• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN1

KUESIONER PENELITIAN

NO:

PENGARUH GAYA HIDUP, CITRA MEREK DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN WARDAH PADA MAHASISWA PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Saya mohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) penelitian ini. Mohon pertanyaan dibaca dengan cermat dan dijawab dengan sebenarnya dan sejujurnya. Informasi yang Saudari berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian penelitian saya. Atas perhatian dan bantuan Saudara/i saya ucapkan terima kasih.

A. Identitas responden 1. Jenis Kelamin : 2. Umur : 3. Program studi :

(2)

B. PETUNJUK PENGISIAN

Isilah pertanyaan berikut ini dengan tanda Checklist (√) pada tabel yang tersedia di bawah ini dengan kriteria penilaian:

No Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Tidak Setuju 1

2 Tidak Setuju 2

3 Kurang Setuju 3

4 Setuju 4

5 Sangat Setuju 5

1. Gaya Hidup (X1)

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya menggunakan kosmestik wardah dalam aktivitas saya sehari-hari.

2 Kosmetik Wardah memberikan saya

ketertarikan tersendiri dari produk kosmetik yang lain

3 Kosmetik Wardah menambah kepercayaan diri saudari dalam berpenampilan

4 Saya mengggunakan kosnetik wardah menunjang penampilan

5 Saat ini, kosmetik Wardah adalah kosmetik tren yang banyak diminati oleh kaum perempuan 6 kosmetik Wardahmemiliki warna yang natural

(3)

2. Citra Merek (X2)

No Pernyataan SS S KS TS STS

7 saya melakukan pembelian kosmetik Wardah karena mereknya Sudah di kenal

8 Kosmetik Wardah Memiliki Kemasan yang menarik

9 Saya menggunakan kosmetik Wardah karena kualitasnya yang bagus

10 Kosmetik Wardah mudah di kenali karena sudah sangat terkenal di pasar

3. Sikap Konsumen (X3)

No Pernyataan SS S KS TS STS

11 Saya percaya dengan informasi yang telah saya dapatkan

12 Saya tertarik untuk menggunakan Kosmetik Wardah

13 Saya memilih menggunakan produk Wardah dibandingkan Produk Kosmetik merek lainnya

4. Keputusan Pembelian (Y)

No Pernyataan SS S KS TS STS

14 Saya yakin kosmetik Wardah memiliki kualitas yang terjamin baik

15 Saya mengambil keputusan membeli Produk kosmetik Wardah karena telah

membandingkannya dengan merek lain 16 Saya selalu mengandalkan kosmetik Wardah

yang saya miliki Karena selalu membantu menunjang penampilan dalam aktivitas saya. 17 Saya membeli kosmetik Wardahkarena

(4)
(5)
(6)

LAMPIRAN 4. DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

(7)
(8)

4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3

4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4

5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4

5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4 5 4 4 5

5 5 4 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5 4 5 4

5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4

4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5

5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 2

4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2

5 5 5 4 5 4 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 3

4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5

4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5

4 5 4 5 4 5 4 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4

4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5

5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4

4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4

(9)
(10)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.08705757

Most Extreme Differences Absolute .068

Positive .050

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .655

Asymp. Sig. (2-tailed) .785

2.Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.614 1.271 3.631 .000

Gaya Hidup (X1) -.048 .046 -.121 -1.059 .293

Citra Merek (X2) -.037 .067 -.071 -.549 .584

Sikap Konsumen (X3) -.090 .097 -.117 -.928 .356

(11)

3.Uji Multikolinearitas

LAMPIRAN 6. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Model

a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (X3), Gaya Hidup (X1), Citra Merek (X2)

(12)

LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESIS 1.Uji Simultan

Uji Pengaruh Simultan dengan Uji

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 210.384 3 70.128 15.575 .000a

Residual 400.734 89 4.503

Total 611.118 92

a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (X3), Gaya Hidup (X1), Citra Merek (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

2.Uji Parsial

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.095 2.130 .983 .328

Gaya Hidup (X1) .189 .076 .235 2.476 .015

Citra Merek (X2) .251 .113 .241 2.222 .029

Sikap Konsumen (X3)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Aaker, David, 2014. Aaker on Branding 20 Principles That Drive Success, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Boyd, Harper, Orville Walker dan Jean-Claude Larreche, 2000. Manajemen

Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global, Edisi

Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Cannon, Perreault dan Mc Carthy.2008. Pemasaran Dasar (Pendekatan Manajerial Global),Salemba Empat, Jakarta.

Ferdinand, Augusty, 2006. Metode Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kotler, Philip, 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

_______, 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas, Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

_______, 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi dan

control, Edisi Kesembilan, Jilid I Penerbit Prehalindo, Jakarta.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1.Jakarta: PT. Indeks.

Kasali, Rhenald. (2007). Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting

Positioning.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12, Erlanggsa, Jakarta

Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2010. Principles of Marketing, Edisi Ketigabelas, Pearson, USA

_______, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Penerbit Erlangga: Jakarta.

_______,,2001. Prinsip-Prinsip Manajemen, Jilid I Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management Edisi 14, Penerbit Erlangga, Jakarta

(14)

Nazir, M, 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Alfabeta: Bandung.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

(Edisi Revisi), Rineka Cipta: Jakarta.

_______, 2007. Manajemen Penelitian , Rineka Cipta : Jakarta.

_______, 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik)Rineka Cipta: Jakarta.

Suliyanto, 2006,Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Edisi Pertama, Media Pressindo: Yogyakarta.

Setiadi, Nugroho J., 2003. Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta.

Suryani, Tatik, 2008. Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supranto, J. dan Nandan Limakrisna, 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Supramono, dan Haryanto, Jony Octavian, 2003. Desain Proposal Penelitian:

Studi Pemasaran, Penerbit Andi: Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2014. Pemasaran Jasa- Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, Penerbit Andi. Yogyakarta.

(15)

Jurnal.

Yuniati, tri . 2013. ”Pengaruh gaya Hidup dan Brand Image Terhadap keputusan pembelian Ponsel Android”. Jurnal ilmu dan Riset Manajemen. Volume 2. Nomor 1. STIE Indonesia Surabaya.

Skripsi.

Doloksaribu, Manna M. 2013. “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk oriflame Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU. Skripsi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Ivane , Eka C. 2013. “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap keputusan Konsumen Dalam Memilih Minimarket Alfamart Di Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu sistem pemikiran, maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2005:54)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukandi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Prof. T.M. Hanafiah. Waktu penelitian akan dimulai bulan Novembersampai Desember 2016.

3.3 Batasan Operasional Variabel Penelitian

(17)

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen (variabel bebas) atau disebut Variabel Pengaruh adalah variabel yang menentukan atau yang mempengaruhi adanya variabel yang lain. Tanpa adanya variabel ini maka variabel yang lain tidak akan muncul atau perubahan variabel yang lain tidak akan terjadi tanpa pengaruh variabel ini. Adanya variabel ini tidak tergantung pada variabel lain.Dalam penelitian ini variabel independen adalah gaya hidup (X1), motivasi (X2), dan kelompok referensi (X3)

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen (variabel terikat) atau variabel terpengaruh adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya, yakni variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y)

3.4 Definisi Operasional Penelitian

(18)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Gaya Hidup Bagaimana sesorang hidup dan mengalokasikan

-Kegiatan di waktu rutin -Kegiatan di waktu luang

Citra Merek Citra merek adalah suatu persepsi konsumen terhadap Produk Wardah

1. Mengenal merek dengan baik

2. Reputasi yang baik

(19)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:115), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek penelitian. . Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara program studi Manajemen Ekstensi yang menggunakan Kosmetik Wardah. 3.5.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah metode Purposive Sampling dengan menggunakan teknik Accidental (Sugiyono, 2006:77). Teknik Accidental adalah teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan (accidental) bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data.

(20)

menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

[ Z α ]2 ( p )( q) n =

d2

n : Jumlah sampel

Z α : Nilai standard normal yang bersamanya tergantung α

bila α = 0,05 Z = 1,67

bila α = 0,01 Z = 1,96

p : Estimasi proporsi populasi q : 1 – p

d : Penyimpanan yang ditolerir

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap mahasiswa Ekstensi yang aktif kuliah yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dari 30 mahasiswa ada 18 orang yang pernah membeli Kosmetik Wardah dan atau pernah pernah menggunakan Kosmetik Wardah ini minimal dalam 1 bulan. Maka, nilai p adalah 18/30x100% = 60% dan nilai q adalah 40%.

Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

[ Z α ]2 ( p )( q) n =

(21)

(1,96)2 (0,6) (0,4)

n = = 92,198 = 93 orang

0,12 3.6 Jenis dan Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: 3.6.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian yaitu mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU selaku responden dengan memberikan pertanyaan (questionnaire) dan melakukan wawancara (interview) kepada pemasar produk

3.6.2 Data Sekunder

(22)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis digunakan 3 metode yaitu: 1. Daftar pertanyaan (questionnaire)

Dilakukan dengan memberikan beberapa daftar pertanyaandalam bentuk kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu mahasiswa yang telah dan pernah membeli atau sedang menggunakan produk kosmetik Wardah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang menjadi sampel penelitian.

3.7.2. Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya – jawab secara langsung dengan pihak yang berhak memberikan keterangan mengenai penjualan kosmetik Wardah di outlet Waardah Carrefour dan para konsumen pengguna kosmetik tersebut di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.7.3.Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh dari berbagai macam sumber yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

(23)

pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing skor butir pertanyaan dilihat harga korelasinya. Bila harga korelasi positif dan rhitung ≥ 0,3 maka butir pertanyan tersebut dinyatakan valid atau memiliki validitas konstruk yang baik.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Jika rhitung>rtabel maka pernyataan dinyatakan valid.

2. Jika rhitung<rtabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

(24)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS Versi 22.00, 2016)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan dikatakan valid karena rhitung> rtabel, . Hal ini dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total

Correlation yang pada keseluruhan butir pernyatan lebih besar dari 0,361.

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat juga disimpulkan bahwa variabel Gaya hidup (X1) terdiri dari 6 buah pertanyaan, Citra Merek (X2) terdiri dari 4 buah pertanyaan, sikap konsumen (X3) terdiri dari 3 buah pertanyaan, keputusan pembelian (Y) terdiri dari 4 buah pertanyaan.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Soewadji (2012:184), reliabilitas atau tingkat ketepatan adalah tingkat kemampuan suatu alat instrumen penelitian dalam mengumpulkan data atau informasi secara tetap atau konsisten dari individu. Suatu alat ukur atau instrumen disebut reliabel apabila alat ukur atau instrumen tersebut digunakan oleh peneliti yang sama atau berbeda secara berulang-ulang, tetapi hasilnya menunjukkan hasil yang sama atau adanya kesamaan.

(25)

1. Jika ralpha positif atau >dari rtabel maka pernyataan reliabel. 2. Jika ralpha negatif atau <dari rtabel maka pernyataan tidak reliabel.

Pengujian reliabilitas menggunakan bantuan software SPSS 22.00 dan dilakukan pada 30 orang diluar sampel pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Item-item instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,8.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,957 17

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS versi 22.00, 2016)

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,957 Dapat disimpulkan bahwa 0,957 > 0,80, maka pernyataan reliabel.

3.10. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

(26)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1, b2,b3 = Koefisien regresi

X1 = Skor dimensi Gaya Hidup X2 = Skor dimensi Citra Merek X3 = Skor dimensi Sikap Konsumen e = Standard Error

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

a.Uji Normalitas

Tujuan Uji Normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai asymp.sig (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62).

b.Uji Heteroskedastisitas

(27)

Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistika mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

c.Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dengan model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF ( Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2008:104).

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

a. Uji Signifikan Simultan (Uji –F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen.

(28)

H0: b1, b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen

H0: b1, b2 ,b3≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen

Kriteria Keputusannya adalah:

H0 ditolak jika F hitung > F tabel pada α = 5%

H0 diterima jika F hitung< F tabel pada α= 5%

b. Uji Signifikan Parsial ( Uji – t )

Pengujian ini dilakukan untik mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen.

Kriteria Pengujiannya adalah:

H0: b1,b2,b3 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel depenen. H0: b1,b2,b3 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel depenen.

Kriteria Pengambilan Keputusan adalah:

H0 ditolak jika t hitung > F tabel pada α = 5%

(29)

c. Koefisien Determinasi (R2)

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Wardah

PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI).Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merk Wardah. Namun, belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya.

Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative). Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua.

(31)

yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi. Pada tahun 2005, PT PTI sudah menerapkanGood Manufacturing Practice (GMP)dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB.

Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.

4.1.2 Visi Misi Perusahaan 1.Visi

Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih

baik dari hari kemarin. 2.Misi

a.Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapaianya kepuasan pelanggan.

b.Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik. c.Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek

(32)

4.1.3 Prinsip –Prinsip Perusahaan Wardah 1.Pure and Safe

Produk Wardah mengandung bahan baku yang aman dan halal, diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang menggunakannya.Faktanya kulit Wanita Asia berbeda dengan kulit wanita Eropa atau Amerika. Lapisan dermis kulit wanita Asia cenderung lebih tipis, sehingga lebih sensitif dan rentan terhadap faktor luar.Cukup satu fakta ini menjadi landasan konsep kecantikan Wardah bahwa kulit wanita Indonesia membutuhkan perawatan dengan perlindungan menyuluruh.

Wardah menyatukan konsep teknologi terbaru, formulasi sesuai international dermatologist dengan bahan-bahan alami yang berkualitas aman. Proses produksi melalui uji pengawasan seksama dari para ahlidan dokter kulit. Sebelum product launching, adalah sebuah keharusan untuk Wardah mengadakan blind test agar produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas dan aman. Karena keamanan konsumen menjadi prioritas utama dan satu unsur yang tidak bisa diganggu gugat.

2.Beauty Expert.

(33)

dengan warna segar hingga produk perawatan kulit berkualitas.Wardah Signature Beauty menempatkan wanita Indonesia sebagai primadona yang datang dengan keunikannya masing-masing. Wardah memastikan bahwa setiap sapuan warna, bubuhan bedak atau polesan shading lembut dapat semakin menguatkan karakter wanita tersebut.

3.Inspiring Beauty.

Dari tahun 1995 hingga saat ini, Wardah selalu meyakini kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan dunia, namun tidak pernah meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Bagi wanita Wardah, kosmetika tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa.Kecantikannya membuat ia merasa mencintai diri sendiri, sebanyak dan sedalam dia mencintai orang-orang di lingkungan sekitarnya.

(34)

4.2 Jenis dan Rangkaian Produk Kosmetik Wardah

1.Acne Series : produk anti-acne untuk mencegah dan mengobati kulit berjerawat. Terdiri dari Acne cleansing gel, Agne gentele scrub, Pore tightening toner, Acne Perfecting Moisturizer Gel, Acne Treatment Gel

(35)

3.Hand & Body Lotion:Lotion lembut yang mudah meresap dengan dua aroma pilihan, Energizing Floral Bouquet dan Romantic Rose Bouquet yang segar. Untuk kulit lembut dan segar setiap hari .

(36)

5. Long Lasting Lipstick : warna dan kelembaban tahan lama

6. Long Lash Curling Mascara : untuk bulu mata terlihat panjang dan lentik menawan.

(37)

8. Eye Liner Pencil : Cukup sekali goresan untuk mata terbingkai sempurna dan Tersedia dalam 3 pilihan warna natural: Black, Brown, dan White

9. Eye Shadow : Perona mata 3 in 1 untuk mempercantik kelopak mata dengan formula microcated particle untuk hasil tahan lama.

(38)

11. Luminous Creamy Foundation : Untuk menyamarkan noda wajah dengan foundation krim. Waterproof formula menciptakan akhir halus sempurna dan tahan lama hingga seharian. Tersedia dalam 3 warna: Light Beige, Beige, dan Natural.

(39)

13. Blush On: Formula microcolated particle nya membuat pipi bersemu dalam sekali sapuan dengan paduan dua warna dalam tiap kemasan.

Gambar 4.2

(40)

4.3Hasil Penelitian

4.3.1Model Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 93 orang. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup jenis kelamin, sebaran usia, program studi dan angkatan. 4.1.3.1Deskriptif Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah melakukan keputusan pembelian.

1 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pria 0 0

Wanita 93 100%

Total 93 100

Sumber : Hasil Penelitian , 2016 (Data diolah)

(41)

2. Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Deskriptif Responden Berdasarkan Usia No Usia (Tahun) Jumlah (orang) Persentase

1 22 9 9.7 %

2 23 50 53.8%

3 24 28 30.1%

4 25 6 6.5%

Total 93 100 %

Sumber : Hasil Penelitian , 2016 (Data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden usia 22 tahun sebanyak 9 orang atau sekitar 9,7 %, responden berusia 23 tahun sebanyak 50 orang atau sekitar 53,8 % , responden berusia 24 tahun sebanyak 28 orang atau 30,1 %, dan reponden berusia 25 tahun sebanyak 6 orang atau 6,5%. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik usia, responden yang paling banyak diteliti berusia 23tahun yaitu sebanyak 50 orang.

3. Deskriptif Responden Berdasarkan Program Studi Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

Program Studi Jumlah (Orang) Persentase (%) Ekonomi

(42)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan Manajemen lebih banyak menggunakan kosmetik Wardahyaitu berjumlah 35 orang (37,6 %). Jumlah mahasiswa Akuntansi yaitu sebesar 32 orang (34,4 %), sedangkan untuk program studi Ekonomi Pembangunan sebanyak 24 orang (25,8%) yang menggunakan produk kosmetik Wardah.

4. Deskriptif Responden Berdasarkan Angkatan Tabel 4.4

Deskriptif Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Jumlah (Orang) Persentase (%)

2015 59 63.4

2014 34 36.6

Total 93 100

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden stambuk 2015 lebih banyak yaitu sejumlah 59 orang atau sebesar 63,4 %, stambuk 2014 sebanyak 34orang atau sebesar 36,6 %,

4.1.3.2 Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan respoden mengenai gaya hidup, citra merek, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah Pada mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(43)

3 pertanyaandan Keputusan Pembelian Konsumen (Y) terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner ini diberikan kepada 93 orang responden.

1. Jawaban responden atas variabel Gaya hidup

Tabel 4.5

Jawaban responden atas variabel Gaya hidup (X1)

No

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (diolah)

a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (menggunakan kosmetik dalam aktivitas sehari-hari), menunjukkan bahwa 56 orang (35%) menyatakan setuju, 31 orang (31%) menyatakan sangat setuju, 4 orang (4%) menyatakan kurang setuju, 1 orang (1%) menyatakan tidak setuju, dan, 1 orang (1%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (kosmetik wardah memberikan ketertarikan tersendiri dari produk kosmetik lain), menunjukkan bahwa 49 orang (49%) menyatakan sangat setuju,, 35 orang (35%) menyatakan setuju, 6 orang (6%) menyatakan kurang setuju, 2 orang (2%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1%) yang mengatakan sangat tidak setuju.

(44)

menyatakan kurang setuju, 2 orang (2%) menyatakan tidak setuju, 2 orang (2%) menyatakan sangat tidak setuju.

d. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (kosmetik wardah menunjang penampilan), menunjukkan bahwa 41 orang (41%) setuju, 39 orang (39%) menyatakan sangat setuju, 5 orang (5%) menyatakan kurang setuju, 3 orang (3%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada orang yang sangat tidak setuju. e. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 5 (kosmetik wardah

adalah kosmetik tren yang diminati oleh kaum perempuan), menunjukkan bahwa 43 orang (43%) sangat setuju, 42 orang (42%) menyatakan setuju, 5 orang (5%) menyatakan kurang setuju, 2 orang (2%) menyatakan tidak setuju. 1 orang (1%) menyatakan sangat tidak setuju.

f. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 6 (kosmetik wardah memiliki warnda yang natural dibanding merek lain), menunjukkan bahwa 45 orang (45%) sangat setuju, 41 orang (41%) menyatakan setuju, 5 orang (5%) menyatakan kurang setuju, 2 orang (2%) menyatakan tidak setuju. Dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Jawaban responden atas variabel Citra Merek Tabel 4.6

Jawaban responden atas variabel Citra Merek (X2)

No

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (diolah)

(45)

a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (melakukan pembelian kosmetik wardah karena mereknya sudah dikenal), menunjukkan bahwa 49 orang (52%) menyatakan setuju, 37 orang (39%) menyatakan sangat setuju, 1 orang (1%) menyatakan sangat tidak setuju, tidak ada yang menyatakan kurang setuju, dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju.

b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (kosmetik wardah memiliki kemaan yang menarik), menunjukkan bahwa 40 orang (43%) menyatakan setuju, 29 orang (31%) menyatakan sangat setuju, 15 orang (16%) menyatakan kurang setuju, 15 orang (16%) menyatakan tidak setuju dantidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

c. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (menggunakan kosmetik wardah karena kualitasnya bagus), menunjukkan bahwa 49 orang (52%) menyatakan setuju, 26 orang (28%) menyatakan sangat setuju, 12 orang (12%) menyatakan kurang setuju,, 12 orang (12%) menyatakan tidak setujudan 2 orang (2%) menyatakan sangat tidak setuju. d. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 4 (kosmetik

(46)

3.Jawaban responden atas variabel Sikap Konsumen

Tabel 4.7

Jawaban responden atas variabel Sikap Konsumen (X3)

No

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat kita lihat bahwa:

a.Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (percaya dengan informasi yang di dapatkan) menunjukkan bahwa 47 orang (50%) menyatakan setuju, 38 orang (40%) menyatakan sangat setuju, 5 orang (6%) menyatakan kurang setuju, 3 orang (3%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

b.Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (tertarik untuk menggunakan kosmetik wardah) menunjukkan bahwa 46 orang (49%) menyatakan setuju, 31 orang (33%) menyatakan sangat setuju, 13orang (14%) menyatakan kurang setuju, 3 orang (3%) menyatakan sangat tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(47)

3. Jawaban responden atas variabel Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.8

Jawaban responden atas variabel Keputusan Pembelian (Y) No

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (diolah)

a. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 1 (kosmetik wardah memiliki kualitas yang terjamin baik), menunjukkan bahwa 50 orang (53%) menyatakan setuju, 32 orang (341%) menyatakan sangat setuju, 8 orang (9%) menyatakan kurang setuju, 6 orang (6%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

b. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 2 (mengambil keputusan membeli prduk wardah karena telah memabndingkannya dengan merek lain), menunjukkan bahwa 54 orang (55%) menyatakan setuju, 27 orang (29%) menyatakan sangat setuju, 8 orang (9%) menyatakan kurang setuju, 4 orang (5%) menyatakan tidak setuju, tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

(48)

d. Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan 3 (membeli kosmetik wardah karena lingkungan banyak yang menggunakan kosmetik wardah), menunjukkan bahwa 49 orang (52%) menyatakan setuju, 22 orang (23%) menyatakan sangat setuju, 13 orang (14%) menyatakan kurang setuju, 3 orang (4%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2%) menyatakan sangat tidak setuju.

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Ada dua cara untuk melihat apakah data residual berdistribusi normal atau tidak yaitu pertama melalui analisis grafik dengan cara menganalisis grafik histogram, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila distribusi data yang berbentuk lonceng tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan dengan menganalisis normal normal probability plots, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila pada scatter plot terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.

Kedua, melalui uji statistik dengan menggunakan pendekatan

Kolmogrov-Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila nilai Aymp. Sig. (2- Tailed) > nilai signifikan, maka data residual berdistribusi normal

b. Apabila nilai Kolmogrov-Smirnov Z < 1,97 maka data dikatakan normal.

(49)

data normal atau tidak, dilakukan dengan pendekatan histogram, grafik, dan Kolmogrov-Smirnov.

1.Pendekatan Histogram dan Normal probability

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2016) Gambar 4.4

Histogram Uji Normalitas

(50)

2.Pendekatan Normal Probability

Gambar 4.4.2

UjiNormalitas melalui Pendekatan Normal Probability Plots Berdasarkan Gambar 4.4 pendekatan grafik normalitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, dimana pada scatterplot terlihat titik-titik yang mengikuti sepanjang garis diagonal.

3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

(51)

Tabel 4.9

Uji Normalitas Berdasarkan Pendekatan Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.08705757

Most Extreme Differences Absolute .068

Positive .050

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .655

Asymp. Sig. (2-tailed) .785

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Output SPSS (Desember 2016)

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan �= 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

berdasarkan Tabel 4.5, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig.

(2-tailed)sebesar 0,785. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,785, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.4.2 Uji Heteroskadastisitas

(52)

dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heterokedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik meyebar secara acak. Kedua, melalui analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen.

1.Pendekatan Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Desember 2016)

Gambar 4.4

Uji Heteroskedastisitas melalui pendekatan Scatter Plot

(53)

2.Uji Glejser

Tabel 4.10

Uji Heterokedastisitas melalui pendekatan Glejser

Coefficientsa

a. Dependent Variable: uji_Glejser

Sumber : Output SPSS (Desember 2016)

Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai Sig. Gaya Hidup dari uji Glejser adalah 0,293, nilai Sig. Cira merek dari uji Glejser adalah 0,584, dan nilai Sig. Sikap konsumendari uji Glejser adalah 0,356. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan), maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance

Inflation factor (VIF) dengan membandingkan yaitu VIF<5 maka tidak terdapat

(54)

Berdasarkan Tabel 4.11, nilai VIF dari Gaya Hidupadalah 1,228, nilai VIF dari Citra Merek adalah 1,591, dan nilai VIF dari Sikap Konsumen adalah 1,504. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat multikolinearitas.

4.5 Analisis Statistik (Analisis Regresi Berganda)

Analisis regresi berganda ditujukan untuk menentukkan hubungan antara variabel bebas (X1, X2,X3) yakni gaya hidup, cita merek, dan sikap konsumen dengan variabel terikat (Y) yakni keputusan pembelian. Adapun persamaannya adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian a : Konstanta

X1 : Gaya Hidup X2 : citra merek X3 : sikap konsumen e : Standard Error

Untuk memperoleh hasil yang akurat, penulis menggunakanprogramaplikasi

(55)

4.5.1 Persamaan Regresi Berganda

a. Dependent Variable: keputusanpembelian

Berdasarkan Tabel 4.12 maka persamaan analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 2,095 + 0,189X1 + 0,251X2 + 0,407X3 + e

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat ditarik informasi: a.Konstanta (a) = 2.095, artinya bahwa jika variabel gaya hidup,citra merek dan sikap konsumen = 0,maka keputusan pembelian kosmetik wardah pada mahasiswa Ekstensi di Fakultas Ekonomi dan bisnis tetap sebesar 2.095.

b.Koefisien X1 (b1) = -0,189 artinya bahwa variabel gaya hidup berpengaruh secara negatif terhadap keputusan pembelian ksmetik Wardah, atau dengan kata lain jika variabel gaya hidup ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian kosmetik Wardah tidak akan bertambah sebesar 0,189

(56)

variabel Citra merek ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian kosmetik Wardah akan bertambah sebesar 0,251

d.Koefisien X3 (b3) = 0,407 artinya jika variabel sikap konsumen berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah, atau dengan kata lain jika variabel Sikap Konsumen ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian kosmetik Wardah akan bertambah sebesar 0,407

4.5.2Koefisien Determinasi( R² )

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya (y). Range nilai dari R² adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Tabel 4. 13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (X3), Gaya Hidup (X1), Citra Merek (X2)

c. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

(57)

Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14

Hubungan antar Variabel

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber : Situmorang (2014:170)

2.Nilai R Square sebesar 0,378 berarti 37,8% variabelKeputusan Pembelian (Y) dapatdijelaskan oleh variabel Gaya Hidup (X1), Citra Merek (X2) dan Sikap Konsumen (X3). Sedangkan sisanya 65,5 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6 Pengujian Hipotesis 4.6.1Uji Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (Uji-F) dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

(58)

a. H0 : bi = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat

b. Ha : bi ≠ 0, artinya secara simultan adalah signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) terhadap variabel terikat(Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyabut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 96 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = 4-1 = 3 2) df (penyebut) = 96-4 = 92

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat signifkansi = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut:

(59)

Tabel 4.15 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 210.384 3 70.128 15.575 .000a

Residual 400.734 89 4.503

Total 611.118 92

a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen (X3), Gaya Hidup (X1), Citra Merek (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Sumber : Output SPSS (Desember 2016)

Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai F hitung adalah 15,575 dan nilai F tabel adalah 2,706.

Jika F hitung > F tabel, pengaruh simultan signifikan. Jika F hitung < F tabel, pengaruh simultan tidak signifikan.

Karena nilai F hitung, yakni 15,575, lebih besar dibandingkan F tabel 2,706, maka variabel Gaya hidup,citra merek,dan sikap konsumen, secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh signifikan (secara statistika) terhadap keputusan pembelian.

4.6.2Uji Parsial (Uji-t)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu gaya hidup (X1), citra merek(X2)dan sikap konsumen(X3), berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian (Y) kosmetik Wardahpada mahasiswa EkstensiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(60)

(n) adalah sebanyak 93 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh :

Derajat bebas (df) = n- k= 93 – 4 = 89

Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan program SPSS 22,00. Pada Tabel 4.12, kemudian akan dibandingkan dengan nilai t table pada tingkat α = 5% (92) = 1,986

Tabel 4.16 Hasil Uji-t

Coefficientsa

Sumber : Output SPSS (Desember 2016)

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa:Tabel 4.16 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial. Berdasarkan Tabel 4.16,, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.

Y = 2,095 + 0,189X1 + 0,251X2 + 0,407X3 + e

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat ditarik informasi: a. Diketahui nilai koefisien dari Gaya Hidup adalah 0,189, yakni bernilai

positif. Hal ini berarti Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap Keputusan pembelian.

(61)

c. Nilai koefisien dari sikap konsumen adalah 0,407, yakni bernilai positif. Hal ini berarti sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan uji t sebagai berikut.

������ℎ������> |������|,�����������ℎ�����������������

������ℎ������< |������|,�����������ℎ����������������������

4.7Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa variabel gaya hidup(X1), citra merek (X2), sikap konsumen(X3), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembeliankosmetik Wardah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 15,575 lebih besar dari nilai Ftabel dengan tingkat kesalahan = 5% yaitu 2,70 dan dengan nilai Sig yang lebih kecil dari nilai alpha (0,000 < 0,05).

Berdasarkan Uji Simultan (Uji F), maka dapat diketahui bahwaGaya Hidup (X1), citra merek (X2), dan sikap konsumen (X3), berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian(Y). Dapat dilihat dari hasil penelitian keputusan pembelian konsumen secara bersama dipengaruhi oleh ketiganya.

Berdasarkan uji parsial (Uji t) maka hasil penelitian menunjukkan beberapa hasil yakni:

(62)

b.Variabel citra merek memiiki Nilai t hitung dari xx2 adalah 2,222 > t tabel 1,986, atau Sig. 0,029 < 0,05, maka citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(64)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diatas maka ada beberapa hal yang disarankan peneliti sebagai berikut :

Secara simultan (uji F) gaya hidup, citra merek, dan sikap konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, oleh karena itu perusahaan harus fokus dan tetap menjaga mutu dari ketiga variabel ini supaya keputusan pembelian terus meningkat.

(65)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Tentang Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2008:166), Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. The America Marketing Association (Setiadi,2003:3) mendefinisikanbahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

Sementara itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(66)

1. Faktor Budaya (Cultural Factor)

Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar.Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka.

2. Faktor Sosial (Social Factor)

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial. 3. Faktor Pribadi (Personal Factor)

Keputusan pembelianjuga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik pribadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor Psikologi (Psychological Factor)

(67)

2.2Teori tentang Gaya Hidup 2.2.1 Pengertian Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana

mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikansebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia disekitarnya (pendapat).

2.2.2 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

(68)

kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional, masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Suryani (2008:74) menyatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:

1.Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.

2.Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.

3.Pandangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

4.Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan tempat tinggal.

Tabel di bawah menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada

masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini / AIO) yang didefinisikan oleh Plummer(Setiadi, 2003:148).

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup

Aktivitas Minat Pendapat

1.Setelah bekerja 1. keluarga 1. Diri mereka sendiri

2. Hobi 2. Rumah 2. Masalah sosial

3. Kegiatan – kegiatan sosial

3. Pekerjaan 3. Politik

4.liburan 4.Komunitas 4. Bisnis

5. Hiburan 5. Rekreasi 5. Ekonomi

6. Keanggotaan Klub 6. Pakaian 6. Pendidikan

7.Komunitas 7.Media 7. Produk

8.Belanja 8.Prestasi 8. Masa Depan

9. Olahraga 9. Budaya

(69)

2.2.2 Pengukuran Gaya Hidup

Gaya hidup melibatkan pengukuran dimensi AIO utama pelanggan-

activities/kegiatan (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, acara sosial), interest/minat

(makanan, pakaian, keluarga, rekreasi), dan opinions/pendapat (tentang diri mereka, masalah sosial, bisnis, produk). Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih sekadar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia.

Menurut (Suryani, 2008:145), upaya untuk mengembangkan ukuran gaya hidup secara kuantitatif awalnya disebut sebagai psikografik. Kenyataannya istilah psikografik dan gaya hidup seringkali tidak dibedakan. Studi psikografi atau gaya hidup mencakup hal-hal atau dimensi berikut :

1. Sikap yakni pernyataan evaluatif tentang orang lain, tempat, ide/gagasan, produk dan lain sebagainya.

2. Nilai (value) yakni mencakup kepercayaan (belief) tentang apa yang bisa diterima atau diinginkan.

3. Kegiatan dan minat dan perilaku “nonoccupational behaviour” dimana konsumen menggunakan waktu dan upaya, seperti hobi, olahraga, pelayanan umum, gereja.

4. Demografi termasuk umur, pendidikan, pendapatan, kedudukan, struktur keluarga, latar belakang etnis, jenis kelamin, lokasi geografis.

(70)

6. Tingkat penggunaan (usage state)- ukuran konsumsi dalam suatu kategori produk spesifik, seperti konsumen dikelompokkan menjadi pengguna berat, medium, ringan.

Menurut Kotler (2007:170), gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam keadaan psikografinya. Gaya hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekadar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Jika digunakan secara cermat, konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian.

2.2.3 Manfaat Karakteristik Gaya Hidup dalam Pemasaran

Menurut Setiadi dalam Shella (2015), mengemukakan manfaat yang diperoleh pemasar dari pemahaman gaya hidup yaitu :

1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui suatu segmen konsumen.

2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar melalui iklan.

(71)

kelompok konsumen tersebut. Dengan kata lain, kemampuan media menjangkau segmen merupakan kriteria yang sangat penting.

4. Dengan mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar dapat mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.

2.3 Teori Tentang Citra Merek 2.3.1. Pengertian Citra Merek

Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa citra merek adalah suatu pemikiran masyarakat yang menghasilkan persepsi (pandangan atau penilaian pribadi) mereka terhadap suatu perusahaan atau produknya. Identitas yang efektif akan memberi hasil sebagai berikut, yakni : Merek tersebut akan mampu untuk membangun karakter produk dan proporsi nilai.

Brand image menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh

perusahaan, melalui brand image yang baik, maka dapat menimbulkan nilai emotional pada diri konsumen, dimana akan timbulnya perasaan positif (positive

feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu merek, demikian sebaliknya

apabila suatu merek memiliki citra (image) yang buruk dimata konsumen, kecil kemungkinan konsumen untuk membeli produk tersebut. Kotler (2002) juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang (enduring

perception).Jadi tidak mudah untuk membentuk citra, sehingga bila terbentuk

(72)

Menurut Kapferer (2008), merek merupakan suatu ide yang diinginkan dan eksklusif yang melekat pada suatu produk, jasa, tempat, atau pengalaman. Sedangkan citra merek menurut Kotler (2009) adalah persepsi konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Menurutnya Citra tidak dapat ditanamkan dalam pikiran konsumen dalam semalam atau di sebarkan melalui satu media saja. Sebaliknya, citra tersebut harus disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus menerus karena tanpa citra yang kuat sangatlah sulit bagi sebuah perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada

2.3.2. Tingkatan dan Komponen Citra Merek

Menurut Kotler (2007) terdapat enam tingkatan arti dari merek,yaitu: 1. Atribut, merek pertama-tama akan meningkatkan orang pada atribut produk tertentu.

2. Manfaat, pelanggan tidak membeli atribut melainkan mereka membeli manfaat dari produknya. Maka dari itu, atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

3. Nilai, merek juga mencerminkan nilai yang dimiliki oleh produsen dari sebuah produk.

4. Budaya, suatu merek mewakili suatu kebudayaan tertentu.

(73)

Citra merek sendiri dapat diasumsikan sebagai persepsi atau tanggapan dari masyarakat terhadap perusahaan ataupun produk dari perusahaan tersebut. Citra merek dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Xian et al (2011) mengemukakan bahwa citra merek terdiri dari tiga komponen yakni:

1) Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

2) User Image (Citra Pemakai) adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. 3) Product image (Citra produk) adalah sekumpulan asosiasi yang dipresepsikan

konsumen terhadap suatu produk.

Kotler (2002) mengemukakan bahwa merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain :

1. Atribut (Attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam pikiran konsumen

2. Manfaat (Benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional

3. Nilai (values), merek juga menyatakan suatu tentang nilai pembuat atau produsen

4. Budaya (Culture), merek dapat mempresentasikan budaya

(74)

6. Pengguna (User), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu (Kapfefer, 1992 dalam Kotler, 2003).

Aaker (2014) mengemukakan bahwa dalam pengelolaan merek, baik membangun merek, menentukan citra merek, serta mempertahankan merek, maka setiap perusahaan perlu mempertimbangkan lima faktor berikut:

1. Mengetahui bahwa merek/brand adalah asset yang bernilai strategis.

Brand adalah landasan bagi keberhasilan masa depan dan menciptakan nilai

berkelanjutan untuk organisasi. Oleh karena itu proses membangun citra merek (brand-building) merupakan upaya strategis yang berbeda dengan upaya taktis untuk merangsang penjualan.

2. Memiliki visi brand menarik yang memandu dan mengilhami

Suatu visi brand harus mencoba bergerak di luar manfaat-manfaat fungsionalnya untuk menentukan nilai-nilai secara organisasi : tujuan yang lebih tinggi; kepribadian merek (brand personality); manfaat sosial, emosional dan ekspresi diri. Perusahaan harus menemukan kesempatan untuk menciptakan inovasi yang memiliki potensi dimana banyak orang akan menginginkannya, selain itu juga perlu memosisikan kategori serta subkategori sembari memosisikan brand.

3. Mewujudkan visi brand

(75)

menjadikan brand sebagai mitra. Brand yang kuat biasanya konsisten dalam hal visi brand dan pengeksekusian brand dari waktu ke waktu. Juga, perusaahaan harus mengembangkan branding internal yang kaya dan kuat serta terkoneksi dengan nilai-nilai serta budaya organisasi.

4. Mempertahankan relevansi

Dalam langkah ini perusahaan perlu untuk mengenali dan menanggapi berbagai ancaman terhadap relevansi dan mempelajari cara untuk menguatkan brand. 5. Mengelola dan meningkatkan portofolio brand

Diperlukan penciptaan strategi yang dapat mengidentifikasi peran-peran brand (semacam brand strategis atau brand pendukung), tingkatkan brand itu kedalam arena produk baru, analisis risiko-risiko dan opsi-opsi perluasan brand secara vertikal, dan mengelola unit-unit di mana brand dapat mengembangkan jenis produk sekaligus jangkauan operasinya.

2.4 Teori tentang Sikap Konsumen 2.4.1 Pengertian Sikap Konsumen

(76)

setuju terhadap suatu objek. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen. 2.4.2 Fungsi-Fungsi Sikap

Menurut Katz dalam Sumarwan (2002:138) mengklasifikasikan fungsi sikap yaitu:

a. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Di sinikonsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan.

b. Fungsi Ekspresi Nilai

Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan

merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya. c. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

d. Fungsi Pengetahuan

(77)

2.4.3Model Sikap

Secara garis besar,Sumarwan (2002:82) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa model sikap, antara lain :.

a. The Tricomponent Attitude Model(Triandis).

Sikap konsumen terhadap suatu produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi (afektif), dan keinginan berperilaku (konatif).

b. Multi Attribute Attitude Model(Fishbein).

Model multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

c. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal)

Menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek yang ideal yang dirasakan konsumen.

2.5Teori Tentang Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

(78)

konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

Sedangkan Kotler (2009) mendefinisikan keputusan pembelian konsumen yaitu: “Keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.” Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2008) mengemukakan bahwa “Keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.”

2.5.2 Faktor Pengaruh Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:202) terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian, kedua faktor tersebut adalah :

1. Sikap Orang Lain

Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Situasi yang tidak terantisipasi

Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

(79)

sebagainya. Lalu konsumen akan mengolah segala informasi tersebut dan diambillah berupa respon yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek,toko yang akan dipilih dan waktu pembelian.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dirasakan. Ada lima keputusan yang dilakukan konsumen, yaitu :

1. Pilihan Produk

Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan.

a. Keunggulan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh konsumenpada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk yang ada.

b. Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh konsumen pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya.

c.Pemilihan produk, berupa pilihan konsumen pada produk yang dibelinya,sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan diperolehnya.

2. Pilihan Merek

Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal iniperusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

(80)

b. Kebiasaan pada merek, konsumen memilih produk yang dibelinya dengan merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut pada produk yang diputuskan untuk di belinya.

c. Kesesuaian harga, konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuaidengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk dengan citra merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, maka konsumen tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi untuk mendapatkan produk tersebut.

3. Pilihan Penyalur

Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya

a. Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada konsumen, membuat konsumen akan selalu memilih lokasi tersebut untuk membeli produk yang dibutuhkannya.

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Uji Validitas
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas
Gambar 4.2 Jenis Produk Kosmetik Wardah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Bank Indonesia Medan mempunyai Visi yaitu Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

Pendaftaran pasien di Rumah Sakit Condong Catur sudah komputerisasi dengan menggunakan SIRS, sehingga petugas pendaftaran meng entry data pasien yang akan berobat,

Mengidentifikasi sumber data dan faktor yang digunakan oleh manajemen dalam merumuskan asumsi, dan mempertimbangkan apakah data dan faktor tersebut relevan,

“Saya akan membuat karya yang disesuaikan dengan data yang saya ambil secara personal dari kolektor, memprioritaskan pada memori, apa yang harus diikhlaskan atau apa yang

Percobaan tanpa roda gigi dan tanpa beban bertujuan untuk memvalidasi karakteristik dari kecepatan putar motor serta menguji respon transien kecepatan putar motor

Diagram Konteks - Diagram Berjenjang 0 Sistem Informasi Geografis Untuk Monitoring Fasilitas Pertamanan di Kota Gorontalo 1.2 Entry Data Lokasi Taman 1.3 Entry Data

Penemuan kajian menunjukkan sistem ini berpotensi digunakan mengikut garis panduan yang telah ditetapkan oleh Jabatan Perancangan Bandar dan Desa (JPBD) dengan

Pasal 45 ayat (4) Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka melaksanakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi, selain harus mememenuhi ketentuan pada