• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan PemeliharaanKesehatan Gigi dan Mulut dengan Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan PemeliharaanKesehatan Gigi dan Mulut dengan Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

║Journal Caninus Denstistry Volume 1, Nomor 4 (November 2016): 39 - 46

Hubungan Tingkat Pengetahuan PemeliharaanKesehatan Gigi dan Mulut dengan Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu

Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Muhammad Hamzah, Zuraida Usman Bany, Sunnati

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah

Kuala

ABSTRAK

Selama masa kehamilan, wanita mengalami berbagai perubahan fisiologis yang menyebabkan terjadinya perubahan hormonal. Perubahan fisiologis ini juga berdampak pada perubahan perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut, sehingga wanita hamil lebih rentan terkena masalah gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional untuk melihat hubungan antar dua variabel. Penelitian ini melibatkan 50 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian mengisi kuisioner yang diberikan serta diperiksa tingkat kebersihan rongga mulutnya. Data dianalisis dengan SPSS menggunakan uji Korelasi Spearman. Hasil uji menunjukkan hubungan antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh memiliki korelasi bermakna (p<0,05) dengan kekuatan korelasi kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh.

Kata kunci: kehamilan, tingkat pengetahuan, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, kebersihan rongga mulut

ABSTRACT

During pregnancy, women undergo various physiological changes that cause hormonal changes. These physiological changes also have

an impact on behavior change to maintain oral health, so that pregnant women are more susceptible to oral and dental problems. The purpose of this study was to determine therelationship of the level of knowledge of dental and oral health care with oral hygiene in pregnant women in RSUD Meuraxa Banda Aceh. This research is an analytic with cross sectional method to look at the relationship between two variables. The study involved 50 subjects who met the inclusion criteria. The research subjects filled in a questionnaire provided and examined the level of

cleanliness of the oral cavity. Data were analyzed with SPSS using Spearman correlation test. The test results show the relationship between the level of knowledge of dental and oral health care with oral hygiene in pregnant women in RSUD Meuraxa Banda Aceh has a significant correlation (p<0.05) with correlation strength is strong. Based on the results of this study concluded that there is a relationship between the level of knowledge of dental and oral health care with oral hygiene in pregnant women in RSUD Meuraxa Banda Aceh.

Key words : pregnancy, level of knowledge,

maintenance of oral health, oral hygiene

PENDAHULUAN

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah sebesar 25,9%, naik dari laporan tahun 2007 sebesar 2,4%. Sebanyak 16 Provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas prevalensi tersebut, salah satunya adalah Provinsi Aceh, yaitu sebesar 30,5%. Penduduk yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut tentu saja termasuk ibu hamil.1,2

Kehamilan adalah periode yang khas saat seorang wanita mengandung embrio dan berkembang menjadi janin dalam rahimnya selama kurang lebih sembilan bulan. Selama kehamilan, baik wanita maupun janinnya menghadapi berbagai risiko kesehatan.3 Adanya

ketidakseimbangan pada hormon seks wanita dan faktor-faktor iritan lokal dapat mempengaruhi kesehatan rongga mulut.4,5,6 Apabila kesehatan

(2)

memberikan dampak negatif pada kehamilan dan perkembangan janin.7

Penelitian Moawed dkk. (2014) yang dilakukan pada ibu hamil di Saudi menyimpulkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan ibu hamil terhadap pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan adalah rendah. Banyak ibu hamil tidak peduli dengan kemungkinan dampak buruk periodontitis terhadap kehamilan.8 Hasil penelitian Shalina

(2015) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh menunjukkan hanya 13 responden (21,7%) yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sedang dan buruk masing-masing 27 orang (45%) dan 20 orang (33,3%).9 Penelitian Ganesh dkk.

(2011) pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu Hamil Chennai menyimpulkan bahwa 7,2% (15 orang), 66,8% (139 orang), dan 26% (54 orang) memiliki kebersihan rongga mulut berturut-turut baik, sedang, dan buruk.10 Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar ibu hamil hanya fokus pada kehamilannya dan kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut.

Pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil akan menentukan kebersihan rongga mulutnya. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh diambil sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit kelas B yang merupakan pusat pelayanan kesehatan terpadu yang juga melayani kesehatan ibu dan anak.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional untuk melihat hubungan antar dua variabel. Penelitian ini dilakukan di RSUD Meuraxa Banda Aceh pada tanggal 12 s.d. 31 Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan di RSUD Meuraxa Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi. Penentuan jumlah subjek pada penelitian ini mengacu pada

teknik Non-Probability Sampling. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 50 subjek.

Kriteria Inklusi penelitian ini adalah Ibu hamil yang berkunjung ke RSUD Meuraxa Banda Aceh, Bersedia menjadi subjek penelitian, Bisa menulis dan membaca, Memiliki gigi 11, 16, 26, 31, 36, dan 46. Apabila tidak memiliki gigi tersebut dapat digantikan dengan gigi di sebelahnya. Kriteria Eksklusi pada penelitian ini adalah Pasien yang belum mengetahui apakah hamil atau tidak, Tidak dapat menulis dan membaca karena kemampuan maupun karena kondisi, Memakai alat ortodonti cekat, Ibu hamil yang edentulous total rahang atas dan bawah.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengisian kuisioner tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil dan pemeriksaan oral hygiene index simplified. Kriteria pengetahuan adalah baik > 75% (Subjek mampu menjawab > 8 pertanyaan dengan benar), sedang = 56-75% (Subjek mampu menjawab 6-8 pertanyaan dengan benar), Buruk < 56% (Subjek mampu menjawab kurang dari 6 pertanyaan dengan benar).9,11

Pemeriksaan kebersihan rongga mulut dilakukan dengan menjumlahkan nilai hasil pengukuran Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dengan menjumlahkan nilai Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI) berdasarkan kriteria, yakni baik, sedang, dan buruk. Berdasarkan Greene dan Vermilion, ada 6 gigi indeks yang diukur mewakili semua gigi posterior dan anterior, rahang atas dan rahang bawah. Permukaan gigi yang diukur antara lain permukaan bukal gigi 16 dan 26, permukaan labial gigi 11 dan 31, serta permukaan lingual gigi 36 dan 46. Kriteria indeks OHIS adala baik: 0,0-1,2, sedang: 1,3-3,0, buruk: 3,1-6,0.12

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Pasien Frekuensi Persentase

(%) Remaja akhir (17-25 tahun) 10 20 Dewasa awal (26-35 tahun) 29 58 Dewasa akhir (36-45 tahun) 11 22

(3)

Jumlah 50 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian ditemukan pada kelompok usia dewasa awal (26-35 tahun) yaitu sebanyak 29 orang (58%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tidak sekolah 0 0 SD 3 6 SMP 10 20 SMA 21 42 Perguruan Tinggi 16 32 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa subjek penelitian dengan pendidikan terakhir SMA paling banyak dijumpai yaitu 21 orang (42%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Gravida (Kehamilan ke-)

Gravida Frekuensi Persentase

(%) Ke-1 13 26 Ke-2 16 32 Ke-3 11 22 Ke->3 10 20 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 3. diketahui bahwa subjek yang mengalami gravida ke-2 paling banyak dijumpai yaitu 16 orang (32%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Frekuensi Persentase (%) Trimester pertama 8 16 Trimester kedua 11 22 Trimester ketiga 31 62 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa subjek yang memasuki usia kehamilan pada

trimester ketiga paling banyak dijumpai yaitu 31 orang (62%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek yang Menyikat Gigi pada Hari Pemeriksaan

Menyikat Gigi Frekuensi Persentase (%) Ya 43 86 Tidak 7 14 Jumlah 50 100

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek yang Menyikat Gigi sebelum atau sesudah sarapan. Menyikat Gigi Frekuensi Persentase (%) Sebelum Sarapan 22 44 Sesudah Sarapan 21 42 Tidak Menyikat Gigi 7 14 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 5. dan tabel 6. dapat diketahui bahwa sebagian besar (86%) ibu hamil mengatakan menyikat giginya pada pagi hari saat hari pemeriksaan. Subjek yang mengatakan menyikat giginya sebelum sarapan sebanyak 22 orang (44%).

B. Respon Subjek terhadap Pertanyaan Kuisioner

Tabel 7. Respon Subjek terhadap Pertanyaan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu

Hamil dari 50 Responden

Pertanyaan

(Jawaban yang tepat)

Jumlah Jawaban

Tepat

%

Menyikat gigi secara teratur dapat mencegah penyakit gusi pada ibu hamil. (Benar)

50 100

Menyikat gigi secara teratur dapat mencegah gigi berlubang. (Benar)

50 100

Kandungan flouride dalam pasta gigi dapat membantu mencegah gigi berlubang.

(Benar)

39 78

Makanan yang manis tidak menyebabkan kerusakan gigi. (Salah)

32 64

Muntah-muntah selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan gigi pada ibu hamil.

(Benar)

(4)

Setelah muntah ibu hamil sebaiknya tidak berkumur-kumur. (Salah)

37 74

Benang gigi (dental floss) dapat membantu mencegah masalah gusi pada ibu hamil dan digunakan untuk membersihkan sela-sela gigi.

(Benar)

17 34

Kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi ibu hamil secara langsung.

(Salah)

20 40

Masalah gigi dan mulut wanita hamil dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan dan perkembangan janinnya.

(Benar)

15 30

Merokok dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil serta dapat berdampak buruk pada kandungan.

(Benar)

50 100

Selama masa kehamilan ibu hamil perlu melakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi.

(Benar)

29 58

Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui bahwa muntah-muntah selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan gigi pada ibu hamil. Hanya 7 orang (14%) yang menjawab benar pertanyaan tersebut. Sementara itu, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah; menyikat gigi secara teratur dapat mencegah penyakit gusi pada ibu hamil, menyikat gigi secara teratur dapat mencegah gigi berlubang, dan merokok dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil serta dapat berdampak buruk pada kandungan. Seluruh ibu hamil menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan benar.

C. Tingkat Pengetahuan Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Tingkat pengetahuan pemeliharan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh dapat diperhatikan pada tabel 8. Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 10 20 Sedang 25 50 Buruk 15 30 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 8. diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat pengetahuan sedang, yaitu sebanyak 25 orang (50%).

D. Tingkat Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh Tingkat kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh dapat diperhatikan pada tabel 9.

Tabel 9. Tingkat Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Frekuensi Persentase (%) Baik 6 12 Sedang 32 64 Buruk 12 24 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 9. diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat kebersihan rongga mulut (OHI-S) sedang, yaitu sebanyak 32 orang (64%).

Tabel 10. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi

dan Mulut

Status OHI-S

(Kebersihan Rongga Mulut) Total

Baik Sedang Buruk

Baik 5 (10%) 4 (8%) 1 (2%) 10 (20%)

Sedang 1 (2%) 23 (46%) 1 (2%) 25 (50%)

Buruk 0 (0%) 5 (10%) 10 (20%) 15 (30%)

Total 6 (12%) 32 (64%) 12 (24%) 50 (100%)

Tabel 10. menunjukkan hubungan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Pada tingkat pengetahuan baik, kategori status OHI-S sebagian besar berada pada status baik, yaitu 10%. Pada tingkat pengetahuan sedang, kategori status OHI-S sebagian besar berada pada status sedang, yaitu 44%. Pada tingkat pengetahuan buruk, kategori status OHI-S sebagian besar berada pada status buruk, yaitu 22%.

(5)

Tabel 11. Analisis Korelasi Spearman antara Tingkat Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kebersihan Rongga Mulut pada Ibu Hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh

Variabel Bebas Spearm an Arah Korelasi Nilai p Tingkat Pengetahuan 0,654* Positif 0,000** Keterangan: *kuat (r=0,60-0,799), **signifikan (p<0,05)

Berdasarkan hasil uji Korelasi Spearman pada tabel 5.19. dapat disimpulkan bahwa untuk variabel tingkat pengetahuan didapat nilai korelasi Spearman 0,654 dengan arah korelasi positif. Arah korelasi positif berarti searah, yaitu semakin besar nilai suatu variabel, maka semakin besar pula nilai variabel lainnya. Artinya, semakin baik tingkat pengetahuan, maka semakin baik pula tingkat kebersihan rongga mulut (OHI-S). Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Nilai korelasi Spearman (r=0,654) menunjukkan kekuatan korelasinya adalah kuat.

PEMBAHASAN

Selama masa kehamilan, wanita mengalami berbagai perubahan fisiologis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada beberapa anggota tubuh, termasuk rongga mulut. Perubahan tersebut terjadi akibat adanya peningkatan sekresi hormon estrogen dan progesteron yang cukup pesat selama kehamilan.4,5,6 Peningkatan sekresi hormon ini

akan meningkatkan respon gingiva terhadap bakteri plak, sehingga wanita hamil lebih rentan terkena masalah pada rongga mulutnya.6,13,14

Perubahan fisiologis pada ibu hamil juga dapat mempengaruhi perilaku, termasuk perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut.15,16

Pengetahuan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi sikap dan tindakan yang akan berdampak pada kebersihan rongga mulut.13

Tabel 1. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil pada penelitian ini dijumpai pada

kelompok usia dewasa awal (26-35 tahun). Hal ini sejalan dengan penelitian Shalina (2015) yang menyebutkan bahwa mayoritas ibu hamil dijumpai pada kelompok usia tersebut.9 Besarnya

jumlah ibu hamil yang dijumpai pada kelompok usia ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar wanita tidak terlalu cepat menikah serta kelompok usia ini merupakan usia ideal bagi wanita untuk hamil.

Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian besar subjek pada penelitian ini memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu 21 orang (42%). Menurut penulis, hal ini mungkin disebabkan karena RSUD Meuraxa terletak di perbatasan kota Banda Aceh, sehingga pasien yang datang juga banyak dari desa di luar kota Banda Aceh yang pendidikan terakhirnya jenjang menengah. Hal ini mungkin juga berkaitan dengan tindakan mencari pengobatan, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka tindakan mencari pengobatan semakin baik pula. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan taraf kehidupan. Selain itu pendidikan berhubungan erat dengan pengetahuan yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam pemeliharaan kesehatan.17

Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar subjek pada penelitian ini mengalami gravida kedua, yaitu sebesar 32%. Hal ini sejalan dengan penelitian Ganesh dkk. (2011) yang menyebutkan sebagian besar subjek mengalami gravida kedua, yaitu sebesar 44,7%. Kondisi ini kemungkinan disebabkan karena sebagian besar subjek pada penelitian ini berada pada kelompok usia dewasa awal yang merupakan periode lanjutan awal pernikahan sehingga umumnya baru mengalami gravida kedua.10

Sesuai dengan tabel 8, pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan sedang, yaitu sebanyak 25 orang (50%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Shalina (2015) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam Banda Aceh yang menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 27 orang (45%)9

dan penelitian Hajikazemi dkk. (2008) yang menyebutkan bahwa dari 320 ibu hamil sebagian besar (65,9%) memiliki pengetahuan sedang mengenai kesehatan gigi dan mulut.18 Hal ini

menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

(6)

Walaupun sebagian besar subjek pada penelitian ini memiliki pendidikan terakhir SMA dan Perguruan Tinggi (tabel 2.), tapi sebagian besar ibu hamil memiliki tingkat pengetahuan yang belum memadai. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut khususnya selama masa kehamilan. Selain itu, informasi yang diperoleh oleh ibu hamil mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, sehingga pengetahuan yang dimiliki pun berada pada kategori sedang.17

Selama ini peran tenaga medis selain dokter gigi dalam promosi kesehatan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan mungkin masih kurang begitu juga dengan institusi pendidikan yang tidak begitu serius memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga menyebabkan banyak ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

Berdasarkan tabel 7. dapat dilihat ada 4 pertanyaan yang dijawab tepat kurang dari 50% dari keseluruhan ibu hamil. Pertanyaan itu antara lain tentang; muntah-muntah selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan gigi pada ibu hamil (14%), masalah gigi dan mulut wanita hamil dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan dan perkembangan janinnya (30%), benang gigi (dental floss) dapat membantu mencegah masalah gusi pada ibu hamil dan digunakan untuk membersihkan sela-sela gigi (34%), kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi ibu hamil secara langsung (42%). Hampir keseluruhan ibu hamil tidak mengetahui bahwa muntah-muntah pada saat kehamilan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Hal ini sejalan dengan penelitian Shalina (2015) yang mengatakan hanya 8,3% ibu hamil yang mengetahui bahwa muntah-muntah selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan gigi pada ibu hamil.9 Hal ini mungkin disebabkan

kurangnya informasi yang didapatkan tentang hal tersebut. Selain itu, salah satu pertanyaan yang dijawab dengan benar kurang dari 50% dari keseluruhan ibu hamil adalah benang gigi (dental floss) dapat membantu mencegah masalah gusi pada ibu hamil dan digunakan untuk membersihkan sela-sela gigi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

masih awam dengan istilah benang gigi (dental floss).

Hasil penelitian pada tabel 9. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki tingkat kebersihan rongga mulut (OHI-S) sedang, yaitu sebanyak 32 orang (64%). Hal ini sejalan dengan penelitian Ganesh dkk. (2011) pada ibu hamil di Rumah Sakit Ibu Hamil Chennai yang menyebutkan bahwa sebagian besar (66,8%) subjek memiliki OHIS-S sedang.10

Besarnya jumlah ibu hamil yang memiliki tingkat kebersihan rongga mulut yang tidak memadai ini mungkin disebabkan karena adanya perubahan fisiologis selama kehamilan sehingga menyebabkan ibu hamil tidak begitu peduli dengan kebersihan rongga mulutnya.15,16 Bisa

jadi hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran ibu hamil untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya selama kehamilan dan hanya fokus pada kandungannya.8

Sedikitnya jumlah ibu hamil yang memiliki OHI-S yang baik ini mungkin juga disebabkan karena rasa takut menyikat gigi selama kehamilan dikarenakan keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap perdarahan dan rasa sakit. Keadaan ini menyebabkan kebersihan mulut menjadi terabaikan.19 Selain itu adanya

refleks muntah yang disebabkan sikat gigi atau pasta gigi sehingga ibu hamil mengalami kesulitan menyikat gigi.16 Meskipun berdasarkan

hasil penelitian (tabel 5.) jumlah ibu hamil yang menyikat giginya pada pagi hari adalah 86%, bisa saja ibu hamil tersebut menyikat giginya tidak teratur atau kurang benarnya teknik menyikat gigi sehingga hasilnya tidak begitu bersih. Selain itu, jumlah ibu hamil yang menyikat gigi sesudah sarapan hanya 42%, sebelum sarapan 44%, dan yang tidak menyikat gigi sebesar 14% (tabel 6.).

Tabel 10 menunjukkan hubungan tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Dapat dilihat jika tingkat pengetahuan baik, sebagian besar subjek penelitian memiliki OHI-S yang baik, jika tingkat pengetahuan sedang, sebagian besar subjek memiliki OHI-S sedang, demikian pula jika tingkat pengetahuan buruk, sebagian besar subjek memiliki OHI-S buruk. Kecenderungan hubungan ini juga didukung oleh hasil uji statistik korelasi Spearman (tabel 11.) antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan

(7)

rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh yang menunjukkan nilai p = 0,000 atau p < 0,005, artinya menunjukkan korelasi yang bermakna.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh sebagian besar berada pada kategori sedang.

2. Tingkat kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh sebagian besar berada pada kategori sedang. 3. Terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di RSUD Meuraxa Banda Aceh.

4. Informasi yang diperoleh ibu hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan di RSUD Meuraxa Banda Aceh masih belum memadai.

SARAN

1. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan cakupan subjek yang lebih luas untuk melihat perbandingan pengetahuan, sikap, dan tindakan pemeliharaan kesehatan rongga mulut dan kebersihan rongga mulut pada ibu hamil di daerah pedesaan dan perkotaan.

2. Bagi instansi kesehatan umumnya dan RSUD Meuraxa Banda Aceh khususnya diharapkan adanya kepedulian lebih tinggi terhadap sosialisasi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan. Pemberian informasi tersebut adalah tugas seluruh praktisi kesehatan, bukan hanya dokter gigi. Apalagi pasien ibu hamil lebih

banyak berkunjung ke klinik

kandungan/kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2008.

3. WHO pregnancy.

http://www.who.int/topics/pregnancy/en/. Diakses 19 November 2014.

4. Annan BDRT, Nuamah K. Oral pathologies seen in pregnant and non-pregnant women. Ghana Medical Journal 2005;39(1):24-7. 5. Srivastava A, Gupta KK, Srivastava S, Garg

J. Effects of Sex Hormones on the Gingiva in Pregnancy: A Review and Report of Two Cases. J Periodontol Implant Dent 2011;3(2):83-7.

6. Güncü G, Tözüm T, Ça˘glayan F. Effects of endogenous sex hormones on the periodontium – Review of literature. Australian Dental Journal 2005;50(3):138-45.

7. Bobetsis YA, Barros SP, Offenbacher S. Exploring the relationship between periodontal disease and pregnancy complications. JADA 2006;137:7S-13S. 8. Moawed S, Hawsawi A, AlAhmed SS,

Al-Atawi N, Awadien AaZ. Knowledge and oral health care practices among Saudi pregnant women. Life Sci J 2014;11(5):32-41.

9. Shalina RK. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Banda Aceh [Banda Aceh: Unsyiah; 2015. 10. Ganesh A, Ingle NA, Chaly PE, Reddy VC.

A Survey On Dental Knowledge and Gingival Health of Pregnant Women Attending Government Maternity Hospital, Chennai. Journal of Oral Health Community Dentistry 2011;5(1):24-30. 11. Budiman, Riyanto A. Kapita selekta

kuisioner pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2013. P. 10-1.

12. Basuni, Cholil, Debby K. Gambaran Indeks Kebersihan Mulut Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi 2014;2(1):18-23.

13. Abiola A, Olayinka A, Mathilda B, et al. A Survey of the Oral Health Knowledge and

(8)

Practices of Pregnant Women in a Nigerian Teaching Hospital. African Journal of Reproductive Health 2011;15(4):14.

14. Mascarenhas P, Gapski R, Al-Shammari K, Wang H-L. Influence of sex hormones on the periodontium. J Clin Periodontol 2003;30:671–81.

15. Abiola A, Olayinka A, Mathilda B, et al. A survei of the oral health knowledge and practice of pregnant women in nigerian teaching hospital. African Journal of Reproductive Health 2011;15(4):14-9. 16. Silk H, Douglass A, Douglass M, Silk L.

Oral health during pregnancy. Am Fam Physician 2008;77(8):1139-44.

17. Budiharto. Pengantar ilmu perilaku kesehatan dan pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: FKG UI; 1998. P. 3, 14-21.

18. Hajikazemi E, Oskouie F, Mohseny S, Nikpour S, Haghany H. The relationship between knowledge, attitude, and practice of pregnant women about oral and dental care. European Journal of Scientific Research 2008;24(4):556-60.

19. Suririnah. Buku pintar kehamilan dan persalinan panduan bagi calon ibu. Jakarta: Gramedia; 2008. P. 96.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kebersihan rongga mulut ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kebersihan rongga mulut ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan

Hasil ini sejalan dengan kondisi kebersihan gigi dan mulut juga dengan kategori buruk, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ibu hamil terdapat perilaku yang

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan gigi dan mulut

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut adalah sedang dan perilaku kesehatan gigi dan

36 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi hubungan tingkat pengetahuan kebersihan gigi orangtua dengan status kebersihan gigi anak tunagrahita

Tingkat pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil Kemampuan ibu hamil dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan menggunakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ORANG TUA DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB-C YAYASAN BAHAGIA KOTA TASIKMALAYA Poppy