• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 15

BAB II: STUDI

2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Pada kerangka acuan kerja diharapkan pada perancangan Stasiun Pasar Senen dapat mengembangkan desain dari segi estetika dan fungsi stasiun Pasar Senen . perancangan yang akan dibuat merupakan pengembangan desain dimana bangunan yang sudah ada tidak dapat dirubah dikarenakan bangunan di Stasiun Pasar senen merupakan wilayah konservasi. Permasalahan pada Stasiun Pasar Senen adalah fasilitas bangunan yang kurang memadai terhadap aktifitas penumpang dari dalam dan luar kota, maka pada desain ini menerepkan sistem TOD (Transit Oriented Development).

2.2. Kerangka Studi Pustaka

Studi pustaka ini berisikan literatur dari jurnal, buku , sumber internet yang digunakan sebagai dasar perancangan stasiun Pasar Senen. Dalam kerangka studi ini dimuat penjelasan atau penjabaran dari jenis stasiun, dan jenis kereta api, kemudian dari studi pustaka ini di padukan dengan hasil survey lapangan sehingga ditemukan jenis dan klasifikasi jenis stasiun yang ada pada stasiun Pasar senen. Dari studi ini untuk mengembangkan stasiun Pasar senen dari permasalahan yang ada pada kondisi sekarang menjadi stasiun yang mampu menampung aktifitas dimasa mendatang. Dari segi fungsi maupun estetika.

(2)

2.2.1. PengertianAngkutan Kereta Api

Angkutan kereta api merupakan angkutan yang spesifik, sesuai dengan pengertiannya sebagai berikut:

1. Angkutan darat yang bersifat massal

Hal ini dikarenakan angkutan kereta api selalau dipergunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dalam jumlah yang relatif banyak

2. Angkutan darat yang murah

Sesuai dengan cara angkutnya yang bersifat massal, maka dengan sendirinya angkutan ini bisa di kategorikan sebagai salah satu bentuk moda

PENGERTIAN ANGKUTAN KERETA API

JENIS STASIUN JENIS KERETA API

Menurut Besaranya

Ditinjau dari Rell

Menurut Letaknya

Ditinjau dari Tenaga penggeraknya

JENIS LOKOMOTIF

Gerbong

Lokomotif SEJARAH ANGKUTAN KERETA API DIINDONESIA

(3)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 17 transportasi massal yang relatif murah dibandingkan dengan moda transportasi penumpang yang lain

3. Angkutan darat yang cepat

Dengan memiliki jalur khusus yang tidak bisa di pergunakan dengan model transportasi darat yang lainnya, maka angkutan jenis ini tidak terganggu dalam setiap perjalannanya sehingga relatif lebih cepat

4. Angkutan darat yang aman

Dengan jalur perjalannya yang dibuat khusus tersendiri tersebut, dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan

Dengan adanya bebrapa pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa angkutan kereta api mempunyai dua fungsi pokok yaitu: sebagai angkutan penumpang dan sebagai angkutan barang.Dilihat dari konteks angkutan penumoang keuntungannya lebih cendrung kepada kenyamanan dan keamannan, sedangkan dari dilihat sisi bisnisnya cenderung menguntungkan karena berisfat moda angkutan massal yang murah.

2.2.2. Sejarah Angkutan Kereta Api diIndonesia

Pada hari Jumat, tanggal 17 Juni1864, kereta api (KA) pertama di Indonesia lahir. Pembangunan diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan rute Kemijen-Tanggung.Pencangkulan tanah pertama dilakukan di Desa Kemijen dan diresmikan oleh Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele.Namun jalur ini dibuka tiga tahun berikutnya, 10 Agustus1867. Hingga tahun 1873 tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta sudah berhasil dihubungkan.

Masa politik kolonial liberal rupanya mengakibatkan Pemerintah Belanda enggan mendirikan perusahaannya dan justru memberikan kesempatan luas bagi perusahaan-perusahaan (KA) swasta. Namun sayangnya, perusahaan swasta itu tidak memberikan keuntungan berarti (apalagi NIS masih

(4)

membutuhkan bantuan keuangan dari Pemerintah Kolonial), maka Departemen Urusan Koloni mendirikan operator KA lain, Staatsspoorwegen, yang membentang dari Buitenzorg hingga Surabaya. Pertama dibangun di kedua ujungnya, jalur pertama di Surabaya dibuka pada tanggal 16 Mei1878 dan terhubung pada tahun 1894.

Selain itu, muncul juga lima belas operator KA swasta di Jawa yang menamakan dirinya sebagai "perusahaan trem uap", namun meskipun namanya demikian, perusahaan itu sudah dapat dianggap sebagai operator KA regional.Sebagai perusahaan kolonial, sebagian besar jalur KA di Indonesia mempunyai dua tujuan: ekonomis dan strategis. Nyatanya, syarat bantuan keuangan NIS antara lain membangun rel KA ke Ambarawa, yang memiliki benteng bernama Willem I (yang diambil dari nama Raja Belanda). Jalur KA negara pertama dibangun melalui pegunungan selatan Jawa, selain daerah datar di wilayah utara Jawa, untuk alasan strategis sama. Jalur KA negara di Jawa menghubungkan Anyer (lintas barat) menuju Banyuwangi (lintas timur).

Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh, menghubungkan Banda Aceh hingga Pelabuhan Uleelhee, dengan lebar sepur 1.067 mm, yang digunakan untuk keperluan militer. Kemudian, lebar sepur yang sebelumnya 1.067 mm kemudian diganti menjadi 750 mm membentang ke selatan.Jalur ini kemudian berpindah kepemilikan dari Departemen Urusan Perang kepada Departemen Urusan Koloni tanggal 1 Januari1916 menyusul perdamaian relatif di Aceh.

Ada pula jalur kereta api di Ranah Minangkabau (dibangun pada tahun 1891-1894) dan Sumatera Selatan (dibangun tahun 1914-1932). Kedua jalur ini digunakan untuk melintas layanan KA batu bara dari pertambangan bawah tanah menuju pelabuhan.

Di Sumatera Utara, ada perusahaan KA bernama Deli Spoorweg Maatschappij yang banyak mengangkut karet dan tembakau di daerah Deli. Pembangunan jalur kereta api juga dilangsungkan di Sulawesi Selatan pada bulan Juli1922 hingga 1930; sebagai bagian dari proyek besar-besaran pembangunan jalur rel di Kalimantan dan Sulawesi, menggabungkan sistem

(5)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19 rel KA di Sumatera, serta elektrifikasi jalur KA utama di Jawa. Namun Depresi Besar telah membatalkan upaya ini.Meskipun tidak sempat dibangun, studi pembangunan jalur KA di Kalimantan, Bali, dan Lombok telah selesai dilakukan.Semasa pendudukan Jepang, seluruh jalur KA (bahkan yang terpisah sekali pun) dikelola sebagai satu kesatuan.Sementara itu, di Sumatera, juga dikelola oleh cabang-cabang Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, secara terpisah.Pendudukan Jepang akhirnya mengubah lebar sepur 1.435 mm di Jawa menjadi 1.067 mm, sebagai penyelesaian masalah lebar sepur ganda. Ini bukanlah "permasalahan nyata" karena tidak banyak perubahan materiil di kedua sistem itu, banyak rel 1.435 mm dipasangi rel ketiga pada tahun 1940, menghasilkan rel dengan lebar sepur campuran.(PT.KAI).

2.2.3. Klasifikasi Kereta Api

Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. (Keputusan Menteri Perhubungan tentang Jalur Kereta Api No.52, 2000).

Dari segi pengangkutan stasiun kereta api dibagi menjadi 2 macam yaitu : - Kereta api jarak jauh

Pada kereta api jarak jauh dibagi 3 kelas yaitu eksekutif, bisnis dan ekonomi.

- Kereta api jarak dekat (komuter)

Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pergi-pulang dalam sehari.

(6)

Ciri-ciri kereta api komuter adalah

• Memiliki zona waktupuncak kepadatan penumpang pada pagi hari (07.00-09.00) dan sore hari (17.00-19.00),

• Sebagian besar penumpang menuju kearah yang sama,

• Jarak perjalanan pendek dan

• Jumlah penumpang hampir tetap pada hari kerja, tetapi menurun secara drastis pada hari libur.

Jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan diselenggarakan dengan ciri-ciri pelayanan antar lain

• menghubungkan beberapa stasiun di wilayah perkotaan,

• melayani banyakpenumpang berdiri,

• memiliki sifat perjalanan ulang alik/komuter,

• melayani penumpang tetap,

• memiliki jarak dan/ atau waktu tempuh pendek dan

• melayani kebutuhan angkutan penumpang di dalam kota dan dari daerah sub-urban menuju pusat kota atau sebaliknya, (PP_72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api).

2.2.4. Jenis Stasiun menurut Besaranya

- Stasiun Kecil

Stasiun kecil biasanya difungsikan untuk penumpang lokal yang tidak dipergunakan untuk pemberhentian jenis kereta api ekspres atau kereta api cepat. Akan tetapi stasiun kecil juga melayani proses pengiriman dan penerimaan barang. Pada stasiun jenis ini biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga rel kereta api.

(7)

Sta Stasiun ekspres dapatka umumn barang sudah d • Sta Stasiun besar d Kereta di stasiu Di stas sudah penump Ga siun Sedan n sedang um s atau ker an lebih b nya di stas sudah leb di bangun g siun Besar n besar pad dan kota pel api yang da un ini juga t iun ini pela dipisah ag pang. Stasiu ambar 1. Persi ng mumnya be reta api ce anyak rel siun sedang ih sibuk da gudang seba r da umumny labuhan, dim atang dan b terdapat ba ayanan pen gar supaya n Pasar Sene Program St ilangan Rel Pa rada di kota epat juga b kereta ap g ini juga an ramai, m agai tempa ya berada d mana semu berngkat bia nyak rel ke numpang de a tidak me Lapora n sebagai mo tudi Arsitektur ada Stasiun K a-kota kecil biasanya b i dari pada sudah me maka biasa t enampung didaerah pe ua jenis kere asanya ban reta api. engan pela enimbulkan an Perancang oda transporta - Universitas Kecil , dimana te berhenti dis a di stasiu layani urus nya di stas gan barang erkotaan at eta api berh nyak seklai, ayanan pen n kesibuka gan Arsitektur si yang terinte Mercu Buana erkadang ke sini. Disini un kecil. P san pengiri siun sedang sementara tau di kota-henti disini. oleh karen giriman ba n pada st Akhir egrasi | 21 ereta kita Pada man g ini a. -kota a itu rang tsiun

(8)

Gambar 2. Persilangan Rel Pada Stasiun Besar

2.2.5. Jenis Stasiun menurut Letaknya

• Stasiun akhiran dimana kereta api sudah mengakhiri perjalanannya, tempat ini juga sering disebut sebagai Depo Lokomotif, sebagai tempat untuk memeriksa, membersihkan dan merawat kereta api.

• Stasiun antara yaitu stasiun yang terletak pada jalan terusan

• Stasiun pertemuan yaitu stasiun yang menghubungkan tiga jurusan

• Stasiun silang yaitu stasiun diman terdapat dua jalan persilangan

2.2.6. Jenis Lintasan kereta Api

Stasiun jalan kereta api juga dibedakan oleh jumlah track pada lintasannya :

a. Single track, jalan kereta api yang terdiri dari satu track pada lintasannya.

b. Double track, jalan kereta api yang terdiri dari dua track pada lintasannya.

(9)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 23 c. Multi track, jalan kereta api yang terdiri dari tiga atau lebih track pada lintasannya.

2.2.7. Jenis Stasiun menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, stasiun kereta api dapat dibedakan menjadi :

Stasiun siku-siku / Kopstasiun

Yaitu posisi gedung stasiunnya siku-siku pada rel rel-rel yang berakhir disitu. Terdapat peron siku-siku yang terdiri dari peron ujung dan peron sejajar dengan rel. Maksut pembuatan stasiun jenis ini adalah untuk tujuan agar supaya rel kereta api dapat mencapai suatu daerah sampai sedalam-dalamnya seperti di daerah pelabuhan dan kawasan industri.

Gambar 3. Stasiun Siku-siku

Stasiun Pararel

Posisi bangunan stasiun letaknya sejajar dengan rel. Pada pertemuan atau junctions, bangunan stasiun dapat pula dibuat sebagai dari stasiun pararel dan stasiun siku-siku.

(10)

Stasiun Pulau

Gedung stasiun induk sejajar dengan rel, akan tetapi posisi bangunan stasiun berada ditengah-tengah antara rel.

2.2.8. Jenis Stasiun menurut Tenaga Penggeraknya

Dilihat dari tenaga penggeraknya, kereta api dapat dibedakan menjadi: 1. Kereta Api Bertenaga Uap

Jenis kereta api ini menggunakan bahan bakar kayu atau batubara untuk menggerakkan motornya, yaitu dengan cara pemasan ketel air menjadi uap air. Kereta api jenis ini sudah jarang dipergunakan bahkan mungkin tidak ada lagi perusahaan yang mengoperasikannya terkecuali dipergunakan sebagai fasilitas pariwisata di beberapa daerah contohnya seperti di perhutani Malang.

2. Kereta Api Bertenaga Listrik

Kereta api yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak utamanya. Polusi udara yang ditimbulkan cenderung relatif lebih sedikit dan merupakan alat transportasi yang rama lingkungan dan hemat energi

2.2.9. Ditinjau dari Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, kereta api dapat dibagi menjadi: 1. Kereta api penumpang

Kereta api digunakan sebagai alat transportasi khusus untuk mengangkut orang dan bagasi barang para penumpang.

2. Kereta api barang

Digunakan khusus untuk mengangkut barang, seperti kereta api penggangkut batubara dan bahan hasil pertanian.

(11)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 25 Yaitu kereta api yang di pergunakan untuk mengankut orang dan barang. Biasanya kereta api jenis ini di pergunaan untuk penumpang dan barang-barang pengiriman ekspedisi.

4. Kereta api pertolongan

Jenis kereta api ini biasanya dipergunakan untuk memberikan pertolongan jika ada terjadi kecelakaan kereta api, yang mana fungsi utamanya adlah untuk memberikan bantuan apabila kereta api yang mengalami kecelakaan terbalik atau keluar dari relnya.

2.2.10. Jenis Gerbong

Gerbong adalah kendaraan yang khusus dipergunakan untuk mengangkut barang dan atau binatang. Terdapat tiga gerbong yang banyak dipakaiyaitu gerbong tertutup, tangki dan datar..

a. Gerbong datar untuk barang umum, digunakan untuk barang-barang yang tahan terhadap cuaca, tidak perlu dilindungi terhadap cuaca, seperti mengangkut alat transportasi seperti mobil, alat berat, besi baja (dalam bentuk batangan ataupun coil) atau barang-barang yang dimasukkan dalam peti dengan bobot yang besar sehingga tidak terguling pada saat kereta sedang berjalan. Tata cara pengikatan dan penutupan dengan terpal harus diperhatikan.Gerbong datar peti kemas, yang digunakan untuk mengangkut peti kemas 20 kaki, 40 kaki ataupun peti kemas dua susun (double stack).

b. Gerbong tertutup digunakan untuk mengangkat barang yang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, seperti angkutan paket/parcel, peralatan elektronik atau barang-barang lainnya.

c. Gerbong curah kering adalah gerbong yang digunakan untuk mengangkut barang curah kering seperti batubara, pasir, batu kerikilGerbong curah cair digunakan untuk mengangkut barang curah

(12)

cair seperti bahan bakar minyak, minyak kelapa sawit yang langsung dicurahkan ke dalam tangki yang terikat pada gerbong.

Spesifikasi Teknis Besaran

Tinggi gerbong 2639,5 mm Lebar gerbong 2605 mm Panjang gerbong 12500 mm volume 25 m3 Jarak antar 8800 mm Berat kosong 18 ton Kapasitas muat 35 ton

Spesifikasi Teknis gerbong Sumber : Djoeli Satrijo1 2010

2.2.11. Jenis Lokomotif

Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi

Lokomotif uap. Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara.

Lokomotif diesel mekanis.Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi

(13)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 27 mekanis.Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.

Lokomotif diesel elektrik.Pada Lokomotif ini Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.

Lokomotif diesel hidraulik.Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidraulik untuk menggerakkan roda.Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar.

Lokomotif listrik.Lokomotif ini adalah lokomotif yang paling populer. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga, (wikipedia).

2.2.12. Pengertian Peron

Peron adalah tempat naik-turun para penumpang di stasiun, jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun. Sekarang ada dua macam konstruksi lantai peron, yaitu yang dibuat sebelum Perang Dunia II umumnya dengan lantai rendah; sedangkan bentuk kedua adalah yang dibangun setelah Proklamasi umumnya dengan lantai modifikasi yang ditinggikan. Dewasa in pada stasiun besar umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli berlantai rendah dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Memang pada waktu itu belum ada pemikiran peron tinggi yang memudahkan para penumpang naik-turun

Jenis Peron dibagi 3 kereta.macam yaitu : - Peron Tinggi

(14)

- Peron Sedang - Peron Rendah

2.2.13. Dimensi Rell Kereta api

Yang dimaksut dimensi disini adalah, panjang, lebar serta tinggi kereta api. Kemudian yang menyangkut lebar kereta api, banyak dipengaruhi oleh lebar sepur (jarak rel) yang dikategorikan menjadi 3 kelompok :

• Standar Normal, adalah yang berukuran 1435 mm yang biasa disebut Standar Gauge, ukuran ini paling banyak digunakan di berbagai negara Eropa, Amerika, Australia dan Jepang

Narrow Gauge (sepur sempit) adalah rel yang berukuran kurang dari 1435mm

Wide Gauge (sepur lebar) adalah yang mempunyai ukuran jarak rel lebih dari 1435 mm

Di Indonesia sendiri yang paling banyak dipergunakan adalah yang berukuran 1067 mm atau narrow gauge yang berukuran di bawah 1435 mm

Gambar 5. Lebar Rel Kereta Api Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan

(15)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 29

2.2.14. Media Sirkulasi Vertical

Pada sirkulasi vertikal menggunakan 2 jenis media yaitu : - Lift

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulic, Traction atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

- Eskalator

Eskalator atau tangga jalan adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor.

Karena digerakkan oleh motor listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya

2.2.15. TOD (Transite Oriented Development)

Ewing, 1997 mengungkapkan bahwa Transit Oriented Development (TOD) merupakan suatu strategi pengembangan suatukawasan yang padat dengan tata guna lahan campuran (mix-use) terdiri dari fungsi perumahan, perkantoran, perbelanjaan, pendidikan, kesehatan dan fasilitas sosial lainnya dengan berfokus pada stasiun transit (bus atau kereta api

(16)

Manfaat konsep pembangunan berbasis TOD ini antara lain

• Penurunan penggunaan mobil pribadidan mengurangi pengeluaran keluarga untuk biaya transportasi,

• Peningkatan pejalan kaki dan pengguna transit sehingga akan menjadi gaya hidup yang sehat,

• Menghidupkan kembali kawasan pusat kota danmeningkatkan instensitas sertadensitas pembangunan disekitas areatransit,

• Meningkatkan kesempatan bagi berbagai kegiatan dan fungsi disekitar transit,

(17)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 31

2.3. Studi

Banding

2.3.1. Shinjuku Station Jepang

Shinjuku Stationadalah stasiun kereta api utama di Shinjuku dan Shibuya di

Tokyo, Jepang. Melayani sebagai penghubung hubungan utama untuk lalu lintas kereta api antara Tokyo khusus dan Tokyo Barat pada rel antar kota, kereta api komuter, dan jalur metro, stasiun ini digunakan oleh rata-rata 3.640.000 orang per hari pada tahun 2007, sehingga sejauh ini menjadi pusat transportasi tersibuk di dunia (dan terdaftar sebagai tersebut dengan Guinness World Records). Stasiun ini memiliki 36 platform. Termasuk arcade bawah tanah.

2.3.2. Layout Stasiun Shinjuku

Gambar 6. Peta stasiun Shinjuku

(18)

Gambar 7. layout stasiun Shinjuku

(19)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 33 Gambar 8. layout stasiun Shinjuku

(20)

Gambar 9. gate penumpang stasiun Shinjuku

Sumber :wikispaces diakses 2015

(21)

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Stasiun Pasar Senen sebagai moda transportasi yang terintegrasi

Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 35

2.4. Studi

Banding

JUDUL PROYEK DAN TEMA

Judul Proyek : Stasiun Pasar senen sebagai moda Transportasi yang terintegrasi

LATAR BELAKANG KASUS

1.1.1. Sesuai dengan program pengembangan prasarana kereta api (fisik dan non-fisik) pada masa yang akan datang.

1.1.2. Peruntukan lahan pada kawasan komersial menunjang aktivitas stasiun untuk lebih ditingkatkan penggunanya sebagai tujuan transportasi.

1.1.3. Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang paling optimal dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota.

LATAR BELAKANG TEMA

1.1.4. Sesuai dengan program pengembangan prasarana kereta api (fisik dan non-fisik) pada masa yang akan datang. 1.1.5. Peruntukan lahan pada kawasan

komersial menunjang aktivitas stasiun untuk lebih ditingkatkan penggunanya sebagai tujuan transportasi.

1.1.6. Kebutuhan akan sarana transportasi massal yang paling optimal dengan berbagai fasilitas penunjang dalam mendukung pengembangan wilayah kota.

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memperlancar moda transportasi akibat fenomena urban sparwl

2. Memperkecil kemacetan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor milik pribadi yang sudah berlebihan.

3. Merencanakan Stasiun Kereta Api Medan sebagai pusat transportasi yang dapat mempertemukan beberapa jenis alat transportasi umum sehingga tercipta keintegrasian dengan pengembangan wilayah kota Jakarta serta membentuk sistem angkutan umum yang terpadu.

Studi Literatur dan studi

banding PENGUMPULAN DATA

Studi literature Studi banding STUDI SITE Peraturan pemerintah Batas bangunan potensi

Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempa dan bangunan.

Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.

PERMASALAHAN

5.1. Moda insfrastruktur transportasi di stasiun pasar senen tidak terintegrasi dengan baik.

Gambar

Gambar 2. Persilangan Rel Pada Stasiun Besar
Gambar 3. Stasiun Siku-siku  •  Stasiun Pararel
Gambar 5. Lebar Rel Kereta Api
Gambar 6.  Peta stasiun Shinjuku
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berkat rahmat Allah SWT, serta atas petunjuk dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir selama menempuh perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas

Penanggung akan mengganti biaya konsultasi dokter yang harus dibayarkan tertanggung selama menjalani rawat inap akibat kecelakaan dan/atau sakit. Jumlah yang

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah yang tinggi dan lokasi lesi di hemisfer kiri berhubungan dengan beratnya tingkat defisit

ikuti mengenai sertifikasi ini, untuk seminarnya dan sosialisasinya sendiri itu masih sangat jarang, bahkan dalam satu semester itu bisa ada satu kali sosialisasi bisa tidak

Data tentang perbaikan leterbacaan Instrumen Pemantauan kualitas lingkungan belajar 10 Mulai Pengembangan Rencana strategis penguatan daerah Penyusunan indikator

Menurut Gunarso (1985) tembang merupakan ikan fototaksis positif pemakan plankton. Jika dibandingkan dengan waktu penangkapan yang lain jumlah ini adalah terbanyak.

Nilai-nilai amplitudo temperatur tahunan didaerah sedang, adalah lebih tinggi daripada didaerah Equator, karena daerah sedang mengalami empat macam musim dalam

Tari Bedana memiliki beberapa ciri khas, antara lain: Lagu pengiring tari Lagu dalam tari Bedana merupakan keharusan,karena lagu yang dilantunkan dapat merupakan panduan