• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Idar Wahyuni Amnan, M. Ridwan Said Ahmad| 37 PENERAPAN SISTEM POIN TERHADAP TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA

DI SMA NEGERI 1 MAKALE

Idar Wahyuni Amnan1, M. Ridwan Said Ahmad2 1,2Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana penerapan sistem poin dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Makale, 2) Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung penerapan sistem poin. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik dalam menentukan informan menggunakan purposive sampling, dengan kriteria yaitu wakasek bidang kesiswaan, guru BK, guru mata pelajaran atau wali kelas dan siswa di SMA Negeri 1 Makale . Jumlah informan sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan mereduksi data, mendisplaykan data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data menggunakan member check. Hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) kebijakan penerapan sistem poin di SMA Negeri 1 Makale berjalan cukup efektif. Sistem poin ini dikenalkan pada siswa pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) berlangsung dan orangtua diberikan lembaran foto copy tata tertib sekolah yang kemudian akan mereka tanda tangani sebagai bentuk persetujuan mereka. Dengan adanya sistem poin tersebut diharapkan para siswa dapat mengendalikan diri mereka dalam bertingkah laku, baik di dalam maupun di luar sekolah. 2) Faktor pendukung yaitu: a) dari diri sendiri yang memiliki kesadaran dan motivasi, b) dukungan dari orangtua. Faktor penghambat yaitu: a) dari diri sendiri yang cenderung susah untuk diatur, b) pergaulan siswa.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Sistem Poin

ABSTRACT

This research aims to; 1) To know how the application of point system in SMA Negeri 1 Makale. 2) Determine the driving and inhibiting factors in applying point system in SMA Negeri 1 Makale. This type of research is qualitative with the determination of informants through purposive sampling technique with BK teacher criteria 1 person, student wakasek, homeroom teacher and students who represented 7 people. Data collection techniques used are observation, interview and documentation. The data obtained in this study were analyzed by using qualitative descriptive analysis with the steps to reduce data, display data and draw conclusions. The authentication technique is member check. The results showed that; 1) Implementation of points system in SMA Negeri 1 Makale has been running well and well with a) introduction of point system policies to students and guardians, b) advising students not to commit violations if they do not want their points to decrease. 2) a. Factors driving the application of point system that is, the character of the student itself, support from parents and b. Factors inhibiting the implementation of the points system is the character of students who do not want to be arranged and student association factors.

Keywords: Discipline, Point System PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya adalah sebagai usaha untuk menyiapkan anak didik untuk menghadapi lingkungan hidup yang senantiasa mengalami perubahan dan pendidikan itu pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup kehidupan pribadi dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pendidikan adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan baik yang bersifat pengetahuan maupun sikap. Usaha pertama yang dilakukan oleh sekolah yaitu melalui tata tertib sekolah. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan dari sekolahnya dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata

(2)

Idar Wahyuni Amnan, M. Ridwan Said Ahmad| 38

tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.

Pada pembentukan, pembinaan dan pengembangan kedisiplinan, semua sekolah yang bersifat formal negeri maupun swasta perlu mempunyai tata tertib. Namun, pada kenyataannya tata tertib sekolah saat ini banyak diabaikan oleh siswa. Siswa tidak mempedulikan apa yang dilarang di dalam sekolah. Mereka lebih senang sesuai kemauan sendiri, melakukan pelanggaran mulai dari pelanggaran terkecil sampai pelanggaran terbesar. Contoh pelanggaran kecil yang biasa dilakukan oleh siswa adalah terlambat hadir di sekolah, tidak memakai atribut lengkap seperti papan nama, dasi dan ikat pinggang atau dari segi penampilan mulai dari model rok/celana yang tidak sesuai aturan sekolah dan model rambut yang tidak sewajarnya. Selain pelanggaran kecil ada juga beberapa siswa yang melakukan pelanggaran yang cukup serius misalnya merokok, membawa atau mengonsumsi minuman-minuman keras (alcohol) atau obat-obatan terlarang serta membawa barang tajam di dalam lingkungan sekolah. Dari contoh pelanggaran tersebut menuntut sekolah untuk memberikan peringatan atau hukuman seefektif mungkin untuk menanggulangi peningkatan pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh siswa. Untuk mengurangi pelanggaran yang dilakukan siswa maka diberlakukan hukuman. Oleh karena itu, siswa perlu mencari solusia terhadap pelanggaran yang terjadi di sekolah salah satunya dengan cara menerapkan sistem poin. Sistem poin merupakan suatu alternatif yang dapat diberlakukan di sekolah sebagai upaya untuk mengurangi pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dan menegakkan disiplin sekolah. Sistem ini mengharuskan agar setiap pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa diberikan kartu kuning (peringatan) yang memiliki tingkatan poin pelanggaran sesuai tingkat pelanggaran yanag dilakukan oleh siswa. Sistem poin pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dikumpulkan sampai batas tertentu selama setahun. Jika poin pelanggaran yang dilakukan oleh siswa telah mencapai batas maksimal, maka kartu kuning tadi dapat berubah menjadi kartu merah sebagai isyarat bahwa siswa tersebut harus dikeluarkan dari gelanggang permainan sekolah (diberhentikan).

Salah satu sekolah yang menerapkan sistem poin tersebut adalah SMA Negeri 1 Makale Kabupaten Tana Toraja. Sekolah ini telah membuat sistem poin sejak tahun ajaran 2005/2006 dan efektif pada tahun ajaran 2007/2008. Dalam penerapan sistem ini siswa diberikan 100 poin pada awal tahun ajaran baru, poin tersebut harus mereka pertahankan selama setahun dengan tidak melakukan pelanggaran tata tetib. Tiap pelanggaran memiliki poin yang berbeda-beda sesuai dengan pelanggarannya. Jadi, dengan diterapkannya sistem poin diharapkan dapat menjadi alat kontrol bagi siswa dalam berperilaku dan dapat meningkatkan kedisiplinan. Setelah melakukan observasi awal di sekolah tersebut ditemukan adanya beberapa siswa yang melanggar tata tertib misalkan terlambat hadir dan tidak memakai atribut sekolah yang telah ditetapkan ditata tertib. Selama sistem poin tersebut diterapkan, ada peningkatan kedisiplinan yang dialami SMA Negeri 1 Makale setiap tahunnya (data sekolah 2008-2015).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan subjek penelitian 10 informan dengan kriteria wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru BK, guru mata pelajaran/wali kelas dan siswa SMA Negeri 1 Makale. Analisis data

(3)

Idar Wahyuni Amnan, M. Ridwan Said Ahmad| 39

menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengabsahan data pada penelitian ini menggunakan member check.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam dunia pendidikan sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dalam kurun waktu tertentu dengan kebijakan yang diberikan oleh pihak sekolah. Dalam dunia pendidikan, pelajar tidak hanya dituntut untuk unggul dalam bidang akademik saja, melainkan mereka diharapkan untuk bisa menjaga pola tingkah laku mereka sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku di sekolah mereka masisng-masing.

Hasil penelitian penulis jika dikaitkan dengan teori struktural fungsional yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Talcott Parsons yaitu penilaian tentang masalah, kejadian fakta serta pengalaman-pengalaman yang menekankan pada keteraturan, keseimbangan sebuah sistem yang ada di masyarakat atau lembaga. Teori struktural fungsional juga menyatakan bahwa masyarakat terintegrasi atas kesepakatan dari anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan. Dapat dikatakan di SMA Negeri 1 Makale mereka memiliki struktur keorganisasian berdasarkan pembagian kerjanya masing-masing. Struktur tersebut terdiri dari kepala sekolah, kepala tata usaha, wakil kepala sekolah unit kurikulum, wakil kepala sekolah unit kesiswaan dan staf, wakil kepala sekolah unit sarana dan prasarana dan staf, wakil kepala sekolah unit humas dan staf, kepala laboratorium dan staf serta guru-guru. Setiap memiliki tugas yang berbeda-beda.

Dalam dunia pendidikan juga sangat perlu adanya tata tertib dalam menjaga keharmonisan berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Maka dari itu awal mula dibentuknya sistem poin karena adanya kegiatan study tour yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru beserta siswa di Makassar pada tahun 2005 tepatnya di SMAN 5 Makassar selain itu juga karena sebelumnya telah terjadi tindak pemukulan yang dilakukan oleh siswa dan melibatkan oara guru yang akhirnya harus diselesaikan melalui jalur hukum. Sistem poinj merupakan kebijakan yang diambil sekolah guna mengurangi tingkat pelanggaran dan meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Makale. Penerapan sistem poin di SMA Negeri 1 Makale berawal dari musyawarah semua pihak sekolah, dengan tujuan untuk menekan perilaku menyimpang siswa. Sistem poin diberlakukan dalam tata tertib sekolah. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dinyatakan dalam poin tertentu sesuai dengan ketentuan yang ada.

Diberlakukannya sistem poin di SMA Negeri 1 Makale siswa akan merasa mendapat peringatan sendiri. Bagi yang melanggar tata tertib akan dikenakan pengurangan poin dan poin itu akan diakumulasikan jika siswa itu kembali melanggar peraturan. Dengan begitu siswa yang sering melanggar poinnya akan semakin berkurang dan akan mendapat peringatan dari sekolah seperti apa yang telah ditetapkan. Peringatan yang diberikan sekolah untuk para siswa yang melanggar adalah sebuah hukuman atas kesalahan yang mereka perbuat. Oleh karena itu keberadaan sistem poin sebagai tata tertib sekolah di SMA Negeri 1 Makale memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat untuk mengatur perilaku atau sikap siswa di sekolah agar lebih disiplin. Karena tata tertib berisikan keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa dan berfungsi sebagai pengendali bagi perilaku siswa, maka secara tidak langsung tata tertib sekolah akan membawa siswa ke dalam kondisi yang baik dan teratur dalam belajar di sekolah, dengan demikian tata

(4)

Idar Wahyuni Amnan, M. Ridwan Said Ahmad| 40

tertib sekolah sangat erat kaitannya dengan belajar siswa di sekolah. Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada.

Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kesadaran dari semua personil sekolah. Dalam SMA Negeri 1 Makale, peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar mengajar siswa, di samping itu juga untuk memenuhi kebutuhan setiap pribadi yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Dalam organaisasi sekolah, seorang guru dituntut menampilkan suatu perilaku yang positif, sehingga dapat menampilkan persepsi yang baik di mata anak didik. Dalam tata tertib SMA Negeri 1 Makale dikemukakan hal-hal yang diharuskan dianjurkan dan tidak boleh dilakukan dalam pergaulan sekolah. Tata tertib sistem poin juga diikuti dengan sanksi atau hukuman. Ketaatan dan kepatuhan dalam menjalankan tata tertib kehidupan, tidak akan dirasa memberatkan bila dilaksanakan dengan kesadaran akan penting dan manfaatnya. Kemauan dan kesediaan mematuhi disiplin itu datang dari dalam diri orang yang bersangkutan atau tanpa paksaan dari luar atau orang lain, khususnya diri anak didiknya.

Penerapan sistem poin perlu dilakukan untuk mensosialisasikan hasil penyusunan tata tertib yang telah disepakati bersama. Hal ini bertujuan agar seluruh warga sekolah khususnaya siswa dan umumnya orangtua siswa mengetahui tata tertib yang harus ditaati, dijauhi dan tidak melanggar kesepakatan tersebut. Dalam penerapan sistem poin, sekolah tidak hanya mensosialisasikan tetapi juga harus membangun rasa tanggung jawab warga sekolah dan mengikutsertakan orangtua siswa agar dalama penerapannya dapat berjalan dengan lancar dan baik.

Peran pihak sekolah sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberikan bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan peserta didik agar patuh terhadap peraturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Setiap siswa mengharapkan pihak sekolah dapat menjadi contoh atau model bagi mereka. Oleh karena itu tingkah laku pihak sekolah harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Pihak sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staff tata usaha dan satpam.

Di dalam penerapan sistem poin di sekolah ada hal-hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya. Berikut adalah faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan sistem poin di SMA Negeri 1 Makale: Faktor dari diri sendiri yang memiliki kesadaran diri dan motivasi, Memiliki kesadaran dan motivasi dari dalam diri sendiri merupakan sebuah penunjang yang baik dalam menjalani kehidupan. Faktor dari orangtua. Selain faktor pendukung ada juga faktor-faktor penghambat antara lain: faktor dari diri sendiri yang di mana watak siswa yang memang sulit untuk diatur, faktor dari pergaulan

Sistem poin yang diterapkan di SMAN 1 Makale mempunyai efek terhadap karakter para siswa. Pemberian hukuman (punishment) kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah akan membuat siswa jera dan berfikir ulang untuk melakukan kesalahannya kembali. Siswa akan sadar atas perbuatan yang telah dilakukan. Pemberian hukuman pada siswa yang melanggar tata tertib sekolah berupa pengurangan poin dapat berdampak pada kesadaran moral mereka. Pemberian poin tersebut, siswa akan

(5)

Idar Wahyuni Amnan, M. Ridwan Said Ahmad| 41

mengetahui dengan sendirinya bahwa sesungguhnya mereka bersalah telah melanggar tata tertib sekolah.

Selain berpengaruh terhadap pengetahuan moral juga berpengaruh terhadap perasaaan moral. Siswa yang telah mendapatkan hukuman berupa pengurangan poin akan dapat mengontrol dirinya untuk tidak melanggar peraturan kembali. Kontrol diri inilah yang termasuk ke dalam perasaan moral. Diterapkannya sistem poin di sekolah juga akan membuat siswa mempunyai kebiasaan tertib dan disiplin dalam segala hal. Dari berbagai penjelasan di atas, penerapan sistem poin di SMAN 1 Makale berpengaruh terhadap karakater siswa. Jadi pemberian hukuman (punishment) atau penguatan negatif sangat efektif untuk mengurangi tingkat pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh para siswa. PENUTUP

Upaya yang telah dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Makale dengan menerapkan sistem poin berjalan dengan cukup efektif. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran ilmiah bagi pengembangan keilmuan dan berguna bagi peneliti untuk mendapatkan informasi sekaligus aplikasi ilmu yang peneliti dapat di bangku kuliah dalam ranah sosial dan pendidikan, khususnya ilmu sosiologi serta dapat dijadikan sebagai bahan infromasi bagi mahasiswa tentang penerapan sistem poin terhadap tingkat kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Makale.

DAFTAR PUSTAKA

George, Ritzer. 1992. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________. 2012. Bijak Menghukum Siswa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Inayati, Uly Taqiyya. “Implementasi Kebijakan Penerapan Sistem Poin Dalam Mengurangi Tingkat Pelanggaran Siswa Pada SMAN 1 Jekulo Kudus". Skripsi

Purwanto, Anas. “Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa MtsN Ngemplak, Sleman, Yogyakarta”. 16 Januari 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian kepala sekolah adalah salah satu penilaian kinerja pendidik dan tenaga pendidik untuk menjaga profesionalitas saat menjalankan tugas. Penilaian kinerja kepala

Event yang dirancang digunakan untuk meningkatkan aspek promosi dari hal-hal seperti bukaan besar, ulang tahun merek atau perusahaan, pengenalan produk baru, dan pertemuan

– Dari total Rp 61,169 miliar dugaan kerugian negara pengadaan alkes TA 2012 hasil audit BPK terbagi menjadi; Rp 48,779 miliar pengadaan alkes pada Prov Banten dan Rp 12,389

(2) dengan asam sulfat membentuk endapan putih (3) dengan hidrogen sulfida membentuk endapan hitam (4) dengan larutan jenuh dari besi (II) sulfat dalam.. asam sulfat pekat

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman

layanan di Sekertariat Daerah Provinsi Maluku Utaraseperti digambarkan dalam pernyataan berikut. “Saya dari subuh berangkat dari rumah, dengan maksud datang lebih pagi

Penilaian nasabah terhadap feedback berupa manfaat positif yang didapat setelah mengikuti gathering dan event yang diselenggarakan Treasury Group di Kanwil VII Pada tabel

dan hasil identiikasi hambatan bahasa, budaya, bahasa, kebiasaan dan penghalang lain Membuat bukti pelaksanaan upaya tindak lanjut tentang hambatan bahasa, budaya, bahasa,