• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC)

Pemberian nama Kampoeng Wisata Cinangneng didasarkan pada letak kampung yang dijadikan daerah untuk dikunjungi dan dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan yang terletak di kabupaten Bogor. Kegiatan pariwisata yang diusung oleh Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) adalah suatu konsep kegiatan pariwisata agro berbasiskan alam. Program kegiatan wisata yang dilakukan KWC ini tidak hanya terbatas pada satu kawasan saja melainkan mencakup lingkungan sekitar Kampoeng Cinangneng yang melibatkan masyarakat setempat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar oleh pihak KWC. Awal berdirinya KWC bukan merupakan suatu tempat yang dikhususkan untuk kegiatan pariwisata akan tetapi hanya sebagai rumah atau vila tempat peristirahatan keluarga yang bernama HB Garden Guest House. Pada awal tahun 2000, perkembangan dari HB Garden Guest House semakin membaik, pengunjung yang datang sudah mencapai angka 1000 pengunjung terdiri dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara atau domestik. Peningkatan tersebut membuat Hester Basoeki selaku owner terus melakukan pengembangan lahan dan melakukan perluasan lahan wisata hingga 7000 m2 dan menambahkan program-program wisata untuk memanfaatkan lahan tersebut. Program yang dikenal dengan nama “Poelang Kampoeng” merupakan program andalan dari tempat ini, dimana tempat ini sekarang lebih dikenal dengan nama Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC). (Sumber: Hasil wawancara dengan narasumber tanggal 06 Februari 2015)

Gambar 1.1

Logo Kampoeng Wisata Cinangneng

Sumber: http://kampoengwisatacinangneng.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014 Dengan perubahan nama tersebut, dimana sebelumnya dikenal dengan nama HB Garden Guest House menjadi Kampoeng Wisata Cinangneng dengan HB sebagai inisial dari Ibu Hester

(2)

2

Basoeki selaku owner dari KWC seperti logo yang dapat dilihat pada Gambar 1.1. KWC yang terletak di kawasan desa Cinangneng, pada saat ini telah memiliki lima macam paket/program wisata untuk ditawarkan oleh pengunjung wisatawan.

1.1.2 Visi dan Misi Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) A. Visi

Saling memperkenalkan dan memberikan inspirasi antara pengunjung lokal ataupun internasional dengan masyarakat desa setempat khususnya budaya dan gaya hidup, melalui pengenalan terhadap lingkungan sekitar dan masyarakatnya dengan cara melakukan kegiatan yang sama mengikuti gaya hidup mereka.

B. Misi

1. Memperkenalkan kondisi pedesaan dalam kegiatan bertani sampai pada proses pengolahan dan jenis tanaman yang ada.

2. Mendukung pelestarian kebudayaan daerah.

3. Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagai upaya dari pengembangan Kampoeng Wisata.

4. Bagaimana membuat setiap tamu yang datang merasakan kepuasan dengan kunjungannya ke KWC.

5. Penduduk dan wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan (educative), pengalaman daerah, khususnya Jawa Barat.

1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di kabupaten Bogor, dapat dilihat pada Gambar 1.2 di halaman 3 berikut.

(3)

3 c

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber: Internal Perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng (2015)

Hester Basoeki selaku owner bertugas melakukan pemantauan terhadap kegiatan operasional bisnis KWC, general manager bertanggung jawab terhadap operasional (membuat perencanaan, menjalin komunikasi dengan rekan kerja/tamu, membuat keputusan), front office bertanggung jawab terhadap semua aktivitas di front office sedangkan assistant manager bertugas mengambil alih semua tugas general manager apabila sewaktu-waktu berhalangan, financial manager bertanggung jawab atas semua pendataan/pengadiminstrasian transaksi kekuangan (membuat laporan keuangan), operation manager bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional apabila terjadi maintenance (melakukan pemeliharaan alat musik tradisional,dsb), food & beverage bertanggung jawab atas pengelolaan makanan dan minuman sedangkan transport manager bertugas dan bertanggung jawab terhadap kendaraan yang dimiliki pengunjung, program manager bertugas mengatur keberhasilan jalannya program/paket wisata dan mengatur para pemandu, house keeping manager bertanggung jawab atas kebersihan dan

OWNER GENERAL MANAGER ASSIST, MANAGER Front Office Finance Manager Operation Manager Food & Beverage Transport Manager Program Manager House Keeping Public Relation Pemeliharaan Alat Musik Tradsional Assist, Transport Assist, House Keeping

(4)

4

kerapian fasilitas kamar, dll. Public relation bertugas dan bertanggung jawab dalam menjalin dan menjaga hubungan publik, mendefinisikan tujuan dan publik, serta merekomendasikan dan merencanakan kegiatan.

1.1.4 Paket Wisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC)

Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki lima macam paket/program wisata, yaitu:

1. Paket A - Kegiatan “Poelang Kampoeng”, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 125.000 per orang (minimal 20 orang). Terdapat beberapa macam fasilitas yang ditawarkan pada paket ini, seperti melakukan tour kampoeng (mengunjungi industri rumah tangga dan melihat dari dekat kehidupan masyarakat Cinangneng), belajar bermain alat musik Jawa Barat (angklung dan gamelan), menari, menanam padi, memandikan kerbau, membuat wayang, dsb.

2. Paket B - Kegiatan ini dinamakan “Saya pun Berasal Dari Desa”. Pengunjung dikenakan tarif Rp. 100.000 per orang (minimal 10 orang). Fasilitas yang ditawarkan tidak jauh beda dari paket A, yang membedakannya adalah pada paket ini tidak ada belajar menari dan belajar bermain angklung tetapi pengunjung mendapatkan fasilitas foto dengan menggunakan pakaian desa.

3. Paket C - Kegiatan ini dinamakan “Paket Survey”. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000 per orang hanya untuk melakukan survey di kawasan Kampoeng Wisata Cinangneng selama 30 menit.

4. Paket D - Kegiatan ini dinamakan “Menginap”. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 500.000 per kamar/malam Fasilitas yang didapatkan berupa makan dan minum (pagi, siang, snack sore dan malam), tour kampoeng dan kolam renang.

5. Paket E - Paket ini dinamakan “Menginap dan Ronda Kampoeng” . Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp. 600.000 per kamar/malam. Fasilitas yang didapatkan tidak jauh beda dengan paket D, yang membedakannya pada paket ini terdapat tambahan fasilitas/program berupa melakukan ronda kampoeng, api unggun dan bakar jagung.

(5)

5 1.2 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beranekaragam yang masing-masing memilki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai areal wisata. Demikian halnya dengan kondisi tanah yang subur dan iklim yang beragam, potensi untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun sangat besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim pada setiap daerah. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, menyatakan pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 sudah mencapai 9,39 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 8,36 persen. Angka itu di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen apabila dipersenkan. Hal itu disampaikan Sapta saat mengikuti salah satu pameran pariwisata terbesar di dunia, yakni Internationale Torismus Börse di Berlin, Jerman. (Sumber: http://indonesia.go.id/ diakses tanggal 11 Desember 2014)

Tabel 1.1

Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara Dan Domestik Yang Datang Ke Indonesia Tahun 2009-2013 Tahun Wisatawan Mancanegara (orang) Wisatawan Domestik (Nusantara) (orang) Total (orang) Pertumbuhan Total Wisatawan (%) 2009 6.323.730 229.731.000 236.054.730 - 2010 7.002.944 234.377.000 241.379.944 2.21 2011 7.649.731 236.752.000 244.401.731 1.24 2012 8.044.462 245.290.000 253.334.462 3.53 2013 8.802.129 250.036.000 258.838.129 2.13

Sumber: Laporan Badan Pusat Statistik Pariwisata dan Departemen Pariwisata (data yang telah diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 total wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang datang ke Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Persentase peningkatan

(6)

6

pertumbuhannya masih berkisar antara satu sampai tiga persen. Peningkatan persentase pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2012 terhadap tahun 2011 yaitu sebesar 3,53%, tapi sayangnya apabila dipersentasekan pertumbuhan total wisatawan mengalami pertumbuhan yang tidak stabil (naik, turun) berkisar dari tahun 2009-2013. Namun, Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menjelaskan capaian angka sementara jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia untuk tahun 2014 sudah sebesar 9,3 juta wisman. Perkembangan kunjungan wisman pada periode Januari hingga Oktober 2014 sebesar 7.755.616 wisman. Sedangkan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2014 sudah sebanyak 251 juta perjalanan. (Sumber: http://poskotanews.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014) Dengan demikian, semakin bertambahnya jumlah wisatawan tiap tahunnya dapat membuat para pelaku bisnis untuk berlomba-lomba mendirikan dan mengembangkan objek wisata pada tahun-tahun selanjutnya.

Banyak jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkheologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan/wisata agro, wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata petualangan, wisata alam, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja dan wisata industri. Sub sektor wisata agro atau agrowisata merupakan jenis pariwisata yang melibatkan alam dan lahan pertanian (agro) ke dalam wisatanya dan potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian saat ini telah mengantongi 19 perencanaan utama pengembangan agro wisata yang ada di beberapa provinsi di Indonesia. Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI Jamil Musanif saat ditemui di Sanur Bali, Rabu (20/8/2014) menjelaskan, ke-19 titik master plan tersebut diajukan oleh daerah masing-masing ke pusat. Pemerintah akan melihat, menilai, memverifikasi kelayakan pengembangan agrowisata. Menurutnya, saat ini wisata pertanian menjadi salah satu andalan Indonesia. Banyak provinsi di Indonesia sangat berpotensi untuk mengembangkan wisata agro. (Sumber: http://republika.co.id/ diakses tanggal 11 Desember 2014)

Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi dan daya tarik wisata tersendiri untuk menarik para wisatawan, dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu

(7)

7

daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Tabel data potensi objek dan daya tarik wisata di provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Data Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Potensi sektor agrowisata di Jawa Barat sangat banyak dan beragam serta tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. Berdasarkan Tabel 1.2 diatas provinsi Jawa Barat terbagi atas sembilan kota dan 17 kabupaten yang masing-masing mempunyai keunikan panorama alam dan budaya yang menjadi dasar pengusahaan sektor agrowisata. Kabupaten Bogor terdapat di urutan pertama sebagai salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan sampai cenderamata yang menarik. Selain itu, letak geografis kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi, Depok dan Tangerang. Seperti yang dikatakan oleh Rahmat Suryana, Kepala Dinas Kabudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, sekitar 71% wisatawan berasal dari wilayah nusantara khususnya di wilayah Jabodetabek dan sisanya merupakan wisatawan mancanegara. (Sumber: http//beritasatu.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014)

(8)

8 Tabel 1.3

Nama-Nama Agrowisata Di Kabupaten Bogor

No. Nama Objek Agrowisata Kecamatan

1 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua

2 Taman Rekreasi Lido Cigombong

3 Taman Melrimba Cisarua

4 Wisata Agro Kapol Cijeruk

5 Kampung Wisata Pancawati Caringin

6 Curug Panjang Megamendung

7 Saung Wira Ciawi

8 Warso Farm Cijeruk

9 Taman Wisata Matahari Cisarua

10 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk

11 Kampoeng Wisata Cinangneng Ciampea

12 Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari

13 Kebun Wisata Pasrir Mukti Citeureup

14 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi

15 Padang Buah Inagro Ciseeng

16 Perkebunan Teh Cianten Leuwiliang

17 Agrowisata Ciliwung Cisarua

18 Kabayang Village Babakan Madang

19 Kampung Pending Caringin

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (data yang telah diolah) Terdapat 45 objek wisata yang terdapat di kabupaten Bogor. Namun, berdasarkan data Tabel 1.3 diatas untuk agrowisata sendiri sudah terdapat 19 objek agrowisata atau objek wisata yang memasukkan kegiatan pertanian di dalam paket wisatanya. Dari 19 daftar objek agrowisata tersebut terdapat satu tempat wisata agro yang terletak di daerah kampung/desa Cinangneng dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam menjalankan bisnisnya, yaitu Kampoeng Wisata Cinangneng. Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan wisata agro alam unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata edukasi yang berbasiskan masyarakat sekitar, wisata ini sudah berdiri sejak tahun 1993. KWC harus mampu bersaing

(9)

9

dengan objek wisata sejenis yang berada di kabupaten Bogor dalam menarik minat wisatawan karena berbagai objek wisata terus berlomba untuk meningkatkan kualitas pelayanan, menambah wahana dan program wisata, serta menggali keunikan dan menciptakan inovasi untuk menarik minat wisatawan. Dari sisi produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan semisal Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Budaya Sindang barang dan Kampung Wisata Pancawati. Objek wisata lain juga seperti Kebun raya Bogor, Kawasan Puncak, dan objek wisata lainnya di kota Bogor merupakan pesaing bagi Kampoeng Wisata Cinangneng dalam hal menarik minat pengunjung.

Gambar 1.3

Grafik Pertumbuhan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng Sumber: Laporan Tahunan Kampoeng Wisata Cinangneng (2010-2014)

Berdasarkan laporan tahunan yang dimiliki Kampoeng Wisata Cinangneng dapat diketahui bahwa dalam rentang tahun 2010 sampai tahun 2013 selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yang meningkat secara drastis dari tahun 2012 sebelumnya, yaitu berjumlah 18,22% pengunjung meningkat sampai 25,07% apabila dipersentasekan. Namun, pertumbuhan jumlah pengunjung menunjukkan perkembangan yang tidak selalu meningkat. Terjadi penurunan jumlah kunjungan yang terjadi pada tahun 2014 kemarin. Hal ini menurut Risa selaku general manager KWC mengatakan,

2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Pengunjung (%) 15.31 16.85 18.22 25.07 24.54 2.5 7.5 12.5 17.5 22.5 27.5 Ang ka P ertumbuha n (%) Pertumbuhan Pengunjung

(10)

10

penurunan dan ketidakstabilan perkembangan jumlah pengunjung ini akibat para pesaing yang banyak terdapat di dalam kabupaten Bogor. Terlebih lagi terdapat beberapa pesaing yang konsepnya sama bertemakan kampung wisata seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dan menurutnya Kampoeng Wisata Cinangneng sangat memerlukan perencanaan strategi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. (Sumber: Hasil wawancara dengan narasumber tanggal 06 Februari 2015) Faktor lain yang mengharuskan KWC membuat perencanaan strategi ialah MEA 2015. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan ajang bagi tiap negara di Asia Tenggara untuk bersaing dalam pasar bebas. Sistem ini akan diberlakukan pada akhir tahun 2015 sehingga membuat tiap negara sedang mempersiapkan dan memperkuat tiap sektor industri termasuk di dalam pariwisata supaya tidak kalah dan menjadi pasar yang potensial bagi negara lain. Hal ini membuat persaingan antara objek wisata semakin ketat dalam menarik para wisatawan mancanegara yang akan mengalami kenaikan jumlah kunjungan wisatawan asing terkait MEA ini. Seperti yang dijelaskan oleh menteri pariwisata Arief Yahya, pariwisata di Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke ASEAN, khususnya Indonesia terkait MEA 2015. (Sumber: http://poskotanews.com/ diakses tanggal 11 Desember 2014)

Dengan demikian, untuk mengatasi kendala-kendala perusahaan tersebut terkait dengan pengembangan bisnis, program pemasaran hingga antisipasi para pesaing diperlukan suatu strategi yang matang agar mampu bersaing di industri pariwisata Indonesia, khususnya di kabupaten Bogor. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012:14) Business Model Canvas (BMC) merupakan sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Elemen dalam Business Model Canvas mencakup sembilan blok bangunan dasar, yaitu segmen pelanggan, proporsi nilai, saluran, hubungan pelanggan, arus pendapatan, sumberdaya utama, aktivitas kunci, kemitraan utama, dan struktur biaya. Business Model Canvas dapat memberikan alternatif rancangan model bisnis yang baru untuk menghadapi para pesaing dan memaksimalkan pendapatan. Kemudian untuk tindak lanjut atas pemetaan bisnis yang dilakukan, dilanjutkan dengan analisis SWOT untuk mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal perusahaan dan memaksimalkan kekuatan serta peluang untuk dapat meminimalisir kelemahan serta ancaman. Analisis SWOT merupakan penunjang Business Model Canvas dalam melakukan evaluasi terhadap model bisnis yang kini dimiliki oleh suatu perusahaan. Pendekatan Business Model Canvas dipilih karena konsep ini

(11)

11

telah teruji dan banyak diterapkan di perusahaan luar maupun di Indonesia dalam membuat perencanaan strategi menggunakan model bisnis BMC. Berikut perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan Business Model Canvas dapat dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini.

Tabel 1.4

Perusahaan Yang Menerapkan Business Model Canvas Nama Perusahaan (di Luar Negeri)

Amazon.com Wii Nintendo SMH (Swatch group)

Nespresso Daimler

Nama Perusahaan (di Indonesia) RCTI Metro TV Garuda Indonesia 7-Eleven Adira Finance XL PT.Binaman Utama Bank Mandiri Kartu Kredit

Hotel Amaris PT.Jasa Marga PT.Kereta Api Indonesia

Air Asia

PT.Total Bangun Persada Kaskus

Astra Honda Motor PT.PLN

(12)

12

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan ini berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng di Kabupaten Bogor Dengan Pendekatan Business Model Canvas (BMC).”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC) ?

2. Bagaimanakah evaluasi model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan analisis SWOT ?

3. Bagaimana rancangan Business Model Canvas yang baru sebagai bahan rekomendasi bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk memetakan model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng saat ini dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC).

2. Untuk mengevaluasi model bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng menggunakan analisis SWOT

3. Untuk merekomendasikan rancangan Business Model Canvas baru bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian di bidang strategi bisnis dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC) sebagai tools untuk melakukan analisis dan pemetaan strategi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi gambaran bahwa identifikasi dan inovasi Business Model Canvas diperlukan bagi semua bisnis khususnya bagi bisnis yang bergerak di industri pariwisata Indonesia.

(13)

13 1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. Industri pariwisata, khususnya bagi Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai gambaran inovasi model bisnis pariwisata.

2. Pelaku bisnis, khususnya bagi Kampoeng Wisata Cinangneng agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman dalam melakukan pemetaan bisnis dan informasi serta masukan yang bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya untuk strategi dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan perusahaan yang akan terjadi.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika penulisan yang dibagi ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat pengantar bagi peneliti seperti gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori dan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan dalam memahami dan memecahkan masalah yang diteliti, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas, dan juga teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai Business Model Canvas dan analisis SWOT bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng.

BAB V PENUTUP

Bab ini memaparkan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi rancangan Business Model Canvas baru bagi pihak Kampoeng Wisata Cinangneng.

(14)

14

Referensi

Dokumen terkait

Pujian bagi Tuhan Penguasa dari segalanya, terima kasih Tuhan atas segala karunia yang Engkau berikan kepada kami, yang sesungguhnya tidak dapat kami hitung

Pawito (2013) mendasarkan pada pandangan Rummens (2001) menyatakan bahwa identitas kultural biasanya dirasakan sangat penting oleh warga masyarakat/bangsa

khasiat dan mutu, pemerintah mengeluarkan permenkes nomer 7 tahun 2012, tentang produk obat tradisional yang beredar di wilayah Indonesia wajib, memiliki izin edar

Bagi penduduk yang dinilai taraf kehidupannya tidak lebih dari taraf hidup pada umumnya, hanya dikenakan pajak minimum terendah seperti tabel di atas sedangkan bagi mereka

Dalam hal ini, Dewan Keamanan bersama dengan IAEA dan Komite Non-proliferasi akan menjadi komunitas yang melakukan pengawasan terhadap pengembangan nuklir Iran serta

Bagian tulang yang terdapat implan selanjutnya dipotong melintang lagi menjadi beberapa potongan setebal ± 1-2 mm untuk pembuatan preparat gosok dan dekalsifikasi.. Pembuatan

orang ketiga, perubahan dari keadaan informal atau sebaliknya, perubahan subjek, dan untuk bergengsi. Pembicara terkadang melakukan alih kode ke lawan bicaranya untuk tujuan

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan Tugas Akhir dan menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas