• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

144

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara dan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SDN Sumber IV Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut dapat dibuktikan dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dan nilai keterampilan berbicara siswa yang meningkat setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE). Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada pratindakan menunjukkan bahwa persentase ketuntasan minat 58,62%, keaktifan 24,14%, kerja sama 17,24%, dan kreativitas 34,48%. Hasil tersebut kemudian selalu mengalami peningkatan pada setiap siklus. Siklus I meningkat menjadi minat 65,51% atau 19 siswa, keaktifan 55,18% atau 16 siswa, kerja sama 51,72% atau 15 siswa, dan kreativitas 55,17% atau 16 siswa. Siklus II meningkat menjadi minat 79,31% atau 23 siswa, keaktifan 72,41% atau 21 siswa, kerja sama 75,86% atau 22 siswa, dan kreativitas 79,31% atau 23 siswa. Siklus III meningkat menjadi minat 89,66% atau 26 siswa, keaktifan 86,20% atau 25 siswa, kerja sama 89,65% atau 26 siswa, dan kreativitas 93,10% atau 27 siswa.

Hasil penilaian keterampilan berbicara siswa menunjukkan bahwa presentase ketuntasan pada pratindakan sebesar 20,69% atau 6 siswa yang mencapai KKM ≥ 80. Hasil tersebut kemudian mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil siklus I meningkat menjadi 44,83% atau 13 siswa, siklus II meningkat menjadi 68,97% atau 20 siswa, dan siklus III meningkat menjadi 93,10% atau 27 siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran nyata bahwa peningkatan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa dipengaruhi oleh beberapa

(2)

145 faktor. Faktor tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor yang berasal dari guru meliputi kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat dan inovatif untuk menyampaikan materi, keterampilan dalam mengelola kelas, kemampuan dalam mengadakan dan menggunakan media pembelajaran yang relevan, serta pemberian penguatan kepada siswa. Faktor yang berasal dari siswa yaitu aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian ini juga dapat dikemukakan implikasi teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara di sekolah dasar. Pembelajaran berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia berarti melatih siswa untuk berbicara dengan memperhatikan aspek-aspek keterampilan berbicara. Adapun aspek-aspek tersebut meliputi lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi. Oleh karena itu, dalam menyajiikan materi pelajaran guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat, sehingga mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara siswa.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat menjadi masukan kepada guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih inovatif. Pelaksanaan kegiatan pembelajran yang demikian dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa yang muncul seperti minat, keaktifan, kerja sama, dan kreativitas.

Selain itu, penerapan model model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) juga sangat cocok untuk mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran berbicara. Hal ini dikarenakan, model tersebut melatih siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang dimiliki. Oleh

(3)

karena itu, dengan latihan yang dilakukan secara berulang dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, mengingat keterampilan bersifat mekanis. Dengan demikian, semakin banyak melakukan latihan, maka semakin terampil. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan sejenis.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian ini, maka disampaikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Sekolah sebaiknya mengupayakan pelatihan bagi guru agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model-model pembelajaran inovatif, seperti model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) dalam rangka mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Guru sebaiknya mengupayakan tindak lanjut pada pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan keterampilan berbicara semua siswa.

b. Guru sebaiknya meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE), sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang bermakna dan komunikatif serta hasil belajar yang optimal.

3. Bagi Siswa

a. Ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) sebaiknya siswa lebih memanfaatkan kegiatan diskusi untuk bekerjasama dalam memahami materi dan melatih aspek-aspek keterampilan berbicara.

(4)

147 b. Siswa sebaiknya harus lebih aktif, berani, tidak terpaku pada teks, dan tidak perlu malu ketika menyampaikan ide atau pendapat yang dimiliki karena model ini melatih mental siswa untuk berbicara di muka umum dengan baik.

c. Siswa sebaiknya lebih melatih keterampilan berbicara dengan sungguh-sungguh karena keterampilan tersebut akan bermanfaat bagi kehidupan sosialnya yaitu sebagai penunjang dalam berkomunikasi secara lisan. 4. Bagi Peneliti Lain

a. Peneliti yang akan mengkaji permasalahan tentang keterampilan berbicara sebaiknya lebih cermat dalam menerapkan model maupun media pembelajaran yang relevan dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara optimal.

b. Peneliti sebaiknya mengupayakan pengakajian teori-teori yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) pada mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, Matematika, PKn, dan lain sebagainya guna melengkapi kekurangan yang ada, serta sebagai alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran inovatif.

(5)

148

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Al-Tabany, T, I, B. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Andayani. (2009). Bahasa Indonesia (Buku Ajar PSG). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, M, G., & Mukti. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Aydogan, H. (2014). The Four Basic Language Skills, Whole Language & Integrated Skill Approach in Mainstream University Classrooms in Turkey. Mediteranean Journal of Social Sciences, Vol 5, No. 9, pp 672-680.

Djiwandono, S. (2011). Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Malang: Indeks.

Efrizal, D. (2012). Improving Students’Speaking through Communicative Language Teaching Method at Mts Ja-alhaq, Sentot Ali Basa Islamic Boarding School of Bengkulu, Indonesia. International Journal of Humanities and Social Science. Vol 2, No. 20, pp 127-134.

Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pusaka Setia.

Hamiyah, N, & Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Hanafiah & Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Haryati. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(6)

149 Ichsan, B, & Nursanto, D. (2013). Keterampilan Belajar & Keterampilan

Teknologi Informasi. Surakarta: UNS Press. Isjoni. (2014). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Press. Iskandarwassid & Sunendar, D. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Jihad, A & Haris, A. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Khanifatul, (2013). Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kosasih, E. (2015). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: YRama Widya.

Kurniasih, I & Sani, B. (2015). Ragam Pengembagan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

Manurung, K. (2015). Improving the Speaking Skill Using Reading Contextual Internet-Based Instructional Materials in an EFL Class in Indonesia. Journal of Social and Behavioral 176 (Procedia 2015) 44-51.

Moleong, L, J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudini & Purba, S. (2009). Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa. (2014). Pengembangan Implementasi Kurikuum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Murni, S. & Widianingtyas, A. (2007). Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. 64-66 dan 102.

Musaba, Z. (2012). Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa.Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo.

Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nur’aini, U. & Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. 108.

(7)

Nurlaili, A. (2014). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script pada Siswa Kelas V SDN 03 Gemolong Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Orade, T. (2012). Developing Speaking Skill Using Three Communicative Activities (Discussion, Problem Solving, and Role Playing).International Journal of Social Science and Humanity.Vol 2, No. 6, pp 533-535.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013).

Diperoleh pada 7 Juni 2016 dari

http://www.google.com/search?q=Permenegdikbud+RI+no+64%2F65+tah un+2013+tentang+standar+isi+sekolah+dasar+dan+menengah+&gws_rd= ssl.

Poerwanti, J, I.S. (2013). Pedoman Asesmen Autentik Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press. Pratiwi, J, C. (2014). Penerapan Pendekatan Scientific dengan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas VA SD Negeri Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Tidak Dipublikasikan.Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Purwanto, E.A., & Sulistyastuti, D, R,. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Ratnawulan, E. & Rusdiana, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Rofi’udin & Zuhdi. (2002). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saebani, B, A. (2008). Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia. Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sandjaja & Heriyanto, M. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka. Sanjaya, W. (2013). Penelitian TIndakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group.

Santosa, dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

(8)

151

Sentosa, S, S. (2015). Peningkatan Pembelajaran IPA tentang Sumber Energi Panas dan Bunyi Siswa Kelas IV SDN 2 Waluyorejo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sims, R & Demediuk, P. (2002). Student Facilitators: Maximising the Outcomes from Tutorial Casework, Literature Analysis and Problem Solving. International Journal Department of Accountancy and Law Victoria University of Technology. 239-244.

Slamet, St, Y. (2008). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.

Slamet, St., Y., & Suwarto WA. (2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Subana, M., & Sunarti. (2011). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, E., Syatibi, & Sidqi, A, A. (2007). Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya. Bandung: PT. Sygma Exmedia Arkanleema.

Sugiyatno. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sukarno, Karsono, & Atmojo, I, R, W. (2015). Buku Pedoman Pengalaman

Lapangan (PPL) Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNS. Surakarta: UP2KTFKIP-UNS.

Sukmadinata, N, S, & Syaodih, E. (2012). Kurikulum & Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N, S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(9)

Suprijono, A. (2014). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwandi, S. (2009). Model Asessmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: UNS Press.

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Roesdakarya. Tarigan, H, G. (2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2005). Surakarta: CV Kharisma.

Warsidi, E. & Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5 untuk Kelas V SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm. 78-79.

Referensi

Dokumen terkait

Jurus Golok Lima sebagai sebuah atraksi pertunjukan sebelum melakukan jurus Pencak Silat inti seperti tepak dua, tepak tilu, dan padungdung, yang unik dalam jurus golok

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa secara simultan terdapat pengaruh dari Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Return On Asset pada sektor Telekomunikasi

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka di dapat rumusan masalah yaitu, “Bagaimana menerapkan aplikasi data mining penjualan motor

Teradu I s.d Teradu IV mengatakan bahwa tidak melakukan pembukaan kotak suara dan melakukan penghitungan surat suara ulang di Kantor KPU Kabupaten Manokwari karena berdasarkan

ƒ Perancangan struktur gedung ini akan menyelesaikan permasalahan- permasalahan sebagai berikut : Bagaimana analisa perhitungan untuk struktur bangunan Gedung Dinas

Dalam perbandingan antara pasien yang menderita Np dengan asma dan yang tanpa disertai asma (kelompok 3 dan 4), pasien yang mengalami berbagai gejala akibat adanya

Hasil uji perbandingan briket campuran arang tongkol jagung dengan bahan perekat kanji maka diperoleh hasil kadar abu dengan jumlah tertinggi yaitu 85,83%