• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dimana

dua sepertiga wilayahnya merupakan perairan. Terletak pada garis katulistiwa,

Indonesia mempunyai banyak keistimewaan yaitu terdapat sumberdaya hayati dan non

hayati. Indonesia merupakan salah satu negara terluas didunia dengan total luas negara

5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan).

Selain menempatkan dirinya sebagai salah satu negara terluas didunia,

Indonesia juga menempatkan dirinya sebagai negara kepulauan terluas didunia. Oleh

karena Indonesia adalah negara kepulauan, maka wilayah Indonesia terdiri dari daratan

dan lautan. Satu pertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua pertiga luas Indonesia

adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 km²yang menempatkan

Indonesia sebagai negara ke 15 terluas didunia.

Masyarakat sebagai salah satu isi kehidupan pada umumnya memegang peranan

yang cukup penting dalam pemanfaatan sumber daya alam.1 Sebagai suatu pekerjaan

di sektor informal, kehidupan masyarakat nelayan perlu mendapatkan perhatian karena

nelayan merupakan salah satu komunitas yang saling ketergantungan satu sama lain.

Dalam kehidupan masyarakat tentu akan terwujud beragam pola atau bentuk

hubungan (relasi). Hubungan-hubungan tersebut terjadi dan terjalin sedemikian rupa di

kalangan masyarakat sehingga terus berlangsung dan tak pernah berhenti. Di dalam

buku Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir juga membahas mengenai hubungan

kerja yang ada di masyarakat nelayan, hubungan ini biasanya di sebut patron-klien atau

1Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990),102. 1

(2)

di Indonesia lazim disebut sebagai hubungan bapak-anak buah atau inuk semang-anak buah.

Istilah “patron” berasal dari ungkapan bahasa Spanyol yang secara etimologi

berarti seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan

pengaruh.2Sedangkan klien berarti “bawahan” atau orang yang diperintah dan yang

disuruh. Selanjutnya pola hubungan patron-klien merupakan aliansi dari dua kelompok

komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status, kekuasaan, maupun

penghasilan, sehingga menempatkan klien dalam kedudukan yang lebih rendah

(inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi (superior)3.

Hubungan patron-klien merupakan hubungan yang terjalin antara dua orang

atau lebih, dimana dalam hubungan tersebut salah satu orang tersebut mempunyai

kedudukan yang lebih tinggi, sehingga dia dapat menggunakan kedudukannya untuk

memberikan perlindungan terhadap pihak lain yang statusnya lebih rendah.

Mengenai hubungan patron-klien yang ada pada masyarakat yakni berkaitan dengan

:

1. Hubungan diantara pelaku yang menguasai sumber daya tidak sama.

2. Hubungan khusus yang merupakan hubungan pribadi dan mengandung

keakraban.

3. Hubungan yang didasarkan atas asas saling menguntungkan.

Berdasarkan tata hubungan di atas jelas bahwa memang antara nelayan dengan

patronnya menguasai sumberdaya yang berbeda. Artinya, patron menguasi sumber

daya modal yang jauh lebih besar dari pada nelayan, sedangkan nelayan hanya memiliki

2James Scot. Perlawanan Kaum Petani(Jakarta: Oborbuku 1993),18.

(3)

kemampuan dalam menangkap ikan. Letidak samaan itu menyebabkan ikatan patron klien terjalin.

Masyuri menggambarkan bahwa pada saat ini hasiltangkapan kurang baik,

nelayan kekerangan uang dan pada akhirnya melepaskan jenis barang-barang yang

mudah di jual dengan harga lebih murah. Sering peran penjualan dilakukan istri-istri

nelayan melalui mekanisme penggadaian, sehingga istri nelayan sering berhubungan

dengan institusi penggadaian. Selanjutnya nelayan akan mencari pinjaman uang kepada

patron dengan jaminan ikatan kerja atau hasil tangkapan yang dijual kepada patron

dengan harga lebih rendah dari pada harga pasar dan ditetapkan secara sepihak oleh

patron.4

Berdasarkan hal tersebut, maka nelayan di desa pangkah wetan kabupaten

gresik cukup menarik untuk diteliti karena saat ini perkembangan yang ada di

kabupaten Gresik sangatlah pesat terlebih dalam hal pembangunan dan infrastruktur

baik darat maupun laut, tetapi di desa pangkah wetan masih terjadi hubungan

patron-klien yang terjalin antara juragan dengan nelayan.

Hal ini selalu terjalin karena keduanya saling ketergantungan baik itu patron

maupun klien. Relasi ini menjadi perhatian utama antara juragan dengan nelayan.

Keberadaan juragan di masyarakat nelayan sangatlah kuat karena juragan adalah orang

yang tingkat ekonominya lebih tinggi dari pada nelayan. Juragan disini juga menaungi

nelayan yang tidak mempunyai biaya dalam melakukan kegiatan menangkap ikan, baik

berupa materi maupun alat tangkap seperti jaring perahu dan lainnya.

Sebaliknya disini nelayan tingkat ekonomi masih jauh jika dibandingkan

dengan juragan. Nelayan yang tidak mempunyai alat maupun perahu terpaksa harus

bekerja kepada juragan dengan cara meminjam perahu beserta alat tangkapnya.

(4)

Masyarakat nelayan seperti yang telah kita ketahui adalah kelompok masyarakat dimana menggantungkan kebutuhan hidupnya hanya dari hasil laut terutama yang ada

di sekitar pesisir. Jika hasil laut tidak tercukupi maka nelayan akan kesusahan untuk

mencari bantuan dana agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Salah satu jalan adalah

dengan meminjam uang kepada juragan dengan imbalan akan bekerja dengannya.

Hubungan sosial ekonomi seperti inilah yang menjadi timpang bagi masyarakat

nelayan dimana patron secara tidak langsung menguasai ekonomi masyarakat nelayan.

Disini klien hanya bisa menerima kenyataan yang ada sebab klien lebih membutuhkan

patron, karena dengan adanya patron mereka mampu menjalankan pekerjaan mereka

sebagai nelayan. Pada dasarnya relasi ini keduanya saling menggantungkan diri mereka

baik itu patron maupun klien.

Pembahasan dari sektor ekonomilah yang menjadikan masalah bagi masyarakat

nelayan dimana terjadi perbedaan kelas sosial yang menjadi maslah utama disini munculnya patron klien. Disini penulis tertarik untuk meneliti tentang kajian “relasi

patron klien masyarakat pesisir antara juragan dengan nelayan yang ada di desa pangkah wetan kecamatan ujung pangkah Kabupaten Gresik)”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian kualitatif perumusan masalah lebih ditekankan untuk

mengungkapkan aspek kualitatif dalam suatu masalah. Maka dari itu dalam penelitian

ini penulis akan mengemukakan perumusan masalah atau batasan masalah sebagai

berikut :

1. Apa yang menyebabkan terjadinya patron klien di desa pangkah wetan?

2. Bagaimana relasi patron klien yang terjalin antara juragan dengan nelayan?

C. Tujuan Penelitian

(5)

2. Mencari informasi mengenai hubungan juragan dengan nelayan yang ada di desa pangkah wetan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat memenuhi, antara lain:

1. Secara teoritis, hasil ini dapat mengetahui hubungan patron klien antara juragan dengan

nelayan.

2. Penelitian ini akan memberikan pengalaman kepada mahasiswa bagaimana cara

peneliti dan bagaimana cara menggunakan teori sebagai kacamata untuk melakukan

penelitian.

3. Penelitian ini juga merupakan kesempatan bagi penulis untuk belajar mengaplikasikan

teori-teori yang telah penulis dapatkan selama ini dibangku perkuliahan, khususnya

prodi sosiologi.

4. Penelitian ini juga sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah setempat untuk

menjadikan landasan mengambil kebijakan dalam pengembangan masyarakat

khususnya masyarakat pesisir/nelayan

E. Definisi Konseptual

Dalam mendefinisikan sebuah konsep sering banyak perbedaan istilah yang

menjadikan perbedaan dalam penafsiran sebuah persoalan yang ada dalam penelitian,

maka dalam hal ini perlu adanya suatu penegasan terhadap istilah yang bersangkutan

dengan penelitian yang berjudul ‘’RELASI PATRON-KLIEN MASYARAKAT

PESISIR ANTARA JURAGAN DENGAN NELAYAN DI DESA PANGKAH

WETAN KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK.

(6)

patron-klien merupakan aliansi dari dua kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status, kekuasaan, maupun penghasilan, sehingga

menempatkan klien dalam kedudukan yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam

kedudukan yang lebih tinggi (superior).5

Patron klien adalah sebuah ikatan yang terjalin antara dua kelompok atau

individu dimana salah satu kelompok atau individu mempunyai derajat yang berbeda

atau orang yang mempunyai kekayaan yang berbeda. Ikatan yang terjalin disini adalah

antara juragan dengan nelayan.

2. Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki tempramental dan

karakter watak yang keras dan tidak bisa diatur.6 Masyarakat pesisir merupakan

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Dan masyarakatnya hidup

dengan dekat pantai dan laut, masayrakat pesisir yang bermata pencaharian sebagai

nelayan adalah hidup dengan air. Air itulah yang digunakan sebagai sumber

berpenghasilan atau kehidupan sehari-harinya.

3. Juragan

Menurut kamus besar bahasa indonesia juragan adalah tuan, atau pemilik

perusahaan.7 Juragan merupakan orang yang memberikan pinjaman uang maupun

barang kepada nelayan, seperti jaring, solar, bahkan perahu. Disisi lain juragan juga

seorang pengepul ikan, dimana nelayan yang memberikan pinjaman maka hasil

tangkapan ikan di jual kepada juragan yang meminjami tersebut.

4. Nelayan

5Arif Satria, PengantarSosiologiMasyarakatPesisir, (Jakarta: Oborbuku 2015), 38.

6Kusnadi.NelayanStrategi. AdaptasidanJaringan Sosial, (Bandung: HumanioraUtamaPers, 2002), 36. 7Trisno Yuwono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis,(Surabaya: ARKOLA, 1994), 208.

(7)

Nelayan adalah orang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif

melakukan operasi penangkapan ikan di perairan umum.8 Orang yang melakukan

pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke dalam

perahu atau kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor, tidak

dikategorikan sebagai nelayan. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan

yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain. Sebaliknya nelayan juragan adalah

nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan

nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam

pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.9

8Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990),102. 9Ibid, 103.

(8)

F. Sistematika Pembahasan.

Penelitian ini akan dilaporkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti memberikan gambaran tentang latar belakang masalah

yang akan di teliti. Selanjutya, peneliti menentukan Fokus Penelitian atau

Rumusan Masalah dan menyertakan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Definisi Konseptual, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II : RELASI PATRON-KLIEN MASYARAKAT PESISIR ANTARA

JURAGAN DENGAN NELAYAN DI DESA PANGKAH WETAN

KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK.

Dalam bab ini, peneliti memaparkan tentang penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti memberikan

gambaran tentang definisi kajian pustaka yang berkaitan dengan judul

penelitian, definisi konsep ini harus digambarkan dengan jelas. Disamping

itu juga harus memperhatikan relevansi teori yang akan digunakan dalam

menganalisis masalah yang akan dipergunakan guna adanya implementasi

judul penelitian RELASI PATRON-KLIEN MASYARAKAT PESISIR

ANTARA JURAGAN DENGAN NELAYAN DI DESA PANGKAH WETAN KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK.

BAB III : METODE PENELITIAN.

Dalam bab ini, peneliti memberikan gambaran tentang metode penelitian

yang digunakan secara jelas, yaitu kegiatan penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti di lapangan, yang membuat apa yang benar-benar peneliti

(9)

BAB IV : RELASI PATRON-KLIEN MASYARAKAT PESISIR ANTARA JURAGAN DENGAN NELAYAN DI DESA PANGKAH WETAN

KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK.

Dalam bab ini, peneliti memberikan gambaran tentang data-data yang telah

di analisis dan di sajikan. Selanjutnya peneliti akan menganalisa dengan

menggunakan teori-teori yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti juga

memberikan gambaran tentang data-data yang di peroleh, baik data primer

maupun data sekunder. Penyajian data akan di buat secara tertulis dan juga

di sertakan gambar-gambar atau tabel yang mendukung data. Dan

selanjutnya, akan di lakukan analisa data dengan menggunakan teori yang

sesuai, yaitu RELASI PATRON-KLIEN MASYARAKAT PESISIR ANTARA

JURAGAN DENGAN NELAYAN DI DESA PANGKAH WETAN KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK).

BAB V : PENUTUP.

Dalam bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan dari setiap

permasalahan dalam penelitian. Kesimpulan ini menjadi hal terpenting pada

bab penutup ini. Selain itu, peneliti juga memberikan rekomendasi kepada

para pembaca laporan penelitian ini. Pada bab ini, menyertakan saran dan

Referensi

Dokumen terkait

To overcome the problems, this research work has proposed few modified and new ABC variants; Gbest Influenced-Random ABC (GRABC) algorithm systematically exploits

1). Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Meningkatkan motivasi siswa akan terdorong untuk

Over the last ten years, Hanwoo cattle production activities were the primary contributor of CH 4 from enteric fermentation, CH 4 from manure management, NO 2 from manure

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan sungguh-sungguh, dan apabila saya tidak menyelesaikan

Perbandingan hasil pengujian oven yang telah dimodifikasi dengan oven lama untuk Tahap Pre-heating dan Tahap Akhir pemanggangan ( baking ) dapat dilihat pada Tabel 4

(2011), bahwa hasil penelitian penggunaan bahan organik untuk petumbuhan kultur in vitro anggrek menunjukkan hasil paling optimal pada media yang diberikan penambahan bahan

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan

Tahapan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan data, preprocessing data, pembagian data, perancangan LSTM, training LSTM dan melakukan pengujian.Paremeter yang