STRATEGI PEMBERDAYAAN WANITA MELALUI HOME INDUSTRI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI KELUARGA
(Studi Fenomenologi Kelompok Wanita Nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh NUR QOLBI 10538 11118 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JANUARI, 2021
vi
mudah jika kamu ikhlas menjalani, sebab tak ada yang tak mungkin bila kau benar-benar berusaha dan berdoa maka itu semua akan terbayarkan”
Oleh karena itu,
“Bekerja lah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan di kembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. At-Taubah 9:105)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayahNya, serta orang-orang penting dalam hidupku yang selalu ada sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
● Ibu Bapakku, Ibrahim dan Raisah yang telah mendukungku, memberikan motivasi, semangat dan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin dapat kubalas dengan apapun itu.
● Saudaraku Irmayanti dan Nuryahya yang selalu menuruti kemauan adiknya yang banyak maunya.
● Asrama Putri Bontang yang selalu ada menghiburku disaat stress dan penuh drama dalam mengerjakan skripsi ini.
vii
Keguruan Dan Ilmu Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Kaharuddin sebagai pembimbing I dan Sulvahrul Amin sebagai pembimbing II.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemberdayaan wanita melalui home industri untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga yang dihadapi oleh para wanita agar dapat membantu menambah pemasukan suami.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi dengan metode pengumpulan data melalui dua yaitu data primer dan data sekunder, data primer dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dan data sekunder dengan pengumpulan dari jurnal,skripsi, buku, blog dan lain-lain. Dengan menggunakan teori pemberdayaan, ekologi dan ekonomi sebagai pisau analisis mendapatkan data yang lebih akurat.
Hasil penelitian ini adalah (1) proses pemberdayaan wanita diberikan oleh home industri sangat berguna bagi wanita yang ingin memulai usaha, dengan adanya ini mereka diberikan pelatihan dan ilmu dalam mengelola sumberdaya yang ada seperti ikan dari hasil tangkapan suami setelah berlayar, maka dengan ini mereka dapat menghasilkan suatu produk bernilai tinggi yang dapat membantu suami untuk menambah pemasukan kebutuhan keluarga. (2) kontribusi yang diberikan dari pemberdayaan ini sangat memberikan peluang bagi mereka yang ingin meningkatkan taraf hidup keluarga dan memberikan kesejahteraan bagi keluarga.
viii
University. Guided by Kaharuddin as the first advisor dan Sulvahrul Amin as the second advisor.
This research aimed to know the women's empowerment strategy within domestic industry in improving of family's economic prosperity that women faced in order to help their husband's income.
The method used in this research was a descriptive qualitative study with a phenomonology approach dividen in a primary and secondart datas. The primary data taken by an observation, interviews, and documentation while the secondary data taken by collectins of journals, scripts, books, blogs and many other sources. By using the theory of empowerment, ecology and economics as a key analyzer in obtained to get the accurate data.
The results of the study shows s the following (1) the women's empowerment process which was producin a home-made by domestic industry is very useful for the women who want to make a small business, they are also given training and knowledge in managing existing resources such as fish from a husband's catch after sailing, and thus they can produce a high-value product that can help the husband's income of the family's needs. (2) the contributions made from this empowerment provide significantly to those who want to improve their family living standards and provide for the family's prosperity.
ix
Alhamdulillah Puji Syukur Kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tak terhingga kepada seluruh makhluk-Nya terutama kita selaku hamba-Nya. Salam dan Shalawat tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang merupakan panutan kita sampai akhir zaman. Dengan keyakinan ini penulis dapat menyelesaikan kewajiban dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui Home Industri untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga (Studi Fenomenologi Kelompok Wanita Nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar)” Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda Ibrahim dan Ibunda Raisah dengan segala pengorbanannya memberikan dukungan moril dan materil serta nasehat tiada henti-hentinya yang
x
Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd selaku ketua prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D selaku dosen pembimbing 1 dan bapak Sulvahrul Amin, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan kritik dan saran yang senantiasa menjadi arah dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi mahasiswa hingga akhir, Dra. Nuraeni selaku pendiri Kelompok Wanita Nelayan Fatimah Az-Zahra yang telah memberikan izin untuk dapat melakukan penelitian ditempat sehingga sangat membantu dalam penulisan skripsi ini, Kakak-kakak saya yang sayangi Irmayanti, S.S dan Nur Yahya, S.Pd serta Almisbah, S.Pd yang telah memberikan masukkan dan semangat tiada hentinya memotivasi dalam pembuatan skripsi ini sampai selesai, Teman-teman Asrama Putri Bontang dan Warga HMB Cab. Makassar yang tidak bisa saya sebut satu persatu namanya yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dan menjadikan kehidupan Makassar rasa Bontang, Untuk teman-teman seperjuangan Sosiologi C dan Sosiologi Angkatan 16 yang telah berjuang bersama-sama dari awal masuknya hingga akhirnya perkuliahan, Untuk sahabat-sahabat posko ku geng
xi
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala usaha kita bernilai ibadah disisi Allah Subhanahu Wata’ala, Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, Januari 2021
xii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penilitian ... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Definisi Operasional ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Kajian Konsep ... 8
a. Pengertian Strategi Pemberdayaan Wanita ... 8
xiii
D. Penelitian Relevan ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Jenis dan Tipe Penelitian ... 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
C. Fokus Penelitian ... 22
D. Informan Penelitian ... 22
E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 23
F. Instrumen Penelitian... 24
G. Teknik Pengumpulan Data ... 24
H. Teknik Analisis Data ... 25
I. Keabsahan Data ... 26
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 28
A. Sejarah Lokasi Penelitian ... 28
B. Letak Geografis ... 29
C. Keadaan Penduduk ... 31
D. Keadaan Pendidikan ... 34
BAB V HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Hasil Penelitian ... 37
1. Strategi Pemberdayaan Wanita dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Nelayan ... 37
xiv
1. Strategi Pemberdayaan Wanita dalam Membantu Meningkatkan
Ekonomi Keluarga Nelayan ... 54
2. Kontribusi Kelompok Wanita Nelayan Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Nelayan ... 58
3. Cara Kerja Teori ... 60
4. Nilai Kebaharuan/Novelty ... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 62
A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 66 PEDOMAN WAWANCARA ... 75 RIWAYAT HIDUP ... 90
xv
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kel. Pattingalloang menurut Usia ... 32
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan ... 33
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Tempat Ibadah ... 34
Tabel 4.6 Persentase Pendidikan menurut Jenis Kelamin ... 35
Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pattingalloang ... 36
Pedoman Observasi ... 68
Pedoman Wawancara ... 68
Dokumentasi yang Diperlukan ... 72
Tabel Catatan Penelitian ... 73
xvi
Foto Observasi ... 85 Foto Wawancara... 88 Surat Selesai Meneliti ... 89
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah negara manapun. Masalah kemiskinan bukanlah hal baru bagi Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan dari berbagai pihak untuk mengatasi kemiskinan, mulai dari program-program pemerintah maupun non pemerintah seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai), maupun program pelatihan dan pemberdayaan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga. Dalam hal ini salah satu cara mengatasi kemiskinan dengan cara memberikan pelatihan pemberdayaan kepada masyarakat agar dapat membantu dirinya sendiri dengan memanfaatkan kemampuannya dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat (Hikmat, 2010).
Salah satu tujuan pemberdayaan adalah sebagai strategi dalam meningkatkan kemampuan kapasitas seseorang dalam meningkatkan kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan melalui berbagai potensi yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Parsons dalam bukunya Harry Hikmat yang berjudul Strategi Pemberdayaan Masyarakat, bahwa pemberdayaan merupakan proses dimana orang menjadi cukup kuat berpartisipasi dalam lembaga, masyarakat serta memiliki kontrol serta pengaruh terhadap kejadian dan lembaga yang mempengaruhi kehidupannya (Hikmat, 2010).
Seperti halnya dalam kehidupan keluarga, suami istri umumnya memegang peranan dalam pembinaan kesejahteraan bersama, secara fisik, materi maupun spiritual juga dalam meningkatkan kedudukan keluarga dalam masyarakat. Tugas dalam memperoleh penghasilan dibebankan kepada suami sebagai kepala keluarga, sedangkan peran istri dalam hal ini dianggap sebagai penambah penghasilan keluarga (Erma, 2016).
Namun wanita dalam era modern ini sudah menjalani fungsi yang signifikan di ruang publik. Mereka tidak lagi terkungkung dalam ruang domestik. Bahkan banyak diantaranya telah memerankan peran yang penting, seperti pemimpin negara, organisasi dan komunitas dan tulang punggung keluarga. Meskipun demikian wanita masih diposisikan sebagai makhluk kedua (the second sex). Wanita tetap dianggap tidak memiliki karakter laki-laki, yang pemberani dan kuat (Sopidi, 2003).
Wanita saat ini memiliki peran yang cukup beragam, mulai pendidik sampai karir. Tidak dapat dipungkiri, saat ini wanita banyak yang berperan sebagai laki-laki yang memberikan nafkah keluarga. Dunia kerja yang selama ini selalu dianggap milik laki-laki sebagai peran utama dalam mencari nafkah sudah dapat dilakukan dan diambil alih oleh wanita. Pendapatan pas-pasan yang dihasilkan oleh kepala keluarga (suami), mendorong para wanita untuk berperan aktif dalam membantu pendapatan ekonomi keluarga. Persoalan yang dihadapi wanita dari golongan berpenghasilan rendah pada khususnya, timbul karena ada kaitanya dengan status sebagai wanita, sehingga perlu mendapatkan perhatian
dalam rangka meningkatkan partisipasi wanita melalui proses pembangunan sosial ekonomi.
Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya bidang ekonomi. Angka wanita pekerja di Indonesia dan juga di negara lain masih akan terus meningkat, karena beberapa faktor seperti meningkatnya kesempatan belajar bagi wanita, keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya tempat penitipan anak dan kemajuan teknologi yang memungkinkan wanita dapat mengatur masalah keluarga dan masalah kerja sekaligus. Peningkatan partisipasi kerja tersebut bukan hanya mempengaruhi konstelasi pasar kerja, akan tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan wanita itu sendiri dan kesejahteraan keluarganya. Wanita yang bekerja akan menambah penghasilan keluarga, yang secara otomatis (Sajogyo, 1985).
Program yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan wanita masih dalam perkembangan dan terus akan dilakukan kegiatan dalam proses pelaksanaan pemberdayaan wanita. Persoalan yang dihadapi wanita perlu mendapatkan solusi, yaitu berupa pemberdayaan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang prinsip dan tujuan pemberdayaan, pemberdayaan bertujuan dalam rangka meningkatkan ekonomi rakyat agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta memperluas lapangan pekerjaan untuk pengentasan rakyat dari permasalahan kemiskinan. Pemberdayaan wanita memiliki bidang garapan yang luas. Salah satu bidang yang menarik untuk dibahas adalah pemberdayaan ekonomi bagi wanita.
Program-program yang yang ditujukan untuk para wanita khususnya dalam kelompok wanita miskin dengan memberikan suatu keterampilan yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi suatu usaha yang dapat membantu melepaskan diri dari lilitan kemiskinan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya. Dengan adanya pegangan untuk para wanita khususnya wanita miskin bisa membantu untuk tidak bergantung dengan pendapatan dari laki-laki (suami) yang mungkin tidak dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
Kegiatan keterampilan kelompok wanita bertujuan untuk wanita kota Makassar yang tidak hanya mengurus rumah dan anak yang sehingga hanya berpangku tangan menunggu nafkah dari suami. Seperti yang terjadi di pesisir Kota Makassar tepatnya di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, para wanita tersebut bergabung di Home Industry Kelompok Wanita Nelayan (KWN) Fatimah Az-Zahra yang didukung oleh PT Pertamina Persero, yang dimana masyarakat setempat khususnya kaum wanita diajarkan untuk dapat mengelola suatu industri yang dapat dijadikan suatu keahlian untuk memberikan mereka pendapatan dan pemasukan yang bisa meringankan kekurangan pendapatan suami, mereka dilatih untuk dapat mengolah hasil sumber daya yang dapat dijadikan sebuah peluang usaha bagi mereka (Hamdana, 2009).
Karena peran penting wanita cukup penting dalam pembangunan, maka dalam rangka membantu perekonomian keluarga , pemberdayaan wanita menjadi salah satu jalan bagi mereka untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui Kelompok Wanita Nelayan Fatimah Az-Zahra ini.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang upaya pemerintah dalam pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Melalui pemaparan latar belakang masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan, maka judul penelitian ini adalah
“Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui Home Industri untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga (Studi Fenomenologi Kelompok Wanita Nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan masalah penelitian ini, yaitu:
1. Apakah strategi pemberdayaan wanita dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar?
2. Bagaimanakah Kontribusi Kelompok Wanita Nelayan (KWN) terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai oleh dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
2. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi kelompok wanita nelayan terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan?
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
a. Dapat dijadikan sebagai bahan dari informan untuk membahas tentang strategi dalam pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
b. Sebagai pembanding antara teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan fakta yang didapatkan di lapangan.
c. Sebagai bahan informasi atau bahan referensi bagi para mahasiswa yang berminat untuk melakukan penelitian strategi dalam pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan acuan evaluasi pemerintah dalam mengupayakan peningkatan pemberdayaan wanita khususnya dalam bidang ekonomi keluarga.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna dari beberapa definisi operasional sebagai berikut :
Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui Home Industri untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga (Studi Fenomenologi Kelompok Wanita Nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar) yang dimaksud peneliti disini tentang bagaimana wanita dapat meningkatkan ekonomi keluarga mereka melalui pelatihan lembaga pemerintah maupun instansi terkait sehingga mereka mendapatkan keahlian yang dapat digunakan dalam berusaha sehingga dapat menghasilkan nafkah sendiri tanpa bergantung pada suami.
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Konsep
1. Pengertian Strategi Pemberdayaan Wanita
Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Sedangkan menurut Siagian P. Sondang Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan sadar yang dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasikan oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut (Siagian, 2004).
Menurut para ahli yang dikutip dalam bukunya Faisal Afif, yang isinya ada 10 pengertian strategi, yaitu:
a. Carl Von Clausewitz, Strategi merupakan pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan sebuah peperangan. Dan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
b. A.Halim, strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya.
c. Morrissey mengatakan bahwa strategi ialah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan supaya dapat tercapai segala misinya. d. Pearce dan Robinson, strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu
kapan, dimana dan bagaimana ia harus bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.
e. Rangkuti mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. f. Craig dan Grant, menurut mereka strategi yaitu penetapan tujuan dan sasaran
dalam jangka.
g. Siagaan, Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diterapkan seluruh jajaran dalam suatu organisasi demi pencapaian tujuan organisasi tersebut.
h. Kaplan dan Norton, strategi merupakan seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect yakni suatu hubungan yang bisa diekspresikan dengan hubungan antara if dan then.
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu keputusan atau tindakan dalam menjalankan suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang dapat memberikan peluang yang baik dalam suatu industri. Sehingga strategi dapat memberikan jalan untuk suatu tujuan yang yang ingin dicapai untuk memperoleh hal-hal yang dapat membantu menyelesaikan suatu masalah.
Pemberdayaan menurut Ambar T (2004:7) menjelaskan bahwa “Secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata dasar „daya‟ yang berarti kekuatan atau kemampuan”. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.
Pemberdayaan perempuan merupakan proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan dalam pembuatan keputusan dan transformasi (transformation action) agar perempuan mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sehingga, strategi pemberdayaan yang dimaksud disini adalah program home industri yang dibentuk dan diselenggarakan oleh pemerintah daerah atau instansi terkait guna membantu dalam pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga di kota makassar. Melibatkan beberapa unsur antara satu dengan yang lain yakni untuk mengetahui pemberdayaan wanita yang mampu menjadi sebuah perbaikan ekonomi keluarga.
Home industri tersebut akan membantu meningkatkan atau mendorong kemampuan tiap individu, agar lebih terampil dan kreatif dalam mengelola hasil pencarian mereka menjadi hal yang bernilai lebih tinggi. Agar lebih efektif dalam pelaksanaan ini individu akan diberikan pelatihan khusus agar dapat mengolah suatu bahan mentah menjadi produk yang menarik dan bernilai tinggi.
Pemberdayaan ini sangat diperlukan untuk wanita dalam kehidupan masing wanita yang sering mengalami keterbatasan, sehingga para wanita dapat membantu menambah ekonomi keluarga dan tidak hanya bergantung pada laki-laki namun juga dapat menghasilkan pendapatannya sendiri.
2. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan memiliki arti yaitu usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, dan spiritual. Selain itu kesejahteraan sosial dianalogikan
sebagai kesehatan jiwa yang dapat dilihat dari empat sudut pandang yaitu keadaan, ilmu, kegiatan, dan gerakan (Azwin, 2013).
Kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial (UU No 11 Tahun 2009 pasal 1 dan 2). Kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana masyarakat dapat mensejahterakan kehidupannya sendiri dengan cara hidup yang layak dan baik untuk dirinya sendiri.
3. Pengertian Ekonomi Keluarga
Ekonomi secara umum atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya.
Ekonomi keluarga adalah suatu kajian tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagian bagi kehidupannya (sekelompok komunitas dalam masyarakatnya).
Status sosial pada ekonomi keluarga ini pada setiap lingkungan masyarakat dengan sengaja atau tidak sengaja terbentuk dengan sendirinya dalam kontek ini Soekanto mengutip keterangan Aristoteles : “Bahwa di dalam tiap-tiap
negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengahnya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta kekayaan baik yang menyangkut kepemilikan, pengembangan maupun distribusi.
Manusia hidup dalam suatu kelompok yang membentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, kaitan, atau hubungan dari unsur- unsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan komplek sifatnya.Dengan demikian sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit yang kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar disuatu wilayah tertentu.
Ekonomi masyarakat adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi masyarakat. Dimana ekonomi masyarakat sendiri adalah sebagian kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan masyarakat kebanyakan yang dengan cara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan, yang selanjutnya disebut sebagai usaha kecil dan menengah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan, makanan dan sebagainya. Tujuan dari perekonomian adalah untuk mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, serta mencapai kemudahan dan kepuasan. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka akan tercipta kesejahteraan kelangsungan hidup yang produktif. (Deliarnov, 2009)
B. Tinjauan Teori
1. Teori Pemberdayaan (Talcott Parsons)
Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Jadi, dalam pemberdayaan ini perempuan akan dilatih dan diberikan keahlian agar dapat mengandalkan kemampuan yang didapat untuk mencari nafkah masing-masing.
2. Teori Ekologi (Kelangsungan Organisasi)
Organisasi merupakan sesuatu yang telah melekat dalam diri kita, karena kita adalah makhluk sosial. Kita hidup di dunia tidaklah sendirian, melainkan sebagai manifestasi makhluk sosial, kita hidup berkelompok, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut Lubis dan Huseini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, sama halnya dengan kelompok wanita nelayan Fatimah Az-Zahra yang berada di Kelurahan Pattingalloang merupakan organisasi yang bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para wanita agar mereka mendapatkan ilmu dan pengetahuan dalam mengelola hasil sumber daya yang ada.
3. Teori Ekonomi
Abraham Maslow menyatakan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan manusia dalam kehidupan melalui pengolahan seluruh sumber daya yang tersedia. Pengolahan yang dimaksud di sini
menggunakan berdasarkan teori dan prinsip hingga menempuh jalan yang efisien dan efektif.
Aristoteles menyatakan bahwa ekonomi merupakan suatu cabang ilmu yang bisa digunakan dengan dua jalan, yaitu dapat dipakai dan dapat ditukar. Kata lain, ekonomi mempunyai nilai tukar dan nilai guna. Jadi, ekonomi merupakan hal utama yang dibutuhkan dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
C. Kerangka Pikir
Pemberdayaan pada kaum wanita adalah usaha untuk meningkatkan atau mendorong kemampuan tiap individu. Pemberdayaan ini sangat diperlukan untuk wanita dalam kehidupan masing-masing wanita yang sering mengalami keterbatasan dalam melakukan hal-hal yang mampu meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga.
Wanita di Kelurahan Pattingalloang sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Dalam mengelola home industri untuk meningkatkan ekonomi keluarga pemerintah daerah atau instansi terkait mengajak para wanita membentuk kelompok wanita nelayan. Keterlibatan wanita anggota kelompok wanita nelayan berpengaruh terhadap faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan usaha kelompok wanita nelayan.
Peran wanita anggota dalam mengikuti berbagai kegiatan dapat merasakan adanya kesejahteraan keluarga, dimana anggota KWN telah memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, serta peningkatan ekonomi di dalam keluarga.
Kerangka Berpikir Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui Home Industri untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga (Studi Fenomenologi
Kelompok Wanita Nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar)
Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat dilihat pada skema dibawah:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui
Home Industri untuk Meningkatkan Kesejehteraan Ekonomi Keluarga
Peningkatan Kesejahteaan Ekonomi Keluarga
Konstribusi Kelompok Nelayan
Pengelolaan Home Industri Kelompok Wanita Nelayan.
D. Penelitian Relevan
Berbagai hasil penelitian terdahulu yang mengkaji tentang Pemberdayaan Wanita telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian yang relevan bertujuan untuk membandingkan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan serta memberi penguatan untuk peneliti.
1. Penelitian Setyowati, (2015) dengan judul “Strategi Pemberdayaan Wanita Melalui Kelompok Berkah Lestari di Dusun Karang Kulon Desa Wukirsari Imogiri Bantul”, yang berfokus pada peran aktif wanita dalam mengatasi kemiskinan. Subjek penelitian pada wanita pembatik yang berlokasi di Dusun Karang Kulon, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kecamatan Bantul. Penelitian Setyowati Data yang digunakan dalam penelitian Setyowati menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kunjungan lapangan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian tersebut wanita melakukan pekerjaan sebagai pembatik untuk menambah pendapatan keluarga yang dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Para wanita melakukan pekerjaan sebagai pembatik bertujuan mengaktifkan kembali kerajinan batik mereka yang sempat terhenti karena gempa yang terjadi pada tahun 2006. Kontribusi pendapatan pekerja wanita terhadap pendapatan suami cukup signifikan. Penelitian Setyowati dengan penelitian ini memiliki kesamaaan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
2. Penelitian Haryanto, (2008) dengan judul “Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek” yang berfokus pada peran aktif wanita dalam peningkatan pendapatan rumah tangga Miskin. Subjek penelitian pada wanita pemecah batu yang berlokasi di Pucanganak Kecamatan Tugu Trenggalek. Penelitian Haryanto menggunakan konsep analisis gender. Data yang digunakan dalam penelitian Haryanto menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode purposive random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terbimbing dan wawancara mendalam. Hasil penelitian tersebut wanita melakukan pekerjaan sebagai pemecah batu untuk menambah pendapatan keluarga yang dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi tanah daerah Kecamatan Tugu Trenggalek yang berbukit-bukit mengakibatkan areal pertanian terbatas selain itu tingkat keterampilan dan pendidikan rendah sehingga wanita terdorong untuk membantu menambah penghasilan suami dengan menjadi pemecah batu. Kontribusi pendapatan pekerja wanita terhadap pendapatan suami cukup signifikan. Pendapatan wanita pemecah batu digunakan untuk kebutuhan keluarga, antara lain untuk kebutuhan pokok dan kebutuhan yang sifatnya sosial. Para wanita pemecah batu rata-rata bekerja selama 5 sampai 8 jam. Namun demikian waktu yang dialokasikan tersebut relatif fleksibel.
3. Penelitian Fitrina, (2016) dengan judul “Pemberdayaan Wanita Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Melalui Industri Kecil Di Pedesaan
(Studi dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Serang Di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan)” yang membahas tentang pemberdayaan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui industri kecil di pedesaan. Subjek penelitian tersebut di Desa Pulorejo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang dimana wanita diberikan pelatihan dalam mengolah sumber daya sehingga dimana keahlian tersebut dapat digunakan dalam membuka usaha kelompok. Kelompok usaha bersama (KUB) Serang merupakan salah satu program dari pemerintah, yang dikoordinasi oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi. Tujuan penelitian: kegiatan pemberdayaan wanita dalam kelompok usaha bersama (KUB) Serang; faktor pendukung dan penghambat wanita dalam mengembangkan kelompok usaha bersama (KUB) Serang; peran anggota wanita kelompok usaha bersama (KUB) Serang dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, berlokasi di KUB Serang Desa Pulorejo. Informan utama dalam penelitian adalah wanita anggota KUB Serang sedangkan informan pendukung dalam penelitian kepala desa, tutor, keluarga anggota KUB Serang, ketua KUB Serang, Kepala bagian non agro KUB batik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan melalui teknik triangulasi data. Teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukan Kegiatan yang berlangsung di KUB Serang selangkah lebih maju dibandingkan KUB lain di Desa Pulorejo. KUB Serang tidak hanya memproduksi batik dalam bentuk lembaran saja, akan tetapi KUB Serang sudah berani membuat inovasi produk. Berdasarkan konsep partisipasi, partisipasi hanya sebagai cara program tersebut hanya pada tahap menuju pemberdayaan karena wanita hanya sebagai objek. Faktor-faktor pendukung wanita dalam mengembangkan (KUB) Serang adalah adanya motivasi wanita, dukungan keluarga serta dukungan pemerintah yang membuat wanita semakin antusias menjalankan usaha bersama.
4. Penelitian Ifatul, (2015) dengan judul “Pemberdayaan Perempuan Korban Perceraian di Indramayu melalui Produk Olahan Mangga” yang membahas tentang wanita korban perceraian yang membuat wanita harus bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari subjek wanita Indramayu memanfaat olahan mangga sebagai mata pencaharian. Indramayu memiliki potensi besar. Indramayu dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan kota mangga. Hal ini disebabkan di Indramayu terdapat bermacam– macam jenis mangga seperti, mangga harum manis, mangga cengkir (mangga indramayu),mangga bapang, mangga kweni, mangga gedong(mangga apel), mangga mana lagi, dan masih banyak lagi lainnya dengan berbagai karakteristik, tekstur dan rasa. Bermacam-macam jenis mangga tersebut dapat diolah menjadi produk makanan antara lain, dodol, manisan, keripik, dan sebagainya. Oleh karena itu, melihat fenomena yang banyak terjadi pemberdayaan dilakukan dengan sasaran
perempuan-perempuan korban perceraian atau janda. Hal tersebut dimaksudkan agar para janda dapat menciptakan produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual guna menopang kebutuhan hidup. Selain itu, pemberdayaan ini dilakukan guna memperkenalkan potensi produk olahan makanan yang terbuat dari buah khas Indramayu yaitu mangga.
21 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Metode kualitatif adalah sebuah metode penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar. Alasan memilih jenis penelitian deskriptif yaitu untuk penggambaran atau mendeskripsikan suatu fenomena sosial dengan variabel pengamatan secara langsung yang sudah ditentukan secara jelas dan spesifik terkait strategi pemberdayaan wanita melalui home industri yang dimana peneliti harus dapat menilai langsung bagaimana home industri menangani masalah pemberdayaan wanita di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif yaitu pendekatan fenomenologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu untuk mendalami dan menggambarkan berbagai fenomena terkait pelaksanaan pemberdayaan wanita melalui home industri untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Alasan peneliti mengambil objek tersebut adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Makassar merupakan salah satu Kota Metropolitan yang memiliki tingkat tinggi wanita yang tidak memiliki pekerjaan
dalam keluarganya yang miskin. Hal-hal tersebut ditindaklanjuti dengan adanya home industri yang dilakukan untuk membantu wanita dalam mencari penghasilan dan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan atau program-program pemerintah dalam pemberdayaan wanita dengan membentuk P3A (Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak) di Kota Makassar.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 bulan yang dimana peneliti harus melakukan beberapa proses seperti, pengurusan surat penelitian, kunjungan lapangan dan sebagainya.
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus dari penelitian ini adalah:
1. Strategi pemberdayaan wanita dalam meningkatkan ekonomi nelayan di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
2. Kontribusi keberadaan Kelompok Wanita Nelayan (KWN) terhadap kesejahteraan ekonomi keluarga nelayan.
D. Informan Penelitian
1. Informan utama yaitu peneliti itu sendiri yang dimana di peneliti turun ke lapangan untuk melihat kondisi secara langsung.
2. Informan Kunci yaitu 1 orang yang akan di wawancara sebagai pendiri Kelompok Wanita Nelayan yang mengetahui secara rinci mengenai semua kondisi tentang keadaan tempat tersebut.
3. Informan pendukung yaitu 4 orang wanita berkeluarga yang bekerja untuk membantu menambah pendapatan keluarga atau wanita yang mengikuti
pelatihan ditempat tersebut. Juga, peneliti ingin mengkaji lebih mendalam tentang pemberdayaan wanita berkeluarga yang bekerja.
Dalam pengambilan informan menggunakan Purposive Sampling yang pemilihan informan berdasarkan pertimbangan yang telah ditentukan seperti informan utama sebagai orang yang turun langsung dilapangan untuk mendapatkan informasi dari tatap muka, sedangkan informan kunci dari pendiri atau ketua yang dimana merupakan orang yang dapat memberikan informasi terkait kelompok wanita nelayan tersebut secara rinci dan jelas terkait kelompok wanita nelayan, serta informan pendukung didapatkan dari wanita pemberdayaan tersebut sebagai anggota atau pekerja di kelompok wanita nelayan tersebut yang dapat membantu menambah informasi (Ikhsan dan Pranata, 2018:4).
E. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Pada bagian ini sumber data yang akan digunakan terdiri dari dua bagian diantaranya adalah data primer dan data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang bersumber dari hasil observasi lapangan dan wawancara secara langsung dengan informan yang dimana teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling yang artinya pemilihan sampel atau informan secara gejala atau kriteria. Pemilihan sampel atau informan sesuai dengan keyakinan bahwa yang dipilih mengetahui masalah yang diteliti di daerah tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, yang berupa dokumen-dokumen, buku, teori-teori, jurnal, dan arsip.
F. Instrumen Penelitian
Peneliti menjelaskan alat pengumpulan data sesuai jenis penelitian yang dipilih, dengan merujuk pada metodologi penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian:
1. Pedoman wawancara: Lembar wawancara yang sudah dipersiapkan untuk dipertanyakan kepada narasumber.
2. Alat tulis menulis: buku, pulpen atau pensil sebagai alat untuk mencatat informasi yang didapat pada saat observasi dan wawancara.
3. Alat perekam atau Recording : Alat ini digunakan untuk merekam hasil wawancara yang tidak dapat dicatat sehingga dapat mempermudah peneliti untuk mengulas hasil wawancara dengan mendengarkan kembali hasil rekaman.
4. Kamera sebagai alat untuk mengambil gambar di lapangan yang bertujuan untuk pembuktian data secara visual pada tempat observasi dan wawancara. G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang sebenarnya agar terjadi kekeliruan dan kesalahan adalah :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diteliti dengan mengamati secara teliti terhadap suatu objek yang menggunakan seluruh indera (pengamatan langsung) yang terjadi di tempat observasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan informan yang berada di tempat untuk mendapatkan informasi secara langsung. Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terencana atau terstruktur, di mana pewawancara menyusun secara terperinci dan sistematis pedoman pertanyaan menurut pola kaidah tertentu dengan menggunakan format yang baku.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, dokumen gambar, dokumen elektronik, hasil penelitian, jurnal, makalah, artikel, serta koran yang menunjukkan keakuratan data seperti foto informan penelitian, peneliti juga akan mengumpulkan data-data yang data diambil secara lisan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan topik penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data secara kualitatif dimana peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data. Adapun tahap dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merajuk pada proses pemilihan, pemfokuskan, penyederhanaan, dan pentransformasian data mentahnya terjadi dalam catatan lapangan tertulis. Data-data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.
2. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dilakukan untuk menyajikan sekumpulan data atau informasi yang telah tersusun rapi sehingga lebih mudah ditangkap maknanya dan dapat disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Bentuk yang paling sering digunakan dalam penyajian data penelitian kualitatif yaitu teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Pada penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
I. Teknik Pengabsahan Data
Peneliti menggunakan beberapa metode yaitu seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi dari data sumber, waktu, teori, dan pakar tersebut akan di triangulasi atau pengecekan kebenaran dari data yang telah diteliti peneliti
apakah benar. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu.
a. Triangulasi Sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengacak data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Melalui data primer yaitu pendiri dan wanita yang mengikuti kegiatan pelatihan kelompok wanita nelayan sebanyak 4 orang dan data sekunder melalui data-data yang dikelola oleh pendiri sekaligus ketua kelompok wanita nelayan yang dapat memberikan data yang tercatat baik dalam bentuk laporan, file dan lain-lainnya. Dalam hal ini untuk menguji kredibilitas data tentang Strategi pemberdayaan wanita melalui home industri untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
b. Triangulasi Waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, dan waktu yang panjang akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel. Dalam hal ini untuk menguji kredibilitas data tentang Strategi pemberdayaan wanita melalui home industri untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
c. Triangulasi Teori, yaitu setelah peneliti mendapatkan informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan pendapat dari pakar atau ahli dalam bidang permasalahan yang diteliti.
28 BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah KWN Fatimah Az-Zahra
Pada tahun 2007 tepatnya tanggal 25 November merupakan awal berdiri dan disahkannya KWN Fatimah Az-Zahra yang dilatar belakangi karena mengingat kembali bahwa kondisi wanita nelayan sebagai penerima dampak langsung dari kemiskinan dan kemiskinan akan seiring datangnya dengan krisis moral SDM yang rendah dan disaat suami gagal melaut karena kondisi alam dan iklim yang mengganggu mata pencaharian satu-satunya mereka sehingga peran istri disini dapat bekerja untuk membantu menambah ekonomi keluarga mereka.
Sehingga inilah alasan yang membuat Ibu Dra. Nuraeni mendirikan kelompok wanita nelayan yang diberi nama Fatimah Az-Zahrah. Nama ini merupakan nama yang begitu indah penuh makna kedamaian wanita utama dalam islam yang dijanjikan oleh Allah sebagai penghuni syurga. Beliau adalah Puteri Rasulullah yang dapat diteladani karena memiliki kepribadian yang kuat, tulus, ikhlas, bersemangat juang tinggi, pantang menyerah, taat pada suami, sukses dalam membina keluarga dan umat. Inilah yang mendorong ibu Dra. Nuraeni selaku pendiri kelompok wanita nelayan yang ada di Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, menyamai kelompok mereka dengan nama kelompok wanita nelayan Fatimah Az-Zahra agar putri Rasulullah itu dapat dijadikan teladan dalam kehidupan mereka, yang dimana Kelompok Wanita Nelayan Fatimah Az-Zahra memiliki visi dan misi ialah
Visi :
Terwujudnya kehidupan masyarakat Pesisir yang mandiri dan sejahtera khususnya perempuan pesisir.
Misi :
1. Mengembangkan Potensi sumber daya manusia (SDM) secara swadaya terhadap penguatan pengembangan ekonomi, sosial budaya dan politik. 2. Mengembangkan potensi sumber daya alam (SDA) perempuan pesisir
berdasarkan kearifan lokal dalam prinsip lingkungan yang berkelanjutan. B. Keadaan Geografis
Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah terletak pada titik koordinat 119º25’20’E di pesisir barat daya yang memiliki batas wilayah Kecamatan Ujung Tanah adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Makassar b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Tallo
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bontoala dan Wajo d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Makassar
Letak geografis Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah merupakan daerah pesisir yang dimana daerah tersebut terletak dekat dengan lautan.
Kelurahan pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah berada di daerah pesisir, masyarakat setempat bekerja sebagai nelayan. Dengan luas wilayah Kecamatan Ujung Tanah 594 HA (5,94 Km2 ) terdiri dari daratan 440 HA dan kepulauan 154 HA yang memiliki 12 Kelurahan.
Tabel 4.1
Luas Daerah menurut Kelurahan di Kecamatan Ujung Tanah No.
Kelurahan
Luas (Km²)
Ketinggian dari Permukaan Laut (M) <500 500-700 >700 1. Pattingalloang 0.60 √ - - 2 Kodingareng 0.48 √ - - 3. Barrang Caddi 0.57 √ - - 4. Barrang Lompo 0.49 √ - - 5. Ujung Tanah 0.50 √ - - 6. Pattingalloang Baru 0.39 √ - - 7. Tamalabba 0.58 √ - - 8. Tabaringan 0.55 √ - - 9. Totaka 0.54 √ - - 10. Gusung 0.18 √ - - 11. Camba Berua 0.53 √ - - 12. Cambaya 0.53 √ - - Kecamatan 5.94 √ - -
Sumber: Kantor Kecamatan Ujung Tanah
Berdasarkan tabel diatas, terlihat masing-masing luas wilayah yang terbagi. Dari hasil pembagian Kelurahan Tamalabba memiliki daerah terluas, yakni
0,58km² sedangkan yang terkecil dimiliki oleh Kelurahan Gusung sebesar 0,18 km².
C. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal pada suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi. Penduduk Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2020 dengan jumlah kelurahan sebanyak 12 kelurahan. Pada daerah daratan terdapat 9 kelurahan, dan daerah kepulauan ada 3 kelurahan dengan terbagi 8 pulau-pulau kecil, jumlah RW 50 dan jumlah RT 200, jumlah rumah tangga 9.448 KK, jumlah penduduk 31.131 jiwa terdiri dari laki-laki 16.587 jiwa dan perempuan 16.528 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0.21 persen. Jumlah Penduduk di Kecamatan Ujung Tanah yang didominasi oleh kaum laki-laki dibandingkan kaum perempuan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kecamatan Ujung Tanah Menurut Jenis Kelamin September 2020
Laki-Laki Perempuan Jumlah
562 564 1126 1488 1488 2964 1632 1629 3262 1890 1946 3836 2231 2209 4440 1885 1935 3820
1583 1579 3197
2935 2899 5834
2381 2279 2652
16.587 16.528 31.131
Sumber: Kantor Kecamatan Ujung Tanah 2020
Tabel di atas memperlihatkan bahwa masyarakat Kecamatan Ujung Tanah lebih di dominasi oleh kaum laki-laki dari 31.131 warga masyarakat terdapat 16.587 orang berjenis kelamin laki-laki dan 16.528 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan khusus untuk kelurahan pattingalloang berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Kelurahan Pattingalloang Menurut Usia
RW
Jumlah Keluarga
Jumlah Jiwa Jumlah Anggota Keluarga
Lk Pr Balita (0-5 Tahun) Anak (6-9 Tahun) Remaja (10-24 Tahun) Dewasa (25-59 Tahun) Lansia (60 Tahun) 001 267 572 558 90 78 298 493 79 002 208 427 419 73 68 231 407 59 003 262 552 558 80 94 320 530 86 004 229 453 403 86 62 233 420 55 005 334 691 673 136 96 415 601 77 Jum 1.300 2.695 2.611 465 398 1.497 2.451 356
lah
Sumber: Kantor Kelurahan Pattingalloang 2020
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa penduduk Kelurahan Pattingalloang berdasarkan kelompok usia lebih didominasi oleh penduduk dewasa berusia 25-59 tahun, dengan total keseluruhan 1.300 jumlah keluarga.
Dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, penduduk masyarakat Kelurahan Pattingalloang, Kelurahan Ujung Tanah memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan buruh. Potensi ekonomi yang bisa dikembangkan adalah wisata bahari, industri kecil, dan pengolahan hasil laut karena merupakan wilayah pesisir dengan potensi lokal pelabuhan paotere dan TPI (tempat pelelangan ikan) yang sangat produktif.
Fasilitas pelayanan masyarakat juga merupakan suatu hal yang penting untuk diberikan agar masyarakat juga mendapatkan pelayanan yang terbaik. Untuk di Kelurahan Pattingalloang fasilitas sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit 1 Unit
2. Puskesmas 4 Unit
3. Pustu 6 Unit
5. Klinik Bersalin Swasta 1 Unit
6. Poskeskel 1 Unit
7. Posyandu 52 Unit
8. Apotek/Toko Obat 4 Unit
9. Dokter Praktek 1 Orang
Tabel 4.5
Sarana dan Prasarana Rumah Ibadah
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Masjid 39 Unit
2. Gereja 1 Unit
3. Mushallah 2 Unit
4. Panti Asuhan 2 Unit
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas pelayanan yang diberikan Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah cukup memadai untuk keperluan masyarakat, hal ini sangat berpengaruh terhadap perbaikan kehidupan masyarakat kedepannya.
D. Keadaan Pendidikan
Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah yang dimana tingkat pendidikan penduduknya rata-rata tidak menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Kecamatan Ujung Tanah, angka partisipasi Murni (APM) 2018 menunjukkan bahwa 96,70 persen dari 100 orang penduduk Kecamatan Ujung Tanah SD, 96-97 orang di antaranya bias memperoleh
pendidikan pada jenjang SD. Sedangkan 73,57 persen dari 100 orang penduduk Kecamatan Ujung Tanah usia SMP, sekitar 73-74 orang di antaranya sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan pada jenjang SMP. Dan 59,04 persen dari 100 orang penduduk Kecamatan Ujung Tanah usia SMA, hanya 59 orang diantaranya yang sudah mendapatkan pendidikan pada jenjang SMA.
Tabel 4.6
Persentase Pendidikan Menurut Jenis Kelamin
Persentase Penduduk Berumur 7–24 Tahun yang Masih Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan Status Pendidikan di Kecamatan Ujung Tanah, 2020
Golongan Umur STATUS PENDIDIKAN Tidak/Belum Pernah Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi TOTAL 7 – 12 TAHUN 0.79 99.21 0.00 100 ● LAKI-LAKI 0.79 99.21 0.00 100 ● PEREMPUAN 0.00 0.00 0.00 100 13 – 15 TAHUN 0.71 93.75 5.54 100 ● LAKI-LAKI 1.49 91.27 7.23 100 ● PEREMPUAN 0.00 96.01 3.90 100 16 – 18 TAHUN 1.20 72.70 26.10 100 ● LAKI-LAKI 2.51 68.48 29.03 100 ● PEREMPUAN 0.00 76.57 23.43 100 19 – 24 TAHUN 0.25 31.20 68.54 100 ● LAKI-LAKI 0.54 27.01 72.45 100 ● PEREMPUAN 0.00 34.89 65.11 100
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Kelurahan Pattingalloang
No Tingkat pendidikan Jumlah
1 Tidak tamat SD 772 2 Tamat SD 381 3 Tamat SMP 147 4 Tamat SMA 150 5 Sarjana 18 Jumlah 1468
Sumber: Kantor Kelurahan Pattingalloang 2020
Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pada Kelurahan Pattingalloang sangat tinggi yang tidak menyelesaikan pendidikannya di tingkat SD sebanyak 772 orang sedangkan yang lulus hingga sarjana memiliki tinggat yang paling rendah hanya sebanyak 18 orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Kelurahan Pattingalloang masih sangat rendah dan tidak terjamin. Masih sangat dibutuhkan perhatian yang tinggi bagi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
38 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Strategi Pemberdayaan Wanita dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Nelayan
Pemberdayaan wanita merupakan proses kesadaran dalam pembentukan kapasitas terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki.
Rendahnya pendidikan yang dimiliki karena kurangnya keterampilan, membuat wanita nelayan sulit untuk mengembangkan kegiatan. Tetapi dengan seringnya pemberian sosialisasi, pengarahan serta pelatihan baik dari ketua kelompok, penyuluh bahkan kunjungan dari beberapa dinas membuat kegiatan tersebut mudah dikembangkan. Untuk pengembang selanjutnya diharapkan dapat membuat sebuah usaha atau kegiatan yang nantinya dapat menjadikan perubahan baik dalam perekonomian dan kemajuan.
Strategi pemberdayaan salah satu hal yang sangat membantu dalam melakukan perubahan, utamanya dalam hal peningkatan ekonomi keluarga. Kelompok wanita nelayan di kelurahan pattingalloang selain mengurus rumah dan anak, kaum wanita juga mengelola suatu industri yang dapat dijadikan sebagai keahlian untuk memberikan mereka pendapatan tambahan selain pendapatan yang dihasilkan oleh suami. Kaum wanita di kelurahan pattingalloang dapat meningkatkan ekonomi keluarga melalui beberapa tahapan perencanaan yang
dilakukan dengan program pelatihan pada kelompok wanita nelayan untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat mereka kembangkan menjadi suatu nilai yang berguna untuk kehidupannya.
“Di sini para wanita dikumpulkan untuk dilatih dan diajarkan bagaimana cara mengelola sumber daya yang ada seperti cara mengolah bandeng tanpa tulang serta para wanita diberikan motivasi dan cara-cara bagi mereka yang ingin memulai usahanya”
(D.1 Observasi 12 Oktober 2020).
Dalam pemberdayaan wanita Fatimah Az-Zahra mereka akan diberikan pelatihan dan kegiatan dalam mengelola sumber daya dari seorang pelatih, mereka akan dikumpulkan di kantor atau rumah pengelola kelompok wanita nelayan untuk diberi pengetahuan tentang bagaimana cara untuk mengelola dan memulai usaha kecil.
Dari ilmu yang mereka dapatkan dapat mereka aplikasikan dalam sehari-hari serta dapat mereka gunakan dalam memulai usaha kecil, dengan ini dapat membantu mereka dalam menambah pemasukan keluarga. Dengan pelatihan ini tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan, tentu saja tidak dapat langsung memberikan kepuasan bagi kita namun dengan ini dapat memberikan peluang bagi dalam meningkatkan taraf hidup yang sejahtera.
“proses pelatihan yang saya lihat dilakukan tidak hanya 1 hari atau 2 hari namun 3 hari agar para wanita dapat secara maximal mempelajari ilmu yang diberikan, sehingga dengan ini mereka bisa lancar dalam mengelola bahan seperti ikan yang sudah diajarkan kepada mereka” (D.2 Hasil Observasi 13 Oktober 2020).
Dalam proses pelatihan membutuhkan beberapa hari bagi mereka untuk menerima ilmu yang diberikan, dengan ini kegiatan pelatihan akan menghasilkan wanita-wanita yang dapat mengelola hasil sumber daya secara maximal bukan hanya belajar mereka juga akan diberikan cara dan motivasi dalam memulai bisnis mereka. Dalam hal ini para wanita dapat mandiri dalam dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
Dari proses pelatihan ini juga wanita tidak hanya menjadi ibu rumah tangga yang menunggu pendapatan suami namun juga dapat melepaskan keluarga dari lilitan kemiskinan dan kurangnya kebutuhan dalam sehari-hari.
“Dari hasil yang saya lihat pelatihan pemberdayaan ini sangat berguna bagi para wanita yang masih kurang paham dalam mengelola sumber daya dan masih tidak paham untuk bisa memulai usaha, jadi disini mereka dapat menggali ilmu dan bertanya cara dan tips untuk bisa memulai”(D.3 Hasil Observasi 14 Oktober 2020).
Dengan pelatihan ini para wanita dapat meningkatkan mutu pengetahuan mereka dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dapat dikelola menjadi hasil yang produktif dan dapat membantu mereka dalam menambah pemasukan. Seorang wanita pada dasar tidak menetap di rumah menunggu penghasilan suami namun juga dapat bekerja menghasilkan pendapatannya sendiri.
Dalam hal ini ilmu tidak hanya didapatkan seorang laki-laki agar dapat bekerja namun ilmu juga bisa didapatkan oleh wanita agar dapat memanfaatkan ilmunya menjadi suatu hal yang berguna dan menghasilkan bagi keluarga.
Sebagai salah satu peserta pelatihan kelompok wanita nelayan yang membantu perekonomian keluarga, Ibu Y (43 tahun), mengatakan bahwa:
“Dengan ikutnya saya di pelatihan ini berarti sudah dapat sedikit ilmu, dengan mengikuti pelatihan ini otomatis saya bisa buka usaha kecil dulu ya. Karena modalnya kan agak besar kalau misal mau buka usaha yang lebih besar. Jadi kalau ada modal disini saya beli bahan mentah dulu toh, nanti saya praktekkan di rumah ilmu yang saya dapat hari ini nanti saya pasarkan di kalangan keluarga, saudara dan sepupu. Nanti kalau misalkan pasarannya sudah agak besar, artinya orang sudah mulai kenal mungkin baru bisa dikembangkan dan dibesarkan kalau sudah ada modal besar”(Hasil Wawancara 12 Oktober 2020).
Dari hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa dengan mengikuti pelatihan tersebut sudah dapat memberikan ilmu bagi wanita yang ingin memulai usaha mereka dari kecil dan mau mengambil rencana untuk masa depan mereka dengan berusaha mereka memulai dari kecil dan akan terus dikembangkan lebih besar lagi secara bertahap. Dengan modal yang kecil mereka dapat memulai membuka usaha kecil terlebih dahulu karena untuk memulai dengan usaha besar maka harus menggunakan cukup modal yang besar pula.
Dari proses ini mereka bisa membeli bahan mentah terlebih dahulu untuk mereka kelola menjadi suatu produk yang dapat dipasarkan, pemasaran terlebih dahulu diperkenalkan kepada orang-orang terdekat dahulu seperti keluarga, teman dan tetangga. Dengan cara pemasaran ini produk dapat dikenal dan dipasarkan lebih luas sehingga dengan modal yang terkumpul dapat menjadikan usaha menjadi besar dan berkembang.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu M (41 tahun), mengatakan bahwa: “Kalau saya ikuti pelatihan di kelompok wanita nelayan ini sudah membantu saya untuk bisa menambah pengetahuan memasak saya, jadi bisa mi juga saya buka usaha warung makan kecil-kecilan ji untuk tambah-tambah pemasukan sehari-hari”
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa wanita berperan penting dalam membantu menambah perekonomian dalam keluarga. Wanita dalam hal ini memulai dengan membuka usaha kecil-kecilan. Dengan modal usaha yang minim, wanita dari kelompok wanita nelayan tersebut dapat membeli bahan baku yang bisa diolah menjadi produk untuk dipasarkan.
Dengan usaha tersebut, Ibu Y dan Ibu M dapat memasarkan produk yang ia rintis. Proses pemasarannya melalui pengenalan produk kepada keluarga-keluarga terdekat terlebih dahulu. Sebagai kelanjutan usaha awal tersebut masih diperlukan perencanaan dan persiapan dengan modal besar yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan membesarkannya. Usaha yang dibangun oleh Ibu Yusni dan Ibu Marwah menjadi alternatif baru dalam menopang perekonomian keluarga melalui usaha ekonomi yang produktif, sehingga kesejahteraan keluarga dan kebutuhan ekonomi keluarganya pun tercapai.
Berkaitan dengan peningkatan perekonomian keluarga, sebagai seorang wanita yang juga mengikuti pelatihan di kelompok wanita nelayan, Ibu Hapsa (49 tahun) juga menyatakan bahwa kegiatan di kelompok wanita nelayan tersebut sangat membantu dalam menambah penghasilan keluarga selain dari penghasilan suaminya. Berikut kutipan hasil wawancara Ibu H (49 tahun):
“iya sangat membantu sekali, karena toh dengan adanya kelompok wanita nelayan ini kita dapat bekerja untuk membantu suami ta menambah penghasilan keluarga” (Hasil Wawancara 14 Oktober 2020).
Dengan ini secara fundamental bahwa seorang wanita dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka agar mendapatkan kehidupan yang layak.
Mereka akan mencari cara dan solusi agar semua dapat berjalan dengan baik salah satunya dengan mengikuti pelatihan pemberdayaan wanita untuk mendapatkan keahlian yang dapat dipergunakan di kemudian hari.
Tingginya tingkat biaya hidup mengharuskan mereka para wanita juga mampu menutupi kekurangan, tanpa membatasi diri seorang wanita juga dapat bekerja dan memberikan penghasilan untuk keluarganya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu M (41 tahun), mengatakan bahwa: “iye, membantu sangat membantu sekali ki. Karena dengan itu saya ada pekerjaan dan tambahan pemasukan keuangannya suami” (Hasil Wawancara 13 Oktober 2020)
Dari hasil wawancara di atas bersama informan, dapat diketahui bahwa sifat utama wanita yang telah terbiasa untuk berbagi peran, baik itu sebagai ibu rumah tangga, karyawan, maupun sebagai pelaku usaha, cukup memudahkan mereka untuk bisa tetap eksis di berbagai peran yang mereka tekuni.
Seorang wanita tidak memiliki kewajiban pokok untuk mencukupi seluruh biaya kebutuhan ekonomi keluarganya, akan tetapi mereka masih tertarik mencari bisnis sampingan di sela-sela waktu kosongnya agar bisa menyalurkan bakat yang mereka miliki dan lebih mandiri dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Dengan adanya kelompok wanita nelayan sangat membantu dalam hal perekonomian, sehingga memberikan masukan yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga yang tidak hanya bergantung pada penghasilan suami yang mungkin tidak cukup namun dapat ditambah dari penghasilan istri yang bekerja atau membuka usaha yang dapat meringankan beban suami dalam menafkahi