• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar. Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA DPPKA DIY. Drs.BAMBANG WISNU HANDOYO NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Pengantar. Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA DPPKA DIY. Drs.BAMBANG WISNU HANDOYO NIP"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kata Pengantar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Capaian kinerja organisasi yang transparan dan akuntabel sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Organisasi Perangkat Daerah. Diharapkan penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang.

Akhirnya semoga hasil evaluasi yang disampaikan dalam laporan ini dapat bermanfaat, masukan dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan.

Yogyakarta, 28 Februari 2017 KEPALA DPPKA DIY

Drs.BAMBANG WISNU HANDOYO NIP.19601003 198803 1 006

(3)

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.

Ringkasan prestasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihasilkan di tahun 2016, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sasaran 1: Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan dengan indikatornya Persentase kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah, capaian kinerja sampai dengan akhir bulan Desember 2016 adalah 102,03%.

b. Sasaran 2: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah dengan indikator Persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan Aset Daerah, capaian kinerja sampai dengan akhir bulan Desember 2016 adalah 100,00%.

c. Sasaran 3: Peningkatan Kinerja BUMD dengan indikator Persentase Deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD, capaian kinerja sampai dengan akhir bulan Desember 2016 adalah 101,67%.

d. Sasaran 4: Peningkatan Kualitas Pengelolaan Aset Daerah dengan indikator Persentase Aset Daerah yang dapat dioptimalkan, capaian kinerja sampai dengan akhir bulan Desember 2016 adalah 105,61%.

(4)

Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta ke depan. Pertama, pengintegrasian sistem yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah dan kedua penyiapan regulasi penggunaan aset yang disewakan terhadap pihak ketiga.

Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.

(5)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Struktur Organisasi ... 2

I.2 Tugas dan Fungsi... 3

I.3 Keadaan Pegawai ... 4

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana... 6

I.5 Keuangan ... 7

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)... 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 9

II.1 Perencanaan Strategis ... 9

II.1.1 Visi dan Misi ... 10

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 11

II.1.3 Strategi ... 14

II.1.3.1 Misi 1 Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah ... 14

II.1.3.2 Misi 2 Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan Daerah... 14

II.1.3.3 Misi 3 Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD ... 15

II.1.3.4 Misi 4 Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah ... 15

II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 16

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016 ... 17

II.3.1 Target Belanja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta... 17

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis ... 17

II.4 Instrumen Pendukung... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 22

III.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 ... 22

(6)

III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya ... 40

III.4 Realisasi Anggaran ... 40

III.5 Analisis Efisiensi ... 41

BAB IV PENUTUP ... 44

IV.1 Kesimpulan ... 44

IV.2 Saran ... 45 LAMPIRAN- LAMPIRAN

(7)

Daftar Tabel

Tabel I.3.1 Kondisi Riil pegawai berdasarkan golongan, tingkat

pendidikan dan jenis kelamin ... 4

Tabel I.3.2 Kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan ... 5

Tabel I.4.1 Keadaan Sarana dan prasarana... 6

Tabel II.1.2 Sasaran Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset... 13

Tabel II.2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ... 16

Tabel II.3.1 Target Belanja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 ... 17

Tabel II.3.2 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis ... 18

Tabel III.1.1 Skala nilai peringkat kinerja ... 22

Tabel III.1.2 Capaian kinerja tahun 2016 ... 23

Tabel III.2.1.1 Realisasi PAD dan Pendapatan Daerah Tahun 2016 ... 25

Tabel III.2.1.2 Target dan realisasi kinerja sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan ... 26

Tabel III.2.2.1 Ketepatan dan keakuratan pengelolaan keuangan daerah 2016.. 30

Tabel III.2.2.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah ... 31

Tabel III.2.3.1 Penyertaan Modal dan Deviden BUMD Tahun 2016 ... 34

Tabel III.2.3.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kinerja BUMD.. 35

Tabel III.2.4.1 Aset tanah dan bangunan dioptimalkan ... 38

Tabel III.2.4.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas aset Daerah ... 38

Tabel III.4.1 Anggaran dan realisasi belanja langsung per Sasaran Tahun 2016 ... ... 40

Tabel III.4.1 Anggaran dan realisasi belanja langsung per program tahun 2016 (yang mendukung capaian sasaran strategis) ... 41

(8)

Daftar Gambar

Gambar II.4.1 Tampilan Halaman Muka SIPKD V 6.3 ... 19

Gambar II.4.2 Tampilan Halaman Muka Website DPPKA DIY ... 19

Gambar II.4.3 Tampilan SIPKD Menu Gaji Daerah ... 20

Gambar II.4.4 Menu Penatausahaan Penerimaan Aplikasi Pendapatan Daerah .. 21

Gambar II.4.5 Aplikasi Samsat Online ... 21

Gambar III.2.1.1 Launching e- samsat oleh Gubernur DIY ... 27

Gambar III.2.1.2 Pembangunan Gedung baru KPPD Sleman ... 27

Gambar III.2.2.1 Sosialisasi dan workshop penyusunan laporan keuangan... 32

Gambar III.3.1.1 Kaledoskop pembinaan dan forkom BUMD dan BUKP 2016 ... 36

Gambar III.2.4.1 Status kepemilikan tanah Pemda ... 39

Gambar III.2.4.2 Sertifikasi tanah Pemda ... 39

Gambar III.2.4.3 Pendampingan pengelolaan BMD... 39

(9)

BAB 1

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Mendorong Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kinerjanya.

Bab 1 Berisi :

1. Struktur Organisasi 2. Fungsi dan Tugas 3. Keadaan Pegawai 4. Keadaan Sarana dan

Prasarana 5. Keuangan 6. Sistematika LKj IP

(10)

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

I.1 Struktur Organisasi

Organisasi Pemerintah Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Organisasi Pemerintah Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi dinas terdiri dari:

a. Kepala;

b. Sekretariat, terdiri dari: 1. Subbagian Umum; 2. Subbagian Program; dan

3. Subbagian Data dan Teknologi Informasi. c. Bidang Anggaran Belanja, terdiri dari:

1. Seksi Pajak Daerah;

2. Seksi Retribusi dan Pendapatan lain-lain; dan 3. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. d. Bidang Anggaran Belanja, terdiri dari:

1. Seksi Pemerintahan; 2. Seksi Perekonomian;

3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Kesejahteraan Rakyat.

e. Bidang Pengelolaan Kas Daerah, terdiri dari: 1. Seksi Pemerintahan;

2. Seksi Perekonomian;

3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Kesejahteraan Rakyat.

(11)

f. Bidang Bina Keuangan Daerah, terdiri dari:

1. Seksi Bina Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Perhitungan Kabupaten/ Kota;

2. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan; dan

3. Seksi Bina Administrasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah.

g. Bidang Akuntansi, terdiri dari: 1. Seksi Pemerintahan; 2. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

3. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; dan 4. Seksi Perekonomian;

h. Bidang Pengelolaan Barang Daerah, terdiri dari: 1. Seksi Administrasi Barang Daerah;

2. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; dan 3. Seksi Monitoring dan Evaluasi.

i. UPT; dan

j. Kelompok Jabatan Fungsional. I.2 Tugas dan Fungsi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, pengelolaan kas daerah, akuntansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah, serta pengelolaan barang milik daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai fungsi: a. penyusunan program di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran

belanja, pengelolaan kas daerah, akuntansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah, serta barang milik daerah;

b. perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, pengelolaan kas daerah, akuntansi dan pembinaan administrasi keuangan daerah, serta barang milik daerah;

(12)

c. pengelolaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain, serta pendapatan transfer;

d. penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

e. pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah;

f. pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan Kabupaten/Kota, Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta dana non Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;

g. pengelolaan kas daerah dan akuntansi; h. pengelolaan barang milik daerah;

i. pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR);

j. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan keuangan serta pengelolaan barang daerah;

k. pelaksanaan kegiatan ketata usahaan; dan

l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh G ubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

I.3 Keadaan Pegawai

Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2016 sebanyak 255 orang, perincian kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan, golongan, tingkat pendidikan, jenis kelamin adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel I.3.1 Kondisi riil pegawai berdasarkan golongan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin*)

GOL. LAKI-LAKI JML PEREMPUAN JML JML. TOTAL S2 S1 D4 D3/ D2/ SM SLTA SLTP SD S2 S1 D3/ D2/ SM SLTA SLTP SD IV/e 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 IV/d 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 IV/c 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 IV/b 1 2 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 0 3 6 IV/a 5 3 0 0 0 0 0 8 3 2 0 0 0 0 5 13 JML.GOL.IV 6 6 0 0 0 0 0 12 6 2 0 0 0 0 8 20

(13)

Sumber: Laporan Tahunan Kepegawaian DPPKA DIY 2016, diolah

Tabel I.3.2 Kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan

No Jabatan Eselon Kondisi

Riil Formasi

1 Struktural Kepala Dinas II.A 1 1

Sekretaris III.A 1 1

Kepala Bidang III.A 6 6

Kepala UPTD III.A 4 5

Kepala Seksi / Sub Bagian IV.A 37 39

2 Fungsional Umum Staf - 206 384

Jumlah 255 393

Sumber: Laporan Tahunan Kepegawaian DPPKA DIY 2016, diolah

Jabatan struktural Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset beserta 5 UPT se DIY sebanyak 49 orang sedang jumlah ideal sesuai Peraturan Gubernur Nomor 66 tahun 2008 tentang Kualifikasi Jabatan sebanyak 52 orang. Jabatan fungsional umum staf sebanyak 206 orang, sedang kebutuhan ideal sesuai formasi adalah 384 orang.

III/d 1 25 1 3 0 0 0 30 1 15 3 0 0 0 19 49 III/c 1 16 0 13 0 0 0 30 3 6 0 0 0 0 9 39 II/b 1 25 0 0 31 0 0 47 0 16 2 30 0 0 48 95 III/a 0 9 0 0 6 0 0 15 0 2 0 5 0 0 7 22 JML.GOL.III 3 65 1 16 37 0 0 122 4 39 5 35 0 0 83 205 II/d 0 1 0 0 4 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 II/c 0 1 0 0 5 8 0 14 0 0 0 0 0 0 0 14 II/b 0 0 0 0 1 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 II/a 0 0 0 0 1 2 3 6 0 0 0 0 0 0 0 6 JML.GOL.II 0 2 0 1 11 12 3 28 0 0 0 0 0 0 0 28 I/d 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 I/c 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I/b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 I/a 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 JML.GOL.I 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 2 JML.TOTAL 9 73 1 17 48 13 3 157 10 41 5 35 0 0 91 255

(14)

Apabila dilihat dari beban kerja, masih terdapat kekurangan pejabat struktural sebanyak 2 orang terdiri dari 1 pejabat eselon 3 dan 1 pejabat eselon 4, demikian pula untuk jabatan fungsional umum staf masih kekurangan 178 orang, hal ini mengakibatkan terdapat pejabat struktural maupun pejabat fungsional umum yang merangkap jabatan. Mengingat beban kerja sesuai dengan tugas dan fungsi instansi masih dibutuhkan tambahan pegawai. Untuk mengatasi hal tersebut dikeluarkan Surat Perintah Kepala Dinas untuk pelaksana tugas pejabat struktural dan jabatan fungsional umum.

I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel I.4.1 Saranadan Prasarana DPPKA DIY*)

No Sarana/Prasarana

Jumlah

Kondisi Riil Kebutuhan Ideal

1 2 3 4 1 Bangunan/gedung 73 73 2 Kendaraan roda 6 1 6 3 Kendaraan roda 4 28 28 4 Kendaraan roda 2 25 34 5 Komputer PC 381 385 6 Laptop/Note Book 106 147

7 Air Condition (AC) 230 240

8 Server 54 79

9 UPS 136 140

10 Printer/Scanner 399 399

11 CCTV 135 135

12 LCD Viuwer 37 45

13 Mesin Ketik Manual 31 37

15 Brankas 22 23

16 Komputer Informasi Layanan 6 6

17 Pesawat Telepon 62 62

(15)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kebutuhan ideal sarana prasarana pendukung kelancaran tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset telah memenuhi kebutuhan sesuai beban kerja, ada beberapa sarana yang belum sesuai dengan kebutuhan ideal seperti kendaraan roda 6, kendaraan roda 2, komputer PC, Note Book, AC, Server, UPS, LCD, mesin ketik, brankas dan filing kabinet tidak mengganggu operasional maupun pelayanan kepada masyarakat khususnya wajib pajak, seperti kendaraan roda 6 untuk Bus Satling adalah dilakukan penjadwalan pelayanan Samsat Keliling.

I.5 Keuangan

Jumlah anggaran yang dikelola Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2016 sesuai Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Nomor 45/DPPA/2016, tanggal 14 Desember 2016 adalah sebanyak Rp148.605.923.679,00 dengan perincian belanja tidak langsung Rp66.398.576.760,00 dan belanja langsung Rp82.207.346.919,00.

I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif memuat:

1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya;

2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKj IP/manfaat LKj IP, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, Potensi yang menjadi ruang lingkup OPD dan Sistematika penulisan LKj IP.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis, rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi instansi

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka mencapai sasaran/tujuan organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.

BAB IV PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah LAMPIRAN

(17)

BAB 2

Perencanaan

& Perjanjian Kinerja

II.1 Perencanaan Strategis

Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Daerah DIY selama empat tahun terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik. Evaluasi Pembangunan yang dilakukan pada tahun 2014 menunjukkan adanya beberapa indikator target sasaran yang capaiannya telah melampaui target yang ditetapkan pada akhir RPJMD.

Hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukannya perubahan terhadap RPJMD 2012-2017 berdasarkan amanat Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Serta Indikator Kinerja Utama Gubernur dalam RPJMD Tahun 2012-2017.

Selaras dengan perubahan RPJMD 2012-2017 menimbulkan konsekuensi logis adanya tindak lanjut dalam Perubahan Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017, yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY Nomor 050/00569/SET tentang Perubahan Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 - 2017, tanggal 16 Januari 2016.

Perubahan perlu dilakukan untuk melakukan rasionalisasi terkait target kinerja sasaran, program dan kegiatan pendukung sasaran Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penjabaran sasaran dan indikator Gubernur dalam perubahan RPJMD. Hasil perubahan RPJMD

Bab 2 Berisi : 1. Perencanaan Strategis 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 3. Rencana Anggaran Tahun 2016 4. Instrumen Pendukung

(18)

DIY Tahun 2012-2017 akan digunakan sebagai panduan dalam menentukan program kegiatan dalam rencana kerja sampai dengan tahun akhir RPJMD. Perubahan yang dilakukan tercantum dalam Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta.

II.1.1 Visi dan Misi Visi

Visi yang ingin dicapai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY selama lima tahun kedepan kurun waktu 2012-2017 adalah sebagai berikut:

“ TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA ”

Dari visi yang telah ditetapkan tersebut, yang dimaksud dengan Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sebagai lembaga/institusi yang mempunyai tugas menghimpun, menghasilkan pendapatan, mengelola keuangan daerah dan mengelola kekayaan / aset daerah.

Terbaik se Indonesia dimaksudkan adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menjadi instansi/lembaga/institusi yang mampu bersaing dan komitmen tinggi dalam mewujudkan kemandirian kemampuan keuangan daerah.

Misi

Untuk dapat merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut diperlukan langkah dalam peningkatan pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah. Untuk merealisasikan visi harus didukung dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkompeten, sarana dan prasarana yang memadai serta didukung anggaran sehingga misi dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien untuk mewujudkan prestasi kerja yang optimal.

(19)

Dengan demikian maka misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY 2012-2017, sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah

2. Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah 3. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja BUMD

4. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah

5. Mengoptimalkan peningkatan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD.

6. Meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan kabupaten/kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan lancar dan tepat waktu

II.1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka tujuan jangka menengah selama 5 tahun anggaran sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 050/00781/SET tanggal 26 Januari 2015 tentang Revisi Rencana Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017 adalah :

1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah

2. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel 3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD

4. Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi pemda

5. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD

6. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah kab/kota yang transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan.

(20)

Sedang sesuai dengan Perubahan Renstra Dinas Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan DIY Tahun 2012-2017, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 050/00569/SET, tanggal 18 Januari 2016,

Tujuan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah:

1. Pengelolaan Keuangan Daerah semakin Berkualitas.

Sasaran Strategis

Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun sesuai dengan Revisi Renstra adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah

3. Meningkatnya kinerja BUMD

4. Meningkatknya kualitas pengelolaan aset daerah

5. Meningkatknyan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD 6. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah kab/kota.

Sesuai dengan Perubahan Renstra 2012-2017 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY, sasaran Organisasi Pemerintah Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset yaitu:

1. Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; 2. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah;

(21)

Tabel II.1.2Sasaran Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL (2012) Target Ket. 2013 2014 2015 2016 2017 1 Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan 1.1 Persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah % 43.90 44.34 51.47 51.48 51.49 51.49 Sebelum revisi 44.34 51.47 51.31 49.18 46,25 Setelah Revisi 2 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah 2.1 Opini Pemeriksaan BPK (WTP=100, WDP=2, Disclaimer=3) % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 Sebelum Revisi 2.2 Persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan daerah 100,00 100,00 100,00 100,00 100 Setelah Revisi 3 Peningkatan kinerja BUMD 3.1 Persentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD % 22,00 31.56 26.13 22.95 24.45 28.36 Sebelum Revisi 31.56 26.13 18.34 18.57 19.36 Setelah Revisi 4 Meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah 4.1 Persentase aset daerah yang dapat dimanfaatkan % 11,29 11.43 11.57 11.71 11.86 12.00 Sebelum Revisi 4.2 Persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan 11.43 11.57 11.71 54.03 54.46 Setelah Revisi II.1.3 Strategi

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

(22)

II.1.3.1 Misi 1 Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah

™ Strategi

1) Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan.

2) Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan.

™ Kebijakan

Peningkatan Koodinasi dan Kualitas SDM Pengelola Pendapatan Daerah.

™ Program

Peningkatan Pendapatan Daerah

™ Kegiatan

1) Pelayanan Kesamsatan Kantor Pelayanan Pajak Daerah 2) Pengkajian Potensi Obyek Pendapatan Daerah

3) Pendataan Potensi dan Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor KPPD 4) Koordinasi dan Sinkronisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah 5) Penggalian Potensi dan Inovasi Sumber Pendapatan Daerah II.1.3.2 Misi 2 Mengembangkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah

™ Strategi

Perencanaan penganggaran, penatausahaan dan pelaporan keuangan daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

™ Kebijakan

Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan.

™ Program

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

™ Kegiatan

1) Penyusunan Laporan Keuangan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Daerah

(23)

4) Penyusunan Laporan Keuangan dan Pertanggungjawaban APBD 5) Penatausahaan Keuangan Daerah

6) Pengendalian Gaji Pegawai Daerah

7) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Daerah

8) Penyusunan Dokumen Penyediaan Dana dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

9) Pengembangan Sistem d a n S u m b e r d a y a P e l a p o r a n Keuangan Daerah.

10)Pelatihan dan Sosialisasi Program/Aplikasi Gaji GDO II.1.3.3 Misi 3 Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD.

™ Strategi

1. Penataan kelembagaan BUMD; 2. Pengembangan manajemen BUMD;

3. Penguatan modal dan pengembangan usaha.

™ Kebijakan

Perubahan bentuk badan hukum, penataan manajemen dan penyehatan BUMD

™ Program

Pengembangan dan Pembinaan BUMD dan LKM.

™ Kegiatan

1. Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan BUKP. II.1.3.4 Misi 4 Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah.

™ Strategi

Verifikasi, klasifikasi dan penilaian, monitoring dan investigasi aset daerah.

™ Kebijakan

Pendayagunaan kekayaan daerah

™ Program

Pengembangan dan Pengelolaan Aset Daerah.

™ Kegiatan

(24)

2) Pemanfaatan Barang Milik Daerah

3) Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Daerah 4) Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah 5) Penatausahaan Barang Milik Daerah

6) Pengawasan Pengelolaan Barang Milik Daerah II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2016.

Tabel II.2.1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SATUAN

TARGET

TAHUNAN TRIWULAN TARGET*)

1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan Persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah % 49,18 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 9,90 22,03 33,15 49,18 2 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah Persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan daerah % 100,00 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 50,00 50,00 80,00 100,00

(25)

3 Peningkatan Kinerja BUMD Persentase Deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD % 18,57 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 0,00 16,65 17,00 18,57 4 Peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah Persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan % 54,03 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 0,00 0,00 54,03 54,03

II.3 Rencana Anggaran Tahun 2016

Pada Tahun Anggaran 2016 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp165.344.445.259,00. Melalui mekanisme perubahan APBD TA.2016 menjadi Rp. 148.605.923.679,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp66.398.576.760,00 dan Belanja Langsung Rp82.207.346.919,00. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp 144.185.457.301,00 (97,03%) dengan rincian untuk belanja tidak langsung Rp 63.519.382.518,00(95,66%) dan belanja langsung sebesar Rp 80.666.074.783,00 (98,13%).

II.3.1 Target Belanja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY

Tabel II.3.1 Target Belanja DPPKA DIY Tahun 2016

Uraian Target Persentase

1 2 3

Belanja Tidak Langsung Rp 66.398.576.760,00 44,68%

Belanja Langsung Rp 82.207.346.919,00 55,32%

Jumlah Rp148.605.923.679,00 100,00%

Sumber : Laporan keuangan DPPKA DIY 2016 un audited, diolah

II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran belanja langsung Tahun 2016 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:

(26)

Tabel II.3.2 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis

No. Sasaran Anggaran Persentase Keterangan

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya

pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan Rp10.360.492.723,00 12,60% 13 kegiatan 2 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah Rp 7.115.875.765,00 8,66% 10 kegiatan 3 Peningkatan Kinerja BUMD Rp 767.737.400,00 0,93% 1 kegiatan 4 Peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah Rp2.383.175.081,00 2,90% 6 kegiatan

II.4 Instrumen Pendukung

Instrumen yang dikembangkan dan digunakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY untuk mempermudah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, menghasilkan data maupun informasi yang mendukung penerapan SAKIP pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY, sebagai berikut.

II.4.1. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sistem yang terintegrasi dan dioperasionalkan secara online, digunakan oleh seluruh SKPD dalam proses perencanaan penganggaran, penatausahaan serta pertanggungjawaban dan pelaporan. Pada tahun 2016 sistem aplikasi ini telah ditingkatkan kapasitasnya menjadi versi 6.3 dimana operasional sistem aplikasi ini lebih simpel untuk menyusun laporan keuangan berbasis akrual tahun 2016 dan penyusunan APBD tahun anggaran 2017.

(27)

Gambar II.4.1 Tampilan Halaman Muka SIPKD V.6.3

Sumber: Aplikasi SIPKD pada DPPKA DIY 2016.

II.4.2 Website Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY

Website DPPKA DIY memuat segala informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh DPPKA beserta 5 KPPD se DIY yang dapat diakses melalui

http://dppka.jogjaprov.go.id. Website ini juga ditautkan dengan sistem aplikasi maupun website SKPD lain se Pemda DIY.

Gambar II.4.2 Tampilan Halaman Muka Website DPPKA DIY

(28)

II.4.3 SIPKD Modul Gaji

Merupakan suatu aplikasi payroll yang dapat membantu mendukung kebijakan pengelolaan gaji yang tepat dikarenakan dapat menghitung gaji secara otomatis dengan formulasi yang telah ditentukan sehingga tidak diperlukan verifikasi terus menerus terhadap hasil perhitungan selama data yang terkait dengan perhitungan telah diperiksa kebenarannya.

Hal ini dapat mengurangi beban kerja bagian payroll, mempercepat dan meningkatkan akurasi proses perhitungan gaji, memiliki mekanisme kontrol yang baik sehingga akuntabilitas hasil perhitungan dapat dipertanggungjawabkan dan aplikasi yang dibangun memiliki fleksibilitas yaitu jika ada perubahan kebijakan, penyesuaiannya dapat dilakukan dengan mudah dan terjaga konsistensinya selain struktur data yang sistematis sehingga memudahkan keperluan analisa lebih lanjut. Gambar II.4.3 Tampilan SIPKD Menu Gaji Daerah

Sumber: Aplikasi SIPKD Modul Gaji pada DPPKA DIY tahun 2016

II.4.4 Sistem Informasi Pendapatan Daerah

Aplikasi Informasi Pendapatan Daerah, merupakan bagian dari aplikasi SIKPD. Pengguna aktif aplikasi ini adalah bendahara penerima untuk melakukan penatausahaan penerimaan pendapatan setiap hari, sehingga laporan

(29)

Keuntungan dari aplikasi ini antara lain mempermudah dan meminimalisir kesalahan dalam menyusun laporan pertanggungjawaban, laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan Pemerintah Daerah.

Gambar II.4.4. Menu Penatausahaan Penerimaan Aplikasi Pendapatan Daerah

Sumber : SIPKD Modul Pendapatan 2016.

II.4.5 Sistem Aplikasi Kesamsatan

Sistem Aplikasi kesamsatan telah ada sejak tahun 1989 dan terus mengalami pengembangan. Pada tahun 2016 ini, aplikasi kesamsatan dikembangkan ke arah

e-samsat. Pengembangan ini memungkinkan wajib pajak dapat membayar pajak

kendaraan bermotor melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pengembangan aplikasi kesamsatan ini merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan publik dalam rangka intensifikasi pajak daerah, khususnya dari sektor pajak kendaraan bermotor.

Gambar II.4.5 Aplikasi Samsat Online

(30)

BAB 3

Akuntabilitas Kinerja

III.1. Capaian Kinerja Tahun 2016

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY tahun 2016 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

™ Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci

No. Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja Tahun 2016 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4. Akuntabilitas Anggaran

(31)

Tabel III.1.2 Capaian Kinerja Tahun 2016

NO. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA SATUAN TARGET REALISASI PERSENTASE KRITERIA/

KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan Persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah % 49,18 50.18 102,03 Sangat Baik 2 Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah Persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan daerah % 100,00 100,00 100,00 Sangat Baik 3 Peningkatan Kinerja BUMD Persentase Deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD % 18,57 18,88 101,67 Sangat Baik 4 Peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah Persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan % 54,03 57,66 105,61 Sangat Baik

Dari tabel di atas, terdapat 4 indikator yang terbagi ke dalam 4 sasaran strategis. Pada tahun 2016, sebanyak 4 indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator.

Capaian yang tertinggi pada indikator persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan dengan persentase 105,61%, sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah indikator persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan daerah dengan persentase 100%.

III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

(32)

III.2.1 Sasaran Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain -lain pendapatan .

Sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan menjadi salah satu sasaran strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dikarenakan alasan teknis dan alasan kebijakan. Alasan teknis terkait perluasan layanan pembayaran pajak, pemetaan potensi pendapatan daerah pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berpendapatan, koordinasi dengan pemerintah pusat untuk menyampaikan masukan terhadap kondisi keuangan daerah agar meningkatkan pendapatan transfer pusat ke daerah sedang alasan kebijakan dimana kemampuan keuangan daerah di DIY dibawah 50% sehingga tingkat ketergantungan pembiayaan pembangunan daerah atas pemerintah pusat masih tinggi.

Tolok ukur capaian sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan terdiri dari satu indikator yaitu indikator:persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah dengan formulasi perhitungan: jumlah realisasi PAD berupa pajak, retribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah dibagi jumlah total realisasi pendapatan APBD tahun anggaran 2016 dikalikan seratus persen.

P : Realisasi PAD X 100%

Total Realisasi pendapatan APBD

Gambaran tentang pendapatan dari pajak daerah yang dipungut antara lain bersumber dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan dan pajak rokok. Untuk pajak bahan bakar kendaraan bermotor terjadi perluasan obyek pajaknya selain premium, pertamax, solar, pertamina dex, bio solar, pertalite juga dexlite dan pertamax turbo meskipun wilayah obyeknya masih terbatas. Perluasan obyek pajak juga diikuti dengan perluasan wilayah obyek dimana sebelumnya untuk pertalite hanya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo bertambah wilayah Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul.

Hasil retribusi daerah yang dipungut yaitu retribusi jasa usaha terdiri dari retribusi pemakaian kekayaan daerah bersumber dari retribusi rumah dinas, lahan parkir Malioboro Mall, tanah dan bangunan, Bangun Guna Serah (BGS), retribusi

(33)

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dpisahkan bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta dan bagian laba atas penyertaan modal pada lembaga keuangan non bank.

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah bersumber dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro, pendapatan deposito bank, tuntutan ganti rugi daerah, pendapatan denda pajak, pendapatan pengelolaan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP), tindak lanjut hasil temuan dan lain-lain pendapatan yang telah ditargetkan.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan dalam APBD pada tahun 2016 adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel III.2.1.1 Realisasi PAD dan Pendapatan Daerah tahun 2016

No Uraian Realisasi*)

1 PAD Rp1.673.209.115.514,09

1.1 Pajak Daerah Rp1.440.571.518.513,00

1.2 Hasil Retribusi Daerah Rp 36.585.883.321,00

1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Rp 57.336.115.845'38

1.4 Lain-lain PAD yang sah Rp 138.715.597.834,71

2 Total Pendapatan Daerah Rp3.898.652.904.306,09

2.1 Pendapatan Daerah (non Danais, DAK non BOS) Rp3.334.885.384.349,09

2.2 Danais Rp 477.494.515.166,00

2.3 DAK Non BOS Rp 86.273.004.791,00

*) Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Pemda DIY tahun 2016 Un audited,diolah

Dari data dalam tabel diatas diperoleh hitungan persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah sebagai berikut:

P = Rp1.673.209.115.514,09 X 100% Rp3.334.885.384.349,09

(34)

Tabel III.2.1.2 Target dan realisasi kinerja sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan.

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah 53,11% 49,18% 50,18% 102,03% 46,25% 105,79%

Capaian kinerja indikator persentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah ditahun 2016 adalah 50,18% dari target sebesar 49,18%, jadi persentase realisasinya 102,03% .

Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 53,11%, realisasi tahun 2016 sebesar 50,18% turun 2,93%, terhadap realisasi tahun 2014 sebesar 52,62% realisasi tahun 2016 turun 2,44% sedang terhadap realisasi tahun 2013 sebesar 47,08%, realisasi tahun 2016 naik 3,1%. Realisasi capaian tahun 2016 sebesar 50,18% terhadap target akhir Renstra Revisi sebesar 46,25%, artinya target akhir Renstra Revisi telah dicapai.

Faktor pendorong tercapainya sasaran meningkatnya pendapatan daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan adalah adanya penyesuaian regulasi, peningkatan sumberdaya penagihan, penambahan sarana prasanana pendukung kinerja pelayanan khususnya dalam pelaksanaan pembayaran pajak kendaraan bermotor sebagai sumber penghasil terbesar dalam penerimaan PAD.

(35)

Gambar III.2.1.1 Launching e-samsat oleh

Gubernur DIY

Pajak (WP) membayar melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan perbaikan sarana prasarana penunjang dengan melakukan perluasan gedung KPPD Bantul dan KPPD Sleman.

Obyek pajak daerah memang bersifat close list berdasarkan UU Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak

Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target kinerja sasaran adalah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah. Pada tahun 2016 ini, intensifikasi pajak daerah dilakukan melalui pendataan dan penagihan wajib pajak secara door to door, pengembangan aplikasi kesamsatan yang memungkinkan wajib

Gambar III.2.1.1.Pembangunan Gedung baru KPPD Sleman

daerah dan Retribusi Daerah, tapi tetap dapat dilakukan ekstensifikasi, antara lain penambahan jumlah Wajib Pajak pada Pajak Air Permukaan. Wajib pajak Pajak Air Permukaan pada tahun 2016 bertambah dua, yaitu PDAM Kabupaten Bantul dan Sleman. Pada Pajak bahan Bakar Kendaraan Bermotor, DIY mendapatkan tambahan dari penjualan BBM jenis baru yaitu Bahan Bakar Gas, Pertalite, Dexlite dan Pertamax Turbo. Penambahan pajak dari hasil penjualan jenis bahan bakar baru ini, khususnya pertalite, sangat signifikan menambah penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor karena harganya di atas premium dan volume penjualannya juga tinggi.

Intensifikasi pada retribusi daerah dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan SKPD berpendapatan agar mereka dapat lebih berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, karena retribusi terkait dengan pelayanan yang diberikan. Pada retribusi daerah, ekstensifikasi dilakukan dengan menggali potensi dari aset yang dimiliki SKPD maupun inovasi-inovasi baru.

(36)

Terkait pemanfaatan aset pada DPPKA berupa pemanfaatan rumah dinas, sewa tanah dan bangunan, bangun guna serah dan lahan untuk parkir dijadikan retribusi, pada Dinas PUPESDM berupa pengelolaan lumpur tinja dan tempat pembuangan akhir dijadikan retribusi. Terkait penambahan retribusi dari inovasi baru adalah adanya alat baru dari BPTTG.

III.2.2 Sasaran Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah menjadi sasaran strategis adalah alasan teknis dan alasan kebijakan. Alasan teknis terkait integrasi modul sistem perencanaan dan penganggaran sedangkan alasan kebijakan terkait persepsi dan konsepsi yang sama dan sepaham bagi setiap pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan anggaran pemerintah daerah terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Tolok ukur capaian sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah terdiri dari satu indikator yaitu indikator persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan formulasi perhitungan untuk ketepatan: APBD disyahkan tanggal 31 Desember (50%) dan semua SKPD selesai menyusun laporan keuangan tanggal 28 Februari (50%), dan keakuratan: nilai bobot SPI (60%) ditambah nilai bobot kepatuhan (40%), dirumuskan sebagai berikut:

ketepatan (X1+X2) + ( keakuratan ( X3 + X4) Y = --- 2

Dimana: Ketepatan:

X1 : APBD disyahkan 31 Desember

X2 : SKPD selesai menyusun laporan keuangan tanggal 28 Februari Keakuratan:

X3 : Nilai bobot SPI X4 : Nilai bobot kepatuhan

Gambaran mengenai penyusunan APBD TA.2016, penyusunan laporan keuangan SKPD 2016 dan hasil pemeriksaan BPK atas Sistem Pengendalian Intern

(37)

Untuk menyusun APBD Tahun Anggaran 2016, berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

Sesuai surat edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditujukan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Hal Penyusunan RKA-SKPD Tahun Anggaran 2016 terbit pada tanggal 15 Oktober 2015 dengan Nomor: 903/10269. Penyusunan dan pembahasan RKA SKPD dan RKA PPKD serta penyusunan Rancangan Perda tentang APBD menggunakan format Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) secara online.

Penyampaian Raperda APBD kepada DPRD DIY tanggal 19 Oktober 2015, keputusan bersama antara Gubernur dan DPRD Nomor 83/K/DPRD/2015 dan 18/PERS-BER/2015 tanggal 30 Nopember 201 tentang Rancangan Perda APBD TA.2016. Penyampaian Raperda dan Raperkada tentang APBD kepada Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi nomor 903/14211, tanggal 29 Nopember 2015 dan klarifikasi oleh Depdagri tanggal 8 Desember 2015 dengan hasil Keputusan Mendagri Nomor 903-6205 tahun 2015, tanggal 21 Desember 2015 tentang Evaluasi Raperda DIY tentang APBD TA.2016 dan Rapergub DIY tentang Penjabaran APBD TA.2016.

Hasil evaluasi Kemendagri disampaikan ke DPRD DIY dengan surat Gubernur tertanggal 21 Desember 2015 Nomor 903/12525. Hasil kesimpulan pembahasan evaluasi dengan DPRD DIY tertuang dalam Keputusan Pimpinan DPRD Nomor 108/K.P/DPRD/2015 tanggal 23 Desember 2015. Raperda APBD DIY TA.2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2015 27 Desember 2015 tentang APBD DIY TA.2016.

Untuk menyusun laporan keuangan akhir tahun 2016, Pemerintah Daerah DIY telah mengeluarkan Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 910/15421 tanggal 27 Desember 2016, Hal: Laporan pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran 2016 yang ditujukan kepada Kepala Dinas / Badan / Kantor / Setda / Setwan / RS.Grhasia / RS.Respira dan SKPD selaku PA/KPA Penerima Dana Keistimewaan di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Laporan keuangan yang disusun adalah laporan keuangan berbasis akrual yang terdiri dari 7 laporan yaitu LRA, Neraca, Laporan operasional, laporan

(38)

perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan catatan atas laporan keuangan, menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Sampai dengan Pebruari 2017 sebanyak 46 SKPD telah selesai menyusun laporan keuangan tahun 2016.

Dari laporan keuangan masing-masing SKPD dikonsolidasi menjadi laporan keuangan Pemda DIY Tahun 2016 un audited sebagai entitas pelaporan. Laporan Keuangan Pemda DIY un audited tahun 2016 kemudian akan dilakukan reviu oleh Inspektorat DIY sebelum diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 22B/LHP/XVIII.YOG/05/2016, tanggal 30 Mei 2016 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern, terdapat 5 temuan pemeriksaan terkait administrasi (bobot 60%), dan berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22C/LHP/XVIII.YOG/05/2016, tanggal 30 Mei 2016 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, terdapat 4 temuan hasil pemeriksaan terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan( bobot 40%).

Tabel III.2.2.1Ketepatan dan Keakuratan pengelolaan keuangan daerah 2016

No Uraian Nilai Bobot

Ketepatan*)

Nilai Bobot Keakuratan*)

1 2 3 4

1 APBD TA. 2016 disyahkan dengan Perda DIY No.14 tanggal 27 Desember 2015 tentang (bobot 50%)

50%

2 Tanggal 28 Pebruari 2017 sebanyak 46 SKPD

Pemda DIY telah menyusun laporan keuangan 2016 (bobot 50%)

50%

3 LHP BPK RI No. 22B/LHP/XVIII.YOG/05/2016

tanggal 30 Mei 2016, sebanyak 5 temuan

pemeriksaan SPI (bobot 60%)

60%

4 LHP BPK RI No. 22C/LHP/XVIII.YOG/05/2016

tanggal 30 Mei 2016, sebanyak 4 temuan

pemeriksaan Kepatuhan (bobot 40%)

40%

(39)

Dari tabel diatas, diperoleh hitungan capaian indikator persentase ketepatan dan keakuratan pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:

ketepatan (X1+X2) + ( keakuratan ( X3 + X4) Y = --- 2 (50% + 50%) + ( 60% + 40%) Y = --- 2 = 100%

Hasil hitungan diatas dimasukkan dalam tabel target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut.

Tabel III.2.2.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Persentase Ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah 100% 100,00% 100,00% 100,00 100,00 100,00

Capaian kinerja indikator persentase ketepatan dan keakuratan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah tahun 2016 sebesar 100% dari target 100%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 100%.

Terhadap capaian tahun 2015 sebesar 100%, realisasi tahun 2016 sebesar 100%, artinya realisasi tercapai, apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 maupun tahun 2013 tidak dapat diperbandingkan, karena indikator sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah mengalami perubahan sesuai Revisi RPJMD 2012 - 2017 maupun revisi indikator kinerja utama Renstra

(40)

meskipun targetnya sama. Terhadap target akhir Revisi Renstra 2017, capaian kinerja tahun 2016 sebesar 100%, artinya target akhir Revisi Renstra telah dicapai.

Faktor yang mendorong ketercapaian kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah antara lain regulasi sebagai payung hukum dipersiapkan, SDM pelaksana dan pengelola keuangan telah dipersiapkan, adanya kebijakan pimpinan, sarana prasarana pendukung tersedia, sistem yang digunakan untuk perencanaan penganggaran, penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan dan aset telah integratif dan aplikatif dalam penerapan acrual basis, selain itu temuan aparat pengawasan turun dan segera ditindaklanjuti.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan agar pengelolaan keuangan daerah semakin berkualitas antara lain dilakukan sosialisasi peraturan terkait pengelolaan keuangan daerah, workshop penyusunan laporan keuangan, bimtek dan pendampingan penyusunan APBD dan pelaporan keuangan, rekonsiliasi data dan desk penyusunan laporan barang dan penyusutan serta pelaporan keuangan kepada petugas masing-masing SKPD, jaminan ketersediaan jaringan dan operasional sistem yang handal dan penambahan volume 4 angkatan diklat khusus tentang pengelolaan keuangan berbasis akrual.

III.2.3 Sasaran Peningkatan Kinerja BUMD

Sasaran peningkatan kinerja BUMD menjadi sasaran strategis melalui pemenuhan modal dasar terhadap setoran modal pemerintah daerah sesuai amanat peraturan daerah dan BUMD agar melaksanakan sesuai mandat core

bisnisnya.

Gambar : III.2.2.1 Sosialisasi dan workshop

(41)

Tolok ukur capaian sasaran peningkatan kinerja BUMD terdiri dari satu indikator yaitu indikator persentase deviden BUMD terhadap jumlah penyertaan modal BUMD, dengan formulasi perhitungan jumlah deviden BUMD dibagi jumlah total penyertaan modal BUMD dikalikan seratus persen, formulasi perhitungan dirumuskan sebagai berikut:

D = D

D1 + D2 + D3 + D4 + D5

D = ---

n

Jumlah deviden BUMD 1

D1 = --- x 100%

Jumlah total penyertaan modal BUMD1

Jumlah deviden BUMD 2

D2 = --- x 100%

Jumlah total penyertaan modal BUMD 2

Jumlah deviden BUMD 3

D3 = --- x 100%

Jumlah total penyertaan modal BUMD 3

Jumlah deviden BUMD 4

D4 = --- x 100%

Jumlah total penyertaan modal BUMD 4

Jumlah deviden BUMD 5

D5 = --- x 100%

Jumlah total penyertaan modal BUMD 5 Keterangan: D = Deviden D1 = Deviden BUMD 1 D2 = Deviden BUMD 2 D3 = Deviden BUMD 3 D4 = Deviden BUMD 4 D5 = Deviden BUMD 5 n = Jumlah BUMD

Gambaran mengenai bagian laba atas penyertaan modal Pemerintah Daerah dan deviden pada Perusahaan Milik Daerah/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari PD Bank BPD DIY, PT Anindya Mitra Internasional (PT AMI), PD Tarumartani, bagian laba atas penyertaan modal dan deviden pada perusahaan milik swasta pada PT Asuransi Bangun Askrida (PT ABA), bagian laba atas penyertaan modal dan

(42)

deviden pada lembaga keuangan non bank pada Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) adalah sebagaimana tabel dibawah.

Tabel III.2.3.1 Penyertaan Modal dan Deviden BUMD Tahun 2016

No BUMD Penyertaan Modal Deviden %

1 2 3 4 5 1 PT Bank BPD DIY Rp283.500.000.000,00 Rp52.300.921.300,00 18,45 2 PD Tarumartani Rp 15.842.500.000,00 Rp 760.000.000,00 4,80 3 PT AMI Rp 21.154.000.000,00 Rp 600.000.000,00 2,84 4 PT ABA Rp 440.000.000,00 Rp 221.396.254,00 50,32 5 BUKP Rp 20.000.000.000,00 Rp 3.596.620.036,00 17,98 18,88

Sumber: Laporan Keuangan BUMD Tahun 2016, diolah

Sehingga dari data dalam tabel diatas dapat diperoleh hitungan persentase deviden BUMD terhadap penyertaan modal BUMD pada masing-masing badan usaha, sebagai berikut:

Rp 52.300.921.300,00 D1 = BUMD 1 = BPD = --- x 100% Rp283.500.000.000,00 = 18,45% Rp 760.000.000,00 D2 = BUMD 2 = Tarumartani = --- x 100% Rp15.842.500.000,00 = 4,80% Rp 600.000.000,00 D3 = BUMD 3 = PT AMI = --- x 100% Rp21.154.000.000,00 = 2,84% Rp221.396.254,00 D4 = BUMD 4 = PT ABA = --- x 100% Rp440.000.000,00 = 50,32% Rp 3.596.620.036,00 D5 = BUMD 5 = BUKP = --- x 100% Rp20.000.000.000,00

(43)

D = D1 + D2 + D3 + D4 + D5 n = 18,45%+4,80% +2,84% 50,32% +17,98% 5 = 18,88%

Tabel III.2.3.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kinerja BUMD

No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1 persentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD 18,12% 18,57% 18,88% 101,67% 19.36% 97,52%

Capaian kinerja indikator persentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD di tahun 2016 sebesar 18,88% dari target sebesar 18,57%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 101,67%. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 18,12% ada kenaikan 0,76%. Terhadap target akhir Renstra Revisi Tahun 2012 - 2017 sebesar 19,36%, realisasi capaian indikator sasaran tahun 2016 belum tercapai, karena target sebesar 19,36% adalah target capaian kinerja tahun 2017. Jadi target akhir Renstra akan diperhitungkan setelah akhir Tahun Anggaran 2017.

(44)

Faktor pendorong tercapainya indikator sasaran peningkatan kinerja BUMD adalah, merupakan implementasi penguatan modal untuk pengembangan usaha melalui penetapan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyertaan Modal Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyertaan Modal pada Badan Usaha Milik Daerah dan Perseroan Terbatas Asuransi Bangun Askrida. Peningkatan kinerja BUMD dan BUKP didorong dengan peningkatan pelayanan dan kapasitas manajemen BUMD dan BUKP.

Upaya yang dilakukan antara lain :

a. Pemenuhan modal dasar pada PT. Bank BPD DIY sebesar 51%.

b. Peningkatan komunikasi dan koordinasi antara Pembina BUMD dengan BUMD dan BUKP.

c. Pelaksanaan Rapat Kerja BUMD dan peningkatan intensitas pelaksanaan Forum Komunikasi BUMD dan BUKP, dengan memperbarui Keputusan Gubernur Nomor 152/KEP/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7/KEP/2009 tentang Pembentukan Forum Komunikasi Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. d. Tindak Lanjut Forum Komunikasi BUMD dan BUKP terlaksana dengan

kerjasama antar BUMD dan BUKP.

e. Peningkatan kapasitas SDM BUKP dengan melaksanakan pelatihan pada pegawai BUKP.

f. Menerbitkan regulasi sebagai pedoman pelaksanaan operasional BUKP untuk Gambar II.3.1.1 Kaledoskop pembinaan dan forkom

(45)

III.2.4 Sasaran Peningkatan Kualitas Pengelolaan Aset Daerah

Sasaran peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah menjadi sasaran strategis adalah alasan teknis dan alasan kebijakan, alasan teknis berupa identifikasi dan inventarisasi aset yang terdiri aset tanah milik daerah tanah pusat yang pengelolaannya oleh daerah namun belum diserahkan kepada daerah, tanah-tanah P3D dan tanah-tanah yang memiliki kekancingan, sedang alasan kebijakan yaitu sertifikasi aset tanah yang memerlukan biaya tinggi, penyiapan regulasi untuk memberikan nilai yang memadai terhadap aset yang disewakan kepada pihak ketiga.

Tolok ukur capaian sasaran peningkatan kulitas pengelolaan aset daerah terdiri dari satu indikator yaitu indikator persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan dengan formulasi perhitungan jumlah tanah dan bangunan yang dioptimalkan (X1) dibagi jumlah total tanah dan bangunan yang dimiliki (X2) ditambah persentase jumlah tanah yang sudah bersertifikat pada tahun berjalan (X3) dibagi jumlah tanah yang akan disertifikatkan pada tahun berjalan (X4) dibagi dua, dirumuskan sebagai berikut.

(X1/X2)*100 + (X3/X4)*100 Y = ---

2 Keterangan:

Y = aset tanah dioptimalkan

X1 = tanah dan bangunan yang dioptimalkan X2 = tanah dan bangunan dimiliki

X3 = tanah yang bersertifikat tahun berjalan X4 = tanah yang akan disertifikatkan tahun berjalan

Gambaran mengenai aset daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah adalah sebanyak 2.475 register dengan perincian data tanah sebanyak 935 register, bangunan gedung sejumlah 1.810 register. Dari data tanah dan bangunan gedung tersebut secara gabungan jumlah tanah dan bangunan pemda DIY dapat dikelompokkan menjadi 850 bidang yang merupakan aset idel dan yang dapat dioptimalkan sebanyak 120 bidang tanah dan bangunan, sebagaimana tabel dibawah.

(46)

Tabel III.2.4.1 Aset tanah dan bangunan dioptimalkan

No Uraian Jumlah

1 2 3

1 Tanah dan bangunan dioptimalkan 120 bidang

2 Tanah dan bangunan dimiliki Pemda DIY 850 bidang

3 Tanah disertifikatkan tahun 2016 7 bidang

4 Tanah yang akan disertifikatkan tahun 2016 7 bidang

Sumber: Laporan Barang Milik Daerah 2016, diolah

Dari data dalam tabel diatas dimasukkan dalam formulasi sesuai rumus, perhitungannya sebagai berikut:

(X1/X2)*100 + (X3/X4)*100 Y = --- 2 = (120/ 850)*100 + (7/7)*100 2 = 57,06%

Tabel III.2.4.2 Target dan realisasi kinerja sasaran peningkatan kualitas pengelolaan aset daerah No Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2017) Capaian s/d 2016 terhadap 2017 (%) Target Realisasi % Realisasi* 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan 13,65% 54,03% 57,06% 105,61% 54,46% 104,77%

Capaian kinerja indikator persentase aset daerah yang dapat dioptimalkan tahun 2016 sebesar 57,06% dari target sebesar 54,03%, jadi realisasi capaian kinerjanya sebesar 105,61%. Dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 13,65%, realisasi tahun 2016 sebesar 57,06% tidak dapat diperbandingkan karena substansi dan formulasi perhitungan berbeda. Terhadap target akhir Revisi Renstra 2012 - 2017 sebesar 54,46%, realisasi capaian tahun 2016 sebesar 57,06% artinya

(47)

Dalam pelaksanaan identifikasi tanah dan bangunan yang merupakan aset Pemda mengalami kesulitan- kesulitan namun kesulitan tersebut sekaligus merupakan tantangan yang menjadi faktor pendorong capaian optimalisasi aset daerah, yaitu dalam pencarian data pendukung alas hak kepemilikan tanah dan bangunan lama kebanyakan tidak didukung Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) maupun IMBB.

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan dan optimalisasi aset daerah antara lain:

Gambar III.2.4.2Sertifikasi tanah

Pemda

1.menyelesaikan status kepemilikan tanah-tanah yang dikuasasi dalam daftar inventarisasi barang pemerintah.

Gambar III.2.4.1 Status

kepemilikan tanah pemda

2. melakukan legal formal

terhadap tanah pemerintah daerah agar memiliki kekuatan hukum.

Gambar III.2.4.3 Pendampingan

pengelolaan BMD

3. Pendampingan dalam pengelolaan barang milik daerah

Gambar III.2.4.4Tanah, tanah dan bangunan di sewa dan dipinjampakaikan

4. mempromosikan aset idle melalui pengecekan lokasi dan menginformasikan kepada pihak-pihak yang berminat untuk menyewa

5. mendayagunakan kekayaan daerah dengan menyewakan, mempinjam pakaikan, kerjasama pemanfaatan dengan pihak ketiga maupun kerjasama penyediaan infrastruktur.

Gambar

Tabel I.3.1  Kondisi  riil pegawai berdasarkan golongan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin*)
Tabel I.3.2 Kondisi  riil pegawai berdasarkan jabatan
Tabel I.4.1 Sarana dan Prasarana DPPKA DIY*)
Tabel II.1.2 Sasaran Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini berarti bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap return on asset pada

Hasil penelitian menunjukkan: perangkat pembelajaran yang dikembangkan valid dengan skor rataan 4.14; perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis karena respon positif siswa

Di BMT Al-Fataa jumlah anggota pembiayaan musyarakah mengalami situasi yang tidak menentu. Pada tahun 2010 anggota yang melakukan pembiayaan musyarakah berjumlah

Perkembangan Yayasan Pondok Pesantren Al Fattah dibagi menjadi 2 periode, dalam perkembangannya dapat terlihat dari berdirinya beberapa unit lembaga

Untuk masalah penegakan tidak kita saja mas, terkadang kita dibantu sama polres atau satpol pp, kalo sekarang ada pkl pasti ada parkir, tapi kita ga bisa gegabah buat mengambil

Sensor segera mendeteksi saat sekat dalam kawasan parkir dimasuki oleh mobil, maka antara IR Led Tx dengan Photo Transistor akan tertutup oleh mobil sehingga Photo Transistor tidak

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,