• Tidak ada hasil yang ditemukan

POIN PENTING. yang harus dipahami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POIN PENTING. yang harus dipahami"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

POIN PENTING

yang harus dipahami

1. Ilmu Fiqih berpedoman kepada Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Pemahaman yang utuh akan kita dapatkan jika kita membaca Al Quran berikut tafsirnya dan membaca Hadits berikut syarahnya.

2. Para Ulama’ diseluruh dunia bersepakat bahwa Standar dalam mengambil ilmu fiqih harus mengikuti salah satu dari Imam 4 Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, maupun Hambali). Bahkan ulama Hadits sekaliber Imam Bukhori dan Imam Muslim-pun bermadzhab Syafi’i.

3. Karena kita hidup di Indonesia yang lebih dari 80% bermadzhab Syafi’i, maka sangat ditekankan untuk menyampaikan fiqih syafi’iyyah kepada masyarakat.

4. Dalam tulisan ini, pendapat Syafi’iyyah yang kami tulis berasal dari pendapat mu’tamad, yaitu pendapat terkuat dalam Madzhab Syafi’I demi menjaga ihtiyat, kehati-hatian dalam mengambil hukum.

5. Juga kami sertakan ta’bir yang berisi ibarot dari Kitab Turats sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmiah.

6. Kepada masyarakat umum, terdapat kaidah penting :

عشرلا هن ّ سح ام نسلحا

“Sesuatu yang benar adalah

sesuatu yang dihukumi benar oleh syariat”

Untuk itu, kesepakatan takmir masjid, atau kesepakatan kumpulan warga, sama sekali tidak bisa merubah hukum. 7. Boleh membuat cara, metode, dsb asalkan harus sesuai

dengan hukum. Bukan hukum yang ‘diotak-atik’ agar sesuai dengan cara kita.

Wallahu a’lam bis showab,

Selamat membaca !

(3)

1. Apakah orang yang mampu itu wajib melaksanakan kurban ?

Hukum dasar berkurban adalah Sunnah, bukan wajib. Disunnahkan berkurban untuk tiap individu yang muslim, merdeka, baligh, berakal, dan mampu. Mampu adalah orang yang memiliki harta yang melebihi kebutuhan untuk dirinya di hari id serta hari tasyriq dan kelebihannya itu cukup untuk membeli hewan kurban.

Adapun untuk anak yang belum baligh, maka tidak terdapat kesunnahkan berkurban.

اولاق ةيعفاشلا

:

اتهين سل طشر غولبلاف يرغصلل نست لا

Madzhab Syafi’i mengatakan bahwa tidak disunnahkan berkurban bagi anak kecil yang belum baligh. Baligh merupakan syarat atas kesunnahan berkurban.

(Al Fiqh ‘alaa Madzaahib al Arba’ah Juz 1 hal 1109)

2. Apabila terdapat orang mengatakan, “kambing ini akan saya jadikan kurban” apakah ucapan tersebut menyebabkan kurbannya menjadi kurban wajib ?

Hukum menyembelih hewan kurban dapat menjadi wajib jika dinadzarkan. Adapun nadzar ada tiga macam, yaitu nadzar waktu, nadzar tempat, dan nadzar benda.

Contoh nadzar waktu : “Tahun ini saya akan berkurban” Contoh nadzar tempat : “Saya bernadzar akan berkurban di Kecamatan Grogol”

Contoh nadzar benda : “Kambing ini akan saya jadikan kurban”

Kalimat nadzar seperti contoh diatas (yaitu jika tidak ditambahi kata2 sunnah) akan tetap menjadi nadzar meskipun orang yang mengucapkan bermaksud melaksanakan kurban sunnah

(4)

(

ي

ضحأأ نأأ ليع لله

لهوقك لوألاف

.

ماكح وأأ ةقيقح يأأ

)

رذنلبا لا ا ةيضحألا بتج لاو لهوق

هذبه

لهوقك نياثلاو ،

ةيضحأأ هذه تلعج

أأ هذه لاق تىم لب رذنلا لةنزبم لعلجاف

ةيضح

لكذ لجه ناو ةبجاو تراص

م هب ةيحضتلا نوديري ماع ملهاؤس دنع ماوعلا نم عقي افم

ن

ملهوق

ةيضحأأ هذه

انهم كلألا مريحو ةبجاو هب يرصت

.

طتلا نادرأأ ملهوق لبقي لاو

عو

ابه

Ucapan mushonnif (pengarang kitab) “Kurban tidak menjadi wajib melainkan jika dinadzarkan” maksudnya adalah secara hakikat maupun secara hukum. Contoh ucapan nadzar adalah “Demi Allah, wajib bagi saya untuk berkurban dengan hewan ini.” atau dengan ucapan “Aku jadikan hewan ini sebagai kurban.” Maka kata-kata “Aku jadikan” menempati kedudukan nadzar. Kapanpun orang berkata (sambil memegang / menunjuk/ membawa hewan kurbannya) “ini hewan kurbanku”, maka hewan kurbannya menjadi wajib meskipun ia tidak berniat seperti itu. Maka kejadian yang sering terjadi pada orang awam ketika mereka ditanya tentang hewan kurbannya, maka mereka mengatakan “ini hewan kurban”, maka kalimat tersebut menjadikan kurbannya menjadi wajib. Maka haram baginya untuk memakan apapun dari hewan kurbannya, walaupun didalam hati ia berniat menjadikan hewan sebagai kurban sunnah. (Hasyiyah Baijuri Juz 2 hal 296)

3. Jika salah satu anggota keluarga berkurban, apakah anggota keluarga yang lain mendapatkan pahala juga ? Hukum berkurban bagi satu keluarga adalah Sunnah Kifayah. Maksudnya jika ada salah satu anggota keluarga yang berkurban, maka anggota keluarga yang lain tidak disunnahkan untuk melaksanakan kurban.

Adapun terkait pahala, menurut Imam Ibnu Hajar, apabila orang yang berkurban tidak menghadiahkan pahalanya kepada anggota keluarga, maka anggota keluarga tidak mendapat pahalanya.

(5)

Tetapi menurut Imam Romli, anggota keluarga akan secara otomatis mendapat pahala apabila ada anggota keluarganya yang berkurban. Pendapat keduanya sama kuatnya, boleh diambil salah satu.

(

مهعي

ج نع ىفك لهوق و ةدحاو ةقفن في نونوكي ثيبح ىأأ

)

تيب لهأأ نم دحاو ابه تىأأ اذ اف لهوق

صح ضىتقي ام لىمرلا مكلا في و لعافلبا صاخ ابهاوثف لا ا و طقف بلطلا طوقس في ىأأ

باوثلا لو

هعجارف عيمجلل

.

يروجابلا

٢/٢٩٦

Ucapan mushonnif “Apabila ada salah satu dari keluarga melaksanakan kurban”, maksud dari satu keluarga adalah satu sumber nafkah. “maka kurban dari satu orang tersebut cukup bagi kesemua anggota keluarga”, maksudnya anggota keluarga yang lain tidak disunnahkan untuk berkurban. (Menurut Imam Ibnu Hajar) Adapun pahala jika tidak diniatkan kepada keluarga, maka yang mendapat pahala hanyalah orang yang berkurban saja. Sedangkan menurut Imam Romli, kesemua anggota keluarga otomatis mendapat pahala juga. (Hasyiyah al Bajuri Juz 2 Hal 296)

4. Sahkah berkurban untuk orang yang telah meninggal ? Tidak sah apabila kurban diniatkan untuk orang yang telah meninggal dunia. Begitu juga tidak sah meniatkan kurban untuk orang yang masih hidup tanpa seizin orang yang bersangkutan. Akan tetapi, dapat diganti dengan cara kurban diniatkan untuk diri kita, kemudian pahalanya dapat kita hadiahkan kepada siapapun dari orang muslim, termasuk orang yang telah meninggal dunia.

لاو

ابه صِوي لم ن ا تيم نع لاو هنذ ا يرغب يرغلا نع ةيحضت

“Tidak sah berkurban untuk orang lain (yang masih hidup) dengan tanpa seizinnya, dan tidak juga untuk orang yang telah meninggal dunia apabila ia tidak berwasiat untuk dikurbani” (Minhaj al Thalibin Hal. 321)

(6)

صحو زاج تىيب لهأأ نع وأأ نلاف نعو نىع لاق نأك ةيضحأأ باوث فى هيرغ كشرأأ ول

باوثلا ل

عيمجلل

Apabila pahala hewan kurban dihadiahkan seperti ucapan “pahala untuk saya, dan untuk fulan, atau untuk keluargaku” maka hal tersebut diperbolehkan dan pahala akan sampai kepada mereka. (Bughyatul Mustarsyidin juz 1 Hal. 255)

5. Karena hewan kurban begitu banyak, ada beberapa tempat yang sudah melaksanakan penyembelihan hewan kurban di malam hari raya ied dan setelah subuh hari raya ied. Apakah penyembelihan seperti itu sah ?

Waktu menyembelih kurban dimulai sejak dimana matahari terbit di hari Idul Adha (10 Dzulhijjah) ditambah waktu yang cukup untuk melaksanakan dua rokaat sholat yang ringan dan dua khutbah yang ringan. Sedangkan waktu akhir menyembelih kurban adalah sesaat sebelum masuknya waktu maghrib di tanggal 13 Dzulhijjah.

Sehingga apabila hewan kurban disembelih sebelum atau sesudah waktu tersebut, maka hewan tersebut tidak sah sebagai hewan kurban, melainkan menjadi hewan sedekah. Terkecuali dalam kasus kurban wajib, apabila hewan kurban disembelih setelah waktunya habis, maka penyembelihan tersebut terhitung sebagai qodho’nya.

لخد

،رحنلا موي سشم عولط دعب تافيفخ ينتبطخو ينتعكر ردق ضيبم ةيحضتلا تقو

اهعافترا ثم

حمرك قفألا في

لىع

يضحأأ عقت لم لكذ لبق بحذ ن اف ،ىحضلا ةلاص تقو ءدب وهو لضفألا

برلخ ة

مدقتلما بزاع نب ءابرلا نع ينحيحصلا

:

«

،عجرن ثم ،ليصن اذه انموي في هب أأدبن ام لوأأ

ف

رحنن

Waktu penyembelihan hewan kurban masuk dengan berlalunya waktu yang cukup untuk dua rokaat sholat dan dua khutbah yang ringan setelah terbitnya matahari pada hari penyembelihan. Sedangkan waktu afdhol adalah matahari sudah terbit setinggi tombak sebagaimana waktu mulainya sholat dhuha.

(7)

Maka apabila kurban disembelih sebelum waktu tersebut, maka tidak dihitung kurban karena ada hadits riwayat Bukhori Muslim dari Al barro’ bin ‘Azib sebagaimana yang tertulis didepan. “Yang kita lakukan dipagi hari ini adalah kita sholat (dan dilanjutkan dengan khutbah), kemudian pulang, baru menyembelih kurban.” (Mughni al Muhtaj Juz 4 Hal. 387)

6. Bagaimana niat menyembelih hewan kurban ?

Niat kurban dapat dilakukan saat hewan tersebut hendak disembelih (apabila menyembelih sendiri) atau ketika mewakilkan kepada orang lain. Dan menyertakan kata “SUNNAH” jika kurban sunnah

Lafadz niat kurban sunnah atas diri sendiri :

لىاَعَت ِ َّ ِلِلّ ةَنْوُن ْ سَمْلا َةَّي ِ ْضحُ ْلا ُتْيَوَن

Nawaitul udh-hiyyatal masnuunah lillaahi ta’aalaa. Saya niat kurban sunnah lillaahi ta’aalaa.

Lafadz niat untuk mewakilkan kurban sunnah kepada orang lain (panitia) :

ُف ْنَع ِةَنْوُن ْ سَمْلا ِةَّي ِ ْضحُ ْلا ِءاَدَ ِل َكُتْ َّكََّو

ن َلاُف ْنِب ن َلا

Wakkaltuka li-adaail udh-hiyyatil masnuunah ‘an fulaan bin fulaan lillaahi ta’aalaa.

Saya wakilkan kepadamu untuk melakukan kurban sunnah dari Fulan bin Fulan

Lafadz niat wakil (panitia) ketika menyembelih hewan kurban titipan :

ُف ْنِب ن َلاُف ْنَع ةَنْوُن ْ سَمْلا َةَّي ِ ْضحُ ْلا ُتْيَوَن

لىاَعَت ِ َّ ِلِلّ ن َلا

Nawaitul udh-hiyyatal masnuunah ‘an fulaan bin fulaan lillaahi ta’aalaa.

Saya niat kurban sunnah dari Fulan bin Fulan lillaahi ta’aalaa.

(8)

7. Kapan niat kurban dilaksanakan ?

Apabila si pengkurban berkehendak untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri, maka niat dapat dilaksanakan ketika hewan kurban yang dimaksud sudah menjadi miliknya atau ketika hendak menyembelihnya.

Adapun jika si pengkurban berkehendak untuk menitipkan hewan kurbannya kepada panitia, maka niat dapat dilaksanakan ketika hewan kurban yang dimaksud sudah menjadi miliknya atau ketika menyerahkan (menitipkan) kepada panitia.

أأ ءاوس ةكازلا فى ةينلكا هب يحضي الم ينيعت دنع لهبق وأأ بحذ دنع اهل ةين اهطشرو

مأأ اعوطت نكا

ابجاو

Adapun syarat berkurban adalah berniat ketika menyembelihnya atau sebelumnya yaitu ketika menentukan hewan yang akan dijadikan kurban sebagaimana niat dalam pembahasan zakat, baik itu berupa kurban sunnah maupun kurban wajib. (Hasyiyah Jamal ‘ala Syarh al Minhaj Juz 8 Hal. 210)

هبحذ وأأ ليكولا ءاطع ا دنع ىون بحلذبا كلو ن او

Adapun jika ia mewakilkan kepada orang lain untuk menyembelih, maka ia berniat ketika menyerahkan hewan kepada si wakil (panitia) atau (si wakil berniat) ketika menyembelihnya. (Mughni al Muhtaj Juz 4 Hal. 333-334) 8. Seperti apa kriteria hewan yang sah dijadikan sebagai

hewan kurban ?

Hewan Kurban yang sah dijadikan kurban adalah

A. Onta : Minimal berumur 5 tahun atau yang sudah tanggal giginya meskipun belum berumur 5 tahun

B. Sapi atau : Minimal berumur 2 tahun atau yang Kerbau sudah tanggal giginya meskipun belum

berumur 2 tahun

(9)

C. Kambing : Minimal berumur 1 tahun atau yang Kibasy sudah tanggal giginya meskipun

belum berumur 1 tahun

D. Kambing : Minimal berumur 2 tahun atau yang Jawa/Kacang sudah tanggal giginya meskipun belum

berumur 2 tahun

Disyaratkan hewan dalam kondisi sehat, sehingga tidak diperbolehkan berkurban dengan hewan yang memiliki penyakit gatal, pincang, tidak berotak, gila, buta, bermata satu, terpotong telinga atau lidahnya, terpotong sebagian tubuhnya, dan lain sebagainya. Adapun jika hanya patah tanduknya, tidak menjadi masalah.

Selain hewan ini, tidak diperkenankan untuk dijadikan hewan kurban, seperti kuda misalnya.

ْلاَو ُرَقَبْلاَو ُلِب

ِ

ْلاا َ ِهَِو ِمَعَّنلا نم اَ ُنُْوَك ُلَّوَ ْلا

ِعاَ ْج

ِ

ْلا ِبا اَهِعاَوْنَأ ِرِئا َسِب ُ َنََغ

...

نأأ لىا

لاق

...

ْلَقْنُي لمو

َغِب ُةَيِح ْضَّتلا ِهِباَ ْصَْأ نع َلاَو لمسو هيلع ُ َّلِلّا لىص هنع

َت ٌةَداَبِع َةَيِح ْضَّتلا َّنَ ِلَو اَهِ ْير

ُقَّلَعَت

ِة َكاَّزل َكا ِمَعَّنل ِبا ُّصَتْخَتَف ِناَوَيَحْل ِبا

Syarat berkurban yang pertama adalah hewan kurban harus berupa hewan ternak, yaitu onta, sapi, dan kambing dengan segala macam jenisnya menurut Ijma’ Ulama. Dan tidak pernah diriwayatkan bahwa Nabi SAW dan para sahabat pernah berkurban dengan selain hewan tersebut. Karena kurban adalah ibadah yang berkaitan dengan hawan, maka hewan yang dijadikan kurbanpun diatur khusus sebagaimana zakat. (Asnal Matholib Juz 1 Hal 535)

9. Apakah hewan betina sah sebagai hewan kurban ?

Diperbolehkan untuk menyembelih hewan kurban baik jantan atau betina, asalkan tidak dalam kondisi hamil.

ﺍﻭ

ﺰﺠﺗ ﻻ ﻞﻣﺎﺤﻟ

,

ﻮﻫ

ﺪﻤﺘﻌﻤﻟ

]

ﻲﻨﻌﻳ

:

ﻲﻓ

ﺐﻫﺬﻤﻟ

“Hewan hamil tidak cukup dijadikan hewan kurban, itulah pendapat mu’tamad. (Hasyiyah Al Bujairomi ‘alal Khotib Juz 4 Hal 335)

(10)

معن نم الا حصتلا ةيضحألا نأأ لىع ءمالعلا قفتا

:

رقبو لب ا

(

سومالجا انهمو

)

غو

نَ

(

زعلما انهم

)

اهعاونأأ رئاسب

,

ثىنألاو ركلذا لمشيف

Para ulama’ bersepakat bahwa sesungguhnya kurban tidak sah kecuali dengan hewan ternak, yaitu onta, sapi, termasuk kerbau, dan kambing, termasuk domba beserta semua jenisnya. Juga boleh berkurban dengan hewan jantan maupun betina. (Al Fiqh al Islam wa Adillatuh Juz 3 Hal. 611)

10. 1 kambing untuk 1 orang atau 1 kambing untuk 1 keluarga ? Mana yang benar ?

Sesungguhnya 1 kambing hanya boleh diniatkan untuk 1 orang bukan 1 keluarga. Sedangkan 1 sapi/onta/kerbau hanya boleh diniatkan untuk maksimal 7 orang, bukan 7 keluarga. Hal ini sudah menjadi kesepakatan dan tidak ada perbedaan pendapat didalam madzhab Syafi'i.

Adapun perbedaan dikalangan 4 madzhab (Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali) merupakan hal yang biasa dan semuanya benar karena berpedoman kepada Qur’an dan Hadits serta beliau memang memenuhi kriteria sebagai

mujtahid mutlaq. Akan tetapi dalam berdakwah di

Indonesia, sangat disarankan untuk menggunakan madzhab Syafi’i. Indonesia adalah negara SYAFI'IYYAH, berdakwahlah dengan madzhab SYAFI'I agar tidak menyebabkan kekacauan di masyarakat.

{ ةعب س نع ةندبلا ئزتجو } ةيحضتلا في اوكترشا ـ { و } ئزتج { ةعب س نع ةرقبلا } لكذك { و } ئزتج { ع ةاشلا ن } صشخ { دحاو }

Onta hanya cukup untuk maksimal 7 orang yang masing berniat untuk kurban, sapi juga hanya cukup untuk maksimal 7 orang, sedangkan kambing hanya cukup untuk 1 orang. (Hasyiyah Al Baijuri Juz 2, Hal. 297)

(11)

ُيرِعَبْلاَو

ُةَرَقَبْلاَو

)

ُئِزْ ُيُ اَمُ ْنهِم ٌّ ُكل ْيَأ

(

َ س ْنَع

ُةا َّشلاَو ٍةَعْب

)

ُئِزْ ُتج

(

ٍدِحاَو ْنَع

)

َو ،

ُ َله َن َكا ْنَم

َقُي اَذَكَو ، ْمِهِعيِمَجِل ُةَّن ُّ سلا ْتَل َصَح ٍتْيَب ُلْهَأ

ْضَّتلاَف ِةَعْب َّ سلا ْنِم ٍدِحاَو ِّ ُكل ِفي ُلا

ُةَّن ُ س ُةَيِح

َل ْنَمِل ٍ ْينَع ُةَّن ُ سَو ْيَأ ٍتْيَب ِلْهَأ ِّ ُكِل ، ٍةَياَفِك

ٍتْيَب ُلْهَأ ُ َله َسْي

Onta dan sapi masing-masing untuk 7 orang. Sedangkan kambing cukup untuk satu orang. Dan bagi yang memiliki keluarga maka (jika salah satu berkurban) yang lain mendapat kesunnahan. Demikian juga masing-masing dari 7 orang. Kurban itu sunnah kifayah bagi yang berkeluarga. Dan sunnah 'ain bagi yang tidak memiliki keluarga. (Hasyiyata al Qulyubi juz 16 hal 95)

Bagaimana jika ada yang berpendapat bahwa 1 kambing bisa untuk 1 keluarga dengan alasan bahwa Nabi Muhammad SAW meniatkan kurban untuk keluarga ?

Hadits yang dimaksud adalah Baginda Nabi SAW bersabda

ِةَّمُأ ْنِمَو ٍدَّمَحُم ِلاَو ٍدَّمَحُم ْنِم ْلَّبَقَت َّمُهَّللا

ٍدَّمَحُم

Ya Allah, terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan Umat Muhammad. (HR. Muslim)

Jika kita baca hadits tersebut secara seksama, maka Nabi Muhammad SAW bukan sekedar meniatkan kambing kurban beliau untuk keluarga, tapi juga untuk umatnya. Padahal umat Nabi Muhammad SAW ada ratusan juta orang. Kalau begitu, apakah kita katakan bahwa kambing kurban itu sah diniatkan untuk berjuta-juta orang ?

Sesungguhnya NIAT kurban kambing tetap untuk 1 orang, sedangkan pahalanya dapat dihadiahkan kepada siapapun dari kaum muslimin wal muslimat, lebih kita kenal dengan nama fidyah pahala.

(12)

Yuk kita baca bagaimana syarah (penjelasan) hadits tersebut. Imam An Nawawi (Penulis Kitab Syarah Shohih Muslim) mengatakan :

(

عرف

)

ْنِم َ َثَْكَأ ْنَع ُئِزْ َتج َلا َو ٍدِحاَو ْنَع ُةا َّشلا ُئِزْ َتج

ْهَأ ْنِم ٌدِحاَو اَ ِبه ىَّ َضح اَذ

ا ْنِكَل ٍدِحاَو

ِ

ِتْيَبْلا ِل

َيِح ْضَّتلا ُن ْوُكَتَو ْمِهِعْيِ َج ِّقَح ِفي َراَع ِّشلا ىَّدَأَت

ٍةَياَفِك َةَّن ُ س ْمِهِّقَح ِفي ُة

(

ج عوملمجا

8

/

ص

397

)

Kambing mencukupi untuk 1 orang dan tidak mencukupi untuk lebih dari 1 orang. Namun, jika ada 1 orang menyembelih kambing untuk 1 keluarga, maka ia telah melakukan syiar untuk keluarganya dan kurban menjadi sunah kifayah bagi mereka (Al-Majmu’, 8/397)

Didalam penjelasan ini, dijelaskan bahwa niat kurban kambing hanya boleh untuk 1 orang, kemudian ia boleh menyertakan keluarganya dalam niat menghadiahkan pahala. Imam Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Kitab Fathul Bari, Syarh Shohih Bukhori juga mengatakan hal senada.

اَّنُك َلاَق هنع الله ضير ٍساَّبَع ِنٍب

ا ْنَع

ِ

ِ َّلِلّا ِلو ُسَر َعَم

-لىص

لمسو هيلع الله

َ َضََحَف ٍرَف َس ِفى

ِةَرَقَبْلا ِفى اَنْكَ َتر ْشاَف ىَ ْضحَلا

ةَعْب َ س

Dari Ibnu Abbas ra. beliau mengatakan, ”Dahulu kami penah bersafar bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lalu tibalah hari raya Idul Adha maka kami pun berserikat untuk seekor sapi sebanyak tujuh orang. (HR. Tirmidzi no. 905 dan Ibnu Majah no. 3131, shohih)

ْنَع

ص ِالله ِلْو ُسَر َعَم َنا ْرَ َنَ َلاَق ُهَّن

ا ِالله دْبَع نِب رِباَج

ِ

ةَّيِبْيَدُحْل ِبا لمسو هيلع الله لى

َةَن َدَبْلا

ٍةَعْب َ س ْنَع ةَرَقَبْلاَو ،ٍةَعْب َ س ْنَع

Dari Jabir bin Abdullah ra. beliau berkata : Sesungguhnya kami berkurban bersama Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam di Hudaibiyyah berupa onta untuk 7 orang dan sapi untuk 7 orang. (HR. Muslim no. 1318)

(13)

11. Bolehkah melakukan iuran untuk hewan kurban sapi dengan nominal iuran yang berbeda antara 1 orang dengan orang yang lain ?

Onta, sapi, dan kerbau maksimal untuk 7 orang. Sedangkan kambing maksimal untuk 1 orang. Dalam permasalahan iuran bersama 7 orang untuk membeli onta/sapi/kerbau, tidak disyaratkan iuran dalam jumlah yang sama. Sehingga diperbolehkan jika ada salahsatu yang iuran dengan jumlah yang sedikit dan yang lain dengan jumlah yang banyak asalkan saling menyetujui/ridho/merelakan.

وأأ ةندبلا ئزتجو ،دحاو نع لا ا ماتهيضحأأ زوتج لا زعلماو ةاشلا نأأ لىع ءاهقفلا قفتا

ةرقبلا

نع

صاخشأأ ةعب س

ثيدلح

رباج

)

.

Para Fuqoha’ bersepakat bahwa sesungguhnya kambing dan domba tidak diperbolehkan dijadikan hewan kurban terkecuali hanya untuk 1 orang. Sedangkan onta dan sapi cukup untuk 7 orang berdasarkan Hadits dari Jabir. (Al Fiqh Islam Wa Adillatuh Juz 4 hal. 265)

Bahkan jika 1 sapi hanya diniati untuk 6 orang, maka hal tersebut tetap sah tapi kurang afdhol.

زويُو

شم زويُ ماك قيابلا كلأأيو هتمزل ةاش نع اهعب س نوكيل ةرقب وأأ ةندب دحاولا بحذي نأأ

ةت س ةكرا

Dan diperbolehkan jika ada 1 orang yang berkurban 1 onta atau sapi sama seperti seakan-akan berkurban dengan 7 kambing. (Al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzdzab VIII/397)

12. Apakah benar bagi orang yang akan berkurban dilarang untuk memotong rambut dan kuku ?

Bagi orang yang memiliki niat untuk berkurban wajib atau sunnah, dimakruhkan untuk memotong semua rambut atau kukunya sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai hewan kurbannya disembelih.

(14)

شربو هرعش نم سيم لاف يحضي نأأ كمدحأأ دارأأو شرعلا تلخد اذ ا لمسو هيلع الله لىص لهوق

ه

ائيش

)

ةياور فيو

( :

ارفظ نملقي لاو ارعش نذخأأي لاف

)

Sabda Nabi SAW, “Jika telah tiba sepuluh hari awal dari Bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berkehendak untuk berkurban, maka jangan kalian hilangkan rambut dan bagian tubuh yang lain.” Adapun dalam riwayat lain, “Jangan potong rambut dan jangan potong kuku.” )Mughni al Muhtaj Juz 4 Hal. 326(

13. Apa saja kesunnahakan ketika melaksanakan kurban ? a. Mempertajam pisau dan menyembelih secara cepat b. Tidak menyembelih di hadapan hewan lain

c. Orang yang menyembelih dan hewan kurban dihadapkan kiblat. (Posisi hewan sama seperti mayit) d. Membaca basmalah dan sholawat kepada Nabi SAW e. Membaca takbir 3x sebelum dan sesudah basmalah f. Bagi laki-laki disunnahkan menyembelih sendiri (tidak

diwakilkan), sedangkan bagi perempuan disunnahkan mewakilkan kepada keluarganya.

14. Terdapat proposal permohonan daging kurban tetapi beralamatkan di kecamatan berbeda. Apakah sah membagi hewan kurban keluar kecamatan?

Kurban harus dibagikan kepada orang yang berada di dalam satu balad (kecamatan), sehingga jika kurban dibagikan kepada orang yang berada di luar balad (kecamatan), maka kurbannya tidak sah dan status hewannya menjadi sedekah. Inilah pendapat mu’tamad.

ةكازلا لقن فى ماك اهلدب نم ةيضحألا لقن زويُ لاو

Dan tidak diperbolehkan memindah/membagi hewan kurban diluar balad tempat penyembelihannya sebagaimana keharaman memindah zakat. (Mughni Al Muhtaj Juz 4 Hal. 336)

(15)

تتهن ا ةكازلكا ةيضحألا لدب نع اهلقن عنتيمو

.

ةيضحألا لقن ىأأ اهلقن عنتيمو لهوقو

ءاوس اقلطم

ةبجاولاو ةبودنلما

Dilarang untuk memindah kurban dari balad (kecamatan) penyembelihan (ke kecamatan yang lain) sebagaimana keharaman dalam bab zakat. Adapun maksud keharaman ini berlaku secara mutlak baik kurban sunnah maupun kurban wajib. (Hasyiah al Jamal ‘ala Syarh al Minhaj Juz 8 Hal. 218-219)

Yang dimaksud harus satu balad (kecamatan) adalah satu balad (kecamatan) dengan posisi dimana hewan disembelih. Contoh: jika seseorang yang tinggal di kecamatan Grogol, kemudian mengirimkan uang untuk dibelikan kambing/mengirimkan kambing kemudian disembelih di kecamatan Baki, maka wajib untuk membagikan hewan kurban kepada orang yang berhak menerima di dalam kecamatan Baki.

Adapun jika terdapat orang yang menerima jatah hewan kurban, kemudian orang tersebut mensedekahkannya kepada orang diluar kecamatan, maka hal itu diperbolehkan. Yang menjadi perhatian, panitia tidak boleh mengadakan ‘perjanjian’ dengan si penerima agar ia mau mensedekahkannya kepada orang diluar kecamatan. 15. Bolehkah orang mampu menerima jatah hewan kurban ?

Jika kurbannya adalah kurban wajib, maka orang yang boleh menerima kurban hanyalah fakir/miskin. Sehingga semua bagian dari hewan kurban harus diberikan kepada fakir/miskin, dan tidak boleh ada sedikitpun dari hewan kurban diberikan kepada si pengkurban dan keluarganya serta orang mampu.

(16)

Jika kurbannya adalah kurban sunnah, maka orang yang boleh menerima kurban adalah :

Fakir/Miskin : Sebagai sedekah

(wajib/Syarat sah kurban) Orang Mampu : Sebagai hadiah

(tidak wajib)

Si Pengkurban :Untuk mengambil keberkahan meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW (tidak wajib)

ابه عوطتلما نم كلأأيو ةروذنلما ةيضحألا نم أأي ش ىحضلما كلأأي لاو

Orang yang berkurban tidak boleh memakan sedikitpun dari hewan kurban yang dinadzarkan (kurban wajib). Sedangkan untuk kurban sunnah ia boleh turut memakannya. (Kifayah Al Akhyar Juz 2 Hal. 241)

16. Apakah orang yang menerima jatah hewan kurban boleh menjual jatah hewan kurban yang ia terima ?

A. Mutlak : Bagi fakir/miskin, kepemilikannya adalah mutlak. Artinya, bagi fakir miskin, boleh untuk memakan, mensedekahkan, menghadiahkan, dan menjual daging kurban yang telah ia dapat.

B. Tidak Mutlak: Bagi orang mampu atau si pengkurban yang menerima daging hewan kurban hanya diperbolehkan untuk memakan atau mensedekahkan hewan kurban kepada orang lain. Sehingga tidak diperbolehkan untuk di jual, dsb.

اعوطت وا نكا ارذن ةيضحألاو يدهلا نم يئ ش عيب زويُلاو

Tidak diperbolehkan (bagi si pengkurban atau orang mampu yang mendapat jatah hewan kurban) untuk menjual sedikitpun dari hewan kurban baik itu kurban nadzar ataupun sunnah. (al-Majmu’ Juz 2 Hal. 150).

ب هيرغو عيبلبا هيف اوفصرتيل ةيضحألا نم ائيش ءاينغألا كيلتم زويُ لاف

ل

كلألبا

...

نأأ لىا

لاق

...

فلابخ

ع دئازلا نم تىح مهكيلتمو ممهاعط ا زوجيف ممهكلا همهفأأ ماك ءارقفلا

ام لى

بيُ

عيبلبا هيف اوفصرتيو ائين هكيلتم

16

(17)

Kepemilikan mutlak tidak diperkenankan bagi orang yang mampu jika mendapat bagian dari hewan kurban. Sehingga bagi orang yang mampu tidak diperbolehkan untuk menjualnya. Yang diperbolehkan adalah memakannya. Berbeda dengan fakir, sebagaimana yang dipahami, bahwa bagi orang fakir kepemilikannya mutlak, bahkan terhadap pemberian yang sifatnya tambahan (kulit, kepala, hati, dll) tetap boleh bagi mereka untuk menjualnya setelah mereka diberi bagian yang utama berupa daging secara mentah. (Al Fatawal Kubro Al Fiqhiyyah ‘alaa Madzhabil Imaamis Syaafi’i Juz 9 Hal. 480) Dari keterangan diatas, maka bagian dari hewan kurban yang tidak bisa dimakan, hendaknya diberikan kepada fakir/miskin. Karena kepemilikannya mutlak, sehingga diperbolehkan bagi dirinya untuk menjual jatah hewan kurban yang ia terima.

Tidak dianggap sedekah dan tidak masuk kedalam syarat sah jika memberikan tulang, kulit, kaki, kepala kepada fakir/miskin tanpa daging. Dianggap sah oleh syariat jika fakir/miskin diberikan daging kemudian ditambah dengan kulit, tulang, kaki, atau kepala.

ك هيرغو عيب نم ءاش ابم هذخأأي نم هيف فصرتيل ائين نوكي نأأ محللا فى طترشيو

فى ما

تارافكلا

...

لاق نا لىا

...

اهونَو لاحطو دبكو شركو لدج نم محللا يرغ مهكيلتم لاو

Dan disyaratkan (memberi kepada fakir miskin) berupa daging sebagai pemberian yang utama agar mereka dapat menggunakan pemberian tersebut untuk hal lain sesuai kehendaknya seperti menjualnya atau yang lainnya sebagaimana jika mereka mendapat makanan pokok dari kafarohnya orang lain. Juga tidak diperbolehkan memberi kepada fakir miskin (hanya) berupa selain daging seperti kulit, babat, hati, limpa, dan selainnya. (Mugni al Muhtaj Juz 4 Hal. 335)

(18)

17. Bolehkah panitia menjual bagian dari hewan kurban, kemudian uangnya dibelikan kambing / disedekahkan ? Panitia kurban hanya sebagai wakil dari si pengkurban, sehingga tidak diperkenankan menjual bagian apapun dari hewan kurban termasuk kulit, kepala, kaki, dsb. Dan masuk didalam kategori menjual adalah memberikan upah, hal ini juga tidak diperbolehkan. Panitia hanya bertugas menyembelih dan membagikan saja.

Bagi orang yang berkurban, haram menjual apapun dari bagian hewan kurbannya, termasuk kulit. Karena panitia adalah wakil dari orang yang berkurban, maka panitia pun juga diharamkan untuk menjual. Termasuk menjual adalah menjadikan sebagian dari hewan kurban sebagai ongkos.

(

لهوق

عيبيلاو

)

يئ ش عيب ىحضلما لىع مريح ىا

(

ةيضحالا نم

)

اهرعشوا اهلحم نم ىا

لدجوا

اه

اعوطت ةيضحالا تنكاولو رازجلل ةرجا لهعج اضيا مريحو

(Tidak boleh menjual), maksudnya haram atas mudlahhi (orang yang berkurban) menjual sedikit saja (dari kurban) baik dagingnya, bulunya atau kulitnya. Haram juga menjadikannya sebagai ongkos penyembelih walaupun kurban itu kurban sunnah. (Hasyiyah al Baajuri Juz 2 Hal. 311).

18. Panitia membagi daging kurban dengan cara di kukus terlebih dahulu agar daging tidak cepat busuk. Apakah hal tersebut diperbolehkan ?

a. Hewan kurban harus dalam keadaan mentah, tidak boleh dibagi dalam keadaan matang. Adapun kategori ‘matang’ adalah sudah terkena api atau sejenisnya (oven, microwave, dsb)

هيل ا لهاسر ا وأأ هؤاعدو اماعط لهعج لاو اديدق لاو اخوبطم هئاطع ا ىفكي لاف

Tidak dihitung sebagai kurban apabila pembagiannya dalam keadaaan masak atau matang, juga tidak diperkenankan membagi dalam keadaan sudah berupa makanan jadi.

(19)

Sedangkan cara membaginya boleh memanggil orang yang berhak untuk datang atau mengantarkannya ke kediamannya. (Hasyiyah at Turmusiy Juz 6 Hal. 646) b. Adapun bagi orang yang menerima jatah hewan

kurban, ia boleh menyimpannya dengan cara dikukus dsb. Memang terdapat hadits Nabi SAW yang melarang penerima daging untuk menyimpan daging lebih dari 3 hari, tapi hadits tersebut kemudian dimansukh (direvisi) oleh hadits Nabi SAW yang lain yang lebih aktual/baru.

زويُ

ص الله لوسر نذأأ ثم هنع اينهم مياأأ ةثلاث قوف اهراخدا نكاو ، ةيضحألا ملح نم رخدي نأأ

لى

هيلع الله

لمسو

، هيف

نم لا كلألا بيصن نم نوكي نأأ بحت سلماف راخدالا دارأأ

اذ ا ولاق

نأأ لى ا

ةيدهلاو ةقدصلا بيصن

Diperbolehkan (bagi penerima) untuk menyimpan jatah hewan kurban. Dahulu, menyimpan daging kurban diatas tiga hari merupakan hal yang dilarang, kemudian Rasulullah SAW mengizinkan hal tersebut. Bahkan oleh para ulama, jika seseorang berkehendak untuk menyimpan daging, maka sebaiknya yang disimpan adalah daging yang hendak dikonsumsi pribadi. Sedangkan daging yang ia berniat untuk disedekahkan/dihadiahkan/diberikan kepada orang lain, maka sebaiknya segera diberikan. (Mughni al Muhtaj Juz 4 Hal. 335)

19. Apakah ada ketentuan mengenai jumlah pembagian hewan kurban ?

A. Apabila kurban wajib, maka semua bagian tubuh hewan kurban harus dibagi kepada fakir miskin.

B. Apabila kurban sunnah, urutan pembagian kurban dari yang paling utama adalah :

a) Memakan sedikit dari hatinya, sedangkan sisanya disedekahkan kepada fakir/miskin; atau

(20)

b) Memakan sepertiga dari hewan kurban dan duapertiga disedekahkan kepada fakir/miskin; atau

c) Memakan sepertiga dari hewan kurban, sepertiga disedekahkan kepada fakir/miskin, dan sepertiga dihadiahkan kepada orang mampu

كابرت اهكَّأأي ماقل لا ا اهكلب قدصتلا لضفألاو

...

لاق نأأ لىا

...

ا ينب عج ن ا نسو

كلأل

ءاده لااو قدصتلاو

,

كلأأي لا نأأ

قوف

ثلثلا

...

لاق نأأ لىا

...

يأأ هنودب قدصتيلا ن او

ثلثلا نودب

(Pembagian) yang paling afdhol adalah mensedekahkan keseluruhan bagian dari hewan kurban kecuali bagian sedikit saja untuk dimakan dengan niat mencari berkah (tabarruk). Kesunnahan berikutnya adalah menggabung antara memakannya sendiri, mensedekahkan (kepada fakir miskin), dan menghadiahkan (kepada orang mampu). Ia tidak boleh memakan melebihi sepertiga. Juga ia tidak boleh mensedekahkan kurang dari sepertiga. (Hasyiyah al Jamal ‘ala Syarh al Minhaj Juz 8 Hal. 219)

20. Apakah diperkenankan bagi panitia untuk memberi kepada sesama panitia sebagai upah ?

Si pengkurban tidak diperkenankan untuk menjual sebagian/seluruh bagian dari hewan kurban. Larangan ini juga berlaku bagi panitia, karena sejatinya panitia adalah wakil dari si pengkurban. Adapun apabila panitia memberi kepada panitia yang lain jatah hewan kurban dengan niat sebagai ‘upah capek’, maka hal itu termasuk dalam kategori ‘menjual sebagian dari hewan kurban’.

(21)

21. Apakah boleh biaya operasional panitia penyembelihan hewan kurban diambilkan dari kas masjid ?

Panitia tidak diperbolehkan untuk mengambil uang wakaf ataupun kas masjid untuk keperluan penyembelihan, karena kas masjid hanya boleh digunakan untuk keperluan yang berhubungan dengan kemaslahatan masjid, sedangkan penyembelihan kurban dan segala biayanya merupakan tanggung jawab si pengkurban.

Sehingga menggunakan uang masjid untuk keperluan operasional penyembelihan kurban, baik untuk membeli pisau, plastik, dll. merupakan perbuatan dosa dan dilarang. Karena syariat kurban itu untuk masing-masing orang. Sehingga menggunakan kas masjid untuk keperluan kurban merupakan penyalahgunaan dana masjid.

قدصتلماو بوهولمكا رماعلل مسق ، ماسقأأ ةثلاث لىع مسقنت دجسلما لاومأأ نأأ لمعاو

عيرو له هب

ع فوقولما عير اذكو اهل هب قدصتلماو بوهولمكا لحاصملل مسقو ، هيلع فوقولما

بحرو ايهل

ةراجتلا

...

لاق نأأ لىا

...

مسقو

له هب قدصتلماو بوهولمكا قلطم

اقلطم

.

قرفلاو

م نأأ وه لحاصلماو ةرماعلا ينب

ا

لاو مكاح لال صيصجتلاو يممترلاو ءانبلكا امكاح او اظفح فقولا ينع لى ا عجري نكا

ىراوسلاو لملاس

ةرماعلا وه لكذ يرغو نسكالماو

,

لمشي اذهو ةحلصم نوكي ام عيج لى ا عجري نكا ام نأأ

ةرماعلا

لحاصلما وه جاسرلل نهلداو مام لااو نذؤلمكا لحاصلما نم اهيرغو

Ketahuilah, sesungguhnya harta masjid itu terbagi menjadi 3 bagian :

Bagian satu adalah untuk pembangunan, dapat diambilkan dari uang hibah maupun sedekah.

Bagian kedua adalah untuk kemaslahatan, bersumber dari dana hibah maupun sedekah. Seperti membuat usaha usaha untuk masjid.

Bagian ketiga adalah untuk keperluan masjid (mutlaq), bersumber dari danah hibah maupun sedekah.

Adapun pembangunan yang dimaksud adalah pembangunan fisik, pengecatan, pengokohan, pembuatan tangga, pembuatan akses jalan menuju masjid.

(22)

Adapun yang dimaksud dengan kemaslahatan masjid adalah (yang efeknya langsung ke masjid) seperti untuk gaji muadzin, gaji imam, membeli minyak untuk bahan bakar lampu masjid, dsb. (Hasyiyah al Qulyubi Juz 3 Hal. 108)

22. Apakah diperbolehkan panitia mengambil sebagian jatah hewan kurban untuk dimasak-masak pada acara penyembelihan hewan kurban ?

Pada dasarnya, panitia dilarang mengambil bagian dari hewan kurban dengan alasan apapun. Panitia bertugas untuk melaksanakan penyembelihan dan membagikannya kepada yang berhak hingga tuntas.

Namun terdapat beberapa cara agar panitia dapat mengambil sebagian jatah sebagai berikut :

a) Meminta izin kepada orang yang berkurban agar dapat diberikan/dihibahkan kepada panitia, karena orang yang berkurban dapat mengambil maksimal 1/3 dari hewan kurban. Sehingga yang perlu diperhatikan, jatah hewan kurban yang diberikan kepada si pengkurban dan yang diberikan kepada panitia tidak boleh lebih dari 1/3 hewan kurban.

b) Panitia meminta kepada orang mampu yang mendapat jatah hewan kurban. Yaitu panitia menghubungi pihak-pihak yang mendapat jatah daging kurban untuk meminta agar orang tersebut mau memberikan / menghibahkan dagingnya kepada panitia untuk dapat dimasak bersama-sama.

Yang tidak diperbolehkan adalah, apabila sebelum ditentukan pemiliknya/belum meminta izin, daging langsung diambil oleh panitia untuk dimasak bersama-sama.

(23)

23. Yang terjadi di kebanyakan daerah, panitia langsung mencampur semua daging kurban menjadi satu, kemudian dimasukkan ke plastik, baru dibagikan kepada yang berhak (fakir miskin, keluarga yang berkurban, orang mampu). Apakah praktek yang demikian sudah benar ?

Pada dasarnya, panitia wajib untuk memastikan bahwa hewan kurban yang dititipkan kepadanya dapat sah secara syariat sesuai dengan amanah yang diperoleh dari si pengkurban. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah panitia wajib memastikan bahwa masing-masing dari hewan kurban wajib ada 1/3 bagiannya untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Disisi lain, dalam pembahasan kurban wajib, semua bagian tubuhnya harus disedekahkan kepada fakir miskin. Maka tidak ada cara lain bagi panitia yang menerima beberapa titipan hewan kurban selain untuk memisahnya agar dapat dipastikan syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi dengan baik.

24. Sahkah hewan kurban hasil iuran orang banyak seperti kumpulan karyawan/murid/asosiasi dsb. ?

Apabila 1 kambing diniati lebih dari 1 orang maupun 1 sapi diniati lebih dari 7 orang, maka kambing/sapi tersebut tidak terhitung sebagai kurban, tapi terhitung sebagai kambing/sapi sedekah, sehingga tidak ada aturan khusus dalam pembagiannya.

ﺰﺠﺗ

ﻮﻟ

ﺪﺣ

ﻦﻣ

ﺎﻴﺤﻀﻴﻓ ﺎﻬﻧﺎﻳﺮﺘﺸﻳ ﺮﺜﻛﺄﻓ ﻦﻴﺼﺨﺷ ﻦﻋ ﻢﻨﻐﻟ

ﺎﻬﺑ

؛

ﺪﻌﻟ

ﺩﻭﺭﻭ

ﻲﻓ ﻚﻟ

ﺎﺘﻜﻟ

ﺍﻭ

ﺔﻨﺴﻟ

،

ﺰﺠﻳ ﻻ ﺎﻤﻛ

ﻥﺃ

ﺮﺘﺸﻳ

ﺮﻴﻌﺑ ﻲﻓ ﺮﺜﻛﺄﻓ ﺔﻴﻧﺎﻤﺛ

ﻭﺃ

ﺮﻘﺑ

؛

ﺎﺒﻌﻟ

ﺕﺍﺩ

ﻮﺠﻳ ﻻ ﺔﻴﻔﻴﻗﻮﺗ

ﺪﻌﺗ ﺎﻬﻴﻓ

ﺪﺤﻤﻟ

ﺩﻭ

ﺔﻴﻤﻛ

ﺔﻴﻔﻴﻛ

،

ﺬﻫ

ﺮﻴﻏ ﻲﻓ

ﺮﺘﺷﻻ

ﻙﺍ

ﻲﻓ

ﻮﺜﻟ

ﺏﺍ

Tidak sah kurban apabila satu kambing diniatkan untuk dua orang atau lebih yang iuran bersama kemudian meniatkan kurban bersama.

(24)

Karena memang tidak pernah ada keterangan yang membolehkan hal itu di Al Quran dan Assunnah.

Tidak sah tersebut juga berlaku apabila terdapat 8 orang atau lebih yang berniat untuk 1 onta atau 1 sapi. (Bughyah al Mustarsyidin Juz 1 Hal. 255)

25. Bolehkah menerima hewan kurban pemberian orang kafir (non muslim) ?

Boleh hukumnya menerima pemberian hewan kurban dari non muslim. Tapi status dari hewan tersebut bukanlah hewan kurban, tetapi hanya hewan hadiah. Karena syarat diterimanya kurban adalah harus muslim. Sehingga, aturan kurban tidak terikat pada hewan hadiah tersebut. 26. Di beberapa daerah, terdapat orang kafir yang

membantu dalam proses kurban. Apakah boleh ?

Mengenai orang kafir yang membantu dalam proses kurban, diperinci menjadi 2 bagian :

A. Menyembelih = Haram, dan status hewannya menjadi bangkai

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh orang yang menyembelih hewan, yaitu :

1. Muslim

2. Baligh atau mumayyiz yang sudah mampu menyembelih hewan

Dalam pembahasan ahlul kitab, dizaman Nabi SAW diperbolehkan memakan daging hewan sembelihan ahlul kitab, yaitu yang beragama yahudi yang masih secara murni mengikuti Nabi Musa as. dan Nasrani yang masih secara murni mengikuti Nabi Isa as. Tetapi sepeninggal Nabi SAW, para Ulama bersepakat bahwa Ahlul Kitab sudah tidak ada lagi karena telah sempurnanya risalah Nabi Muhammad SAW sehingga semua orang dimuka bumi pada dasarnya wajib mengikuti syariat Beliau. Sedangkan untuk yang beragama majusi dan lainnya hukumnya tidak sah secara mutlak.

(25)

هـلوق في ةيكذتلا هنم حصت نم فنصلما ركذ ثم

:

طُي ّيّمم وأأ ٍغلبا لمسم كل ةكاذ لتحو

قي

بحلذا

ةكاذ و

وأأ يدويه بياتك كل

نياصرن

...

لاق نا لىا

...

لاو

لتح

نمم ماهونَ لاو نيثو لاو سيومج ةحيبذ

لا

باتك

هـل

Kemudian mushonnif menyebutkan tentang siapa yang sah meyembelih hewan dalam ucapannya : “Dihalalkan menyembelih hewan bagi setiap muslim baligh atau mumayyiz yang paham dan mampu menyembelih dan ahlul kitab dari golongan yahudi dan nasrani. Tidak sah secara mutlak sembelihan orang majusi dan penyembah berhala serta kaum yang tidak memiliki kitab samawi. (Fath al Qorib hal 62)

Kami tegaskan lagi, bahwa ahlul kitab yang dimaksud adalah yang Yahudi yang masih mengikuti ajaran Kitab Taurat yang murni dan meyakini Allah SWT sebagai Tuhan dan Nabi Musa as. sebagai Nabi serta orang Nasrani yang mengikuti ajaran Kitab Injil yang murni dan meyakini Allah SWT sebagai Tuhan dan Nabi Isa as. sebagai Nabi.

B. Menyacah, memasukkan ke plastik, turut serta membagikan = boleh

Adapun untuk bantuan yang lain seperti menyacah, memasukkan ke plastik, membagikan maka diperkenankan.

27. Apakah diperkenankan memberi jatah hewan kurban kepada orang kafir ?

Tidak diperbolehkan memberi bagian apapun dari hewan kurban kepada orang kafir / non muslim. Bahkan, bagi orang yang sudah menerima pembagian hewan kurban, kemudian diberikan, atau disedekahkan, atau dihibahkan dsb kepada orang kafir juga diharamkan.

(26)

(

ينملسم

)

تما ىحضلما دتر ا تىح ءارقفلاو اقلطم ةيضحألا نم ممهاعط ا زويُ لاف رافكلا جرخ

هكَّأأ عن

يعفاشلا صن نع لقن ماك اهعيمبج قدصتلا تبجوو هتيضحأأ نم

...

لاق نأأ لىا

...

لما دتر ا ولو

لم يحض

اقلطم انهم رفكا ماعط ا زويُلا ماك هتيضحأأ نم كلألا له زيُ

.

قفلا ءاطع ا عانتم ا لكذ نم دخأأيو

ير

له الله ةفايض انُأل اهكَّأأب ينملسلما قافر ا انهم دصقلا اذ ا رفكالل انهم ائيش هيل ا ىدهلماو

م

.

مله زويُ لاف

تتهن ا هنم هميرغ ينكتم

.

يرقفلا فيض ول ام ةمعطألا فى لخد رفكا ماعط ا زويُلا ماك لهوقو

ىدهلما وأأ

زويُ لاف ارفكا نيغلا هيل ا

.

ضحألا ملح لا ا هتروضر عفدي ام دجوي لمو رفكالا رطض ا ول معن

نأأ يغبنيف ةي

ءارقفلل لهذبب رفكالا هنمضيو هتروضر عفدي ام هنم له عفدي

Daging kurban harus diberikan kepada orang muslim. Sehingga tidak diperbolehkan memberikan kepada orang kafir secara mutlak meskipun fakir. Bahkan jika si pengkurban berubah menjadi murtad (setelah hewannya disembelih), maka ia dilarang untuk memakan jatah hewan kurbannya, dan wajib kesemuanya disedekahkan kepada muslim (tidak boleh diberikan kepada si pengkurban) sebagaimana yang dinukil dari nash Imam Syafi’i.

Sebagaimana diharamkan pula bagi orang fakir, orang mampu dan si pengkurban yang mendapat jatah hewan kurban untuk memberikan jatah hewan kurbannya tersebut kepada orang kafir karena maksud dari syariat kurban adalah untuk memberi rasa senang bagi kaum muslimin dengan memakan daging. Karena sesungguhnya kurban adalah jamuan Allah yang dikhususkan bagi orang muslim. Maka sekali lagi, tidak diperbolehkan bagi orang muslim yang telah mendapat jatah hewan kurban untuk memberikannya kepada orang kafir. Ucapan mushonnif juga tidak diperbolehkan memberi makan kepada orang kafir dengan masakan daging kurban contohnya adalah apabila orang fakir, orang mampu, atau si pengkurban yang memasak daging kurbannya kemudian didatangi oleh tamu yang kafir, maka tidak boleh memberikan masakan daging kurban tersebut kepada mereka.

(27)

Baik, bahkan jika terdapat orang kafir yang mengalami kondisi sangat terdesak kemudian ia tidak menemukan apapun yang dapat menyelamatkannya kecuali hanya daging kurban, maka boleh baginya untuk memakan daging tersebut sebatas dirinya bisa selamat dari keadaan yang terdesak (tidak diperkenankan sampai kenyang), tetapi kemudian wajib bagi orang kafir tersebut untuk mengganti daging kurban yang ia makan dan diberikan kepada fakir miskin muslim. (Hasyiyah al Jamal ‘ala Syarh al Minhaj Juz 8 Hal. 217-218, keterangan serupa dapat kita temukan dalam Hasyiyah al Qulyubi Juz 4 Hal. 385)

ينملسلما نم اونوكي نأأ ميهف طترشيو

.

ائيش انهم همؤاطع ا زويُ لاف هميرغ امأأ

Dan disyaratkan bahwa penerima daging kurban haruslah muslim. Adapun selain muslim, maka tidak boleh memberikan kepadanya sedikitpun dari hewan kurban. (Ianah at Tholibin juz 2 Hal. 334)

Lalu bagaimana solusi agar kita tidak menyakiti hati orang non muslim karena tidak kita beri daging kurban?

Bahwa yang terdapat aturan secara khusus tentang tatacara pembagiannya adalah hewan kurban. Maka jika terdapat hewan sedekah atau hadiah seperti kambing yang diniatkan lebih dari 1 orang, sapi atau onta yang diniatkan lebih dari 7 orang karena hasil iuran, hewan pemberian dari non muslim, dan lain sebagainya maka hal tersebut tidak terdapat aturan khusus dalam pembagiaannya, sehingga boleh diberikan kepada non muslim karena bukan dihitung sebagai hewan kurban.

Solusi yang lain adalah panitia mendata terlebih dahulu siapa orang non muslim yang akan diberi daging kemudian panitia iuran atau boleh mengambil dari dana operasional kurban untuk selanjutnya membeli daging dipasar dan diberikan kepada non muslim.

(28)

28. Apakah sah apabila 1 hewan kurban diniati kurban + aqiqoh ? Apabila sah, apakah dibagi dalam kondisi matang atau mentah ?

Yang paling utama adalah memisah antara kurban dan aqiqoh. Apabila mampu, maka dianjurkan untuk dilaksanakan secepatnya. Tetapi jika hanya bisa membeli untuk kurban atau aqiqoh saja, jika ketika itu sudah masuk Bulan Dzulhijjah, maka lebih disunnahkan untuk melaksanakan kurban terlebih dahulu, tetapi jika Bulan Dzulhijjah masih jauh atau sudah terlewat, maka dianjurkan untuk melaksanakan aqiqoh terlebih dahulu. Mengenai satu kambing untuk dua niat, yaitu kurban dan aqiqoh, menurut Imam Ibn Hajar hal ini tidak sah. Sedangkan menurut Imam Romli hal ini sah dan mendapatkan pahala kurban dan aqiqoh. Kedua pendapat ini sama-sama kuat dan boleh diikuti salahsatunya. Apabila memilih untuk menyembelih satu kambing untuk dua niat (kurban dan aqiqoh), maka harus dibagi dalam kondisi mentah.

(

لةئ سم

)

ـها رم دنع كلا لصيحو حج دنع دحاو يرغ لصتح لم ةيحضلاو ةقيقعلا يون ول

Jika satu hewan diniatkan untuk aqiqoh sekaligus kurban, maka menurut Imam Ibn Hajar tidak sah, tetapi menurut Imam Romli adalah sah kedua-duanya. (Bughyatul Mustarsyidin Hal. 154, keterangan serupa juga bisa kita temukan di Hasyiyah al Bajuri Juz 2 Hal. 304, dan Hasyiyah Al Qulyubi Juz 4 Hal. 255)

29. Bolehkah jatah hewan kurban hanya diberikan kepada 1 orang ?

Diperbolehkan untuk memberikan hewan kurban baik fardhu maupun sunnah kepada 1 orang saja dengan syarat orang tersebut masuk dalam kategori fakir/miskin dan bukan termasuk anggota keluarga dari orang yang berkurban.

(29)

ُّ َصََلْاَو

اَه ِضْعَبِب ٍقُّد َصَت ُبوُجُو

)

ْنَي اَم َوُهَو

َلا َو ِمْحَّللا ْنِم ُ ْسِْلاا ِهْيَلَع ُقِل َط

يِفْكَي

ُهْنَع

يِفْكَيَو ُ ْلدِجْلا

ُب ْطَم َلا ا ئيِن ُنوُكَيَو ،ٍدِحاَو ٍينِك ْسِمِل ُهُكيِلْمَت

ا خو

.

Pendapat yang benar adalah sebagian dari hewan kurban wajib disedekahkan (kepada fakir/miskin), sesuatu yang disedekahkan haruslah sesuatu yang pantas dimakan yaitu dagingnya. Maka tidak cukup jika hanya bersedekah berupa kulit saja. Dihitung sah apabila sedekah tersebut hanya diberikan kepada satu orang miskin saja, tetapi pembagiannya harus dalam keadaan mentah, bukan dimasak. (Hasyiyah al Qulyubi Juz 4 Hal. 254)

طقف منهم دحاو ىفكي لب ءارقفلا نم عج لىع ابه قيدصتلا طترشي لاف

Maka tidak disyaratkan mensedekahkan seluruh daging kurban kepada banyak orang fakir, tetapi kepada satu orang miskin saja sudah mencukupi. (I’anah Al Tholibin Juz 2 Hal. 333)

30. Bolehkah memberi jatah hewan kurban kepada ahlul bait / para Habaib ?

Apabila jatah hewan kurban diberikan kepada ahlul bait atas nama sedekah kepada fakir/miskin (sebagai syarat kurban), maka tidak diperbolehkan, walaupun Sang Habib memang berstatus fakir/miskin. Namun, apabila diberi jatah hewan kurban atas nama hadiah, maka diperbolehkan.

جحارلاو

هيلع الله لىص هيلع ينتقدصلا ةمرح انبهذم نم

نلا نود ضرفلا ةقدص ةمرحو لمسو

لىع لف

له أ

.

يوونلا لاقو

:

اهلفن لاو اهضرف لا دمحم ل ل ةقدصلا لتح لا

Menurut pendapat rojih dalam madzhab Syafi’I,

diharamkan memberikan sedekah wajib dan sunnah kepada Nabi SAW, akan tetapi kepada keluarga Nabi yang diharamkan hanyalah sedekah wajib, bukan sedekah sunnah. Tetapi, Imam An Nawawi (pendapat mu’tamad/ terkuat) mengatakan, “Tidak boleh sedekah diberikan kepada keluarga Nabi Muhammad, baik sedekah wajib maupun sedekah sunnah. (Hasyiyah al Bujairomi ‘ala Al Khotib Juz 3 Hal. 91)

(30)

Tentang Hari Raya yang Jatuh pada Hari Jum’at

Apabila kebetulan Hari Raya (baik Idul Fitri maupun Idul Adha) jatuh pada Hari Jum’at, apakah orang yang telah melaksanakan sholat ied diperbolehkan untuk tidak mengikuti Sholat Jum’at ?

Tak sedikit dari teman-teman kita yang mengambil Hadits Nabi Muhammad SAW kemudian koar-koar bahwa Jum'atan itu tak wajib jika berbarengan dengan hari raya.

‘Mereka’ biasanya mengambil dalil dari Hadits dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom, Muawiyah bertanya pada zaid bin arqom,

َت ْدِه َشَأ

ِ َّلِلّا ِلو ُسَر َعَم

-لمسو هيلع الله لىص

َتْجا ِنْيَديِع

ْمَعَن َلاَق ٍمْوَي ِفى اَعَم

.

َكَف َلاَق

َفْي

َقَف ِةَعُمُجْلا ِفى َصَّخَر َّ ُثم َديِعْلا َّلى َص َلاَق َعَن َص

َلا

«

َ ِّلى َصُي ْنَأ َءا َش ْنَم

ِّل َصُيْلَف

“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah saw bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fitri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” Zaid menjawab, “Iya”. Kemudian Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. ketika itu Nabi saw bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.” (HR. Abu Daud no. 1070, An-Nasai no. 1592, dan Ibnu Majah no. 1310)

Maka, berkali-kali kami sampaikan bahwa ketika membaca hadits, jangan hanya membaca satu hadits, bacalah hadits-hadits yang berkaitan dan pahamilah dengan menggunakan keterangan dari Ulama Hadits.

Dari hadits diatas, timbul pertanyaan siapakah yang diberi keringanan oleh Nabi SAW ? Apakah semua orang atau hanya beberapa orang ? Apakah ada syarat dan ketentuan yang berlaku ?

(31)

(

لاق

ُّيِعِفا َّشلا

)

ُماَم

ِ

ْلاا لىص ِةَعُمُجْلا موي ِر ْطِفْلا ُمْوَي نكا اذ او

َنِذَأ َّ ُثم ُة َلا َّصلا ُّلِ َتح ينح َديِعْلا

ْنَمِل

َلى ا اوؤاش ْن ا اوُفِ َصرْنَي ْنَأ في ِ ْصرِمْلا ِلْهَأ ِ ْيرَغ نم ُهَ َضََح

َو ِةَعُمُجْلا َلى ا َنوُدوُعَي َلاَو ْمِيهِلْهَأ

ِتْخ ِلاا

ُراَي

اوُعَمْ َيُ تىح اوُيمِقُي ْنَأ مله

Imam Syafi'i berkata :

"Apabila Hari Idul Fitri (maupun Idul Adha) jatuh pada Hari Jum'at, maka bagi Imam menyelenggarakan sholat Ied kemudian mengizinkan kepada selain ahlul mishr (penduduk kota) yang telah mengikuti sholat Id untuk memilih, apabila ia berkehendak untuk pulang dan tidak mengikuti Sholat Jum'at, maka diizinkan. Dan apabila mereka menghendaki untuk mengikuti sholat Jum'at, maka boleh bagi mereka untuk menunggu sampai masuknya Sholat Jum'at.

Simak juga hadits dibawah ini :

َلاَق

َف َناَّفَع ِنْب َناَمْثُع َعَم ُت ْدِه َش َّ ُثم ٍدْيَبُع وُبَأ

َلْبَق َّلى َصَف ، ِةَعُمُجْلا َمْوَي َ ِلكَذ َن َكا

َُّثم ِةَب ْطُخْلا

َب َطَخ

اَ ُّيهَأ َيا َلاَقَف

َّن

ا ُساَّنلا

ِ

ِف ْ ُكَُل َعَمَتْجا ِدَق ٌمْوَي اَذَه

ُجْلا َر ِظَتْنَي ْنَأ َّبَحَأ ْنَمَف ، ِناَديِع ِهي

ِلْهَأ ْنِم َةَعُم

ِذَأ ْدَقَف َع ِجْرَي ْنَأ َّبَحَأ ْنَمَو ، ْر ِظَتْنَيْلَف ِلىاَوَعْلا

َُله ُتْن

“Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin ‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jum’at. Kemudian beliau shalat ‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata,

Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul dua hari raya (hari ied dan jumat). Siapa saja orang 'awaali (berdomisili ditempat yang jauh) yang ingin menunggu shalat Jum’at, maka silakan. Siapa saja yang ingin pulang, maka pulanglah dan telah kuizinkan.” (HR. Bukhari no. 5572)

Langsung dijelaskan oleh Sahabat Utama Sayyidina Utsman bin Affan ra. bahwa yang diberi keringanan untuk tidak melaksanakan Sholat Jumat oleh Nabi adalah orang yang berdomisili sangat jauh dari Masjid Nabawi.

(32)

Sedangkan Nabi Muhammad SAW beserta Ahlul Balad (orang2 yang berdomisili di sebuah daerah yang didalamnya diselenggarakan sholat Jum'at) tetap wajib melaksanakan sholat jum'at.

ِم ُهَأَزْجَأ َءا َش ْنَمَف ، ِناَديِع اَذَه ْ ُكُِمْوَي ِفي َعَمَتْجا ِدَق

َنوُعِّمَجُم َّنا

ِ

اَو ،ِةَعُمُجْلا َن

Di hari ini ada dua hari raya. Siapa yang telah hadir shalat ied, dia boleh tidak mengikuti Sholat Jum'at. Tapi kami tetap menyelenggarakan sholat Jum'at. (HR. Abu Daud 1073, al-Hakim 1064, al-Baihaqi dalam al-Kubro)

Simak penjelasan Imam Syafi'i berikut ini

(

لاق

ُّيِعِفا َّشلا

)

ْنَأ ِ ْصرِمْلا ِلْهَأ نم ٍدَحَ ِل اذه ُزوُ َيُ َلا َو

َُيُ ٍر ْذُع نم َّلا ا اوُعَمْ َيُ ْنَأ اْوَع ْدُي

ُزو

مله

ِهِب

ٍديِع موي نكا ْن

ِ

اَو ِةَعُمُجْلا ُكْرَت

Imam Syafi'i menekankan :

Keringanan diatas tidak diperuntukkan bagi siapapun dari ahlul mishr (penduduk kota/penduduk yang berdomisili di daerah yang didalamnya diselenggarakan Sholat Jum'at).

Maka bagi mereka tetap wajib untuk melaksanakan Sholat Jum'at meskipun berbarengan dengan hari Raya Ied kecuali yang memiliki udzur untuk tidak melaksanakan sholat Jum'at (sakit, musafir, dll) (Al Umm Juz 1 Hal. 239)

Lebih jauh, simak penjelasan para Ulama’ dalam kitab Muhadzdzab juz I hal. 109 :

ِن

ِ

اَو

َّسلا ُلْهَأ َ َضََحَف ٍةَعْ ُج ُمْوَيَو ٍدْيِع ُمْوَي َقَفَتا

ْوُفِ َصرْنَي ْنَأ َزاَج َدْيِعْلا اْوَّل َصَف ِداَو

ا اْوُكُ ْترَيَو ا

اَمِل َةَعْمُجْل

َب ْطُخ ْ ِفي َلاَق ُهَّنَأ ُهْنَع ُالله َ ِضي َر َناَمْثُع ْنَع َيِوُر

َهِت

: "

اَذَه ْ ُكُِمْوَي ْ ِفي

ِناَدْيِع َعَمَتْجا ِدَق ُساَّنلا اَ ُّيهَأ

َعْمُجْلا اَنَعَم َ ِّلي َصُي ْنَأ ِةَيِلاَعْلا ِلْهَأ ْنِم َداَرَأ ْنَمَف

َف َفِ َصرْنَي ْنَأ َداَرَأ ْنَمَو ِّل َصُيْلَف َة

ِ َصرْنَيْل

ْف

" ْرِكْنُي ْمَلَو

ٌدَحَأ ِهْيَلَع

(

داَو َّسلا ُ ُله ْوَق

)

َح ِعِراَزَمْلاَو ىَرُقْلا ُلْهَأ ْ ُهم

ِةَ ْيرِبَكْلا ِةَنْيِدَمْلا َلْو

(

ِلْهَأ ُ ُله ْوَق

ِةَيِلاَعْلا

)

َلاَق

ْيِرَهْوَجْلا

:

ِ

اَو َةَماَ ِتِ ِضْرَأ َلى

ا ٍدْ َنَ َقْوَف اَم ُةَيِلاَعْلا

ِ

اَهَلااَو اَمَو ُزاَجِحْلا َوُهَو َةَّكَم ِءا َرَو َلى

( .

َلاَق

ُّيِعِفا َّشلا

)

َي ْنَأ ِ ْصرِمْلا ِلْهَأ ْنَم ٍدَحَل اَذَه ُز ْوُ َيُ َلاَو

َُيُ ٍر ْذُع ْنِم َّلا

ِ

ا اْوُعِمَتْ َيُ ْنَأ اْوُعَد

ْرَت ِهِب ْمُهَل ُز ْو

ُك

ٍدْيِع َمْوَي َن َكا ْن

ِ

اَو ِةَعْمُجْلا

.

ـها

32

(33)

“Apabila hari raya betepatan dengan hari Jum’at, maka penduduk yang berdomisili di tempat yang jauh dari tempat shalat id yang telah hadir untuk melaksanakan shalat id boleh kembali ke domisilinya, dan (diberi keringanan untuk) tidak mengikuti jum’atan. Diriwayatkan dari sayyidina Utsman ra beliau bekata dalam khutbahnya wahai manusia, pada hari ini terjadi dua hari raya, maka barang siapa di antara penduduk kampung yang jauh dari tempat shalat id ini menghendaki ikut shalat Jum’at, silahkan dan barang siapa yang pulang ke kampungnya silahkan ia pulang. Terhadap kata Sayyidina Utsman ini tidak ada satupun sahabat yang mengingkarinya. Kesimpulan

1. Bagi takmir Masjid, tetap wajib menyelenggarakan Sholat Jumat.

2. Bagi yang mendapatkan keringanan tidak melaksanakan sholat jumat, maka tetap wajib baginya untuk melaksanakan sholat Dzuhur.

3. Keringanan untuk tidak melaksanakan sholat Jumat itu diberikan hanya kepada orang yang berdomisili di sebuah tempat yang ditempat tersebut tidak diselenggarakan sholat Jumat (penduduk pedalaman) sehingga ia harus kekota untuk melaksanakan sholat Jumat. Dan keringanan tersebut dapat diambil hanya jika apabila ia datang ke kota untuk melaksanakan Sholat Id, kemudian ia kembali ke domisilinya dan diperkirakan ia akan terlambat apabila kembali lagi ke kota untuk melaksanakan sholat Jumat karena terlalu jauhnya tempat domisilinya dengan Masjid dikota yang menyelenggarakan Jum'atan.

4. Melihat kondisi sekarang, terutama masyarakat di Pulau Jawa yang sudah banyak daerah yang didalamnya terdapat masjid yang mendirikan sholat Jumat, maka keringanan untuk tidak sholat jumat tersebut tidak berlaku, sehingga tetap wajib untuk melaksanakan sholat

(34)

www.daarulhidayah.com

Editor : Muhammad Arif Susilo

(Tim Ilmiah PP Daarul Hidayah)

Koreksi, Kritik, dan Saran : 0853-2335-5549

هتصرنو الله قيفوتب لةاسرلا هذه تتم

.

ا صلاخ ا يمظعلا الله لأأسنو

لمعل

ينلماعلا بر لله ءانثلاو دلحمبا تمنخو

.

لمسو هبصْو لهأأ لىعو دمحم نادي س لىع الله لىصو

.

Diizinkan untuk disebarluaskan secara utuh agar para pembaca tidak salah dalam memahami maksud dari tulisan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka penggalang di SD Jaranan Banguntapan Bantul dapat dilihat dari 1) perencanaan pihak

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

3) dilaporkan dalam neraca dengan klasifikasi (classification) akun yang tepat dan periode akuntansi yang sesuai dengan terjadinya transaksi (cutoff). Bagian flowchart yang

(5) Penjabaran lebih lanjut mengenai tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. Bagian Kedua

Yogyakarta Parameter gempabumi : episenter, magnitude dan kedalaman Akusisi Mikrotremor 192 Lokasi Datapro Format data MSD (miniseed) Sesarray - geopsy FFT dan HVSR Frekuensi

 Sekiranya dalil yang lain itu ialah adat yang diterima kerana berlaku pada zaman Nabi, maka dalil ini sabit dengan sunnah, atau kerana berlaku pada zaman

Edutown BSD City, Kavling Edu I No.1 Telp.. MT Haryono 908 Tempel Foto

Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan konkrit. Adapun