• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR

2015

Oleh

I MADE SUTARGA

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

BAB VI

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR

1.1 Latar Belakang

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian dan kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah (Permenkes, 2010)

Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan penderita, pencegahan pen ingkatan, perluasan, dan menghentikan suatu KLB.

Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kegiatan penanggulangan KLB meliputi penyelidikan epidemiologi; penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, tindakan karantina; pencegahan dan pengebalan; pemusnahan penyebab penyakit; penanganan jenazah akibat KLB; penyuluhan kepada masyarakat yang mengacu pada Sesuai Permenkes Nomor 1501 tahun 2010.

Secara umum, seluruh desa/kelurahan yang terkena KLB di Kabupaten Gianyar tahun 2014 dan 2015 sudah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam. Tahapan penelusuran wabah di Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dilakukan berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan edisi Revisi Tahun 2013.

Di Kabupaten Gianyar, cakupan desa/kelurahan yang mengalami KLB telah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. Penanganan KLB yang dilakukan meliputi penyelidikan dan penanggulangan KLB. Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak diterimanya laporan W1 sampai penyelidikan dilakukan dimana pelaporan tersebut berupa telepon, SMS, dan email.

1.2 Tahap Penyelidikan KLB

Penyelidikan kasus KLB yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar mengacu pada Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan edisi Revisi Tahun 2013. Tahapan

(3)

penyelidikan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.2.1 Penetapan Diagnosis KLB

Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan, telah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dan Puskesmas masing-masing wilayah bahwa ada banyak kasus yang menunjukkan gejala yang mengarah pada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Gejala-gejala tersebut yaitu panas tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, mual dan muntah, munculnya tanda-tanda perdarahan berupa bintik merah dikulit. Untuk menegakkan diagnosis tersebut perlu dilakukan tes untuk mendeteksi antibody IgG/IgM terhadap virus dengue dalam serum. Tanda perdarahan yang tidak tampak dapat diperiksa dengan melakukan tes Torniquet (Rumple Leede). Bintik merah dikulit sebagai manifestasi pecahnya kapiler darah dan disertai tanda-tanda kebocoran plasma yang dapat dilihat dari pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan kadar hematokrit (hemokonsentrasi) dan/atau hipoproteinemia (hipoalbuminemia). 1.2.2 Pemastian Terjadinya KLB

Pemastian KLB penyakit DBD ditetapkan melalui kriteria yang tercantum dalam Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 disebutkan 7 kriteria KLB, tetapi untuk pengendalian DBD hanya ada 3 kriteria yang digunakan yaitu :

a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang dalam hal ini adalah DBD yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.

b. Jumlah penderita baru (kasus DBD) dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

c. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Pemastian adanya KLB DBD di Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 dapat dikaitkan dengan 3 kriteria tersebut dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

(4)

Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa angka kejadian DBD di Kabupaten Gianyar dari Bulan Januari sampai Juni melebihi dari batas KLB yang berarti pada bulan tersebut telah terjadi KLB. Dimana kejadian tertinggi terjadi pada bulan Pebruari dan setelah diberikan intervensi angka ini mulai mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya. Kejadian DBD tersebut dikatakan KLB karena dilihat berdasarkan acuan dari Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan Keracunan Pangan yang menyatakan bahwa suatu daerah dapat dikategorikan sebagai KLB apabila jumlah kasus dalam periode 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata kasus perbulan tahun sebelumnya. Batas KLB ini diperoleh dari rata-rata kasus DBD perbulan tahun 2010 sampai tahun 2014 dikali 2 (dua) sesuai dengan acuan pada buku pedoman. Sedangkan batas kerentanan suatu daerah untuk menjadi KLB DBD ditentukan melalui median dari kasus perbulan pada tahun 2010 sampai tahun 2014 ditambah dengan standar deviasi (SD) yang menunjukkan besarnya simpangan rata-rata dari keseluruhan nilai perbulan pada tahun yang sama.

190 416 247 305 234 200 0 0 0 0 0 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Kasus 2015 mead+ 1SD (Warning) 2 mean (Batas KLB) min

(5)

Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar

Dilihat dari perbandingan angka kematian (CFR) per tahun, pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai dengan Juni 2015 dilaporkan kejadian kasus DBD sebanyak 1908 kasus dengan kematian kematian sebanyak 6 (CFR=0,3%). Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,1 % dari tahun 2014 yaitu 0,2 % dengan jumlah kematian sebanyak 2 kasus dari total kasus sebanyak 1764 kasus. Peningkatan ini tidak bermakna secara epidemiologi dalam penentuan kriteria KLB yaitu adanya peningkatan CFR sebanyak 50 % atau lebih dibandingkan periode sebelumnya.

0.3 0.2 0.3 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 2013 2014 2015 CFR (%)

Grafik 2. Case Fatality Rate (CFR) di Kabupaten Gianyar Tahun 2013-2015

(6)

1.2.3 Distribusi Kasus Berdasarkan Tempat dan Waktu a) Berdasarkan Tempat

Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui desa-desa di Kabupaten Gianyar yang terjadi KLB DBD. KLB DBD di desa-desa di Kabupaten Gianyar ini diketahui melalui perhitungan rata-rata kasus DBD perbulan tahun 2010 sampai tahun 2014 dan dikali 2 (dua). Setelah itu didapatkan batas KLB DBD dan kemudian dibandingkan dengan jumlah kasus DBD di setiap desa dari bulan Januari sampai Juni 2015. Desa yang memiliki jumlah kasus DBD terbanyak yakni desa Ketewel dengan jumlah kasus 170, desa Pejeng dengan jumlah kasus 101, dan desa Batuan sebanyak 70 kasus. Dapat dilihat pula, kasus KLB DBD lebih banyak terjadi pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1000 meter diatas permukaan

Gambar 1. Distribusi Kejadian KLB Berdasarkan Tempat di Kabupaten Gianyar Tahun 2015

(7)

laut, karena pada ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut nyamuk Aedes aegypty tidak dapat berkembang biak.

b) Berdasarkan Waktu

Sumber : Data P2PL Dinkes Gianyar

Dilihat dari gambar tersebut jumlah kasus paling banyak terjadi pada bulan Pebruari yaitu sebanyak 416 kasus. Pada bulan Maret sempat terjadi jumlah penurunan kasus sebanyak 169 kasus, namun kasus DBD kembali meningkat pada bulan April menjadi 305 kasus.

1.3 Hipotesis Sementara

Hipotesis yang dapat diajukan dalam investigasi KLB DBD yang terjadi di Kabupaten Gianyar pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

“ Diduga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di sebagian besar desa di Kabupaten Gianyar. Gejala klinis yang dialami yaitu panas tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, mual dan muntah, munculnya tanda-tanda perdarahan berupa bintik merah dikulit. Dugaan faktor risiko utama terjadinya kasus DBD di wilayah tersebut yakni tingkat mobilitas yang tinggi “.

190 416 247 305 234 200 0 0 0 0 0 0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Grafik 3. Distribusi Kejadian DBD Berdasarkan Waktu di Kabupaten Gianyar pada Bulan Januari sampai Juni 2015

(8)

1.4 Hasil Penelusuran Faktor Risiko

Tingkat mobilitas yang tinggi merupakan faktor risiko utama terjadinya KLB DBD di Kabupaten Gianyar. Jarak Kabupaten Gianyar dengan Pusat Kota Denpasar atau daerah lainnya seperti Badung dan Tabanan yang sangat dekat menyebabkan banyak masyarakat Gianyar yang bekerja di Denpasar dan daerah lainnya. Setiap pagi banyak masyarakat Gianyar yang bekerja ke Denpasar dan kembali ke Gianyar pada sore harinya. Karena mobilitas yang tinggi inilah banyak masyarakat yang tertular DBD di Denpasar atau daerah lainnya dan membawanya ke Gianyar dan menularkan kembali.

Selain faktor mobilitas yang tinggi, faktor lainnya yang mempengaruhi KLB DBD di Kabupaten Gianyar yaitu jarak terbang dari nyamuk yaitu 100 meter. Jadi, perpindahan nyamuk terjadi sangat aktif artinya nyamuk yang mampu terbang 100 meter dapat menularkan DBD bahkan dari satu desa ke desa lainnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh keberadaan sarang nyamuk di tempat penampungan air warga yang menjadi tempat tinggal bagi nyamuk Nyamuk tersebut akan menularkan virus Dengue penyebab DBD ke orang-orang dengan jarak terbang yang dimiliki yaitu 100 meter.

1.5 Kesimpulan Penyebab dan Sumber Penularan

Penyebab dari terjadinya KLB DBD di Kabupaten Gianyar yaitu sebagian besar disebabkan oleh tingkat mobilitas penduduk yang tinggi dan faktor lingkungan. Setiap harinya masyarakat Gianyar banyak yang bekerja di Denpasar atau daerah lainnya yang menyebabkan peningkatan penularan DBD dari satu orang ke orang lainnya. Banyak masyarakat Gianyar yang mungkin ditularkan DBD di Denpasar dan menularkan kembali ke wilayah Gianyar. Tingkat mobilitas penduduk yang tinggi ini sangat mempengaruhi penularan DBD yang sangat cepat.

Selain itu, faktor lingkungan seperti kebersihan lingkungan dan kebersihan tempat penampungan air juga mempengaruhi terjadinya perkembangbiakan vektor yang dapat menularkan DBD. Vektor nyamuk ini juga memiliki kemampuan terbang dengan jarak 100 meter yang menyebabkan penularan DBD semakin mudah.

Sumber penularan penyakit DBD adalah manusia dan nyamuk Aedes. Manusia tertular melalui gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus dengue, sebaliknya nyamuk terinfeksi ketika menggigit manusia dalam stadium viremia. Seseorang yang menderita demam berdarah, dalam darahnya mengandung virus dengue. Penderita tersebut apabila digigit oleh nyamuk Aedes, maka virus dalam darah penderita tersebut ikut terhisap masuk ke lambung nyamuk dan virus akan memperbanyak diri dalam

(9)

tubuh nyamuk dan tersebar di berbagai jaringan tubuh termasuk dalam kelenjar liur nyamuk. Nyamuk siap untuk menularkan kepada orang atau anak lain 3-10 hari setelah menggigit atau menghisap darah penderita.

1.6 Kelemahan-kelemahan Hasil Penelusuran

a) Sulitnya menjangkau dan mendata masyarakat Gianyar yang bekerja di Denpasar atau daerah lainnya karena kesibukan pekerjaannya masing-masing.

b) Masih belum lengkapnya data kasus DBD yang dikumpulkan.

1.7 Tindak Lanjut (Penanggulangan dan Pengendalian)

Tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam menanggulangi dan mengendalikan KLB Campak yaitu :

1) Pengobatan dan Perawatan Penderita

Penderita DBD derajat 1 dan 2 dapat dirawat puskesmas yang memiliki fasilitas perawatan, sedangkan DBD derajat 3 dan 4 harus segera dirujuk ke RUmah Sakit. 2) Pemberantasan Vektor

Pemberantasan vektor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

a. Penyemprotan insektisida melalui pengasapan dan pengabutan yang menyasar rumah dan tempat-tempat umum di seluruh wilayah yang terjangkit DBD. Penyemprotan insektisida dilakukan dengan cara melakukan fogging/ ULV yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu. Penyemprotan insektisida dilakukan oleh petugas dinas kesehatan, puskesmas, dan tenaga lain yang telah dilatih.

b. Pemberantasan sarang jentik/nyamuk DBD yang dilaksanakan diseluruh tempat potensial bagi perindukan nyamuk di seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya. Caranya yaitu dengan melakukan kegiatan 3M Plus oleh seluruh masyarakat di lingkungan masing-masing. Kegiatan 3M yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air (TPA), menutup TPA, dan Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi TPA. Kegiatan Plus yaitu menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam pohon pengusir nyamuk, memakai obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, pemasangan kawat kasa.

c. Larvasidasi dilakukan di seluruh wilayah KLB dengan menyasar tempat penampungan air (TPA) di rumah dan tempat-tempat umum (TTU). Larvasidasi dilaksanakan oleh tenaga dari masyarakat dengan bimbingan dari petugas puskesmas atau dinas kesehatan.

(10)

3) Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten bersama dengan puskesmas. 4) Penanggulangan lainnya

Penanggulangan lainnya yang dapat dilakukan yaitu : a. Pembentukan posko pengobatan

b. Pembentukan posko penanggulangan c. Penyelidikan KLB

d. Pengumpulan dan pemeriksaan specimen

e. Peningkatan kegiatan surveilans kasus dan vektor

1.8 Simpulan

Di Kabupaten Gianyar pada bulan Januari sampai Juni 2015 telah terjadi KLB DBD yang terjadi di sebagian besar desa-desa yang ada di Kabupaten Gianyar

Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar Tahun 2014. Gianyar.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No

1501/Menkes/Per/X/2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Direktorat Jenderal

Gambar

Grafik 1. SKD KLB DBD di Kabupaten Gianyar Tahun 2015
Grafik 2. Case Fatality Rate (CFR) di Kabupaten Gianyar  Tahun 2013-2015
Gambar 1. Distribusi Kejadian KLB Berdasarkan Tempat di  Kabupaten Gianyar Tahun 2015
Grafik 3. Distribusi Kejadian DBD Berdasarkan Waktu di  Kabupaten Gianyar pada Bulan Januari sampai Juni 2015

Referensi

Dokumen terkait

Verifikasi administrasi kepesertaan meliputi meneliti kelengkapan berkas yaitu SEP, dengan data yang diinput dalam aplikasi INA CBG’s. BPJS Kesehatan Verifikator BPJS

Luaran dari kegiatan Program IbM ini adalah terwujudnya mesin gerinda pengampelas dan oven pemanas/pengering yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

Air yang mengalir pada lingkungan yang tercemar akan terkontaminasi dengan zat-zat kimia yang mengendap pada tanah, akibatnya air yang tadinya aman untuk di

(1) Setiap hasil pelaksanaan kegiatan belanja modal yang dibiayai APBD, harus menyampaikan laporan triwulan, semester, tahunan kepada kepala daerah melalui aplikasi

Penyimpanan database harus dilakukan dalam worksheet yang berbeda dan proses pengenalan kode dapat dipisahkan dengan membedakan kolom ataupun baris untuk masing-masing

Lintang (LS/LU) Bujur (BT) Rawat Inap Non Rawat Inap Wilayah Luas Desa Penduduk Jumlah ALAMAT PUSKESMAS.. Koordinat P O JENIS PUSKESMAS

7.453 Kalimantan Timur Kota Balikpapan P6471010204 GUNUNG BAHAGIA Jl.. Prapatan Dalam

Pada tugas akhir ini Fuzzy Logic akan digunakan sebagai pengontrol robot keseimbangan ini, karena dengan kontrol ini, tingkat kestabilan dan controllability yang