• Tidak ada hasil yang ditemukan

American Marketing Association mendefinisikan perilaku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "American Marketing Association mendefinisikan perilaku"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN UPAYA MEMBANGUN

KEPERCAYAAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN PRODUK SYAR’I

SECARA ONLINE

A. Perilaku Konsumen

1. Definisi Perilaku Konsumen

Perilaku adalah suatu sikap dan tindakan serta proses psikologis. Sedangkan konsumen adalah orang yang menggunakan produk maupun jasa.

Menurut Sumarwan, perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses yang mendorong kegiatan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk

dan jasa.1

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan

pertukaran dalam hidup mereka.2

B. Etika Bisnis Islam

1. Definisi Etika Bisnis Islam

Etika adalah adat istiadat atau kebiasaan. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri sesorang maupun pada suatu

1

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia Anggota IKAPI,2012), 165.

2American Marketing Association dalam Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2003), 3.

(2)

28

masyarakat dan kelompok masyarakat yang diwariskan dari satu orang ke

orang yang lain.3

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa atau uang yang saling

menguntungkan atau memberikan manfaat.4

Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam memiliki arti penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Islam juga

mengimani Al-Qur’an sebagai kitabnya.5

Etika bisnis adalah norma-norma etika yang digunakan oleh pelaku yang melakukan aktivitas bisnis.

Etika bisnis Islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan Al-Qur’an dan Hadits yang harus dijadikan acuan oleh siapapun dalam

aktivitas bisnis.6

2. Prinsip Etika Bisnis Islam

Prasyarat untuk meraih keberkahan atas nilai transeden seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang telah

digariskan dalam Islam, antara lain:7

a. Jujur dalam takaran

b. Menjual barang yang mutunya baik

c. Dilarang menggunakan sumpah

3 Keraf dalam Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit Dan Pesan

Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 14.

4 Ika Yuni Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 5. 5 Islam dalam “http:Wikipedia.com”, diakses pada tanggal 14 Januari 2016.

6 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit Dan Pesan Moral Ajaran

Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2012), 35.

7 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit Dan Pesan Moral Ajaran

(3)

29

d. Longgar dan bermurah hati

e. Membangun hubungan baik antar kolega.

f. Tertib administrasi

g. Harga dengan transparan

3. Bangunan Teori Etika Bisnis

Etika bisnis setelah menjadi suatu bidang tersendiri, sampai dewasa ini dalam Islam nampaknya belum terkonstruksi sebuah teori tersendiri. Dengan kata lain bahwa selama ini etika bisnis islam masih dalam tataran normatif, belum ada bangunan teori tersendiri, sehingga untuk bisa membedah fenomena sosial perlu adanya sinergi dengan teori

modern. Bangunan teori itu antara lain:8

4. Teori Deontologi

Istilah ini berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban, karena itu, etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat dan tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik kepada pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku, misalnya memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan kesepakatan,

8 Muhammad Djakfar,Anatomi Perilaku Bisnis Dialektika Etika dengan Realtas, (Malang: UIN-

Malang Press, 2009), 89.

(4)

30

menawarkan barang dan jasa dengan mutu yang sebanding dengan harganya dan sebagainya. Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan pada motivasi (niat), kemauan baik, dan watak yang kuat dari pelaku.

a. Utilitarisme

Istilah ini berasal dari kata Latin, utilis yang berarti “bermanfaat” Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat secara keseluruhan.

b. Hak

Dalam pemikiran moral, teori hak adalah pendekatan paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Sebetulnya teori hak merupakan aspek dari teori deontologi, karena hak berkaitan dengan kewajiban. Jika seorang perilaku bisnis melakukan aktivitas bisnis karena terdorong kewajiban agama, kewajiban untuk memenuhi tuntutan kebutuhan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi di lain sisi hak konsumen perlu diperhatikan pula. Misalnya konsumen berhak atas produk yang sehat serta aman dan sesuai dengan harapannya dan hak-hak lain harus ditunaikan

c. Keutamaan

Dalam teori ini memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral. Keutamaan ini menandai pebisnis perseorangan antara

(5)

31

lain kejujuran, fairness, kepercayaan, dan keuletan. Norma-norma inilah yang menjadi modal dasar agar pebisnis hidup dalam suasana berkesalehan, berkebajikan, dan nilai-nilai keutamaan lainnya.

C. Kepercayaan

Selain secara umum, kepercayaan juga terdapat dalam bahasan secara Islam, hal ini di sebutkan dalam firman Allah QS. An-Nisa’ Ayat 58 sebagai berikut:                                          

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan

adil, sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.9

Ayat ini bersifat umum, sehingga amanah itu ada dalam setiap hal. Dalam hal wudlu, shalat, zakat, janabah, puasa, timbangan, takaran, dan titipan. Secara Islam, amanah diartikan sebagai kepercayaan.

Dalam semua proses bisnis, kepercayaan merupakan kunci utama dalam segala bentuk bisnis baik dalam lingkungan online maupun offline. Di dunia offline, kepercayaan dibangun dengan kenal dan saling mengenal secara

baik, ada proses ija>b-qabu>l, ada materai, ada perjanjian dan lain-lain. Para

pelaku bisnis selain itu diproteksi pula secara horizontal oleh hukum-hukum disamping proteksi secara vertikal seperti norma, nilai, dan etika yang dianut

9 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:

DEPAG, 2002),76.

(6)

32

oleh para pelaku bisnis. Dalam dunia online demikian pula, harmonisasi antara ketiga aspek di atas dipadukan dengan mekanisme-mekanisme

pembangun kepercayaan secara total dalam proses keseluruhan.10

1. Kepercayaan Konsumen

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Mowen dan Minor menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan,sikap dan perilaku dan juga terkait dengan konsep atribut

produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk.11

Mayer, dkk dalam Vivi Susanti mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan satu pihak untuk memercayai pihak lain. Didasarkan pada harapan bahwa, pihak lain tersebut akan melakukan tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memercayainya. Kepercayaan merupakan konstruk multidimensional yang kompleks berbeda dari rangsangan kepercayaan yang berbeda pula. Mayer, dkk dalam Vivi

Susanti mengembangkan model dimensi dari kepercayaan yaitu: 12

10 Onno W Purbo dalam Muhammad, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan Akademi mAnajemen Perusahaan YKPN, 2004), 224.

11 Mowen dan Minor dalam Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia

Anggota IKAPI,2012), 165.

12 Mayer, dkk dalam Vivi Susanti, “Kepercayaan Kosumen dalam Melakukan Pembelian Gadget

(7)

33

a. Ability

Kemampuan adalah sekelompok keahlian, kompetensi dan karakteristik yang memungkinkan satu pihak memiliki elemen spesifik. Kemampuan lebih dari sekedar pelayanan terhadap individu, tetapi lebih pada semua aspek tentang bagaimana melakukan bisnis.

b. Benevolence

Benevolence adalah sejauh mana Trustee (penjual/seller) ingin melakukan dan memberikan yang terbaik kepada Trustor (konsumen), terlepas dari motif keuntungan yang sifatnya egosentris. Benevolence merupakan dasar dari layanan jaringan sosial karena benevolence akan mengarahkan interaksi positif antar individu

c. Integrity

Integrity merupakan persepi Trustor, bahwa Trustee akan bertahan pada seperangkat prinsip yang telah diberikan kepada Trustor. Apa yang telah diucapkan oleh Trustee kepada Trustor harus sama dengan tindakan yang akan Trustee lakukan dan konsumen memiliki keingintahuan apakah Trustee dapat melakukan hal yang sama seperti yang telah dijanjikannya

Zucker dalam Vivi Susanti menyebutkan pemahaman tentang

terbentuknya kepercayaan yaitu13:

13 Zucker dalam Mayer, dkk dalam Vivi Susanti, “Kepercayaan Kosumen dalam Melakukan

Pembelian Gadget Secara Online”, Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, No. 01(April, 2013), 2.

(8)

34

a. Kepercayaan berdasarkan proses yang mengacu pada proses

pertukaran sosial, pengalaman diantara organisasi dengan konsumen, ataupun sekedar mendengar cerita dari teman

b. Kepercayaan berdasarkan institusi yang mengacu pada penggunaan

orang ketiga, seperti agen ataupun bank

c. Kepercayaan berdasarkan karakteristik yang mengacu pada

kongruensi nilai, latar belakang, etnis, dan pengalaman yang dibagikan antara penjual dan pembeli.

Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat suatu produk menggambarkan persepsi konsumen. Karena itu, kepercayaan berbeda

diantara konsumen.14

Sederhananya, kepercayaan berarti keyakinan. Ketika percaya kepada orang maupun produsen tersebut, maka keyakinan tersebut ada

terhadap integritas dan kemampuan produsen.15 Keyakinan konsumen

adalah transaksi online yang memiliki kepastian dan informasi yang tidak simetris. Sebagai akibatnya perlu adanya rasa saling percaya antara pembeli dan penjual (Gefen), dan banyak makalah menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen akan e-commerce adalah salah satu faktor kunci.

14

Mowen dan Minor dalam Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen. . . ,165.

15 Stephen M.R. Covey,The Speed Of Trust, (Tangerang: KARISMA Publishing Group, 2011),

(9)

35

Konsumen dengan jaringan kerja yang baik pada suatu toko secara off

line dapat meningkatkan rasa percaya diri di toko online.16

Ketika pelanggan melakukan pembelian dari website vendor yang tidak dikenal, mereka tidak dapat mengetahui kualitas barang dan jasa yang ditawarkan apakah masuk akal dan dapat diandalkan atau tidak. Hal utama yang dipertimbangkan seorang pembeli ketika melakukan kegiatan belanja secara online adalah apakah mereka percaya terhadap website yang menyediakan fasilitas layanan online shop dan percaya pada penjual online yang ada didalam situs web tersebut. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan adalah faktor penting dalam membangun komitmen antara perusahaan dan pelanggan.

a. Kepercayaan Konsumen Terhadap Atribut Produk

Para manajer harus menyadari bahwa kepercayaan terhadap objek, atribut, dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen, dan karena itu, umumnya kepercayaan seorang konsumen berbeda dengan

konsumen lainnya. Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan:17

1) Pengetahuan bahwa objek memiliki atribut khusus disebut

kepercayaan objek-atribut. Kepercayaan objek-atribut

menghubungkan objek, seperti seseorang, barang, atau jasa, dengan atribut.

16

Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen. . . ,166

17 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), 204.

(10)

36

2) Kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen

tentang seberapa jauh atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.

3) Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi konsumen

tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu akan memberikan manfaat tertentu.

b. Kepercayaan konsumen dan Implikasi Manajerialnya18

Kepercayaan yang dipunyai konsumen terhadap merek, korporasi, dan objek lainnya dalam konsumen memiliki beberapa implikasi manajerial yang penting. Pertama-tama para manajer perlu menyadari bahwa kepercayaan konsumen terhadap atribut produk mungkin tidak sesuai dengan kenyataan. Selain itu, manajer harus menyadari bahwa strategi pemosisian, diferensiasi, dan segmentasi

dapat didasarkan atas atribut sebuah merek.19

2. Membangun Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan konsumen dapat dibangun dengan empat inti kredibilitas, di mana untuk membangun kepercayaan dengan orang lain, hal pertama yang dilakukan adalah memulai dari diri sendiri. Prinsipnya adalahan kredibilitas, atau kemungkinann dapat dipercaya. Kredibilitas

dapat ditingkatkan dengan memahami unsur- unsur sebagai berikut:20

18

Etta mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian…, 204.

19 Ibid.

20 Stephen M.R. Covey, The Speed Of Trust, (Tangerang: KARISMA Pubilshing Group, 2011),

(11)

37

a. Integritas

Bagi banyak orang, integritas pada dasarnya berarti kejujuran. Walaupun integritas mencakup kejujuran, integritas lebih dari itu. Integritas artinya keterpaduan. Konsisten luar dalam, berani bertindak menurut keyakinan.

b. Niat

Niat sangat berhubungan dengan motif-motif, agenda, dan karena perilaku. Kepercayaan terus tumbuh ketika motif-motif lugas didasarkan pada keuntungan bersama, dengan kata lain, ketika secara tulus bukan saja peduli terhadap diri sendiri akan tetapi juga peduli dengan orang lain. Seseorang dalam melakukan aktivitas bisnis perlu mengawalinya dengan niat yang ikhlas sebagai bagian dalam menjalankan tugas kewajiban. Niat dalam Islam, sangat menentukan arah suatu pekerjaan. Karenanya jika seseorang melakukan aktivitas bisnis yang dinilainya sebagai kewajiban, dengan niat ibadah dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, berarti orang tersebut telah

melaksanakan bisnis sesuai ajaran Islam.21

c. Kemampuan

Kemampuan yang dimiliki yang menginspirasikan keyakinan, talenta-talenta, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan gaya. Kemampuan ini berhubungan dengan membangun, menumbuhkan, memberikan, memulihkan sebuah kepercayaan. Talenta adalah

21

Muhammad Djakfar,Anatomi Perilaku Bisnis Dialektika Etika dengan Realtas…, 93.

(12)

38

karunia dan kekuatan alami. Sikap mewakili paradigma, dan cara hidup. Keterampilan adalah kefasihan dalam hal-hal yang dikuasai. Pengetahuan mewakili pembelajaran, wawasan, pengertian, dan kesadaran. Gaya mewakili pendekatan dan keperibadian unik.

d. Hasil-hasil

Hal ini mengacu pada prestasi, kinerja, keberhasilan menjadikan segalanya yang benar terlaksana. Jika tidak berhasil melaksanakan apa yang diekspektasikan, maka kredibilitas akan

berkurang, namun jika sebaliknya, reputasi positif akan didapatkan.22

D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Secara perinci tahap tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut23:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari atas masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal maupun eksternal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar dan rasa

22 Stephen M.R. Covey,The Speed Of Trust…, 109. 23

(13)

39

dahaga, hingga suatu kebutuhan itu meningkat hingga suatu tingkatan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Membedakan dua tingkat, yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif di mana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-teman, dan

melakukan kegiatan untuk mempelajari yang lain.24 Umumnya jumlah

aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman tetangga, dan kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan,

pameran.

c. Sumber umum: media massa, dan organisasi konsumen.

d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan

produk.

Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif adalah justru berasal

24 Ibid.

(14)

40

dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi memberitahu,

sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi dan evaluasi.25

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli, yaitu faktor sikap orang lain dan faktor yang tidak terduga.

Faktor sikap orang lain tergantung pada dua hal26:

a. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan

konsumen

b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

25 Ibid. 26

(15)

41

Semakin tinggi intensitas sikap negative orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen,maka akan semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat

pemasar.27

6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekantnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

7. Tindakan Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan memengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli

27 Ibid.

(16)

42

produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya, karena dengan kodrat manusi “untuk menciptakan keserasian, konsistensi, dan keselarasan di antara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai di dalam dirinya. “Konsumen yang tidak puas akan mengambil ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).

Konsumen memiliki pilihan antara melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan. Alternatif lain adalah konsumen mungkin memilih menggunakan hak suara (voice option: menyebarkan kesan buruk yang diterimanya). Apapun yang dilakukannya, penjual kehilangan sesuatu akibat telah melakukan pekerjaan yang buruk dalam memuaskan konsumen.

8. Penggunaan dan Pembuangan Sesudah Pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baik dan produk tersebut pada orang lain. Bila

(17)

43

mereka menjual dan menukar produk, maka berarti penjual produk berikutnya akan menurun.

Dengan pemahaman dan kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif.

E. Pembelian Secara Online (Online Shopping)

1. Definisi Pembelian Secara Online (Online Shopping)

Pembelian adalah transaksi yang dilakukan setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada era informasi sekarang ini berjualan tidak perlu lagi tanah dan bangunan khusus atau outlet yang tentunya membutuhkan modal lebih banyak.

Istilah online memiliki arti terhubung ke komputer atau jaringan

computer, sehingga pembelian online bisa diartikan sebagai transaksi

pembelian yang dilakukan dengan menggunakan media komputer yang terhubung dengan jaringan internet.

Saat ini sudah sangat populer berjualan di media internet atau online shopping. Pengertian online shopping sendiri adalah sebuah media yang memungkinkan customer membeli barang atau jasa secara langsung dari seller dengan media internet menggunakan web browser.

Dengan adanya online shop, kita sebagai pembeli bisa belanja berbagai macam kebutuhan tanpa harus bertatap muka dengan penjual.

(18)

44

2. Konsep online shop

a. Penjual

Seorang penjual membutuhkan web atau blog untuk memajang produknya. Dengan memaparkan rincian produk serta harga yang jelas sehingga memudahkan konsumen dalam berbelanja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah desain dari web atau blog yang digunakan. Desain sangat berpengaruh karena pembeli cenderung menilai sesuatu dari hal yang terlihat terlebih dahulu. Selain itu penjual perlu bekerjasama dengan jasa pengiriman untuk memudahkan pendistribusian produk. Pengiriman yang mengecewakan akan membuat pembeli enggan belanja lagi. Seorang penjual bisa menjual produk sendiri atau bekerjasama dengan

produsen, supplier dan distributor28

b. Pembeli

Untuk pembelian online biasanya kita mengikuti tata cara yang telah ditetapkan penjual. Secara garis besar pembelian online dimulai dari pembeli memilih barang atau jasa yang diinginkan. Kemudian pembeli menghubungi penjual untuk memastikan ketersediaan barang melalui kontak yang telah disediakan di web atau blog online shop tersebut. Setelah deal maka pembeli akan melakukan pembayaran. Apabila pembayaran telah dikonfirmasi, penjual akan

28 Online shopping dalam “http://www.hermantolle.com/class/docs/online-shopping/html” diakses

(19)

45

mengirimkan barang yang dibeli melalui jasa pengiriman yang telah disepakati.

3. Kelebihan dan Kekurangan Online Shop

Adapun kelebihan online shop adalah sebagai berikut:

a. Tidak terikat tempat dan waktu, terutama bagi anda orang yang sibuk

sehingga tidak sempat berbelanja dengan mendatangi ke toko.

b. Banyak pilihan toko online yang menyediakan ragam produk yang

anda inginkan

c. Menghemat waktu dan tenaga, dalam artian tidak perlu berkeliling

mall atau toko, dan cukup meluangkan waktu sebentar dengan membuka internet dan tentu saja akan terhindar dari kemacetan jalan raya.

d. Dapat membandingkan produk dan harga dengan toko online lainnya,

sehingga lebih banyak pilihan.

e. Proses belanja yang mudah, cukup memesan barang, dan pembayaran

biasanya dapat melalui internet/mobile banking atau ATM dan tinggal menunggu barang dikirim.

Selain kelebihan ada juga kekurangan dari belanja online, berikut ini kekurangan dari belanja online:

a. Sering terjadi penipuan barang tidak dikirim setelah dilakukan

pembayaran.

b. Fisik dan kualitas barang tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena

(20)

46

c. Dikenakan biaya transportasi, sehingga ada biaya tambahan.

d. Tidak dapat melihat dan mencoba secara langsung barang yang

dipesan.

e. Butuh waktu agar barang sampai ditempat pembeli karena proses

pengiriman

4. Manfaat Pemasaran Online

Ada tiga manfaat utama bagi pembeli29:

a. Kemudahan

Pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari di mana mereka berada. Mereka tidak harus berkendara, mencari tempat parkir, dan berjalan melewati gang yang panjang untuk mencari dan memeriksa barang-barang.

b. Informasi

Pelanggan dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif tentang perusahaan, produk, dan pesaing tanpa meninggalkan kantor atau rumah mereka. Mereka dapat memusatkan perhatian pada criteria objektif seperti harga, kualitas, kinerja, dan ketersediaan.

c. Rongrongan yang lebih sedikit

Dengan layanan online, pelanggan tidak perlu menghadapi atau melayani bujukan dan faktor-faktor emosional.

Selain manfaat bagi pembeli, online shop juga bermanfaat bagi penjual adalah sebagai berikut:

29

(21)

47

d. Penyesuaian yang cepat terhadap kondisi pasar

Perusahaan dapat dengan cepat menambahkan produk pada pemasaran serta mengubah harga dan deskripsi.

e. Biaya yang lebih rendah

Pemasar online mencegah biaya pengelolaan toko dan biaya

sewa, asuransi, dan prasarana yang menyertainya. Mereka dapat

membuat catalog digital dengan biaya yang jauh lebih rendah

daripada biaya percetakan dan pengiriman catalog kertas.

f. Pemupukan hubungan

Pemasar online dapat berbicara dengan pelanggan dan belajar lebih banyak dari mereka. Pemasar juga dapat meng-upload laporan yang berguna, atau demo gratis perangkat lunak mereka,atau contoh gratis surat berkala mereka ke dalam sistem. Pelanggan kemudian dapat mendownload perangkat-perangkat tersebut ke dalam kotak surat elektronik mereka.

g. Pengukuran besaran pemirsa

Pemasar dapat mengetahui berapa banyak orang yang mengunjugi situs online mereka dan berapa banyak yang singgah di tempat tertentu dalam situs tersebut. Informasi ini dapat membantu pemasar meningkatkan penawaran dan iklan mereka.

5. Saluran pemasaran online

Pemasar dapat menjalankan pemasaran online dalam empat cara dengan membuat etalase elektronik; berpartisipasi dalam forum,

(22)

48

newsgrup, dan bulletin boards; memasang iklan online; dan menggunakan email.

Berdasarkan peluang pemasaran online, setiap perusahaan harus

memutuskan apakah dan bagaimana dapat memasarkan melalui media online, dengan produk apa, untuk pemirsa apa, dengan bentuk apa, dan anggaran berapa. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuka

etalase elektronik, ia memiliki dua pilihan antara lain: 30

a. Perusahaan dapat membuka tokonya sendiri di internet. Ada beberapa

cara untuk melakukan hal ini. Server World Wide Web adalah pilihan

yang disukai, karena ia memungkinkan perusahaan untuk

menampilkan grafik, suara, dan video, serta teks. Menyewa sebuah server web membutuhkan biaya, tergantung pada kecepatan yang diinginkan, dan lain-lain.

b. Perusahaan dapat membeli lokasi di sebuah layanan online komersial.

Ia dapat menyewa tempat penyimpanan di komputer milik layanan online tersebut atau membuat sambungan dari komputernya ke mall belanja layanan online tersebut.

Perusahaan yang memiliki home page berusaha menarik calon pembeli ke alamat mereka melalui email, mailing list, iklan harian, iklan di papan online, dan newsgroup. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus terus menerus memperbarui home page mereka untuk membuatnya tetap

30

(23)

49

segar dan menarik. Hal ini menghabiskan waktu dan dana, namun akan

lebih banyak yang dihabiskan jika tidak memperbaharui informasi.31

6. Memasang iklan online

Perusahaan dan perorangan dapat memasang iklan di layanan online komersial dengan tiga cara: pertama, layanan online komersial besar menawarkan kolom iklan untuk pencantuman iklan berdasarkan golongan. Iklan tersebut dicantumkan sesuai dengan saat mereka tiba, dengan iklan terbaru berada di atas daftar. Kedua, iklan ditempatkan di papan iklan online, mereka muncul saat pelanggan menggunakan layanan tersebut. Walau mungkin mereka tidak meminta iklan.

7. Karakteristik Konsumen, Sikap, dan Belanja Online32

Karakter konsumen didasarkan pada demografik, preferensi pembelian produk, persepsi manfaat produk bagi konsumen, dan gaya hidup konsumen.

a. Demografik

Konsumen dikelompokkan berdasarkan demografik: kelas sosial, etnis, usia, pendidikan, penghasilan, agama, dan lain-lain.

b. Preferensi pembelian produk

Konsumen dikelompokkan berdasarkan preferensi pembelian: keluarga, teman, kelompok referensi, dan lain-lain.

31Ibid.

32 Etta mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan

Jurnal Penelitian…,202.

(24)

50

c. Persepsi manfaat produk bagi konsumen

Konsumen dikelompokkan berdasarkan persepsi manfaat produk: manfaat inti produk dan atribut produk

d. Gaya hidup konsumen

Konsumen dikelompokkan berdasarkan gaya hidup: gaya hidup sehat; gaya hidup sosialita; gaya hidup orang kota, orang desa, orang modern; gaya hidup kembali ke alam

Karakteristik konsumen tersebut akan berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam berbelanja online.

8. Menempatkan Iklan dan Promosi Online

Pada zaman awal internet, para penggemar mengklik pada sekitar 2 sampai 3 persen iklan spanduk yang mereka lihat, tetapi presentase itu cepat merosot dan para pengiklan dan mulai mengeksplorasi bentuk

komunikasi lainnya.33

Banyak perusahaan menempatkan nama mereka pada internet dengan mensponsori isi khusus situs web yang memuat berita, informasi keuangan dan lain-lain. Pedagang online menghadapi banyak tantangan dalam memperluas penggunaan publik atas e-commerce. Para pelanggan harus merasa bahwa informasi yang mereka pasok itu dapat dipercaya dan tidak dijual kepada yang lain. Para pelanggan perlu percaya bahwa

transaksi online itu aman. Perusahaan harus mendorong komunikasi

dengan meminta para pelanggan dan calon pelanggan untuk mengirimkan

33

(25)

51

pertanyaan, saran, dan bahkan pengaduan via e-mail. Pemasar online yang cerdas akan menjawab cepat, dengan mengirimkan bulletin, produk atau promosi khusus berdasarkan pada cerita pembelian, pengingat tuntutan

jasa, atau pengumuman event intimewa.34

Dalam pandangan Islam, setiap individu maupun kelompok, di satu sisi diberikan kebebasan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi di sisi lain ia terikat dengan iman dan etika sehingga tidak bebas dalam melakukan kegiatan ekonomi.

Dalam kajian Fiqh Islam, kebenaran dan keakuratan informasi ketika seorang pelaku usaha mempromosikan barang dagangannya menempati kajian yang sangat signifikan. Islam tidak mengenal sebuah istilah kapitalisme klasik. Namun islam memiliki prinsip keseimbangan (al-ta’dul) atau dimana pembeli dan penjual harus hati-hati yang

tercermin dalam teori perjanjian dalam Islam35

Landasan etika dalam periklanan Islam adalah:

a. Berbisnis bukan hanya mencari keuntungan, tetapi harus diniatkan

sebagai ibadah kepada Allah SWT.

b. Sikap jujur (Objektif)

c. Sikap toleransi antar pembeli dan penjual

d. Tekun (Istiqomah) dalam menjalankan usaha

34 Ibid..,303.

35 Hamzah Ya’kub dalam Muhammad Djakfar, Etika Bisnis Menangkap Spirit Ajaran Langit Dan

Pesan Moral Ajaran Bumi, (Jakarta: Penebar Plus, 2014), 169.

(26)

52

e. Berlaku adil dan melakukan persaingan sesama pebisnis dengan baik

dan sehat.36

9. Keputusan Pembelian Online

Suatu online shop, eshop, e-store, internetshop, webshop,

webstore, virtual store dapat dianalogikan dengan pembelian fisik jasa atau produk di toko retail atau di suatu mall pusat perbelanjaan. Belanja online adalah bentuk perdagangan elektronik yang digunakan pada

transaksi business to business (B2B) dan business to consumer (B2C).

Ketika seorang pembeli berbelanja online, terdapat hal yang menjadi

pertimbangan mereka yaitu:37

a. Faktor kepercayaan (Trust)

Ketika seseorang berbelanja online hal utama yang menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah mereka percaya kepada website yang menyediakan online shopping dan penjual online pada website tersebut. Kepercayaan pembeli terhadap website online shopping terletak pada popularitas suatu website, maka pembeli lebih yakin dan percaya terhadap relialibilitas website tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan keandalan penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli. Keandalan ini terkait dengan

36 Ibid.

37 Benito Adityo, Analisis Pengaruh Kemudahan dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan

Pembelian Secara Online di Situs Kaskus, (Skripsi-- Universitas Diponegoro Semarang, 2011),

(27)

53

keberadaan penjual online, semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada online shopping. Pada situs online shopping, tidak sedikit penjual online fiktif yang memasarkan produk fiktif juga. Seorang pembeli harus terlebih dahulu untuk mengecek keberadaan penjual online. Biasanya pada situs online shopping, situs akan menampilkan informasi tentang penjual-penjual yang “lapaknya” sering diakses oleh orang. Pembeli dapat memanfaatkan informasi ini ketika akan

membeli online.38

b. Faktor kemudahan (ease of use)

Hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya bagi pembeli online adalah faktor kemudahan penggunaan. Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi secara online. Biasanya calon pembeli akan mengalami kesulitan pada saat pertama kali bertransaksi online, dan cenderung mengurungkan niatnya karena faktor keamanan serta tidak tahu cara bertransaksi online. Di lain pihak, ada juga calon pembeli yang berinisiatif untuk mencoba karena telah mendapatkan informasi tentang cara bertransaksi online. Suatu website online shopping yang baik adalah yang menyediakan petunjuk cara bertransaksi online, mulai dari cara pembayaran, dan fitur pengisian form pembelian.

38 Ibid. ,17.

(28)

54

c. Faktor kualitas informasi (Information Quality)

Informasi yang disajikan pada online shop sebaiknya mencakup informasi berkaitan dengan produk dan jasa yang ada pada online shopping. Informasi tersebut sebaiknya berguna dan relevan dalam memprediksi kualitas dan kegunaan produk atau jasa. Untuk

memuaskan kebutuhan informasi konsumen atau pembeli online,

informasi produk dan jasa harus up to date membantu pembeli online

dalam membuat keputusan, konsisten, dan mudah dipahami.39

39

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Informasi dan teknologi komunikasi yang pesat belum diikuti dengan program pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan fungsi informasi untuk pengembangan

(5) Penjabaran lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. Bagian Kedua

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah spesies kumbang elaterid yang ditemukan di kawasan hutan pada lanskap TNBD lebih tinggi dibandingkan dengan di Hutan

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan TH bahwa, pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Makassar menjalin hubungan yang baik dengan pihak sekolah. Karena

Jadi dengan adanya teori analisis sistem, HIPMI diharapkan agar mampu menyerap input yang berasal dari lingkungan, mengelola input tersebut, dan mentransformasikan

[r]