• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Ada empat jenis gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan delegatif. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker dikaji pada bidang kegiatan: penentuan jadwal (presentasi, follow up, home meeting), pelaksanaan tugas (tiket pertemuan, pembicara, omset bulanan, prospek, net-P,

dream book), pemberian konsultasi, pemakai produk, serta kegiatan yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan.

5.1 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Pada pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dilakukan oleh leader networker berkaitan dengan penentuan jadwal, leader networker terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara yang disajikan pada Gambar 4.

(2)

Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif

5%

30%

65%

Gambar 4. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 65 persen. Tiga puluh persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan lima persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif.

Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif terlihat pada saat menentukan jadwal. Leader networker terlebih dahulu menerima masukan atau saran dari para jaringannya. Sehubungan dengan hal ini, leader networker CH (36 tahun) mengungkapkan sebagai berikut.

”Mengenai pengambilan keputusan sehubungan dengan menentukan

jadwal, saya cenderung menerapkan gaya konsultatif dimana saya menerima masukan atau saran terlebih dahulu dari downline saya baru saya mengambil keputusan. Misalnya untuk menentukan jadwal membantu jaringan presentasi atau follow up, biasanya mereka terlebih dahulu mengajukan waktu kosong mereka untuk saya bantu, baru kemudian saya cocokkan dengan waktu kosong saya, setelah itu baru saya

(3)

Gaya Kepemimpinan Direktif Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif

Pernyatan dari leader networker tersebut diperkuat dengan pernyataan dari jarigannya SH (26 tahun) yang menyatakan.

”Gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker dalam hal

menentukan jadwal cenderung konsultatif dimana beliau selalu menerima masukan dari jaringannya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Saya juga sering meminta bantuan beliau untuk presentasi prospek

sponsoring up. Biasanya saya mengajukan beberapa pilihan waktu terlebih

dahulu baru beliau menyesuaikan dengan waktu kosong beliau dengan beberapa pilihan waktu yang saya ajukan. Begitu juga dengan menentukan jadwal pertemuan atau meeting group, beliau selalu menyesuaikan waktu jaringannya terlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan.”

5.2 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas merupakan salah satu kegiatan yang penting dan perlu dibahas untuk mengetahui serta memahami penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan. Pada kegiatan ini, leader networker terlihat menerapkan gaya kepemimpinan yang lebih beragam, tetapi yang paling banyak menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat diketahui dari data yang ditampilkan pada Gambar 5.

10% 20%

20%

50%

Gambar 5. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan

(4)

pelaksanan tugas adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 50 persen. Masing-masing 20 persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif, dan sepuluh persen menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif.

Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif didukung oleh sikap leader networker dimana pengambilan keputusan dilakukan setelah mendengarkan masukan atau saran dari jaringannya. Sehubungan dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif yang lebih dominan diterapkan leader

networker dalam pelaksanaan tugas, seorang responden DM (24 tahun)

menuturkan sebagai berikut.

”Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada downlinenya, Bapak CH selalu mendiskusikan/membuat meeting

group terlebih dahulu terhadap tugas yang akan dilaksanakan. Bapak CH

memberikan arahan kepada saya untuk melaksanakan tugas sesuai dengan Peta Aset yang telah ada untuk mencapai tujuan saya setiap bulannya. Jika di lapangan terjadi kendala atau hambatan biasanya para jaringannya diajak untuk meeting untuk mencari penyelesaiannya

Selain itu, terdapat juga pernyataan dari jaringannya AC (30 tahun) yang mengatakan:

Pak CH selalu melakukan meeting setiap bulan khusus grup beliau untuk menerima masukan atau saran dari jaringan-jaringannya, kendala apa yang dihadapi selama di lapangan, kemudian beliau memberikan masukan ke kami semua agar melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya saja dalam hal pembagian tiket Vision Seminar. Biasanya Pak CH menanyakan terlebih dahulu bagaimana perkembangan grup saya saat ini, berapa jumlah orang baru yang bergabung, kemudian beliau menentukan berapa jumlah tiket Vision Seminar untuk grup saya.”

Ada juga seorang jaringan Bapak CH yang lain, yaitu AM (23 tahun) mengatakan:

(5)

Gaya Kepemimpinan Direktif Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Delegatif

”Menurut saya dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas, Pak CH menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dimana beliau selalu terlebih dahulu menanyakan pendapat atau saran dari jaringan-jaringannya terlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan. Dalam hal penentuan pembicara OPP contohnya, beliau terlebih dahulu meminta masukan dari jaringannya dan jaringannya pun mencalonkan dari grupnya masing-masing nama yang dicalonkan untuk menjadi pembicara. Setelah itu beliau baru menentukan yang berhak menjadi pembicara sesuai dengan kemampuan dan kinerja dari calon yang diajukan tersebut.”

5.3 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemberian konsultasi terlihat dominan pada gaya kepemimpinan direktif. Hasil wawancara dengan para responden ditampilkan pada Gambar 6.

10% 10%

80%

Gambar 6. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Berdasarkan Gambar 6, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan direktif dominan diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemberian konsultasi. Hal ini dapat terlihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 80 persen menyatakan bahwa leader

networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif dalam kegiatan berkaitan

(6)

bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan delegatif.

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang direktif ini menekankan bahwa leader networker lebih banyak mengambil keputusan dan komunikasi satu arah dalam pemberian konsultasi. Hal ini ditegaskan oleh leader

networker CH (36 tahun) yang menyatakan.

”Dalam hal pemberian konsultasi saya cenderung menerapkan gaya

kepemimpinan direktif dimana pengambilan keputusan ada di tangan saya. Pada saat konsultasi awalnya jaringan yang berkonsultasi menceritakan kendala-kendala yang mereka hadapi di lapangan, perkembangan jaringan mereka, target omset bulanan mereka dan sebagainya. Baru setelah itu saya mengarahkan mereka, memberikan visi dan target supaya mereka bisa bekerja sesuai sistem. Saya menekan mereka, sesuai dengan kemampuan mereka tentunya, supaya jaringan saya bisa berkembang lebih cepat lagi. Ini membutuhkan sistem. Makanya walaupun terkesan memaksa/menekan, tapi ini untuk kebaikan mereka, mereka mengikuti arahan dan targetyang saya berikan.”

Sejalan dengan pernyataan leader networker di atas, salah seorang

networker MH (26 tahun) menyatakan.

”Pada saat saya melakukan konsultasi rutin bulanan ke Pak CH, beliau

selalu mengarahkan saya untuk bekerja dengan sistem. Beliau menjelaskan bahwa bisnis MLM berbeda dengan bisnis lainnya. Kunci dari bisnis MLM adalah duplikasi dan duplikasi membutuhkan sistem. Oleh karena itu, Pak CH tegas dan komitmen dengan sistem Unicore. Beliau mengajak semua jaringannya untuk bekerja dengan sistem. Jangan bekerja mengikuti

kemauan sendiri, tapi bekerjalah mengikuti sistem.”

5.4 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk

Pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, leader networker cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Hasil wawancara dengan para responden ditampilkan pada Gambar 7.

(7)

Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya Kepemimpinan Delegatif

25% 50%

25%

Gambar 7. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk

Gambar 7 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan delegatif lebih banyak diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakai produk dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 50 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, sebesar 25 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif, serta 25 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif.

Penerapan gaya kepemimpinan yang delegatif ditunjukkan oleh cara

leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan

pemakai produk yang menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada jaringannya sendiri. Artinya, dalam hal pemilihan dan pemakaian produk, leader

networker memberikan kebebasan sepenuhnya kepada jaringannya untuk membeli

(8)

Penerapan gaya kepemimpinan delegatif lebih dominan diterapkan leader

networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Hal ini

diutarakan oleh leader networker CH (36 tahun).

”Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakai produk saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada downline-downline saya untuk mereka membeli atau mengkonsumsi produk apa saja sesuai dengan kebutuhan mereka. Saya tidak memaksa jaringan saya untuk membeli dan mengkonsumsi produk tertentu. Jadi semuanya saya serahkan sepenuhnya

kepada mereka.”

Berkaitan dengan hal tersebut, salah seorang downline DI (22 tahun) menyatakan.

Upline saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada saya dan grup

saya untuk membeli atau mengkonsumsi produk apapun sesuai dengan kebutuhan. Tidak ada paksaan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu.

Uplinepaling mengingatkan untuk konsumsi produk karena integritas.”

5.5 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan

Kegiatan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan merupakan salah satu kegiatan penting dan perlu dikaji untuk mengetahui penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

(9)

Gaya Kepemimpinan Konsultatif Gaya Kepemimpinan Partisipatiftif

60% 40%

Gambar 8. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan

Berdasarkan Gambar 8 di atas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif lebih dominan diterapkan leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan. Sebanyak 60 persen responden menyatakan leader networker menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dan 40 persen menyatakan leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif.

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang partisipatif ini menekankan adanya persamaan antara leader networker dengan para jaringannya, terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah untuk mengambil suatu keputusan. Berkaitan dengan hal tersebut

leader networker CH (36 tahun) menyatakan:

”Biasanya apabila terjadi konflik dalam jaringan, misalnya hubungan

upline-downline, saya akan memanggil kedua belah pihak untuk

musyawarah mencari penyelesaian masalah yang terjadi. Saya hanya sebagai mediator atau pihak penengah untuk mereka. Pernah juga terjadi konflik perebutan jaringan antar crossline, saya pun memanggil upline

(10)

Sejalan dengan pernyataan di atas, salah seorang responden SR (45 tahun) menyatakan:

”Pak CH selalu mengumpulkan orang-orang dalam jaringannya apabila ada sesuatu hal yang ingin disampaikan atau terjadi suatu konflik. Disana kita melakukan musyawarah untuk mencari solusi atas permasalahan yang

terjadi.”

5.6 Ikhtisar

Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan leader networker adalah gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan partisipatif. Pada kegiatan-kegiatan tertentu juga diterapkan gaya kepemimpinan direktif dan gaya kepemimpinan delegatif. Penerapan keempat gaya kepemimpinan tersebut telah mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan perkembangan jaringan PT Singa Langit Jaya Kota Bogor.

Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif cenderung digunakan leader

netwoker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal dan

pelaksanaan tugas networker. Gaya kepemimpinan partisipatif diterapkan leader

networker pada kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau

konflik yang terjadi dalam jaringan. Pada penerapan gaya kepemimpinan direktif,

leader networker menerapkan pada kegiatan yang berkaitan dengan pemberian

konsultasi sedangkan penerapan gaya kepemimpinan delegatif dilakukan leader

networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Secara

keseluruhan, penerapan gaya kepemimpinan leader networker disajikan pada Tabel 4.

(11)

Tabel 4. Distribusi Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Leader Networker Menurut Bidang Kegiatan Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah

Bidang Kegiatan Gaya Kepemimpinan (%)

Direktif Konsultatif Partisipatif Delegatif Jumlah

1. Penentuan jadwal 0 65 30 5 100 2. Pelaksanaan tugas 10 50 20 20 100 3. Pemberian konsultasi 80 10 0 10 100 4. Pemakai produk 0 25 25 50 100 5. Penyelesaian masalah/konflik 0 40 60 0 100 Jumlah 18 38 27 17 100

Gambar

Gambar 4. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal
Gambar 6. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi
Gambar 7. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk
Gambar 8. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada  Kegiatan  yang  Berkaitan  dengan  Penyelesaian  Masalah  atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Here, the teacher runs the activity using jigsaw technique and following the procedure such as; First, teacher divided students into groups of four and each student

Seringkali tujuan dari intervalometer pada timelapse fotografi adalah untuk mengurangi sumber daya yang dibutuhkan baik untuk mengambil gambar ataupun post process

Silakan Anda pelajari dengan baik teknik pencahayaan yang tepat, sehingga Anda nanti tak akan perlu lagi repot – repot untuk menggunakan flash yang terlalu

DAFTAR MATA AJAR PER SEMESTER. (SISTEM

Dalam penelitian ini mengemukakan judul ”Pesan Dakwah Dalam Pengajian (Studi komparatif pesan dakwah Da’i dan Da’iah dalam ceramah agama di pengajian Muslimat

Dengan polymer polycarboxylate yang menghasilkan electrosteric stabilization yang cukup kuat untuk tetap menahan dan menjaga jarak antar partikel semen maka akibatnya tidak hanya

• Faktor-faktor yang berkaitan dengan Iluminasi • Beberapa penelitian ttg efek Iluminasi dalam kerja Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan: • Efek dari regulasi panas tubuh