• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU IBU MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA PRASEKOLAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU IBU MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA PRASEKOLAH SKRIPSI"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU IBU MENJAGA KEBERSIHAN GIGI

DAN MULUT ANAK USIA PRASEKOLAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

SRI MIYANTI FARADINA ALWI 2212088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul: Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia Prasekolah. Penyusunan hasil penelitian ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi S1 Keperawatan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penyusunan hasil penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB. selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns., MAN. selaku penguji hasil penelitian yang telah memberikan masukan.

4. Afi Lutfiyati, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada saya dalam penyusunan hasil penelitian.

5. Ngatoiatu Rohmani, S.Kep., Ns., MNS. selaku dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada saya dalam penyusunan hasil penelitian.

6. Papa, Mama, Adik, dan seluruh anggota keluarga yang telah memberikan limpahan cinta, doa, dan semangat kepada penulis.

7. Semua sahabat mahasiswa keperawatan angkatan 2012 yang telah memberikan masukan, semangat serta dukungan kepada penulis.

8. TK Kuncup Harapan Bantul, yang memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan studi pendahuluan dan penelitian.

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

9. TK Dharma Bhakti IV, Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, yang memberikan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas.

10. Responden TK Kuncup Harapan Bantul yang sudah berpartisipasi dalam penelitian.

11. Responden TK Dharma Bhakti IV, Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, yang sudah berpartisipasi dalam uji validitas dan reliabilitas.

12. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, September 2016 Penulis

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 10

1. Perilaku ... ... 10

2. Pengetahuan ... ... 14

3. Pengetahuan Ibu dan Perilaku Ibu ... 18

4. Anak Usia Prasekolah ... .. 19

5. Kesehatan Gigi dan Mulut ... 21

6. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut ... 24

7. Status Kesehatan Gigi dan Mulut ... 27

8. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut ... 27

B. Kerangka Teori ... 31

C. Kerangka Konsep ... 33

D. Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Variabel Penelitian ... 37

E. Definisi Operasional ... 38

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 39

G. Validitas dan Reabilitas ... 41

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 44

I. Etika Penelitian ... 46

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 50 B. Pembahasan ... 53 C. Keterbatasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keaslian Penelitian ... 8

Tabel 2. Definisi Operasioal Variabel Penelitian ... 38

Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan ... 39

Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku ... 40

Tabel 5. Klasifikasi Koefisien Uji Reliabilitas Alpha Cronbach ... 43

Tabel 6. Coding ... 44

Tabel 6. Karakteristik Responden ... 50

Tabel 7. Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebersihan Gigi dan Mulut di TK Kuncup Harapan Bantul ... 51

Tabel 8. Frekuensi Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut di TK Kuncup Harapan Bantul ... 51

Tabel 9. Hasil Uji Kendall Tau Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kebersihan gigi dan Mulut dengan Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia Prasekolah di TK Kuncup Harapan Bantul ... 52

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bentuk Gigi ... 23

Gambar 2. Oral Candidiasis ... 31

Gambar 3. Kerangka Teori ... 33

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Jadwal Lampiran 5. Hasil Uji validitas Lampiran 6. Hasil Penelitian

Lampiran 7. Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 8. Surat-surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 9. Surat-surat Izin Penelitian

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU IBU MENJAGA KEBERSIHAN GIGI

DAN MULUT ANAK USIA PRASEKOLAH

Sri Miyanti Faradina Alwi¹, Afi Lutfiyati², Ngatoiatu Rohmani³

INTISARI

Latar Belakang: Kebersihan gigi dan mulut pada anak usia prasekolah sangat

penting karena dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi permanen. Prevalensi masalah karies gigi pada anak usia prasekolah di Indonesia sebanyak 50-70%. Orangtua khususnya ibu sangat memunyai peran penting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut seorang anak. Peran tersebut akan mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kebersihan gigi dan mulut anak dapat terjaga dengan baik.

Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan

gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah.

Metode Penelitian: Rancangan Penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan

desain cross-sectional, dan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 95 ibu dari murid TK Kuncup Harapan Bantul. Variabel pengetahuan dan perilaku diukur menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan Kendall Tau untuk mencari hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku.

Hasil: Terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut

dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah di TK Kuncup Harapan Bantul. P-value dari uji kendall tau 0,001 dengan koefisien kendall tau 0,493 yang menunjukkan arah positif dengan keeratan hubungan kategori sedang.

Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut

dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah di TK Kuncup Harapan Bantul.

Kata Kunci: Kebersihan gigi dan mulut, Pengetahuan, Perilaku, Anak usia

prasekolah

¹Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ²Dosen PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ³Dosen PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

THE ASSOCIATION BETWEEN MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT DENTAL AND ORAL HYGIENE WITH THE MOTHER’S BEHAVIOR IN MAINTAINING THE DENTAL AND ORAL HYGIENE ON PRESCHOOL

CHILDREN

Sri Miyanti Faradina Alwi1, Afi Lutfiyati2, Ngatoiatu Rohmani3

ABSTRACT

Background: Dental and oral hygiene on preschool children is very important

because it can affect permanent teeth development and growth. The dental caries problem prevalence on preschool children in Indonesia is 50-70%. The parents, especially mothers, have a very important role in maintaining dental and oral hygiene of a child. The role will be the base of the behavior supporting the

children’s dental and oral hygiene in order to maintain the dental and oral hygiene

well.

Objective: To find out the association between mother’s knowledge about dental

and oral hygiene with the mothers’ behavior in maintaining the dental and oral

hygiene on preschool children.

Method: The research design is a descriptive correlation in cross sectional design

and cluster random sampling technique. The sample number used is 95 mother’s of the students of TK Kuncup Harapan Bantul. The variables of knowledge and behavior were measured used questionnaires. The statistical test used Kendall Tau to find out the association between the variables of knowledge and behavior.

Results: There was a association between the mother’s knowledge about dental

and oral hygiene with the mother’s behavior in maintaining the dental and oral hygiene on preschool children in TK Kuncup Harapan Bantul. P value of Kendall Tau test 0.001 with the Kendall Tau coefficient 0.493 showing positive direction with the medium category association.

Conclusion: There was an association between the mother’s knowledge about

dental and oral hygiene with the mother’s behavior in maintaining the dental and oral hygiene on preschool children in TK Kuncup Harapan Bantul.

Keywords: Dental and Oral Hygiene, Knowledge, Behavior, Preschool Children.

__________________________________________________________________ ¹A student of Nursing Science Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ²A lecturer of Nursing Science Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ³A lecturer of Nursing Science Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 4 sampai 6 tahun, dimana pada masa ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional. Usia prasekolah merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk diantaranya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jumlah anak usia prasekolah di Indonesia adalah 250 juta jiwa, di DIY adalah 28,8 juta jiwa dan di Bantul adalah 1,6 juta jiwa pada tahun 2015.

Kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kesehatan gigi akan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan gigi perlu dijaga sejak awal pertumbuhan agar selalu sehat dan kuat untuk menjalankan fungsi vitalnya. Pada manusia gigi berfungsi sebagai alat pengunyah makanan, membantu melumatkan makanan dalam mulut, dan membantu organ pencernaan sehingga makanan dapat diserap tubuh dengan baik (Schroth et al, 2007).

Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia perlu diperhatikan. Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak di berbagai wilayah (Mikail et al, 2011). Survey Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi penduduk yang memunyai masalah gigi dan mulut sebanyak 23,4%, penduduk yang telah kehilangan seluruh gigi aslinya sebanyak 1,6%, prevalensi nasional karies aktif sebanyak 43,4%, dan penduduk dengan masalah gigi-mulut dan menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga medis sebanyak 29,6% (Persatuan Dokter Gigi Indonesia, 2010). Penderita karies gigi di Indonesia memiliki prevalensi sebanyak 50-70% dengan penderita terbanyak golongan anak usia 2 sampai 6 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Kondisi tersebut akan sangat berdampak pada derajat kesehatan, seperti gangguan tumbuh kembang pada anak, kekurangan gizi anak karena rasa sakit

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

pada gigi dan mulut dapat menurunkan selera makan, serta kemampuan belajar akan turun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar anak. Penyakit gigi, khususnya karies, merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar penduduk di seluruh dunia sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat (Hakansson et al, 2010). Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak diderita anak-anak maupun orang dewasa. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi dapat menimbulkan nyeri sehingga anak mengalami penurunan nafsu makan dan akan berdampak pada kekurangan asupan gizi pada anak (Sinaga, 2013).

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia prasekolah di seluruh dunia dan sebagian orang dewasa pernah menderita karies gigi. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin, prevalensi terendah terdapat di Afrika. Karies merupakan penyebab patologi primer dan penanggalan gigi pada usia prasekolah. Jumlah anak usia prasekolah di Indonesia mencapai 40% dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, sehingga diperkirakan jumlah anak usia prasekolah yang mengalami kerusakan gigi mencapai 85 juta anak (Maulani & Enterprise, 2006).

Pada anak usia prasekolah, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masih bergantung kepada orangtua terutama ibu sebagai orang terdekat anak. Peran seorang ibu terhadap bagaimana menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kebersihan gigi dan mulut anak dapat terjaga dengan baik. Kesehatan gigi susu sangat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi permanen, oleh karena itu peran serta orangtua sangat diperlukan didalam membimbing, memberikan perhatian, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak kelak dapat memelihara kebersihan giginya (Gultom, 2009).

Orangtua sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku anak. Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

melibatkan interaksi antara anak, orangtua, dan dokter gigi. Sikap dan perilaku orangtua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Walaupun masih memiliki gigi susu, orangtua harus memberikan perhatian serius pada anak. Pertumbuhan gigi permanen anak ditentukan oleh kondisi gigi susu anak. Namun, masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya sementara dan akan digantikan oleh gigi permanen, sehingga mereka sering menganggap bahwa kerusakan pada gigi susu bukan merupakan suatu masalah (Rahayu, 2013).

Sikap dan perilaku orangtua memunyai peran penting dalam pemeliharaan kesehatan anak. Peran ibu sebagai motivator atau pembimbing pada saat pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak akan memengaruhi seorang anak sehingga anak lebih intensif terhadap kebersihan gigi dan mulutnya. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa seorang anak akan mengikuti sikap dan perilaku ibunya dalam memelihara maupun merawat kesehatan gigi dan mulut (Kent & Blinkhorn, 2005).

Selain faktor perilaku, berhasilnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak juga dipengaruhi oleh faktor pengetahuan orangtua tentang kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan orangtua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang medukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan rendah mengenai kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak (Eriska, 2005).

Pengetahuan orangtua tentang perawatan gigi sangat penting untuk mencegah terjadinya karies gigi. Hal ini menjadi dasar terbentuknya perilaku anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut dengan benar. Orangtua perlu mengetahui, mengajarkan serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di usia dini anak telah mencapai kematangan motorik diikuti perkembangan intelektual sehingga sudah mampu belajar. Orangtua yang

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

memiliki pengetahuan perawatan gigi anak yang rendah cenderung tidak memerdulikan dan tidak mendukung kesehatan gigi anak (Machfoedz, 2005).

Anak yang berumur di bawah 12 tahun masih bergantung pada orangtua, terutama ibunya karena pada umumnya anak memunyai hubungan batin yang lebih dekat dengan ibunya. Selain itu ibu adalah orang yang paling mengerti sifat dan tingkah laku anaknya, dan itu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak. Perilaku ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut dapat digunakan untuk meramalkan status gigi anak. Apabila perilaku ibu mengenai kebersihan anak baik dapat diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut anak juga baik (Pratiwi, 2007).

Dalam sebuah penelitian oleh Suresh et al. (2010) tentang Mother’s knowledge about pre-school child’s oral health (India) didapatkan bahwa 300 (73,8%) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang diet dan praktik diet, sementara hanya 110 (27,1%) dan 103 (25,4%) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pentingnya praktik menjaga kebersihan mulut dan pentingnya gigi susu. Dalam penelitian lain, Jain et al. (2014) mengungkapkan bahwa mayoritas (60,4%) ibu memiliki pengetahuan yang buruk, 53,8% memiliki sikap yang buruk, dan 58,8% melakukan praktik yang baik terhadap kesehatan mulut anak-anak.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Januari 2016 di Dinas Kesehatan DIY menunjukkan bahwa hasil survey kebiasaan menyikat gigi pada waktu yang salah yaitu saat mandi sore terdapat di Kabupaten Bantul sebanyak 82,5%. Dan hasil survey Dinas Kesehatan DIY terhadap Pelayanan kesehatan gigi dan mulut berupa pencabutan gigi tetap sebanyak 9.901 orang terdapat di Kabupaten Bantul. Setelah mendapatkan data di Dinas Kesehatan Bantul pada tanggal 16 januari 2016, Karies Gigi tertinggi terdapat di Puskesmas Sewon II sebanyak 609 orang, dan setelah mendapatkan data dari Puskemas Sewon II didapatkan hasil karies gigi tertinggi pertama terdapat di TK Kuncup Harapan Bantul berjumlah 30 anak. Data tersebut berdasarkan kunjungan Dokter Gigi ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan gigi dan mulut.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2016 di TK Kuncup Harapan Bantul. Didapatkan data dari sekolah bahwa 16 murid TK

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

Kuncup Harapan Bantul mengalami karies gigi dan gigi berlubang. Dan hasil wawancara pada 6 murid di TK Kuncup Harapa Bantul. Anak-anak mengatakan suka mengonsumsi makanan manis, tidak melakukan pemeriksaan gigi dan mulut, dan belum mengerti cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik seperti menggosok gigi sebelum tidur, menggosok gigi setelah makan, berkumur-kumur setelah makan permen, dan mengurangi konsumsi makanan manis. Hasil wawancara pada 12 orangtua murid diketahui 5 orangtua tidak mengetahui tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak serta tidak melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali dan 7 orangtua mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada anak dan anaknya sering mengeluh sakit gigi. Berdasarkan data-data di atas dapat ditemukan permasalahan-permasalahan yang muncul tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak. Kesehatan gigi dan mulut memerlukan peran ibu sebagai motivator atau pembimbing dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan

masalah yaitu “Apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi

dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah".

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah. 2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak usia prasekolah.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

b. Diketahui gambaran perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah.

c. Diketahui keeratan hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan bidang keperawatan terutama berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku ibu tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak usia prasekolah.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Orangtua

Untuk memberikan informasi pada orangtua tentang kesehatan gigi dan mulut anak dalam perawatan gigi dan pemeriksaan gigi 6 bulan sekali dan sebagai acuan dalam mendidik anak sehingga orangtua mampu menjalankan perannya secara optimal.

2. Guru di TK Kuncup Harapan Bantul

Untuk memberikan informasi bagi pihak sekolah dalam memberikan bimbingan konseling kesehatan gigi dan mulut pada anak dan lebih meningkatkan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Taman Kanak-kanak.

3. Bagi Perawat di Puskesmas

Manfaat penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perawat di Puskesmas dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut anak, dan sebagai program visitasi ke Taman Kanak-kanak.

4. Dinas Kesehatan

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Taman Kanak-kanak.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

5. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan cara meneliti faktor lain yang diduga menjadi faktor penyebab menjaga kebersihan gigi dan mulut anak.

E. Keaslian Penelitian

Ada beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya dijelaskan pada Tabel 1.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8 Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan

1 Jain et al 2014 Knowledge, Attitude and

Practices of Mothers Toward their Children’s Oral Health: A

Questionnaire Survey among

Subpopulation in Mumbai

(India).

Mayoritas (60,4%) memiliki

pengetahuan yang buruk, 53,8%

memiliki sikap yang buruk dan 58,8% melakukan praktik yang baik terhadap kesehatan mulut anak-anak.

Sama-sama meneliti tentang pengetahuan dan perilaku, desain penelitian: cross-sectional.

Metode penelitian peneliti:

deskriptif korelasional,

sedangkan penelitian ini

deskriptif. Teknik sampling yang akan dilakukan peneliti:

cluster random sampling,

sedangkan di penelitian ini menggunakan total sampling.

2 Suresh BS et al 2010 Mother’s Knowledge about

Pre-school Child’s Oral Health. Tiga ratus (73,8%) ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang diet dan praktek diet, sementara hanya 110 (27,1%) dan 103 (25,4%) ibu memiliki

pengetahuan yang baik tentang

pentingnya praktek menjaga kebersihan mulut dan pentingnya gigi sulung, serta masing-masing dari itu.

Sama-sama meneliti

pengetahuan ibu,

desain penelitian: cross-sectional.

Metode penelitian peneliti:

deskriptif korelasional,

sedangkan penelitian ini

deskriptif. Teknik sampling

peneliti: cluster random

sampling, sementara di

penelitian ini menggunakan consecutive sampling.

3 Worang et al 2014 Hubungan tingkat pengetahuan

orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut anak di TK Tunas Bakti Manado

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan orang tua tentang

kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik sebesar 45,7% dengan status kebersihan gigi dan mulut anak

termasuk dalam kategori sedang

sebesar 65,7%. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson didapatkan p-value 0,020 (p<0,05). Terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat

pengetahuan orang tua dengan

kebersihan gigi dan mulut anak di TK Tunas Bakti Manado.

Variabel bebas pengetahuan, Desain penelitian: cross-sectional, metode peneltitian: deskriptif korelasi.

Penelitian ini menggunakan

total sampling, sementara

penelitian yang akan dilakukan peneliti: menggunakan cluster random sampling, sampel, tempat penelitian.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

4 Sari 2015 Hubungan Pengetahuan Ibu

tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi Anak di

SDN Kembang Jitengan 2

Gamping Sleman Yogyakarta.

Terdapat hubungan yang signifikan

antara pengetahuan ibu dengan

perilaku ibu dalam perawatan gigi. p-value dari uji kendall tau adalah 0,001 dengan nilai koefisien 0,418 yang menunjukkan arah positif.

Variabel bebas: pengetahuan, variabel terikat: perilaku, desain penelitian: croos-sectional, metode penelitian: deskriptif korelasi,.

Teknik sampling peneliti:

cluster random sampling,

sementara di penelitian ini

menggunakan propotional

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Kuncup Harapan Bantul yang terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Berdasarkan observasi dan wawancara kepala sekolah di TK Kuncup Harapan Bantul, bangunan sekolah terdiri dari 4 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 kamar mandi, dan lapangan untuk memfasilitasi kegiatan ekstrakulikuler yang telah disediakan seperti drumband. TK Kuncup Harapan Bantul memiliki jumlah siswa 112 anak dan 6 orang guru. Sekolah tersebut tidak memiliki kantin sekolah, namun ada beberapa pedagang kaki lima yang menjual makanan ringan yang mengandung gula. Berdasarkan pengamatan peneliti sendiri, anak-anak cenderung memilih makanan atau jajan yang mengandung gula.

2. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian dikelompokkan berdasarkan umur ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Ada pun gambarannya dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Umur ibu 21-40 tahun 41-65 tahun ≥65 tahun 81 13 1 85,3 13,7 1,1 Pendidikan ibu SD SLTP SLTA Akademik/PT 7 12 61 15 7,4 12,6 64,2 15,8 Pekerjaan ibu Bekerja Tidak bekerja 36 59 37,9 62,1 Jumlah 95 100

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Berdasarkan hasil pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa mayoritas umur ibu dalam penelitian ini adalah 21-40 tahun yaitu sebanyak 81 responden (85,3%), pendidikan ibu mayoritas SLTA sebanyak 61 responden (64,2%), dengan mayoritas ibu yang tidak bekerja sebanyak 59 responden (62,1%).

b. Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut

Analisis univariat berdasarkan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut di TK Kuncup Harapan Bantul dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut di TK Kuncup Harapan Bantul

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 85 6 4 89,5 6,3 4,2 Total 95 100

Sumber: data primer 2016

Berdasarkan Tabel 8 diketahui mayoritas pengetahuan responden tentang kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (89,5%). Hal ini menunjukkan mayoritas responden tentang pengetahuan ibu dalam kategori baik.

c. Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak

Analisis univariat berdasarkan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak di TK Kuncup Harapan Bantul dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Frekuensi Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak di TK Kuncup Harapan Bantul

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 69 20 6 72,6 21,1 6,3 Total 95 100

Sumber: data primer 2016

Berdasarkan Tabel 9. mayoritas responden memiliki perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dalam kategori baik yaitu sebanyak 69 responden (72,6%). Hal ini menunjukkan mayoritas perilaku ibu dalam kategori baik.

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

3. Analisis Bivariat

Hasil analisis data hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak usia prasekolah di TK Kuncup Harapan Bantul dan Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kendall Tau dengan tingkat kesalahan 5% (0,05). Didapatkan hasil p-value 0,001 seperti tercantum pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Uji Kendall Tau Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan

Mulut Usia Prasekolah di TK Kuncup Harapan Bantul

Pengetahuan Perilaku Total p-value

Baik Cukup Kurang

n % N % N % N %

Baik 68 71,6 14 14,7 3 3,2 85 89,5 0,001

Cukup 1 1,1 5 5,3 0 0,0 6 6,3

Kurang 0 0,0 1 1,1 3 3,2 4 4,2

Total 69 72,6 20 21,1 6 6,3 95 100,0

Sumber: data primer 2016

Tabel 10. Menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik mayoritas memiliki perilaku baik sebanyak 68 (71,6%), ibu dengan pengetahuan cukup mayoritas memiliki perilaku cukup sebanyak 5 (5,3%), dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas memiliki perilaku kurang sebanyak 3 (3,2%). Dan berdasarkan Tabel 7. diketahui hasil penelitian dengan uji Kendall Tau menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak di TK Kuncup Harapan Bantul. Nilai koefisien Kendall Tau 0,493 yang menunjukkan arah positif dengan keeratan hubungan sedang. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut maka perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak juga semakin baik.

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

B. Pembahasan

Berikut akan dipaparkan pembahasan terkait data penelitian yang telah diperoleh.

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu pada penelitian ini adalah 21-40 tahun yaitu sebanyak 81 responden (85,3%). Menurut Selvi (2012) seseorang memiliki pengetahuan yang baik pada usia 20-40 tahun, karena pada usia ini seseorang mampu berfikir dan bertindak dengan matang. Dan didukung oleh teori Hurlock (2007) menyatakan bahwa umur seseorang memengaruhi pengetahuan, semakin tinggi usia seseorang maka kemungkinan semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Dalam penelitian ini pendidikan ibu mayoritas SLTA sebanyak 61 responden (64,2%). Menurut Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa pengetahuan sangat berhubungan erat dengan pendidikan sedangkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga semakin meningkat produktifitas dan kesejahteraan keluarga. Dan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pula informasi dan pengetahuan yang didapatkan, dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden masuk dalam kategori tinggi dimana informasi yang didapat cukup memadai. Dalam penelitian ini pekerjaan ibu mayoritas tidak bekerja sebanyak 59 responden (62,1%). Menurut Yulianti (2010) menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki kesempatan lebih banyak dalam memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya.

2. Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (89,5%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sari (2015) yang menyatakan pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi anak di SDN Kembang

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Jitengan 2 Gamping daam kategori baik sebanyak (50,0%) dan sejalan juga dengan penelitian Worang (2014) yang menyatakan bahwa pengetahuan orangtua dengan kebersihan gigi dan mulut anak di TK Tunas Bhakti Manado dalam kategori baik sebesar (45,7%). Pengetahuan ibu tentang cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik sangat penting untuk mencegah terjadinya karies gigi, bau mulut, sariawan, plak gigi, candidiasis, dan maloklusi. Pengetahuan yang diperoleh oleh ibu menjamin perilaku sehari-hari anak untuk merawat kebersihan gigi dan mulut mereka. Menurut Widayati (2014) faktor pengetahuan dan sikap ibu memunyai pengaruh besar terhadap status kebersihan gigi dan mulut anak.

Pengetahuan ibu tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk mencegah terjadinya karies gigi. Hal ini menjadi dasar terbentuknya perilaku anak untuk melakukan perawatan gigi dan mulut dengan benar. Ibu perlu mengetahui, mengajarkan serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di usia dini anak telah mencapai kematangan motorik diikuti perkembangan intelektual sehingga sudah mampu belajar. Orangtua yang memiliki pengetahuan perawatan gigi anak yang rendah cenderung tidak memperdulikan dan tidak mendukung kesehatan gigi anak (Machfoedz, 2005).

Salah satu faktor yang memengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan. Dalam penelitian ini pendidikan ibu mayoritas SLTA sebanyak 61 responden (64,2%). Menurut Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa pengetahuan sangat berhubungan erat dengan pendidikan sedangkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk menerima serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi, sehingga semakin meningkat produktifitas dan kesejahteraan keluarga. Dan semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pula informasi dan pengetahuan yang didapatkan, dalam penelitian ini tingkat pendidikan responden masuk dalam kategori tinggi dimana informasi yang didapat cukup memadai.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

Pola fikir sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pola fikir seseorang akan mudah terlihat ketika menghadapi suatu permasalahan seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut. Akan tetapi daya berfikir setiap orang berbeda-beda (Azwar, 2010) semakin tinggi pendidikan seseorang daya berfikir juga semakin berkembang/luas, artinya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, seorang ibu mampu berfikir lebih luas dalam mencegah timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak yaitu dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut seperti memeriksakan anak kedokter gigi, menyikat gigi tepat waktu, frekuensi menggosok gigi pemilihan sikat gigi dengan benar, mengatur makanan, dan menyediakan pasta gigi yang mengandung fluoride (Zein, 2005). Hal ini juga didasari dengan pengetahuan yang dimilikinya sehingga mempunyai banyak alternatif dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anaknya. Sedangkan daya berfikir seseorang yang pendidikan rendah hanya dapat berfkir sekilas atau tidak dapat berfikir untuk alternatif lainnya dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Artinya seorang ibu jika memiliki salah satu cara saja dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka ia hanya terpaku pada cara tersebut misalkan hanya menyikat gigi saja tanpa memeriksakan anak kedokter gigi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia tidak dapat berfikir untuk alternatif lainnya dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki.

Dalam penelitian ini pekerjaan ibu mayoritas tidak bekerja sebanyak 59 responden (62,1%). Menurut Adin (2009) mengungkapkan bahwa selain pendidikan faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu status pekerjaan. Dalam hal ini khususnya bagi para ibu yang tidak bekerja sangat mudah dalam mendapatkan pengetahuan karena ibu memiliki banyak waktu untuk mendapatkan informasi tentang kebersihan gigi dan mulut seperti dari tenaga kesehatan, tetangga, teman, maupun berbagai media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan juga poster-poster yang dipasang oleh petugas kesehatan. Sehingga meningkatkan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut.

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

Selain status pekerjaan, faktor yang memengaruhi pengetahuan yaitu umur. Dalam penelitian ini mayoritas umur ibu pada penelitian ini adalah 21-40 tahun yaitu sebanyak 81 responden (85,3%). Menurut Selvi (2012) seseorang memiliki pengetahuan yang baik pada usia 20-40 tahun, karena pada usia ini seseorang mampu berfikir dan bertindak dengan matang. Dan didukung oleh teori Hurlock (2007) menyatakan bahwa umur seseorang memengaruhi pengetahuan, semakin tinggi usia seseorang maka kemungkinan semakin meningkat pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Untuk hasil total item pertanyaan didapatkan responden yang menjawab pertanyaan kuesioner pengetahuan paling sedikit/terendah adalah pertanyaan nomor 4 & 11 yaitu tentang pola makan yang baik dan benar dan menyikat gigi sebelum makan, sebaiknya menunggu setelah 30 menit. Dari 95 responden yang bisa menjawab pertanyaan nomor 4 hanya 46 responden (48,4%) dan yang menjawab pertanyaan nomor 11 hanya 43 responden (45,2%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pola makan yang baik dan benar untuk kesehatan gigi dan mulut masih rendah, karena sebagian besar ibu belum mengetahui bahwa keju merupakan makanan yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Selain keju, karbohidrat ataupun gula yang berkontribusi besar dapat menimbulkan plak yang menempel pada gigi dan akan menyebabkan kerusakan pada gigi dan peradangan pada gusi (Ardyan, 2010). Menurut Potter & Perry (2005) mengungkapkan bahwa anak usia prasekolah dianjurkan untuk diet rendah gula dan tinggi nutrisi serta memperhatikan perawatan giginya. Dan sebagian besar ibu belum mengetahui bahwa menyikat gigi setelah makan sebaiknya menunggu 30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang prosedur sebelum menyikat gigi masih rendah. Oleh karena itu ibu harus lebih banyak mencari informasi tersebut. Ibu harus mengetahui bahwa menyikat gigi setelah makan sebaiknya menunggu 30 menit karena untuk menetralkan asam yang ada di dalam mulut. Ketika asam sudah netral, resiko enamel

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

berkurang, dan resiko mengeropos ketika disikat pun berkurang (Hidayat et al, 2014)

3. Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak yaitu sebanyak 69 responden (72,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sari (2015) yang menyatakan bahwa mayoritas ibu memiliki perilaku yang baik dalam perawatan gigi dan mulut anak sebanyak (43,3%) dan sejalan juga dengan penelitian oleh Gultom (2009) yang menyatakan bahwa mayoritas ibu rumah tangga memiliki sikap baik dalam memelihara gigi dan mulut anak sebanyak (67,33%).

Perilaku merupakan suatu aktivitas manusia yang mempengaruhi pola hidup yang akan dijalaninya. Proses pembentukan perilaku anak yang diharapkan memerlukan waktu serta kemampuan dari ibu dalam mengajarkan/membimbing mendidik anak. Oleh karena itu bila pola hidup yang dijalani ibu merupakan pola hidup yang sehat maka perilaku yang akan diterapkan di dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak merupakan pola hidup yang sehat (Riyanti, 2005).

Kebersihan gigi dan mulut pada anak usia prasekolah masih bergantung pada orangtua, terutama seorang ibu, karena pada umumnya anak memunyai hubungan batin yang lebih dekat dengan ibunya. Selain itu ibu adalah orang yang paling mengerti sifat dan tingkah laku anaknya, dan itu sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak. Perilaku ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan untuk meramalkan status gigi anak. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan anak baik dapat diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut anak juga baik (Pratiwi, 2007).

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku. Dalam penelitian ini sebagian besar ibu lulusan SLTA sebanyak 61 responden (64,2%). Pendidikan memunyai pengaruh dalam

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

pembentukan perilaku dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dari dalam diri individu, serta pemahaman yang baik dan buruk dalam bertindak. Semakin tinggi pendidikan seseorang, ia akan memiliki pemahaman yang lebih sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memengaruhi perilakunya untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah kemungkinan akan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan gigi dan mulut (Natamiharja, 2010).

Selain tingkat pendidikan, Usia juga memengaruhi perilaku. Dalam penelitian ini mayoritas umur ibu adalah 21-40 tahun yaitu sebanyak 81 responden (85,3%). Menurut Freud (2006) Pada usia 20-40 tahun merupakan masa dewasa awal dimana kematangan emosi memegang peranan penting. Seseorang yang ada pada masa ini harus bisa menempatkan dirinya pada situasi yang berbeda seperti: masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, hidup berkeluarga, dan pengasuhan anak. Akan tetapi, pada masa ini seseorang telah memiliki sikap yang mandiri. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif karena dijadikan persiapan untuk membesarkan dan mendidik anak-anak dimana orangtua terutama ibu memiliki peran untuk mengajarkan anak-anak dalam berperilaku yang baik seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut anak.

Selain usia, pekerjaan juga memengaruhi perilaku. Dalam penelitian ini pekerjaan ibu mayoritas tidak bekerja sebanyak 59 responden (62,1%). Menurut Yulianti (2010) menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki kesempatan lebih banyak dalam memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya.

4. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Perilaku Ibu Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik mayoritas memiliki perilaku baik sebanyak 68 (71,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Sari (2015)

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dengan perilaku perawatan gigi anak di SDN Kembang Jitengan 2 Gamping menunjukkan pengetahuan baik memiliki perawatan gigi anak dalam kategori baik sebanyak (50,0%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang baik cenderung memiliki perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut anak yang baik. Perilaku seseorang tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki. Menurut Notoatmodjo (2014), semakin tinggi pengetahuan seseorang maka perilaku semakin baik.

Hasil uji statistik menggunakan Kendall Tau diperoleh signifikansi 0,001. dengan Nilai koefisien Kendall Tau 0,493 yang menunjukkan arah positif dengan keeratan hubungan dalam kategori sedang. Hasil tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak di TK Kuncup Harapan Bantul Yogyakarta.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku seseorang. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2008) tentag hubungan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies anak SDN Kleco II kelas V dan VI Kecamatan Laweyan Surakarta. Bahwa pengetahuan memengaruhi seseorang dalam berperilaku. Apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka perilakunya akan berbanding lurus dengan pengetahuannya. Seseorang yang memliki pengetahuan yang tinggi akan menunjukkan perilaku yang positif dalam melakukan perawatan gigi dan mulut.

Pengetahuan, sikap dan perilaku orangtua mempunyai peran penting dalam pemeliharaan kesehatan anak. Peran orang tua sebagai motivator atau pembimbing pada saat pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut anak akan memengaruhi seorang anak lebih intensif terhadap kebersihan gigi dan mulutnya. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

seorang anak mengikuti sikap dan perilaku orangtuanya dalam memelihara maupun merawat kebersihan gigi dan mulut. Apabila orangtua mampu berperan dengan baik pada anaknya dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut maka kebersihan gigi dan mulut anak juga akan baik.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Pada saat pelaksanaan penelitian situasi tidak kondusif karena bersamaan dengan murid-murid latihan drum band, dan konsentrasi responden sedikit terganggu dengan suara dari drum band tersebut.

2. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu untuk sosial ekonomi atau pendapatan ibu tidak terkaji.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigin dan mulut anak di TK Kuncup Harapan Bantul dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (89,5%).

2. Sebagian besar perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dalam kategori baik yaitu sebanyak 69 responden (72,6%).

3. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak di TK Kuncup Harapan Bantul yang dibuktikan dengan nilai p-value Kendall Tau 0,001 dengan Nilai koefisien Kendall Tau 0,493 yang menunjukkan arah positif dengan keeratan hubungan dalam kategori sedang.

B. Saran

Berdarakan manfaat dan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut:

1. Bagi Orangtua

Disarankan bagi orangtua (ibu) sebaiknya melakukan pemeriksaan gigi dan mulut anak 6 bulan sekali dan memberikan motivasi pada anak agar menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga menurunkan angka kejadian karies gigi pada anak, serta orangtua (ibu) mengawasi pola makan dan jenis makanan yang dimakan oleh anak, membiasakan anak untuk disiplin menggosok gigi, mengajarkan anak cara menggosok gigi yang benar dan waktu yang tepat menggosok gigi.

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

2. Guru di TK Kuncup Harapan Bantul

Memberikan bimbingan konseling kesehatan gigi dan mulut pada anak dan lebih meningkatkan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di TK Kuncup Harapan Bantul

3. Perawat di Puskesmas

Memberikan edukasi tentang praktik bagaimana cara menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan benar, serta melakukan visitasi untuk pemeriksaan gigi dan mulut di Taman kanak-kanak agar mengurangi angka kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah.

4. Dinas Kesehatan

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Taman Kanak-kanak.

5. Peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini hanya meneliti salah satu faktor perilaku menjaga kebersihan gigi dan mulut anak yaitu pengetahuan ibu tentang kebersihan gigi dan mulut anak. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan cara meneliti faktor lain yang diduga menjadi faktor penyebab menjaga kebersihan gigi dan mulut anak misalnya konsumsi makanan atau ekonomi (penghasilan). Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan penelitian dengan metode lain misalnya observasi kerumah sehingga dapat melihat langsung perilaku ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak. b. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel penelitian

agar hasilnya dapat digeneralisasikan, tidak hanya dilakukan di TK Kuncup Harapan Bantul tetapi bisa dengan jumlah responden gabungan dari beberapa TK yang ada di Bantul yang diambil secara acak.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakitik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardyan, G. (2010). Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Angela, A. (2005). Pencegahan Primer Pada Anak yang Beresiko Karies Tinggi. Majalah Kedokteran.

. (2010). Sikap Manusia: Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. (2015). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) Indonesia tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Depkes RI. (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia Sehat. Jakarta: Direktorat Kesehatan Gigi.

Dewi dan Wawan. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Dewi, R.Z., Oktiawati, A., Saputri, L.D. (2015). Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler, Anak, dan Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika. Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info

Media.

Eriska. (2005). Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak dini. Jurnal kedokteran gigi. Bandung: Universitas Padjadjaran; h.24.

Fitriana, R. (2006). Perawatan Kesehatan Gigi Anak. Jurnal kedokteran gigi. Volume 2.

Freud, S. (2006). Pengantar Umum Psikoanalisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ghofur, Abdul. (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi dan mulut. Yogyakarta:

Mitra Buku.

Gultom, M. (2009). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak di Kecamatan Balige, Sumatera Utara. Skripsi. Medan: Bagian Kesehatan Gigi Masyarakat USU.

Hakansson, S., Sturesson, N., Gustafsson, A. (2010). Oral Hygiene Experience, Knowledge of Oral Health and Oral Disease and Attitude about Oral Health

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Care, A-Questionnaire Study Among Students of Nursing in Zambia. Journal Periodontal.

Hapsari, L.,S. (2008). Perawatan Dasar Ginggivitis pada Anak. Jurnal kedokteran gigi. Volume 1.

Hidayat, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

. (2011). Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing.

Hidayat, S., Adhani, R., Arya, W. (2014). Menggosok Gigi Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Makanan Manis dan Lengket. Jurnal Kedokteran Gigi. Volume II.

Hockenberry, M. J., & Wilson., D. (2007). Wong’s Nursing Care Infants and Children. St. Louis: Mosby Elsevier.

Hurlock, B,E. (2007). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ircham, M. (2003). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Jain, R., Oswal, K.C., Chitguppi, R. (2014). Knowledge, Attitude and Practices of Mothers Toward their Children’s Oral Health: A Questionnaire Survey among Subpopulation in Mumbai (India). Journal of Dental Research and Scientific Development.

Kawuryan, U. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan ten tang Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Anak SD Negeri Kleco II Kelas V dan VI Laweyan Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kent, G.G., Blinkhorn, A.S., (2005). Pengelolaan Tingkah Laku Pasien Pada Praktik Dokter Gigi, Edisi Kedua. Jakarta: EGC

Machfoedz, I. (2005). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran Gigi Edisi 3 Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Martariwansyah. (2008). Gigiku Kuat, Mulutku Sehat. Karya Kita: Bandung. Maryunani, A. (2014). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah:

Tumbuh Kembang, Kebutuhan Dasar dan Penanganan Secara Umum Penyulit & Komplikasi Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Tajurhalang: Penerbit Inmedia

Maulani, C., Enterprise, J. (2006). Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.

(37)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Mikail, B., Candra, A., Prasetyo, R. (2011). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Gambaran Kesehatan Gigi Siswa SD. Majalah Kedokteran Gigi Dental Journal. FKG: Universitas Airlangga: Surabaya Mubarak, W.I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi

dalam Praktik. Jakarta: Media Aesculapius.

Mubarak, W.I., Chayatin. N., Rozikin. Kl, Supriadi. (2007). Promosi Kesehatan (Sebuah Pengantar Proses Belajar Menjaga dalam Pendidikan). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Natamiharja, L. (2010). Peran Orangtua Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dam Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Kelas II SD Medan. Jurnal Dentika Dent.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

. (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. h.146-50.

. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. . (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

PDGI. (2010). Prevalensi Masalah Gigi dan Mulut. (http://www.pgi-online.com) Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta:

Salemba Medika.

Pratiwi, S. (2007). Pedoman Bagi Orang tua Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak. Yogyakarta: Genius Prantika.

Rahayu TU. (2013). Pengaruh Edukasi Menggunakan Kartu Indikator Karies Anak (KIKA) terhadap Perilaku Ibu tentang Pencegahan Karies Gigi Sulung di Kelurahan Randusari Semarang. Jurnal Media Medika Muda, volume 2(1): p. 1-9. Online.

Riyanti, E. (2005). Pengenalan dan Perawatan Gigi Anak Sejak Dini. Jurnal Kedokteran Gigi Anak. Bandung.

Rusmiati. (2003). Peranan Menyikat Gigi dalam Pencegahan Pembentukan Karang Gigi. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: FK UGM.

Safri, M. (2008). Keadaan Oral Hygiene dan Ginggivitis serta Faktor-faktor Yang Memengaruhinya pada Anak SD Muhammadiyah 28 Kecamatan Medan Timur. Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut.

(38)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Sari, D. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi Anak di SDN Kembang Jitengan 2 Gamping Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Stikes A.Yani.

Schroth, RJ., Cheba, V., Haque, M. (2007). Detemining The Prevalence and Risk Factor for Early Childhood Caries in a Community Dental Health Clinic. Journal of Pediatric Dentistry.

Sinaga A. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi Anak Usia 1-5 tahun di Puskesmas Babakan Sari Bandung. Jurnal Darma Agung. XXI:1-10.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suresh, BS., Ravishankar, TL., Chaitra, TR. (2010). Mother’s Knowledge about Pre-school Child’s Oral Health. Journal of Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry.

Widayati, N. (2014). Faktor yang Berhubungan dengan Karies Gigi pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi. Surabaya: Universitas Airlangga; volume 2.

Worang, T.Y., Pagemanan, D.H.C., Wicaksono, D. A. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orangtua dengan Kebersihan Gigi dan Mulut Anak di TK Tunak Bhakti Manado. Jurnal e-Gigi. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado; volume 2.

Zein, M. (2005). Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak. Yogyakarta: Fitramaya.

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK TUNA RUNGU.. USIA 9-12 TAHUN DI SLB

Hasil ini sejalan dengan kondisi kebersihan gigi dan mulut juga dengan kategori buruk, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ibu hamil terdapat perilaku yang

HUBUNGAN TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN PEMBESARAN TONSIL PADA TONSILITIS KRONIS ANAK USIA SEKOLAH DI SDN.. I

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kebersihan rongga mulut pada

Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yaitu pengetahuan, sikap dan kebiasaan menginang yang mempengaruhi perilaku pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut ibu hamil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan perilaku ibu hamil yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kebersihan gigi dan mulut

Tidak ada hubungan keadaan rongga mulut anak sindrom down dalam menjaga kebersihan gigi mulut dengan terjadinya karies gigi, dan responden yang memiliki keadaan

Hubungan perilaku menyikat gigi dengan status kebersihan mulut Selama dua dekade terakhir, peningkatan kerusakan gigi pada. anak-anak dan remaja lebih banyak terjadi di