“Hubungan Antara Etnosentrisme Dengan Intensi Membeli Minuman Ringan Bersoda ( Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang )”.. Sholawat serta salam tetap

Hasil analisis data diperoleh r = 0,478 dan (p) = 0,000, yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara gaya hidup hedonis dengan intensi membeli pakaian fashion

dengan pengambilan keputusan dalam membeli produk make up pada wanita.

Kelompok ekstrak dimana pasien akan ditempi dengan obat pelangsing 'Pr' dalam bentuk ekstrak yang mengandung 400 mg campuran ekstrak daun Jati Belanda, Kemuning, dan

Basis data fuzzy model Tahani merupakan salah satu metode yang dapat digunakan pada proses pengambilan keputusan, khususnya dalam memberikan rekomendasi pemilihan

Intensi membeli ulang suatu jasa akan muncul ketika pelanggan merasa bahwa pengalaman terhadap suatu jasa yang diterima bisa memberikan kepuasan terhadap diri

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa personal selling berpengaruh secara positif signifikan terhadap intensi membeli produk kecantikan

Jika anda menemukan salah satu gejala-gejala seperti di atas baik pria maupun wanita segera obati penyakit sipilis anda dengan Obat penyakit Sipilis de nature yang sudah terbukti