• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang bank merupakan barang yang sudah tidak asing lagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang bank merupakan barang yang sudah tidak asing lagi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang bank merupakan barang yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangan mereka, Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti mengamankan uang, pengiriman uang, melakukan pembayaran atau melakukan penagihan.

Peranan perbankan pada suatu negara sangat dominan, perbankan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian pada suatu negara. Oleh karena itu kemajuan bank pada suatu negara merupakan tolak ukur dalam kemajuan negara yang bersangkutan, semakin maju suatu negara tersebut maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan nergara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya.1

Lain halnya dengan di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, pemahaman tentang bank di negeri ini masih kurang, sebagian masyarakat hanya

       1

(2)

memahami bank sebatas tempat pinjam-meminjam dan menyimpan uang belaka. Bahkan sebagian masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga terdapat banyak kekeliruan yang terjadi di masyarakat.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam memenuhi tujuan pembangunan di Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasrkan Pancasila dan Udang-Undang Dasar 1945, lembaga perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan yang penting. Peranan yang sangat penting ini dikarenakan bank merupakan badan usaha yang mempunyai fungsi menhimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.Bank diharapkan sebagai usaha untuk dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional yang pada akhirnya mengarah kepada peningkatan taraf hidup rakyat banyak di Indonesia.

Oleh karena itu maka sudah sepatutnya lembaga perbankan mendapatkan pembinaan dan pengawasan secara terus-menerus agar dapat berfungsi seacar efisien, wajar, sehat dan mampu melindungi dana yang dititipkan oleh masyarakat kepadanya dengan baik serta mampu menyalurkan dana masyarakat yang dititipkan masyarakat kepadanya itu kebidang-bidang usaha yang benar-benar produktif sesuai dengan tujuan pembangunan.

Masyarakat merupakan komponen penting dalam dunia perbankan, masyarakat yaitu membantu bank menjaga eksistensi suatu bank tersebut. Karena bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada

(3)

kepercayaan mutlak dari para nasabahnya yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain yang dilakukan mereka melalui bank pada khususnya dan dari masyarakat luas pada umumnya.

Oleh karena itu dalam memberikan jaminan kepercayaan kepada nasabah muncullahrahasia bank yang ditujukan untuk melindungi nasabah, dan memunculkan rasa kepercayaan yang penuh dari masyarakat untuk menggunakan layanan yang disediakan oleh bank.

Timbulnya konsep untuk perlunya merahasiakan keadaan keuangan nasabah sehingga melahirkan ketentuan hukum mengenai kewajiban rahasia bank. Bank sebagai lembaga keuangan yang dipercayai oleh masyarakat dihadapkan pada kewajiban untuk tetap merahasiakan keadaan dan catatan keuangan serta identitas dari nasabah yang bersangkutan, kewajiban ini erat hubungannya dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat sebagai nasabahnya kepada bank selaku lembaga keuangan pengelola keuangan atau sumber dana masyarakat. Meskipun seringkali kewajiaban ini bertentangan karena dilain pihak bank juga berkewajiban untuk mengungkapkan keadaan, dan catatan keuangan nasabahnya dalam keadaan-keadaan tertentu.

Rahasia bank akan dapat dipegang teguh apabila ditetapkan bukan sekedar hanya sebagai kewajiban kontraktual diantara bank dengan nasabah saja karena bila hanya diwajibkan sebagai kewajiban kontraktual saja maka kewajiban itu menjadi kurang kuat karena akan mudah untuk melakukan pelanggaran namun seharusnya ada ketentuan yang mengikat dan memiliki sanksi yang tegas apabila

(4)

ketentuan ini dilanggar. Dengan dasar pemikiran tersebut maka terdapat ketentuan yang melandasi mengenai rahasia bank yaitu pada Undang-Undang No 7 Tahun 1992 sebagaiamana telah dirubah menjadi Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan.

Hubungan bank dengan nasabah diatur menjadi hubungan yang tidak hanya kontraktual saja, akan tetapi menjadi hubungan yang mengatur mengenai kewajiban bank yang tidak dapat membuka rahasia bank dari nasabahnya kepada pihak lain manapun kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undangan yang berlaku.

Hal inilah yang dinamakan rahasia bank, dengan demikian istilah rahasia bank mengacu kepada rahasia dalam hubungan antara bank dengan nasabah, sedangkan rahasia- rahasia lain yang bukan merupakan rahasia anatara bank dengan nasabah walupun bersifat rahasia tetapi tidak tergolong rahasia bank menurut undang-undang perbankan.2

Menurut Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No 7 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan, sedangkan menurut Pasal 1 angka 28 menyebutkan bahwa rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangn mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.3

       2  Munir fuady,Hukum Perbankan Modern(berdasarkan UU No 10 tahun 1998),buku kesatu,Citra  Aditya Bakti, Bandung, 1999,halaman 89  3  ibid 

(5)

Jadi dapat dilihat pada Undang-Undang No 7 Tahun 1992 menganut ruang lingkup terhadap rahasia bank yang luas, bukan hanya keterangan dan keadaan keuangan nasabah penyimpan dan simpanannya, melainkan juga keterangan dan keadaan keuangan nasabah debitur atau pinjamannya. Sedangkan Undang-Undang No 10 Tahun 1998 membatasi mengenai ruang lingkup rahasia bank menjadi hanya keterangan dan keadaan keuangan nasabah penyimpan dan simpanannya.

Namun dalam rahasia bank tersebut masih banyak masyarakat yang belum memahaminya mengenai pengertiannya sampai dengan pelaksanaannya ataupun penerapannya secara jelas sehingga masih banyak kekeliruan yang timbul di masyarakat padahal seharusnya konsep ini merupakan konsep yang dapat melindungi masyarakat sebagai nasabah pada bank.

Dalam prakteknya masih ada kekeliruan tentang pihak mana sajakah yang dapat membuka identitas nasabahnya dengan mengunakan rahasia bank ini, serta persoalan yang bagaimanakah yang dapat dimintakan pembukaan rahasia bank tersebut.

Perlu dibedakan antara pembukaan rahasia bank dengan pembocoran rahasia bank yang dapat berakibat merugikan nasabah sebagai pemilik identitas termasuk tentang transaksi keuangan yang mereka lakukan di bank sebagai lembaga keuangan yang mereka percayakan.

Bank sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat dihadapkan kepada dua kewajiban yang saling bertentangan dan sering sekali tidak dapat

(6)

dirundingkan. Di satu pihak bank memiliki kewajiban untuk merahasiakan keadaan dan catatan keuangan nasabahnya yang disebut juga teori rahasia mutlak. Kewajiban ini timbul dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat atau para nasabahnya kepada bank selaku lembaga keuangan yang mengelola keuangan atau sumber dana masyarakat.

Kewajiban menjaga rahasia ini sering timbul atas dasar kepercayaan, dilain pihak juga berkewajiban untuk mengungkapkan keadaan keuangan nasabahnya dalam keadaan tertentu yang disebut juga teori rahasia bank nisbi,inilah yang menjadi konflik yang dihadapi bank.

Namun demikian hal tersebut dapat diatasi dengan keterlibatan Menteri Keuangan yang memberikan izin tertulis kepada pihak-pihak yang termasuk dalam pengecualian untuk memegang rahasia bank dan untuk permasalahan yang tidak termasuk ruang lingkup yang haus dijaga rahasia bank tersebut.

Untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran yang timbul dari penerapan rahasia bank tersebut dan untuk mewujudkan rasa aman bagi nasabah yang telah mempercayai bank tersebut untuk menyimpankan dana nya kepada bank maka seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan rahasia bank tersebut harus mendapat pengawasan dari semua aparat penegak hukum.

Berdasarkan masih terdapat masalah-masalah pelaksanaan rahasia bank dalam prakteknya maka penulis mengangkat judul skripsi PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK BERKAITAN DENGAN

(7)

MENJAGA RAHASIA BANK(STUDI KASUS PADA BANK AGRO KANTOR CABANG MEDAN)

B.Perumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

A. Bagaimanakah upaya Bank Agro melindungi nasabah dalam rangka menjaga keamanan rahasia bank dan bagaimana hubungan nasabah dengan bank.

B. Hal- hal apa sajakah yang dapat dimintakan pembukaan rahasia bank dan pihak mana saja yang dapat meminta dibukanya rahasia bank tersebut. C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana bank melindungi nasabah dalam rangka menjaga keamanan rahasia bank,serta untuk menggambarkan bagaimana hubungan bank dengan nasabah nya.

Untuk mengetahui persoalan apa saja yang dapat diminta dibukanya rahasia dan pihak mana saja yang dapat meminta dibukanya rahasia bank.

Adapun manfaat penulisan ini adalah :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

a. Bahan kajian bagi akademis untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya hukum perbankan.

b. Sebagai suatu bentuk penambahan literature tentang perbankan terutama perlindungan nasabah dalam rahasia bank.

(8)

2. Secara praktis, hasil penelitian dapat digunakan:

a. Sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran dan masukan para pihak yang berkepentingan terutama masyarakat luas tentang penjaminan keamanan rahasia bank oleh bank.

b. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah dan praktisi hukum dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah untuk memutuskan dan menyelesaikan perkara yang dihadapi.

D.Keaslian Penulisan

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Rangka menjaga Rahasia Bank merupakan judul dari penulisan skripsi ini, sepanjang yang penulis ketahui dan telah melakukan Inventarisasi judul skripsi di perpustakaan Hukum USU, maka sripsi yang berjudul: Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Menjaga Rahasia Bank, sudah pernah diangkat yaitu antara lain oleh beberapa mahasiswa di fakultas Hukum USU namun terdapat perbedaan dari penulisan skripsi yang penulis buat yaitu penulisan skripsi ini dibantu dengan pemikiran dari penulis, mengumpulkan buku –buku, artikel-artikel, dan melakukan studi dokumen pada instansi Bank terkait, dengan demikan penulis yakin bahwa skripsi ini adalah asli dari penulis.

E.Tinjauan Kepustakaan

Pada saat ini istilah bank dimaksudkan sebagai suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beragam seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan

(9)

terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk benda-benda berharga.

Pengertian bank telah diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah menjadi Undang-Undang-Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perbankan, yaitu ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”4

Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian bank:

a. Menurut Mac Leod: ”Bank is a shop for the sale of credit”( bank adalah suatu perusahaan kredit)

b. G. M Verrijni Stuart: ”Bank ialah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan akan kredit, baik dengan uang yang diperolehnya dari orang lain untuk maksud itu, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat pertukaran baru berupa uang giral.5

Di Indonesia dikenal dengan adanya ketentuan rahasia bank yang diatur dalam ketentuan Undang-Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah menjadi Undang No 10 Tahun 1998, menurut Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No 7 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal lain dari nasabah bank

       4  Pasal 1 angka 2 Undang‐Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah menjadi Undang‐ Undang No 10 Tahun 1998  5 C.S.T Kansil, Pokok‐Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia( buku kedua perbankan dan  permodalan di Indonesia), Sinar Grafika, Jakarta, 1996, halaman 5 

(10)

yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan, sedangkan menurut Pasal 1 angka 28 menyebutkan bahwa rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangn mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.6

Sedangkan yang dimaksud dengan rahasia bank menurut beberapa sarjana yaitu:

A. Menurut Kasmir

Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka bank wajib pula menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. Bank wajib menjamin keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. Agar keamanan uang nasabahnya terjamin, pihak perbankan dilarang untuk memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain bank harus menjaga rahasia tentang keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasian ini perbankan akan dikenakan sanksi.7

B. Menurut Adrian Sutedi

Hubungan antara bank dengan nasabahnya ternyata tidaklah seperti hubungan kontraktual biasa, tetapi dalam hubungan tersebut terdapat pula kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari nasabahnya kepada pihak lain mana pun kecuali jika ditentukan lain oleh perudang-undangan yang berlaku.8

Dalam kaitannya dengan masalah rahasia bank, walaupun rahasia bank itu sudah diatur dalam perjanjian antara bank dan nasabah ataupun masalah rahasia bank ini diatur dalam undang-undang, namun kepentingan umum tetap

       6  ibid  7  Kasmir, Dasar‐Dasar Perbankan, edisi 1, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, halaman 57  8 Adrian Sutedi, hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang Merger Likuidasi dan  Kepailitan,cetakan ke 2, Sinar Grafika, jakarta, 2008,halaman 5 

(11)

harus didahulukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.9Kata kepentingan umum ada disebutkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan di Indonesia, dan beberapa diantaranya memberikan batasan pengertian tentang apa yang dimaksudkan dengan kepentingan umum tersebut.

Salah satu masalah yang sering muncul dan mendapat keresahan ditengah-tengah masyarakat adalah seringnya bank mengabaikan perlindungan hukum terhadap nasabah jika berhubungan dengan bank, banyak kasus yang menunjukkan bahwa kedudukan para nasabah bank tidak dilindungi oleh hukum dan bahkan tidak banyak mendapat sorotan dari masyarakat.10

Salah satu cara untuk memberikan perlindungan hukum terhadap nasabah, agar nasabah selalu mendapatkan hak nya adalah dengan melaksanakan peraturan yang ada dibidang perbankan secara lebih ketat, khususnya peraturan yang bertujuan melindungi nasabah sehingga dapat dijamin perlindungan hukumnya.

Perlindungan nasabah dalam kegiatan perbankan merupakan salah satu yang harus diprioritaskan oleh bank, karena nasabah merupakan pendukung eksistensi dari suatu bank, bank sangat memerlukan nasabah untuk tetap menjaga eksistensi nya sehingga bank juga harus selalu memberikan jaminan untuk keamanan nasabah dengan demikian nasabah akan tetap mempercayai bank.

       9  Yunus Husein, Rahasia Bank Privasi Versus Kepentingan Umum, Fakultas Hukum Universitas  Indonesia, Jakarta, 2003, halaman 41  10  Munir Fuady, Op.Cit, halaman 101 

(12)

F.Metode Penelitian

Untuk mencari dan menemukan suatu kebenaran ilmiah dan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi ini maka penulis menggolongkan metode penelitian ini kedalam metode penelitian hukum yuridis normatif, yaitu mengacu kepada norma- norma hukum yang terdapat dalam peraturan perUndang-Undangan dan putusan putusan pengadilan serta norma-norma yang ada dalam masyarakat.11

Data yang digunakan adalah data skunder yaitu data yang tidak diperoleh dari sumber pertama dapat diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian,laporan, surat kabar, makalah.12Sedangkan bahan hukum yang digunakan meliputi bahan hukum primer, bahan hukum skunder dan bahan hukum tertier.

Bahan hukum primer yaitu landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini adalah norma atau kaidah dasar yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Peraturan dasar, Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Peraturan PerUndang-Undangan,Undang-Undang dan peraturan yang setaraf, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan peraturan yang setaraf, Peraturan Daerah, bahan- bahan hukum yang bdelum terkodifikasi,

       11

 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum,Jakarta,sinar Grafika,2009, hal 105 

12 Mahmul Siregar, Data dalam Penelitian Ilmiah dikutip dari Bahan Ajar Metode Penelitian 

(13)

yurisprudensi, traktat, dan bahan hukum peninggalan Belanda yang masih berlaku.

Bahan hukum skunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer,seperti rancangan Undang-Undang, Kitab Hukum Perdata, Kitab Hukum Pidana dan Kitab Hukum Dagang. yang mempunyai relevansi dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

Bahan hukum tertier yakni bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder seperti kamus, ensiklopedia, dan lain sebagainya

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya dalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian.13

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian library research(penelitian kepustakaan) yaitu dengan mempelajari peraturan perundang-undangan, buku-buku, situs internet, media massa, dan kamus yang berkaitan dengan skripsi ini yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penelitian dang menganalisa masalah yang dihadapi.14

       13  Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke‐20, Bandung, 1994, hal  139  14  Soerjono Soekamto,Pengantar Penelitian Hukum,jakarta,Universitas Indonesia,2007, hal 21 

(14)

Pada metode ini agar dapat memperoleh data yang lebih akurat dan dapat membantu melengkapi data dalam penulisan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian lapangan dengan mengambil lokasi penelitian di Bank Agro Kantor cabang Medan, dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara mengadakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara mendalam dengan tidak membatasi jumlah pertanyaan yang disusun dengan secara terstruktur,akan tetapi lebih merupakan diskusi antara peneliti dengan narasumber, peneliti juga menggunakan quesioner terbuka kepada karyawan /staff di Bank Agro yaitu H. Harianto dengan jabatan kepala bidang operasional pada Bank Agro.

Sedangkan analisis data yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah metode analisis kualitatif digunakan agar penulis dapat mengerti dan memahami gejala yang ditelitinya serta bermanfaat untuk melakukan analisis data secara menyeluruh dan merupakan suatu kesatuan yang integral(holistic),hasil penelitian dipaparkan secara deskriptif.

Berdasarkan kedua teknik penelitian dan pengumpulan data ini penulis kemudian mengelola data-data dan bahan-bahan dan selanjutnya disajikan sesuai dengan pembahasan skripsi ini

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam melakukan pemahaman atas isi dari skripsi ini maka sistematika penulisan dilakukan secara teratur dan berkaitan satu sama lainnya. Penulisan skripsi ini terdiri atas 5(lima) bab, dimana masing-masing bab

(15)

terbagi atas beberapa sub bab,uraian singkat atas bab dan beberapa sub bab tersebut diuraikan ,Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah:

BAB I:PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang penulisan skripsi , rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, sistematika penulisan

BAB II: PENGATURAN UMUM MENGENAI BANK MENURUT UU NO 10 TAHUN 1998

Bab ini menguraikan tentang pengertian bank, asal-usul dan jenis bank, sejarah bank dan jenis-jenis bank

BAB III. PENGATURAN HUKUM MENGENAI RAHASIA BANK

Bab ini menguraikan tentang pengertian rahasia bank, dasar hukum rahasia bank, sanksi pelanggaran rahasia bank

BAB IV:MEKANISME HUBUNGAN NASABAH DAN RAHASIA BANK

Bab ini menguraikan tentang sekilas tentang Bank Agro, Bank Agro melindungi nasabh dalam rangka menjaga keamanan rahasia bank, persoalan dan

pengecualian serta pihak yang dapat dimintakan pembukaan rahasia bank

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup dimana menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 4), Sistem Informasi adalah “Suatu kumpulan dari komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan, memproses,

Berdasarkan hasil survei terhadap 11 mahasiswa penerima bidikmisi Universitas Sriwijaya tanggal 4 juli 2019 diketahui dari aspek kesadaran emosi, sebanyak 81,8%

- Mempunyai capsula articularis yang menutupi daerah medial, lateral dan posterior persendian. - Bagian anterior, ditutupi

96 Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh Radio Komunitas Seni Budaya

sedang hendak masih belum belum boleh belum hendak akan dapat.. Kata Bantu Ragam + Kata

Ayam IPB D-1 pada dua konsentrasi IgY tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap motilitas semen segar dan recovary rate, namun Ayam IPB D-1 dengan konsentrasi IgY tinggi

Terjadinya sengketa mengenai hak cipta karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Namun pada bus- bus lain yang tidak dilakukan penggunaan trafo penggeser fasa, indeks harmonisa tegangan masih belum memenuhi standar sehingga diperlukan pemasangan