• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSIAPAN INTERNASIONALISASI UKM MELALUI INTELIJEN BISNIS (BUSINESS INTELLIGENCE) DAN INOVASI YANG DIMODERASI OLEH LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL - Politeknik Negeri Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSIAPAN INTERNASIONALISASI UKM MELALUI INTELIJEN BISNIS (BUSINESS INTELLIGENCE) DAN INOVASI YANG DIMODERASI OLEH LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL - Politeknik Negeri Padang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERSIAPAN INTERNASIONALISASI UKM MELALUI

INTELIJEN BISNIS (BUSINESS INTELLIGENCE) DAN INOVASI

YANG DIMODERASI OLEH LINGKUNGAN BISNIS

EKSTERNAL

Yasmin Chairunisa Muchtar

1)

, Inneke Qamariah

2)

1)

Faculty of Economics and Business

Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

2)

Faculty of Economics and Business

Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

E-mail : yasminmuchtar@gmail.com; d_inneke@yahoo.com

Abstract

This study aims to analyze the role of external business environment as the moderating variable on the relationship between business intelligence and internationalization of SMEs. Population of this research is 35 owners or managers of SMEs which are the member of HIPMI Sumatera Utara and also the member of CIKAL USU. Questionnaires are distributed through email and direct meeting in order to collect data. Data is analyzed by using multiple linier regression to test the influence of business intelligence and innovation on the internationalization. Residual test is used to test the moderating role of external business environment on the relationship between business intelligence and internationalization of SMEs. Result shows that simultaneously business intelligence and innovation have significant effect on internationalization. Partially both business intelligence and innovation have significant and positive influence on internationalization. Based on residual test, external business environment does not moderate the relationship between business intelligence and innovation on internationalization.

Keywords: : Business intelligence, Innovation, Internationalization, SMEs

1

. Pendahuluan

Indonesia seperti halnya negara lain di dunia ini harus mampu beradaptasi dengan pengaruh globalisasi, salah satunya adalah menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara anggotanya. Terlebih lagi, salah satu item pada Blue Print yang sudah ditanda tangani oleh semua negara anggota ASEAN ialah sektor UKM yang menjadi salah satu sektor yang dianggap dapat menjadi penggerak perekonomian yang setara di kawasan tersebut.

Pemberdayaan UKM di tengah arus globalisasi atau proses menuju internasionalisasi dan tingginya persaingan membuat UKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia [19].

Menurut [9]; [20]; [22] business intelligence memiliki pengaruh yang positif terhadap kemampuan perusahaan dalam menghadapi proses internasionalisasi. Dengan adanya business intelligence ini tentunya akan memudahkan pelaku usaha untuk mendapatkan informasi terhadap perkembangan terakhir dari pasar asing, ketentuan-ketentuan hukum dalam tiap negara dan sebagainya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengelolaan akses informasi merupakan salah satu hambatan yang paling menonjol yang UKM internasional harus hadapi [12] dan [21].

(2)

Selanjutnya, masalah umum yang dihadapi UKM saat ini adalah kondisi lingkungan bisnis yang tidak pasti dan bagaimana cara agar dapat bertahan dan bersaing dalam lingkungan tersebut. Lingkungan bisnis mempunyai peran yang sangat penting terhadap perusahaan. Lingkungan bisnis dibagi menjadi lingkungan eksternal dan internal. menjelaskan lingkungan eksternal mempunyai dua komponen; lingkungan spesifik dan lingkungan generik. Untuk mencapai tujuan, perusahaan tidak lepas dari lingkungan eksternal bisnis yang terjadi. Khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

Indonesia mempunyai satu badan organisasi yang menjadi wadah serta menciptakan banyaknya pengusaha muda di Indonesia yaitu Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). HIPMI merupakan organisasi independen non partisan, yang sudah menciptakan atau beranggotakan lebih kurang 25.000 pengusaha dengan mayoritas bergerak di sektor UKM di seluruh Indonesia. HIPMI telah menyiapkan strategi dengan menguatkan jaringan dengan asosiasi dan organisasi lain serta pemerintah untuk menghadapi tantangan atas peluang internasional serta akan menguatkan jaringan untuk bersatu agar dapat mempertahankan suatu usaha.

Cikal sebagai inkubator bisnis USU yang dibangun untuk memberi bimbingan dan pendampingan bagi para UMKM pada kota Medan dan sekitarnya untuk mendorong keberhasilan usaha UMKM dan meningkatkan jumlah wirausaha yang di kota Medan. Oleh karena itu pelaku UMKM yang berada di bawah naungan Cikal USU merupakan obyek yang sangat sesuai untuk penelitian ini.

Kedua wadah tersebut merupakan bagian penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar. Akan tetapi, menjadi sebuah pertanyaan besar bagi UKM di Indonesia dan Kota Medan khususnya, sudah siapkah memulai internasionalisasi, dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh UKM. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian yaitu “Persiapan Internasionalisasi UKM Melalui Intelijen Bisnis (Business Intelligence) dan Inovasi yang Dimoderasi Oleh Lingkungan Bisnis Eksternal”.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Intelijen bisnis

Intelijen bisnis meliputi hal-hal strategi khusus seperti prioritas pengembangan suatu usaha ataupun pencarian industri baru. Dapat dinyatakan sebagai proses dinamis yang bertujuan untuk mengakuisisi dan menggunakan informasi mengenai kejadian-kejadian, trend yang berhubungan dengan lingkungan eksternal bisnis, merupakan ilmu yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan kedepan suatu perusahaan [6].

Bisnis intelijen memiliki manfaat dalam menghadapi internasionalisasi, yang dapat diidentifikasikan sebagai penggunaan teknologi dalam mengakuisisi dengan analisis data yang diperlukan untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan didalam perusahaan [17].Data yang dikumpulkan tersebut dapat mencakup ebragam informasi mengenai operasional dan pelanggan yang bertujuan untuk memberi gambaran yang lebih baik mengenai kinerja perusahaan [7].

2.2 Inovasi

Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu [16]. [10] menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah, sedangkan [8] mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya.

2.3 Internasionalisasi

(3)

negara asalnya (home country) yang kemudian berkembang ke pasar luar negeri (host country). Faktor yang mendorong terjadinya proses tersebut adalah globalisasi [11], runtuhnya batas-batas antar negara [14], munculnya negara-negara industry baru termasuk perkembangan teknologi maupun inovasi di berbagai bidang. Beberapa ahli mendifinisikan proses internasionalisasi, yaitu proses dimana perusahaan meningkatkan baik kesadaran mereka mengenai pengaruh langsung maupun tidak langsung transaksi internasionalnya di masa yang akan datang dan mendirikan serta melaksanakan transaksi dengan negara lain [2]. Selanjutnya [1], menyatakan bahwa Internasionalisasi merupakan proses adaptasi perubahan transaksi di pasar internasional, termasuk strategi moda masuk dan pemilihan pasar internasional.

2.5 Lingkungan Bisnis Eksternal

Kekuatan lingkungan usaha menciptakan tanangan dan peluang bagi suatu organisasi. Pelaku usaha harus mampu berekasi dan berdaptasi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi, baik lingkungan internal dan eksternal organsasi, misalnya dengan adanya globalisasi. Globalisasi adalah contoh dari peluang yang dimiliki oleh suatu organisasi. [15].

Sedangkan[3], mendefenisikan lingkungan eksternal sebagai dimana munculnya peluang dan ancaman untuk menantang organisasi. Lingkungan eksternal berada di luar kekuasaan manajemen organisasi, yang meliputi politik/legal, ekonomi, social budaya dan teknologi yang berhubungan langsung terhadap manajemen [13].

2.6 Hubungan Antara Internasionalisasi UKM, Bisnis Intelijen, Inovasi dan

Lingkungan Bisnis Eksternal.

Menurut [9] bahwa bisnis intelijen memiliki pengaruh yang positif terhadap internasionalisasi. Bisnis Intelijen ini cenderung akan memudahkan pelaku usaha untuk mendapatkan informasi terhadap perkembangan terkini dari pasar asing, peraturan-peraturan legal dari tiap-tiap negara dan sebagainya [22].

Inovasi produk dan jasa juga mempengaruhi mutu produk dan jasa, tetapi juga mempunyai suatu efek yang besar pada reputasi (gambaran merek) dan nilai atau inovatif [18]. Inovasi proses memimpin ke arah metode operasi baru dengan memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau mengembangkan kemampuan orang–orang dalam perusahaan [18]. Dengan demikian inovasi produk/jasa dan inovasi proses dapat mempengaruhi variabel proses internasionalisasi yaitu dalam hal pengembangan produk/jasa, menjaga kualitas serta menciptakan produk/jasa baru yang belum pernah ada di pasar.

Lingkungan Bisnis Eksternal yang kondusif dapat mendorong proses internasionalisasi [4]. Misalnya kemudahan untuk mendapatkan modal finansial pada suatu negara merupakan hal yang dapat mendorong internasionalisasi. Sebaliknya jika lingkungan bisnis internasionalisasi yang tidak kondusif dapat menghambat proses internasionalisasi.

H1: Intelijen bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses internasionalisasi H2: Inovasi UMKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses internasionalisasi

H3: Lingkungan bisnis eksternal secara signifikan memoderasi pengaruh antara intelijen bisnis, inovasi UMKM terhadap kinerja usaha UMKM.

3. Metode Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 35 orang, oleh karena itu, semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Oleh karena itu, sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 35 pelaku usaha yang bergerak dibidang manufaktur.

3.2 Analisis Data

Uji Residual

Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut mempunyai kecendrungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual. Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidak cocokkan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual dalam regresi.

(4)

Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil analisis regresi linier berganda sebagai berikut:

Tabel 1. Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,904 7,642 2,212 ,034

Intelijen(X1) -,308 ,069 -,531 -4,484 ,000

Inovasi(X2) ,403 ,112 ,417 3,591 ,001

Lingkeksternal (X3)

,239 ,097 ,292 2,469 ,019

a. Dependent Variable: Internasionalisasi(Y) Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan tabel 1 diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 16,904 – 0,308 + 0,403 + 0,239 + e

Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 16,904. Hal ini menunjukkan jika intelijen bisnis, inovasi dan lingkungan bisnis eksternal nol, maka variabel internasionalisasi akan mengalami peningkatan.

2. Koefisien b1 = -0,308. Hal ini menunjukkan apabila intelijen bisnis semakin meningkat maka variabel internasionalisasi mengalami penurunan

3. Koefisien b2 = 0,403. Hal ini menunjukkan apabila inovasi semakin meningkat maka variabel internasionalisasi mengalami peningkatan.

4. Koefisien b3 = 0,239. Hal ini menunjukkan bahawa apanila lingkungan eksternal semakin meningkat maka variabel internasionalisasi mengalami peningkatan.

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 2. Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,766a ,587 ,547 2,591

a. Predictors: (Constant), LingkIntrnl(X3), Innovasi(X2), Intelijen(X1)

Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 2 ,diperoleh nilai adjusted R Square sebesar 0,547 berarti variabel intelijen bisnis, inovasi dan lingkungan bisnis eksternal memberi kontribusi sebesar 54,7% terhadap internasionalisasi pelaku UMKM.

Uji F (Serempak)

Tabel 3. ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 295,401 3 98,467 14,665 ,000a

Residual 208,142 31 6,714

Total 503,543 34

a. Predictors: (Constant), LingkIntrnl(Z), Innovasi(X2), Intelijen(X1) b. Dependent Variable: Internasionalisasi(Y)

Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai sig sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan variabel intelijen bisnis, inovasi dan lingkungan bisnis eksternal secara bersama-sama berpengaruh terhadap internasionalisasi pelaku UMKM.

(5)

Tabel 4. Coefficients Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa intelijen bisnis memiliki nilai sig sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti intelijen bisnis berpengaruh signifikan terhadap internasionalisasi. Sedangkan nilai inovasi memiliki nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini berarti inovasi berpengaruh signifikan terhadap internasionalisasi. Sementara nilai lingkungan bisnis eksternal memiliki nilai sig sebesar 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan bisnis eksternal berpengaruh signifikan terhadap internasionalisasi UMKM.

Uji Residual

Lingkungan Bisnis Eksternal sebagai moderator antara intelijen bisnis terhadap internasionalisasi

Tabel 5. Coefficients

Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa Y (Internasionalisasi) memiliki nilai sig 0,218 > 0,05 dan parameternya negatif, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan bisnis eksternal bukan merupakan variabel moderating.

Lingkungan Bisnis eksternal sebagai mdoerator antara inovasi terhadap internasionalisasi

Tabel 6. Coefficients

Sumber : Hasil Penelitian, (2016) (data diolah)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa Y (Internasionalisasi) memiliki nilai sig 0,423 > 0,05 dan parameternya negatif, maka dapat disimpulkan bahwa inovasi bukan merupakan variabel moderating.

Pembahasan

(6)

dimilikinya layak untuk memasuki pasar Internasional. Selain itu pengusaha juga berpeluang untuk mendapatkan kesempatan bekerjasama melalui mitra atau asosiasi bisnis.

Hasil uji parsial pada regresi linier berganda menunjukkan bahwa inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses internasionalisasi. Budiarto dan Tjiptono dalam Chandra, et al (2004) menyatakan bahwa secara garis besar ada dua alasan yang mendorong terjadinya internasionalisasi yaitu alasan proaktif dan reaktif. Hasil penelitian ini menggambarkan inovasi yang dilakukan oleh para pelaku UKM merupakan reaksi (alasan reaktif) atas ancaman kehilangan pasar di dalam negeri, sehingga memaksa mereka untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan bernilai lebih agar mampu bertahan dan berpeluang untuk memasuki pasar internasional.

Uji Moderasi yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan bisnis eksternal bukan merupakan variable moderasi antara intelijen bisnis terhadap proses internasionalisasi. Pada hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa lingkungan bisnsi eksternal tidak berpengaruh dalam memperkuat atau memperlemah hubungan antara intelijen bisnis terhadap proses internasionalisasi yang dihadapi oleh para pelau UKM. Sehingga perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal misalnya persaingan yang kompleks dan peraturan pemerintah yang tidak kondusif tidak menghambat intelijen bisnis terhadap proses internasionalisasi. Hasil ini tidak sejalan dengan Casas & Dambrauskaite (2011) yang menyatakan bahwa Lingkungan Bisnis Eksternal yang kondusif dapat mendorong proses internasionalisasi. Selanjutnya lingkungan bisnis eksternal juga bukan merupakan variabel moderasi antara inovasi dan proses internasionalisasi. Tentunya hal ini juga mengindikasikan bahwa proses internasionalisasi yang dilakukan UMKM dengan adanya inovasi tidak terpengaruh oleh adanya perubahan pada lingkungan bisnis eksternal

5. Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

a. Hasil uji parsial diperoleh intelijen bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses internasionalisasi

b. Inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses internasionalisasi

c. Uji moderasi diperoleh bahwa lingkungan bisnis eksternal bukan merupakan variabel moderasi antara intelijen bisnis dan inovasi terhadap proses internasionalisasi.

Saran dari penelitian ini adalah:

a. Pelaku UKM dalam mempersiapkan proses internasionalisasi sebaiknya mendapatkan pengetahuan mengenai lingkungan bisnis eksternal seperti proses perizinan, kesempatan untuk dapat bekerjasama dengan asosiasi dan mitra bisnis mengenai pasar internasional yang dituju.

b. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang berbeda terhadap variabel intelijen bisnis, inovasi dan lingkungan bisnis eksternal terhadap proses internasionalisasi.

Daftar Pustaka

[1] Andersen. O. (1997) Internationalization and Marker Entry Mode : A Review of Theories and Conceptual Frameworks, Management International Review, 37 (2), 27-4

[2] Beamish , P. W. (1990). The Internationalization Process for Smaller Ontario Firms : A Research Agenda, Research in Global Business Management, 1, 77-92

[3] Capon, C. (2008), Understanding Strategic Management (1sted), London : Financial Times / Prentice Hall

[4] Casas, Raminas & Dambrauskaitee, Vilma (2011), Impact of External Business Environment Factor on Internationalization Of Lithuanian Born Global Companies, Journal Ekonomika, Vol 90 (3)

[5] Chandra, G ; Tjiptono. F dan Chandra ,Y ; (2004), Pemasaran Global : Internasionalisasi dan Internetisasi, Penerbit Andi , Yogyakarta

[6] Choo, C.W (2001), Environmental Scanning as Information Seeking and Organizational Learning, S Information Reaserch, 1, Special Issue on Environmental Scanning & Competitive Intelligence [7] Davenport, H.T & Dyche, J, (2013), Big Data in Bog Companies, http://www.sas.com/ Resources/ asset/

Big-Data-in-Big-Companies.pdf

[8] Hills, Gerald. 2008. “Marketing and Entrepreneurship, Research Ideas and Opportunities”. Journal of

Small and Medium Entrepreneurships, page: 27-39.

[9] Julien, P.A. and Ramangalahy, C. (2003). Competitive strategy and performance of exporting SMEs: an empirical investigation of the impact of their export information search and Competencies.

(7)

[10] Larsen, P & Lewis, A 2007, „How Award-Winning SMEs Manage the Barriers to Innova-tion‟,

Creativity& Inn Man, Vol.16, no.2, pp.142-151.

[11] Lassare, Philippe. 2010. Global Business Strategy. Insead Publisher

[12] Leonidas C Leonidou, Dayananda Palihawadana and Marios Theodosiou. (2011) National Export-Promotion Programs as Drivers of Organizational Resources and Capabilities: Effects on Strategy, Competitive Advantage, and Performance. Journal of International Marketing19:2, 1-29.

[13] Njanja W L ; Ogutu M dan Pellisier R . The Effect oh The External Environment on Internal Management Strategies within Micro, Small and Medium Enterprises; Kenyan Case, International Journal of Business and Management, Vol (3), Feb 2012

[14] Ohmae, K. (1982). The Mind of the Strategist: The Art of Japanese Business. New York: McGraw-Hill Inc.

[15] Pearce, J. A ; & Robinson, R. B , (2011), Strategic Management, Formulation, Implementation and Control, (12thed), New York : McGraw – Hill International

[16] Sa’ud, Udin S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta

[17] Seah M, M H Hsieh and Weng. A Case Analysis of Savecom: The Role of Indigenous Leadership in Implementing a Business Intelligence System. Int. j. Inform. Manage. 2010; 30, 368-73

[18]Soleh, Mohamad. (2008) Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap kinerja Perusahaan. Undip Semarang

[19]Sudaryanto. 2011. The Need for ICT-Education for Manager or Agribusinessman to Increasing Farm Income : Study of Factor Influences on Computer Adoption in East Java Farm Agribusiness. International Journal of Education and Development, JEDICT, Vol 7 No 1 hal. 56-67

[20]Toften K (2005). The Influence Of Export Information Use On Export Knowledge And Performance; Some Empirical Evidence. Marketing intelligence & planning. Vol. 23 No.2 pp 200- 219

[21]Toften, K., & Rustad, K. (2005) Attributes of Information Quality of Export Market Assistance an Exploratory Study. European Journal Of Marketing, 39 (5-6), 676-695.

[22]William, J. E.M. (2006). Export Marketing Information Gathering and Processing in Small and Medium-Sized Entreprises. Marketing Intelligence & Planning, 24 (5), 477-492

Biodata Penulis

Yasmin Chairunisa Muchtar, memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP), Program Studi Agribisnis [Universitas Sumatera Utara], lulus tahun 2002. Tahun 2005 memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA) dari Program Sumber Daya Manusia [GSM-UPM].

Gambar

Tabel 2. Model Summary
Tabel 6. CoefficientsLingkungan Bisnis eksternal sebagai mdoerator antara inovasi terhadap internasionalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Biaya perizinan dan regulasi diasumsikan sebagai berikut yaitu Biaya Hak Penggunaan (BHP) Universal Service Obligation (USO) yang ditetapkan pemerintah sebesar 1.25% dari

Di tahun1686 Thomas Savery membikin paten sebuah mesin uap yang digunakan untukmemompa air, dan di tahun 1712, seorang Inggris Thomas Newcomen, membikinpula paten barang serupa

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian Mudiarta yang melihat bagaimana kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini merupakan akibat ketidakmerataan sumber

menyatakan bahwa dewasa muda yang dibesarkan dalam keluarga dengan kasih sayang yang besar, memiliki harga diri yang lebih positif dibandingkan dewasa muda yang dibesarkan dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kesembuhan luka pasien yang mendapatkan ketepatan switch therapy tidak berbeda nyata dengan nilai kesembuhan luka pasien

Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan

a) Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa

11.Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur yang selanjutnya disebut RKPD adalah rencana pembangunan tahunan daerah yang merupakan