• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian perbagian maupun keseluruhan sistem.

4.1. Pengujian Catu Daya

Catu daya yang digunakan adalah adaptor 7,5 V. Pada pengujian dengan multimeter didapatkan tegangan 7,83 V. Selisih tersebut tidak menjadikan masalah karena modul yang membutuhkan catu 5 V telah dihubungkan regulator LM 7805 dengan input 5-18 V. Sedangkan modem GSM membutuhkan input 5,5-32 V.

Gambar 4.1 Pengukuran Tegangan Keluaran Catu Daya 4.2. Pengujian Sensor SRF

Pengujian sensor ini adalah pengukuran jarak ukur sensor dengan obyek antara 6,1 cm – 8,0 cm sebagai sampel. Cara pengujiannya adalah dengan menggerakan sensor tiap 0,1 cm dari obyek bidang datar. Sebagai acuan digunakan penggaris dengan pengukuran terkecil 0,1 cm. Berikut tabel uji coba sensor jarak.

(2)

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Jarak Penggaris (cm) Hasil Pengukuran

oleh Sensor Jarak (cm) Selisih (cm) 6,1 6 0,1 6,2 6 0,2 6,3 6 0,3 6,4 6 0,4 6,5 6 0,5 6,6 6 0,6 6,7 7 -0,3 6,8 7 -0.2 6,9 7 -0,1 7,0 7 0 7,1 7 0,1 7,2 7 0,2 7,3 7 0,3 7,4 7 0,4 7,5 7 0,5 7,6 7 0,6 7,7 8 -0,3 7,8 8 -0,2 7,9 8 -0,1 8,0 8 0

Dari 20 kali percobaan pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sensor memiliki selisih maksimum yaitu 0,6 cm.

4.3. Pengujian Sensor MLX 90614

Pada pengujian sensor suhu, alat yang dibuat dibandingkan dengan termometer

infrared pabrikan produksi Microlife buatan Swiss. Cara pengujian ini adalah

(3)

dilakukan menggunakan termometer pabrikan dan alat yang dibuat secara bersamaan, sehingga dapat diketahui apakah alat yang dibuat mendekati termometer pabrikan sebagai acuan dalam pengukuran suhu ruang yang berbeda-beda.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Suhu Ruang Sensor MLX 90614

Waktu Termometer Infrared (ºC) Pembacaan pada Alat (ºC) Selisih 05.00 24,2 24,6 0,2 12.00 29,5 30,0 0 14.00 30,4 30,9 0,1 16.00 30,3 30,9 0,1 17.00 30,1 30,5 0 19.00 27,9 28,3 0,1 20.00 26,8 27,3 0

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat dari 7 kali percobaan didapatkan 1 hasil pengujian dengan selisih maksimum 0,2 ºC. Sedangkan pengujian yang nilainya tepat (selisih = 0) dengan acuan terdapat 3 hasil pengujian.

Untuk pengujian obyek manusia dilakukan dengan mengukur suhu sesaat 10 subyek orang dewasa. Hasil pembacaan alat dibandingkan dengan termometer pabrikan. Cara pengukurannya yaitu alat diletakan di depan dahi manusia dengan jarak 10 cm.

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Suhu Manusia Dewasa Obyek Ke-Termometer Infrared (ºC) Pembacaan pada Alat (ºC) Selisih 1 36,8 36,9 0,1 2 36,6 36,6 0 3 36,5 36,8 0,3 4 36,4 36,7 0,3 5 36,4 36,4 0

(4)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Suhu Manusia Dewasa (Lanjutan Tabel 4.3) 6 35,9 35,9 0 7 36,5 36,3 -0,2 8 35,9 36,0 0,1 9 36,6 36,5 -0,1 10 36,6 36,6 0

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat dari 10 kali percobaan terdapat 2 hasil pengujian dengan selisih maksimum yaitu 0,3 (ºC). Sedangkan pengujian yang nilainya tepat (selisih = 0) dengan acuan terdapat 4 hasil pengujian.

4.4. Pengujian SMS

Pada pengujian pengiriman SMS otomatis, alat ini diuji berdasarkan variasi dari

timer yang ditentukan. Cara pengujian ini adalah dengan menghitung lama waktu

penerimaan SMS otomatis pertama dan kedua. Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui kelebihan waktu di luar dari timer yang telah diatur. Kelebihan waktu yang dimaksud merupakan waktu tambahan untuk proses pengiriman SMS.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Waktu Pengiriman Otomatis SMS Selang waktu/ timer Waktu penerimaan sms pertama (t1) Waktu penerimaan sms kedua (t2) Selisih t1 dan t2 Selisih dengan selang waktu 1 menit 11:51:42 11:52:51 1 menit 9 detik 9 detik 5 menit 12:38:59 12:44:08 5 menit 9 detik 9 detik 10 menit 12:59:01 13:09:10 10 menit 9 detik 9 detik

(5)

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Waktu Pengiriman Otomatis SMS (Lanjutan Tabel 4.5) 15 menit 14:06:10 14:21:19 15 menit 9 detik 9 detik 20 menit 15:00:03 15:20:12 20 menit 9 detik 9 detik 30 menit 16:24:02 16:54:11 30 menit 9 detik 9 detik

Dapat dilihat dari tabel percobaan bahwa pengiriman SMS otomatis membutuhkan tambahan waktu selama 9 detik. Hal tersebut dikarenakan proses pengiriman SMS membutuhkan waktu beberapa detik tergantung sinyal HP pemantau. Dalam pengujian ini pemantau menggunakan provider yang sama seperti modem.

Pada pengujian SMS darurat dilakukan dengan membandingkan 2 provider yang berbeda pada nomor pemantau. Cara pengujian ini yaitu dengan mendekatkan solder untuk kondisi panas dan es batu untuk kondisi dingin. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu pengiriman SMS darurat dari sistem ke pemantau sekaligus menguji kecepatan penerimaan pada 2 provider GSM yang berbeda. Provider 1 dengan nomor 085740639315 dan provider 2 dengan nomor 08170559911.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian SMS Darurat dengan 2 Provider Berbeda Pengukur an Ke-Suhu (ºC) Kondisi Waktu Penerimaan Provider 1 (t1) Waktu Penerimaan Provider 2 (t2)

1 ≤36 Dingin 10 detik 11 detik 100 121

2 ≥38 Panas 11 detik 10 detik 121 100

3 ≤36 Dingin 9 detik 10 detik 81 100

4 ≥38 Panas 10 detik 10 detik 100 100

5 ≤36 Dingin 10 detik 10 detik 100 100

(6)

Tabel 4.8 Hasil Pengujian SMS Darurat dengan 2 Provider Berbeda (Lanjutan Tabel 4.7)

7 ≤36 Dingin 9 detik 12 detik 81 144

8 ≥38 Panas 9 detik 11 detik 81 121

9 ≤36 Dingin 10 detik 10 detik 100 100

10 ≥38 Panas 9 detik 13 detik 81 169

∑= 926 1155

Dari 10 kali percobaan pada Tabel 4.5 dapat dihitung deviasi standar provider 1 dan provider 2. Provider 1  σ = ∑(Selisih)2 n 2 = 9 6 10 2 = 9,6 detik Provider 2  σ = ∑(Selisih)2 n 2 = 1155 10 2 = 10,7 detik

Dapat dilihat bahwa provider 1 lebih cepat dalam penerimaan daripada provider 2. Pada pengujian permintaan data melalui beberapa kode SMS dilakukan menggunakan 1 nomor GSM. Cara pengujian ini adalah dengan mengirim SMS ke sistem dengan kode yang telah ditentukan pada perancangan. Berikut merupakan tampilan SMS HP pemantau.

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Permintaan Data ke Modem

Kode Gambar

(7)

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Permintaan Data ke Modem (Lanjutan Tabel 4.9) user1b1 user1b2 cek (Salah Kode)

(8)

Dapat dilihat bahwa SMS balasan dari sistem sesuai dengan kode permintaan pada perancangan. Sistem ini juga telah diproteksi untuk SMS yang tidak sesuai dengan kode.

Secara keseluruhan pengujian SMS sistem dapat dibuat tabel seperti pada Tabel 4.8. Dimana tiap percobaan tingkat keberhasilan dilakukan 10 kali. Berikut merupakan keseluruhan pengujian keberhasilan pengiriman SMS dari sistem.

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Keberhasilan Pengiriman SMS Sistem

SMS Otomatis/Balasan Format SMS

(Sesuai/Tidak)

Tingkat Keberhasilan SMS Sampai ke Nomor

Tujuan

SMS darurat suhu tidak normal Sesuai 100%

SMS otomatis dengan timer Sesuai 100%

SMS balasan kode user1all Sesuai 100%

SMS balasan kode user1b1 Sesuai 100%

SMS balasan kode user1b2 Sesuai 100%

SMS balasan kode user2all Sesuai 100%

SMS balasan kode user2b1 Sesuai 100%

SMS balasan kode user2b2 Sesuai 100%

SMS balasan kode user3all Sesuai 100%

SMS balasan kode user3b1 Sesuai 100%

SMS balasan kode user3b2 Sesuai 100%

SMS balasan salah kode Sesuai 100%

SMS balasan kode cek Sesuai 50%

Dapat dilihat pada tabel 4.8 bahwa tingkat keberhasilan pengiriman SMS dari sistem sangat baik kecuali pada SMS balasan kode cek yang merupakan permintaan pulsa modem sistem. Hal tersebut merupakan kewenangan provider GSM dalam memberikan layanan cek pulsa.

(9)

4.5. Pengujian Alat dengan Bayi

Pada pengujian alat dengan bayi dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Mutiara Bunda Salatiga. Pengujian dilakukan menggunakan 2 bayi yang ditempatkan di tempat tidur bayi.

Gambar 4.2 Pengujian Alat di Rumah Sakit

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa mekanik alat mudah disesuaikan dengan posisi dan ukuran tempat tidur bayi.

Pada pengujian suhu tubuh bayi, alat yang dibuat dibandingkan dengan termometer infrared produksi Microlife buatan Swiss.

Gambar 4.3 Pengujian Perbandingan Alat yang Dibuat dengan Termometer

(10)

Berikut merupakan potongan tampilan suhu tubuh kedua bayi hasil pengukuran alat yang dibuat pada SD Card. Dimana dengan menggunakan termometer infrared pabrikan didapatkan suhu ruang (A) adalah 31,6 ºC, suhu bayi 1 adalah 36,7 ºC dan suhu bayi 2 adalah 36,3ºC.

Gambar 4.4 Tampilan Data Suhu SD Card

Dari tampilan data suhu pada Gambar 4.4 dapat dibuat tabel perbandingan seperti dibawah ini,

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Perbandingan Alat Perbandingan Alat Suhu Ruang (A)

(ºC)

Suhu Bayi 1 (ºC) Suhu bayi 2 (ºC) Termometer

Infrared Microlife

31,6 36,7 36,3

Alat yang dibuat (suhu rata-rata dari tampilan SD card gambar 4.4)

31,6 36,6 36,1

Selisih 0 0,1 0,2

Dapat dilihat pada tabel 4.10 bahwa selisih alat yang dibuat dengan termometer pabrikan memiliki selisih 0,1 untuk bayi 1 dan 0,2 untuk bayi 2. Selisih tersebut

(11)

dikarenakan keadaan pada saat pengukuran terdapat ralat seperti ralat jarak ukur dan pembacaan pada sensor.

Pada pengujian SMS dilakukan ketika alat sedang berjalan, berikut potongan gambar saat pengujian SMS.

Gambar 4.5 Pengujian SMS

Dari gambar dapat dilihat bahwa data suhu SMS pada waktu 11:33:31 menunjukan data yang sama juga pada SD card waktu 11:33:30. Hal ini menunjukan data yang dikirimkan lewat SMS tepat.

Gambar

Gambar 4.1 Pengukuran Tegangan Keluaran Catu Daya
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Jarak
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Suhu Ruang Sensor MLX 90614
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Waktu Pengiriman Otomatis SMS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan sari lengkuas merah dalam edible coating pati sagu Meranti dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata

Berdasarkan hasil dari penelitian di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, disarankan agar perusahaan terus menerapkan perlakuan aset tetap berdasarkan PSAK No.16

pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat strutur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul saat informasi baru

Pengurangan risiko bencana sangat berkaitan dengan Pendidikan sesuai dengan yang diusulkan dalam Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030, yang menjelaskan

Dalam penelitian yang dilakukan Rahman (2011) tentang Peran manajemen dan tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, menemukan Kekeliruan

Pada proses ini user memasukkan informasi kata berekspresi, kata bantu dan gambar sedangkan hasil dari proses ini disimpan dalam tabel t_kata, t_ekspresi, t_katabantu dan

Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil dan propil alkohol, tidak membentuk senyawa busuk yang beracun dari hasil peruraian protein (indol) dan mempunyai kemampuan

Kemudian akumulasi lipoprotein terutama LDL dalam lapisan intima, yang memiliki kadar kolesterol tinggi pada dinding pembuluh darah dapat meningkatkan permeabilitas sel