• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas

1. Pasien

Nama

: Nn. K

Umur

: 17 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

:

-Alamat

: Karangawen, Demak

Suku bangsa

: Jawa, Indonesia

No. RM

: 074135

Diagnosa medis

: Skizofrenia

Tanggal masuk

: 5 Januari 2011

Tanggal pengkajian

: 24 Januari 2011

2. Penanggung Jawab

Nama

: Tn. R

Umur

: 55 tahun

Pekerjaan

: Tani

Hubungan dengan Pasien

: Orangtua

(2)

B. Riwayat Keperawatan

1. Alasan masuk

Nn. K di bawa ke rumah sakit karena mau mencoba bunuh diri dengan mau

memotong nadi ditangannya dan minum obat dari warung (bd) dengan sprate.

2. Faktor predisposisi

Satu bulan yang lalu pasien mencoba bunuh diri dengan mau memotong

nadi tangannya dan minum obat yang dibeli di warung (bd) dan sprate, itu di

lakukan berulang kali kurang lebih lima kali, namun selalu di ketahui oleh

keluarga dan keluarga mencoba menghentikannya. Kejadian itu terjadi setelah

Nn. K di putus pacarnya. Didalam keluarga mengatakan tidak ada mengalami

penyakit yang sama. Klien mengatakan mempunyai banyak teman, klien

mengatakan mempunyai teman dekat saat di sekolah yaitu Nn. M dan Nn. R

biasanya kalau da masalah klien menceritakan kepada mereka berdua.

3. Faktor Presipitasi

2 hari yang lalu sebelum masuk rumsh ke RSJ Nn. K mencoba melakukan

bunuh diri dengan memotong nadinya dan minum obat (bd) yang di beli dari

warung dan minum sprate. Klien mengatakan ingin sekali balikan dengan

mantannya karena dia begitu sayank dengan mantannya. Klien mengatakan

kalau dia tidak bisa balikan dengan mantan pacarnya lebih baik mati. Klien

tidak bisa terima karena di putus secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

(3)

C. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 24 Januari 2011 pada pukul 14.00 WIB di ruang II

(Brotojoyo) RSJD Dr. Amini Gondohutomo Semarang.

1. Tanda-tanda vital: Td: 120/80 mmHg, Nadi: 88 x/menit, Suhu:36

5 0

C, RR 20

x/menit.

2. Ukur: TB: 155 cm, BB: 50 kg

3. Keadaan fisik:m Kepala: Mesochepal, Rambut: Bersih dan rapi, eksprei

bagian wajah tegang, Mata: Konjungtiva: Anemis, Sklera: Ikhterik,

pandangan tajam, Hidung: Simetris, bersih dan tidak ada polip, Telinga:

Simetris, bersih, Bibir: Kering dan tidak ada bau mulut, Leher: Tidak ada

pembesaran tyroid, tidak terdapat distensi vena jagularis, kulit: Kering,

Warna: Sawo matang, Turgor kulit: Baik, Ekstermitas baik tidak ada edema.

D. Psikososial

(4)

Keterangan

:

:

Laki-laki

:

Perempuan

: Menikah

:

Garis keturunan

:

Orang terdekat

:

Pasien

:

Meninggal

:

Tinggal satu rumah

Nn. K tinggal satu rumah dengan kedua orangtuanya dan kakak-kakaknya.

Didalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa. Klien adalah

seorang perempuan, Nn. K anak ke 3 dari tiga bersaudara. Nn. K lebih dekat

dengan ayahnya, di dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah kepala

keluarga yaitu Tn. R. Komunikasi di dalam keluarga kurang baik karena Nn.

K lubih suka diem dan tidak mau menceritakan kepada keluarga saat ada

masalah.

E. Konsep diri

1. Citra tubuh: Nn. K dapat menerima dan menyukai semua anggota tubuhnya

dari ujung rambut sampai ujung kaki.

(5)

2. Identitas diri: Nn. K adalah anak ke 3 dari tiga bersaudara, jenis kelamin

perempuan, klien dapat menrima identitas dirinya layaknya seorang

perempuan.

3. N.n K adalah anak ketiga, klien belum menikahdan masih sekolah duduk di

bangku SMA kelas dua, biasanya untuk memenuhi kebutuhan Nn. K masih

minta orangtuanya karena klien belum bekerja.

4. Ideal diri: Nn. K ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga,

teman-temannya dan manta pacarnya.

5. Nn. K mengatakan merasa tidak berhargadan tidak ada gunanya lagi hidup di

dunia ini setelah putus dengan pacarnya.

F. Hubungan sosial

Nn. K mengatakan mempunyai banyak teman dan sering berkumpul dengan

teman-temannya. Hubungan klien dengan klien lain selama di RSJ baik dan

akrab dengan teman-temannya. Orang yang paling terdekat dengan klien

selama di rawat adalah perawat dan temannnya yang bernama ny. W karena

klien sudah percaya, oleh karena itu klien bisa menceritakan semuanya.

G. Spiritual

Nn. K beragama Islam, Nn. K mengatakan sebelum masuk di RSJ Nn. K

jarang beribadah (sholat). Selam di rawat di RSJ nn. K rajin sholat dengan

bimbingan perawat dan teman-temannya.

(6)

H. Status Mental

1. Penampilan

Nn. K menggunakan seragam rumah sakit yang bersihdan tidak kusut.

Rambut Nn. K panjang dan rapi, Nn. K melakukan perawatan diri secara

mandiri. Nn. K mandi sehari 2 kali setiap pagi dan sore hari.

2. Pembicaraan

Selama interaksi Nn. K berbicara jelas dengan nada suara pelan dan lamban,

mulut tidak bau. Terkadang Nn. K tersenyum karena malu menatap wajah

perawat.

3. Aktivitas sosial

Nn. K sering berkumpul dengan teman-temannya.

4. Alam perasaan

Nn. K sering sedih kalau ingat masa lalu dengan mantan pacarnya.

5. Afek

Saat pengkajian kondisi klien labil, dan mau terbuka menceritakan masa

lalunya.

6. Interaksi saat wawancara

Selama interaksi kontak mata kurang, sering tersenyum, wajah tenang dan

kooperatif.

7. Persepsi pola pikir

Persepsi klien dengan perawat baik karena Nn. K yakin perawat bisa

membantu dirinya dan dengan perawat klien bisa mengungkapkan

semuanya.

(7)

8. Proses pikir

Nn. K berbicara secara baik dan kooperatif, antara satu kalimat dengan

kalimat yang lain ada keterkaitan.

9. Isi pikir

Isi pikirannnya realistis, Klien mampu berpiikir dan menjawab ketika di

picu berapa saudaranya, rumahnya di mana dan kelas berapa.

10. Tingkat keseadaran

Nn. K sadar bahwa dirinya sedang di rawat di RSJ Semarang dan klien

masih ingat bahwa kurang lebih 2 minggu yang lalu dia di rawat di RSJ.

11. Memori

Nn. K masih ingat bahwa habis di putus pacarnya dan dia berulang kali

telah mencoba bunuh diri.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Nn. K ddapat berkonsentrasi saat di ajak interaksi, Nn. K dapat berhitung

hari dengan baik dan Nn. K masih ingat hari apa dia masuk di RSJ.

13. Kemampuan penilaian

Nn. K mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.

Nn. K tahu apa yang di lakukan setelah makan yaitu mencuci piring,

mencuci tangan dan membereskan peralatan makanan.

14. Daya tilik diri

Nn. K beranggapan keluarga mengajak dirinya ntuk sementara waktu ke

rumah sakit agar dirinya tenang. Nn. K mengatakan pendapat setiap orang di

keluarganya berbeda-beda.

(8)

I.

Kebutuhan persiapan pulang

1. Makan

Nn. K makan 3 kali sehari sesuai porsi yang di lakukan di rumah sakit. Nn. K

mengatakan suka dengan pola makannya, Nn. K mampu menyiapkan dan

membersihkan sendiri alat-alat makan.

2. Eliminasi

Nn. K mengtakan biasa BAB sehari 2 kali yaitu pagi dan sore hari selam di

rumah sakit maupun di rumah, BAK 5 kali sehari. Nn. K biasa BAB dan

BAK di kamr mandi. Nn. K mampu membersihkan dan merapikan dirinya.

3. Mandi

Nn. K mandi 2 kali sehari yaitum pagi dan sore hari, Nn. K rajin gosok gigi,

mencuci rambut 2 hari sekali, menggunting kuku bila panjang. Nn. K terlihat

bersih dan tidak bau.

4. Berpakaian

Nn. K mampu mengganti pakaiannya secara mandiri, Dan Nn. K mampu

berpakaian yang sesuai dan pakian yang di pakai tidak kusut.

5. Istirahat tidur

Dalam sehari Nn. K mengatakan bisa tidur 10 jam, 8 jam pada malam hari

dan 2 jam di siang hari. Nn. K tidak terbiasa menggosok gigi sebelum tidur,

tetapi selalu mencuci kaki sebelum tidur.

(9)

6. Penggunaan obat

Selam adi RSJ Nn. K mendapat terapi obat chlorpromazin 2x100 mg,

haloperidol 2x5 mg, trihexypenidile 3x2 mg. Cara pemberiannya secara oral

waktunya pagi dan sore.

7. Pemeriksaan obat

Untuk memelihara kesehatnnya Nn. K sering minum obat di rumah sakit

maupun di rumah saat pulang nanti. Untuk perawatan diri Nn. K rajin

mandi.

8. Aktivitasdi rumah dan di luar

Aktivitas di dalam rumah: klien biasanya nonton Tv dan belajr sedangkan di

luar rumah pergi sekolah dan kumpul sama temannya.

J. Mekanisme koping

Nn. K mengatakan sering melakukan percobaan bunuh diri apabila ingat

dengan mantan pacarnya.

K. Terapi medis

Chlorpromazin 2x100 mg

Haloperidol 2x25 mg

Trihexypenidile 3x2 mg

(10)

L. Analisa Data

NO Tanggal Data fokus Problem

24 Januari 2011, 14.00 WIB Ds: - Klien mengatakan merasa tidak berharga dan tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini. Do:

- Klien mau menceritakan semuanya dengan perawat.

Harga diri rendah

2. 24 januari 2011 14.30 WIB

Ds:

- Klien mengatakan bahwa dirinya sering melakukan percobaan bunuh diri apabila ingat dengan mantan pacarnya.

- Klien mengatakan mau melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong nadi tangannya dan membeli obat (bd) di warung dan di campur dengan sprate untuk di minum. Do:

- Klien bercerita dengan nada pelan kontak mata kurang dan tersenyum sendiri

Resiko bunuh diri

3. 24 Januari 2011

15.00 WIB

Ds:

- Klien mengatakan dari pada saya tidak bisa kembali dengan mantan pacar saya lebih baik” saya mati”.

Do:

- Klien tampak melamun dan pandangan mata tiba-tiba kosong.

- Beberapa menit kemudian klien menagis lagi.

Koping yang tidak efektif

(11)

M. Pohon Masalah

Core problem

Harga diri rendah

Koping tidak efektif

N. Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah.

2. Resiko bunuh diri.

3. Koping yang tak efektif berhubungan dengan ingin bunuh diri sebagai

pemecahan masalah.

O. Rencana tindakan keperawatan

No Tgl Diagnosa

keperawatan

Perencanaan Perencanaan Intervensi

Tujuan Kriteria hasil

1. 24 Januari 2010 14.15 WIB Resiko bunuh diri Klien tidak menciderai diri. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat, menyediakan waktu kontrak, ekspresi wajah bersahabat

1.1.1 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nin verbal 1.1.2 Perkenalkan

dengan sopan 1.1.3 Tanyakan nama

lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien 1.1.4 Jelaskan tujuan

pertemuan 1.1.5 Tunjukkan sifat

empati dan

menerima klien apa adanya

1.1.6 Beri perhatian dan perhatikan

(12)

kebutuhan dasar klien

1. Klien dapat mengidentifikasi dari aspek positif yang dimiliki. 1.1 Klien dapat mengidentifikas i dari aspek positif yang dimiliki.  Kemampuan yang dimiliki klien.  Aspek positif keluarga.  Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien. 1.1.1 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. 1.1.2 Bantu klien mengungkapkan perasaan kesal. 2. Klien dapat mengidentifikasa tanda-tanda resiko bunuh diri.

2.1 Klien dapat mengungkapka n perasaan saat mau melakukan percobaan bunuh diri. 2.2 Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda perilaku bunuh diri. 2.1.1 Anjurkan klien mengungkapkan perasaaan jengkel. 2.1.2 Observasi tanda-tanda perilaku resiko bunuh diri. 2.1.3 Simpulkan

bersama klien tanda-tanda perilaku bunuh diri yang dialami klien

3. Klien dapat mengidentifikasi perilaku bunuh diri. 4.1 Klien dapat mengungkapka n resiko bunuh diri yang dilakukan. 4.1.1 Anjurkan klien mengungkapkan percobaan bunuh diriyang biasa dilakukan. 4.1.2 Bicarakan dengan

klien apakah cara klien lakukan masalah teratasi. 4. Klien dapat mengidentifikasi akibat resiko bunuh diri. 4.1 Klien dapat menjelaskan akibat cara yang dilakukan klien. 4.2 Klien dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah

4.2.1 Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien. 4.2.2 Tanyakan pada

klien apakah klien ingin mempelajari cara yang benar dan sehat.

(13)

keluarga. 5. Klien dapat mengidentifikasi kan cara berespon terhadap tindakan bunuh diri. 6. Klien dapat mendemonstrasik an cara mengontrol tindakan bunuh diri sosial asertif.

7. Klien dapat melakukan cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. 8. Klien dapat

menggunakan obat secara benar (sesuai program pengobatan). 5.1 Klien melakukan cara berespon terhadap tindakan bunuh diri secara konstruktif dengan cara tarik nafas dalam dan dikeluarkan pelan-pelan. 6.1 Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri:  Secara sosial: Lakukan kelompok cara-cara marah-marah yang sehat.  Verbal: Mengatakan secara langsung bahwa anda sedang jengkel. 7.1 Diskusikan dengan klien cara mengontrol dengan berdo’a/ sholat. 8.1 Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek).

5.1.1 Tanyakan pada klien apakah klien mau mempelajari cara yang baru dan sehat.

5.1.2 Berikan pujian jika klien mengetahui cra yang lain dan sehat.

5.1.3 Diskusikan dengan klien cara yang lain dan sehat: Secara tarik nafas dalam.

6.1.1 Bantu klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan klien. 6.1.2 Bantu klien

memilih manfaat yang telah dipilih.

7.1.1. Anjurkan klien untuk berdo’a sholat saat terjadi tindakan mau melakukan bunuh diri.

8.1.1 Jelaskan jenis obat yang diminum klien.

8.1.2 Diskusikan manfa’at minum obat (baca nama tertera pada tempat, obat, dosis obat, waktu dan cara minum). 8.1.3 Jelaska manfa’at

minum obat dan efek yang perlu diperhatikan. 8.1.4 Anjurkan klien

minta obat dan minum obat tepat

(14)

9. Klien mendapat dukungan dalam mengontrol tindakan bunuh diri. 11. Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol tindakan bunuh diri. 9.1 Klien dapat minum obat sesuai program. 10.1 Keluarga klien: menyebutkan cara merawat klien. 10.2 Mengungkapk an rasa puas dalam merat klien. waktu. 8.1.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawat/ dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan. 10.1.1 Identifikasa kemampuan keluarga merawat klien. 10.1.2 Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien 10.1.3 Jelaskan cara merawat klien: a. Terkait dengan perilaku tindakan bunuh diri. b. Sikap tenang bicara jelas. c. Membantu klien mengenal penyebab perilaku tindakan bunuh diri. 10.1.4 Bantu keluarga dalam mendemonstrasik an cara merawat klien. 10.2.1 Bantu keluarga mengungkapkan perasaan setelah demonstrasi. 10.1.1 Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru nada suara rendah, tunjuk kepedulian. 10.1.2 Lindungi klien

agar klien tidak melakukan tindakan bunuh

(15)

diri. 2. 24 Januari 2011 14.00 WIB Harga diri rendah.

Harga diri klien bisa meningkat secara optimal. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada komtak mata dengan perawat, menyediakan waktu kontrak 1.1.1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. 1.1.2. Perkenalkan dengan sopan. 1.1.3. Tanyakan nama

lengkap klien dan nama panggilan yang disukai. 1.1.4. Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya. 1.1.5. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien. 2. Kien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki. 2.1 Klien mengidentifikas i dari aspek positif yang dimiliki.  Kemampuan yang dimiliki lien.  Aspek positif keluarga.  Aspek lingkungan yang dimiliki klien 2.2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2.2.2 Setiap bertemu klien hindari memberi nilai negatif. 2.2.3 Utamakan memberi pujian yang realistis. 3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. 3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan. 3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit. 4. Klien dapat merencanakan (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian. 4.1.1 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan. 4.2.2 Rencanakan bersama aktifitas klien yang dapat dilakukan stiap hari.

 Kegiatan sendiri.  Kegiatan dengan

(16)

bantuan sebagian.  Kegiatan yang membutuhkan bantuan total. 4.1.2 Tingkatkan yang sesuai toleransi kondisi klien. 4.1.3 Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. 5. Klien dapat melakukan kegiatannya sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. 5.1 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya . 5.1.1. Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 5.1.2. Beri pujian atas

keberhasilan klien. 5.5.1.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah. 6. Klien dapat meningkatkan sistem pendukung yang ada. 6.1 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. 6.1.1 Beri pendidikan pada keluarga tentang perawatan cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.1.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 6.1.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah. 3. 24 Januari 2010 14.30 WIB Koping yang tidak efektif 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat, menyediakan waktu kontrak, ekspresi wajah bersahabat.

1.1.1 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nin verbal. 1.1.2 Perkenalkan

dengan sopan. 1.1.3 Tanyakan nama

lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. 1.1.4 Jelaskan tujuan

pertemuan. 1.1.5 Tunjukkan sifat

empati dan

menerima klien apa adanya.

1.1.6 Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar

(17)

klien. 2. Kien dapat mengidentifikasi penyebab resiko bunuh diri. 2.1 Klien mengungkapka n perasaannya. 2.2 Klien dapat mengungkapka n penyebab dari tindakan yang akan dilakukan (resiko bunuh diri) dari diri sendiri lingkungan maupun orang lain.

2.2.1 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya. 2.2.2 Bantu klien untuk

mengungkapkan perasaan kesal.

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda resiko bunuh diri.

3.1 Klien dapat mengungkapka n perasaan saat mau melakukan percobaan bunuh diri. 3.1.1 Anjurkan klien mengungkapkan perasaan saat dia merasa jengkel. 3.2.1 Observasi tanda perilaku bunuh diri. 3.3.1 Simpulkan bersama klien tanda-tanda perilaku bunuh diri yang dialami klien. 3.2 Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. 4. Klien dapat mengidentifikasi resiko bunuh diri yang biasa dilakukan.

4.1 Klien dapat mengungkapka n resiko bunuh diri yang biasa dilakukan. 4.2 Klien dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah dengan keluarga. 4.2.2 Anjurkan klien mengungkapkan percobaan bunuh diri yang biasa dilakukan. 4.2.2 Bicarakan dengan

klien, apakah cara klien lakukan masalah teratasi. 5. Klien dapat mengidentifikasi akibat resiko bunuh diri. 5.1 Klien dapat menjelaskan akibat cara yang dilakukan klien. 5.2 Klien dapat 5.1.1 Bicarakan akibat/ kerugian. cara yang di gunakan klien. 5.1.2 Bersama klien

menyimpulkan akibat cara yang

(18)

menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah dengan keluarga. digunakan klien 5.1.3 Tanyakan pada

klien apakah klien ingin mempelajari cara yangbenar dan sehat. 6. Klien dapat mendemonstras ikan cara mengontrol tindakan bunuh diri sosial asertif 6.1 Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri:  Secara sosial: Lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat  Verbal: mengatakan secara langsung bahwa anda sedang jengkel. 6.1.1 Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.

6.1.2 Bantu klien mengientifikasi manfaat yang telah diipilih

7. Klien dapat melakukan cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual.

7.1 Diskusikan dengan klien cara mengontrol dengan berdo’a/ sholat.

7.1.1 Anjurkan klien untuk berdo’a/ sholat saat terjadi tindakan mau bunuh diri. 8. Klien dapat menggunakan obat secara benar sesuai program pengobatan). 8.1 Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek).

8.1.1 Jelaskan jenis obat yang diminum klien.

8.1.2 Diskusikan. manfa’at minum obat (baca nama tertera pada tempat, obat, dosis obat, waktu dan cara minum).

8.1.3 Jelaskan manfa’at minum obat dan efek obat yang perlu diperhatikan. 8.1.4 Anjurkan klien

minta obat dan minum obat tepat waktu.

8.1.5 Anjurkan klien melaporkan pada perawat/ dokter

(19)

jika merasakan efek yang tidak menyenangkan. 8.2 Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan 9. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol tindakan bunuh diri 9.1 Keluarga klien: menyebutkan cara merawt klien 9.1.1 Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien

9.1.2 Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien 9.1.3 Jelaskan cara-cara merawat klien: a. Terkait dengan perilaku tindakan bunuh diri b. Sikap tenang bicara jelas c. Membantu klien mengenal penyebab perilaku tindakan bunuh diri 9.1.4 Bantu keluarga dalam mendemonstrasika n cara merawat klien 10. Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol tindakan bunuh diri 10.1.1 Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru nada suara rrendah, tunjuk kepudulian 10.1.2 Lindungi klien

agar klien tidak melakukan

(20)

P. Implementasi dan evaluasi

Tanggal /jam

Diagnosa keperawatan

TUK Implementasi Evaluasi

28 Januari 2011 14.00 WIB Resiko bunuh diri Sp1p a. Membina hubungan

saling percaya dengan pasien.

b. Mengidentifikasi penyebab bunuh diri. c. Mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku bunuh diri.

d. Mengidentifikasi perilaku yang biasa digunakan. e. Mengidentifikasi

akibat perilaku bunuh diri.

f. Memberikan

reinforcement positif. g. Membantu

memasukkan apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian pasien

S:

 “Nama saya K, suka dipanggil K.

 Saya mau melakukan percobaan bunuh diri karena diputus pacar saya tanpa alasan yang jelas.

 Saya tidak terima dengan keputusan pacar saya.

 Apabila ingat dengan mantan pacar saya, rasanya ingin mengakhiri hidup ini karena saya hidup didunia ini tak berari tanpa dia.

 Klien mengatakan saya mau mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dan minum obat (bd) yang dibeli diwarung dengan sparte. O:

 Klien mau berjabat tangan.

 Kontak mata kurang.  Nada suara pelan.  Ekspresi wajah tegang.  Tenang, kooperatif. A:

 Klien dapat membina hubungan saling percaya.  Klien dapat

menyebutkan perilaku tindakan resiko bunuh diri.

 Klien dapat

menyebutkan tanda-tanda perilaku resiko bunuh diri.

 Klien dapat

menyebutkan perilaku yang biasa dilakukan klien.

 Klien dapat

menyebutkan akibat perilaku bunuh diri.

(21)

P:

 Klien diberi PR untuk berlatih sendiri dan mengingat kembali cara yang diajarkan. 29 Januari 2011 09.00 WIB Sp2p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara melakukan sholat/ ibadah. c. Memberikan reinforcement positif kepada klien. d. Membantu memasukkan kedalam kegiatan harian pasien.

S:

 Ya mbak saya mau melakukan itu, apabila bisa mengurangi emosi saya untuk bunuh diri.  Mbak, yang tarik nafas

dalam kemarn saya sudah bisa

melakukannya. O:

 Klien tenang dan kooperatif.  Klien sudah bisa

mempertahankan kontak mata.  Bicara dengan nada

agak keras. A:

 Klien sudah mau mempraktikkannya apabila pasien mau melakukan tindakan bunuh diri.

P:

 Perawat melanjutkan ke Sp3p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan

mengungkapkannya dengan verbal.

 Klien disarankan untuk melakukan cara spiritual, dengan sholat/ibadah apabila tiba-tiba muncul keinginan untuk bunuh diri. 30 Januari 2011 10.00 WIB Sp3p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunh diri dengan verbal.

c. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan. d. Membantu

S:

 Klien mengatakan sudah berlatih sholat/ berdo’a.  Klien mengatakan

senang selam disini. O:

 Klien tenang dan kooperatif.

 Klien memperhatikan dengan baik.

 Muka tidak tegang.  Tersenyum.

(22)

diajarkan kedalam jadwal harian pasien.

 Klien

mendemonstrasikan mengungkapkan dengan verbal.

A: Pasien bisa melakukannya apa yang diajarkan. P: Perawat melanjutkan ke Sp1K. 30 Januari 2011 13.00 WIB Sp1k a. Mengidentifikasi keluarga dalam merawat pasien. b. Menjelaskan peran

serta keluarga dalam merawat klien. c. Menjelaskan cara merawat pasien dirumah dengan mengajarkan cara spiritual berdo’a/ sholat. d. Mendemostrasikan keluarga cara merawat klien. e. Memberikan reinforcement positif kepada keluarga. S:  Keluarga klien

mengatakan saya belum bisa merawat dirumah mbak.

 Keluarga klien mengatakan saya mau diajarin.

 Ayah klien mengatakan saya R, saya suka dipanggil R.

 Ayah klien mengatakan bahwa klien jarang sholat.

 Ayah klien mengatakan terimakasih mbak, saya sudah diajarin.

O:

 Ayah klien mau berjabat tangan.  Bisa mempertahankan kontak mata.  Wajah serius memperhatikan.  Keluarga mampu menyebutkan 3 cara untuk mengontrol tindakan bunuh diri yaitu tarik nafas dalam dan dengan car spiritual yaitu dengan sholat dan berdo’a dan minim obat teratur.

A:

 Keluarga sudah bisa merawat klien dengan cara spiritual dan minum obat teratur. Keluarga bisa mempraktikkan cara yang diajarkan. P:

 Perawat mengingatkan kembali bahwa dukungan keluarga itu sangat penting untuk

(23)

 Perawat mengingatkan kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa

menganjurkan cara yang telah diajarkan. 31 Januari 2011 08.00 WIB Sp4p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol

tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. c. Memberikan

reinforcement positif kepada klien.

S:

 Iya mbak saya mengerti apa yang diajarkan.  “Saya akan berwudhu

dan berdo’a apabila keinginan untuk bunuh diri muncul lagi. O:

 Klien mendengarkan apa yang diajarkan.  Klien tenag dan

kooperatif. A:

 Klien bisa melakukan sholat dan berdo’a.

P:

 Perawat melanjutkan ke Sp5p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan minum obat.  Klien diberi PR untuk

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 31 Januari 2011 10.00 WIB Sp5p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumya. b. Melatih cara mengontrol

tindakan bunuh diri dengan minum obat secara teratur.

S:

 Klien mengatakan sudah mengerti apa yang telah dijelaskan.

 Klien mengatakan saya masih ingat obat yang warnanya pink haloperidol, orange, chlorpromazine yang putih nanyan THP dan minum sehari 2 kali. O:

 Klien mendengarkan serius apa yang telah dijelaskan.

 Klien tenang dan kooperatif.  Klien bisa

mempertahankan kontak mata.

(24)

A:  Klien mampu menyebutkan efek samping obat.  Klin mampu menyebutkan nama obat, cara pemberian dan waktu pemberian. P: Klien diberi PR menyelesaikan jadwal selanjutnya. 28 Januari 2011 16.00 Harga diri rendah Sp1p a. Membina hubungan saling percaya. b. Mengidentifikasi aspek yang dimiliki. c. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. d. Membantu pasien

memilih kegiatan yang akan dilakukan pasien. e. Melatih pasien

kegiatan yang dipilih (menata tempat tidur dan mencuci piring). f. Memberikan

reinforcement positif. g. Membantu pasien

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

 Pasien mengatakan nama saya K, suka dipanggil K. Alamat karangawen demak.  Kegiatan yang

dilakukan dirumah yaitu sekolah, ngumpul bersama teman dan nonoton TV.  Pasien mengatakan

kegiatan yang biasa dilakukan di RSJ yaitu senam pagi, jalan-jalan mencuci sendok dan gelas, menata tempat tidur.

O:

 Klien sering menduduk, berbicara sambil tertawa, kontak mata kurang mempertahankan, klien mendemonstrasikan tempat tidur. A:  Nn. K mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.  Nn. K mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.  Nn. K mampu memilih

kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan.  Nn. K mau belajar

membuat dan mengisi jadwal harian. P:

 Perawat mengajarkan kegiatan yang lain yang

(25)

 Perawat menganjurkan pasien untuk menata tempat tidur setelah bangun. 30 Januari 2011 11.00 WIB Sp2p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Menanyakan kegiatan

yang lain yang masih dilakukan dirumah. c. Melatih kegiatan kedua

yang telah dipilih pasien. d. Memberikan

reinforcement positif pada pasien.

e. Membantu pasien memasukkan kedalam kegiatan harian pasien.

S:

 Pasien mengatakan sudah menata tempat tidur tadi pagi.

 Pasien mengatakan tadi pagi senam terus jalan-jalan.

 Klien mengatakan mencuci gelas dan sendok setelah tadi makan.

 Pasien mengatakan memilih nyapu untuk dilatih.

O:

 Kontak mata sudah bisa mulai mempertahankan, pembicaraan pelan, tempat tidur, pasien kooperatif, pasien mendemonstrasikan menyapu.

A:

 Pasien sudah melakukan merapikan tempat tidur.  Pasien mencoba apa

yang diajarkan dan mau melakukannya.

P:

 Perawat mampu mengoptimalkan kegiatan yang sudah dilatih.

 Perawat menganjurkan pasien melakukan kegiatan yang sudah dilatih. 28 Januari 2011 15.00 WIB Koping yang tidak efektif Sp1p a. Membina hubungan

saling percaya dengan pasien.

b. Mengidentifikasi penyebab bunuh diri. c. Mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku bunuh diri.

d. Mengidentifikasi perilaku yang biasa digunakan.

e. Mengidentifikasi akibat perilaku bunuh diri.

S:

 “ Nama saya K, suka dipanggil K.

 Saya mau melakukan percobaan bunuh diri karena diputus pacar saya tanpa alasan yang jelas.  Saya tidak terima dengan

keputusan pacar saya.  Apabila ingat dengan

mantan pacar saya, rasanya ingin mengakhiri hidup ini karena saya

(26)

emosi untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri dengan tarik nafas dalam .

g. Memberikan reinforcement positif h. Membantu memasukkan

apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian klien.

hidup didunia ini tak ada artinya tanpa dia.  Klien mengatakan saya

mau mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dan minum obat (bd) yang di beli diwarung dengan sprate. O:

 Klien mau berjabat tangan.

 Kontak mata kurang.  Nada suara pelan.  Ekspresi wajah tegang.  Tenang, kooperatif. A:

 Klien dapat membina hubungan saling percaya.  Klien dapat

menyebutkan perialku resiko tindakan bunuh diri.

 Klien dapat

menyebutkan tanda-tanda perilaku bunh diri.  Klien dapat

menyebuutkan perilaku yang biasa dilakukan.  Klien dapat

menyebutkan akibat perilaku bunuh diri. P:

 Klien diberi PR untuk berlatih sendiri dan mengingat kembali cara yang telah diajarkan. 28 Januari 2011 17.00 WIB Sp1p a. Mengavaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Memberikan

reinforcement positif atas keberhasilan.

c. Membantu apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian klien.

S:

 Klien mengatakan sudah bisa mnyebutkan perilaku tindakan bunuh diri

O:

 Kontak mata sudah bisa sedikit bisa

mempertahankan.  Ekspresi wajah tidak

tegang.

 Sudah mau tersenyum.  Klien tenang dan

kooperatif. A:

 Klien ada keinginan untuk mencoba saat ingat dengan mantan pacarnya.

(27)

P:

 Perawat melanjutkan ke Sp2p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan ibadah/ sholat.  Klien diberi PR untuk memasukkan kegiatan kedalam jadawal

kegiatan setiap klien mau melakukan tindakan bunuh diri. 29 Januari 2011 11.00 WIB Sp2p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara melakukan

ibadah/ sholat. c. Memberikan

reinforcement positif kepada klien. d. Membantu apa yang

diajarkan kedalam kegiatan harian pasien.

S:

 Ya mbak saya mau melakukan itu, apabila bisa mengurangi emosi saya melakukan bunuh diri.

O:

 Klien tenamg dan kooperatif.  Klien sudah bisa

mempertahankan kontak mata.

 Bicara dengan nada agak keras.

A:

 Klien sudah mau memprakteikannnya apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri.

P:

 Perawat melnjutkan ke Sp3p cara mengontrol tindakan bunuh diri dan mengungkapannya dengan verbal.

 Klien disarankan untuk melakukan cara spiritual dengan sholat/ ibadah apabila muncul keinginan untuk bunuh diri. 29 Januari 2011 10.30 WIB Sp3p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol

tindakan bunuh diri dengan verbal. c. Memberikan

reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan.

d. Membantu memasukkan apa yang diajarkan

S:

 Klien mengatakan sudah berlatih sholat/ berdo’a.  Klien mengatakan

senang diperhatikan selama disini. O:

 Klien tenang dan kooperatif.

 Klien memperhatikan dengan baik.

(28)

klien.  Muka tidak tegang.  Klien tampak tersenyum.  Klien mendemonstrasikan mengungkapkan denagn verbal.

A: Klien bisa melakukan apa yang diajarkan.

P: Perawat mengingatkan kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa menganjurkan cara yang telah diajarkan. 30 Januari 2011 13.00 WIB Sp1k a. Mengidentifikasi keluarga dalam merawat klien.

b. Menjelaskan peran serta keluarga daalm merawat klien.

c. Menjelaskan cara merawat klien di rumah dengan mengajarkan cara spiritual berdo’a/ sholat.

d. Mendemonstrasikan keluarga cara merawat klien. e. Memberikan reinforcement positif kepada keluarga. S:  Keluarga klien

mengatakan saya belum bisa merawat dirumah mbak!.

 Keluarga klien

mengatakan saya mau di ajarin.

 Ayah klien mengatakan klien jarang melakukan sholat.

 Ayah klien mengatakan terimakasih mbak saya sudah diajarin

O:

 Ayah klien berjabat tangan.

 Ayah klien bisa

mempertahankan kontak mata.  Wajah serius memperhatikan.  Keluarga mampu menyebutkan 2 cara mengontrol tindakan bunuh diri yaitu dengan cara spiritual dengan sholat/ berdo’a, minum obat.

A:

 Keluarga sudah bisa merawat klien dengan spiritual, dan minum obat teratur. Keluarga bisa mempraktikkan cara yang diajarkan.

P:

 Perawat mengingtkan kembali bahwa dukungan keluarga itu

(29)

pertumbuhan pasien.  Perawat mengingatkan

kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa menganjurkan cara yang telah di ajarkan. 31 Januari 2011 08.30 WIB Sp4p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara

mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual.

c. Memberikan reinforcement positif kepada klien.

S:

 Iya mbak saya saya mengerti apa yang diajarkan.

O:

 Klien mendengarkan apa yang telah diajarkan.  Klien tenang dan

kooperatif. A:

 Klien melakukannya dengan sholat dan berdo’a.

P:

 Perawat melanjutkan ke Sp5p untuk mengontrol tindakan bunuh dirr dengan minum obat. 31 Januari 2011 10.00 WIB Sp5p a. Mengavaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara

mengontrol tindakan bunh diri dengan minum obat secara teratur.

S:

 Klien mengatakan sudah agak mengerti apa yang telah dijelaskan.

 Klien mengatakan masih ingat obat-obat yang telah diberikan warna pink holaperidol, dan orange chlorpromazine, yang putih namanya THP dan diminum 2 kali sehari.

A:

 Klien mendengarkan apa yang telah dijelaskan.  Klien mampu

menyebutkan nama obat dan cara pemberian obat. P: Klien diberi PR untuk

menyelesaikan jadwal selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

1) Fokus sasaran: balita pada rumahtangga miskin, terutama balita laki-laki berusia 1- 3 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, dengan tetap tidak mengabaikan balita perempuan. 2)

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Dengan dikembangkannya aplikasi Alat Musik Tradisional Jawa Tengah dengan metode single marker dan markerless 3D objek tracking, serta dilakukan pengujian aplikasi

Tugas Akhir ini mengambil judul “ Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Plastik Injeksi pada Front bumper Spoiler Dengan Menggunakan Metode Failure Mode and

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan