• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2016"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 04/05/62/Th.X, 02 Mei 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I

TAHUN 2016

1. PENDAHULUAN

Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang cukup dominan dalam perekonomian baik pada tingkat nasional maupun di tingkat regional (Provinsi Kalimantan Tengah). Pentingnya sektor ini ditunjukkan dari besarnya kontribusi sektor ini terhadap perekonomian, dimana pada tingkat nasional industri manufaktur menjadi penyumbang tertinggi PDB Indonesia. Pada skala regional, sektor ini menjadi penyumbang terbanyak kedua perekonomian di Kalimantan Tengah setelah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 16,37 persen dari total PDRB Kalimantan Tengah triwulan IV 2015.

2. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG

Secara umum industri manufaktur dapat dibedakan kedalam dua kelompok yakni industri manufaktur berskala besar sedang dan industri manufaktur berskala mikro kecil. Keduanya dibedakan berdasarkan banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam proses industri tersebut. Industri manufaktur besar dan sedang ialah industri manufaktur dengan tenaga kerja berjumlah lebih dari 19 orang. Sedangkan industri manufaktur mikro dan kecil merupakan industri manufaktur dengan tenaga kerja berjumlah satu hingga 19 orang. Secara nasional industri manufaktur berskala besar dan sedang merupakan penyumbang tertinggi dari sektor industri, namun industri ini menyediakan kesempatan kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan industri manufaktur berskala mikro dan kecil.

Pada triwulan I tahun 2016 produksi industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah kembali mengalami peningkatan. Produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) di Kalimantan Tengah pada triwulan I mengalami peningkatan 0,36 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan IV tahun 2015), sedangkan pada triwulan IV tahun 2015 industri manufaktur pada skala ini mengalami

 Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2016 naik sebesar 2,67 persen ( y-on-y) dari periode yang sama pada tahun 2015.

 Produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) pada triwulan I tahun 2016 naik sebesar 0,36 persen dari triwulan IV tahun 2015.

 Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2016 naik sebesar 3,16 persen (y-on-y) dari periode yang sama pada tahun 2015.

 Produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan I tahun 2016 turun sebesar 3,13 persen dari triwulan IV tahun 2015.

(2)

barang dari karet dan plastik mengalami peningkatan produksi sebesar 2,19 persen. Sedangkan industri makanan, sebagai industri manufaktur besar dan sedang terbesar di Kalimantan Tengah, mengalami penurunan produksi sebesar 0,90 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

Arah perkembangan produksi industri manufaktur menengah besar pada tingkat nasional sedikit berbeda dengan Kalimantan Tengah. Pada triwulan I tahun 2016 industri manufaktur besar dan sedang nasional mengalami penurunan produksi sebesar 1,34 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan IV tahun 2015). Kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan produksi triwulan sebelumnya dimana pada triwulan IV tahun 2015 secara nasional industri manufaktur besar dan sedang mengalami peningkatan produksi sebesar 1,69 persen (dibanding triwulan III tahun 2015). Berbeda dengan Kalimantan Tengah, industri makanan dan industri karet, barang dari karet dan plastik pada tingkat nasional mengalami penurunan produksi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I tahun 2016 industri makanan dan industri karet, barang dari karet dan plastik pada tingkat nasional mengalami penurunan produksi sebesar 0,76 persen dan 7,66 persen terhadap triwulan IV tahun 2015.

Apabila membandingkan dengan produksi pada periode yang sama di tahun lalu (triwulan I tahun 2015), maka produksi industri manufaktur besar dan sedang di Kalimantan Tengah di triwulan I tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 2,67 persen (y-on-y). Peningkatan tersebut terjadi untuk setiap jenis industri baik berupa industri makanan maupun industri karet, barang dari karet dan plastik. Industri makanan berskala besar dan sedang di Kalimantan Tengah pada triwulan I tahun 2016 mengalami peningkatan produksi sebesar 1,76 dibandingkan triwulan yang sama ditahun 2015. Sedangkan industri karet, barang dari karet dan plastik berskala besar dan sedang di Kalimantan Tengah pada triwulan I tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,98 persen dibanding triwulan yang sama pada tahun 2015.

Pada tingkat nasional produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2016 juga lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2015. Produksi industri manufaktur besar dan sedang (y-on-y) Indonesia pada triwulan I mengalami peningkatan sebesar 4,08 persen dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015. Berbeda dengan Kalimantan Tengah, produksi industri karet, barang dari karet dan plastik pada tingkat nasional justru mengalami penurunan sebesar 3,84 persen dibanding triwulan yang sama di tahun 2015. Sedangkan industri manakan pada tingkat nasional mengalami peningkatan produksi (y-on-y) sebesar 4,54 persen dibandingkan produksi pada triwulan yang sama tahun 2015.

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I Tahun 2016

No Kode KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%)

q-to-q y-on-y

Tri IV

2015 2016 Tri I Tri IV 2015 2016 Tri I

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 10 Industri Makanan - Manufacture of food products -1,26 -0,90 0,87 1,76

2 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik - Manufacture of rubber and plastik products -1,31 2,19 3,35 3,98

Kalimantan Tengah (Regional) -1,17 0,36 0,79 2,67

(3)

3. PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL

Industri manufaktur berskala mikro dan kecil (jumlah pekerja < 20 orang) merupakan industri manufaktur yang banyak ditemui hampir di setiap kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Meskipun demikian klasifikasi industri ini lebih banyak ditemui di kabupaten/kota induk seperti Kapuas, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Palangka Raya. Meskipun nilai output yang dihasilkan oleh Industri ini belum sebanding dengan industri manufaktur berskala besar dan sedang, namun industri ini mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dibandingkan industri berskala besar dan sedang.

Pada triwulan I tahun 2016 industi manufaktur berskala mikro dan kecil di Kalimantan Tengah mengalami penurunan produksi sebesar 3,13 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2015 (q-to-q). Penurunan produksi ini terjadi hampir di setiap jenis industri manufaktur berskala mikro dan kecil kecuali pada industri makanan, industri tekstil, industri famasi produk obat kimia dan obat tradisional dan industri karet barang dari karet dan plastik. Keempat jenis industri tersebut justru mengalami peningkatan produksi (q-to-q). Peningkatan produksi keempat jenis industri tersebut di triwulan I tahun 2016 ini masing-masing sebesar 1,22 persen, 5,71 persen, 10,27 persen dan 1,90 persen dibandingkan produksi di triwulan IV tahun 2015. Dari seluruh jenis industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi, penurunan produksi tertinggi terjadi pada industri barang galian bukan logam (dengan penurunan produksi q-to-q sebesar 16,80 persen), industri alat angkutan lainnya (dengan penurunan produksi q-to-q sebesar 15,57 persen) dan industri pengolahan lainnya (dengan penurunan produksi q-to-q sebesar 13,82 persen). Di Kalimantan Tengah industri yang termasuk kedalam industri barang galian bukan logam antara lain pembuatan batu bata, genteng, batako, paving, gorong-gorong, gipsum dan lainnya. Industri yang termasuk kedalam industri alat angkut lainnya antara lain pembutan perahu/getek/jukung, dan badan alkon. Sedangkan yang termasuk kedalam industri pengolahan lainnya antara lain pembuatan kerajinan getah nyatu, pembuatan emas perhiasan, cap/stempel, peti jenazah dan lainnya.

Berbeda dengan Kalimantan Tengah, industri manufaktur mikro dan kecil pada skala nasional mengalami peningkatan produksi (q-to-q) sebesar 0,76 persen. Pada skala nasional jenis industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan produksi di triwulan I tahun 2016 ini hanyalah industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, industri barang galian bukan logam, industri pengolahan lainnya, industri logam dasar, industri pengolahan tembakau, industri barang logam, bukan mesin & peralatannya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Selain ketujuh jenis industri tersebut, seluruh jenis industri pada skala nasional mengalami peningkatan produksi. Jenis industri yang mengalami peningkatan produksi paling tinggi (q-to-q) di Indonesia ialah industri kertas dan barang dari kertas (dengan peningkatan produksi q-to-q sebesar 13,95 persen), industri komputer, barang elektronika dan optik (dengan peningkatan produksi q-to-q sebesar 13,35 persen) dan Industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya (dengan peningkatan produksi q-to-q mencapai 12,37 persen).

Jika dilakukan perbandingan antara produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I tahun 2016 dengan produksi industri manufaktur di triwulan I tahun 2015 maka akan diketahui bahwa terjadi peningkatan produksi sebesar 3,16 persen di Kalimantan Tengah. Banyaknya jenis industri manufaktur yang mengalami peningkatan produksi (y-on-y) jauh lebih banyak dibandingkan jenis industri yang mengalami penurunan produksi. Jenis industri yang mengalami penurunan produksi (y-on-y) antara lain industri pengolahan lainnya (-21,43 persen), industri barang galian bukan logam (-23,83 persen), industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (-27,31 persen), industri furnitur (-31,17 persen), industri alat angkutan lainnya (-31,83 persen). Di Kalimantan Tengah, industri yang termasuk kedalam industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya antara lain pembuatan berbagai barang dari teralis seperti pagar teralis dan lainnya.

(4)

tahun 2016 ialah sebesar 5,91 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun 2015. Hampir seluruh jenis industri di Indonesia mengalami peningkatan, hanya industri logam dasar, industri kayu, barang dari kayu, anyaman rotan, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri barang logam, bukan mesin & peralatannya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan yang mengalami penurunan produksi (y-on-y) di triwulan I tahun 2016 ini. Tiga jenis industri mikro dan kecil di Indonesia yang mengalami peningkatan produksi (y-on-y) di triwulan I tahun 2016 ini antara lain industri komputer, barang elektronika dan optik, industri mesin dan perlengkapan ytdl (yang tidak termasuk dalam lainnya), industri percetakan dan reproduksi media rekaman dengan besar peningkatan produksi masing-masing mencapai 24,26 persen, 24,17 persen, dan 23,31 persen dibandingkan produksi pada triwulan yang sama di tahun 2015.

Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I Tahun 2016

No Kode KBLI Jenis Industri Pertumbuhan (persen)

q-to-q y-on-y

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 1.22 7.41

2 11 Industri Minuman -0.32 4.74

3 13 Industri Tekstil 5.71 3.51

4 14 Industri Pakaian Jadi -4.91 1.76

5 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-7.35 8.83

6 18 Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman -5.71 27.08 7 21 Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisonal 10.27 24.64 8 22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 1.90 7.18 9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -16.80 -23.83 10 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya -7.60 -27.31 11 30 Industri Alat Angkutan Lainnya -15.57 -31.83

12 31 Industri Furnitur -10.69 -31.17

13 32 Industri Pengolahan Lainnya -13.82 -21.43

Kalimantan Tengah (Regional) -3.13 3.16

(5)

Grafik 1. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (q-to-q)

Grafik 2. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (y-on-y)

(6)

Grafik 3. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (q-to-q)

Grafik 4. Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (y-on-y)

Gambar

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang   Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I Tahun 2016
Tabel 2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Provinsi Kalimantan  Tengah Triwulan I Tahun 2016
Grafik 1.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Besar dan Sedang  Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (q-to-q)
Grafik 3.  Perbandingan Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil   Provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional Triwulan I 2016 (q-to-q)

Referensi

Dokumen terkait

Ringkasan pengujian adalah masukkan benda uji ke dalam bak perendam selama 85 menit sampai dengan 95 menit, lepaskan benda uji dari pelat dasar dan langsung pasangkan ke mesin

Adapun tema riset Partisipasi masyarakat dalam pemilu yakni : Masalah Sosial Ekonomi, Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS Voter turnout, Perilaku memilih Voting

Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan pelayanan penempatan transmigrasi.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan perhitungan kwantitatif, dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif bersumber dari data sekunder berupa

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Dengan pengujian ini dapat diketahui apakah variabel independen (X) secara tunggal berpengaruh terhadap variabel independen (Y), yaitu dengan membandingkan antara

Informasi lain menyebutkan bahwa masalah dari SDM (Sumber Daya Manusia) nya, perlu ditingkatkan serta sarana dan prasarana yang kurang mendukung menghambat pengelolaan

terhadap Kitab Suci al-Qur‟an menitik beratkan kepada metode tahlili , dalam artian ia menafsirkan ayat al-Qur’an secara runtut dan komprehensif dengan beraneka