• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter - Akrom Fil Khafid BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Karakter - Akrom Fil Khafid BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A. Landasan Teori

1. Pendidikan Karakter

Menurut Kemendiknas (2011: 21) secara praktis pendidikan karakter

adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah

yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemakmuran, dan

tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan

Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun

kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Sementara pendidikan

karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter

bangsa pada diri siswa, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter

sebagai karakter dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara

yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

Menurut Wibowo (2012: 36) pendidikan karakter adalah pendidikan

yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada

anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan

mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai

anggota masyarakat dan warga negara. Dengan demikian, pendidikan

karakter juga bisa dimaknai suatu perilaku warga sekolah yang dalam

(2)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu

sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi

komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa

(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga

menjadi manusia insan kamil.

2. Sikap Bersahabat

a. Definisi Sikap Bersahabat

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 585&997)

bersahabat adalah berteman/berkawan yang menyenangkan dalam

pergaulan. Menurut Wibowo (2012: 102) menyatakan bahwa sikap

bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

b. Indikator Sikap Bersahabat

Indikator keberhasilan sekolah dalam pendidikan karakter untuk

sikap bersahabat menurut Wibowo (2012: 102) antar lain:

a. Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga

sekolah.

b. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa santun.

c. Saling menghargai dan menjaga kehormatan.

d. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.

e. Tidak menjaga jarak atau tidak membeda-bedakan dalam

(3)

3. Prestasi Belajar

a. Prestasi Belajar

Indikator dalam melihat keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas tentunya bisa diukur dari prestasi belajar

siswa. Prestasi belajar lebih menekankan pada aspek kognitif siswa

dalam mengikuti setiap materi pelajar yang diberikan.

Menurut Hamdani (2010: 138-139) prestasi belajar merupakan

tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak,

dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar sesuai sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam

bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses

belajar mengajar. Menurut Arifin (2011:12) prestasi belajar pada

umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi belajar

sebagai indikator kualitas dan kuantitas yang telah dikuasi siswa.

Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Selain itu prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai

umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang yang

telah melaksanakan usaha-usaha belajar. Usaha-usaha tersebut berupa

(4)

dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam nilai setelah

mengalami proses belajar mengajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Hamdani (2010: 139-145) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian

yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor

ini antara lain sebagai berikut:

a) Kecerdasan (Intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi

rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh

kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang

lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki

tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan

sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi

merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan

(5)

b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka,

atau acuh tak acuh. Sikap sesorang dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Dalam diri

siswa harus ada sikap yang positif (menerima) kepada sesama

siswa atau kepada gurunya. Sikap posistif ini akan

menggerakan untuk belajar. Siswa yang sikapnya negatif

(menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan

mempunyai kemauan untuk belajar.

d) Minat

Minat menurut ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan

perasaan senang. Minat itu terjadi karena perasaan senang pada

sesuatu. Minat memiliki pengaruh besar terhadap

pembelajaran. Jika menyukai sesuatu pelajaran, siswa akan

(6)

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

sesorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi

untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing. Bakat itu sendiri sangat

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar pada

bidang-bidang studi tertentu.

f) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong

sesorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknyadalam mencapai tujuan sehingga

semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi

belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena

itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal

dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang

penuh tantangan dan harus dihadapai untuk mencapai cita-cita.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting

karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong

keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai

motivasi dalam belajar adalah cara mengatur agar motivasi

(7)

mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai

motivasi untuk belajar.

Faktor internal tersebut sangat berpengaruh pada prestasi

belajar yang akan peneliti lakukan. Peningkatan prestasi

belajar siswa tidak luput dari faktor kecerdasan siswa untuk

menyerap/menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya. Faktor jasmaniah tentu juga berpengaruh sebab

belajar dengan keadaan sakit/ kuarang fit tentunya anak tidak

akan optimal dalam belajar. Faktor minat juga dapat

meningkatakan prestasi belajar sebab apa yang dipelajari akan

mudah didapat apabila ada keinginan dalam belajar. Terakhir

motivasi, dimana siswa harus memotivasi diri agar prestasi

belajar meningkat. Jadi penggunaan model kooperatif tipe TAI

tidak akan berhasil tanpa faktor tersebut.

2) Faktor Eksternal

a) Keadaan keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting

dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu

membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena

rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar

(8)

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini

meliputi cara penyajian pembelajaran, hubungan guru dengan

siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara

guru dan siswa yang baik akan mempngaruhi hasil-hasil

belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses

pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat

berpengaruh terhadap perkembangan pribadi. Lingkungan

membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan

sehari-hari, seorang anak selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Jadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

digolongkan menjadi dua bagian. Kedua faktor tersebut sudah

semestinya untuk diperhatikan, sebab salah satu faktor saja

yang tidak terpenuhi maka prestasi belajar akan terhambat.

Guru harus jeli dalam menyikapi hal tersebut agar nantinya

(9)

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS dianggap perlu

diberikan kepada anak SD karena IPS merupakan ilmu yang

didalamnya mempelajari tentang cara untuk melakukan interaksi

sosial. Pengetahuan untuk berinteraksi perlu dibekalkan kepada

siswa agar nantinya bisa membaur di dalam masyarakat.

Menurut Sapriya (2011: 7) IPS merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan sekolah dasar

dan menengah. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan ilmu sosial dan

kewarganegaraan. Menurut Trianto (2011: 171) IPS merupakan

interaksi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang

dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu sosial.

Sapriya, dkk (2007: 171) istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”

disingkat IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran

yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin

ilmu pengetahuan sosial, humaniora sains bahkan berbagai isu dan

(10)

aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi

pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir

siswa yang bersifat holistik.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan kumpulan dari satu kesatuan ilmu-ilmu sosial yang

diolah berdasarkan prinsip pendidikan dengan tujuan memperbaiki,

mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan antar

manusia dalam bermasyarakat.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut (Permendiknas No.

22 Tahun 2006: 18) Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat

(11)

5. Materi Koperasi di SD

Materi yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian yaitu

tercantum pada kurikulum KTSP mata pelajaran IPS SD Kelas IV

Semester II. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS kelas IV

semester II dapat di sajikan dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejah-teraan masyarakat.

Dari tabel 2.1 di atas, materi difokuskan pada Mengenal

Pentingnya Koperasi dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Pada materi ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat karena

siswa dapat memahami lambang-lambang koperasi sehingga siswa

dapat mengambil makna positif yang terkandung pada

lambang-lambang tersebut. Selain itu siswa diharapkan dapat mengetahui

kegiatan-kegiatan dalam berkoperasi yang erat kaitannya dengan

kerjasama dengan orang lain, gotong royong, dan lain sebagainya

sehingga siswa dapat meningkatkan sikap bersahabat. Materi ini dalam

Tantya Hisnu (2008: 155-165), meliputi:

1) Pengertian koperasi dan makna simbol-simbol lambang koperasi.

(12)

3) Macam-macam koperasi berdasarkan jenis usaha dan

macam-macam koperasi berdasarkan anggota.

4) Pentingnya usaha bersama melalui koperasi yang di dalanya juga

membahas tentang koperasi sekolah.

6. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Definisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 202) adalah

bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan

siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan

belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.

Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk

pada berbagai macam model pembelajaran dimana para siswa

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari

berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik

yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari materi pelajaran. Dari definisi di atas pada dasarnya

pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap

atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

(13)

terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat

dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok tersebut.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011: 211) langkah/sintaks model

pembelajaran kooperatif teridiri dari 6 (enam) fase yaitu:

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membantu kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisisen.

Tahap 4

Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5 Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Tahap 6 Evaluasi

(14)

7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indiviualitation (TAI) dikembangkan oleh Slavin (1986: 186). Tipe ini

mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan

pembelajaran individual. TAI dirancang untuk sebuah pembelajaran

kelompok dengan cara mengatur para siswa belajar dalam

kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan

secara rutin. TAI juga melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling

membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk saling

berprestasi. Pembelajaran tipe TAI mengajak siswa untuk berkembang

pada individu atau kelompok pengajaran dalam kelompok kecil. Dalam

hal ini guru guru hanya memberi penjelasan secara singkat dari materi

selama guru memberikan pengajaran secara langsung.

Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan

untuk memcahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI adalah setiap siswa

secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan

oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di kelompoknya

masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua

anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban

(15)

Model kooperatif tipe TAI menurut Slavin (2005: 195-200)

memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut:

a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 orang siswa.

b. Placement test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa

pada bidang tertentu.

c. Curiculum materials yaitu siswa bekerja secara individual tentang materi kurikulum.

d. Team study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan kelompok pada siswa yang membutuhkan bantuan.

e. Team scored and teams recognition yaitu pemberian skor atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan

tugas.

f. Teaching group yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru sebelum pemberian tugas.

g. Fact test yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

(16)

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI menurut

Daryanto (2012: 247) sebagai berikut:

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi

pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan guru.

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk

mendapatkan skor dasar atau skor awal.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari

4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat

kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta

kesetaraan gender.

d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan kedalam

kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok

saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar

ke skor kusi berikutnya (terkini).

(17)

8. Permainan Monopoli

Menurut Wicaksana (2011: 101) Permaianan monopoli merupakan

salah satu jenis metode permainan yang bertujuan agar anak didik dapat

bersikap kompetitif, kedisiplinan dalam proses bermain (karena

bermain secara bergilir sesuai urutan), kritis terhadap situasi. Permainan

ini, berlomba untuk mengumpulkan kekayaan melalui pelaksanan satu

sistem ekonomi permainan yang melibatkan pembelian, penyewaan dan

pertukaran tanah dengan menggunakan uang mainan. Permainan

mengambil giliran untuk melempar dadu, bergerak di sekeliling papan

permainan mengikut bilangan yang diperoleh dengan lempar dadu tadi.

Ternyata sekarang ini media permainan seperti monopoli sudah

banyak digunkan sebagai media pembelajaran di sekolah-sekolah.

namun tentu saja dengan berbagai modifikasi baik dari sistem

permainannya maupun dari bentuk media permainan yang digunakan.

Media permainan monopoli dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa media monopolipun

memiliki kelebihan diantaranya:

a. Permainan ini memiliki banyak komponen seshingga dapat melatih

ketelitian dan kesabaran siswa untuk merapikan kembali setelah

menggunakan.

b. Perawatan dan pemeliharaan relatif mudah.

c. Dibuat dengan penuh warna sehingga tidak membosankan.

(18)

Permainan monopoli ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap

bersahabat siswa karena di dalam permainan ini mengandung unsur

kerjasama, kekompakan tim dalam menyelesaikan soal-soal yang di

dapat. Selain itu siswa menjadi saling menghargai teman jika tim lain

memenangkan permainan.

9. Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Media

Monopoli pada Kompetensi Dasar Mengenal Pentingnya Koperasi

Bagi Kesejahteraan Masyarakat

Pada kegiatan ini memuat beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat pembelajaran IPS Kompetensi “Dasar Mengenal

Pentingnya Koperasi Bagi Kesejahteraan Masyarakat”. Tahapan

tersebut diantaranya:

1) Siswa diberikan tugas untuk mempelajari materi yang telah

dipersiapkan guru secara individu. Pada tahap ini bertujuan

untuk memberikan gambaran mengenai materi yang akan

dipelajari sehingga siswa mempunyai pengetahuan tentang

materi tersebut tanpa bantuan orang lain.

2) Guru memberikan soal pre-test pada tiap-tiap siswa untuk mendapatkan skor awal. Pada tahapan ini guru akan

mengetahui siswa mana saja yang dikategorikan siswa dengan

kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah agar guru dapat

(19)

3) Siswa dibuat beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anak

dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pada tahap ini

bertujuan unuk menumbuhkan sikap saling interaksi satu sama

lain sehingga terjalin sikap bersahabat antar siswa.

4) Hasil belajar didiskusikan dalam kelompok dengan memeriksa

jawaban satu-sama lain. Pada tahap ini siswa yang

berkemampuan rendah akan terbantu oleh siswa yang

berkemampuan tinggi sehingga siswa yang berkemampuan

rendah akan terabantu sedangkan yang berkemampuan tinggi

dapat melatih menyampaikan gagasannya ke teman lainnya

dalam kelompok.

5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,

mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi. Pada

tahap ini guru memberikan rangkuman terhadap materi yang

dipelajari pada saat itu serta memberikan penegasan materi

agar siswa lebih paham.

6) Bermain monopoli secara beregu membahas materi yang telah

diajarkan sebelumnya. Pada tahap ini bertujuan untuk

mengingat kembali materi yang telah dipelajari dan juga

memotivasi siswa untuk semnagat belajar.

7) Guru memberikan penghargaan berdasarkan hasil belajar. Pada

(20)

yang dapat memperoleh nilai yang lebih baik dari pada nilai

awal.

8) Memberikan soal evaluasi. Tujuannya agar mengetahui tingkat

pemahaman siswa pada materi yang telah dipelajari bersama.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian Afriana Eka Vianata pada bulan Juli 2010,

Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dengan judul penelitian “Upaya Peningkatan

Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara” menyimpulkan bahwa, dapat dilihat dari hasil penilaian individu siswa, dapat

dilihat dari niali evaluasi pada setiap akhir siklus. Dari hasil evaluasi siklus I

diperoleh rata-rata kelas 61,09. Dalam hal ini, rata-rata kelas belum tercapai

karena rata-rata kelas pada siklus I masih di bawah KKM yaitu 65.

Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada sisklus I sebanyak 59,37%

termasuk dalam kriteria baik.

Pada evaluasi siklus II diperoleh niali rata-rata kelas 76,40. Rata-rata

keals pada siklus II sudah mencapai batas KKM yang ditentukan oleh

sekolah. Hal ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus II

(21)

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Umtikah Nurul Hijriyah pada

tahun 2013 yang berjudul keaktifan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar Kelas IV pada Materi Globalisasi di SD Negeri 2 Tinggarjaya Banyumas, jenis penelitian

eksperimen. Hasil yang diperoleh dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn Materi Globalisasi ternyata berpengaruh atau efektif terhadap hasil

belajar siswa dan ada perubahan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2

Tinggarjaya.

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian yang akan kami lakukan

adalah Penelitian Tindakan Kelas dalam Upaya Meningkatkan Sikap

Bersahabat dan Prestasi Belajar IPS kelas IV di SD Negeri 1 Karanggude

dengan Model Kooperatif tipe TAI dan Media Monopoli. Walaupun model

yang digunakan sama, tetapi ada perbedaan dengan penelitian yang akan kami

laksanakan. Perbedaanya diantaranya adalah variabel yang kami gunakan

adalah sikap bersahabat dan prestasi belajar, mata pelajaran IPS materi

(22)

C. Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran IPS perkembangan karakter siswa mempengaruhi

prestasi belajarnya. Hal ini dapat terlihat kurangnya sikap bersahabat siswa

dan juga karena pada materi IPS yang banyak serta menuntut siswa untuk

menghafal dan mencermati materi sehingga menjadi penghambat pemahaman

siswa dalam mendalami materi. Peningkatan sikap bersahabat sangatlah

dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan diharapkan dengan adanya

peningkatkan karakter dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa.

Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran

yang konfensional dan tanpa menggunakan media. Model seperti ini banyak

sekali diterapkan dalam proses pembelajaran, dengan model ceramah seperti

ini siswa seringkali cenderung pasif, tidak berani menyampaikan pendapat,

sehingga interaksi antara siswa dan guru kurang masksimal, dengan adanya

hal seperti ini maka diperlukan adanya pemilihan model dan media

pembelajaran yang tepat sehingga akan terdapat interaksi antara guru dan

siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe TAI memanfaatkan kecenderungan siswa

untuk berinteraksi dengan teman sejawat dan saling menguntungkan satu

sama lain, dampak dari model pembelajaran tipe ini sangat menguntungkan

untuk siswa yang pandai dan kurang pandai, karena dari situlah akan terjadi

diskusi antara siswa yang pandai dan yang kurang pandai, yang dapat

(23)

Berikut ini merupakan gambar 2.1 kerangka berfikir mengenai keadaan

siswa dari sebelum pelaksanaan penelitian (input) sampai sesudah

pelaksanaan penelitian (output).

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka permasalahan di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan diterapkannnya model pembelajaran tipe TAI

dan media monopoli ini diharapkan dapat meningkatkan sikap bersahabat dan

prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada kelas IV di SD Negeri 1

Karanggude. Desain Pembelajaran Kondisi akhir siswa Kondisi awal siswa Tindakan kelas

TAI siklus 1,2 Output

Input

Suasana belajar:

-Guru mengajar konvensional -Siswa kurang

bersahabat/komunikatif -Prestasi belajar siswa

rendah

Pada materi:

Penggunaan model TAI :

-Diskusi kelompok -Bermain monopoli

Sikap:

- bersahabat/kom

unikatif meningkat - Prestasi belajar

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga perlu diketahui hubungan antara perubahan sifat material dan temperatur, distribusi temperatur dan distribusi kekuatan sisa beton, distribusi temperatur dan kandungan

Hasil penelitian di MAN Kota Bakti Pidie Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie yang diperoleh dari hasil wawancara guna mengungkap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dalam

ASMAH BT AHMAD SAKRIN

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan analisis struktural yang difokuskan pada analisis alur, mendeskripsikan situasi kehidupan keagamaan dalam masa

Dari hasil p enelitian y ang telah dilakukan dap at ditarik kesimp ulan: Pertama, bahwa melih at dari berbagai asp ek korp orasi dap at dijadikan subjek delik dalam

Berdasarkan hasil koreksi aritmatik dan evaluasi penawaran terhadap 4 (empat) peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Kabupaten Aceh Barat Daya, sesuai

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah leadership style dapat secara langsung mempengaruhi management control systemUMKM sektor garmen yang ada di

Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun.. 2015 Nomor 206) diubah