PENGAYAAN PAKAN DENGAN VITAMIN E UNTUK
MENINGKATKAN DAYA REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT
MUTIARA (Trichogaster leeri)
Fahdiatul Rahmah1, Yuneidi Basri2, Mas Eriza21)Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan
E-mail : fahdiatulrahmah@yahoo.co.id
2)Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E dalam pakan untuk meningkatkan potensi reproduksi induk ikan Sepat mutiara (Trichogaster leeri). Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A (vitamin E 134,22 mg/kg pakan), perlakuan B (vitamin E 201,33 mg/kg pakan), perlakuan C (vitamin E 268,44 mg/kg pakan), D (vitamin E 335,55 mg/kg pakan). Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan Sepat mutiara betina sebanyak 12 ekor dan 12 ekor induk jantan. Induk ikan dipelihara secara terpisah dalam bak fiber berukuran 180x72x50 sebanyak 5 unit, 4 unit untuk pemeliharaan induk betina sesuai perlakuan dan 1 unit untuk pemeliharaan induk jantan dan untuk pemijahan menggunakan akuarium berukuran 60x60x60 cm sebanyak 12 unit. Pemberian pakan tiga kali sehari secara adlibitum. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengayaan pakan menggunakan vitamin E 134,22 mg/kg pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kecepatan waktu pencapaian matang gonad (38,67 hari) dan fekunditas induk ikan sepat mutiara (2635,66 butir). Sementara untuk diameter telur hasil yang terbaik di tunjukkan pada perlakuan C (0,306 mm) dan untuk derajat penetasan yang terbaik di tunjukkan pada perlakuan B(99,12%).
Keyword : vitamin E, Kecepatan waktu pencapaian matang gonad, Fekunditas, Diameter telur, Derajat penetasan telur
Abstract
This study was conducted to determine the effect of vitamin E in the diet to increase the reproductive potential of fish holding pearl Sepat (Trichogaster leeri). This study used a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. Treatment A (134.22 mg vitamin E / kg of feed), treatment B (201.33 mg vitamin E / kg of feed), treatment C (268.44 mg vitamin E / kg of feed), D (vitamin E 335.55 mg / kg of feed). The fish samples used are pearl Snakeskin female parent fish as much as 12 heads and 12 tails male parent. Parent fish maintained separately in a tub of fiber size 180x72x50 5 units, 4 units for maintenance treatment and the appropriate parent females 1 male parental unit for maintenance and for spawning using an aquarium measuring 60x60x60 cm by 12 units. Feeding three times a day adlibitum. The results showed that vitamin E enrichment feed using 134.22 mg / kg feed gives significant effect on the speed of achieving a mature gonads (38.67 days) and fecundity of fish Sepat mother of pearl (2635.66 points). As for the diameter of the eggs showed the best results in the treatment of C (0.306 mm) and for hatching the best in show on treatment B (99.12%).
Keyword : vitamin E, Speed achievement of mature gonads time, fecundity, egg diameter, Degrees of hatching egg.
PENDAHULUAN
Ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri) merupakan salah satu jenis ikan hias
air tawar yang hidup di perairan rawa daratan rendah yang airnya bersifat asam yang tersebar di perairan sumatra dan kalimantan. Ikan ini sudah terancam punah dikarenakan lingkungan yang tercemar dan penggundulan hutan yang dilakukan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan menyebabkan populasinya menurun.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestariannya yaitu dengan cara melakukan teknologi pembenihan. Untuk menghasilkan benih yang berkualitas maupun jumlah, maka diperlukan induk yang unggul dan berkualitas baik pula dan untuk mendapatkan induk yang berkualitas baik dengan cara mengembangkan serta menerapkan manajemen pemberian pakan.
Pakan merupakan salah satu komponen budidaya ikan yang mempunyai peranan yang sangat besar baik ditinjau dari faktor penentu pertumbuhan, reproduksi maupun dilihat dari segi biaya produksi, suplementasi pakan ikan sering dilakukan dengan penambahan sejumlah vitamin dan mineral.
Salah satu vitamin yang dapat berperan dalam peningkatan reproduksi
induk ikan adalah vitamin E. Fungsi yang paling nyata dari vitamin E adalah sebagai anti oksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tidak jenuh pada Posfolipid dalam membran sel. Sementara itu, diketahui pula pada ikan atlantik salmon bahwa a-tokoferol, (vitamin E), diangkut dari jaringan peripheral ke gonad melalui hati bersama lipoprotein plasma ( Lie et al., 1994 dalam Mokoginta et al. 2000 ), hal ini nenunjuk kan adanya peran vitamin E pada proses reproduksi ikan.
Dari beberapa hasil penelitian tentang vitamin E dalam pakan induk ikan seperti Yulfiperius, (2003) menyatakan pakan yang mengandung 189,65 Vitamin E/kg pakan menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi (78,77%) jumlah total 332,339 ekor/kg induk dan larva abnormal terendah (0,19%) dan dapat meningkatkan kualitas telur ikan patin. Gatlin et. al., (1992) menyatakan bahwa untuk jenis ikan cat fish kebutuhan vitamin E berkisar 60-240 mg/kg ransum ikan. Sedangkan nilai derajat tetas telur terbaik untuk ikan gurame adalah sebesar 95,64% dengan penambahan vitamin E sebesar 338,72 mg/kg pakan (Basri, 2002)
Dari permasalahan di atas penulis ingin meneliti tentang pengayaan pakan dengan vitamin E untuk meningkatkan
daya reproduksi induk ikan sepat mutiara
(Trichogaster leeri).
BAHAN DAN METODA Ikan Uji
Dalam percobaan ini yang digunakan adalah induk betina ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri) sebanyak 12
ekor dan 12 ekor induk jantan ikan sepat mutiara (Trichogaster leeri), yang di
peroleh dari Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang.
Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan adalah pakan komersial produk PT. Matahari Sakti, Surabaya dengan no seri pf-500. Vitamin E yang digunakan dalam kemasan kapsul, dengan merek dagang Natur-E produksi Daria-Varia, Bogor, Indonesia. Tiap kapsul mengandung d-α-tocopherol 100 IU. 1mg d-α-tokoferol setara dengan 1,49 IU (Machlin,1990 dalam Eriza dan Syandri, 2001) jadi, dalam satu kapsul mengandung 67,11 mg vitamin E dan minyak jagung sebagai bahan pelarut vitamin E.
Pemeliharaan induk
Induk yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dikosongkan
gonadnya. Ini bertujuan agar gonad induk ikan yang akan diberi perlakuan mempunyai tingkat kematangan gonad yang sama. Induk ikan dipelihara sesuai perlakuan dalam bak fiber yang berukuran 180x72x50 cm sebanyak 4 buah dan induk jantan dipelihara secara terpisah. Setelah induk ikan matang gonad pijahkan induk ikan kedalam akuariaum yang berukuran 60x60x60 cm dengan ketinggian air 25-30 cm.
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam, uji DNMRT. Adapun perlakuan yang akan digunakan adalah :
¾ Perlakuan A : vitamin E dengan dosis 134,22 mg/kg pakan.
¾ Perlakuan B : vitamin E dengan dosis 201,33 mg/kg pakan.
¾ Perlakuan C : vitamin E dengan dosis 268,44 mg/kg pakan.
¾ Perlakuan D : vitamin E dengan dosis 335,55 mg/kg pakan.
Peubah yang diamati dalam penalitian ini adalah : Kecepatan waktu pencapaian matang gonad, fekunditas, diameter telur , derajat penetasan telur. HASIL PEMBAHASAN
1. Kecepatan Waktu Pencapaian Matang Gonad
Rata-rata hasil pengamatan kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan Sepat mutiara yang diberi pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Sepat mutiara disajikan pada Tabel1.
Tabel 1. Kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan Sepat mutiara (hari) dalam setiap perlakuan.
Perlakuan Rata-rata (hari)
A 38,67 B 41 C 42 D 43 Pada Tabel 1 di atas menjukkan
bahwa kecepatan waktu pencapaian matang gonad (hari) yang paling cepat terdapat pada perlakuan A (38,67 hari), kemudian diikuti dengan perlakuan B (41 hari), C (42 hari) dan D (43 hari).
Hasil analisis varian untuk data rata-rata kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan Sepat mutiara melalui pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)
Dari hasil uji DMRT yang menunjukkan perlakuan yang berbeda nyata terdapat pada perlakuan B dengan A, sedangkan untuk perlakuan yang lainnya tidak berbeda nyata.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa hasil yang terbaik didapatkan pada perlakuan A dengan penambahan Vitamin E 134,22 mg/kg pakan induk dapat mempercepat waktu pencapaian matang gonad induk ikan Sepat mutiara selama 38,67 hari. Hal ini terjadi karena adanya keseimbangan antara nutrisi yang terkandung dalam pakan dengan kadar Vitamin E yang digunakan dapat mempercepat pencapaian matang gonad pada beberapa jenis ikan (Putra, 2013).
Kamler, (1992) dalam Sukendi, (2007) menyatakan bahwa bahan dasar dalam proses pematangan gonad terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Sehingga dalam melakukan pematangan gonad calon induk selalu diberi pakan yang mengandung protein tinggi (Sukendi et al., 2013).
Basri, 2002 menyatakan bahwa penambahan Vitamin E sebesar 338,72 mg/kg ke dalam pakan induk ikan gurami mampu mempercepat pencapaian matang gonad selama 58 hari, dengan kadar Vitamin E sebesar 138,72 mg/kg pakan mampu mempercepat pencapaian matang gonad ikan jambal siam selama 83 hari dengan nilai IOS rata-rata 8,40% (Eriza dan Syandri, 2001).
Kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan Sepat mutiara ditunjukkan dengan ciri-ciri skunder induk
jantan ditandai dengan sirip ikan bewarna merah nyala dan bagian perut menjadi orange, induk jantan mulai membuat sarang busa untuk telur induk ikan betina. Sedangkan induk ikan Sepat mutiara yang betina bagian perutnya membundar dan sirip perutnya mulai rontok akibat induk jantan yang mulai agresif.
2. Fekunditas
Rata-rata hasil pengamatan fekunditas induk ikan Sepat mutiara yang diberi pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Sepat mutiara disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Fekunditas ikan Sepat mutiara (butir) dalam stiap perlakuan dan ulangan selama penelitian.
Perlakuan Rata-rata (butir)
A 2635,66 B 2324,33 C 2353,33 D 1355,66 Pada Tabel 2 di atas menjukkan
bahwa nilai fekunditas tertinggi terdapat pada perlakuan A (2635,66) diikuti dengan perlakuan C (2353,33), B (2324,33) dan D (1355,66)
Hasil analisis varian untuk data rata-rata nilai fekunditas induk ikan Sepat mutiara melalui pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)
Dari hasil uji DMRT yang menunjukkan perlakuan yang berbeda nyata terdapat pada perlakuan A dengan D dan B dengan D, sedangkan untuk perlakuan yang lainnya tidak berbeda nyata.
Hal ini diduga ada kaitannya dengan batas optimum penambahan vitamin E dalam pakan untuk Sepat mutiara. Menurut Tacon (1987) menyatakan bahwa kelebihan pemberian vitamin E dapat menyebabkan kematian pada ikan dan penurunan pertumbuhan, karena vitamin E bersifat toksid dalam hati. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Halver (1976) menyatakan bahwa vitamin E diketahui sebagai salah satu vitamin yang larut di dalam lemak, yang apabila diberikan dalam kadar yang tinggi dalam pakan akan mempunyai pengaruh negatif pada ikan.
Secara umum diketahui bahwa Vitamin E berfungsi sebagai zat antioksidan, berperan dalam metabolisme asam nucleat dan juga mampu dalam meningkatkan sintesa hormon steroid yang berperan pada pematangan oosit. Akan tetapi pada penelitian ini nilai fekunditas yang tertinggi terdapat pada perlakuan A dengan kadar Vitamin E 134,22 mg/kg, hal ini terjadi karena pada kadar Vitamin E 134,22 mg/kg pakan sudah mencapai batas optimum terhadap tingkat fekundias ikan Sepat mutiara.
Menurut Yulfiperius (2003) pada ikan patin pemberian pakan yang mengandung Vitamin E 189,65 mg/kg pakan menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi dengan jumlah total larva 332,339 ekor/kg induk. Kebutuhan Vitamin E untuk reproduksi berbeda untuk setiap spesies ikan. Ikan red sea bream memerlukan 42 mg/kg pakan (Wanatabe
et al., 1985), ikan bandeng 40 mg/kg
pakan (Prijono et al., 1997). Sedangkan pada penelitian Sukendi, (2012) rata-rata jumlah telur ikan Sepat mutiara yang dihasilkan dengan pemijahan alami adalah sebanyak 195,33 butir telur ikan Sepat mutiara
3. Diameter Telur
Rata-rata hasil pengamatan tentang diameter telur induk ikan Sepat mutiara yang diberi pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Sepat mutiara disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengukuran diameter telur (mm) induk ikan Sepat mutiara
Perlakuan Rata-rata (mm)
A 0,280 B 0,292 C 0,306 D 0,294 Pada Tabel 3 di atas menjukkan
rata-rata diameter telur ikan Sepat mutiara yang tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,306), diikuti dengan perlakuan D (0,294), B (0,292), A(0,280).
Hasil analisis varian untuk data rata-rata diameter telur induk ikan Sepat mutiara melalui pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
Dari hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan C dengan A, B dan D, perlakuan D dengan A dan B, serta perlakuan B dengan A tidak berbeda nyata.
Pada penelitian Kurniawan (2014) dengan pemberian pakan yang mengandung Vitamin E 201,33 mendapatkan diameter telur dengan nilai 0,651 mm. Sedangkan Putra (2013), dengan menambahkan Vitamin E 302,01 mg/kg pakan mendapatkan diamater telur ikan lele dengan rata-rata 0,499 mm.
Semakin matang gonad ikan maka, diameter telur semakain besar karana adanya pembentukan kuning telur dan semakin bnayak telur yang ditetaskan juga bisa mempengaruhi diameter telur ikan hal ini terkait dengan proses vitellogenesis pada induk ikan.
Dari hasil penelitian Basri, (2002) dengan menambahkan vitamin E 338,72 mg/kg ke dalam pakan induk mampu meningkatkan diameter telur ikan gurame dari 2,411 – 2,473 mm, dan pada ikan jambal siam dengan menambahkan vitamin E 138,72 mg/kg pakan mampu meningkatkan diameter telur dari 0,63 – 0,71 mm (Eriza dan Syandri, 2001).
4. Derajat Penetasan Telur
Dari hasil pengamatan tentang derajat penetasan telur induk ikan Sepat mutiara yang diberi pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Sepat mutiara disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 4. Tabel 4. Derajat penetasan telur (%) induk
ikan Sepat mutiara
Perlakuan Rata-rata (%)
A 96,62 B 99,12 C 96,17 D 98,65 Pada Tabel 4 di atas menjukkan
rata-rata derajat penetasan telur (%) tertinggi terdapat pada perlakuan B (99,12) diikuti dengan perlakuan D (98,65), C (96,17) dan A (96,62)
Hasil analisis varian untuk data rata-rata derajat penetasan telur induk ikan Sepat mutiara melalui pengayaan pakan dengan Vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
Dari hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan B dengan C, A dan D, perlakuan D dengan C dan A, serta perlakuan A dengan C tidak berbeda nyata.
Dengan data yang dihasilkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa dengan penambahan Vitamin E 201,33 mg/kg pakan adalah yang terbaik untuk meningkatkan nilai derajat penetasan telur
induk ikan Sepat mutiara. Sedangkan nilai derajat daya tetas untuk ikan gurami adalah sebesar 95,64% dengan menambahkan Vitamin E 338,72 mg/kg pakan (Basri, 1997). Begitu juga pada hasil penelitian ikan lele yang dilakukan oleh Putra (2013), menunjukkan bahwa pakan yang mengandung Vitamin E 201,34 mg/kg pakan menghasilkan derajat penetasan telur paling tinggi (69,20)%.
Kualitas telur yang baik dapat juga dilihat dari derajat penetasan telur, abnormalitas larva, dan jumlah total larva yang di hasilkan. Penambahan Vitamin E dalam pakan sampai batas tertentu akan menghasilkan derajat tetas telur yang tinggi. Sedangkan rendahnya derajat tetas telur dapat disebabkan oleh hambatan perkembangan embrio atau gangguan pada embrio, sehingga embrio tidak berkembang dengan baik (Mokoginta, 1991 dalam Yulfiperius, 2003).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai pengayaan pakan dengan vitamin E untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Sepat mutiara (Trichogaster leeri) dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecepatan waktu pencapaian matang gonad tercepat didapat pada perlakuan A dengan angka 38,67 hari.
2. Fekunditas terbanyak didapat pada perlakuan A dengan angka 2635,66 butir telur ikan Sepat mutiara.
3. Diameter telur terbesar didapat pada perlakuan C dengan angka 0,306 mm.
4. Derajat penetasan telur tertinggi didapat pada perkaluan B dengan angka 99,12 %.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Y. 2002. Penambahan vitamin E pada pakan buatan induk dalam usaha peningkatan kecepatan kematangan gonad, fekunditas, kondisi telur, fertilitas dan daya tetas telur ikan gurami
(Osphronemus gourami Lacepede). Fisheries Journal Garing, 1(11) :
56-82.
Dabrowski, K. and J.H. Blom. 1994. Ascorbic Acid Deposition In Raibowtrout
(Oncorhynchusmykiss) Eggs and
Survival of Embryos. Comparative Biochemistry and Physiology.
108A : 129-135.
Eriza. M dan H. Syandri. 2001. Penambahan Vitamin E dalam Pakan Buatan Untuk
Meningkatkan Potensi Reproduksi Ikan Jambal Siam (Pangasius hypthalmus).
Batang Ulakan Sumatera Barat. Fisheries Journal Garing. 2 (10): 57-73.
Gatlin, D.M., S.C Bai and M.C Erikson. 1992. Effects of dietary vitamin E and synthetic antioxidants on composition and strorange quality of chanel catfish, inctalurus
punctatus. Aquaculture. 106:
323-332.
Halver, J.E 1976. The Nutrional requirement of cultivated warm water and coldwater fish species. Advanca in Aquaculture. P. 574 – 580.
Kamler, E. 1992. Early life history of fish and energetic approach. Chapman and Hall. London.
Kurniawan, P, 2014. Penambahan vitamin E dalam pakan untuk meningkatkan potensi reproduksi induk ikan sepat hias (
Trichogaster sp ). Skripsi strata 1
Univrsitas Bung Hatta.
Mokoginta, I. 2000. Kebutuhan asam lemak esensial, vitamin dan mineral dalam pakan induk ikan Patin (Pangasius sutchii) untuk
reproduksi. Laporan Akhir Hibah Bersaing VII/1-2 Perguruan Tinggi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor.
Putra, B.R, 2013. Penambahan vitamin E dalam pakan untuk mempercepat pencapaian matang gonad dan meningkatkan kualitas telur induk ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus Burchell). Skripsi strata
1 Univrsitas Bung Hatta.
Prijono A, K Sugama, ZI Azwar, T Setiadharma dan T Sutarmat. 1997. Implantasi vitamin E untuk memacu pematangan gonadinduk ikan bandeng (Chano chanos
Forskal). Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia III.
Pinus.1993. Ikan Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sukendi. 2007. Fisiologi reproduksi ikan. Edisi pertam. MM Pres CV. Mina Mnadiri Pekanbaru.
Sukendi, R.M. Putra dan Nur Asiah. 2013. Pematangan gonad calon induk ikan sepat mutiara (trichogaster leeri Blkr) dalam
berbeda. Universitas Riau. Pekanbaru.
Sukendi, R.M Putra dan Yurisman. 2012. Keberhasilan pemijahan semi alami ikan sepat mutiara (trichogaster leeri Blkr) dalam
produksi benih. Universitas Riau. Pekanbaru.
Tacon AGJ. 1987. Nutrion and feeding of farmed fish and shrimp –A training Manual. 1. The essential Nutrients. Food and Agriculture Organization of The United Nations Brasilla, Brazil. 117 pp.
Watanabe, T., M.J. Lee, J. Mitzutani, T. Yamada, S. Satoh, T Takeuchi, N. Yossida, T. Kitada and T. Arakawa. 1991. Effective components in cuttlefish meal and raw krill for improvement of quality of red sea bream Pagrus major eggs. Bull. Jpn. Soc. Sci.
Fish. 57 (4) : 681-694.
Yulfiperius. 2003. Penambahan Vitamin E Terhadap Kualitas Reproduksi Induk Ikan Mas. Disertasi Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Yulfiperius. 2003. Pengaruh kadar vitamin E dalam pakan terhadap kualitas telur ikan patin Pangasius
hypophthalmus.Disertasi. Jurnal